• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Dan Desain Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dengan judul pengaruh model pembelajaran Two Stay Two stray (TSTS) terhadap prestasi belajar siswa sekolah dasar ini bersifat melakukan perbaikan pembelajaran. Oleh karena itu, jenis penelitian yang dipandang tepat adalah penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono (2015: 107) “metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.”

Penelitian yang digunakan adalah metode Quasi Eksperimental Design. yang mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan kelompok eksperimen. Menurut Sugiyono (2018: 120) “Quasi Eksperimental Design, digunakan karena pada kenyataannya sulit mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk penelitian.”

Dalam jenis Quasi Eksperimental Design untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari suatu perlakuan (treatment) dan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan kelas eksperimen dan kelas kontrol namun pemilihan subjek atau kelompok tidak dengan teknik random tetapi peneliti meneliti sekolah yang terdapat dua kelas sehingga kelompok atau siswa yang dilakukan untuk penelitian

(2)

sesuai dengan kelas masing-masing hanya saja melakukan secara acak dua kelas berbeda untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dan juga untuk mengetahui pengaruh perlakuan pada kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) dan pada kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional untuk mengetahui prestasi belajar.

2. Desain Penelitian

Jenis penelitian dengan metode Quasi Eksperimental Design dengan menggunakan Desain eksperimen Non Equivalent Control Group Design. Desain Non Equivalent Control Group Design merupakan desain antara subjek dimana siswa belum secara acak ditugaskan untuk kondisi yang ditentukan, maksudnya dalam desain menggunakan Non Equivalent Control Group Design belum ditentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol tetapi mengetahui jumlah subjek terlebih dahulu kelas ditentukan dengan cara sampling total.

sebelum dimulai perlakuan melakukan pretest untuk mengukur kondisi awal selanjutnya pada kelompok eksperimen diberi perlakuan dengan model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS), dan pada kelas kontrol tidak diberikan perlakuan dengan pembelajaran konvensional sesudah selesai perlakuan kedua kelas diberi tes lagi sebagai posttest dengan memberikan tes kemampuan penyelesaian soal dalam bentuk pilihan ganda yang dilakukan pada siswa untuk mengetahui prestasi belajar siswa. Desain penelitian ini dapat digambarkan seperti berikut.

(3)

Gambar 4. Desain Penelitian B. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan subjek yang dipilih oleh peneliti, Sugiyono (2015: 117) menyatakan bahwa “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya.” Jadi populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu

40 siswa kelas IV SDN 2 Sukamulya. Kecamatan Cihaurbeuti

Kelas Dipilih Secara Sampling total

Kelas Eksperimen 20 siswa kelas IVA SDN 2 Sukamulya Kecamatan Cihaurbeuti Pretest Kelas Kontrol 20 siswa kelas IV B SDN 2 Sukamulya Kecamatan Cihaurbeuti Posttest

(4)

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SDN 2 Sukamulya Kecamatan Cihaurbeuti yang berjumlah 40 siswa. Jumlah siswa dari masing-masing kelas IV A berjumlah 20 siswa dan IV B berjumlah 20 siswa.

2. Sampel

Tehnik pengambilan sampel meggunakan tehnik sampling total. Menurut Sugiyono (2018: 140) “sampling total adalah teknik pengambilan sampel dimana seluruh anggota populasi dijadikan sampel.” Kemudian untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol melakukan random kelas, kelas A dan kelas B dipilih secara acak dengan cara dikocok arisan antara kelas A dan kelas B kelas yang keluar pertama dari kocokan maka dijadikan kelas eksperimen dan selanjutnya dijadikan kelas kontrol. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 40 siswa kelas IV SDN 2 Sukamulya Kecamatan Cihaurbeuti, diperoleh dua kelas yang dijadikan penelitian berdasarkan pemilihan kelas secara random.

C. Tempat Dan Waktu Penelitan 1. Tempat Penelitian

Tempat untuk dilaksanakannya penelitian ini adalah di SDN 2 Sukamulya Kecamatan Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis. Dilaksanakan ditempat tersebut melalui wawancara tidak tersetruktur dengan guru kelas IV SDN 2 Sukamulya yaitu Sri Kayanti, S. Pd. Sekolah belum pernah menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) dan pada

(5)

pembelajaran IPA jarang melakukan percobaan dengan alat peraga, karena keterbatasan alat peraga dan pada materi sifat-sifat cahaya ini siswa jarang dilibatkan sehingga prestasi belajar menurun.

