LAPORAN PENDAHULUAN LAPORAN PENDAHULUAN
1. Konsep Dasar Penyakit Pnemumonia 1. Konsep Dasar Penyakit Pnemumonia 1.1 Definisi
1.1 Definisi
Pneumonia paling umum digunakan untuk menunjukkan infeksi saluran Pneumonia paling umum digunakan untuk menunjukkan infeksi saluran napas bawah yang bisa disebabkan oleh virus, bakteri, jamur protozoa, atau napas bawah yang bisa disebabkan oleh virus, bakteri, jamur protozoa, atau parasit
parasit dan dan yang bisa yang bisa didapat didapat dari dari komunitas, komunitas, perawatan perawatan di di rumah rumah atau atau di di rumahrumah sakit (nosokomial) (Brashers, 2007: 101).
sakit (nosokomial) (Brashers, 2007: 101).
Pneumonia merupakan infeksi akut pada jaringan paru oleh Pneumonia merupakan infeksi akut pada jaringan paru oleh mikroorganisme, merupakan infeksi saluran napas bagian bawah yang sebagian mikroorganisme, merupakan infeksi saluran napas bagian bawah yang sebagian besar
besar disebabkan disebabkan oleh oleh bakteri bakteri yang yang terjadi terjadi secara secara primer primer atau atau sekunder sekunder setelahsetelah infeksi virus (Corwin, 2009: 541).
infeksi virus (Corwin, 2009: 541).
Pneumonia adalah proses inflamatori parenkim paru yang umumnya Pneumonia adalah proses inflamatori parenkim paru yang umumnya disebabkan oleh agen infeksius (Smeltzer, 2001: 571).
disebabkan oleh agen infeksius (Smeltzer, 2001: 571).
Pneumonia adalah suatu proses peradangan dimana terdapat konsolidasi Pneumonia adalah suatu proses peradangan dimana terdapat konsolidasi yang disebabkan pengisian rongga alveoli oleh eksudat
yang disebabkan pengisian rongga alveoli oleh eksudat (Somantri, 2007: 67).(Somantri, 2007: 67).
1.2 Klasifikasi 1.2 Klasifikasi
1.2.1 Berdasarkan Penyebab 1.2.1 Berdasarkan Penyebab
Etiologi dan jenis/klasifikasi pneumonia beserta tanda dan gejalanya Etiologi dan jenis/klasifikasi pneumonia beserta tanda dan gejalanya menurut Somantri (2007: 68) adalah:
menurut Somantri (2007: 68) adalah: Jenis
Jenis Pneumonia
Pneumonia Etiologi Etiologi Faktor Faktor Resiko Resiko Tanda Tanda dan dan GejalaGejala Sindrom Sindrom tipikal tipikal StreptococcusStreptococcus pneumonia
pneumonia jenisjenis pneumonia
pneumonia tanpatanpa penyulit. penyulit. StreptococcusStreptococcus Pneumonia dengan Pneumonia dengan penyulit. penyulit.
Sickle cell diseaseSickle cell disease
HipogammaglobulinemiaHipogammaglobulinemia
Multiple myeloma Multiple myeloma
Onset mendadak dingin,Onset mendadak dingin, menggigil, dan demam menggigil, dan demam (39-40ºC)
(39-40ºC)
Nyeri dada pleuritis Nyeri dada pleuritis
Batuk produktif, sputumBatuk produktif, sputum hijau, purulen, dan hijau, purulen, dan mungkin mengandung mungkin mengandung bercak
bercak darah, darah, serta serta hidunghidung kemerahan.
kemerahan.
Retraksi Retraksi interkostal,interkostal, penggunaan
penggunaan otototot aksesorius, dan bisa timbul aksesorius, dan bisa timbul sianosis
Sindrom Sindrom atipikal atipikal HaemophilusHaemophilus influenza influenza StaphylococcusStaphylococcus aureus aureus
Usia tuaUsia tua
COPDCOPD
FluFlu
Onset bertahap dalam 3-5Onset bertahap dalam 3-5 hari
hari
Malaise, Malaise, nyeri nyeri kepala,kepala, nyeri tenggorokan, dan nyeri tenggorokan, dan batuk kering
batuk kering
Nyeri dada karena batuk Nyeri dada karena batuk
MycoplasmaMycoplasma pneumonia pneumonia
Virus pathogenVirus pathogen
Anak-anak Anak-anak
Dewasa mudaDewasa muda Aspirasi
Aspirasi Aspirasi basil gramAspirasi basil gram negative: negative: Klebsiela, Klebsiela, Pseudomonas, Pseudomonas, Enterobacter, Enterobacter, Escherichia Escherichia proteus,
proteus, dan dan basilbasil gram positif, gram positif, Staphylococcus Staphylococcus
Aspirasi Aspirasi asamasam lambung
lambung
Kondisi Kondisi lemah lemah karenakarena konsumsi alkohol
konsumsi alkohol
Perawatan Perawatan (misalnya(misalnya infeksi nosokomial)
infeksi nosokomial)
Gangguan kesadaranGangguan kesadaran
Anaerobik Anaerobik campuran:campuran: mulanya onset perlahan mulanya onset perlahan
Demam rendah, dan batuk Demam rendah, dan batuk
Produksi Produksi sputum/bausputum/bau busuk
busuk
Foto Foto dada dada jaringanjaringan interstitial yang terkena interstitial yang terkena tergantung bagian yang tergantung bagian yang terkena di paru-parunya. terkena di paru-parunya.
