• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelatihan Dasar-Dasar Fotografi Sebagai Media Untuk Meningkatkan Pemahaman Kesenirupaan Siswa-Siswi SMA/SMU Negeri 96 Jakarta Ruby Chrissandy 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pelatihan Dasar-Dasar Fotografi Sebagai Media Untuk Meningkatkan Pemahaman Kesenirupaan Siswa-Siswi SMA/SMU Negeri 96 Jakarta Ruby Chrissandy 1"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Pelatihan Dasar-Dasar Fotografi Sebagai Media Untuk Meningkatkan

Pemahaman Kesenirupaan Siswa-Siswi SMA/SMU Negeri 96 Jakarta

Ruby Chrissandy1

ABSTRACT: Community Services activities have in practice than as service activities as well as promotional activities of the Faculty of Art and Design, University of Tarumanagara Jakarta. To that end, the material activities that will be given is what is taught at the university that is equipped with a studio. In this activity given is the activity of the basic techniques of photography held in Studio Photography for implementation praktikanya. The method used is by introducing a camera and how to operate it. In using the camera we know what is called the: focus (focus), Rana, Shutter Speed, Diaphragm (f), Lighting (lighting), Lenses, Composition (Composition), Film, ISO, Filter, and others. In photography, setting the composition is an important factor for an image to be rated the quality of how to prepare the existing picture elements. Which put the main object, how to make the main object stand out, who becomes the center of attention, how to set the tone, color, shape, and so on. Another basic skills is lighting. Although photography need light, but not just any light that can make up the image. There is plenty of light regulation, which underlie the making photographs. Be it on the direction of light, and the quality of light. No lighting of the front, side, or from behind the object. There is also a soft light, to photograph women and children, and the light is hard to photograph him. So expect from this brief activity, students can learn more about photography techniques that can further attract their interest to learn more about the art of photography.

Keywords: photography, focus, lens, aperture, and composition.

Abstrak: Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini dalam pelaksanaannya selain sebagai

kegiatan pengabdian sekaligus sebagai kegiatan promosi Fakultas Seni Rupa dan Desain, Universitas Tarumanagara Jakarta. Untuk itu, materi kegiatan yang akan diberikan adalah materi yang diajarkan dikampus yang dilengkapi dengan fasilitas studio. Dalam kegiatan ini yang diberikan adalah kegiatan teknik dasar fotografi yang dilaksanakan di Studio Fotografi untuk pelaksanaan praktikanya. Metode yang digunakan adalah dengan memperkenalkan alat kamera dan cara mengoperasikannya. Dalam menggunakan kamera kita mengenal apa yang disebut dengan: Fokus (focus), Rana, Shutter Speed, Diafragma (f), Pencahayaan (lighting), Lensa, Komposisi (Composition), Film, ISO, Filter, dan lain-lain. Dalam teknik fotografi, pengaturan komposisi menjadi faktor penting karena sebuah gambar akan dinilai kualitasnya dari cara penyusunan elemen gambar yang ada. Dimana meletakkan obyek utama, bagaimana menjadikan obyek utama menonjol, siapa yang menjadi pusat perhatian, bagaimana mengatur irama, warna, bidang, dan sebagainya. Ketrampilan dasar yang lain adalah tata cahaya. Meskipun fotografi membutuhkan cahaya, namun bukan sembarang cahaya yang dapat membentuk foto. Ada banyak pengaturan cahaya, yang mendasari pembuatan foto. Baik itu mengenai arah cahaya, maupun kualitas cahayanya. Ada lighting dari depan, samping, maupun dari belakang obyek. Ada juga cahaya yang soft, untuk memotret wanita dan anak-anak, dan cahaya yang hard untuk memotret pria. Sehingga diharapkan dari kegiatan singkat ini, siswa dapat lebih mengenal teknik fotografi yang selanjutnya dapat menarik minat mereka untuk lebih mendalami seni fotografi.

Kata Kunci: fotografi, focus, lensa, diafragma, dan komposisi.

