• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR TEMATIK KELAS IV SD BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERWAWASAN KEARIFAN LOKAL KABUPATEN BANYUMAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN BAHAN AJAR TEMATIK KELAS IV SD BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERWAWASAN KEARIFAN LOKAL KABUPATEN BANYUMAS"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR

TEMATIK KELAS IV SD BERBASIS

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERWAWASAN

KEARIFAN LOKAL KABUPATEN BANYUMAS

TESIS

diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan

Oleh

BUDI HERMAWAN

0103513058

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR PGSD

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2016

(2)

ii

PENGESAHAN UJIAN TESIS

Tesis dengan judul “Pengembangan Bahan Ajar Tematik Kelas IV SD Berbasis Pembelajaran Kontekstual Berwawasan Kearifan Lokal Kabupaten Banyumas” karya,

Nama : Budi Hermawan

NIM : 0103513058

Program Studi : Pendidikan Dasar (Konsentrasi PGSD)

telah dipertahankan dalam Sidang Panitia Ujian Tesis Program Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang pada hari Selasa, tanggal 2 Februari 2016.

Semarang, 10 Februari 2016

Panitia Ujian

Ketua,

Prof. Dr. Tri Joko Raharjo, M.Pd. NIP. 195903011985111001

Sekretaris,

Prof. Dr. Joko Sutarto, M.Pd. NIP. 195609081983031003 Penguji I,

Dr. Sri Wardani, M.Si NIP. 195711081983032001 Penguji II, Dr. Titi Prihatin, M.Pd. NIP. 196302121999032001 Penguji III, Dr. Achmad Sopyan, M.Pd. NIP. 196006111984031001

(3)

iii

PERNYATAAN KEASLIAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam tesis ini benar-benar karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam tesis ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Atas pernyataan ini saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan apabila ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini.

Semarang, 8 Februari 2016 Yang membuat pernyataan,

Budi Hermawan, S.Pd. NIM. 0103513058

(4)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

 Motto

“Prestasi adalah apa yang mampu kita lakukan, motivasi menentukan apa yang kita lakukan, sikaplah yang menentukan seberapa baik kita melakukannya, maka yakinlah bahwa prestasi besar bisa diwujudkan oleh orang biasa, jika mereka bekerja keras dan tidak pernah putus asa”.

(Orel Herhiser)

“Orang-orang yang sukses telah belajar membuat diri mereka melakukan hal yang harus dikerjakan ketika hal itu memang harus dikerjakan, entah mereka menyukainya atau tidak”.

(Aldus Huxley)

 Persembahan

Dengan tulus kupersembahkan tesis ini sebagai wujud syukur, cinta dan terima kasihku teruntuk:

1. Universitas Negeri Semarang sebagai almamater tempatku menuntut ilmu. 2. Orang tuaku yang selalu memberikan kasih sayang, doa, dukungan dan

nasehat disetiap langkahku.

3. Kedua adikku yang selalu memberikan dukungan dan motivasi, semoga tesis ini bisa memotivasi kalian untuk selalu semangat dan pantang menyerah dalam menuntut ilmu.

4. Sahabat serta teman-temanku yang selalu memotivasi untuk senantiasa pantang menyerah dalam belajar dan berusaha.

5. Rekan-rekan mahasiswa Program Pascasarjana Prodi Pendidikan Dasar angkatan 2013 dan segenap Civitas Akademika Universitas Negeri Semarang.

(5)

v

ABSTRAK

Hermawan, Budi. 2015. “Pengembangan Bahan Ajar Tematik Kelas IV SD Berbasis Pembelajaran Kontekstual Berwawasan Kearifan Lokal Kabupaten Banyumas”. Tesis. Program Studi Pendidikan Dasar PGSD.

Program Pascasarjana. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Dr. Achmad Sopyan, M.Pd., Pembimbing II Dr. Titi Prihatin, M.Pd.

Kata Kunci: bahan ajar, pembelajaran kontekstual, kearifan lokal

Pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual penting diterapkan

karena dapat membantu siswa membuat sebuah keterkaitan antara materi dengan konteks kehidupan sehari-hari mereka. Pengaitan pembelajaran kontekstual dengan kearifan lokal juga penting agar siswa mudah mengaitkan sebuah materi dengan lingkungan mereka serta dapat mengenal kearifan lokal daerahnya. Salah satu faktor penunjang keberhasilan dalam pembelajaran adalah bahan ajar. Bahan ajar tematik kelas IV yang berbasis pembelajaran kontekstual dengan wawasan kearifan lokal Kabupaten Banyumas saat ini masih belum ada. Untuk itu dibutuhkan bahan ajar tematik berbasis pembelajaran kontekstual berwawasan kearifan lokal Kabupaten Banyumas.

Fokus penelitian ini akan mendeskripsikan karakteristik bahan ajar tematik kelas IV yang ada pada saat ini, menghasilkan bahan ajar tematik kelas IV SD berbasis pembelajaran kontekstual berwawasan kearifan lokal Kabupaten Banyumas yang valid, menguji kepraktisan, dan keefektifannya.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan desain Research & Development (R&D) yang terdiri dari 7 langkah yaitu, (1) potensi dan masalah; (2) pengumpulan data; (3) desain produk; (4) validasi desain; (5) revisi desain; (6) uji coba produk; (7) revisi produk. Validasi produk dilakukan oleh ahli, uji coba kepraktisan diukur melalui angket respon guru dan siswa setelah pemakaian produk, uji coba keefektifan dilakukan menggunakan

pre-experimental design dengan bentuk One–Shoot Case Study.

