• Tidak ada hasil yang ditemukan

239161026-Prakt-4-Farmakologi-hemostatik.doc

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "239161026-Prakt-4-Farmakologi-hemostatik.doc"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI PERCOBAAN HEMOSTATIK PADA MENCIT

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS AIRLANGGA 2014 KELOMPOK A3 Elva Puspitarini 021211131036 Fara Maulida I 021211131037 Agustina Restu N 021211131038 Dania Anggana D 021211131039 Annete Juwita Y 021211131041 Ledy Ana Z 021211131042 Firsta Maulidya Y 021211131043 Adinda Zuricha P. 021211131029 Aulia Agile F 021211131030 Netty Sulis K. 021211131031 Mohd. Dwira W 021211131032 Sergio Santoso 021211131033 Anggreta Galuh A. 021211131034 Sheila Filia S 021211131035

(2)

BAB I PENDAHULUAN

1. Tujuan

1.1 Mengamati dan menghitung waktu perdarahan dengan cara memotong ekor mencit. 1.2 Mengamati pengaruh obat koagulan terhadap waktu perdarahan.

1.3 Membandingkan waktu perdarahan yang terjadi antara kelompok obat koagulan dan kelompok control.

1.4 Menjelaskan mekanisme kerja obat-obat koagulan. 2. Alat Bahan dan Metode Kerja

2.1 Alat dan Bahan

a. Gunting d. Mencit

b. Kertas serap

e. Stopwatch

c. Tabung f. Asam transeksamat

g. Aspirin h. Larutan PZ

2.2 Cara Kerja

1. Mencit dibagi 3 kelompok

(3)

Kelompok II : dengan pemberian aspirin

Kelompok III : dengan pemberian larutan PZ, sebagai kontrol

2. Masukkan mencit pada tabung dengan ujung ekor mencit keluar dari tabung

3. Mencit kelompok I diberikan asam transeksamat secara intraperitoneal, tunggu 30 menit

4. Ujung ekor mencit dipotong dengan gunting tajam ± 0,5 cm dari ujung ekor untuk menimbulkan perdarahan. Usahakan ujung ekor yang dipotong memiliki diameter yang sama

5. Perlakukan kelompok II dan III dengan cara yang sama

6. Darah yang keluar dari ekor mencit ditempelkan pada kertas serap setiap 30 detik, lakukan berulang-ulang sampai perdarahan berhenti

7. Catat waktu perdarahan

8. Hitung lama waktu yang diperlukan sejak ekor dipotong hingga perdarahan berhenti 9. Lakukan hal yang sama pada mencit kelompok yang lain

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anti Koagulan dan Koagulan

Anti koagulan ialah suatu zat yang digunakan untuk mencegah pembekuan darah. Dalam pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan lab, biasanya tidak langsung kita

(4)

periksa apalagi kalau darah tersebut berasal dari ruangan perawatan atau rujukan dari laboratorium lain. Untuk keperluan itu maka kita gunakan suatu zat untuk menjaga terjadinya pembekuan darah yang kita sebut sebagai antikoagolansia.

Ada beberapa antikoagolansia yang banyak digunakan untuk pemeriksaan laboratorium diantaranya adalag :

1 .EDTA (Ethylen Diamine Tetracetic Acid)

EDTA yang dipakai yaitu dalam bentuk garam Natrium atau garam kaliumnya. Garam-garam ini akan mengubah ion Ca menjadi bentuk yang bukan ion. Selain itu EDTA juga mencegah trombocy bergumpal. EDTA bisa dipakai dalam bentuk kering atau bentuk larutan dengan perbandingannya sebagai berikut :

- Kering → 1 mg EDTA : 1 ml darah - Larutan → 1 ml EDTA 10% : 5 ml darah 2. Natrium Sitrat

Natrium sitrat ini bersifat isotonis dengan darah dan tidak bersifat toksik, oleh karena itu biasa digunakan dinas pemindahan darah. Antikoagulan ini biasa digunakan dalam bentuk larutan dan paling sering dipakai untuk pemeriksaan laju endap darah dengan pendinginannya → 1 volume Natrium sitrat 3,8% : 4 volume darah.