Infreksi gram negatif atauInfreksi gram negatif atau positif
positif
Gambaran klinik mungkinGambaran klinik mungkin sama dengan pneumonia sama dengan pneumonia klasik
klasik
Distres Distres respirasirespirasi mendadak, dispnea berat, mendadak, dispnea berat, sianosis, batuk, sianosis, batuk, hipoksemia, dan diikuti hipoksemia, dan diikuti tanda infeksi sekunder. tanda infeksi sekunder. Hematogen
Hematogen Terjadi bila kumanTerjadi bila kuman pathogen
pathogen menyebar menyebar ke paru-paru ke paru-paru melalui aliran melalui aliran darah: darah: Staphylococcus, E. Staphylococcus, E. coli, dan anaerob coli, dan anaerob enteric
enteric
Kateter IV yang terinfeksiKateter IV yang terinfeksi
EndokarditisEndokarditis
Drug abuse Drug abuse
Abses intra abdomenAbses intra abdomen
PyelonefritisPyelonefritis
Empiema kandung kemihEmpiema kandung kemih
Gejala pulmonal timbulGejala pulmonal timbul minimal disbanding gejala minimal disbanding gejala septikemia
septikemia
Batuk nonproduktif danBatuk nonproduktif dan nyeri pleuritik sama nyeri pleuritik sama dengan yang terjadi pada dengan yang terjadi pada emboli paru-paru
emboli paru-paru
1.2.2 Klasifikasi Berdasarkan lokasi paru yang terkena menurut Robbins & Cotran 1.2.2 Klasifikasi Berdasarkan lokasi paru yang terkena menurut Robbins & Cotran
(2008: 448) adalah: (2008: 448) adalah: 1)
1) BronkopneumoniaBronkopneumonia
Ditandai oleh bercak-bercak konsolidasi eksudatif pada parenkim Ditandai oleh bercak-bercak konsolidasi eksudatif pada parenkim paru:
paru: stafilokokus, stafilokokus, pneumokokus, pneumokokus, Haemophilus Haemophilus influenza, influenza, PseudomonasPseudomonas aeruginosa dan bakteri koliformis merupakan agen penyebab yang paling aeruginosa dan bakteri koliformis merupakan agen penyebab yang paling sering ditemukan. Secara makroskopik, paru-paru memperlihatkan daerah sering ditemukan. Secara makroskopik, paru-paru memperlihatkan daerah konsolidasi dan supurasi yang terdispersi, menonjol, bersifat fokal serta konsolidasi dan supurasi yang terdispersi, menonjol, bersifat fokal serta dapat diraba. Secara histologik terlihat eksudasi supuratif (neutrofilik) akut dapat diraba. Secara histologik terlihat eksudasi supuratif (neutrofilik) akut yang mengisi saluran napas serta rongga udara dan biasanya disekitar yang mengisi saluran napas serta rongga udara dan biasanya disekitar
2)
2) Pneumonia LobarisPneumonia Lobaris
Mengenai sebagian besar atau seluruh lobus paru. Sebagian besar Mengenai sebagian besar atau seluruh lobus paru. Sebagian besar pneumonia
pneumonia lobaris lobaris disebabkan disebabkan oleh oleh pneumokokus pneumokokus yang yang masuk masuk ke ke dalamdalam paru
paru lewat lewat saluran saluran napas. napas. Kadang-kadang Kadang-kadang infeksi infeksi ini ini terjadi terjadi karenakarena mikroorganisme lain (K. Pneumoniae, stafilokokus, streptokokus, H. mikroorganisme lain (K. Pneumoniae, stafilokokus, streptokokus, H. influenzae).
influenzae).
1.3 Faktor Resiko 1.3 Faktor Resiko
Faktor-faktor dan situasi yang umumnya menjadi predisposisi pneumonia Faktor-faktor dan situasi yang umumnya menjadi predisposisi pneumonia menurut Smeltzer (2001: 572) adalah:
menurut Smeltzer (2001: 572) adalah: 1)
1) Setiap kondisi yang menghasilkan lendir atau obstruksi bronchial danSetiap kondisi yang menghasilkan lendir atau obstruksi bronchial dan mengganggu drainase normal paru misalnya kanker, penyakit obstruksi paru mengganggu drainase normal paru misalnya kanker, penyakit obstruksi paru menahun (PPOM) meningkatkan kerentanan pasien terhadap pneumonia. menahun (PPOM) meningkatkan kerentanan pasien terhadap pneumonia. 2)
2) Pasien imunosupresif dan mereka dengan jumlah neutrofil rendahPasien imunosupresif dan mereka dengan jumlah neutrofil rendah (neutropeni).
