• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model Eliciting Activities

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Model Eliciting Activities"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR

(2)

DAFTAR ISI DAFTAR ISI KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR ii DAFTAR ISI DAFTAR ISI iiii BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A.

A. Latar Latar Belakang Belakang 11

B.

B. Tujuan Tujuan 22

C.

C. Ruang Ruang Lingkup Lingkup 22

BAB II PEMBAHASAN BAB II PEMBAHASAN

A.

A. Definisi Definisi Model Model Eliciting Eliciting Activities Activities (MEAs) (MEAs) 33 B.

B. Prinsip-prinsip Prinsip-prinsip Model Model Eliciting Eliciting Activities Activities ( ( MEAs MEAs ) ) 44 C.

C. Karakteristik Karakteristik Model Model Eliciting Eliciting Activities Activities (MEAs) (MEAs) 55 D.

D. Tahap-Tahap Tahap-Tahap Model Model Eliciting Eliciting Activities Activities (MEAs) (MEAs) 66 E.

E. Penerapan Penerapan Pendekatan Pendekatan Model Model Eliciting Eliciting Activities Activities (MEAs) (MEAs) 77

BAB III PENUTUP BAB III PENUTUP

A. A. Kesimpulan Kesimpulan 1212 B. B. Saran Saran 1212 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA

(3)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

A.

A. Latar BelakangLatar Belakang

Perkembangan Sains dan teknologi merupakan salah satu alasan tentang perlu Perkembangan Sains dan teknologi merupakan salah satu alasan tentang perlu dikuasainya matematika oleh siswa. Matematika merupakan imu universal yang dikuasainya matematika oleh siswa. Matematika merupakan imu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya fikir manusia. Dengan belajar berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya fikir manusia. Dengan belajar matematika siswa dapat berlatih menggunakan fikirannya secara logis, analitis, matematika siswa dapat berlatih menggunakan fikirannya secara logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta memiliki kemampuan bekerjasama dalam sistematis, kritis dan kreatif serta memiliki kemampuan bekerjasama dalam menghadapi berbagai masalah serta mampu memanfaatkan informasi yang menghadapi berbagai masalah serta mampu memanfaatkan informasi yang diterimanya.

diterimanya.

Dalam pembelajaran matematika telah banyak bermunculan metode-metode Dalam pembelajaran matematika telah banyak bermunculan metode-metode ataupun pendekatan-pendekatan demi menciptakan siswa yang aktif, kritis dan ataupun pendekatan-pendekatan demi menciptakan siswa yang aktif, kritis dan kreatif. Di antaranya Problem Solving, Open Ended, Pendekatan Realistik, kreatif. Di antaranya Problem Solving, Open Ended, Pendekatan Realistik, Pendekatan Kontekstual dan sebagainya. Namun, metode-metode tersebut Pendekatan Kontekstual dan sebagainya. Namun, metode-metode tersebut dianggap belum sepenuhnya dapat mengoptimalkan proses pembelajaran dianggap belum sepenuhnya dapat mengoptimalkan proses pembelajaran matematika, baik bagi guru ataupun siswa. Oleh karena itu, muncullah metode matematika, baik bagi guru ataupun siswa. Oleh karena itu, muncullah metode baru dalam pembelajaran matematika yang diajukan oleh Lesh dan Doerr

baru dalam pembelajaran matematika yang diajukan oleh Lesh dan Doerr ( 2003 )( 2003 ) suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan pada kemampuan suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan pada kemampuan menghubungkan ide matematika dan fenomena nyata yang dinamakan

menghubungkan ide matematika dan fenomena nyata yang dinamakan  Model Model   Eliciting Activities (MEAs).

  Eliciting Activities (MEAs). Model ini merupakan jembatan antara medel danModel ini merupakan jembatan antara medel dan interpretasi, dan memberi

interpretasi, dan memberi peluang yang besar kepada siswa untuk peluang yang besar kepada siswa untuk mengeksploitasimengeksploitasi pengetahua

pengetahuannya dalam nnya dalam belajar matematika. belajar matematika. Dengan menggunakanDengan menggunakan model elicitingmodel eliciting activities

activities belajar siswa menjadi bermakna karena ia dapat menghubungkan konsepbelajar siswa menjadi bermakna karena ia dapat menghubungkan konsep yang dipelajarinya dengan konsep yang sudah dikenalnya.