2. Waktu Penelitan

Pada tanggal 30 maret 2019 melakukan wawancara tidak terstruktur kepada guru kelas IV SDN 2 Sukamulya yaitu Sri Kayanti, S. Pd. mengenai jadwal penelitian. Sebelum penelitian pengambilan sampel terlebih dahulu ketika akan memberikan tes dengan pembagian kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Di SDN 2 Sukamulya terdapat kelas IV A dan kelas IV B Pembagian kelas tersebut menggunakan sampling total untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan cara diacak seperti arisan.

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 8 sampai 16 April 2019, pada tanggal 8 April 2019 pertemuan pertama dengan melakukan pretest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, kemudian minggu pertama pada kelas eksperimen setiap siswa dibagi menjadi beberapa kelompok setelah dibentuk kedalam kelompok maka guru memberikan arahan belajar dengan menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS). untuk melakukan proses pembelajaran setiap kelompok terdiri dari 4 siswa berjumlah 5 kelompok. kemudian memberikan sebuah LKS yang berisi arahan dan setiap kelompok mendiskusikan beberapa alat peraga yang dibutuhkan yang akan dipelajari materi tentang sifat-sifat cahaya pada mata pelajaran IPA.

(6)

Pada pertemuan awal proses pembelajaran tanggal 9 April 2019 pada kelas eksperimen siswa diberi perlakuandengan menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) pembelajaran 1 diberikan materi sifat-sifat cahaya yaitu cahaya merambat lurus dengan melakukan percobaan setiap siswa yang sudah dikelompokan dengan alat peraga yang sudah ditentukan untuk percobaan cahaya merambat lurus, dan kelas kontrol pada pembelajaran ke dua hanya diberikan pembelajaran konvenional yaitu metode ceramah, tanya jawab dan penugasan. jadi guru hanya memberikan materi dengan cara ceramah tanpa melibatkan siswa sama seperti kelas eksperimen membahas materi sifat cahaya merambat lurus.

Pada pertemuan kedua tanggal 10 April 2019 pada kelas eksperimen siswa diberikan perlakuan lagi dengan menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) materi yang disampaikan yaitu cahaya menembus benda bening dengan melakukan percobaan dengan menggunakan alat peraga yang berbeda setiap kelompoknya. Dan selanjutnya mengajar ke kelas kontrol pada pembelajaran kedua, pada kelas kontrol hanya menggunakan metode ceramah Jadi guru hanya memberikan materi tanpa melibatkan siswa sama seperti kelas eksperimen membahas materi sifat cahaya menembus benda bening.

Selanjutnya pada pertemuan ketiga tanggal 15 April 2019 pada kelas eksperimen siswa diberikan perlakuanlagi dengan menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) materi yang disampaikan yaitu cahaya dapat dipantulkan dengan alat peraga yang sudah ditentukan, dan

(7)

pada pembelajaran kedua diteruskan pada kelas kontrol dengan memberikan materi yang sama juga yaitu sifat cahaya dipantulkan siswa hanya mendengarkan saja tanpa aktif dalam proses pembelajaran.

Dan yang terakhir pada pertemuan ke empat tanggal 16 April 2019 pada kelas eksperimen dengan memberikan perlakuan menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) materi yang disampaikan yaitu cahaya dapat dibiaskan dengan alat peraga yang sudah ditentukan melalui percobaan. Pada kelas kontrol juga diberikan materi cahaya dapat dibiaskan tetapi hanya mendengarkan saja tanpa melibatkan siswa. Pada pertemuan terakhir tanggal 16 April 2019 setelah itu melakukan posttest antara kelas kontrol dan kelas eksperimen untuk melihat nilai akhir dari tes tersebut dan dilanjutkan pengumpulan data dan pengolahan data yang terakhir menyusun skripsi. Berikut ini tabel waktu penelitian yang telah ditentukan yang telah ditentukan.

(8)

Tabel 1.