Hasil penelitian diperoleh bahwa karakteristik bahan ajar tematik kelas IV yang ada pada saat ini masih kurang kontekstual, materi yang diajarkan perlu dikaitkan dengan kearifan lokal Kabupaten Banyumas agar lebih kontekstual serta dapat mengenalkan kearifan lokal Kabupaten Banyumas kepada siswa. Dihasilkan produk bahan ajar tematik kelas IV SD berbasis pembelajaran kontekstual berwawasan kearifan lokal Kabupaten Banyumas yang valid dengan presentase 90,78%, kriteria keterbacaan yang mudah dipahami dengan nilai rata-rata tes keterbacaan 86, bahan ajar yang praktis dengan presentase kepraktisan guru dan siswa sebesar 85,65% dan 87,96%, bahan ajar yang efektif dengan nilai rata-rata siswa adalah 3,31 atau B+ dan ketuntasan klasikal sebesar 88,89%.

Berdasarkan hasil ini, disarankan agar bahan ajar tematik kelas IV SD berbasis pembelajaran kontekstual berwawasan kearifan lokal Kabupaten Banyumas dapat digunakan sebagai pembanding serta referensi dalam kegiatan penelitian lain yang sejenis dengan tujuan menghasilkan produk yang dapat meningkatkan proses pembelajaran dan pengetahuan kearifan lokal kabupaten Banyumas.

(6)

vi

ABSTRACT

Hermawan, Budi. 2015. "Development of Thematic Teaching Materials for Fourth Grade Based Contextual Learning Insightful of Banyumas Local Wisdom". Thesis. PGSD Basic Education Program Study. Graduate

Program. Semarang State University. Supervisor I Dr. Achmad Sopyan, M.Pd., Supervisor II Dr. Titi Prihatin, M.Pd.

Keywords: teaching material, contextual learning, local wisdom

Learning used the applied contextual is important because it could help students make a links between materials in the context of their daily life.An interlocking contextual learning with local wisdom is also important that students material is easily linked to their environment and can improve their knowledge about local wisdom. One of the factor associated success in learning is teaching materials. Thematic teaching material for fourth grade student based contextual learning insight with local wisdom of Banyumas district is still not yet. Therefore it is need material based contextual thematic learning insightful local wisdom of Banyumas district.

The focus of this study will described characteristics of thematic teaching material for fourth garde existing at the present time, produce a valid thematic teaching material for fourth grade based contextual learning and insightful local wisdom of Banyumas district, testing the practicality, and the effectiveness.

The method used in this study using a design Research & Development (R & D), which consists of seven steps, namely, (1) the potential and problems; (2) data collection; (3) the design of the product; (4) validation of the design; (5) the revision of the design; (6) product trials; (7) product revision. Product validation is done by experts, practicality test measured through a questionnaire responses of teachers and students after using the product, testing the effectiveness was performed using pre-experimental design with a form of One-Shoot Case Study.

The result showed that the characteristics of the fourth grade thematic teaching materials that exist at the moment still lacking contextual material that is taught should be related to local wisdom of Banyumas to be more contextual and can introduce Banyumas local wisdom to students. Products produced thematic teaching materials for fourth grade based contextual learning insightful local wisdom of Banyumas valid with a percentage of 90,78%, legibility criteria are easily understood by the average value of legibility tests 86, practical teaching materials to teachers and students practicality percentage of 85,65% and 87,96%, effectiveness teaching materials with an average value of students is 3,31 or B+ and classical completeness amounted to 88,89%.

Based on these results, it is suggested that the thematic teaching materials for fourth grade based contextual learning insightful Banyumas local wisdom can be used as a comparison and reference in other similar research activities with the aim of producing a product that can enhance the learning process and knowledge of local wisdom Banyumas district.

(7)

vii

PRAKATA

Segala puji dan syukur kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat-Nya. Berkat karunia-Nya, peneliti dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Tematik Kelas IV SD Berbasis Pembelajaran Kontekstual Berwawasan Kearifan Lokal Kabupaten Banyumas”. Tesis ini disusun sebagai salah satu persyaratan meraih gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Dasar PGSD Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang.

Penelitian ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada pihak-pihak yang telah membantu penyelesaian penelitian ini. Ucapan terima kasih peneliti sampaikan pertama kali kepada para pembimbing: Dr. Achmad Sopyan, M.Pd. (Pembimbing I) dan Dr. Titi Prihatin, M.Pd. (Pembimbing II) yang telah memberikan bimbingan dengan penuh kesabaran dan kesungguhan hati sehingga tesis ini dapat terselesaikan.

Ucapan terima kasih peneliti sampaikan juga kepada semua pihak yang telah membantu selama proses penyelesaian studi, di antaranya:

1. Direksi Program Pascasarjana Unnes, yang telah memberikan kesempatan serta arahan selama pendidikan, penelitian, dan penulisan tesis ini.

2. Prof. Dr. Sarwi, M.Si. selaku Koordinator Program Studi Pendidikan Dasar Program Pascasarjana Unnes dan Prof. Dr. Joko Sutarto, M.Pd. selaku sekretasis penguji dan perwakilan program studi dalam ujian tesis yang telah memberikan arahan dalam penulisan tesis ini.

