• Tidak ada hasil yang ditemukan

PPOK IGD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PPOK IGD"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA Ny. AP DENGAN PPOK DI IGD MEDIK RSUP SANGLAH

PADA TANGGAL 3 FEBRUARI 2016

OLEH :

AYU RESITA PRADNYADEWI P07120213036

TINGKAT 3 SEMESTER VI

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR JURUSAN KEPERAWATAN

D IV REGULER 2016

(2)

LAPORAN PENDAHULUAN DAN KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN KEGAWATDARURATAN PADA

PASIEN DENGAN PPOK

OLEH :

AYU RESITA PRADNYADEWI P07120213036

TINGKAT 3 SEMESTER VI

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR JURUSAN KEPERAWATAN

D IV REGULER 2016

(3)

ASUHAN KEPERAWATAN KEGAWATDARURATAN PADA Ny. AP DENGAN PPOK DI IGD MEDIK RSUP SANGLAH

PADA TANGGAL 3 FEBRUARI 2016 Identitas Pasien

Nama : Ny.AP

Umur : 75 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Pekerjaan : Tidak bekerja

Agama : Hindu

Tanggal Masuk RS : 3 Februari 2016

Alasan Masuk : Sesak nafas, lemas, tidak mau makan minum sejak tadi pagi

Diagnosa Medis : PPOK Initial Survey

A (alertness) : + V (verbal) : -P (pain) : -U (unrespons) : -Survey Primer dan Resusitasi

A. AIRWAY DAN KONTROL SERVIKAL 1. Keadaan Jalan Nafas

Tingkat Kesadaran : CM

Pernafasan : Pernafasan cuping hidup (+), Orthopneu Upaya Bernafas : +

Benda asing di jalan Nafas : Secret (+) Bunyi Nafas : Wheezing Hembusan Nafas : +

2. Masalah Keperawatan

Ketidakefektifan bersihan jalan nafas

B. BREATHING 1. Fungsi Pernafasan

Jenis Pernafasan : Snoring (-), Gurgling (-), Stridor (+) Frekwensi Pernafasan : Respirasi 32 x/menit, SPO2 = 86 % Retraksi Otot Bantu Nafas : + (sternocleidomastoidius dan intercosta) Kelainan Dingding Thoraks : Simetris, perlukaan (-), jejas (-), trauma (-)

(4)

Bunyi Nafas : Whezing Hembusan Nafas : +

2. Masalah Keperawatan Ketidakefektifan Pola Nafas C. CIRCULATION

1. Keadaan sirkulasi

Tingkat Kesadaran : CM

Perdarahan (internal/eksternal): Tidak ada perdarahan Nadi Radial/carotis : Teraba

Akral Perifer : Hangat Kapilari Refill : <2 detik

Pulse : 86x/menit

Blood Preasure : 140/80 mmHg 2. Masalah Keperawatan

Tidak ada masalah keperawatan. 3. Intervensi / Implementasi -4. Evaluasi -D. DISABILITY 1. Pemeriksaan Neurologis GCS : E4 V5 M6 Reflex Fisiologis : + Reflex Patologis : -Kekuatan Otot : 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2. Masalah Keperawatan

Tidak ada masalah keperawatan 3. Intervensi / Implementasi

-4. Evaluasi

-Pengkajian Sekunder / Survey Sekunder 1. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat Kesehatan Dahulu :

Pasien mengatakan menderita asma dari 1 tahun yang lalu dan sudah pernah dirawat di rumah sakit Sanglah dengan Ca Ovarium post TAH BSO.

b. Riwayat Kesehatan Sekarang :

Pasien mengatakan sekarang sesak nafas yang dideritanya lebih sering dialami pada pagi hari. Pasien datang ke rumah sakit diantar oleh anaknya pukul 08.34 dengan keluhan sesak nafas memberat,batuk, lemas, tidak mau makan dan minum sejak tadi pagi.Di IGD pasien

(5)

kemudian di pasang kanul O2 3ltr dan dilakukan pemasangan infuse NaCL 0,9% 20tpm.

c. Riwayat Kesehatan Keluarga :

Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit yang sama dari keluarganya.

2. Riwayat dan Mekanisme Trauma

-3. Pemeriksaan Fisik (Head to Toe)

a. Kepala: Bentuk kepala normachepalic dan simetris, tidak terdapat lesi atau kelainan pada tulang kepala, ubun-ubun menutup, rambut berwarna putih.

Kulit Kepala: Bersih

Mata: Mata lengkap dan simetris antara kanan dan kiri, tidak terdapat edema pada palpebra, konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor dengan diameter 2-3 mm dan miosis saat terkena cahaya. Kornea jernih dan refleks kornea baik.

