• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINGKAT KEPUASAN IBU TENTANG MUTU PELAYANAN POSYANDU BALITA (Studi deskriptif di Posyandu Balita Dusun Sambiroto Desa Sambirobyong Kecamatan Kayen Kidul Kabupaten Kediri Tahun 2014)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TINGKAT KEPUASAN IBU TENTANG MUTU PELAYANAN POSYANDU BALITA (Studi deskriptif di Posyandu Balita Dusun Sambiroto Desa Sambirobyong Kecamatan Kayen Kidul Kabupaten Kediri Tahun 2014)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

TINGKAT KEPUASAN IBU TENTANG MUTU PELAYANAN

POSYANDU BALITA

(Studi deskriptif di Posyandu Balita Dusun Sambiroto Desa Sambirobyong Kecamatan Kayen Kidul Kabupaten Kediri Tahun 2014)

Sukatmi*, Yuni Wulansari**. *) Dosen Akper Pamenang Pare–Kediri **) Perawat Puskesmas Kayen Kidul–Kediri

Mother satisfaction towards service quality in health care center for mothers and babies (Posyandu) is influenced by many factors real evidence (tangible), reliability (reliability/trustworthy), responsiveness and assurance (certainty). These things must be fulfilled by officials or cadres of health care center for mothers and babies (Posyandu) in order to satisfied all targets. The purpose of this research was to know the level of mother satisfaction about the quality of health care center for mothers and babies (Posyandu) health services in Posyandu Dusun Sambiroto Desa Sambirobyong Kecamatan Kayen Kidul Kabupaten Kediri.

The design of research that used is descriptive. The population is all the mothers of babies that exist in health care center for mothers and babies (Posyandu) with the total 30 mothers with sample 30 respondents was taken with a total sampling technique. Research variable is the level of satisfaction about quality of health care center for mothers and babies (Posyandu) health services collected by using questionnaire with the total 25 questions. The data that produced is processed by means of editing, cording, scoring, tabulating and analyzed by percentage. The data presented in the form of diagrams and tables.

From the results of research, in general most of the respondents are satisfied about 21 respondents (70 %), very satisfied 8 respondents (26.7%) or fairly satisfied 1 respondent (3.3%) of a total of 30 respondents.

This is caused by physique facilities of health care center for mothers and babies (Posyandu) are adequate, the officer gave service with a friendly, courteous, responsive, professional and reliable.

It was concluded that the quality of service in Posyandu Dusun Sambiroto Desa Sambirobyong Kecamatan Kayen Kidul Kabupaten Kediri has been rated satisfactory. It is suggested that existing services must be maintained.

Keywords : satisfaction, service quality of Balita Posyandu

Latar Belakang

Pada dasarnya pengertian dari kepuasan dan ketidakpuasan pelanggan adalah perbedaan antara harapan dan kinerja yang dirasakan. Jadi pengertian kepuasan pelanggan dapat berarti kinerja barang atau jasa yang diterima oleh konsumen setidak-tidaknya sama dengan yang diharapkan. Umpan balik dan informasi merupakan elemen yang penting. Dalam membangun sistim pemberian pelayanan yang efektif termasuk tingkat kepuasan pelanggan dan peningkatan kualitas pelayanan. Namun pada kenyataannya masih banyak ditemukan kualitas pelayanan yang kurang maksimal dalam posyandu balita tersebut. Salah satu contohnya adalah kurangnya penyuluhan dan pendidikan kesehatan sampai kurangnya sarana prasarana yang memadai

seperti alat bermain untuk balita. Jika tidak di benahi bukan tidak mungkin akan mempengaruhi tingkat kepuasan ibu tentang mutu pelayanan dan bahkan akan mengurangi tingkat kedatangan para ibu ke posyandu balita.

(2)

yang didapat dari kader posyandu khususnya di Posyandu Dusun Sambiroto Desa Sambirobyong Kecamatan Kayen Kidul Kabupaten Kediri sendiri terdapat balita sebanyak 30 balita, faktanya dari survey awal yang di lakukan peneliti di Posyandu Sambiroto dengan mewawancarai 5 ibu-ibu yang mempunyai balita dari 23 ibu-ibu yang mempunyai balita yang hadir. Dari survey awal 5 responden mengeluh dalam pelayanan kesehatan posyandu. Ibu mengatakan kurang mengerti tentang KB dan macam-macam KB sehingga mereka hanya ikut-ikutan menggunakan KB yang digunakan oleh temannya, kurangnya alat bermain, kurang tertibnya ibu-ibu saat ada di pelayanan penimbangan dan ibu kurang mengerti tentang gizi.