3. Bapak dan Ibu dosen Program Pascasarjana Unnes, yang telah banyak memberikan bimbingan dan ilmu kepada peneliti selama menempuh pendidikan .

4. Dr. Suharto Linuwih, M.Si. selaku validator ahli bahan ajar tematik kelas IV SD berbasis pembelajaran kontekstual berwawasan kearifan lokal kabupaten Banyumas yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan penilaian dan saran sehingga dihasilkan produk pengembangan yang valid.

(8)

viii

5. Rahmono, S.Pd. M.Pd., dan Amy Wuryanti, M.Pd. selaku validator ahli perangkat pembelajaran dan bahan ajar tematik kelas IV SD berbasis pembelajaran kontekstual berwawasan kearifan lokal kabupaten Banyumas yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan penilaian dan saran sehingga dihasilkan produk pengembangan yang valid.

6. Kepala sekolah beserta guru kelas IV di SD Negeri 4 Teluk, SD Negeri 2 Sumampir, dan SD Negeri 1 Karangwangkal atas ijin serta kesediaanya untuk membantu peneliti dalam melakukan penelitian.

7. Teman-teman mahasiswa Program Pascasarjana Unnes angkatan 2013 khususnya program studi Pendidikan Dasar PGSD.

Peneliti sadar bahwa dalam tesis ini mungkin masih terdapat kekurangan, baik isi maupun tulisan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat peneliti harapkan. Semoga hasil penelitian ini bermanfaat dan merupakan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Semarang, 8 Februari 2016

(9)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL. ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING. ... ii

PERNYATAAN KEASLIAN ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

PRAKATA ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Identifikasi Masalah ... 10 1.3 Cakupan Masalah ... 11 1.4 Rumusan Masalah ... 11 1.5 Tujuan Penelitian ... 12 1.6 Manfaat Penelitian ... 12

1.7 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan ... 13

1.8 Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan ... 15

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA TEORITIS DAN KERANGKA BERPIKIR ... 16

2.1 Kajian Pustaka ... 16

2.3 Kerangka Teoretis ... 20

2.3 Kerangka Berpikir ... 42

BAB III METODE PENELITIAN ... 48

3.1 Desain Penelitian ... 48

(10)

x

3.3 Sumber Data dan Subjek Penelitian ... 53

3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpul Data ... 55

3.5 Uji Keabsahan Data, Uji Validitas, dan Reliabilitas ... 58

3.6 Teknis Analisis Data ... 61

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 68

4.1 Hasil Penelitian ... 68 4.2 Pembahasan ... 108 BAB V PENUTUP ... 118 5.1 Simpulan ... 118 5.2 Implikasi ... 119 5.3 Saran ... 120 DAFTAR PUSTAKA ... 121

(11)

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Tahap-tahap Perkembangan Kognitif Piaget ... 22

Tabel 2.2 Penyesuaian Kearifan Lokal Kabupaten Banyumas ke dalam Materi Pembelajaran pada Subtema 3 ... 38

Tabel 2.3 Daftar Kearifan Lokal Kabupaten Banyumas yang Telah Disesuaikan dengan Materi Pembelajaran ... 39

Tabel 3.1 Rincian Jenis dan Sumber Data Penelitian ... 53

Tabel 3.2 Teknik dan Instrumen Pengumpul Data ... 57

Tabel 3.3 Kriteria Kevalidan Produk Pengembangan ... 63

Tabel 3.4 Kriteria Kepraktisan Produk Pengembangan ... 65

Tabel 3.5 Nilai Ketuntasan Ranah Pengetahuan ... 66

Tabel 3.6 Penilaian Ketuntasan Klasikal ... 67

Tabel 4.1 Hasil Analisis Buku Siswa Tema Indahnya Kebersamaan ... 70

Tabel 4.2 Hasil Analisis Angket Kebutuhan Guru Aspek Kebutuhan Materi . 79

Tabel 4.3 Hasil Analisis Angket Kebutuhan Guru Aspek Penyajian Buku Berwawasan Kearifan Lokal ... 81

Tabel 4.4 Hasil Analisis Angket Kebutuhan Guru Aspek Kebahasaan ... 83

Tabel 4.5 Hasil Analisis Angket Kebutuhan Guru Aspek Kegrafikaan ... 84

Tabel 4.6 Hasil Analisis Angket Kebutuhan Guru Aspek Komponen Pendukung ... 85

Tabel 4.7 Hasil Analisis Angket Kebutuhan Siswa Aspek Bentuk Penyajian Bahan Ajar ... 87

Tabel 4.8 Hasil Analisis Angket Kebutuhan Siswa Aspek Kaitan Materi Kearifan Lokal dengan Materi Pelajaran ... 88

Tabel 4.9 Hasil Analisis Angket Kebutuhan Siswa Aspek Penyajian Materi.. 89

Tabel 4.10 Hasil Analisis Angket Kebutuhan Siswa Aspek Kebahasaan dan Ilustrasi Pendukung ... 90

Tabel 4.11 Hasil Analisis Angket Kebutuhan Siswa Aspek Kegrafikaan Bahan Ajar... 91