(4)

B.

B. TujuanTujuan

Tujuan makalah ini adalah : Tujuan makalah ini adalah : 1.

1. Untuk mengetahui lebih lanjut Untuk mengetahui lebih lanjut tentang pendekatan dengantentang pendekatan dengan Model Eliciting Model Eliciting  Activities (MEAs)

 Activities (MEAs) dalam pembelajaran matematika.dalam pembelajaran matematika. 2.

2. Untuk memahami karakteristik serta tahap-tahap yang harus dilewati siswaUntuk memahami karakteristik serta tahap-tahap yang harus dilewati siswa dalam memecahkan suatu masalah.

dalam memecahkan suatu masalah. 3.

3. Dapat mengimpelementasikanDapat mengimpelementasikan   Model Eliciting Activities (MEAs)  Model Eliciting Activities (MEAs) dalamdalam pembelajaran matematika.

pembelajaran matematika.

C.

C. Ruang LingkupRuang Lingkup

Adapun ruang lingkup yang akan dibahas dalam makalah ini adalah : Adapun ruang lingkup yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :

1.

1. Definisi Model Eliciting Activities (MEAs)Definisi Model Eliciting Activities (MEAs) 2.

2. Prinsip-Prinsip Model Eliciting Activities (MEAs)Prinsip-Prinsip Model Eliciting Activities (MEAs) 3.

3. Karakteristik Model Eliciting Activities (MEAs)Karakteristik Model Eliciting Activities (MEAs) 4.

4. Tahap-TahaTahap-Tahap Model Elicip Model Eliciting Activities (MEAs)ting Activities (MEAs) 5.

5. Penerapan PendekaPenerapan Pendekatan Model Elicititan Model Eliciting Activities (ng Activities (MEAs)MEAs) 6.

(5)

BAB II BAB II PEMBAHASAN PEMBAHASAN

A.

A. Definisi Model Eliciting Activities (MEAs)Definisi Model Eliciting Activities (MEAs)

Model-memunculkan Kegiatan (MEAs) pada awalnya dibuat pada Model-memunculkan Kegiatan (MEAs) pada awalnya dibuat pada pertengahan 1970-an oleh pendidik matematika (Chamberlin, 2002;

pertengahan 1970-an oleh pendidik matematika (Chamberlin, 2002; Lesh, Hoover,Lesh, Hoover, Tahan, Kelly, & Post, 2000;

Tahan, Kelly, & Post, 2000; Lesh & Lamon, 1992).Lesh & Lamon, 1992).11

Pengembang MEAs memiliki dua tujuan dalam pikiran ketika mereka Pengembang MEAs memiliki dua tujuan dalam pikiran ketika mereka menciptakan MEAs. Pertama, MEAs akan mendorong siswa untuk membuat menciptakan MEAs. Pertama, MEAs akan mendorong siswa untuk membuat model matematika untuk memecahkan masalah yang kompleks, seperti model matematika untuk memecahkan masalah yang kompleks, seperti matematika diterapkan lakukan di dunia nyata (Lesh & Doerr, 2003). Kedua, matematika diterapkan lakukan di dunia nyata (Lesh & Doerr, 2003). Kedua, MEAs dirancang untuk memungkinkan para peneliti untuk menyelidiki pemikiran MEAs dirancang untuk memungkinkan para peneliti untuk menyelidiki pemikiran matematika siswa

matematika siswa − T− Tugas yang disahkan oleh Dewan Nasional Guru Matematikaugas yang disahkan oleh Dewan Nasional Guru Matematika (NCTM, 2000) dan pendidik matematika terkemuka (Hiebert et al, 1997; Kayu, (NCTM, 2000) dan pendidik matematika terkemuka (Hiebert et al, 1997; Kayu, Merkel, & Uerkwitz , 1996). MEAs memiliki potensi untuk mengembangkan Merkel, & Uerkwitz , 1996). MEAs memiliki potensi untuk mengembangkan bakat matematika, karena mereka melibatkan para siswa dalam tugas-tugas bakat matematika, karena mereka melibatkan para siswa dalam tugas-tugas matematika yang kompleks mirip dengan tugas-tugas yang diterapkan matematika matematika yang kompleks mirip dengan tugas-tugas yang diterapkan matematika lengkap.

lengkap.