3. Heparin

Heparin bekerja seperti anti trombin, tidak berpengaruh terhadap bentuk sel-sel darah tetapi tidak boleh digunakan untuk pembuatan sediaan hapusan karena menyebabkan terjadinya dasar yang biru kehitam-hitaman pada preparat yang diwarnai dengan pewarna wright. Selain itu tidak mempunyai pengaruh osmotik terhadap sel-sel darah sehingga bisa digunakan untuk penentuan resistensi eritrist dan PVC.

Heparin biasanya digunakan dalam bentuk kering dengan perbandingannya adalah : 1 mg Heparin : 1 ml darah. Tetapi dalam prakteknya Heparin ini jarang sekali digunakan karena antikoagulan ini sangat mahal harganya.

4. Natrium dan Kalium Oskalat.

Antikoagulan ini adalah campuran antara amonium oskalat dengan kalium oskalat menurut Paul dan Haller yang dikenal dengan campuran oskalat (double oxalat). Dipakai campuran oskalat ini karena amonium oskalat ini berpengaruh terhadap eritrosit menjadi mengembang sedangkan kalium oskalat sendiri mempengaruhi eritrosit menjadi mengkerut, sehingga untuk menjaga dari kondisi yang demikian maka kedua antikoagulan ini dicampur menjadi satu sehingga disebut campuran oksalat. Antikoagulan amonium oksalat sebaiknya

(5)

tidak dipakai untuk pembuatan sediaan hapusan karena bahan ini bersifat toksik dan menyebabkan perubahan morfologi dari sel-sel darah.

Koagulan ialah suatu proses yang dapat menghentikan perdarahan pada pembuluh darah yang cedera. Faktor-faktor yang berperan adalah pembuluh darah, trombosit dan fibrin. Obat hemostatik adalah obat yang digunakan untuk menghentikan pendarahan. Obat hemostatik ini diperlukan untuk mengatasi perdarahan yang meliputi daerah yang luas. Pemilihan obat hemoastatik harus dilakukan secara tepat sesuai dengan patogenesis perdarahan.

Obat hemostatik sendiri terbagi dua yaitu : 1. Obat hemostatik lokal

Obat hemostatik yang umumnya beraksi di dinding kapiler. Dengan meningkatkan adesivitas dari platelet dan mengubah resistensi kapiler, sehingga mampu untuk mengurangi waktu perdarahan dan kehilangan darah. Tidak efektif untuk pendarahan arteri maupun vena. Macam – macam hemostatika lokal :

a. Absorbance hemostatic b. Astringent ( stypstic ) c. Vasokonstriktor d. Golongan koagulan 2. Obat hemostatik sistemik

a. Terapi obat untuk kekurangan atau kelainan fakor pembekuan darah b. Anti fibrinolitik

c. Gangguan adhesi trombosit 2.2 Larutan PZ

Natrium klorida, juga dikenal dengan garam dapur, atau halit, adalah senyawa kimia dengan rumus molekul NaCl. Senyawa ini adalah garam yang paling memengaruhi salinitas laut dan cairan ekstraselular pada banyak organisme multiselular. Sebagai komponen utama pada garam dapur, natrium klorida sering digunakan sebagai bumbu dan pengawet makanan. Natrium Chlorida tersedia dalam berbagai konsentrasi, akan tetapi yang paling umum digunakan adalah NaCl dengan konsentrasi 0,9 %. NaCl dengan konsentrasi ini sering disebut juga normal saline atau larutan fisiologik (PZ) dan sering digunakan untuk tubuh.1

Larutan fisiologik ini aman digunakan untuk kondisi apapun karena Natrium clorida mempunyai Na dan Cl yang sama seperti plasma sehingga tidak mempengaruhi sel darah merah. Larutan PZ merupakan larutan yang bersifat isotonik yang aman untuk tubuh, tidak iritan, melindungi granulasi jaringan dari kondisi kering, menjaga kelembaban sekitar luka dan membantu luka menjalain proses penyembuhan.2

(6)