Dalam Posyandu balita sendiri memiliki standar pelayanan. Standar pelayanan pada saat pelaksanaan Posyandu, sering digunakan sistem 5 meja. Meja pertama pendaftaran, meja kedua penimbangan bayi dan balita, meja ketiga pencatatan KMS (Kartu Menuju Sehat), meja keempat penyuluhan, dan meja kelima pelayanan oleh tenaga professional meliputi pelayanan ibu dan anak (KIA), KB, imunisasi, dan pelayanan pengobatan serta pelayanan lain sesuai kebutuhan. Selain itu petugas posyandu harus memperhatikan juga ketanggapan, keandalan, jaminan kesehatan, empati dan ketersediaan pelayaanan kesehatan (asmuji, 2012). Selain itu kepuasan dipengaruhi beberapa factor seperti kinerja (performance), keistimewaan tambahan (feature), keandalan (reliability), kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specification),daya tahan(durability),service abilily, estetika, kualitas. Nyatanya saat posyandu berlangsung banyak balita yang rewel atau menangis karenakan kurangnya ketersediaan alat bermain untuk balita. Hal ini menyebabkan terganggunya proses pelayanan dalam posyandu seperti penimbangan dan pelayanan-pelayanan lainnya. Dalam hal ini harus ada komunikasi antara ibu-ibu dan kader posyandu agar dapat memecahkan masalah ini bersama.

Mengingat perlunya peningakatan kepuasan ibu dan mutu pelayanan posyandu balita maka perlu peran perawat untuk membantu meningkatkan kepuasan ibu dan mutu pelayanan posyandu balita, dengan cara penataan organisasi yang baik, standarisasi, pengembangan SDM, pengembangan ilmu dan teknologi dan peran serta ibu balita untuk berkerja sama dengan kader posyandu dan

peningkatan fasilitas bermain balita untuk menunjang kelancaran semua pelayanan yang ada di posyandu tersebut. Selain itu perlu peningkatan kepuasan pada pelayanan penyuluhan agar ibu-ibu mengetahui dan memahami tentang Keluarga Berencana dan gizi pada balita perlu adanya tambahan informasi. Dalam peningkatan mutu pelayanan, maka ibu-ibu yang mempunyai balita akan merasakan kepuasan sehingga ibu-ibu yang mempunyai balita aktif dalam berkunjung keposyandu balita.Selain itu juga posyandu balita ini akan lomba antar posyandu se Kabupaten Kediri pada bulan Maret 2014.

Atas dasar uraian pada permasalahan diatas maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan merumuskan dalam judul penelitian : “

Tingkat Kepuasan Ibu Tentang Mutu Pelayanan Posyandu Balita di Posyandu Dusun Sambiroto Desa Sambirobyong Kecamatan Kayen Kidul Kabupaten

Kediri ”

Identifikasi Masalah

Identifikasi Masalah adalah inti fenomena permasalahan yang akan diteliti (Tamsuri, 2013). Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat diidentifikasikan dan dirumuskan suatu pertanyaan

masalah sebagai berikut : “ Bagaimankah Tingkat

Kepuasan Ibu Tentang Mutu Pelayanan Posyandu Balita di Posyandu Dusun Sambiroto Desa Sambirobyong Kecamatan Kayen Kidul Kabupaten Kediri?”

Tujuan

1. Tujuan Umum

Mengetahui tingkat kepuasan ibu tentang mutu pelayanan kesehatan Posyandu Balita.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui tingkat kepuasan ibu tentang mutu pelayanan Tangible (Wujut Nyata) Posyandu Balita.

b. Mengetahui tingkat kepuasan ibu tentang mutu pelayanan Reliability (Keandalan / Dapat Dipercaya) Posyandu Balita.

c. Mengetahui tingkat kepuasan ibu tentang mutu pelayanan Responsiveness

(Ketanggapan) Posyandu Balita.

(3)

e. Mengetahui tingkat kepuasan ibu tentang mutu pelayanan Emphaty(Empati) Posyandu Balita.