Model Eliciting Activities (MEAs) adalah pendekatan pembelajaran untuk  Model Eliciting Activities (MEAs) adalah pendekatan pembelajaran untuk  memahami, menjelaskan dan mengkomunikasikan konsep-konsep yang memahami, menjelaskan dan mengkomunikasikan konsep-konsep yang terkandung dalam suatu masalah melalui tahapan

terkandung dalam suatu masalah melalui tahapan proses pemodelan matematika.proses pemodelan matematika. Dalam Model Eliciting Activities, kegiatan pembelajaran diawali dengan Dalam Model Eliciting Activities, kegiatan pembelajaran diawali dengan penyajian situasi masalah yang memunculkan aktivitas untuk

penyajian situasi masalah yang memunculkan aktivitas untuk menghasilkan modelmenghasilkan model matematika yang digunakan untuk menyelesaikan masalah matematika. Dalam matematika yang digunakan untuk menyelesaikan masalah matematika. Dalam Model Eliciting Activities (MEAs), siswa melalui suatu proses pemodelan yang Model Eliciting Activities (MEAs), siswa melalui suatu proses pemodelan yang diharapkan dapat mengkonstruksi model mtematis yang

diharapkan dapat mengkonstruksi model mtematis yang sharable and reusablesharable and reusable..

1 1

http://www.accessmylibrary.com/  http://www.accessmylibrary.com/ 

(6)

Melihat karateristiknya MEAs menganut pandangan konstruktivisme, dimana Melihat karateristiknya MEAs menganut pandangan konstruktivisme, dimana siswa belajar aktif dalam membangun pengetahuan (pemahaman) melalui proses siswa belajar aktif dalam membangun pengetahuan (pemahaman) melalui proses asimilasi dan akomodasi (Piaget, dalam Salvin, 1994) dan interaksi (komunikasi) asimilasi dan akomodasi (Piaget, dalam Salvin, 1994) dan interaksi (komunikasi) dengan lingkungannya (Vygotsky, 1978). Ketika diskusi macet, Vygotsky dengan lingkungannya (Vygotsky, 1978). Ketika diskusi macet, Vygotsky mengatur dilaksanakannya Scaffolding, yaitu bantuan guru dalam bentuk  mengatur dilaksanakannya Scaffolding, yaitu bantuan guru dalam bentuk  pertanyaan untuk membantu siswa atau mengarahkan siswa pada jawaban yang pertanyaan untuk membantu siswa atau mengarahkan siswa pada jawaban yang dituju. Untuk

dituju. Untuk mendukung berlangsungmendukung berlangsungnnya interaksi siswa nnya interaksi siswa dengan lingkungannydengan lingkungannyaa atau dengan dirinya sendiri, maka pengetahuan baru yang disajikan hendaknya atau dengan dirinya sendiri, maka pengetahuan baru yang disajikan hendaknya berkaitan dengan pengetahuan dasar siswa sehingga terbangun pemahaman yang berkaitan dengan pengetahuan dasar siswa sehingga terbangun pemahaman yang bermakan pada diri siswa.

bermakan pada diri siswa.