Tabel 4.12 Rekapitulasi Hasil Hasil Uji Validasi Produk Bahan Ajar ... 93

Tabel 4.13 Rekapitulasi Hasil Uji Validasi Perangkat Pembelajaran ... 95

(12)

xii

Tabel 4.15 Hasil Angket Respon Guru ... 103 Tabel 4.16 Aspek dan Indikator Angket Respons Siswa ... 105 Tabel 4.17 Hasil Angket Respon Siswa ... 106

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir ... 47

Gambar 3.1 Skema Prosedur Pengembangan ... 52

Gambar 3.2 Rancangan Uji Coba Bahan Ajar ... 54

Gambar 3.3 Triangulasi Teknik untuk Uji Validitas ... 59

Gambar 3.3 Triangulasi Sumber untuk Uji Validitas ... 60

Gambar 4.1 Ilustrasi atau Gambar Materi Pembelajaran yang Kurang Sesuai ... 73

Gambar 4.2 Contoh Latihan Soal yang Kurang Sesuai ... 74

Gambar 4.3 Kipas dan Gelang ... 74

Gambar 4.4 Contoh Soal latihan yang Kurang Sesuai ... 75

Gambar 4.5 Sampul Buku ... 97

Gambar 4.6 Halaman Awal Buku dan Kata Pengantar ... 98

Gambar 4.7 Daftar Isi ... 98

Gambar 4.8 Pengaitan Materi dengan Kearifan Lokal Kabupaten Banyumas 99 Gambar 4.9 Daftar Pusataka, Tentang Penulis, dan Kelebihan Buku ... 100

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Surat Permohonan Validasi, Surat Ijin Penelitian, dan Surat

Telah Selesai Melaksanakan Penelitian ... 125

Lampiran 2 Kisi-kisi, Pedoman, dan Hasil Wawancara Kebutuhan Pengembangan Bahan Ajar ... 133

Lampiran 3 Kisi-kisi dan Lembar Angket Kebutuhan Guru ... 144

Lampiran 4 Kisi-kisi dan Contoh Hasil Angket Kebutuhan Siswa ... 157

Lampiran 5 Hasil Analisis Buku Siswa ... 166

Lampiran 6 Hasil Validasi dan Rekapitulasi Hasil Validasi Desain Bahan Ajar Tematik Kelas IV Berbasis Pembelajaran Kontekstual Berwawasan Kearifan Lokal Kabupaten Banyumas... 170

Lampiran 7 Hasil Validasi dan Rekapitulasi Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran ... 183

Lampiran 8 Lembar Tes Rumpang dan Rekapitulasi Hasil Tes Rumpang ... 222

Lampiran 9 Hasil dan Rekapitulasi Hasil Angket Respons Guru ... 226

Lampiran 10 Contoh Hasil Angket Respons Siswa dan Rekapitulasi Hasil Angket Respons Siswa ... 239

Lampiran 11 Lembar Tes Akhir Pembelajaran, Kunci Jawaban, dan Rekapitulasi Hasil Tes Akhir Pembelajaran ... 245

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik buruknya pribadi manusia menurut ukuran normatif. Menyadari akan hal tersebut, pemerintah sangat serius menangani bidang pendidikan. Hal ini disebabkan karena sistem pendidikan yang baik diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Salah satu bentuk keseriusan pemerintah dalam menangani bidang pendidikan adalah dengan selalu menggembangkan kurikulum di Indonesia. Kurikulum terbaru yang diimplementsikan di Indonesia adalah Kurikulum 2013. Rasional pengembangan kurikulum 2013 dilakukan karena adanya beberapa faktor seperti yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 67 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Faktor-faktor tersebut yaitu berupa tantangan internal, tantangan eksternal, penyempurnaan pola pikir, penguatan tata kelola kurikulum, dan penguatan materi. Tantangan internal terkait tuntutan pendidikan yang mengacu pada 8 Standar Nasional Pendidikan dan faktor perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana mengupayakan agar sumberdaya manusia usia produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi sumber daya

(16)

2

manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi beban. Tantangan eksternal berkaitan dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional.

Lahirnya Kurikulum 2013 diharapkan dapat merubah wajah pendidikan nasional kita demi menyongsong Generasi Emas di tahun 2045 mendatang. Akan tetapi mutu pendidikan tidak hanya ditentukan oleh kurikulum. Salah satu pihak yang berperan penting dalam mencapai keberhasilan pendidikan adalah guru. Guru adalah bagian dari sistem pendidikan sehingga harus dapat menciptakan suasana pembelajaran yang bermakna, kreatif, dinamis, menyenangkan, dialogis, dapat meningkatkan mutu pembelajaran, serta memberi teladan kepada siswa dan masyarakat (Janawi, 2012:10). Selain itu, guru dan sekolah sebagai lembaga pendidikan harus mampu melaksanakan dan mengembangkan kurikulum yang berlaku. Berdasarkan hal tersebut maka keberhasilan peningkatan mutu pendidikan melalui perubahan kurikulum pada akhirnya akan sangat ditentukan oleh guru sebagai pelaksana kurikulum.

Undang-undang Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005 pasal 1 ayat 1 menyebutkan bahwa Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi siswa pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Tugas-tugas guru tersebut tercakup dalam kegiatan pembelajaran. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi agar

(17)

3

pembelajaran dapat dilaksanakan dengan maksimal. Salah satu faktor tersebut adalah penggunaan bahan ajar. Hal ini merujuk pendapat Mustikan (2013:11) yang menyatakan bahwa faktor-faktor penunjang pembelajaran adalah kreatifitas guru dengan berbagai metode dan pendekatan mengajar, bahan ajar yang digunakan, serta aktivitas siswa sebagai pusat dari pembelajaran.