Desain Penelitian

Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah desain diskriptif.

Variabel penelitian ini adalah variabel tunggal, yaitu Tingkat Kepuasan Ibu Tentang Mutu Pelayanan Posyandu Balita yang di Posyandu Balita Dusun Sambiroto Desa Sambirobyong Kecamatan Kayen Kidul mulai tanggal 8 Oktober 2013- 08 April 2014.

Populasi penelitian ini seluruh ibu-ibu balita yang ada di posyandu balita di Dusun Sambiroto Desa

Sambirobyong Kecamatan Kayen Kidul yang

berjumlah 30 ibu-ibu. Dalam penelitian ini sampel yang diambil adalah seluruh populasi.

Pada penelitian ini tekhnik sampling yang digunakan adalah Total sampling. Analisis data dilakukan melalui tahapan pemeriksaan data (editing), proses pemberian identitas data (coding), tabulating

dan scoring. Analisis statistik menggunakan analisis statistik deskriptif.

Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Posyandu Dusun Sambiroto Desa Sambirobyong Kecamatan Kayen Kidul Kabupaten Kediri yang merupakan salah satu posyandu yang ada di wilayah kerja Puskesmas Kayen Kidul Kabupaten Kediri. Posyandu Dusun Sambiroto Desa Sambirobyong Kecamatan Kayen Kidul Kabupaten Kediri memiliki 5 kader aktif yang mengelola kegiatan posyandu mulai hari H dengan kegiatan mencakup 5 meja mulai dari pendaftaran, penimbangan, pencatatan, penyuluhan dan pelayanan tambahan (imunisasi, diare dan kegiatan lainnya). Secara rutin posyandu selalu buka 1 kali setiap bulan.

1. Data Umum

a. Umur Responden

0; 0%

27; 90% 3; 10%

< 20 tahun 20-35 tahun > 35 tahun

Berdasarkan diagram diatas diketahui hampir seluruh responden berumur 20-35 tahun yaitu sebanyak 27 responden (90%) dari total 30 responden.

b. Pekerjaan Responden

Berdasarkan diagram diatas diketahui hampir seluruh responden bekerja sebagai petani yaitu sebanyak 24 responden (80%).

c. Pendidikan Responden

Berdasarkan diagram diatas diketahui sebagian responden berpendidikan SD yaitu sebanyak 11 responden (37%).

2. Data Khusus

a. Tingkat Kepuasan Ibu tentang Mutu Pelayanan

Tangible(Wujut Nyata)

No.

KepuasanTangible

(Wujut Nyata) Frekuensi %

1 Sangat Puas 15 50,0

2 Puas 15 50,0

3 Cukup Puas 0 0,0

4 Tidak Puas 0 0,0

5 Sangat Tidak Puas 0 0,0

Total 30 100

(4)

masing-masing sebanyak 15 responden (50%) dari total 30 responden.

b. Tingkat Kepuasan Ibu tentang Mutu Pelayanan

Reliability(Keandalan/Dapat Dipercaya)

No.

KepuasanReliability

(Dapat Dipercaya) Frekuensi %

1 Sangat Puas 10 33,3

2 Puas 17 56,7

3 Cukup Puas 3 10,0

4 Tidak Puas 0 0,0

5 Sangat Tidak Puas 0 0,0

Total 30 100

Berdasarkan tabel diatas diketahui sebagian besar responden menilai mutu pelayanan ditinjau dari reliability di posyandu balita termasuk memuaskan yaitu sebanyak 17 responden (56,7%) dari total 30 responden.

c. Tingkat Kepuasan Ibu tentang Mutu Pelayanan

Responsiveness

No.

Kepuasan

Responsiveness

(Ketanggapan) Frekuensi %

1 Sangat Puas 10 33,3

2 Puas 19 63,3

3 Cukup Puas 1 3,3

4 Tidak Puas 0 0,0

5 Sangat Tidak Puas 0 0,0

Total 30 100

Berdasarkan tabel diatas diketahui sebagian besar responden menilai mutu pelayanan ditinjau dari responsiveness di posyandu balita termasuk memuaskan yaitu sebanyak 19 responden (63,3%) dari total 30 responden.

d. Tingkat Kepuasan Ibu tentang Mutu Pelayanan

Assurance(Jaminan Kepastian)

No.

