• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manusia Beragama Islam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Manusia Beragama Islam"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

 Nama : Najm

 Nama : Najmi Affifii Affifi  NPM

 NPM : 1706030352: 1706030352 Fakultas Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi MPKT Agama D

MPKT Agama D

Manusia Beragama Islam

Manusia Beragama Islam

a.

a. KarakterisKarakteristik Manusia tik Manusia Beragama IslamBeragama Islam 1.1

1.1 PenyebutaPenyebutan Manusia n Manusia Dalam Al-QuranDalam Al-Quran11

Konsep manusia di dalam

Al-Konsep manusia di dalam Al-Qur‟an dipahami dengan memperhatikanQur‟an dipahami dengan memperhatikan kata-kata yang saling menunjuk pada makna manusia, yaitu kata basyar, kata-kata yang saling menunjuk pada makna manusia, yaitu kata basyar, insan, an-nas, bani Adam, dan abdun. Allah memakai konsep basyar insan, an-nas, bani Adam, dan abdun. Allah memakai konsep basyar dalam

Al-dalam Al-Qur‟an sebanyak 37 kali, salah satunya QS. 18 (alQur‟an sebanyak 37 kali, salah satunya QS. 18 (al-Kahfi) : 110,-Kahfi) : 110, yaitu : innama anaa basyarun mitslukum (sesungguhnya aku ini hanya yaitu : innama anaa basyarun mitslukum (sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu). Konsep basyar selalu dihubungkan pada seorang manusia seperti kamu). Konsep basyar selalu dihubungkan pada sifat-sifat biologis manusia, seperti asalnya dari tanah liat atau lempung sifat-sifat biologis manusia, seperti asalnya dari tanah liat atau lempung kering (QS. 15 : al-Hijr : 33; dan QS. 30 : 20), manusia makan dan minum kering (QS. 15 : al-Hijr : 33; dan QS. 30 : 20), manusia makan dan minum (QS. 23 : al-Mukminun : 33). Basyar adalah makhluk yang sekedar ada (QS. 23 : al-Mukminun : 33). Basyar adalah makhluk yang sekedar ada (being), yang statis seperti hewan. Kata insan disebutkan dalam (being), yang statis seperti hewan. Kata insan disebutkan dalam Al-Qur‟an sebanyak 65 kali, diantaranya adalah dalam QS. 96 : al

Qur‟an sebanyak 65 kali, diantaranya adalah dalam QS. 96 : al --‟Alaq : 5,‟Alaq : 5, yaitu : ‟allamal insaana maa lam ya‟lam (Dia mengajarkan manusia apa yaitu : ‟allamal insaana maa lam ya‟lam (Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya). Konsep insan selalu dihubungkan dengan sifat yang tidak diketahuinya). Konsep insan selalu dihubungkan dengan sifat  psikologis atau spiritual

 psikologis atau spiritual manusia sebagai makhluk manusia sebagai makhluk yang berpikir, berilmu,yang berpikir, berilmu, dan memikul amanah (QS. 33 : al-Ahyzab : 72). Insan adalah makhluk dan memikul amanah (QS. 33 : al-Ahyzab : 72). Insan adalah makhluk yang menjadi (becoming), dan terus bergerak maju ke arah yang menjadi (becoming), dan terus bergerak maju ke arah kesempurnaan. Kata al-nas disebut sebanyak 240 kali, seperti dalam QS. kesempurnaan. Kata al-nas disebut sebanyak 240 kali, seperti dalam QS. 39 :

al-39 : al-Zumar : 27 : ”wa laqad dharabna linnaasi fii haadzal qur‟aani minZumar : 27 : ”wa laqad dharabna linnaasi fii haadzal qur‟aani min kulli matsal” (sesungguhnya telah Kami buatkan bagi manusia dalam Al kulli matsal” (sesungguhnya telah Kami buatkan bagi manusia dalam Al --Qur‟an ini setiap macam perumpamaan). Konse

Qur‟an ini setiap macam perumpamaan). Konse p  p al-nas al-nas menunjuk menunjuk padapada semua manusia sebagai makhluk sosial atau secara kolektif. Kata Bani semua manusia sebagai makhluk sosial atau secara kolektif. Kata Bani Adam, menunjuk pada aspek historis, bahwa semua umat manusia berasal Adam, menunjuk pada aspek historis, bahwa semua umat manusia berasal dari Nabi Adam, seperti disebutkan dalam QS. 7

