Apakah Tata Kelola Pemerintahan Daerah Yang Baik
Mendorong Pertumbuhan di Indonesia?
Materi Presentasi
Perbedaan pertumbuhan ekonomi antar daerah Peran tata kelola pemerintahan
Seperangkat data tersedia
– Data World Bank di tingkat Kab./Kota
– Data KPPOD/The Asia Foundation tentang Tata Kelola Ekonomi Kab./Kota
Hubungan Tata Kelola Pemerintahan dan Pertumbuhan Ekonomi
Upaya untuk memahami tata kelola pemerintahan daerah Kesimpulan
KALIMANTAN JAVA SUMATRA SULAWESI MALUKU PAPUA NUSA TENGGARA BALI KALIMANTAN JAVA SUMATRA SULAWESI MALUKU PAPUA NUSA TENGGARA BALI
Tantangan Kebijakan
Meningkatkan pertumbuhan di daerah-daerah tertinggal – Untuk menurunkan kemiskinan (dalam pengertian luas) – Untuk menahan migrasi
– Untuk stabilitas politik
Hal itu mensyaratkan pemahaman mengenai apa yang menyebabkan pertumbuhan di daerah
Banyak hal yang mempengaruhi
pertumbuhan …
SDA Keterpencilan SDM Infrastruktur Letak GeografisTersedia data untuk melakukan analisis ..…
Satu set data 342 Kab./Kota di Indonesia terdiri dari:GRDP
Level and growth of GDP in constant and current prices
GRDP by sector
Indicate natural resource endowments
Educational
Level of human resource endowments
Population Level
and
growth
Infrastructure
Extent and quality of roads and communications
Ethnic diversity
Ethno-linguistic factionalization
Geographical
Land locked or not
Political
Background of district leader, political supports from local parliament,
margin of victory.
Transport
Distance to provincial town, major cities and Jakarta
Investment Level
and
growth
Model Dasar Pertumbuhan
Melihat pada tiga periode: 993-1997, 1999-2001, 2001-2005
OLS dan pendekatan panel Menyertakan variabel spasial
Mempertimbangkan auto-korelasi spasial
Daerah daerah yang lebih miskin tumbuh lebih cepat
Efek positif dari daerah sekitarnya Pendidikan Lainnya
ε
β
β
β
β
β
β
0 1 i0 1 nborP 2 3 4 i0iP
y
g
PopEduc
Geog
Infr
Fixed Effect Regressions
with oil no oil
Ln per capita Real -0.277 -0.273
(0.025)** (0.025)** Weighted Average Growth of neighbouring
districts during the period
0.245 0.266
(0.045)** (0.047)** Share people ever/being in primary School
per total population
-0.067 -0.088
-0.134 -0.139
Share people ever/being in junior Secondary School per total population
0.097 0.169
-0.184 -0.192
Share people ever/being in high secondary School per total population
-0.094 -0.049
-0.164 -0.171
Share of population that is urban -0.008 0.005
-0.038 -0.04
Log Labor Force -0.03 -0.028
(0.013)* (0.013)*
Geometric Average Growth in real per capita GDP 1993-2003
Fixed Effect Regressions contd
with oil no oil Share of mining to total GRDP 0.105 0.09
-0.073 -0.073
Share of manufacturing to total GRDP
-0.02 -0.025
-0.032 -0.033
Share of electricity to total GRDP
1.145 1.435
-1.039 -1.087
Share of construction to total GRDP
-0.345 -0.261
-0.277 -0.289
Share of trade to total GRDP
-0.148 -0.131
-0.179 -0.188 Share of transportation to total GRDP -0.461 -0.516 (0.192)* (0.199)** Share of financial service to total GRDP -0.813 -0.826
(0.269)** (0.281)** Share of service to total GRDP -0.124 -0.191
-0.195 -0.205
Farmer's terms of trade 0 0
(0.000)* (0.000)* Constant 4.502 4.408 (0.432)** (0.435)** Observations 1787 1787 Number of groups 241 241 R-squared 0.27 0.27
Geometric Average Growth in real per capita GDP 1993-2003
Peran Kunci Tata Kelola Pemerintahan