KepuasanAssurance

(Jaminan Keamanan) Frekuensi %

1 Sangat Puas 14 46,7

2 Puas 15 50,0

3 Cukup Puas 1 3,3

4 Tidak Puas 0 0,0

5 Sangat Tidak Puas 0 0,0

Total 30 100

Berdasarkan tabel diatas diketahui setengah responden menilai mutu pelayanan ditinjau dari

assurance di posyandu balita termasuk memuaskan yaitu sebanyak 15 responden (50%) dari total 30 responden.

e. Tingkat Kepuasan Ibu tentang Mutu Pelayanan

Emphaty(Empati)

No.

Kepuasan Emphaty

(Empati) Frekuensi %

1 Sangat Puas 12 40,0

2 Puas 15 50,0

3 Cukup Puas 3 10,0

4 Tidak Puas 0 0,0

5 Sangat Tidak Puas 0 0,0

Total 30 100

Berdasarkan tabel diatas diketahui setengah responden menilai mutu pelayanan ditinjau dari

emphatydi posyandu balita termasuk memuaskan yaitu sebanyak 15 responden (50%) dari total 30 responden.

f. Tingkat Kepuasan Ibu tentang Mutu Pelayanan

No. Kepuasan Frekuensi %

1 Sangat Puas 8 26,7

2 Puas 21 70,0

3 Cukup Puas 1 3,3

4 Tidak Puas 0 0,0

5 Sangat Tidak Puas 0 0,0

Total 30 100

Berdasarkan tabel diatas diketahui sebagian besar responden menilai mutu pelayanan di posyandu balita termasuk memuaskan yaitu sebanyak 21 responden (70%) dari total 30 responden.

Pembahasan

1. Tingkat Kepuasan Ibu tentang Mutu Pelayanan

Tangible(Wujut Nyata) Posyandu Balita

Hampir setengah responden menilai mutu

pelayanan di posyandu balita ditinjau dari tangible

termasuk kategori memuaskan dan sangat memuaskan yaitu masing-masing sebanyak 15 responden (50%) dari total 30 responden.

Kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang

setelah membandingkan kinerja/hasil yang

(5)

dikutip dari Oliver, 1980). Kepuasan seseorang atau pelanggan termasuk pengunjung posyandu juga bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kualitas jasa pelayanan yang diterimanya. Disamping itu juga dipengaruhi oleh faktor harga atau biaya yang harus dikeluarkan ketika ibu harus datang ke posyandu. Kepuasan seseorang juga ditentukan oleh kinerja (performance) dari pemberi jasa pelayanan. Salah satu aspek kinerja dimaksud adalah aspek tangible (bukti langsung), meliputi fasilitas fisik, perlengkapan,

tenaga dan sarana komunikasi yang ada

(Rahmulyono, 2008 : 17). Termasuk dalam hal ini adalah penampilan fasilitas fisik posyandu, peralatan, personel ataupun media komunikasi yang ada di posyandu, misalnya : kebersihan tempat pelaksanaan posyandu, kerapihan dan kenyamanan ruangan tempat posyandu, penataan interior dan eksterior ruangan, kelengkapan, persiapan dan kebersihan alat, penampilan dan kebersihan penampilan petugas atau kader posyandu.

Didapatkannya hampir setengah responden menilai mutu pelayanan di posyandu balita ditinjau dari tangible termasuk kategori memuaskan dan sangat memuaskan disebabkan fasilitas fisik yang ada di posyandu seperti meja pelayanan, kursi tunggu, dan perlengkapan lainnya seperti timbangan balita, makanan tambahan yang diberikan balita, buku kunjungan, alat bermain, buku catatan/register dinilai sudah mencukupi kebutuhan sasaran atau ibu dan balita. Penilaian cukup ini tentunya juga menyesuaikan dengan kondisi posyandu yang berada di desa, tentu segala sarana dan perlengkapan juga seadanya yang penting aman bagi ibu dan balita yang hadir. Disamping itu tenaga pelaksana juga sudah ada sesuai dengan persyaratan minimal yakni 5 meja semua sudah ada petugasnya. Hal ini terlihat semakin ramai sehingga kesan sebagai pos pelayanan yang baik akan tampak. Kondisi ini sangat berbeda dengan saat pengambilan data studi pendahuluan yang mana peralatan dirasa masih kurang misalnya: fasilitas bermain, tempat duduk sama alat timbang hanya ada 2 tetapi pada saat ini semua fasilitas sudah ada ditambah dengan alat timbang sudah ada 5 timbangan dan alat bermain seperti motor-motoran, puzzle dan replica

hewan-hewan untuk balita sudah ada tambahan. Tentu keberadaan alat ini akan menambah kenyamanan balita yang hadir di posyandu sehingga memuaskan ibu.