(neutropeni). 3)
3) Individu yang merokok beresiko karena asap rokok mengganggu baik Individu yang merokok beresiko karena asap rokok mengganggu baik aktivitas mukosiliari dan makrofag.
aktivitas mukosiliari dan makrofag. 4)
4) Setiap pasien yang diperbolehkan untuk berbaring secara pasif di tempat tidur Setiap pasien yang diperbolehkan untuk berbaring secara pasif di tempat tidur dalam waktu yang lama, yang secara relatif imobil dan bernapas dangkal. dalam waktu yang lama, yang secara relatif imobil dan bernapas dangkal. 5)
5) Setiap individu yang mengalami depresi refleks batuk (karena medikasi,Setiap individu yang mengalami depresi refleks batuk (karena medikasi, keadaan yang melemahkan, atau otot-otot pernapasan lemah), telah keadaan yang melemahkan, atau otot-otot pernapasan lemah), telah mengaspirasi benda asing ke dalam paru-paru selama periode tidak sadar mengaspirasi benda asing ke dalam paru-paru selama periode tidak sadar (cedera kepala, anesthesia), atau mempunyai mekanisme menelan abnormal. (cedera kepala, anesthesia), atau mempunyai mekanisme menelan abnormal. 6)
6) Setiap pasien yang dirawat dengan regimen NPO (dipuasakan) atau merekaSetiap pasien yang dirawat dengan regimen NPO (dipuasakan) atau mereka yang mendapat antibiotik mengalami peningkatan kolonisasi organisme yang mendapat antibiotik mengalami peningkatan kolonisasi organisme faring. Pada individu yang sakit sangat parah, hampir pasti t
faring. Pada individu yang sakit sangat parah, hampir pasti t erdapat kolonisasierdapat kolonisasi bakteri gram negative pada orofaringny
bakteri gram negative pada orofaringnya.a. 7)
7) Individu yang mengalami intoksikasi terutama rentan terhadap pneumonia,Individu yang mengalami intoksikasi terutama rentan terhadap pneumonia, karena alkohol menekan reflek-reflek tubuh, mobilisasi sel darah putih dan karena alkohol menekan reflek-reflek tubuh, mobilisasi sel darah putih dan gerakan siliaris trakeobronkial.
8)
8) Setiap individu yang menerima sedative atau opiod dapat mengalami depresiSetiap individu yang menerima sedative atau opiod dapat mengalami depresi pernapasan,
pernapasan, yang yang mencetuskan mencetuskan pengumpulan pengumpulan sekresi sekresi bronchial bronchial dandan selanjutnya mengalami pneumonia.
selanjutnya mengalami pneumonia. 9)
9) Pasien yang tidak sadar atau mempunyai reflek batuk dan menelan buruk Pasien yang tidak sadar atau mempunyai reflek batuk dan menelan buruk adalah mereka yang beresiko terhadap pneumonia akibat penumpukan sekresi adalah mereka yang beresiko terhadap pneumonia akibat penumpukan sekresi atau aspirasi.
atau aspirasi. 10)
10) Individu lansia terutama mereka yang rentan terhadap pneumonia karenaIndividu lansia terutama mereka yang rentan terhadap pneumonia karena depresi reflek batuk dan glotis.
depresi reflek batuk dan glotis. 11)
11) Setiap orang yang menerima pengobatan dengan peralatan terapi pernapasanSetiap orang yang menerima pengobatan dengan peralatan terapi pernapasan dapat mengalami pneumonia jika peralatan tersebut tidak dibersihkan dengan dapat mengalami pneumonia jika peralatan tersebut tidak dibersihkan dengan tepat.
tepat.
1.4 Stadium 1.4 Stadium
Rangkaian tahap berikut ini menggambarkan riwayat alami pneumonia lobaris Rangkaian tahap berikut ini menggambarkan riwayat alami pneumonia lobaris tanpa komplikasi; pneumonia klasik semacam itu kini sudah jarang terlihat karena tanpa komplikasi; pneumonia klasik semacam itu kini sudah jarang terlihat karena adanya terapi antibiotik (Robbins & Cotran,
adanya terapi antibiotik (Robbins & Cotran, 2008: 448):2008: 448): 1)
1) Kongesti mendominasi gambaran klinis 24 jam pertama.Kongesti mendominasi gambaran klinis 24 jam pertama. 2)
2) Hepatisasi mHepatisasi merah erah (konsolidasi) (konsolidasi) memperlihatkan memperlihatkan jaringan jaringan paru paru dengandengan eksudat konfluen dari sel-sel neutrofil dan sel-sel darah merah yang eksudat konfluen dari sel-sel neutrofil dan sel-sel darah merah yang menimbulkan gambaran makroskopik berwarna merah, kenyal dan mirip menimbulkan gambaran makroskopik berwarna merah, kenyal dan mirip hati.
hati. 3)
3) Hepatisasi kelabu terjadi setelah sel-sel darah merah terurai sementaraHepatisasi kelabu terjadi setelah sel-sel darah merah terurai sementara eksudat fibrinosupuratif yang tersisa tetap bertahan sehingga terbentuk eksudat fibrinosupuratif yang tersisa tetap bertahan sehingga terbentuk gambaran makroskopik berwarna cokelat-kelabu.
gambaran makroskopik berwarna cokelat-kelabu. 4)
4) Resolusi merupakan stadium akhir yang baik dengan eksudat yang sudahResolusi merupakan stadium akhir yang baik dengan eksudat yang sudah terkonsolidasi akan mengalami degradasi enzimatik serta seluler, dan terkonsolidasi akan mengalami degradasi enzimatik serta seluler, dan dibersihakan. Struktur yang normal akan putih kembali.