Implementasi Kurikulum 2013 di SD dalam pembelajarannya menggunakan pendekatan tematik terpadu yang diberlakukan untuk kelas I sampai dengan kelas VI. Bahan ajar yang digunakan disediakan oleh pemerintah yaitu berupa Buku Guru dan Buku Siswa. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 71 Tahun 2013 menetapkan bahwa Buku Teks Pelajaran sebagai Buku Siswa yang layak digunakan dalam pembelajaran yang disebut Buku Siswa. Selain itu, menetapkan Buku Panduan Guru sebagai buku guru yang layak digunakan dalam pembelajaran yang disebut Buku Guru. Buku Siswa yang dimaksud adalah Buku Teks Tematik bagi siswa Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Buku Teks Tematik semsester I untuk kelas I (satu) terdiri dari empat buku dengan judul tema; Diriku, Kegemaranku, Kegiatanku, dan Keluargaku. Buku Teks Tematik semester I untuk kelas IV terdiri dari empat buku dengan judul tema Indahnya Kebersamaan, Selalu Berhemat Energi, Peduli terhadap Mahluk Hidup, dan Berbagai Pekerjaan.

Kemendikbud melalui Direktorat Jenderal Pendididkan Dasar Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar (2013:3) menjelaskan bahwa Buku Siswa adalah buku yang diperuntukan bagi siswa yang dipergunakan sebagai panduan aktifitas pembelajaran untuk memudahkan siswa dalam menguasai kompetensi tertentu. Buku Siswa bukan sekedar bahan bacaan, tetapi juga digunakan untuk

(18)

4

melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam proses pembelajaran (activities based

learning) isinya dirancang dan dilengkapi dengan contoh-contoh lembar kegiatan

dengan tujuan agar dapat terselenggaranya pembelajaran kontekstual, artinya siswa dapat mempelajari sesuatu yang relevan dengan kehidupan yang dialaminya. Buku Siswa disusun untuk memfasilitasi siswa mendapat pengalaman belajar yang bermakna. Isi sajian buku diarahkan agar siswa lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran melalui kegiatan mengamati, menanya, menalar, mencoba, berdiskusi serta meningkatkan kemampuan berkomunikasi baik antar teman maupun dengan gurunya. Melalui kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan dapat menumbuhkan motivasi, rasa keingintahuan, inisiatif, dan kreatifitas siswa. Walaupun telah disusun sedemikian rupa, guru masih dapat mengembangkan atau memperkaya materi dan kegiatan lain yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Buku Siswa merupakan bahan ajar yang disusun untuk memfasilitasi siswa agar mendapat pengalaman belajar yang bermakna. Pengalaman belajar yang bermakna akan diperoleh siswa bila siswa dapat mengaitkan materi pelajaran dengan pengalaman dalam konteks kehidupan sehari-hari mereka. Atas dasar inilah bahan ajar yang digunakan harus bersifat kontekstual. Kemendikbud melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan (2013:5) menjelaskan bahwa pembelajaran Kontekstual merupakan suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan memotivasi siswa untuk dapat memahami makna materi pelajaran yang dipelajari dengan mengaitkan

(19)

5

materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan kultural) sehingga siswa memiliki pengetahuan/keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan/konteks ke permasalahan/konteks lainnya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Tirtayadnya, dkk. (2014) juga memperkuat penjelasan Kemendikbud bahwa implementasi pendekatan kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu cara untuk mengembangkan atau memperkaya materi dan kegiatan lain yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam buku siswa agar lebih bersifat kontekstual adalah dengan mengaitkannya dengan kearifan lokal.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81 A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum pada bagian Pedoman Pengembangan Muatan Lokal menjelaskan bahwa muatan lokal sebagai bahan kajian yang membentuk pemahaman terhadap potensi di daerah tempat tinggalnya bermanfaat untuk memberikan bekal sikap, pengetahuan, dan keterampilan kepada siswa agar: 1) mengenal dan menjadi lebih akrab dengan lingkungan alam, sosial, dan budayanya; 2) memiliki bekal kemampuan dan keterampilan serta pengetahuan mengenai daerahnya yang berguna bagi dirinya maupun lingkungan masyarakat pada umumnya; dan 3) memiliki sikap dan perilaku yang selaras dengan nilai-nilai/aturan-aturan yang berlaku di daerahnya, serta melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai luhur budaya setempat dalam rangka menunjang pembangunan nasional. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa muatan lokal sangat penting diberikan kepada siswa untuk mengenalkan kearifan lokal serta menanamkan sikap dan perilaku mencintai budaya bangsa.

(20)

6

Pemilihan bahan ajar oleh guru sangat penting untuk diperhatikan agar dapat menumbuhkan minat belajar siswa. Pemilihan bahan ajar dalam pembelajaran juga mempengaruhi pencapaian tujuan pembelajaran yang diharapkan. Penggunaan bahan ajar yang menarik, sesuai dengan perkembangan siswa, serta sesuai dengan kondisi lingkungan dan kebutuhan akan memudahkan guru dan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Materi yang diajarkan dalam Buku Siswa kelas IV SD pada tema Indahnya Kebersamaan adalah materi yang dikaitkan dengan keanekaragaman budaya di Indonesia. Pemahaman berbagai ragam budaya, upacara adat, dan kesenian yang bertujuan untuk menambah kecintaan siswa pada tanah air Indonesia. Berdasarakan hasil analisis Buku Siswa pada tema tersebut ditemukan bahwa materi pembelajarannya sudah disesuaikan dengan karakteristik siswa, namun masih perlu adanya penekanan pada materi pembelajaran dengan daerah lingkungan tempat tinggal siswa seperti pengenalan budaya atau kearifan lokal pada masing-masing daerah lingkungan tempat tinggal siswa.