2. Tingkat Kepuasan Ibu tentang Mutu Pelayanan

Reliability(Keandalan/Dapat Dipercaya) Posyandu Balita

Sebagian besar responden menilai mutu pelayanan ditinjau dari relliability di posyandu balita termasuk memuaskan yaitu sebanyak 17 responden (56,7%) dari total 30 responden.

Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa yang muncul setelah membandingkan antara persepsi terhadap kinerja atau hasil suatu produk atau jasa dan harapan-harapan (Kotler, 2007). Menurut Budiastuti (2002) seseorang dalam menilai kepuasan terhadap jasa pelayanan yang diterima mengacu pada beberapa faktor, antara lain faktor reliability (keandalan).

Relliability merupakan kemampuan dalam

memberikan pelayanan dengan segera dan

memuaskan serta sesuai dengan telah yang

dijanjikan. Termasuk kemampuan untuk melaksanakan jasa yang dijanjikan dengan tepat dan terpercaya. Misalnya : pelayanan pemeriksaan, pengobatan dan perawatan yang tepat. Jadwal pelayanan dijalankan secara tepat. Prosedur pelayanan yang tidak berbelit-belit(Tjiptono, 1997).

Didapatkannya sebagian besar responden menilai mutu pelayanan ditinjau dari relliability di posyandu balita termasuk memuaskan disebabkan kader

posyandu sudah memiliki pengetahuan dan

keterampilan sangat baik. Kader posyandu mampu memberikan pelayanan dengan segera ketika ibu datang ke posyandu membawa anaknya. Secara umum terlihat bahwa begitu ibu datang, langsung dicatat di buku register kunjungan posyandu, tidak terlalu lama langsung ditimbang kemudian dicatat dan dilanjutkan ke meja 4 untuk diberikan penyuluhan. Selanjutnya bidan dibantu kader juga sudah siap memberikan pelayanan di meja 5. Hal ini terlihat sekali bahwa masing-masing petugas sudah dapat melaksanakan kegiatan dengan sangat sigap sehingga terkesan bahwa pelayanan sudah dapat terlaksana dengan cepat. Hal ini tentu sesuai dengan harapan ibu sebelum datang di posyandu. Jika sudah demikian maka akan memuaskan ibu yang

datang berkunjung di posyandu. Petugas

(6)

penurunan berat badan sudah dijelaskan mengenai solusinya seperti makanan 4 sehat 5 sempurna yang harus dilaksanakan melalui penyuluhan di meja 4. Selain itu petugas kesehatan juga memberitahukan tetang KB yang cocok untuk ibu batita hal ini sangat

berbeda pada saat pengambilan data study

pendahuluan.

3. Tingkat Kepuasan Ibu tentang Mutu Pelayanan

Responsiveness(Ketanggapan) Posyandu Balita

Sebagian besar responden menilai mutu pelayanan ditinjau dari responsiveness di posyandu balita termasuk memuaskan yaitu sebanyak 19 responden (63,3%) dari total 30 responden.

Kepuasan seseorang terhadap pelayanan juga dipengaruhi faktor responsiveness (cepat tanggap). Tanggap artinya sigap dalam merespons dan memberikan pelayanan keperawatan yang dibutuhkan oleh para pelanggan (pasien, keluarga, dan masyarakat) (Zeithmal dalamAzmuji (2012)..