Teori Piaget ini erat kaitannya dengan pendekatan MEAs. Jika dilihat dengan Teori Piaget ini erat kaitannya dengan pendekatan MEAs. Jika dilihat dengan hubungan antara proses asimilasi (penyerapan setiap informasi baru ke dalam hubungan antara proses asimilasi (penyerapan setiap informasi baru ke dalam pikirannya). Denagan pendekatan ini, siswa pertama-tama dihadapkan kepada pikirannya). Denagan pendekatan ini, siswa pertama-tama dihadapkan kepada suatu masalah yang tak lain masalah ini merupakn informasi baru yang masuk ke suatu masalah yang tak lain masalah ini merupakn informasi baru yang masuk ke dalam pikiran siswa. Selanjutnya siswa melakukan proses akomodasi yaitu dalam pikiran siswa. Selanjutnya siswa melakukan proses akomodasi yaitu mereka dituntut untuk dapat menyusun informasi baru atau masalah yang di mereka dituntut untuk dapat menyusun informasi baru atau masalah yang di ajukan tersebut ke dalam

ajukan tersebut ke dalam pikirannya.pikirannya.

Selain itu pendekatan MEAs juga mengikuti apa yang dikemukakan oleh Selain itu pendekatan MEAs juga mengikuti apa yang dikemukakan oleh Vygotsky yaitu pada tahapan memberi arahan, dorongan dan membantu mereka Vygotsky yaitu pada tahapan memberi arahan, dorongan dan membantu mereka pada saat kemacetan berpikir. Untuk proses selanjutnya lebih ditekannkan kepada pada saat kemacetan berpikir. Untuk proses selanjutnya lebih ditekannkan kepada keaktifan siswa sehingga pembelajaran tidak berpusat pada guru melainkan siswa keaktifan siswa sehingga pembelajaran tidak berpusat pada guru melainkan siswa aktif belajar, menggali pengetahuannya secara mandiri.

aktif belajar, menggali pengetahuannya secara mandiri.

B.

B. Prinsip-prinsip Model Eliciting Activities ( MEAs )Prinsip-prinsip Model Eliciting Activities ( MEAs )

Enam prinsip untuk merancang MEAs adalah (Lesh et

Enam prinsip untuk merancang MEAs adalah (Lesh et al, 2000):al, 2000): 1.

1. Prinsip Konstruksi Model: Prinsip Konstruksi Model: masalah harus dirancang untuk memungkinkanmasalah harus dirancang untuk memungkinkan penciptaan model yang berkaitan dengan unsur-unsur, hubungan dan penciptaan model yang berkaitan dengan unsur-unsur, hubungan dan operasi antara pola dan aturan

operasi antara pola dan aturan yang mengatur unsur-unsur hubungayang mengatur unsur-unsur hubungan ini.n ini. 2.

(7)

3.

3. Prinsip Self-assessment: siswa harus mampu untuk menilai sendiri atauPrinsip Self-assessment: siswa harus mampu untuk menilai sendiri atau mengukur kegunaan dari solusi mereka.

mengukur kegunaan dari solusi mereka. 4.

4. Membangun prinsip dokumentasi: siswa harus mampu mengungkapkanMembangun prinsip dokumentasi: siswa harus mampu mengungkapkan dan mendokumentasika

dan mendokumentasikan proses n proses mereka pikir dalam mereka pikir dalam solusi mereka.solusi mereka. 5.

5. Membangun Shareability dan prinsip Usabilitas : solusi yang dibuat olehMembangun Shareability dan prinsip Usabilitas : solusi yang dibuat oleh siswa harus digeneralisasikan atau mudah disesuaikan dengan situasi

siswa harus digeneralisasikan atau mudah disesuaikan dengan situasi lain.lain. 6.

6. Prototipe prinsip Efektif : orang lain dengan mudah harus dapatPrototipe prinsip Efektif : orang lain dengan mudah harus dapat menafsirkan solusi.

menafsirkan solusi.22

C.

C. Karakteristik Model Eliciting Activities (MEAs)Karakteristik Model Eliciting Activities (MEAs)

Karakteristik Model Eliciting Activities (MEAs) adalah

Karakteristik Model Eliciting Activities (MEAs) adalah sebagai berikut:sebagai berikut:33

2 2 http://litre.ncsu.edu/  http://litre.ncsu.edu/  3 3 http://serc.carleton.edu/  http://serc.carleton.edu/ 

(8)

D.

D. Tahap-Tahap Model Eliciting Activities (MEAs)Tahap-Tahap Model Eliciting Activities (MEAs)

Tahap-tahap dalam Model Eliciting Activities (MEAs) : Tahap-tahap dalam Model Eliciting Activities (MEAs) : 1.