Telinga: Bentuk telinga sama besar atau simetris kanan dan kiri, tidak ada kelainan bentuk, ukuran sedang atau normal, pada lubang telinga tidak terdapat perdarahan atau pengeluaran cairan. Pada ketajaman pendengaran kurang baik.

Hidung: Pada hidung tidak ditemukan adanya kelainan, tulang hidung simetris kanan dan kiri, posisi septum nasi tegak di tengah, mukosa hidung lembab, tidak ditemukan adanya sumbatan, tidak terdapat epistaksis serta ada pernafasan cuping hidung.

Mulut dan Gigi: Pada pemeriksaan bibir, mukosa bibir lembab, tidak ada sariawan, mulut berbau. Keadaan gusi dan gigi kurang bersih, lidah kotor dan pada orofaring tidak terdapat peradangan dan pembesaran tonsil.

Wajah: Struktur wajah simetris dan lengkap, warna kulit putih tidak ikterik dan sianosis.

b. Leher: Pada leher posisi trakhea berada di tengah, simetris dan tidak ada penyimpangan. Tiroid tidak ada pembesaran. Vena jugularis tidak mengalami pembesaran dan denyut nadi karotis teraba 120 X/menit. Pasien menggunakan otot bantu pernafasan.

c. Dada/thoraks 1) Paru-paru

a) Inspeksi: Simetris kanan dan kiri, tidak ada kelainan bentuk, tidak terdapat jejas, terdapat penggunaan alat bantu pernafasan

(6)

yaitu otot sternocleidomastoidius dan intercosta. Irama pernafasan dengan frekuensi 32 x/menit tachpneu.

b) Palpasi: Getaran suara atau vokal fremitus sama kiri dan kanan c) Perkusi: Sonor

d) Auskultasi: Terdapat suara nafas wheezing 2) Jantung

a) Inspeksi: Ictus cordis tidak nampak

b) Palpasi: Ictus cordis teraba di ICS 5 linea media clavicularis sinistra

c) Auskultasi : bunyi jantung S1/S2 tegak, murmur (-). 3) Abdomen

a) Inspeksi: Bentuk abdomen datar, tidak ada benjolan, tidak tampak adanya trauma, tidak terlihat adanya bendungan pembuluh darah vena pada abdomen

b) Palpasi: Nyeri tekan tidak ada, benjolan atau massa tidak ada, tanda ascites tidak ada

c) Perkusi: Suara abdomen tympani

d) Auskultasi: Terdengar bising usus 8 x/menit 4) Pelvis

a) Inspeksi: Tidak terlihat benjolan b) Palpasi: Tidak ada nyeri tekan 5) Perineum dan Rektum: Tidak dikaji 6) Genetalia: Tidak terpasang kateter 7) Ekstermitas

a) Status Sirkulasi: Nadi radialis teraba 120 x/menit, CRT <2 detik, akral hangat

b) Keadaan Injury: tidak terdapat edema pada ekstremitas bawah (kaki kanan dan kiri).

8) Neurologis

a) Fungsi Sensorik: baik

b) Fungsi Motorik: fleksi menarik 4. Hasil Laboratorium

Albumin : LL 2.9 g/dL (3.4-4.8)

PCO2 : H 48 mmHg

SGPT : H 40 U/L (11.0-27) SGOT : H 71 U/L (11-27)

Natrium Darah : L 131 mmol/L (136-145) Kalium : L 1.7 mmol/L (3.50-5.10) CA 125 : H 183.07 U/mL (<35) 5. Hasil Pemeriksaan Diagnostik

-6. Terapi Dokter

a. Nebulizer combivent dan Pulmicort 1 Amp 15 menit b. Kolaborasi pemberian O2 (nasal kanul) 2-4 lpm

(7)

d. Injeksi Pantera (IV) e. Parasetamol 500 mg tab

f. Levoflosaksin 5 mg/ml `100 ml (Infuse) g. Methylprednisolone 125mg (Injeksi) ANALISIS DATA

Data Fokus Analisis Masalah

Data Subyektif :

Pasien mengatakan sesak nafas memberat sejak tadi pagi disertai batuk

Data Obyektif : Adanya suara nafas tambahan (wheezing), Pasien Tampak gelisah, batuk tidak efektif

Faktor pencetus serangan asma PPOK Inflamasi Sputum kental di saluran nafas Batuk Ketidakefektifan bersihan jalan napas Ketidakefektifan bersihan jalan nafas Data Subyektif : Pasien mengatakan sesaknya memberat Data Obyektif : Adanya suara nafas tambahan (wheezing), dengan respirasi 32x/menit, gelisah, adanya pernafasan cuping hidung, SPO2 = 86%, PCO2 = H 48 mmHg dan penggunaan otot bantu pernafasan

Faktor pencetus serangan asma

PPOK

Perubahan Anatomis Parenkim Paru

Perbesaran Alveoli

Hipertiroid Kelenjar Mukosa

Penyempitan Saluran Udara

(8)

Ekspansi Paru Menurun

Suplay O2 tidak Adekuat

Hipoksia

Sesak

Ketidakefektifan Pola Nafas

DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN PRIORITAS MASALAH

1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan produksi mukus berlebih ditandai dengan secret berlebih, batuk tidak efektif, gelisah serta adanya suara nafas tambahan (wheezing).