2.3 Asam Traneksamat

Asam traneksamat merupakan salah satu jenis dari obat hemostatis. Obat hemostatis yang digunakan untuk menghentikan pendarahan. Obat hemostatik ini diperlukan untuk mengatasi perdarahan yang meliputi daerah yang luas. Asam traneksamat merupakan salah satu obat yang berperan dalam proses hemostasis yakni obat antifibrinolitik yang menghambat pemutusan benang fibrin. Asam traneksamat merupakan competitive inhibitor dari aktivator plasminogen dan penghambat plasmin. Plasmin sendiri berperan menghancurkan fibrinogen, fibrin, dan faktor pembekuan darah lain, oleh karena itu asam traneksamat dapat digunakan untuk membantu mengatasi perdarahan akibat fibrinolisis yang berlebihan.3

Asam traneksamat merupakan analog asam aminokaproat, mempunyai indikasi dan mekanisme kerja yang sama dengan asam aminokaproat, tetapi 10 kali lebih potent dengan efek samping yang lebih ringan.3

Asam traneksamat cepat diabsorpsi dari saluran cerna. Sampai 40% dari satu dosis oral dan 90% dari satu dosis IV dieksresi melalui urin dalam 24 jam. Obat ini melalui sawar uri. Dosis yang dianjurkan 0,5-1 g, diberikan 2-3 kali sehari secara IV sekurang-kurangnya dalam waktu 5 menit. Cara pemberian lain per-oral, dosis 15 mg/kgBB diikuti dengan 30mg/kgBB tiap 6 jam. Pada pasien gagal ginjal dosis dikurangi.3

2.4 Aspirin

Aspirin merupakan agen anti trombosit yang telah dievaluasi untuk pengobatan stroke iskemik akut. Aspirin jufa dapat menurunkan risiko infark miokard pada pasien angina tidak stabil dan meningkatkan ketahanan hidup pada pasien yang pernah mengalami infark miokard akut. Aspirin bekerja dengan menghambat enzim siklooksigenase yang berperanan penting pada metabolisme asam arakhidonat. Hambatan pada enzim siklooksigenase ini terjadi pada sel trombosit maupun pada dinding pembuluh darah sehingga pembentukan prostasiklin (PGI2) dan tromboksan A2 akan terganggu.

Mekanisme penghambatan enzim siklooksigenase oleh aspirin terjadi secara asetilase. Karena aspirin menghambat pembentukan baik prostasiklin maupun tromboksan A2, maka

aspirin mempunyai dua macam efek yang berlawanan terhadap agregasi trombosit. Tetapi karena siklooksigenase trombosit lebih peka terhadap blokade aspirin dibandingkan siklooksigenase dinding pembuluh darah.

Efek samping aspirin misalnya rasa tidak enak perut, mual, dan perdarahan saluran cerna biasanya dapat dihindarkan bila dosis per hari tidak lebih dari 325mg. Sebagai antitrombosit dosis yang paling banyak di anjurkan adalah 325mg/hari. Aspirin dosis kecil

(7)

hanya dapat menekan pembentukan TXA2 yaitu 75-300 mg yang diberikan setiap hari dan

menghasilkan inhibisi selektif siklooksigenase pada banyak dosis interval.4

BAB 3

HASIL PRAKTIKUM

Hasil Praktikum

Kelompok Hitam Hijau Merah

1 6 menit 30 detik 5 menit 30 detik 4 menit

2 4 menit 48 detik 5 menit 30 detik 26 menit 53 detik

3 2 menit 30 detik 5 menit 8 menit 30 detik

4 6 menit 30 detik 8 menit 30 detik 2 menit 30 detik

5 1 menit 32 detik 2 menit 45 detik 4 menit 7 detik

6 2 menit 3 menit 19 detik 9 menit

(8)

BAB 4 PEMBAHASAN

4.1 Pembahasan

Peristiwa penjendalan darah (koagulasi darah) adalah sebuah proses yang normal terjadi yang merupakan bagian dari mekanisme proses homeostasis (mempertahankan keadaan tubuh dalam keadaan normal). Homeostasis merupakan sebuah proses untuk menghentikan proses pendarahan agar terhindar dari kerusakan pembuluh darah. Koagulasi dapat terjadi bila ada perlukaan, yang berarti apabila darah berkoagulasi maka pendarahan yang terjadi akan berhenti. Pada saat terluka, hemostasis akan terganggu. Pada saat itu,koagulasi darah dan fibrinolisis akan membantu cairan darah tetap dalam kondisi hemostasis. Sejumlah darah akan keluar dan untuk mencegah pengeluaran darah terlalu banyak, hemostasis dan trombosis bekerja sama dalam tiga fase.