Waktu Pelaksanaan Penelitian

No Kegiatan Penelitian Maret 2019 April 2019 Mei 2019 Juni 2019 Juli 2019 Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Pengambila n sampel 2 Pretest 3 Penerapan treatment (pembelaja ran 1) 4 Penerapan treatment (pembelaja ran 2) 5 Penerapan treatment (pembelaja ran 3) 6 Penerapan treatment (pembelaja ran 4) 7 Posttest 8 Pengumpul an data dan pengolahan data 9 Penyusuna n skripsi

(9)

D. Variabel Penelitian

Variabel merupakan sebuah karakteristik yang terdapat pada individu atau benda yang menunjukan adanya perbedaan. Menurut Sugiyono (2018: 57) “Variabel dibedakan menjadi dua macam yaitu variabel independen (variabel bebas) adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahanya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel dependen (varibel terikat) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.” jadi dalam penelitian ini, peneliti ini menggunakan dua variabel yaitu:

Gambar 5. Variabel Bebas Dan

Variabel Terikat. E. Teknik Dan Instrumen Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data a. Tes

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik tes. Tes digunakan untuk memperoleh data mengenai peningkatan prestasi belajar melalui instrumen berupa soal-soal tes pilihan ganda yang terdiri 20 soal, tes yang digunakan untuk melihat prestasi belajar siswa bertujuan untuk mendapatkan informasi pengetahuan awal siswa disebut pretest dan posttest dilakukan di akhir Variabel Bebas (X)

Model Two Stay Two Stray (TSTS)

Variabel Terikat (Y)

(10)

pembelajaran atau setelah siswa melakukan kegiatan pembelajaran pada kelas eskperimen menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) dan pada kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional. jadi tes bertujuan untuk mendapatkan informasi sejauh mana pengetahuan akhir siswa.

b. Wawancara Tidak Terstruktur

Wawancara tidak terstruktur dilaksanakan pada tanggal 28 oktober 2018 dilaksanakan kepada guru kelas IV SDN 2 Sukamulya yaitu Sri Kayanti S. Pd. guru kelas IV A dan Heni Muhrini S. Pd. guru kelas IV B sebelum penelitian, melakukan wawancara tidak terstruktur untuk mengetahui masalah dan kondisi siswa kelas IV A dan IV B. Wawancara Tidak Terstruktur ini lebih menanyakan masalah proses pembelajaran, suasana siswa dikelas pada saat pembelajaran dan hal-hal yang dibutuhkan yang lainya ditanyakan secara bebas. Hasil Wawancara terdapat pada lampiran 2.

c. Dokumentasi

Dokumentasi untuk mengumpulkan data-data atau pengumpulan informasi melalui dokumen-dokumen sebagai bukti tambahan dalam pengumpulan data sebuah penelitian. Dokumen tersebut ketika proses belajar mengajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dan data nilai kelas IV A dan IV B untuk mengetahui nilai mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya sebelum melakukan penelitian dan dokomen tentang wawancara tidak terstruktur yang dilakukan oleh guru dengan

(11)

peneliti serta profil sekolah. Nilai yang dilampirkan tedapat pada lampiran 1, dokumen wawancara terdapat pada lampiran 2 dan profil sekolah tedapat pada lampiran 1.

2. Instrumen Pengumpulan Data

Alat ukur dalam penelitian dinamakan instrumen penelitian. Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena yang akan diamati. Penelitian ini digunakan untuk melihat seberapa besar model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar materi sifat-sifat cahaya kelas IV SDN 2 Sukamulya.

Instrumen penelitian ini menggunakan instrumen berbentuk tes. Tes diberikan dalam bentuk pilihan ganda berjumlah 20 soal yang terdiri dari 4 alternatif pilihan jawaban yaitu A, B, C, D. Tes disusun berdasarkan kurikulum 2013 sudah mencakup KI dan KD dan menyesuaikan indikator dengan materi sifat-sifat cahaya pada mata pelajaran IPA terdapat pada buku siswa tema 5 pahlawanku, subtema 1, perjuangan para pahlawan pembelajaran ke 1. Skor yang diberikan pada pilihan ganda, pada 1 soal bobot soalnya mendapat skor 5 untuk setiap jawaban yang benar dan bernilai 0 untuk setiap jawaban yang salah dan jumlah skor maksimal 100. Desain kisi-kisi instrumen dapat dilihat pada tabel berikut ini.