1.5 Pemeriksaan Diagnostik 1.5 Pemeriksaan Diagnostik 1.5.1 Pemeriksaan Radiologi 1.5.1 Pemeriksaan Radiologi
Chest X-ray: Teridentifikasi adanya penyebaran (misal: lobus dan Chest X-ray: Teridentifikasi adanya penyebaran (misal: lobus dan
bronchial
bronchial ); dapat juga menunjukkan multipel abses/infiltrate (bakterial);); dapat juga menunjukkan multipel abses/infiltrate (bakterial); atau penyebaran/ekstensif nodul infiltrate (sering kali viral), pada atau penyebaran/ekstensif nodul infiltrate (sering kali viral), pada pneumonia
pneumonia mycoplasma chest x-raymycoplasma chest x-raymungkin bersih.mungkin bersih. 1.5.2 Pemeriksaan Fungsi Paru-paru
1.5.2 Pemeriksaan Fungsi Paru-paru
Fungsi paru-paru: volume mungkin menurun (kongesti dan kolaps Fungsi paru-paru: volume mungkin menurun (kongesti dan kolaps alveolar): tekanan saluran udara meningkat dan kapasitas pemenuhan alveolar): tekanan saluran udara meningkat dan kapasitas pemenuhan udara
udara menurun, menurun, hipoksemia.hipoksemia. 1.5.3 Pemeriksaan Laboratorium 1.5.3 Pemeriksaan Laboratorium
1)
1) Analisis gas darah (Analisis gas darah ( Analysis Analysis Blood Blood GassesGasses – – ABGs) danABGs) dan Pulse Pulse OximetryOximetry::
abnormalitas mungkin timbul tergantung dari luasnya kerusakan abnormalitas mungkin timbul tergantung dari luasnya kerusakan paru- paru.
paru. 2)
2) Pewarnaan Gram/Pewarnaan Gram/CultureCulture Sputum dan Darah: didapatkan denganSputum dan Darah: didapatkan dengan needleneedle biopsy
biopsy, aspirasi transtrakeal,, aspirasi transtrakeal, fiberoptic fiberoptic bronchoscopybronchoscopy, atau biopsy paru-, atau biopsy paru- paru
paru terbuka terbuka untuk untuk mengeluarkan mengeluarkan organisme organisme penyebab. penyebab. Lebih Lebih dari dari satusatu tipe organisme yang dapat ditemukan, seperti
tipe organisme yang dapat ditemukan, seperti Diplococcus pneumonia, Diplococcus pneumonia, Staphylococcus aureus, A. hemolytic streptococcus,
Staphylococcus aureus, A. hemolytic streptococcus, dandan Hemophilus Hemophilus influenzae
influenzae.. 3)
3) Periksa Darah Lengkap (Complete Blood CountPeriksa Darah Lengkap (Complete Blood Count — — CBC): leukositosisCBC): leukositosis
biasanya
biasanya timbul, timbul, meskipun meskipun nilai nilai pemeriksaan pemeriksaan darah darah putih putih (white (white bloodblood count
count — — WBC) rendah pada infeksi virus.WBC) rendah pada infeksi virus.
4)
4) Tes Serologi: membantu dalam membedakan diagnosis pada organismeTes Serologi: membantu dalam membedakan diagnosis pada organisme secara spesifik.
secara spesifik. 5)
5) LED: meningkat, tanda adanya infeksi.LED: meningkat, tanda adanya infeksi. 6)
6) Elektrolit: sodium dan klorida mungkin rendah.Elektrolit: sodium dan klorida mungkin rendah. 7)
1.6 Komplikasi 1.6 Komplikasi
Menurut Robbins & Cotran (2008: 448) dan Corwin (2009: 544) Menurut Robbins & Cotran (2008: 448) dan Corwin (2009: 544) komplikasi pneumonia lobaris dan kadang-kadang bronkopneumonia adalah komplikasi pneumonia lobaris dan kadang-kadang bronkopneumonia adalah terjadinya empiema (penyebaran infeksi ke dalam rongga pleura) kemudian terjadinya empiema (penyebaran infeksi ke dalam rongga pleura) kemudian membentuk
membentuk abses pada abses pada paru sehinggparu sehingga timbul a timbul jaringan parut jaringan parut fibrotik.. fibrotik.. VentilasiVentilasi mungkin menurun akibat akumulasi mucus, yang dapat berkembang menjadi mungkin menurun akibat akumulasi mucus, yang dapat berkembang menjadi ateletaksis. Sianosis disertai hipoksia mungkin terjadi dan pada kasus yang ateletaksis. Sianosis disertai hipoksia mungkin terjadi dan pada kasus yang ekstrem gagal napas dan kematian dapat terjadi berhubungan dengan kelelahan ekstrem gagal napas dan kematian dapat terjadi berhubungan dengan kelelahan atau sepsis (penyebaran infeksi ke darah).
atau sepsis (penyebaran infeksi ke darah).