(9)

Percobaan hemostatik ini dilakukan menggunakan tiga mencit yang masing-masing telah diberi obat yang berbeda secara intraperitoneal dan telah ditandai pada masing-masing ekornya (hijau, merah, hitam). Ketiga obat itu antara lain aspirin, asam traneksamat, dan PZ sebagai perlakuan kontrol. Kami diminta mengidentifikasi jenis obat pada mencit melalui hasil percobaan.

Mencit yang telah ditandai pada masing-masing ekornya dimasukkan pada kandang restriksi dan ekornya dijulurkan keluar. Hal ini dialakukan untuk memfiksasi atau mengurangi pergerakan mencit. Percobaan dilakukan dengan memotong ekor mencit dengan gunting tajam sepanjang 0,5 cm lalu ekor dipegang (tanpa menekan) dan diarahkan diatas kertas saring untuk menampung pendarahan. Amati serta catat waktu mulai pemotongan ekor hingga berhentinya pendarahan. Sebenarnya untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat dilakukan pemotongan ekor sesuai diameter bukan panjang ekor karena ukuran ekor setiap mencit berbeda-beda.

Mencit Pertama (merah). Larutan fisiologik (PZ) merupakan larutan yang bersifat isotonik. Larutan isotonik adalah suatu larutan yang mempunyai konsentrasi zat terlarut yang sama (tekanan osmotik yang sama) seperti larutan yang lain, sehingga tidak ada pergerakan air. Larutan isotonik mempunyai osmolalitas yang sama efektifnya dengan cairan tubuh, mempunyai konsentrasi garam yang sama dengan sel-sel tubuh yang normal dan darah.5

Lautan PZ dalam praktikum ini berperan sebagai larutan kontrol yang diberikan ke mencit. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan perbandingan tentang pengaruh antikoagulan, antitrombotik, maupun hemostatik yang diintervensikan ke mencit yang lain. Sehingga larutan PZ memiliki analogi seperti larutan tubuh, yang mencerminkan kemampuan autoregulasi tubuh untuk mengatur derajat pembekuan darah.

Hasil dari praktikum kelompok kami, pemberian larutan PZ pada mencit mengakibatkan perdarahan berlangsung selama 8 menit 30 detik setelah pemotongan 0,5 cm dari ujung ekor mencit. Terlihat pada kertas saring terdapat 17 hisapan darah. Hasil dari kelompok kami berbeda dengan kelompok-kelompok lain yang disebabkan oleh faktor kemampuan tiap mencit tidak sama dalam hal regulasi hemostatik. Diameter ekor yang dipotong tidak sama juga dapat menyebabkan waktu perdarahan menjadi berbeda. Selain itu, faktor teknis juga berpengaruh yaitu pada saat menghisapkan darah pada kertas hisap terdapat sedikit tekanan pada kertas yang mengakibatkan blood clot pada ujung ekor mencit tersebut pecah sehingga terjadi perdarahan kembali sehingga waktu bleeding menjadi lebih lama.

Mencit kedua (hitam). Mencit bertanda hitam diberi asam traneksamat secara intraperitoneal. Asam traneksamat merupakan obat hemostatik yang merupakan penghambat

(10)

bersaing dari aktivator plasminogen dan penghambat plasmin. Oleh karena itu dapat membantu mengatasi perdarahan berat akibat fibrinolisis yang berlebihan. Hasil praktikum yang didapatkan, pendarahan pada mencit bertanda hitam berhenti pada menit ke 2.30 dimana lebih cepat daripada mencit kontrol yaitu 8 menit 30 detik. Hasil ini sesuai dengan dasar teori yang ada, yaitu pemberian asam traneksamat berfungsi untuk menghentikan pendarahan oleh karena menghambat pembentukan plasmin. Pembentukan plasmin yang terhambat mengakibatkan pembentukan fibrin cloth menjadi lebih cepat dan pendarahan berhenti lebih cepat.

