• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Bakteri Enteropatogenik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Uji Bakteri Enteropatogenik"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

UJI BAKTERI ENTEROPATOGENIK

UJI BAKTERI ENTEROPATOGENIK

DINDA RINANDA (2031611003)

DINDA RINANDA (2031611003)

JURUSAN BIOLOGI

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN PERIKANAN DAN BIOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN PERIKANAN DAN BIOLOGI

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

Latar Belakang Latar Belakang

Makanan olahan pangan selain memiliki gizi yang baik dan memiliki bentuk yang menarik Makanan olahan pangan selain memiliki gizi yang baik dan memiliki bentuk yang menarik menarik juga harus bebas dari bahan-bahan berbahaya yang dapat berupa cemaran kimia, mikroba dan menarik juga harus bebas dari bahan-bahan berbahaya yang dapat berupa cemaran kimia, mikroba dan  bahan

 bahan lainnya. lainnya. Mikroba Mikroba dapat dapat mencemari mencemari pangan pangan melalui melalui air, air, debu, debu, udara, udara, tanah, tanah, alat-alat alat-alat pengolahpengolah (selama proses produksi atau penyiapan) juga sekresi dari usus manu

(selama proses produksi atau penyiapan) juga sekresi dari usus manu sia atau hewan.sia atau hewan.

Untuk mengetahui bahwa pangan sudah tercemar, dapat dilihat secara fisik dari tekstur Untuk mengetahui bahwa pangan sudah tercemar, dapat dilihat secara fisik dari tekstur makanan tersebut. Namun banyak makanan terutama yang sudah melewati suatu proses pengolahan, makanan tersebut. Namun banyak makanan terutama yang sudah melewati suatu proses pengolahan, tetap mempunyai tekstur yang masih baik tetapi mengandung suatu cemaran seperti bakteri tetap mempunyai tekstur yang masih baik tetapi mengandung suatu cemaran seperti bakteri enteropatogenik, yang disebabkan oleh penanganan yang tidak memadai.

enteropatogenik, yang disebabkan oleh penanganan yang tidak memadai.

Umumnya bakteri enteropatogenik terdapat dalam jumlah kecil dalam makanan tetapi dapat Umumnya bakteri enteropatogenik terdapat dalam jumlah kecil dalam makanan tetapi dapat menimbulkan gejala sakit dan infeksi bila dikonsumsi sehingga perlu dilakukan pencegahan dan menimbulkan gejala sakit dan infeksi bila dikonsumsi sehingga perlu dilakukan pencegahan dan  penanganan.

 penanganan. Uji Uji bakteri bakteri enteropatogenik enteropatogenik dapat dapat dibedakan dibedakan atas atas dua dua macam macam yaitu yaitu secara secara uji uji kuantitatifkuantitatif dan uji kualitatif

dan uji kualitatif

Tujuan Tujuan

Mengetahui adanya bakteri enteropatogenik yang mencemari makan serta mengetahui jenis Mengetahui adanya bakteri enteropatogenik yang mencemari makan serta mengetahui jenis  bakteri enteropatogenik yang terdapat pada makanan.

(2)

BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat

Praktikum mengenai uji bakteri enteropatogenik dilakukan pada hari Senin di Laboratorium Biologi Mikrobiologi Fakultas Pertanian Perikanan dan Biologi Universitas Bangka Belitung.

Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum uji bakteri enteropatogenik adalah erlenmeyer,  penangas air, petri dish dan tabung reaksi. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah media

Salmonella Shigella Agar ( SSA ), media Sulfur Indole Motility ( SIM ), media TSIA dan Sampel makan

Cara Kerja

1. Menimbang sampel makanan sebanyak 0,1 gram kemudian melakukan pengenceran sampai 10-1. 2. Memasukkan sampel makanan yang telah dilakukan pengenceran ke dalam media SSA dengan

menggunakan metode tuang, setelah itu diinkubasi selama 24 jam.

3. Sebanyak 1 ose kultur media SSA diinokulasi pada media TSIA dalam bentuk agar miring dan SIM dalam bentuk agar tegak, selanjutnya di inkubasi selama 24 jam.