Pendahuluan

Berawal dari kesadaran bahwa selama ini sesungguhnya pembangunan pendidikan mengenai kesenirupaan kita masih menghadapi berbagai kendala yang dapat mempengaruhi penurunan kualitas tingkat kreatifitas siswa ditingkat sekolah lanjutan atas. Situasi ini dikhawatirkan dapat menurunkan kualitas sumber daya manusia dari siswa dalam negeri. Adapun salah satu upaya untuk membangun kualitas

1

(2)

sumber daya manusia ialah dengan meningkatkan kualitas media pengajaran di sekolah, diantaranya adalah dengan mengajarkan mereka dalam membuat karya kreatif dengan pendekatan pendidikan seni rupa.

Tim Fakultas Seni Rupa dan Desain bekerjasama dengan LPKMV UNTAR mengadakan pengabdian masyarakat dengan fokus pada peningkatan pemahaman murid dan guru mengenai kesenirupaan pada SMAN 96. Salah satu pelatihan yang diberikan adalah pelatihan fotografi. Tujuannya adalah meningkatkan kualitas pembelajaran seni, budaya dan keterampilan. Dengan pelatihan ini peserta dapat menambah pengetahuan memotret portrait, memiliki kemampuan mengoperasikan peralatan fotografi, dan menghasilkan karya seni berupa foto portrait di studio foto.

Fotografi Portrait

Apa yang dimaksud dengan fotografi? Untuk menjawab pertanyaan tersebut perlu melihat sejarah fotografi. Dimulai dari penemuan prinsip kamera atau kamar gelap yang digunakan sebagai alat bantu lukis, penemuan lensa, sampai penemuan bahan baku peka cahaya. Definisi fotografi mengacu pada kata yang berasal dari Yunani yaitu

photos dan graphos yang diartikan menjadi melukis dengan cahaya (Peres, Osterman, Omer, Stuart and Lopez, 2012: 5). Fotografi disini dilihat sebagai aktivitas seni yang memanfaatkan cahaya.

Pada tahun 1829 Louis Jacques Mandá Daguerre bekerjasama dengan Joseph Nicephore Niépce untuk mendapatkan bahan baku peka cahaya yang menghasilkan gambar lebih indah, penuh detail. Tidak lama kemudian Niépce meninggal dan Daguerre meneruskan percobaan dan menghasilkan foto yang lebih bagus dari pengembangan gambar laten di lempengan silver iodide yang diberi mercury fumes dan distabilkan dengan sodium chloride, dengan proses tersebut eksposur menjadi hitungan menit atau lebih cepat. Penemuannya dinamakan Daguerreotype.

Proses Daguerreotype pada tahap awal lebih banyak digunakan untuk pemotretan still life dan pemandangan alam karena eksposurnya sekitar 20 menit. Hal ini karena dukungan lensa dan optiknya belum memadai, juga kombinasi silver iodine dan mercury fumes belum cukup sensitive dengan cahaya. Berikutnya Daguerreotype disempurnakan sehingga eksposurnya lebih cepat. Hal ini membuat Daguerreotype diminati oleh orang untuk membuat karya foto portrait dan popular sekitar tahun 1850.

Sekarang fotografi portrait berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi. Tetapi teori dasar pencahayaan untuk membuat foto portrait masih digunakan sampai saat ini. Menurut Bill H, ada lima dasar setting pencahayaan untuk foto portrait, Paramount, Loop, Rembrant, Split dan Profile/Rim light. Semua setting dibedakan berdasarkan key light atau cahaya utama yang jatuh pada objek.

Metode pelatihan

Ada banyak cara untuk belajar sesuatu, bisa dengan persepsi, hubungan, kondisi, aktivitas motorik, situasi, dan pemecahan masalah. Kalau melihat Bloom Taxonomy ada tiga domain dari belajar, konitif, afektif dan psikomotorik. Metode Bloom dipecah lagi untuk memberikan gambaran cara belajar. Untuk model pembelajaran berbasis aktivitas, pembelajaran tingkat pertama adalah kognitif mencakup pembelajaran mental atau di dalam area pengetahuan. Termasuk membangun data, pemahaman data, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi. Pembelajaran tingkat kedua adalah afektif atau di dalam area emosi yang melatih persepsi dan nilai-nilai. Pembelajaran tingkat terakhir adalah

(3)

psikomotorik yang didalamnya terdapat kesadaran, kesiapan, reaksi dan belajar respon yang sederhana sampai komplek (Rand, Glen., Stevens, Jane Alden., Horner, Garin, 2006: 14).