(al-dari Nabi Adam, seperti disebutkan dalam QS. 7 (al-A‟raf) : 31 : ya baniA‟raf) : 31 : ya bani Adam, khudzuu ziinatak 

Adam, khudzuu ziinatak um ‟inda kulli masjidin (Hai anak Adam,um ‟inda kulli masjidin (Hai anak Adam,  pakailah

(2)

kata ‟abdun, menunjuk aspek posisi manusia sebagai hamba Allah yang harus tunduk dan patuh kepadaNya, seperti disebut dalam QS. 34 (Saba‟) : 9 : ... inna fii dzalika la aayatin li kulli ‟abdin muniib (... Sesungguhnya  pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Tuhan)  bagi setiap hamba yang kembali (kepada-Nya).

1.2 Tujuan Penciptaan Manusia2

Keberadaan manusia di muka bumi ini bukanlah untuk main-main, senda gurau, hidup tanpa arah atau tidak tahu dari mana datangnya dan mau kemana tujuannya. Manusia yang merupakan bagian dari alam semesta inipun diciptakan untuk suatu tujuan. Allah menegaskan bahwa  penciptaan manusia dalam firman-Nya surat adz-Dzariyat : 56, yang

artinya: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengababdi kepada-Ku.” (QS. adz-Dzariyat : 56) Dari ayat tersebut dapat diambil pemahaman bahwa, kedudukan manusia dalam sistem penciptaannya adalah sebagai hamba Allah. Kedudukan ini  berhubungan dengan hak dan kewajiban manusia di hadapan Allah sebagai penciptanya. Dan tujuan penciptaan manusia adalah untuk menyembah kepada Allah SWT. Penyembahan manusia kepada Allah lebih mencerminkan kebutuhan manusia terhadap terhadap terwujudnya sesuatu kehidupan dengan tatanan yang baik dan adil. Karena manusia yang diciptakan Allah sebagai makhluk yang paling canggih, mampu menggunakan potensi yang dimilikinya dengan baik, yaitu mengaktualisasikan potensi iman kepada Allah, menguasai ilmu  pengetahuan, dan melakukan aktivitas amal saleh, maka manusia akan menjadi makhluk yang paling mulia dan makhluk yang berkualitas di muka bumi ini sesuai dengan fitrahnya masing-masing.

Secara rinci, sebab-sebab kemulian manusia itu adalah:

a. Bahwa manusia tidak berasal dari jenis hewan sebagaimana dikatakan dalam teori evolusi, melainkan berasal dari Adam yang diciptakan dari tanah.

 b. Dibandingkan dengan makhluk lain, manusia memiliki bentuk fisik yang lebih baik, sekalipun ini bukan perbedaan yang fundamental (Q.S at-Tin:4).

(3)

c. Manusia mempunyai jiwa dan rohani, yang didalamnya terdapat rasio, emosi dan konasi. Dengan akal, manusia berfikir dan berilmu, dan dengan ilmu manusia menjadi maju. Bahkan dengan ilmu manusia menjadi lebih mulia daripada jin dan malaikat, sehingga mereka diminta oleh Allah untuk sujud, menghormati kepada manusia, yakni Adam a.s (Q.S al-Baqarah: 31-34).

d. Untuk mencapai kemulian martabat manusia tersebut, manusia perlu  berusaha sepanjang hidupnya melawan hawa nafsunya sendiri yang mendorong pada kejahatan. Hal ini berbeda dengan binatang yang hanya hidup hanya menuruti insting nafsunya karena tidak mempunyai akal, dan malaikat yang selalu berbuat baik secara otomatis karena tidak memiliki hawa nafsu.

e. Manusia diangkat oleh Allah sebagai khalifah di muka bumi dengan tugas menjadi penguasa yang mengelola dan memakmurkan bumi  beserta isinya dengan sebaik- baiknya (Q. S al-Baqarah : 30)

f. Diciptakannya segala sesuatu di muka bumi ini oleh Allah adalah untuk kepentingan manusia itu sendiri (Q.S al-Baqarah: 29)

g. Manusia diberi beban untuk beragama (Islam) sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas kekhalifaannya. Karenanya, manusia akan diminta pertanggung jawaban atas pelaksanaan tugasnya tersebut (Q.S al-Qiyamah: 36).