1. Mengidentifikasi dan menyederhanakan situasi masalahMengidentifikasi dan menyederhanakan situasi masalah 2.

2. Membangun model matematisMembangun model matematis 3.

3. Mentransformasikan dan menyelesaikan modelMentransformasikan dan menyelesaikan model 4.

4. Mengidentifikasi modelMengidentifikasi model

Gambar 1

Gambar 1 melukiskan melukiskan proses peproses pemodelan yamodelan yang digambarkang digambarkan dalam n dalam standarstandar NCTM (1989). Proses ini menunjukkan bahwa pemodelan matematis adalah NCTM (1989). Proses ini menunjukkan bahwa pemodelan matematis adalah proses non linear yang meliputi tahap-tahap yang saling berhubungan. Menurut proses non linear yang meliputi tahap-tahap yang saling berhubungan. Menurut NCTM terhadap tahap-tahap dasar dalam proses pemodelan matematis yang NCTM terhadap tahap-tahap dasar dalam proses pemodelan matematis yang meliputi :

meliputi :

Gambar 1 : Model

Gambar 1 : Model Standar dari Proses PemodelanStandar dari Proses Pemodelan

Pada tahap pertama, siswa mengidentifikasi masalah untuk dipecahkan dalam Pada tahap pertama, siswa mengidentifikasi masalah untuk dipecahkan dalam situasi dunia nyata dan menyatakannya dalam bentuk yang setepat mungkin. situasi dunia nyata dan menyatakannya dalam bentuk yang setepat mungkin. Dengan observasi, bertanya dan diskusi mereka berpikir tentang informasi apa Dengan observasi, bertanya dan diskusi mereka berpikir tentang informasi apa yang penting atau tidak dalam situasi yang diberikan. Jadi, mereka yang penting atau tidak dalam situasi yang diberikan. Jadi, mereka

Situasi masalah dunia Situasi masalah dunia

nyata nyata

Model matematis Model matematis Solusi dalam model Solusi dalam model

Formulasi masalah Formulasi masalah Simplikasi Validasi Simplikasi Validasi Rill/Nyata Abstrak  Rill/Nyata Abstrak  Interpretasi Interpretasi Matematisasi Matematisasi Transformasi Transformasi

(9)

menyederhanakan situasi dengan pertama-tama mengabaikan info yang kurang menyederhanakan situasi dengan pertama-tama mengabaikan info yang kurang penting.

penting.

Pada tahap kedua, siswa membuat representasi matematis tentang komponen Pada tahap kedua, siswa membuat representasi matematis tentang komponen spesifik dari masalah dan hubungan di antara mereka. Pada tahap ini siswa spesifik dari masalah dan hubungan di antara mereka. Pada tahap ini siswa mendifinisikan variabel, membuat notasi, dan secra eksplisit mengidentifikasi mendifinisikan variabel, membuat notasi, dan secra eksplisit mengidentifikasi beberapa bentuk dari hubungan struktur matematis, membuat grafik atau beberapa bentuk dari hubungan struktur matematis, membuat grafik atau menuliskan persamaan. Semua usaha matematisasi ini ini akhirnya mendorong menuliskan persamaan. Semua usaha matematisasi ini ini akhirnya mendorong siswa

siswa membangun model membangun model matematimatematis. Ls. Lesh esh and and Doeer Doeer (2003) menggabungkan(2003) menggabungkan kedua tahap ini, simplikasi dan matematisasi dan menamakannya sebagai kedua tahap ini, simplikasi dan matematisasi dan menamakannya sebagai deskripsi. Pada deskripsinya dalam proses pemodelan, Zbiek dan Conner (2006) deskripsi. Pada deskripsinya dalam proses pemodelan, Zbiek dan Conner (2006) menjelaskan proses matematisasi ini sebagai penemuan sifat dan parameter menjelaskan proses matematisasi ini sebagai penemuan sifat dan parameter matematis yang berhubungan dengan kondisi dan asumsi yang telah

matematis yang berhubungan dengan kondisi dan asumsi yang telah di identifikasidi identifikasi sebelumnya.

sebelumnya.