Didapatkannya sebagian besar responden menilai mutu pelayanan ditinjau dari responsiveness di posyandu balita termasuk memuaskan disebabkan petugas di posyandu dalam memberikan pelayanan sudah terkesan sangat cekatan, cepat tanggap jika ada ibu yang datang, secera dicatat, ditimbang, diberikan penyuluhan bahkan segera diberikan imunisasi atau pengobatan jika membutuhkan tindakan kuratif. Hal ini tentunya sesuai dengan harapan ibu yang datang ke posyandu karena ibu juga memiliki kesibukan lain sehingga berharap pelayanan dengan cepat. Pelayanan demikian tentu akan sangat menyenangkan ibu yang datang sehingga ketika diminta untuk menilai tentang kepuasan atas pelayanan di posyandu, maka responden cenderung menilai positif terhadap kinerja petugas posyandu. Pada akhirnya sebagian besar responden menyatakan sudah puasa atas pelayanan yang diberikan.

4. Tingkat Kepuasan Ibu tentang Mutu Pelayanan

Assurance(Jaminan Kepastian) Posyandu Balita Setengah responden menilai mutu pelayanan ditinjau dari assurance di posyandu balita termasuk memuaskan yaitu sebanyak 15 responden (50%) dari total 30 responden.

Kepuasan seseorang terhadap pelayanan juga dipengaruhi faktor jaminan terhadap pelayanan yang diberikan.Assurance (jaminan) dimaksud mencakup kemampuan, kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki petugas kesehatan, termasuk bebas

dari bahaya, resiko ataupun keragu-raguan

(Rahmulyono, 2008 ). Misalnya pengetahuan dan kemampuan medis dalam menetapkan diagnosis. Ketrampilan Bidan atau kader posyandu dalam bekerja atau memberikan pelayanan. Pelayanan yang sopan dan ramah dengan penerapan 3S (Salam, Senyum dan Sapa). Jaminan keamanan, kepercayaan status sosial, dan lain-lain.

Didapatkannya setengah responden menilai mutu pelayanan ditinjau dari assurance di posyandu balita termasuk memuaskan disebabkan secara umum kader posyandu maupun petugas kesehatan yang hadir di

posyandu sudah sangat bersahabat dengan

masyarakat. Dalam berkomunikasi mereka juga cenderung menggunakan bahasa dan dialok setempat sehingga dapat diterima masyarakat dengan baik. Kesan memberikan pelayanan dengan ramah sangat terasa. Namun demikian dalam berkomunikasi tetap menjaga kesopanan. Tetap ramah kepada setiap ibu yang datang ke posyandu. Pelayanan demikian inilah yang menyebabkan ibu merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan. Ketika ada yang membutuhkan pengobatan atau imunisasi, kegiatan ini diberikan oleh petugas kesehatan. Tentu ibu merasa bahwa pemberi pelayanan adalah tenaga professional sehingga ibu merasa bahwa pelayanan yang diberikan dapat dipercaya termasuk a m a n a t a u bebas dari bahaya, atau resiko ataupun keragu-raguan.

5. Tingkat Kepuasan Ibu tentang Mutu Pelayanan

Emphaty(Empati) Posyandu Balita

Setengah responden menilai mutu pelayanan ditinjau dari emphaty di posyandu balita termasuk memuaskan yaitu sebanyak 15 responden (50%) dari total 30 responden.

Kepuasan pasien atau pengunjung posyandu juga dipengaruhi oleh kinerja dalam pelayanan termasuk sifat empati yang ditunjukkan petugas.Empathy yaitu

kemudahan dalam melakukan hubungan,

komunikasi yang baik dan perhatian dengan

tulus terhadap kebutuhan pelanggan (Rahmulyono, 2008 ). Empati merupakan sikap jujur dalam

menerima kondisi pasien, obyektif dalam

(7)

pelayanan kepada semua pelanggan tanpa memandang status sosial dan lain-lain.

Sesuai hasil analisis diketahui setengah responden menilai mutu pelayanan ditinjau dari empati di posyandu balita termasuk memuaskan. Hal ini disebabkan petugas di posyandu selalu tampak empati kepada setiap pengunjung. Rasa empati ini ditunjukkan ketika bertemu dengan ibu dan selalu mengajak bersenda gurau balita yang dibawanya. Mereka tampak sangat peduli ketika ada balita yang di bawa ke posyandu. Jika hasil penimbangan tampak menunjukkan ada penurunan status gizi maka petugas dengan penuh rasa empati memberikan saran terbaiknya agar bulan depan berat badan anaknya naik sehingga status gizinya kembali normal. Ketika ibu menyampaikan keluhan berkaitan dengan kondisi anaknya, maka petugas memberikan informasi dengan baik. Semua kader posyandu juga tidak membeda-bedakan pelanggan. Pelayanan kepada semua pelanggan dilakukan tanpa memandang status sosial mereka dan tetap memberikan pelayanan sebaik mungkin. Hal ini akan menimbulkan kesan bahwa petugas sudah memberikan pelayanan dengan baik sehingga ibu merasa puas akan pelayanan yang diberikan.