1.7 Penatalaksanaan 1.7 Penatalaksanaan
Menurut Corwin (2009: 544) , Brashers (2007: 104), dan Smeltzer (2001: Menurut Corwin (2009: 544) , Brashers (2007: 104), dan Smeltzer (2001: 575) penatalaksanaan untuk pneumonia bergantung pada penyebab, sesuai yang 575) penatalaksanaan untuk pneumonia bergantung pada penyebab, sesuai yang ditentukan berdasarkan pemeriksaan sampel sputum prapengobatan. Terapi yang ditentukan berdasarkan pemeriksaan sampel sputum prapengobatan. Terapi yang dapat dilakukan antara lain:
dapat dilakukan antara lain: a.
a. FarmakologiFarmakologi 1)
1) Antibiotik, terutama untuk pneumonia bakteri. Pneumonia lain dapatAntibiotik, terutama untuk pneumonia bakteri. Pneumonia lain dapat diobati dengan antibiotik untuk mengurangi resiko infeksi bakteri diobati dengan antibiotik untuk mengurangi resiko infeksi bakteri sekunder yang dapat berkembang dari infeksi asal, misalnya penisilin sekunder yang dapat berkembang dari infeksi asal, misalnya penisilin G merupakan antibiotik pilihan untuk infeksi oleh S. pneumoniae. G merupakan antibiotik pilihan untuk infeksi oleh S. pneumoniae. Medikasi efektif lainnya termasuk eritromisin, klindamisin, Medikasi efektif lainnya termasuk eritromisin, klindamisin, sefalosporin generasi kedua dan ketiga, trimetoprimsulfametoksazol sefalosporin generasi kedua dan ketiga, trimetoprimsulfametoksazol (Bactrim).
(Bactrim). 2)
2) Oksigen dan hidrasi bila ada indikasi.Oksigen dan hidrasi bila ada indikasi. b.
b. Nonfarmakologi Nonfarmakologi 1)
1) IstirahatIstirahat 2)
2) Perbaikan nutrisiPerbaikan nutrisi 3)
3) Hidrasi untuk membantu mengencerkan sekresiHidrasi untuk membantu mengencerkan sekresi 4)
4) Teknik napas dalam dan batuk efektif, fisioterapi dada bila teTeknik napas dalam dan batuk efektif, fisioterapi dada bila te rsedia.rsedia.
1.8 Pencegahan 1.8 Pencegahan
Menurut Smeltzer (2001: 573) pencegahan pneumonia yang dapat Menurut Smeltzer (2001: 573) pencegahan pneumonia yang dapat dilakukan adalah:
1)
1) Berikan dorongan untuk sering batuk dan mengeluarkan sekresi.Berikan dorongan untuk sering batuk dan mengeluarkan sekresi. 2)
2) Ajarkan teknik napas dalam.Ajarkan teknik napas dalam. 3)
3) Ubah posisi dengan teratur.Ubah posisi dengan teratur. 4)
4) Lakukan penghisapan trakeobronkial bagi pasien-pasien yang beresikoLakukan penghisapan trakeobronkial bagi pasien-pasien yang beresiko tidak dapat batuk spontan.
tidak dapat batuk spontan. 5)
5) Tingkatkan hygiene oral bagi pasien-pasien yang menjalani regimen NPOTingkatkan hygiene oral bagi pasien-pasien yang menjalani regimen NPO (puasa) atau mendapat antibiotic untuk meminimalkan kolonisasi (puasa) atau mendapat antibiotic untuk meminimalkan kolonisasi organisme.
organisme. 6)
6) Berikan sedative dan opiod dengan pertimbangan sangat bijak untuk Berikan sedative dan opiod dengan pertimbangan sangat bijak untuk menghindari supresi pernapasan.
menghindari supresi pernapasan. 7)
7) Waspadalah terhadap pneumonia pada lansia., pasien pascaoperatif,Waspadalah terhadap pneumonia pada lansia., pasien pascaoperatif, mereka dengan supresi sistem imun, mereka dengan supresi sistem imun, mereka dengan supresi sistem imun, mereka dengan supresi sistem imun, mereka yang mengalami gangguan fungsi pernapasan, dan mereka yang mereka yang mengalami gangguan fungsi pernapasan, dan mereka yang tidak sadar.
tidak sadar. 8)
8) Pastikan bahwa peralatan pernapasan telah dibersihkan dengan tepat.Pastikan bahwa peralatan pernapasan telah dibersihkan dengan tepat. 9)
9) Berikan dorongan individu untuk berhenti merokok dan mengurangiBerikan dorongan individu untuk berhenti merokok dan mengurangi alkohol.
alkohol.
Hospitalisasi diindikasikan bila (Brashers, 2007: 104): Hospitalisasi diindikasikan bila (Brashers, 2007: 104):
1)
1) Usia di atas 65 tahun, tunawisma, dirawat di rumah sakit karenaUsia di atas 65 tahun, tunawisma, dirawat di rumah sakit karena pneumonia di tahun y
pneumonia di tahun yang lalu.ang lalu. 2)
2) Denyut nadi > 140/menit, frekuensi respirasi >30/menit, hipotensi.Denyut nadi > 140/menit, frekuensi respirasi >30/menit, hipotensi. 3)
3) Temperature >38,3ºCTemperature >38,3ºC 4)
4) Penurunan status mental, sianosis.Penurunan status mental, sianosis. 5)
5) Imunosupresi, kondisi penyerta.Imunosupresi, kondisi penyerta. 6)
6) Mikroorganisme resiko tinggi (misal infeksi pseudomonas nosokomialMikroorganisme resiko tinggi (misal infeksi pseudomonas nosokomial yang terbaru).
yang terbaru). 7)
7) SDP <4000 atau > 30.000/SDP <4000 atau > 30.000/μμLL 8)
8) Tekanan parsial oksigen dalam darah arteri (PaOTekanan parsial oksigen dalam darah arteri (PaO22) <60 atau PaCO) <60 atau PaCO22 >50.