Sebagai contoh, materi yang diajarkan pada tema Indahnya Kebersamaan adalah “Mengenal Suku Minang”. Siswa diminta untuk menemukan informasi yang terdapat dalam bacaan tentang Suku Minang, kemudian membuat kesimpulan dalam bentuk peta pikiran. Bagi siswa yang tinggal di daerah Sumatera Barat, tentu materi tentang Mengenal Suku Minang akan membuat siswa lebih mudah dalam menemukan informasi dan membuat kesimpulan dalam peta pikiran serta menambah pengetahuan dan pemahaman siswa mengenai suku asal daerahnya. Hal ini sejalan dengan konsep pembelajaran Kontekstual bahwa

(21)

7

siswa akan termotivasi untuk dapat memahami makna materi pelajaran yang dipelajari dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan kultural). Berdasarkan contoh tersebut, seharusnya buku siswa yang dibuat dan dibagikan oleh pemerintah disesuaikan dengan lingkungan dan karakteristik siswa, serta perlu adanya penekanan pada materi pembelajaran yang dikaitkan dengan pengenalan budaya atau kearifan lokal pada daerah tempat tinggal siswa.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Warpala, dkk. (2010) memperkuat pentingnya bahan ajar yang berbasis kearifan lokal bahwa bahan ajar berbasis kearifan lokal dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa. Penelitian yang dilakukan oleh Taniredja dan Kosasih (2007) juga memperkuat pentingnya mengenalkan kearifan lokal sejak dini kepada siswa karena penanaman nilai-nilai luhur seperti penanaman wawasan kearifan lokal kepada anak sangat penting dilakukan secara dini untuk memberikan bekal nilai-nilai moral yang akan dihadapi anak atau siswa pada masa mendatang.

Penyajian materi pada Buku Siswa juga ditemukan adanya beberapa permasalahan seperti penyajian materi pembelajaran yang disertai ilustrasi atau gambar yang kurang tepat, serta beberapa soal latihan yang kurang sesuai. Berdasarkan permasalahan tersebut seharusnya bahan ajar yang digunakan perlu dikembangkan serta disesuaikan dengan karakteristik siswa dengan menambahkan penekanan pengenalan kebudayaan daerah lingkungan tempat tinggal siswa, menyajikan materi pembelajaran dengan ilustrasi dan gambar yang tepat, serta menyajikan latihan soal yang sesuai.

(22)

8

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada 23 Maret 2015 di SD Negeri 4 Teluk Kecamatan Purwokerto Selatan Kabupaten Banyumas dengan guru kelas IV ditemukan permasalahan dalam pembelajaran pada tema Indahnya Kebersamaan. Permasalahan tersebut yaitu (1) siswa kurang memahami materi pada buku siswa, (2) kurangnya motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, (3) kurangnya pengenalan kearifan lokal Kabupaten Banyumas dalam pembelajaran, (4) bahan ajar yang digunakan oleh guru dan siswa hanya satu yaitu Buku Guru dan Buku Siswa yang diperoleh dari pemerintah, (5) belum tersedianya bahan ajar tematik SD yang berwawasan kearifan lokal Kabupaten Banyumas sebagai sarana untuk mengenalkan kearifan lokal Banyumas pada siswa. Berdasarkan permasalahan ini, guru seharusnya dapat mengembangkan serta menyusun bahan ajar sendiri agar sesuai dengan materi yang disampaikan, karakteristik dan lingkungan siswa yaitu kearifan lokal Kabupaten Banyumas, serta tujuan yang diharapkan.

Hasil observasi dan wawancara pada studi pendahuluan tersebut dijadikan dasar untuk membuat kesimpulan mengenai analisis kebutuhan guru dan siswa. Hasil analisis kebutuhan guru menunjukkan bahwa guru membutuhkan suatu bahan ajar tematik yang dapat membantu siswa untuk memahami materi pelajaran, penyajian materi dan soal-soal yang tepat dengan ilustrasi atau gambar yang tepat, materi pembelajaran yang lebih kontekstual, serta dapat digunakan sebagai media untuk mengenalkan kearifan lokal Kabupaten Banyumas. Siswa membutuhkan bahan ajar yang memuat wawasan kearifan lokal sehingga siswa dapat mengenal dan mempelajari kearifan lokal Kabupaten Banyumas melalui

(23)

9

materi pembelajaran pada tema Indahnya Kebersamaan dengan tujuan agar siswa lebih mudah memahami materi pelajaran yang ada dalam bahan ajar tersebut. Selain itu, kearifan lokal Kabupaten Banyumas juga perlu diperkenalkan kepada siswa sejak dini sebagai jati diri masyarakat Banyumas.