6. Tingkat Kepuasan Ibu tentang Mutu Pelayanan Posyandu Balita

Sebagian besar responden menilai mutu pelayanan di posyandu balita termasuk memuaskan yaitu sebanyak 21 responden (70%) dari total 30 responden. Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya bahwa kepuasan pelanggan merupakan kinerja barang atau jasa yang diterima oleh konsumen setidak-tidaknya sama dengan yang diharapkan. Dalam Posyandu balita sendiri memiliki standar pelayanan yang sering digunakan sistem 5 meja. Meja pertama pendaftaran, meja kedua penimbangan bayi dan balita, meja ketiga pencatatan KMS (Kartu Menuju Sehat), meja keempat penyuluhan, dan meja kelima pelayanan oleh tenaga professional meliputi pelayanan ibu dan anak (KIA), KB, imunisasi, dan pelayanan pengobatan serta pelayanan lain sesuai kebutuhan. Untuk dapat memberikan pelayanan yang memuaskan maka petugas posyandu harus memperhatikan beberapa aspek yang beerpengaruh terhadap kepuasan diantaranya ketanggapan, keandalan, jaminan kesehatan, empati dan ketersediaan pelayaanan kesehatan (Asmuji, 2012). Selain itu kepuasan juga dipengaruhi kinerja, keistimewaan tambahan,

keandalan, kesesuaian dengan spesifikasi,daya tahan, estetika, kualitas (Tjiptono, 1997).

Didapatkannya sebagian besar responden menilai mutu pelayanan di posyandu balita termasuk memuaskan juga dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Tentu saja hal ini dipengaruhi oleh fasilitas dan sarana pendukung yang ada di posyandu (tangible),

reliability (keandalan/dapat dipercaya), anssurance

(Jaminan kepastian), responsiveness (ketanggapan) serta emphaty (empati). Tentu saja penilaian oleh ibu ini juga sangat dipengaruhi oleh latar belakang ibu. Hasil penelitian menunjukkan hampir seluruh responden berumur 20-35 tahun yaitu sebanyak 27 responden (90%) dari total 30 responden. Dan hampir sebagian hanya berpendidikan SD yaitu 11 responden (37%). Secara psikologis orang dengan usia 20-35 tahun tergolong orang yang sudah cukup dewasa dan matang. Selain itu sebagian responden hanya lulusan SD saja. Artinya ketika melihat pelayanan di posyandu dengan segala perlengkapan yang ada, mereka sudah mampu menerima apa adanya sehingga tidak terlalu tinggi tuntutan akan fasilitas fisik yang sangat baik. Melihat sarana dan prasarana yang sudah

ada maka responden akan cenderung bisa

memakluminya yang pada akhirnya menimbulkan penyesuaian kebutuhan yang tidak terlalu tinggi. Hal ini yang menjadi penyebab responden sudah menilai puas dan sangat puas.

(8)

Kesimpulan

1. Hampir setengah responden menilai mutu

pelayanan di posyandu balita ditinjau dari tangible

termasuk kategori memuaskan dan sangat

memuaskan yaitu masing-masing sebanyak 15 responden (50%) dari total 30 responden.

2. Sebagian besar responden menilai mutu pelayanan ditinjau dari reliability di posyandu balita termasuk memuaskan yaitu sebanyak 17 responden (56,7%) dari total 30 responden.

3. Sebagian besar responden menilai mutu pelayanan ditinjau dari responsiveness di posyandu balita termasuk memuaskan yaitu sebanyak 19 responden (63,3%) dari total 30 responden.

4. Setengah responden menilai mutu pelayanan ditinjau dari assurance di posyandu balita termasuk memuaskan yaitu sebanyak 15 responden (50%) dari total 30 responden.

5. Setengah responden menilai mutu pelayanan ditinjau dari empati di posyandu balita termasuk memuaskan yaitu sebanyak 15 responden (50%) dari total 30 responden.