>50. 9)
8 8 WOC PNEMUMONIA
WOC PNEMUMONIA
Virus, bakteri, jamur, protozoa, Virus, bakteri, jamur, protozoa,
teraspirasi teraspirasi
Radang pada parenkim paru Radang pada parenkim paru
(Pneumonia) (Pneumonia) Cairan masuk Cairan masuk ke alveoli ke alveoli Respon inflamasi Respon inflamasi pada alveolar paru pada alveolar paru
Pe produksi Pe produksi
mukus mukus hiperplasia sel goblet hiperplasia sel goblet dan disfungsi silia dan disfungsi silia
Ketidakefektifan Ketidakefektifan bersihan jalan nafas bersihan jalan nafas
B1 B1 Akumulasi Akumulasi mucus pada mucus pada saluran saluran pernafasan pernafasan
Inhalasi droplet pada saluran Inhalasi droplet pada saluran
nafas bagian atas nafas bagian atas
Metabolisme Metabolisme anaerob anaerob Terjadi Terjadi hipoksia, hipoksia, hiperkarbi hiperkarbi Mengganggu Mengganggu difus 02 difus 02 Eksudasi Eksudasi dalam dalam alveoli alveoli B3 B3 B2 B2 Pelepasan Pelepasan pirogen pirogen endogen endogen Kekurangan volume Kekurangan volume cairan cairan Gangguan Rasa Gangguan Rasa Nyaman (nyeri) Nyaman (nyeri) Medula spinalis Medula spinalis Berikatan dengan Berikatan dengan reseptor IP3 reseptor IP3 Pelepasan mediator Pelepasan mediator kimia: prostaglandin, kimia: prostaglandin, histamine, bradikinin histamine, bradikinin B5 B5 Akumulasi Akumulasi secret pada secret pada saluran saluran pernapasan pernapasan B6 B6 Bau dan Bau dan rasa sputum rasa sputum di mulut di mulut Nafsu Nafsu makan makan Ketidakseimbangan Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh kebutuhan tubuh Pe suplai Pe suplai O O22ke ototke otot Terganggunya Terganggunya proses proses metabolisme di metabolisme di tubuh tubuh Energy yang Energy yang dihasilkan dihasilkan Kelemahan fisik Kelemahan fisik Ketidakefektifan Ketidakefektifan pola pernapasan
pola pernapasan HipertermiHipertermi
Intoleran Intoleran Aktivitas Aktivitas Masuk hipotalamus Masuk hipotalamus melalui sirkulasi melalui sirkulasi Metabolisme Metabolisme menjadi menjadi prostaglandin prostaglandin Pelepasan Pelepasan asam asam arakidonat arakidonat Perubahan Perubahan termostat termostat Asupan cairan Asupan cairan berkurang berkurang Peningkatan Peningkatan metabolisme metabolisme
Bakteri/virus masuk saluran Bakteri/virus masuk saluran
nafas bawah nafas bawah
Daya tahan tubuh lemah Daya tahan tubuh lemah
Impuls nyeri diantar ke Impuls nyeri diantar ke SSP melalui serabut saraf SSP melalui serabut saraf
Thalamus Thalamus Korteks serebri Korteks serebri Psikologik Psikologik Kurang Kurang informasi informasi Ketdakefekti Ketdakefekti fan program fan program terapeutik terapeutik 2.
2. Konsep KeluargaKonsep Keluarga 2.1
2.1 PengertPengertian ian KeluargaKeluarga
Menurut Departemen Kesehatan (1988), yang dikutip oleh Sudiharto, (2007 Menurut Departemen Kesehatan (1988), yang dikutip oleh Sudiharto, (2007 :25) keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga :25) keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga serta beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di satu atap dalam keadaan serta beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Menurut BKKBN (1999), keluarga adalah dua orang atau saling ketergantungan. Menurut BKKBN (1999), keluarga adalah dua orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan perkawinan yang sah, mampu memenuhi lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materiil yang layak, bertaqwa kepada Tuhan, kebutuhan hidup spiritual dan materiil yang layak, bertaqwa kepada Tuhan, memiliki hubungan yang selaras dan seimbang antara anggota keluarga dan memiliki hubungan yang selaras dan seimbang antara anggota keluarga dan masyarakat serta lin
masyarakat serta lingkungannygkungannya.a.
2.2
2.2 Bentuk KeluargaBentuk Keluarga
Menurut Effendi (2009:182), bentuk-bentuk keluarga sebagai berikut: Menurut Effendi (2009:182), bentuk-bentuk keluarga sebagai berikut:
2.
2. Konsep KeluargaKonsep Keluarga 2.1
2.1 PengertPengertian ian KeluargaKeluarga
Menurut Departemen Kesehatan (1988), yang dikutip oleh Sudiharto, (2007 Menurut Departemen Kesehatan (1988), yang dikutip oleh Sudiharto, (2007 :25) keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga :25) keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga serta beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di satu atap dalam keadaan serta beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Menurut BKKBN (1999), keluarga adalah dua orang atau saling ketergantungan. Menurut BKKBN (1999), keluarga adalah dua orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan perkawinan yang sah, mampu memenuhi lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materiil yang layak, bertaqwa kepada Tuhan, kebutuhan hidup spiritual dan materiil yang layak, bertaqwa kepada Tuhan, memiliki hubungan yang selaras dan seimbang antara anggota keluarga dan memiliki hubungan yang selaras dan seimbang antara anggota keluarga dan masyarakat serta lin
masyarakat serta lingkungannygkungannya.a.