Belajar fotografi bisa mencakup semua domain yang ada dalam bloom. Pada tahap awal peserta diberikan aspek kognitif agar menambah wawasannya dalam hal fotografi, kemudian pada aspek afektif peserta bisa memiliki rasa atau nilai untuk menentukan mana foto yang baik atau tidak dari segi teknis sampai estetik dan terakhir pada domain psikomotorik, peserta dapat mencoba membuat karya foto yang sudah dipelajarinya di tahapan sebelumnya.

Hasil dan Pembahasan

Pelatihan ini diadakan pada hari Sabtu, 24 Oktober 2015 dimulai dengan registrasi pada jam 08.00 WIB. Acara dibuka pada jam 09.15 dengan sambutan dari ketua panitia, dekan FSRD dan kepala sekolah kemudian pelatihan fotografi dimulai jam 10.00 WIB di studio fotografi FSRD UNTAR. Peserta yang mengikuti pelatihan ini berjumlah 17 siswa dan 10 guru.

Di sesi pertama pelatihan diberikan pembekalan wawasan tentang cara menggunakan kamera DSLR (digital single lens reflect), mengetahui fitur-fitur yang ada di kamera dan eksposur atau proses terjadinya perekaman gambar pada sensor. Hal ini dimaksudkan agar peserta paham cara kerja kamera dan mengatur perekaman gambar dengan mengatur rana (shutter speed) atau tirai yang menutup sensor dan diafragma atau lubang penerus cahaya. Berikutnya mempelajari peralatan studio foto seperti lampu kilat dan perlengkapan aksesorisnya. Materi terakhir adalah cara mengatur komposisi untuk foto portrait. Pada sesi kedua peserta mempraktekan pemotretan foto portrait di dalam studio foto.

Materi pertama dijelaskan bagaimana proses perekaman gambar atau istilahnya eksposur dengan mengatur rana dan diafragma agar foto tampil dengan baik, tidak kelebihan atau kekurangan cahaya. Kombinasi penggunaan rana dan diafragma dapat memberikan tampilan foto yang berbeda, pada foto portrait penggunaan diafragma dengan lubang bukaan besar membuat ruang ketajaman gambarnya menjadi sempit, sebaliknya jika bukaanya kecil maka ketajaman gambarnya menjadi optimal. Untuk pemotretan pada studio foto yang menggunakan alat bantu cahaya yang harus diperhatikan penggunaan rana yang harus sesuai dengan kemampuan kecepatan sinkron di kamera agar eksposurnya sempurna, jika kecepatannya di atas kecepatan sinkron maka tampilan foto ada yang hitam dikarenakan proses eksposur belum sempurna dan tirai rana menutup lebih cepat.

Materi kedua mempelajari peralatan lampu studio beserta aksesorisnya. Peserta diajarkan cara mengoperasikan lampu, mengatur tata letak lampu dan melihat perbedaan penggunaak aksesoris lampu seperti softbox dan standard reflector. Pada tata letak lampu mempunyai kategori yang menampilkan jatuhnya cahaya, ada Rembrant, Paramount/Butterfly, Loop, Split dan Profile/Rim. Masing-masing memberikan efek jatuhnya cahaya dan bayangan yang berbeda. Selain itu penggunaan aksesoris lampu memberikan kualitas cahaya yang berbeda. Softbox memberikan cahaya yang lembut karena cahaya disaring oleh kain sedangkan standard reflector memberikan cahaya yang keras karena cahaya tidak disaring, membuat kontras yang cukup tinggi di objek.

Materi ketiga mempelajari bagaimana komposisi yang baik untuk pengambilan foto portrait. Diberikan tips komposisi untuk pengambilan foto orang seperti close

(4)

up/head shot, medium shot, three quarter length, dan full shot. Membuat komposisi foto portrait sama dengan memperhatikan seberapa banyak subjek foto masuk dalam bingkai foto.