6. Sebagian besar responden menilai mutu pelayanan di posyandu balita termasuk memuaskan yaitu sebanyak 21 responden (70%) dari total 30 responden.

Saran

1. Bagi Institusi Pendidikan

Hendaknya menyampaikan kepada mahasiswa perlunya menciptakan pelayanan yang reliability

(keterandalan), responsiveness (cepat tanggap),

assurance (jaminan pelayanan), empathy (empati) dalam pelayanan kesehatan dan tangible (nyata). Hal ini dapat dicapai dengan cara selalu melatih diri menerima orang lain apa adanya, berlatih untuk tersenyum agar setiap bertemu pelanggan atau pengunjung posyandu terkesan sopan, ramah dan menyenangkan.

2. Bagi Tempat Penelitian

Diharapkan agar tenaga kesehatan puskesmas dan masyarakat yang datang ke posyandu tetap melaksanakan evaluasi secara berkala mengenai kepuasan pasien sehingga diketahui faktor mana paling berpengaruh terhadap kepuasan pasien dan tetap mempertahankan pelayanan yang sudah ada.

3. Bagi Kader Posyandu

Diharapkan agar kader selalu mempersiapkan sarana dan prasarana di posyandu dengan bantuan dana ADD dengan sebaik mungkin, membuat variasi menu makanan tambahan (PMT), mengevaluasi segala kekurangan dalam pelaksanaan posyandu, dan selalu berusaha agar mampu memberikan pelayanan dengan cepat dan tepat misalnya selalu menimbang balita dengan cekatan dan hasil tepat.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjuitnya diharapkan mengadakan penelitian serupa dengan melakukan kajian hubungan kepuasan pengunjung posyandu dengan faktor lain misalnya dengan hubungan dukungan tokoh masyarakat dengan kepuasan pengunjung posyandu, hubungan kemampuan kader dengan kepuasan pengunjung posyandu.

DAFTAR PUSTAKA

Anak, D. J. (2013). Buku Panduan Kader Posyandu Menuju Keluarga Sadar Gizi. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Salemba Medika.

Asmuji. (2012). Manajemen Keperawatan. Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA.

Departemen Kesehatan RI. (2006).Pegangan Kader Posyandu. Jakarta Depkes RI

Effendy. ( 2004).Dasar-dasar Kepewatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC.

Ismawati. (2010). Posyandu & Desa Siaga (cetakan1). Yogyakarta: Nuha Medika. Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian

Kesehatan.Jakaarta: Rineka Cipta.

Nursalam. (2003).Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Sondakh, J. J. (2013).Mutu Pelayanan Kesehatan dan Kebidanan.Jakarta: Salemba Medika.

Sugiyo. (2011).Statiska Untuk Penelitian .Bandung: Alfabeta.

(9)

Supranto, J. (2011). Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan.Jakarta: Rineka Cipta.

Referensi

Dokumen terkait

Pembukian Kualifikasi dilakukan oleh Direktur Utama/Pimpinan Perusahaan, atau Penerima kuasa dari Direktur Utama/ Pimpinan Perusahaan yang namanya tercantum dalam akte

Kajian ini sangat perlu dijalankan kerana melalui kajian yang dijalankan oleh pengkaji mendapati pelajar-pelajar sangat memerlukan satu modul asas bahasa Arab untuk digunakan

Surat Kuasa Pengguna Anggaran Pengadilan Agama Gresik Nomor : W13-A17/14/KU.01/SK/01/2019 tentang Penunjukan / Pengangkatan Tim Pengelola dan PenanggungJawab Keuangan Pengadilan

Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi anggota organisasi kepemudaan Alumni Budi Mulia (ALBUM- Medan) terhadap mendonorkan

[r]

Proyeksi peningkatan dan optimalisasi lahan dengan tujuan untuk menambah nilai tambah pendapatan dilakukan dengan melanjutkan pembuatan master plan Wisata Agro

Pada diabetes melitus tipe 2, aktivitas fisik dapat memperbaiki kendali glukosa secara menyeluruh, terbukti dengan penurunan kadar glukosa darah dan konsentrasi HbA1c

Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya pembagunan di Semarang, salah satunya munculnya mall dan kafe baru seperti Spiegel Bar&amp;Bistro, Nest’co The Bistro, 7