Variabel kunci yang tidak kita miliki adalah ‘tata kelola pemerintahan’
Setiap orang menyatakan bahwa tata kelola pemerintahan adalah kuncinya
– Literatur lintas negara (Acemoglu et al)
Banyak dana dialokasikan oleh lembaga lembaga donor terkait tata kelola pemerintahan … menegaskan gagasan bahwa memperbaiki tata kelola pemerintahan akan
meningkatkan kinerja
Data TKED 2007/8
Mencakup semua 243 Kab./Kota dari 15 Provinsi Sampel random 50 perusahaan setiap daerah
– Berdasarkan jumlah tenaga kerja: Kecil (10-19), Menengah (20-99) dan Besar (100+) prosentase sekitar 50%, 45%, 5%
– Trade-off antara keberadaan dan kemampuan menjawab
Tambahan data dari 3 asosiasi usaha setiap daerah Pengumpulan data sekunder (peraturan daerah)
Indikator Tata Kelola Ekonomi Daerah (TKED)
1. Akses Lahan dan Kepastian Lahan 2. Perizinan Usaha
3. Interaksi Pemerintah Daerah dengan Pelaku Usaha
4. Program Pengembangan Usaha
5. Kapasitas dan Integritas Kepala Daerah 6. Pajak & Retribusi Daerah, serta Biaya
Transaksi lainnya
7. Pengelolaan Infrastruktur
8. Keamanan dan Resolusi Konflik 9. Peraturan Daerah
Korelasi antara tata kelola ekonomi
daerah dengan pertumbuhan
GDP growth non-oil GDP growth real pc 2001-2007 real pc 2001-2007 Access to information 0.01 0.01 Infrastructure 0.28* 0.15* Integrity -0.02 0.04 Interaction -0.04 0.01 Land 0.04 0.01 Licensing 0.03 0.05 Security 0.09 0.05
Business Development Programs -0.05 0.00 Transaction Costs 0.07 0.07
GDP growth non-oil GDP growth real pc 2001-2007 real pc 2001-2007
Average of (non) ownership of genset and
(in)frequency of black outs 0.2656* 0.0825
District head (doesn't) take corrupt actions
themselves -0.1370* -0.0401
Overall impact of issues associated with
Interaction on firm activities 0.1237* 0.1042
Infrequency of land conflict 0.1274* 0.0548
Cheapness of TDP 0.1221* -0.0507
Overall small constraint of security on firms 0.1609* 0.1244*
(Fewer) security payments to the police 0.1139* 0.01
Korelasi antara tata kelola ekonomi
daerah dengan pertumbuhan
Daerah yang lebih kaya memiliki:
– Tata kelola infrastruktur yang lebih jelek – Manajemen tanah yang lebih buruk
– Lebih banyak biaya transaksi
GDP non-oil GDP HH expenditure
real pc 2007 real pc 2007 real pc 2007
Access to information 0.0911 0.1006 0.026 Infrastructure -0.1769* -0.1296* -0.1263* Integrity -0.0172 -0.0748 -0.0907 Interaction 0.0534 0.0506 -0.0291 Land -0.1247* -0.1389* -0.4321* Licensing 0.0472 0.0941 -0.0363 Security -0.1086 -0.1006 -0.2798* Business Development Programs 0.0942 0.0461 0.2050* Transaction Costs -0.039 -0.1194* -0.1861*
Korelasi antara tata kelola ekonomi
daerah dengan PDB
Regresi pertumbuhan dan sub-indeks
tata kelola pemerintahan
GDP growth Non-oil GDP growth per capita per capita
2001-2007 2001-2007 Log per capita GDP 2001 -0.00856 -0.008201
[3.06]*** [3.26]***
Log population 2001 0.005477 0.005097
[2.73]*** [2.83]*** Share of population with junior schooling (2001) 0.08142 0.074576
[1.93]* [1.97]* Telephone access per household (2000) 0.017606 0.031576
[0.81] [1.61] Share of mining in GDP (2001) -0.028633 0.017761 [2.58]** [1.78]* and Infrastructure 0.000537 0.000497 [3.09]*** [3.18]*** Dependent variable
Hanya sedikit variabel tata kelola pemerintahan yang secara signifikan berhubungan dengan pertumbuhan
Teori tentang kualitas tata kelola pemerintahan … apa yang membuat tata kelola pemerintahan daerah bagus?