Pada tahap ketiga yaitu tahap transformasi, siswa menganalisa dan Pada tahap ketiga yaitu tahap transformasi, siswa menganalisa dan memanipulasi model untuk menemukan solusi secara matematika significant memanipulasi model untuk menemukan solusi secara matematika significant terhadap masalah yang teridentifikasi. Tahap ini biasanya familiar bagi siswa. terhadap masalah yang teridentifikasi. Tahap ini biasanya familiar bagi siswa. Model ini tahap kedua dipecahkan dan jawaban dipahami dalam konteks masalah Model ini tahap kedua dipecahkan dan jawaban dipahami dalam konteks masalah yang orisinil. Siswa mungkin perlu menyederhanakan model lebih lanjut jika yang orisinil. Siswa mungkin perlu menyederhanakan model lebih lanjut jika model tersebut tidak dapat

model tersebut tidak dapat dipecahkan.dipecahkan.

Pada tahap interpretasi, siswa membawa solusi matematis mereka yang Pada tahap interpretasi, siswa membawa solusi matematis mereka yang dicapai dalam konteks dari model matematis kembali ke situasi masalah yang dicapai dalam konteks dari model matematis kembali ke situasi masalah yang spesifik (atau terformulasi). Jika model yang sudah dikonstruksi telah melewati spesifik (atau terformulasi). Jika model yang sudah dikonstruksi telah melewati pengujian yang diberikan dalam proses validasi, model tersebut dipertimbangkan pengujian yang diberikan dalam proses validasi, model tersebut dipertimbangkan sebagai model yang kuat (powerful) dengan sifat

sebagai model yang kuat (powerful) dengan sifat sharable and reusablesharable and reusable ( Lesh( Lesh dan Doerr, 2003).

dan Doerr, 2003).

E.

E. Penerapan Pendekatan Model Eliciting Activities (MEAs)Penerapan Pendekatan Model Eliciting Activities (MEAs)

Model Eliciting Activities (MEAs)

Model Eliciting Activities (MEAs) biasanya diberikan kepada siswa untuk biasanya diberikan kepada siswa untuk  bekerja di dalam kelompok di ruang kelas. Setelah siswa telah menghasilkan bekerja di dalam kelompok di ruang kelas. Setelah siswa telah menghasilkan

(10)

Menentukan besaran dalam Menentukan besaran dalam masalah yang dirancang masalah yang dirancang sebagai variable yang berkaitan sebagai variable yang berkaitan dengan ekspresi trigonometri dengan ekspresi trigonometri Tinggi tiang bendera itu

Tinggi tiang bendera itu aaddaallaahh ,,

dimisalkan dimisalkan

Presentasi ini dapat mengakibatkan diskusi kelas lebih lanjut dan kelompok akan Presentasi ini dapat mengakibatkan diskusi kelas lebih lanjut dan kelompok akan kembali untuk memeriksa kembali dan merevisi model mereka.

kembali untuk memeriksa kembali dan merevisi model mereka. Berikut beberapa contoh penerapan MEAs dalam

Berikut beberapa contoh penerapan MEAs dalam masalah matematika :masalah matematika : Contoh 1 : MEAs yang berkaitan dengan Aturan Sinus

Contoh 1 : MEAs yang berkaitan dengan Aturan Sinus

Sebuah tiang bendera berdiri tegak pada tepian sebuah gedung bertingkat. Dari Sebuah tiang bendera berdiri tegak pada tepian sebuah gedung bertingkat. Dari suatu tempat yang berada di tanah, titik pangkal tiang bendera terlihat dengan suatu tempat yang berada di tanah, titik pangkal tiang bendera terlihat dengan sudut

sudut elevasi elevasi dan dan ujung ujung tiang tiang bendera bendera terlihat terlihat dengan dengan sudut sudut elevasielevasi .. jika jika   jarak

  jarak horizontal horizontal dari dari titik titik pengamatan pengamatan ke ke tepian tepian gedung gedung sama sama dengan dengan .. Tentukan tinggi tiang bendera tersebut !