2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan hipoventilasi ditandai dengan adanya suara nafas tambahan (wheezing), dengan respirasi

32x/menit, gelisah, adanya pernafasan cuping hidung, SPO2 = 86%, PCO2 H 48 mmHg dan penggunaan otot bantu pernafasan

PERENCANAAN N0.

Dx

Tujuan Intervensi Rasional

1 Respiratory status: Airway patency Respiratory status: Ventilation Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 1x2jam masalah ketidakefektifan

bersihan jalan napas

Airway Management 1 Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi (semifowler) 2 Lakukan fisioterapi

dada jika perlu

3 Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan 4 Menganjurkan klien Airway Management 1 Untuk mengefektifkan aliran oksigen ke dalam tubuh. 2 Untuk mengeluarkan sekret. 3 Untuk

(9)

klien dapat teratasi dengan kriteria hasil :

1 Mampu mengeluarkan secret 2 Kedalaman inspirasi dalam batas normal 3 Irama pernapasan

dalam batas normal 4 Tidak ada dispneu

ketika istirahat 5 Tidak ada dispneu

ketika selesai beraktivitas

6 Tidak memakai otot bantu napas 7 Klien tidak batuk/

klien dapat batuk efektif

8 Saturasi oksigen dalam batas normal (95-100%).

untuk batuk efektif 5 Monitor respirasi dan

status O2 6 Kolaborasi pemberian terapi nebulizer 7 Kolaborasi pemberian terapi oksigen Oxygen Therapy 1. Pertahankan jalan napas yang paten 2. Atur peralatan oksigenasi 3. Monitor keefektifitasan aliran oksigen 4. Pertahankan posisi pasien menentukan tindakan selanjutnya 4 Agar sekret keluar dengan lebih cepat. 5 Agar tidak timbul resiko yang lebih tinggi 6 Untuk mempercepat proses penyembuhan 7 Agar pasien

lebih tenang dan respirasi normal. Oxygen Therapy 1. Agar O2 dapat masuk secara efektif 2. Untuk memperlancar kinerja alat oksigenasi 3. Agar aliran O2 tetap masuk ke tubuh pasien 4. Agar masuk nya

O2 lebih efektif

2 Ketidakefektifan pola napas

Airway Management 1. Buka jalan napas,

gunakan teknik chin lift atau jaw thrust

Airway Management 1. Untuk

(10)

bila perlu 2. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi 3. Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan napas buatan

4. Pasang mayo bila perlu

5. Lakukan fisioterapi dada jika perlu 6. Keluarkan sekret

dengan batuk atau suction

7. Auskultasi suara napas, catat adanya suara tambahan 8. Lakukan suction pada mayo 9. Berikan bronkodilator bila perlu 10. Berikan pelembab udara kassa basah NaCl lembab

11. Atur intake untuk cairan

mengoptimalkan keseimbangan 12. Monitor respirasi dan

status O2

Oxygen Therapy

1. Bersihkan mulut, hidung, dan secret

aliran oksigen ke dalam tubuh. 2. Agar masuk nya

O2 lebih efektif

3. Mencegah timbulnya resiko yang lebih tinggi 4. Mempermudah masuknya O2 ke dalam tubuh 5. Untuk mengeluarkan sekret. 6. Memperlancar pernafasan 7. Mempermudah untuk melihat adanya komplikasi 8. Untuk mengefektifkan kerja pada mayo 9. Mengefektifkan pola nafas 10. Agar tetap lembab 11. Agar tidak terjadi syok 12. Agar tidak timbul risisko yang lebih tinggi Oxygen Therapy

(11)

trakea

2. Pertahankan jalan napas yang paten 3. Atur peralatan oksigenasi 4. Monitor keefektifitasan aliran oksigen 5. Pertahankan posisi pasien 6. Observasi adanya tanda-tanda hipoventilasi 7. Monitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigenasi 1 Agar tidak menimbulkan risiko infeksi 2 Agar O2 dapat masuk secara efektif 3 Agar mudah jika ingin dipergunakan 4 Memastikan oksigen dapat berfungsi dengan baik 5 Agar masuk nya

O2 lebih efektif 6 Agar tidak timbul risisko yang lebih tinggi 7 Agar pasien merasa nyaman dalam pemberian terpai oksigen PELAKSANAAN

No Tgl/ Jam Implementasi Respon Paraf

1 Rabu, 3 Februari 2015 Pukul 08.34 Wita 1. Memposisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi (semifowler) S: Pasien mengatakan merasa lebih nyaman dengan posisi yang telah diberikan.