Pada sesi kedua peserta diminta mempraktikan materi yang sudah diberikan. Para peserta menggunakan kamera DSLR dan lampu studio dalam membuat karya. Mereka sangat antusias dalam membuat karya foto karena bisa menyalurkan kreatifitas mereka dalam berkarya, apalagi melibatkan teman-teman mereka sebagai subjek foto.

Simpulan

Para siswa dan guru SMAN 96 memperoleh wawasan fotografi tentang penggunaan peralatan fotografi, cara menata cahaya dan mengatur pose. Dengan mengetahui teorinya para peserta mendapatkan landasan untuk membuat karya foto portrait. Peserta dapat mengatur pencahayaan dan model yang difoto sesuai dengan konsep yang ada dipikirannya. Belajar memiliki kecermatan mata dalam membuat komposisi dan detail foto portrait

Daftar Pustaka

Digital SLR Photography. 2013. The Essential Guide To Portraits and Digital SLR Photography, Dennis Publishing Ltd, UK.

From The Experts At Digital SLR Photography. 2009. The Essential Guide To Portraits, Dennis Publishing, UK.

Hurter, Bill. 2006. The Best Of Photographic Lighting. Amherst Media, Inc, NY. Peres, Michael R. 2007. Focal Encyclopedia of Photography; Digital Imaging,

Theory and Applications, History, and Science 4ed. Focal Press, UK. Peres, Michael R., Osterman, Mark., Omer, Grant B.R., Stuart, Nancy M.,Lopez,

J. Tomas. 2012. The Concise Focal Encyclopedia of Photography From the First Photo on Paper to the Digital Revolution. Focal Press, UK Rand, Glen., Stevens, Jane Alden., Horner, Garin. 2015. Teaching Photography

Tools For The Imaging Educator Second Edition, Focal Press, MA. Smith, Brian. 2013. Screts Of Great Portrait Photography Photographs Of The

Famous And Infamous, New Riders, US.

Berikut foto kegiatan pelatihan dan hasil foto dari siswa dan guru SMAN 96 Jakarta:

(5)

Gambar 1. Suasana Pelatihan foto oleh Julius Andi Nugroho.

Gambar 2.

Foto grup siswa dan guru SMAN 96 foto oleh Julius Andi Nugroho.

(6)

Gambar 3.

Foto grup siswa dan guru SMAN 96 foto oleh Ruby Chrissandy

Gambar 4. Foto portrait temanku

(7)

Gambar 5.

Foto portrait Pak Tampubolon foto oleh Keitleen

Gambar 6. Eksplorasi foto oleh Keitleen

Gambar

Foto grup siswa dan guru SMAN 96  foto oleh Ruby Chrissandy
Foto portrait Pak Tampubolon  foto oleh Keitleen

Referensi

Dokumen terkait

Data proksi geokimia karang dan data SPL (salinitas) tersebut kemudian dilakukan analisa statistik standar untuk data berturutan (timeseries), simulasi montecarlo

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2014 tentang Statuta Universitas Airlangga Pasal 59 disebutkan Program Pascasarjana berubah nama menjadi Sekolah Pascasarjana

The principles of teaching reading in English lesson of senior high school students according to KTSP are important in this study since the writer designs reading materials for

Dari hasil ini kesamaan penelitian yang dilakukan oleh Catur Sugiarto (2006), Eko Nurdin Kurnianto dan Budi Astuti (2013) yang menyatakan ada pengaruh Persepsi

Aktualisasi peranan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dalam pembentukan akhlaq siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Boyolangu Tulungagung dengan jalan: 1)

Penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian Fauziyatur Rohma (2013) yang menyatakan terdapat perbedaan profitabilitas yang dilihat dari sisi ROA dengan

terhadap dokumen penawaran yang saudara upload untuk paket lelang Pembangunan. Pagar Puskesmas Polara(DAK) dengan kode lelang Nomor: 376658 maka

Karakter yang memiliki nilai heritabilitas arti luas yang tinggi adalah umur berbunga, diameter pangkal buah, diameter tengah buah, diameter ujung buah, bobot per buah, dan bobot