Apa itu Tata Kelola Pemerintahan?
Stabilitas
Rent-seeking (atau sebaliknya) Kompetensi
Transparansi dan Akuntabilitas
Faktor-faktor yang
mempengaruhi aspek2 tata kelola pemerintahan
Ukuran ekonomi Populasi SDA Anggaran Pendidikan Hipotesis:
1. Daerah yang lebih kaya memiliki lebih banyak hal untuk ‘dicuri’ – namun lebih kompeten dan terbuka
2. Populasi lebih tinggi memberikan kesempatan rent seeking dan mengakibatkan penyediaan pelayanan lebih sulit
3. SDA menimbulkan konflik/ketidakstabilan,dan merusak akuntabilitas 4. Anggaran spt.layaknya SDA – namun dapat meningkatkan kompetensi 5. Pendidikan meningkatkan kompetensi dan transparansi
Menjelaskan Tata Kelola Pemerintahan Daerah – Temuan
Hipotesis
1. Daerah yang lebih kaya memiliki lebih banyak hal untuk ‘dicuri’ – namun lebih kompeten dan terbuka
Temuan:
Ya. PDB secara konsisten berhubungan dengan lebih banyak
rent-seeking (biaya ilegal, biaya untuk polisi). PDB yang lebih tinggi juga berhubungan dengan konflik pertanahan yang lebih banyak
PDB yang lebih tinggi juga berhubungan dengan pelayanan tata kelola pemerintahan yang lebih buruk (contoh: waktu sertifikasi tanah yang lebih lama, perizinan yang kurang efisien)
Namun PDB yang lebih tinggi secara nyata meningkatkan transparansi dan informasi
Hipotesis
2. Populasi lebih tinggi memberikan kesempatan rent seeking dan mengakibatkan penyediaan pelayanan lebih sulit
Temuan:
Ya – populasi yang lebih tinggi berhubungan dengan lebih banyak
rent-seeking dan penyediaan pelayanan yang lebih rendah kompetensinya
Hal itu juga menurunkan komunikasi antara pelaku usaha dengan pemerintah
Hipotesis
3. SDA menimbulkan konflik/ketidakstabilan,dan merusak akuntabilitas
Temuan:
Kontribusi pertambangan yang tinggi berhubungan dengan konflik pertanahan yang lebih banyak
Konsentrasi sektoral yang lebih tinggi berhubungan dengan lebih banyak pungutan di jalan
Daerah dengan konsentrasi sektoral yang tinggi cenderung kurang memiliki forum komunikasi dan mekanisme keberatan
Hipotesis:
4. Anggaran seperti layaknya SDA – namun dapat meningkatkan kompetensi
Temuan:
Anggaran perkapita yang relatif tinggi hampir tidak memberikan efek pada aspek aspek tata kelola pemerintahan (dan tidak meningkatkan kompetensi)
Pertumbuhan anggaran yang lebih tinggi berhubungan dengan lebih banyak konflik dan lebih banyak pungutan di jalan. Hal itu juga
berhubungan dengan waktu yang lebih lama untuk memperbaiki infrastruktur and untuk mendapatkan TDP
Namun daerah yang meningkat anggarannya, kepala daerah dan para birokratnya dinilai lebih positif
Hipotesis:
5. Pendidikan meningkatkan kompetensi dan transparansi
Temuan:
Daerah yang memiliki tingkat pendidikan lebih baik, menilai lebih buruk terhadap kepala daerah dan birokrat
Daerah yang memiliki tingkat pendidikan lebih baik, tidak meningkat transparansinya
Kesimpulan
Korelasi sederhana antara PDB, pertumbuhan PDB dan tata kelola pemerintahan daerah, tidak secara jelas menunjukkan hubungan yang positif antara tata kelola pemerintahan daerah dengan pertumbuhan (kecuali infrastruktur), …
Demikian juga halnya dengan regresi
Namun, terdapat banyak bukti yang lebih terkait dengan teori politik mengenai hal hal yang menentukan kualitas tata kelola pemerintahan daerah
Hal ini menegaskan bahwa tata kelola pemerintahan lebih
merupakan gejala yang menjelaskan (symptom) pertumbuhan,