4. Diamati terbentuknya warna merah, kuning atau hitam pada media TSIA, dan terbentuknya warna ungu dan hitam pada media SIM.

(3)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 1. Hasil pengamatan bakteri enteropatoegnik pada media TSIA

No Sampel Perubahan warna

1 Gorengan 1 B/A, Hitam

2 Gorengan II B/A

3 Bakwan I B/A, Hitam

4 Bakwan II B/A

5 Donat I B/A, Hitam

6 Donat II B, Hitam

7 Roti 1 B/A, Hitam

8 Roti II B, Hitam

Keterangan :

A: Warna kuning menunjukkan reaksi asam B: Warna merah menunjukkan reaksi basa

B/A: Warna merah pada permukaan dan kuning pada bagian bawah A/A: Warna kuning pada atas dan bawah permukaan

Tabel 2. Hasil Pengamatan bakteri enteropaotgenik pada media SIM

No Sampel Perubahan warna

1 Gorengan 1 Bakteri berada di tengah, dan berwarna Hitam 2 Gorengan II Bakteri pada permukaan, tidak berwarna

3 Bakwan I Bakteri pada permukaan, dan berwarna Hitam 4 Bakwan II Bakteri pada permukaan, tidak berwarna 5 Donat I Bakteri pada permukaan ,dan berwarna Hitam 6 Donat II Bakteri pada permukaan ,dan berwarna Hitam

(4)

7 Roti 1 Bakteri pada permukaan ,dan berwarna Hitam 8 Roti II Bakteri pada permukaan ,dan berwarna Hitam

Pembahasan

Berdasarkan hasil yang didapat, dapat diketahui bahwa pada uji bakteri enteropatogenik dengan menggunakan sampel yaitu gorengan, bakwan, donat dan roti. Mula-mula sampel dilakukan  pengenceran, menurut Hartini (2011), pengenceceran digunakan untuk menginaktifkan pengawet yang

ada di dalam sediaan sampel, karena dikhawatirkan akan mempengaruhi pengujian, sehingga data yang didapat tidak akurat. MenurutFardiaz (1992), pengenceran dilakukan untuk mengurangi jumlah  populasi dari mikroorganisme, karena tanpa dilakukannya pengenceran maka akan menyulitkan dalam  penghitungan jumlah mikroorganisme.

Berdasarkan table 1. Yang diperoleh, dari keempat sampel yang digunakan dengan media TSIA yang merupakan uji lanjut dari SSA masing

 – 

 masing sampel yaitu gorengan, bakwan, donat dan roti. Hasil perubahan pada sampel donat dan roti menunjukkan perubahan warna merah merupakan reaksi  basa yang menandakan tidak terdapatnya bakteri E.coli sedangkan pada sampel gorengan dan bakwan terjadi perubahan warna merah pada permukaan dan kuning pada bagian bawah, namun pada sampel donat dan roti ada juga terjadi perubahan warna merah pada permukaan dan kuning pada bagian  bawahnya. Hasil positif dari uji TSIA di tandai dengan adanya perubahan warna media menjadi kuning, terbentuknya gas, dan terbentuknya H2S. Pada masing-masing keempat sampel tersebut terdapat

 perubahan warna hitam yang menunjukkan pembentukan H2S artinya uji TSIA hasilnya positif bakteri

tersebut mampu memecah asam amino yang mengandung sulfur.

Pengujian bakteri entropatogenik menggunakan media SIM menunjukkan adanya perubahan warna menjadi hitam pada sampel donat dan roti yang menunjukan adanya bakteri Staphylococcus aureus dan terjadi pembentukan H2S. Menurut Fardiaz ( 1993 ) Staphylococcus aureus  merupakan

 bakteri berbentuk bulat (coccus), yang bila diamati di bawah mikroskop tampak berpasangan, membentuk rantai pendek, atau membentuk kelompok yang tampak seperti tandan buah anggur. Organisme ini Gram-positif. Beberapa strain dapat menghasilkan racun protein yang sangat tahan  panas, yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia. Menurut Indriani ( 2008 ) Staphylococcus

aureus keberadaannya dalam makanan bisa bersumber dari kulit, mulut atau rongga hidung pengolah  pangan. Bila ditemukan dalam jumlah tinggi merupakan indikator dari kondisi sanitasi yang tidak memadai. Menurut Cappuccino & Sherman ( 1992) Terjadinya pembentukan H2S dengan ditandainya