(12)

Tabel 2.

Desain Kisi-Kisi Soal IPA Kompetensi Dasar (KD) Indikator Bentuk Tes No. Soal 3.7. Menerapkan sifat-sifat cahaya dan keterkaitanya dengan indera. 1. Mengidentifikasi sifat cahaya merambat lurus. Pilihan Ganda 1, 5, 10, 14. 2. Mengidentifikasi cahaya dapat dipantulkan. 11. 3. Mengidentifikasi cahaya menembus benda bening. 9, 16, 17. 4. Mengidentifikasi cahaya dapat dibiaskan. 7, 13. 4.7. Menyajikan laporan hasil percobaan tentang sifat-sifat cahaya. 1. Melaporkan hasil pengamatan tentang peristiwa yang menunjukan sifat cahaya merambat lurus 4, 15, 19, 20. 2. Melaporkan hasil pengamatan tentang 12.

(13)

Kompetensi Dasar (KD) Indikator Bentuk Tes No. Soal peristiwa yang menunjukan sifat cahaya dapat dipantulkan. Pilihan Ganda 3. Melaporkan hasil pengamatan tentang peristiwa yang menunjukan sifat cahaya menembus benda bening. 2, 3, 6. 4. Melaporkan hasil pengamatan tentang peristiwa yang menunjukan sifat cahaya dapat dibiaskan 8, 18.

Instrumen penilaian dibawah ini merupakan penilaian instrument pengumpulan data di atas yaitu:

(14)

Tabel 3. Instrumen Penilaian (Sumber: Dokumentasi Peneliti)

No Pernyataan Skor

1. Nomor Soal 1-20

2. Bobot Soal 5

3. Jika siswa menjawab benar.

5

4. Jika siswa menjawab salah.

0

5. Jumlah skor maksimal. 100

Keterangan: Jika benar semua mendapatkan skor 100, jika salah mendapatkan skor 0.

Penentuan Nilai= N = Skor perolehan x 100 Skor Maksimal

F. Validitas dan Reliabilitas

Sebelum butir soal digunakan untuk mengukur kemampuan prestasi belajar kognitif siswa, harus menguji soal tersebut terlebih dahulu agar menjadi valid.Sugiyono (2015: 173) menyatakan bahwa “Validitas itu perlu dilakukan guna mendapatkan hasil penelitian yang valid.” Valid berarti instrumen yang dipakai dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.”

Dalam data tersebut harus ada kesamaan dengan data yang terkumpul dan objek yang diteliti, Menurut Sugiyono (2015: 172) menyatakan bahwa “hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang

(15)

terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti.” Apabila data tersebut berbeda maka hasil penelitian tidak akan valid.

Uji validitas yang akan dilakukan oleh peneliti menggunakan validitas konstrak (Construct Validity). Teknik yang digunakan untuk validitas kontrak adalah teknik korelasi Product Moment. Rumus yang digunakan untuk mengukur validitas instrumen korelasi Product Moment, yaitu : 1. Validitas Instrumen

Langkah pelaksanaan sebelum butir pertanyaan dilakukan untuk penelitian harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan ahli atau dengan guru yang bersangkutan. Sebelum melakukan validitas menentukan soal yang dipakai, soal tersebut disesuaikan dengan indikator kemampuan yang diukur siswa dan kesesuaian dengan standar kompetensi dasar materi yang diteliti. Kemudian melakukan uji validitas dilakukan kepada Mohammad Fahmi Nugraha, M. Pd. sebagai expert judgment yaitu dosen ahli mata pelajaran IPA dengan melakukan perbaikan selama tiga kali dan bisa layak digunakan untuk penelitian penilaian yang digunakan dengan lembar validasi instrumen tes prestasi belajar oleh ahli, sehingga sudah layak soal tersebut untuk penelitian dengan skor yang diperoleh 4,00. Kemudian validasi kepada guru kelas IV A yaitu Heni Muhriani, S. Pd. dan kelas IV B yaitu Sri Kayanti, S. Pd. dengan melakukan beberapa perbaikan sehingga soal tersebut layak dan bisa dilakukan penelitian skor yang diperoleh sudah mencapai 4,00.