Tentukan tinggi tiang bendera tersebut ! Penyelesaia

Penyelesaian n :: a.

a. Perhatikan gambar di bawah ini !Perhatikan gambar di bawah ini !

Titik ujung Titik ujung Titik pangkal Titik pangkal Tiang bendera Tiang bendera Gedung Gedung

(11)

b.

b. Dalam ∆Dalam ∆ berlaku aturan sinus, sehingga diperoleh :berlaku aturan sinus, sehingga diperoleh :

c. c.

Substitusikan nilai-nilai di atas ke

Substitusikan nilai-nilai di atas ke CD, maka diperoleh:CD, maka diperoleh:

Subsitusikan nilai-nilai di atas ke CD, diperoleh : Subsitusikan nilai-nilai di atas ke CD, diperoleh :

(teliti sampai dua tempat(teliti sampai dua tempat desimal)

desimal)

Contoh 2 : MEAs yang berkaitan dengan Aturan Kosinus Contoh 2 : MEAs yang berkaitan dengan Aturan Kosinus

Ali, Badu, dan Charli sedang bermain di sebuah lapangan yang mendatar. Ali, Badu, dan Charli sedang bermain di sebuah lapangan yang mendatar. Dalam situasi tertentu, posisi Ali, Badu, dan Carli membentuk sebuah segitiga. Dalam situasi tertentu, posisi Ali, Badu, dan Carli membentuk sebuah segitiga.

Merumuskan model matematis dari Merumuskan model matematis dari masalah yang berkaitan dengan masalah yang berkaitan dengan aturan sinus

aturan sinus

Penyelesaian dari model matematis Penyelesaian dari model matematis yang berbentuk aturan sinus

yang berbentuk aturan sinus

Memberikan tafsiran dari Memberikan tafsiran dari hasil yang diperoleh hasil yang diperoleh Jadi, tingi tiang bendera itu

Jadi, tingi tiang bendera itu adalah

(12)

. Berapakah besar sudut yang dibentuk oleh Badu, Ali, dan Carli dalam . Berapakah besar sudut yang dibentuk oleh Badu, Ali, dan Carli dalam posisi-posisi itu ?

posisi-posisi itu ? Penyelesaian : Penyelesaian : a.

a. Perhatikan gambar berikut !Perhatikan gambar berikut !

b.

b. Dalam ∆Dalam ∆ berlaku aturan kosinus sehingga diperoleh :berlaku aturan kosinus sehingga diperoleh :

Cos α = ... Cos α = ... C C B B 10 m 10 m 15 m 15 m 12 m 12 m A A Dalam

Dalam diatas diatas berlaku berlaku aturanaturan kosinus, sehingga:

kosinus, sehingga:

Menentukan besaran dalam Menentukan besaran dalam masalah yang dirancang masalah yang dirancang sebagai variable yang sebagai variable yang berkaitan dengan ekspresi berkaitan dengan ekspresi trigonometri

trigonometri Sudut yang dibentuk oleh

Sudut yang dibentuk oleh Badu, Ali , dan Carli adalah Badu, Ali , dan Carli adalah sudut

sudut , , dimisalkan dimisalkan besarbesar sudut

sudut

Merumuskan model Merumuskan model matematis dari masalah matematis dari masalah yang berkaitan dengan yang berkaitan dengan aturan kosinus

(13)

c. c.

d. d.

Jadi besar sudut yang Jadi besar sudut yang dibentuk oleh Badu, Ali dibentuk oleh Badu, Ali dan Charli adalah

dan Charli adalah

Penyelesaian dari model matematis Penyelesaian dari model matematis yang berbentuk aturan kosinus

yang berbentuk aturan kosinus Substitusi

Substitusi nilai-nilai nilai-nilai , , diperoleh diperoleh ::

Memberikan tafsiran dari Memberikan tafsiran dari hasil

(14)