(5)

sulfur. Hasil positif pada uji indol akan terbentuk warna merah dengan penambahan reagen kovach atau erlich yang mengandung p-dimethylamino-benzaldehide yang menghasilkan senyawa para amino  benzaldehid yang tidak larut dalam air dan membentuk warna merah pada permukaan medium. Pada masing-masing keempat sampel tersebut tidak terjadi perubahan warna merah yang artinya uji ini hasilnya negative.

Menurut Indriani ( 2008) ada banyak faktor yang mempengaruhi jumlah serta jenis mikroba yang terdapat dalam makanan, diantaranya adalah sifat makanan itu sendiri (pH, kelembaban, nilai gizi), keadaan lingkungan dari mana makanan tersebut diperoleh, serta kondisi pengolahan atau  penyimpanan. Jumlah mikroba yang terlalu tinggi dapat mengubah karakter organoleptik,

(6)

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulakan bahwa Bakteri enteropatogenik yaitu bakteri yang dapat menimbulkan penyakit yang terdapat pada makanan dan  berbahaya apabila di konsumsi oleh manusia. Salah satu bakteri enteropatogenik yang diketahui dalam  praktikum ini yaitu Staphylococcus aureus. Uji yang dilakukan dalam penentuan bakteri enteropatogenik yiatu uji dengan media TSIA(Triple Sugar Iron Agar )  dan uji dengan media SIM (Sulfur Indole Moility). Dengan media TSIA terdapat perubahan warna merah pada sampel donat dan roti menunjukkan reaksi basa kemudian perubahan warna hitam pada sampel gorengan, bakwan, donat dan roti yang menunjukkan pembentukan H2S artinya uji TSIA hasilnya positif bakteri tersebut mampu

memecah asam amino yang mengandung sulfur. Kemudian dengan media SIM pada masing-masing keempat sampel tersebut tidak terjadi perubahan warna merah yang artinya uji ini hasilnya negative.

(7)

DAFTAR PUSTAKA

Fardiaz S. 1993. Analisis Mikrobiologi Pangan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

IndrianiS.2008.PengujianMikrobiologi.www.iptek.net.id/ind/pustaka_pangan/index.php/2008 /Pengujian-Mikrobiologi-Pangan.html

Fardiaz, S. 1992. MikrobiologiPangan 1. Jakarta: GramediaPustakaUtama.

Gambar

Tabel 2. Hasil Pengamatan bakteri enteropaotgenik pada media SIM

Referensi

Dokumen terkait

Kajian ini penting dan perlu dijalankan bagi melihat kesan terhadap prestasi pencapaian dan pengetahuan geografi serta motivasi pelajar, jika pendekatan

Mengacu pada hasil penelitian ini variabel persepsi kemanfaatan perlu dilakukan peningkatan lagi dengan cara membuat sistem rekening bersama yang lebih praktis dan

Pierwsze badania ewaluacyjne przeprowadzono w Stanach Zjednoczonych w latach dwudziestych XX w., a teoria ewaluacji zaprezentowana została po raz pierwszy w 1949 r. przez

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Pajak Penjualan atas

Dengan kata lain, penerapan media software Geogebra yang diintegrasikan dengan kegiatan diskusi kelompok dapat membantu siswa memahami topik lingkaran, sehingga hasil belajar

Adanya nilai kemiripan yang rendah pada galur-galur tersebut menunjukkan bahwa terdapat keragaman karakter yang membedakan antar tanaman dalam galur yang sama Tresniawati dan

Dalam topik ini kami akan memberikan pengetahuan dasar dan aspek-aspek yang sangat penting yang harus dipelajari oleh calon bisnis entrepreneur untuk menghindari

Penyimpangan yang terjadi antara anggaran biaya operasional dengan realisasi pengeluarannya berdampak pada perolehan laba perusahaan, dimana perolehan laba perusahaan lebih kecil Rp