(16)

Setelah itu pengujian validitas kepada siswa berjumlah 60 siswa, siswa tersebut dari SDN 2 Sukamulya dan SDN 2 Cihaurbeuti pada kelas V yang sudah mempelajari materi sifat-sifat cahaya. Uji validitas data-data soal terkumpul kemudian di ujicoba dengan menggunakan rumus Product Moment denga cara 1 persatu soal di uji terlebih dengan menggunakan spss for windows 23 dengan mengurutkan data soal per item soal setiap siswa yang benar menjawab soal memiliki 1 skor dan yang salah 0 skor. Sesudah itu melakukan pengolahan data dengan spss for windows23 untuk menentukan soal tersebut valid atau tidak kemudian apabila valid maka soal tersebut bisa dijadikan soal penelitian dan apabila tidak valid maka soal tersebut bisa diganti atau perbaikan kalimat. Rumus yang digunakan dalam uji validitas soal yang akan digunakan yakni:

rxy=

𝑁 ∑ 𝑥𝑦−(∑ 𝑥)(∑ 𝑦)

√{(𝑁(∑ 𝑥2)−(∑ 𝑥)2)(𝑁(∑ 𝑦2)−(∑ 𝑦)2 Keterangan :

rxy= koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y N = banyaknya peserta tes

X = nilai hasil uji coba Y = nilai rata-rata harian

(17)

Interpretasi terhadap nilai koefisien korelasi rxy digunakan kriteria Nugraha (Ruseffendi, 1994: 144) sebagai berikut:

0,80<rxy ≤ 1,00 : Sangat tinggi 0,60<rxy ≤ 0,80 : Tinggi 0,40<rxy ≤ 0,60 : Cukup

0,20<rxy ≤ 0,40 : Sangat rendah rxy ≤ 0,20 : Sangat rendah

Setelah melakukan expert judgment oleh dosen ahli yaitu Moh. Fahmi Nugraha, M.Pd. sebagai dosen mata kuliah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). melakukan beberapa perbaikan dimulai dari indikator dan soal yang di ujicobakan, dari hasil validitas dosen ahli dinyatakan 20 soal sudah layak dipakai untuk penelitian karena sudah memenuhi kriteria yang sudah layak ditentukan.

Dan soal tersebut divalidasi juga oleh guru kelas IV SDN 2 Sukamulya hasil soal tersebut sudah bisa di ujicobakan kepada siswa di kelas IV A dan IV B, selain itu uji validasi dilakukan oleh siswa kelas V SDN 2 Sukamulya dan kelas V SDN 2 Cihaurbeuti semuanya berjumlah 60 siswa untuk menentukan valid tidaknya suatu soal. Untuk mengetahui hasil perhitungan validitas dengan menggunakan SPSS for windows 23 dengan instrumen dinyatakan valid jika rhitung > rtabel maka dinyatakan 18 dari 20 soal yang valid, dan no soal 4 dan soal 17 yang tidak valid, kedua soal tersebut ada yang tidak valid karena dalam pengecekan SPSS for windows 23 jumlah total rhitung kurang dari rtabel seharusnya harus lebih dari rtabel maka dinyatakan tidak valid tetapi dalam validitas soal tidak ada yang dibuang

(18)

karena untuk penyempurnaan soal tersebut dengan memperbaiki kalimat pada soal yang tidak valid.

Kedua soal no 4 dan no 17 yang tidak valid melakukan perbaikan kalimat pada soal tersebut di ujikan lagi ke 6 siswa agar soal tersebut bisa digunakan semuanya, sesudah di uji cobakan lagi soal yang tidak valid soal tersebut bisa digunakan dan valid. Sebelumnya dilakukan perbaikan kalimat pada soal tersebut, pada soal no 4 melakukan perbaikan gambarnya diganti untuk menjawab pertanyaanya tersebut dan setiap siswa tidak pernah melakukan percobaan dengan menggunakan alat tersebut sebelum penelitian maka setiap siswa tidak tahu gambar yang tertera pada soal no 4. Sedangkan soal no 17 melakukan perbaikan soal pada kalimatnya saja, sesudah mengganti kalimat soal tersebut setiap siswa rata-rata sudah paham dengan soal dan jawabanya. Dan layak digunakan dalam penelitian dari 20 item soal (pilihan ganda) dapat diperoleh hasil akhir dari uji validitas menggunakan SPSS for 23, Untuk perhitungan validitas (dapat dilihat pada lampiran 3) dan dapat ditabel kan sebagai berikut:

Tabel 4. Hasil Uji Validitas No Soal R Tabel R Hitung Keteran gan Taraf sig 0, 05 1. 0, 254 0, 272 Valid 2. 0, 254 0, 385 Valid 3. 0, 254 0, 302 Valid 4. 0, 254 0, 422 Valid 5. 0, 254 0, 329 Valid 6. 0, 254 0, 356 Valid 7. 0, 254 0, 383 Valid 8. 0, 254 0, 464 Valid 9. 0, 254 0, 437 Valid 10. 0, 254 0, 347 Valid

(19)

No

Soal R Tabel R Hitung

Keteran gan 11. 0, 254 0, 350 Valid 12. 0, 254 0, 353 Valid 13. 0, 254 0, 322 Valid 14. 0, 254 0, 382 Valid 15. 0, 254 0, 470 Valid 16. 0, 254 0, 352 Valid 17. 0, 254 0, 279 Valid 18. 0, 254 0, 486 Valid 19. 0, 254 0, 343 Valid 20. 0, 254 0, 427 Valid

Jadi dapat disimpulkan bahwa pengujian soal dengan menguji validitas, setelah di ujikan semua soal dapat digunakan dan layak untuk mengetahui prestasi belajar siswa kelas IV SDN 2 Sukamulya.

2. Reliabilitas

Setelah uji validitas kemudian uji reliabilitas untuk mengukur konsisten soal tersebut hingga layak dijadikan penelitian. Reliabilitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap soal yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama. Setelah mengukur beberapa kali instrument soal tersebut maka akan reliabel, Dalam pengujian reliabilitas menggunakan perhitungan SPSS for windows 23 uji reliabilitas ini menggunakan teknik Alpha Cronbach. Darmawan (2016: 180) menyatakan bahwa “untuk analisis reliabilitas internal dapat digunakan metode Cronbach Alpha. Jika koefisien yang didapat > 0,60, maka instrumen penelitian tersebut reliabel.” Sedangkan Menurut Siregar (2014: 50) untuk menentukan tingkat reliabilitas instrumen menggunakan Kriteria sebagai berikut:

(20)

α 0, 00 s. d 0, 20 : kurang reliabel

α 0, 21 s. d 0, 40 : agak reliabel

α 0, 41 s. d 0, 60 : cukup reliabel

α 0, 61 s. d 0, 80 : reliabel

α 0, 81 s.d 1, 00 : sangat reliabel

Selanjutnya dilakukan pengujian reliabilitas instrumen untuk menguji konsisten soal tersebut.Untuk perhitungan reliabilitas (dapat dilihat pada lampiran 4) dan diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 5.

Hasil Uji Reliabilitas Insrumen Bentuk Instrument Koefisien

Reabilitas Kategori

Pilihan Ganda 0, 615 Reliabel

Jadi dari tabel diatas, hasil perhitungan dengan spss for windows 23 dengan teknik Alpha Cronbach diperoleh hasil 0, 615jika koefisien yang didapat > 0,60 maka reliabel sehingga dapat diketahui bahwa hasilnya baik maka dapat digunakan untuk megukur prestasi belajar siswa dengan menggunakan soal tersebut pada kelas eksperimen dan kelas kontrol pada siswa kelas IV SDN 2 Sukamulya.

G. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh melalui instrumen kemudian diolah dan dianalisis agar hasilnya dapat diketahui dan menjawab pertanyaan peneliti. Sugiyono (2015: 2017), “analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh

(21)

responden atau sumber data lain terkumpul.” jadi sesudah semua data terkumpul bisa melakukan analisis data, pengujian prasyarat analisis data yaitu uji normalitas, homogenitas dan hipotesis.untuk mengetahui data yang akan diperoleh terdistribusi normal dan mempunyai homogen atau tidak serta terdapat pengaruh atau tidaknya dari data tersebut. Adapun langkah-langkah lebih jelasnya dilakukan dalam analisis data sebagai berikut: 1. Uji Normalitas Data