2.2
2.2 Bentuk KeluargaBentuk Keluarga
Menurut Effendi (2009:182), bentuk-bentuk keluarga sebagai berikut: Menurut Effendi (2009:182), bentuk-bentuk keluarga sebagai berikut: 2.2.1
2.2.1 Keluarga tradisionalKeluarga tradisional 1)
1) Keluarga inti: keluarga yang terdiri atas aKeluarga inti: keluarga yang terdiri atas a yah, ibu dan anak yah, ibu dan anak 2)
2) Pasangan inti: keluarga yang terdiri atas suami dan istri saja.Pasangan inti: keluarga yang terdiri atas suami dan istri saja. 3)
3) Keluarga dengan anak tunggal: satu orang sebagai kepala keluarga,Keluarga dengan anak tunggal: satu orang sebagai kepala keluarga, biasanya bagian dari konsekuensi perceraian.
biasanya bagian dari konsekuensi perceraian. 4)
4) Lajang yang tinggal sendirianLajang yang tinggal sendirian 5)
5) Keluarga besar yang mencakup tiga generasiKeluarga besar yang mencakup tiga generasi 6)
6) Jaringan keluarga besar.Jaringan keluarga besar. 2.2.2
2.2.2 Keluarga non tradisionalKeluarga non tradisional 1)
1) Pasangan yang memiliki anak tanpa menikahPasangan yang memiliki anak tanpa menikah 2)
2) Pasangan yang hidup bersama tanpa menikah Pasangan yang hidup bersama tanpa menikah (kumpul kebo)(kumpul kebo) 3)
3) Keluarga homoseksual (gay dan atau tanpa lesbian)Keluarga homoseksual (gay dan atau tanpa lesbian) 4)
4) Keluarga komuni: keluarga dengan lebih dari satu pasangan monogamyKeluarga komuni: keluarga dengan lebih dari satu pasangan monogamy dengan anak-anak secara bersama-sama menggunakan fasilitas serta dengan anak-anak secara bersama-sama menggunakan fasilitas serta sumber-sumber yang ada.
2.3
2.3 Tahap Perkembangan KeluargaTahap Perkembangan Keluarga
Menurut Duval (1997), daur atau siklus kehidupan keluarga terdiri dari Menurut Duval (1997), daur atau siklus kehidupan keluarga terdiri dari delapan tahap perkembangan yang mempunyai tugas dan resiko tertentu pada tiap delapan tahap perkembangan yang mempunyai tugas dan resiko tertentu pada tiap tahap perkembangannya (Sudiharto, 2007:24):
tahap perkembangannya (Sudiharto, 2007:24): 1)
1) Tahap 1Tahap 1
Pasangan baru menikah (keluarga baru). Tugas perkembangan keluarga pada Pasangan baru menikah (keluarga baru). Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah membina hubungan perkawinan yang saling memuaskan, tahap ini adalah membina hubungan perkawinan yang saling memuaskan, membina hubungan harmonis dengan saudara dan kerabat, dan merencanakan membina hubungan harmonis dengan saudara dan kerabat, dan merencanakan keluarga (termasuk merencanakan jumlah
keluarga (termasuk merencanakan jumlah anak yang diinginkan).anak yang diinginkan). 2)
2) Tahap 2Tahap 2
Keluarga dengan anak baru lahir. Tugas perkembangan keluarga pada tahap Keluarga dengan anak baru lahir. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah mempersiapkan menjadi orang tua, adaptasi dengan perubahan adanya ini adalah mempersiapkan menjadi orang tua, adaptasi dengan perubahan adanya anggota keluarga, interaksi keluarga, hubungan seksual dan kegiatan, anggota keluarga, interaksi keluarga, hubungan seksual dan kegiatan, mempertahankan hubungan dalam rangka memuaskan pasangannya.
mempertahankan hubungan dalam rangka memuaskan pasangannya. 3)
3) Tahap 3Tahap 3
Keluarga dengan anak prasekolah atau anak tertua 2,5 tahun sampai dengan 6 Keluarga dengan anak prasekolah atau anak tertua 2,5 tahun sampai dengan 6 tahun. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah menyatukan tahun. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah menyatukan kebutuhan masing-masing anggota keluarga, antara lain ruang atau kamar pribadi kebutuhan masing-masing anggota keluarga, antara lain ruang atau kamar pribadi dan keamanan, mensosialisasikan anak-anak, menyatukan keinginan anak-anak dan keamanan, mensosialisasikan anak-anak, menyatukan keinginan anak-anak berbeda, dan mempertahankan hub
berbeda, dan mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga.ungan yang sehat dalam keluarga. 4)
4) Tahap 4Tahap 4
Keluarga dengan anak sekolah atau anak tertua berusia 7 sampai 12 tahun. Keluarga dengan anak sekolah atau anak tertua berusia 7 sampai 12 tahun. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah mensosialisasikan anak-anak Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah mensosialisasikan anak-anak termasuk membantu anak-anak mencapai prestasi yang baik disekolah, membantu termasuk membantu anak-anak mencapai prestasi yang baik disekolah, membantu anak-anak membina hubungan dengan teman sebaya, mempertahankan hubungan anak-anak membina hubungan dengan teman sebaya, mempertahankan hubungan perkawinan
perkawinan yang yang memuaskan, memuaskan, dan dan memenuhi memenuhi kebutuhan kebutuhan kesehatan kesehatan masing- masing-masing anggota keluarga.