Buku siswa yang diberikan oleh pemerintah digunakan di seluruh wilayah Indonesia. Daerah tempat tinggal dan lingkungan siswa sangat beragam namun kearifan lokal pada masing-masing daerah siswa tidak termuat dalam buku tersebut. Padahal dengan mengenal dan memahami kearifan lokal daerahnya, siswa akan lebih bangga pada daerahnya. Selain itu, pembelajaran akan lebih bermakna karena pembelajaran menjadi lebih kontekstual sehingga siswa dapat mengaitkan materi pembelajaran dengan situasi kehidupan nyata, sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.

Berdasarkan permasalahan yang ditemukan, maka diperlukan suatu bahan ajar tematik yang menarik serta mudah digunakan agar dapat menumbuhkan minat belajar, menjadikan pembelajaran lebih bermakna, serta dapat digunakan untuk mengenalkan kebudayaan daerah tempat tinggal siswa yang disesuaikan dengan karakteristik dan lingkungan siswa. Oleh karena itu peneliti akan melakukan penelitian Research and Development dengan judul Pengembangan Bahan Ajar Tematik Kelas IV SD Berbasis Pembelajaran Kontekstual Berwawasan Kearifan Lokal Kabupaten Banyumas.

(24)

10

1.2 Identifikasi Masalah

Beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasi berdasarkan latar belakang di atas, meliputi:

1. Siswa kurang memahami materi pada buku siswa.

2. Pembelajaran masih terpusat pada guru meskipun telah menggunakan Kurikulum 2013.

3. Kurangnya motivasi siswa saat mengikuti kegiatan pembelajaran. 4. Penggunaan media pembelajaran yang belum optimal.

5. Sejak Kurikulum 2013 diimplementasikan di sekolah dasar di wilayah Kabupaten Banyumas, mata pelajaran muatan lokal Budaya Banyumasan tidak lagi diajarkan kepada siswa karena muatan lokal diganti dengan mata pelajaran Bahasa Jawa dan Bahasa Inggris sehingga pengenalan kearifan lokal Kabupaten Banyumas dalam pembelajaran belum ada.

6. Bahan ajar yang digunakan oleh guru dan siswa hanya satu yaitu Buku Guru dan Buku Siswa dari pemerintah.

7. Belum tersedianya bahan ajar tematik SD yang berwawasan kearifan lokal Kabupaten Banyumas sebagai sarana untuk menambah pemahaman terhadap materi pelajaran serta mengenalkan kearifan lokal Kabupaten Banyumas pada siswa.

(25)

11

1.3 Cakupan Masalah

Berdasarkan hasil identifikasi masalah yang ada pada latar belakang, dipilih satu permasalahan untuk dijadikan cakupan masalah dalam penelitian ini. Cakupan masalah dalam penelitian ini terkait pada penggunaan bahan ajar oleh guru dan siswa yaitu:

1. Guru hanya menggunakan satu bahan ajar tematik yaitu bahan ajar yang diterbitkan dan diberikan oleh pemerintah.

2. Belum tersedianya bahan ajar tematik SD yang berwawasan kearifan lokal Kabupaten Banyumas sebagai sarana untuk menambah pemahaman terhadap materi pelajaran serta dapat mengenalkan kearifan lokal Kabupaten Banyumas kepada siswa.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan cakupan masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai batasan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah karakteristik bahan ajar tematik kelas IV SD tema Indahnya Kebersamaan yang sudah ada?

2. Bagaimanakah bahan ajar tematik kelas IV SD berbasis pembelajaran kontekstual berwawasan kearifan lokal kabupaten Banyumas yang sudah tervalidasi?

3. Bagaimanakah kepraktisan bahan ajar tematik kelas IV SD berbasis pembelajaran kontekstual berwawasan kearifan lokal kabupaten Banyumas? 4. Bagaimanakah keefektifan bahan ajar tematik kelas IV SD berbasis

(26)

12

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian ini, maka tujuan utama penelitian ini adalah:

1. Mendeskripsikan bahan ajar tematik kelas IV SD tema Indahnya Kebersamaan yang sudah ada.

2. Menghasilkan bahan ajar tematik kelas IV SD berbasis pembelajaran kontekstual berwawasan kearifan lokal kabupaten Banyumas yang sudah tervalidasi.

3. Menguji kepraktisan bahan ajar tematik kelas IV SD berbasis pembelajaran kontekstual berwawasan kearifan lokal kabupaten Banyumas.

4. Menguji keefektifan bahan ajar tematik kelas IV SD berbasis pembelajaran kontekstual berwawasan kearifan lokal kabupaten Banyumas.

1.6 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah memberikan kontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan dan praksis pendidikan terutama bagi pengambil keputusan serta sebagai dasar perumusan kebijakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dalam upaya meningkatkan keberhasilan pendidikan khususnya dalam pembelajaran di Sekolah Dasar.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini memberikan manfaat bagi siswa, guru, dan sekolah. Berikut penjelasan masing-masing masalah tersebut.