Dalam penelitian ini, pengujian normalitas apabila dikatakan normal karena data didapatkan memiliki sebaran data yang merata yang mewakili populasi. Untuk mengetahui normal atau tidaknya data tersebut yang menjadi syarat untuk menjadikan jenis statistik yang digunakan dalam analisis selanjutnya. Dan uji normalitas bertujuan untuk memastikan bahwa data setiap variabel yang dianalisis harus berdistribusi normal dan itu merupakan syarat setiap uji parametris. Uji normalitas didapat dengan menggunakan Uji Shapiro-Wilk seluruh perhitungan dengan SPSS for windows 23. Peneliti melakukan uji normalitas data pretest dan posttest menggunakan Uji Shapiro-Wilk. Jika nilai (p>0,05) maka data berdistribusi normal. Jika nilai (p < 0,05) maka data tidak berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas yaitu untuk mengetahui data dari suatu variabel berasal dari populasi yang homogen atau tidak, perhitungan data uji homogenitas menggunakan SPSS for windows 23 dengan menggunakan

(22)

rumus one way anova.pengujian homogenitas yaitu dengan rumus Analyze-Compare Means-Oneway Anova. Kriteria Uji:

1) Jika nilai signifikansi > 0, 05, maka distribusi data adalah homogen, 2) Jika nilai signifikansi <0,05, maka distribusi data adalah tidak homogen. 3. Uji Hipotesis Statistik

Setelah melakukan uji normalitas yang dikatakan berdistribusi normal dan uji homogenitas bersifat homogen kemudian pengujian hipotesis untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan prestasi belajar IPA dengan menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS). Hipotesis tersebut berlaku ketentuan sebagai berikut:

1) Jika nilai sig (2-tailed)<0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima 2) Jika nilai sig (2-tailed) >0,05maka Ha ditolak dan Ho diterima

Pengujian hipotesis data tes prestasi belajar siswa dianalisis dengan menggunakan uji-t pada sampel (Independen Sample T-test). Sebagai berikut:

a. Uji- t

Setelah dilakukan uji analisis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas, maka dilakukan uji-t. uji-t dilakukan untuk melihat pengaruh prestasi tes siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol melalui posttest pada setiap siswa. Pengujian ini menggunakan Independent Sample Test dengan tujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar IPA menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) dan pembelajaran konvensional. Penghitungan uji-t dalam

(23)

penelitian ini dilakukan dengan bantuan program SPSS for windows 23 dengan rumus Analyze–Compare Means–Independent T-Test. Hasil uji t dilihat pada kolom t-test for Equality of Means jika nilai Sig. (2-tailed) <0, 05 maka Ha diterima dan Ho ditolak.

Dalam penelitian ini untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) terhadap prestasi belajar kelas IV SDN SDN 2 Sukamulya.Pengumpulan data dilakukan pada waktu sebelum dan sesudah dikasih perlakuan (treatmen). Berikut Hipotesis Penelitian:

Ho = Model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar Kelas IV SDN 2 Sukamulya.

Ha = Model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) berpengaruh terhadap prestasi belajar Kelas VI SDN 2 Sukamulya.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar siswa yang diajar menggunakan pembelajaran ceramah dengan pembelajaran kooperatif model Two Stay Two

Salah satu strategi pembelajaran yang mampu mengelola beban kognitif yaitu menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS), karena struktur dua

Berdasarkan pengertian metode Two Stay Two Stray (TSTS) yang telah dikemukakan, peneliti menyimpulkan pengertian metode Two Stay Two Stray (TSTS) adalah pemerolehan suatu

Oleh karena itu, uraian diatas memperjelas bahwa hasil belajar siswa kelas eksperimen yang diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dan

2. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Guru mengakhiri pembelajaran.. Guru menanyan kepada siswa tentang kesiapan dalam mengikuti

Dapat disimpulkan bahwa penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa, karena Model

Pada tahap perencanaan, peneliti merancang pembelajaran IPA pengertian sumber daya alam dan pemanfaatan sumber daya alam dengan model pembelajaran Two Stay Two Stray

145 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray TSTS terhadap Hasil Belajar Fisika The Effect of Two Stay Two Stray TSTS Cooperative Learning Model on Physics