masing anggota keluarga. 5)
5) Tahap 5,Tahap 5,
Keluarga dengan remaja atau dengan anak tertua berusia 13 sampai 20 tahun. Keluarga dengan remaja atau dengan anak tertua berusia 13 sampai 20 tahun. Tugas perkembangan pada tahap ini adalah mengimbangi kebebasan remaja Tugas perkembangan pada tahap ini adalah mengimbangi kebebasan remaja dengan tanggung jawab yang sejalan dengan maturitas remaja, memfokuskan dengan tanggung jawab yang sejalan dengan maturitas remaja, memfokuskan
kembali hubungan perkawinana, dan melakukan komunikasi yang terbuka kembali hubungan perkawinana, dan melakukan komunikasi yang terbuka diantara orang tua dengan anak-anak remaja.
diantara orang tua dengan anak-anak remaja. 6)
6) Tahap 6Tahap 6
Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan). Tugas perkembangan keluarga Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan). Tugas perkembangan keluarga pada
pada tahap tahap ini ini adalah adalah menambah menambah anggota anggota keluarga keluarga dengan dengan kehadiran kehadiran anggotaanggota keluarga yang baru melalui pernikahan anak-anak yang telah dewasa, menata keluarga yang baru melalui pernikahan anak-anak yang telah dewasa, menata kembali hubungan perkawinan, menyiapkan datangnya proses penuaan, termasuk kembali hubungan perkawinan, menyiapkan datangnya proses penuaan, termasuk timbulnya masalah-masalah kesehatan.
timbulnya masalah-masalah kesehatan. 7)
7) Tahap 7Tahap 7
Keluarga usia pertengahan. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini Keluarga usia pertengahan. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah mempertahankan kontak dengan anak dan cucu, memperkuat hubungan adalah mempertahankan kontak dengan anak dan cucu, memperkuat hubungan perkawinan, dan meningkatkan u
perkawinan, dan meningkatkan usaha promosi kesehatan.saha promosi kesehatan. 8)
8) Tahap 8Tahap 8
Keluarga usia lanjut. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah Keluarga usia lanjut. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah menata kembali kehidupan yang memuaskan, menyesuaikan kehidupan dengan menata kembali kehidupan yang memuaskan, menyesuaikan kehidupan dengan penghasilan
penghasilan yang yang berkurang, berkurang, mempertahankan mempertahankan hubungan hubungan perkawinan, perkawinan, menerimamenerima kehilangan pasangan, mempertahankan kontak dengan masyarakat, dan kehilangan pasangan, mempertahankan kontak dengan masyarakat, dan menemukan arti hidup.
menemukan arti hidup.
2.4
2.4 Fungsi KeluargaFungsi Keluarga
Menurut Friedman (1999), yang dikutip oleh Sudiharto, (2007:24,) 5 fungsi Menurut Friedman (1999), yang dikutip oleh Sudiharto, (2007:24,) 5 fungsi dasar keluarga adalah sebagai berikut :
dasar keluarga adalah sebagai berikut : 1)
1) Fungsi Afektif adalah fungsi internal keluarga untuk pemenuhan kebutuhanFungsi Afektif adalah fungsi internal keluarga untuk pemenuhan kebutuhan psikososial,
psikososial, saling saling mengasuh mengasuh dan dan memberikan memberikan cinta cinta kasih, kasih, serta serta salingsaling menerima dan mendukung
menerima dan mendukung 2)
2) Fungsi Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan individuFungsi Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan individu keluarga, tempat anggota keluarga berinteraksi sosial dan belajar berperan di keluarga, tempat anggota keluarga berinteraksi sosial dan belajar berperan di lingkungan sosial.
lingkungan sosial. 3)
3) Fungsi Reproduksi adalah fungsi keluarga meneruskan kelangsunganFungsi Reproduksi adalah fungsi keluarga meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia.
5)
5) Fungsi Perawatan kesehatan adalah kemampuan keluarga untuk merawatFungsi Perawatan kesehatan adalah kemampuan keluarga untuk merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan.
anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan.
2.5
2.5 Tugas KeluargaTugas Keluarga
Menurut Friedman (1999) tugas keluarga dalam memelihara kesehatan Menurut Friedman (1999) tugas keluarga dalam memelihara kesehatan meliputi:
meliputi: 1)
1) Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota keluarganyaMengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota keluarganya 2)
2) Mengambil keputusan untuk tindakan kesehatan yang tepatMengambil keputusan untuk tindakan kesehatan yang tepat 3)
3) Memberikan perawatan pada anggota keluarga yang sakit, tidak dapatMemberikan perawatan pada anggota keluarga yang sakit, tidak dapat mandiri
mandiri 4)
4) Mempertahankan suasana lingkungan rumah yang menguntungkanMempertahankan suasana lingkungan rumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan anggota keluarganya
kesehatan dan perkembangan anggota keluarganya 5)