Mencit ketiga (hijau). Dalam percobaan lama waktu koagulasi darah , kami memberi perlakuan pada mencit hijau dengan memberinya aspirin. Aspirin termasuk dalam kelompok obat penghambat agregasi platelet (antiplatelet) golongan TXA2 (tromboksan A2) inhibitor. Aspirin beraksi dengan menghambat pembentukan TXA2, melalui penghambatan enzim siklooksigenase. Obat ini digunakan untuk penghambatan agregasi platelet dan memperpanjang waktu pendarahan. Pada hasil praktikum kami didapatkan lama waktu pendarahan yaitu 5 menit 30 detik. Hasil ini menunjukkan waktu pembekuan darah yang lebih cepat dari pada mencit merah yang diberi perlakuan asam traneksamat. Asam traneksamat merupakan salah satu obat yang berperan dalam proses hemostasis yakni obat antifibrinolitik yang menghambat pemutusan benang fibrin. Asam traneksamat merupakan competitive inhibitor dari aktivator plasminogen dan penghambat plasmin. Plasmin sendiri berperan menghancurkan fibrinogen, fibrin dan faktor pembekuan darah lain, oleh karena itu asam traneksamat dapat digunakan untuk membantu mengatasi perdarahan akibat fibrinolisis yang berlebihan. Hasil percobaan pada mencit hijau seharusnya menunjukkan pembekuan darah yang lebih lama dibandingkan percobaan pada mencit merah. Akan tetapi dalam percobaan ini mencit yang diberi perlakuan aspirin mengalami waktu pembekuan yang lebih cepat. Hal ini bisa dikarenakan pada saat pendarahan pada mencit berlangsung dan dilakukan penetesan darah diatas kapas, mahasiswa terlalu menekankan ekor mencit diatas kapas sehingga menggangu proses terbentuknya fibrin pada permukaan ekor mencit yang terluka. 4.2 Pertanyaan

1. Sebutkan obat-obat yang dapat memperpendek waktu pendarahan !

Obat-obat yang dapat memperpendek waktu pendarahan disebut juga procoagulant drugs. Prokoagulant drugs ini terdiri dari :

(11)

1) Faktor anti hemofilik 2) Kompleks faktor IX 3) Desmopression 4) Asam aminokaproat 5) Asam traneksamat

b. Prokoagulant topikal, antara lain : 1) Thrombin

2) Absorbable gelatin

3) Microfibrillar collagen hemostat 4) Oxidized cellulose

2. Bagaimana cara kerja asam traneksamat ?

Asam traneksamat dapat menghambat fibrinolisis, dan cara kerja serta sifat asam traneksamat ini sama dengan asam aminokaproat dalam memperpendek waktu pendarahan. Asam traneksamat ini berfungsi sebagai inhibitor kompetitif plasm inogen yang berikatan dengan fibrinogen. Plasminogen yang seharusnya dapat melisiskan fibrinogen dapat dihambat kerjanya karena asam traneksamat dapat berikatan dengan fibrinogen, sehingga plasminogen tidak dapat melisiskan fibrinogen. Hal ini menurunkan aktivitas fibrinolisis sehingga dapat memperpendek waktu pendarahan.

3. Bagaimana cara kerja karbazakrom sodium monophosphat ?

Cara kerja karbazakrom sodium monophosphat adalah menghambat tromboksan didalam trombosit dan prokstasiklin pada pembuluh darah dengan menghambat secara irreversibel enzim siklooksigenase. Penghambat enzim siklooksigenase terjadi akibat obat ini mengasetilasi enzim tersebut

4. Sebutkan obat-obat yang dapat memperpanjang waktu perdarahan ! Obat yang memperlama pendarahan adalah aspirin, dipiridamol, tiklopidin, klopidogrel, beta blocker, absiksimab, dan intregilin.

5. Bagaimana cara kerja aspirin untuk mencegah thrombosis vena ?

Cara kerja aspirin mencegah trombosis vena dengan cara menghambat secara selektif sintesa PGHS & tromboxan A2.

6. Bagaimana cara kerja adrenalin untuk menghentikan perdarahan ?

Cara kerja adrenalin untuk menghentikan perdarahan secara hemostatik lokal ,yaitu dengan cara vasokonstriksi pada pembuluh darah.