(27)

13

a. Bagi Siswa

Memberikan pengalaman baru bagi siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar tematik berbasis pembelajaran kontekstual berwawasan kearifan lokal sehingga siswa lebih mudah memahami materi pelajaran yang diberikan serta dapat digunakan sebagai sarana untuk mengenalkan kearifan lokal Kabupaten Banyumas.

b. Bagi Guru

Memberikan wawasan baru tentang pembelajaran menggunakan bahan ajar berbasis pembelajaran kontekstual berwawasan kearifan lokal yang telah dikembangkan sehingga dapat mengarahkan pembelajaran menjadi lebih kontekstual serta dapat meningkatkan kualitas mengajarnya.

c. Bagi Sekolah

Menambah pengetahuan bagi guru-guru di SD Negeri IV Teluk tentang bahan ajar tematik berbasis pembelajaran kontekstual berwawasan kearifan lokal yang dikembangkan dan telah disesuaikan dengan karakteristik dan lingkungan siswa sehingga dapat memberi kontribusi yang lebih baik dalam perbaikan pembelajaran dalam rangka meningkatkan mutu sekolah.

1.7 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan

Gambaran lengkap tentang karakteristik produk yang diharapkan dari kegiatan pengembangan dapat dilihat dalam spesifikasi produk yang dikembangkan berikut ini.

(28)

14

1. Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah bahan ajar tematik berupa buku siswa kelas IV berbasis pembelajaran kontekstual berwawasan kearifan lokal kabupaten Banyumas beserta dengan perangkat pembelajarannya yang meliputi Silabus, RPP, dan evaluasi.

2. Produk buku tematik siswa kelas IV berbasis pembelajaran kontekstual berwawasan kearifan lokal Kabupaten Banyumas digunakan sebagai pengganti buku tematik kelas IV SD tema Indahnya Kebersamaan yang sudah ada namun khusus pada subtema ketiga yaitu Kebersamaan dalam Keberagaman.

3. Materi yang dikembangkan dalam buku tematik siswa kelas IV berbasis pembelajaran kontekstual berwawasan kearifan lokal Kabupaten Banyumas adalah materi tematik SD kelas IV semester I yaitu pada tema Indahnya Kebersamaan, subtema 3 Bersyukur atas Keberagaman.

4. Pembelajaran Kontekstual digunakan untuk mengembangkan materi pembelajaran agar siswa mudah memahami materi yang diberikan dengan mengaitkannya dalam konteks kehidupan sehari-hari mereka.

5. Pembelajaran Kontekstual dalam penelitian ini dikaitkan dengan kearifan lokal yaitu kearifan lokal Kabupaten Banyumas. Pengaitan kearifan lokal Kabupaten Banyumas ke dalam materi pembelajaran yang dikembangkan bertujuan agar materi pembelajaran lebih kontekstual sehingga siswa mudah memahami materi yang diberikan dengan mengaitkannya dalam konteks kehidupan sehari-hari mereka. Pengaitan kearifan lokal Kabupaten Banyumas ke dalam materi pembelajaran yang dikembangkan juga dimaksudkan agar siswa mengenal kearifan lokal Kabupaten Banyumas.

(29)

15

1.8 Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan

Bahan ajar tematik kelas IV SD berbasis pembelajaran kontekstual berwawasan kearifan lokal Kabupaten Banyumas dikembangkan dengan adanya asumsi bahwa bahan ajar yang berbasis pembelajaran kontekstual akan lebih mempermudah siswa dalam memahami materi pelajaran yang diberikan. Hal ini sesuai dengan pendapat Yamin (2012:76) bahwa pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual dapat membantu siswa dalam membuat sebuah katerkaitan antara sebuah materi dengan konteks kehidupan sehari-hari mereka. Bahan ajar ini juga dikaitkan dengan wawasan kearifan lokal Kabupaten Banyumas dengan tujuan agar materi pembelajarannya lebih kontekstual dan dapat memberikan dampak pengiring agar siswa lebih mengenal kearifan lokal Kabupaten Banyumas.

Pengembangan bahan ajar dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian pengembangan menurut Borg & Gall dalam Sugiyono (2010:408). Terdapat sepuluh tahapan dalam penggunaan metode penelitian pengembangan menurut Borg & Gall, namun tahapan pengembangan dalam penelitian ini dibatasi menjadi tujuh tahapan yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) ujicoba produk, (7) revisi produk. Materi yang dikembangkan dalam bahan ajar ini hanya materi kelas IV tema Indahnya Kebersamaan pada subtema ketiga yaitu Bersyukur atas Keberagaman.

Referensi

Dokumen terkait

Masjid Al-Aqsa/ akan diruntuhkan.../ Rakyat Palestina/ kini hidup dalam krisis berkepanjangan/ Yahudinisasi juga makin ditegakkan/ melalui pembangunan pemukiman

PENERAPAN METODE KWL (KNOW-WANT TO KNOW- LEARNED) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 3 CIKIDANG.. KABUPATEN

Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh ferri sulfat dan zeolit dalam proses penurunan kadar besi dan mangan dengan metode elektrokoagulasi.. Dalam penelitian ini, ferri sulfat

Saat ini orang tua tidak perlu cemas lagi dalam mensikapi kemajuan teknologi yang ada dan berkembang//karena lewat seri terbarunya Esia hadir untuk menjawab semua hal yang

Kepada kepala desa Perlabian atau pihak terkait diharapkan mengajak masyarakat memanfaatkan pekarangan rumah dengan menanam buah dan sayur dan memfasilitasi PHBS

Studi Komparatif Kinerja Guru Tersertifikasi Melalui Portofolio Dan PLPG di SMAN se-Kota Cimahi.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

B mall ubah gaya hidup masyarakat surabaya barat pantai glagah , wisata laguna sampai wisata

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya penulis dapat meneyelesaikan Paper dengan judul Tumor Jinak Palpebra guna memenuhi persyaratan