1.3 Proses Penciptaan Manusia2

Dalam Al-Qur’an dijelaskan tentang proses penciptaan manusia yang  berawal dari percampuran antara laki-laki dengan perempuan yang tahapan pembuahan sperma dalam janin melalui lima tahap: Al-Nutfah, Al-‘Alaqah , Al-Mudhgah, Al-‘Idham , dan Al-lahm. Sesuai dengan firman Allah dalam Al-Qur’an surat al-Mu’minun ayat 12-14

(4)

Artinya :”Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, dan segumpal darah itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami jadikan segumpal daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang(berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, pencipta yang paling baik ”. (QS. al-Mu’minun ayat 12-14)

Menurut embriologi, proses kejadian manusia ini terbagi dalam tiga periode:

a. Periode pertama, periode ovum. Periode ini dimulai dari fertilasi (pembuahan) karena adanya pertemuan antara sel kelamin laki-laki (sperma) dengan sel  perempuan (ovum), yang kedua intinya bersatu dan membentuk suatu zat yang  baru disebut zygot. Setelah fertislasi berlangsung, zygot membelah menjadi dua, empat, delapan, enam belas sel dan seterusnya. Selama pembelahan ini, zygot  bergerak menuju ke kantong kehamilan kemudian melekat dan akhirnya masuk

ke dinding rahim. Peristiwa ini dikenal dengan implantasi.

 b. Periode kedua, periode embrio yaitu periode pembentukan organ. Terkadang organ tidak terbentuk dengan sempurna atau sama sekali tidak terbentuk, misalnya jika hasil pembelahan zygot tidak bergantung atau berdempet pada dinding rahim. Ini yang dapat mengakibatkan keguguran atau kelahiran dengan cacat bawaan.

c. Periode ketiga periode foetus yaitu periode perkembangan dan penyempurnaan organ, dengan pertumbuhan yang amat cepat dan berakhir dengan kelahiran (Assegaf, 2005: 105). Dengan demikian bahwa antara Qur’an surat Al-Mukminun ayat 12-14 ada kesesuaian dengan embriologi dalam proses kejadian manusia, nyata bahwa dalam periode ketiga yang disebut Al- Qur’an sebagai al-mudghah merupakan periode kedua menurut embriologi (periode embrio). Dalam  periode inilah terbentuknya organ-organ penting. Adapun periode keempat dan

(5)

Referensi :

1. Mujilan; Kaelany; Nurwahidin; Afroni, Sihabudin; Rozaq.dkk.  Buku Ajar  Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Agama Islam Membangun Pribadi  Muslim Moderat. Jakarta: Midada Rahma Press. P.73-74.

2. http://eprints.unsri.ac.id/4099/3/4._BAB_IV_HAKIKAT_MANUSIA_MENU RUT_ISLAM.pdf 

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh praktek Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) yang diterapkan sekolah terhadap kinerja Guru Penjas SD.. Jenis penelitian

Penyebaran kuisioner ini dilakukan dengan metode accidental sampling kepada masyarakat di Kelurahan Panjang Utara dan Kelurahan Pidada, dimana penentuan responden

Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang sangat signifikan antara kelas dengan penerapan metode GI dan kelas dengan penerapan metode TGT terhadap hasil belajar

Jika dilihat dari karakteristik responden, sebagian be- sar jenis investasi yang dimiliki oleh re- sponden adalah pada aset riil, yang berarti risiko yang dimiliki pada

Untuk pengendalian secara kimiawi dapat dilakukan dengan menggunakan insektisida berbahan aktif Dimethoate, Alfametrin, Abamektin dan Sipermetrin secara penyemprotan

Berdasarkan uraian di atas, pembelajaran matematika berbasis etnomatematika diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam meyelesaikan permasalahan

Dalam bidang logika antara lain Nicholas Rescher menyatakan: “Logika Arab, sebagaimana lain- lain ilmu pengetahuan serta filsafat Arab pada abad Tengah,

LIABILITAS DAN EKUITAS.. Lampiran 1a Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011.. BANK Sandi Posisi Tgl.