BAB III BAB III PENUTUP PENUTUP A. A. KesimpulanKesimpulan

Model Eliciting Activities (MEAs) adalah pendekatan pembelajaran untuk  Model Eliciting Activities (MEAs) adalah pendekatan pembelajaran untuk  memahami, menjelaskan dan mengkomunikasikan konsep-konsep yang memahami, menjelaskan dan mengkomunikasikan konsep-konsep yang terkandung dalam suatu masalah melalui tahapan proses pemodelan matematika. terkandung dalam suatu masalah melalui tahapan proses pemodelan matematika. Melalui pendekatan Model Eliciting Activities (MEAs) ada beberapa tahap yang Melalui pendekatan Model Eliciting Activities (MEAs) ada beberapa tahap yang harus dilewati oleh siswa, yaitu mengidentifikasi dan menyederhanakan situasi harus dilewati oleh siswa, yaitu mengidentifikasi dan menyederhanakan situasi masalah, membangun model matematis, mentransformasikan dan menyelesaikan masalah, membangun model matematis, mentransformasikan dan menyelesaikan model dan mengidentifikasi model. Dengan menggunakan

model dan mengidentifikasi model. Dengan menggunakan model elicitingmodel eliciting activities

activities belajar siswa menjadi bermakna karena ia dapat menghubungkan konsepbelajar siswa menjadi bermakna karena ia dapat menghubungkan konsep yang dipelajarinya dengan konsep yang sudah dikenalnya.

yang dipelajarinya dengan konsep yang sudah dikenalnya.

B.

B. SaranSaran

1.

1. PendekatanPendekatan   Model Eliciting Activities  Model Eliciting Activities agar diterapkan dalam prosesagar diterapkan dalam proses pembelajaran

pembelajaran matematika matematika disekolah disekolah menengah menengah atas atas (SMA ) (SMA ) sebagaisebagai alternative model pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan alternative model pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan matematis lainnya.

matematis lainnya. 2.

2. Dalam mengimplementasikan pembelajaran melalui pendekatan MEAsDalam mengimplementasikan pembelajaran melalui pendekatan MEAs hal-hal penting yang perlu diperhatikan guru adalah :

hal-hal penting yang perlu diperhatikan guru adalah : a.

a. Berikan arahan dan pertanyaan yang tepat untuk membimbing siswaBerikan arahan dan pertanyaan yang tepat untuk membimbing siswa dalam membuat model matematika yang tepat dan mempresentasikan dalam membuat model matematika yang tepat dan mempresentasikan penguasaan konsepnya

penguasaan konsepnya b.

b. Bantuan guru hendaknya tidak tergsa-gesa diberikan agar kecakapanBantuan guru hendaknya tidak tergsa-gesa diberikan agar kecakapan potensial siswa dapat berkmbang lebih optimal

potensial siswa dapat berkmbang lebih optimal c.

c. Guru hendaknya memperhatikan setting pembelajaran dimana siswaGuru hendaknya memperhatikan setting pembelajaran dimana siswa belajar dalm kelmpok kecil sehiungga komunikasi yang terjalin lebih belajar dalm kelmpok kecil sehiungga komunikasi yang terjalin lebih

(15)

Referensi

Dokumen terkait

[r]

respons time rata-rata yang sama, yakni 0.5 second untuk setiap perintah isolasi atau buka isolasi. Pengujian dilakukan dalam rentang waktu dua bulan, Juli dan

In order to make the current generated by the source relatively immune to the disturbance of power source, the voltage to generate the current is fed from the

Dengan demikian, berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat simpulkan bahwa sampel merupakan bentuk kecil yang mewakili suatu populasi yang sifatnya harus benar-benar representatif

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Bagian

Rumusan kebijakan secara tepat yang dimaksud adalah rumusan bauran kebijakan yang sinergis/selaras, dalam arti tidak saling bertentangan/menegasikan satu sama lain

ApaI and FokI polymorphisms of VDR gene do not appear to be responsible for host susceptibility to pulmonary tuberculosis in the Indonesian Batak ethnic population but

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2007 tentang Pedoman Pembentukan Kelompok Kerja Operasional Pos Pelayanan Terpadu (Pokjanal Posyandu) dan