(12)

2. Mengobservasi suara nafas, dan mencatat adanya suara tambahan

3. Memonitor respirasi dan status O2 pasien 4. Mempertahankan

posisi pasien

5. Memonitor vital sign sebelum pemberian terapi

O:

Pasien kooperatif, adanya suara nafas tambahan (wheezing) dengan adanya pernafasan cuping hidung serta adanya retraksi otot dada. Respirasi : 32x/menit SPO2 : 86% TD: 130/90 mmHg S : 36 OC N : 120 x/menit 2 Pukul 08.45 Wita 1. Mengkolaborasikan pemberian nebulizer 2. Mengkolaborasikan pemberian terapi oksigen 3. Memonitor keefektifan aliran oksigen S: Pasien mengatakan nyaman dengan

pemberian oksigen serta masih merasa sesak. O: Pemberian O2 Menggunakan nasal kanul sebanyak 4 lpm Pemberian Nebulizer Combivent dan Pulmicort 15 menit. 3 Pukul 08.46 Wita 1. Melakukan fisioterapi dada 2. Menganjurkan

pasien untuk batuk efektif

S:

Pasien mengatakan dahak mau keluar sedikit, masih merasa sesak serta merasa ada dahak ditenggorokan. O:

(13)

mau melakukan apa yang dianjurkan perawat. Terdapat sedikit secret yang keluar.

4 Pukul 12.00 Wita

1. Memonitor vital sign sesudah pemberian terapi

2. Mengevaluasi

afektivitas terapi, tanda dan gejala. 3. Memonitor respirasi

serta saturasi oksigen pasien.

S:

Pasien mengatakan sesaknya berkurang sedikit namun masih terasa berat jika bernafas. O: TD: 120/80 mmHg S : 37 OC N : 100x/menit RR: 24x/menit SPO2 : 96%

Pasien sudah tidak nampak gelisah

EVALUASI No

Dx.

Tgl/Jam Catatan Perkembangan Paraf

1 Rabu, 3 Januari 2016 Pukul 12.00 Wita

S :

Pasien mengatakan batuknya sudah berkurang O :

Secret yang keluar hanya sedikit, dan pasien masih terlihat batuk, tidak menggunakan otot bantu napas A:

Tujuan tercapai sebagian P :

(14)

2 Rabu, 3 Februari 2016 Pukul 12.00 Wita

S:

Pasien mengatakan sesak masih namun tidak terlalu berat setelah diberikan O2

O:

Pasien masih nampak lemas, terpasang O2 kanul, tidak menggunakan otot bantu pernafasan, tidak ada

pernafasan cuping hidung, TD: 120/80 mmHg S : 37 OC N : 100x/menit RR: 24x/menit SPO2 : 96% A:

Tujuan tercapai sebagian P:

(15)

LEMBAR PENGESAHAN

Mengetahui Denpasar, Februari 2016 Clinical Instructure Mahasiswa

( ) ( ) NIP. NIM. Mengetahui Clinical Teacher ( ) NIP. LEMBAR PENGESAHAN

(16)

Clinical Instructure Mahasiswa ( ) ( ) NIP. NIM. Mengetahui Clinical Teacher ( ) NIP.

Referensi

Dokumen terkait

tersebut, maka bangunan pun ikut tersentuh konsep teknologi melalui karakteristik bangunan high tech architecture, dan tidak lupa bahwa sisi lain dari tujuan perancangan

Jika dalam masyarakat terdengar sedikit isu berkaitan dengan kondisi bank yang tidak sehat atau dalam konotasi buruk, maka akan sangat berdampak luas ke masyarakat, dimana

Bahasa asing yang dapat digunakan dalam pembukuan atau pencatatan Wajib Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (4) Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum

Dari hasil perhitungan tegangan jepitan pada transformator berdasarkan jarak dan tingkat kecuraman muka gelombang, diperoleh hasil bahwa jarak antara arrester

Langkah praktis untuk menangani hal ini adalah perlu adanya kajian ulang oleh Pemerintah kota Semarang terhadap Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 5 Tahun 2009

Tujuan Penilitian ini untuk merancang satu sistem informasi persediaan obat yang lebih efektif dan efisien untuk dapat dipergunakan pada Puskesmas Kalumata

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ” Pengaruh Atribut Produk Dan

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh pengetahuan yang tepat, sahih, benar, valid serta dapat dipercaya