7. Bagaimana perbedaan waktu perdarahan kelompok obat asam traneksamat dibanding dengan kontrol ?

(12)

Perdarahan kelompok obat asam traneksamat lebih cepat berhenti dibanding dengan kontrol, karena asam traneksamat merupakan obat anti pendarahan atau hemostatik (obat yang digunakan untuk menghentikan pendarahan). Cara kerja asam traneksamat adalah dengan mencegah degradasi fibrin, pemecahan trombosit, peningkatan kerapuan faskuler dan pemecahan faktor koagulasi.

BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Pada saat praktikum mencit berwarna merah merupakan mencit yang diberikan larutan PZ sebagai kontrol, mencit berwarna hitam merupakan mencit yang diberikan asam traneksamat sedangkan mencit yang berwarna hijau merupakan mencit yang diberikan Asam traneksamat merupakan obat hemostatik yang merupakan penghambat bersaing dari aktivator plasminogen dan penghambat plasmin,obat ini dapat digunakan membantu mengatasi perdarahan berat akibat fibrinolisis yang berlebihan. Aspirin termasuk dalam kelompok obat penghambat agregasi platelet (antiplatelet) golongan TXA2 (tromboksan A2) inhibitor. Obat ini digunakan untuk penghambatan agregasi platelet dan memperpanjang waktu pendarahan. Hasil percobaan pada mencit hijau yang diberi aspirin tidak sesuai dengan teori, seharusnya mencit yang diberi aspirin menunjukkan pembekuan darah yang lebih lama dibandingkan percobaan pada mencit merah yang diberi asam traneksamat. Akan tetapi dalam percobaan ini mencit yang diberi perlakuan aspirin mengalami waktu pembekuan yang lebih cepat. Hal ini disebabkan karena pendarahan pada mencit berlangsung dan dilakukan penetesan darah

(13)

diatas kapas, mahasiswa terlalu menekankan ekor mencit diatas kapas sehingga menggangu proses terbentuknya fibrin pada permukaan ekor mencit yang terluka.

DAFTAR PUSTAKA

1. Lilley Aucker. 1999. Pharmacoloy and the Nursing Process. Mosby, St.Louis. 2. Anderson D.P. 1992. Immunostimulants, Adjuvants And Vaccine Carriers In

Fish: Application To Aquaculture. Annual Rev. Of Fish Diseases. 2:281-307.

3. Gunawan, Sulistia Gan. 2012. Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Jakarta: Badan Penerbit FKUI. Hal: 819.

4. Michael J. Neal. 2006. Farmakologi Medis. Erlangga, Jakarta. Hlm : 122.

5. Berman, et al. 2002. Kozier and Erb’s Technique in Clinical Nursing, 5th edition.

Referensi

Dokumen terkait

A rová- sadó jegyzék még feltünteti a család utolsó férfitagját Csaholyi Ferencet (1570-ben hunyt el), a birtokok több része ekkor már két özvegy (özv. Csaholyi Miklósné

Hasil penelitian menemukan bahwa (1) hasil belajar IPS siswa dengan media pembelajaran word square termasuk dalam kategori tinggi, (2) hasil belajar Ekonomi siswa

Industri kilang kopi, selain menghasilkan produk utama berupa biji kopi juga menghasilkan limbah padat berupa sekam dan kulit kopi. Limbah tersebut tersebut dimanfaatkan

Menurut Griffin (2005:31), menyatakan bahwa loyalitas konsumen adalah komitmen yang kuat dari konsumen sehingga bersedia melakukan pembelian ulang terhadap produk atau jasa

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan sari wortel (Daucus carrota) pada pakan terhadap kecerahan warna ikan Badut (Amphiprion ocellaris)

Artinya: “Janganlah berbuat kemadharatan pada diri sendiri dan janganlah berbuat kemadharatan terhadap orang lain. Dari kaidah fiqhiyyah tersebut, ada sebuah larangan

Diharapkan dari penelitian ini menemukan kondisi riil sosial ekonomi dan kondisi kerusakan lingkungan serta tindakan preventif dan pengendalian yang telah dilakukan