• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BALITA TENTANG POSYANDU BALITA DI DUSUN BENDUNGAN DESA PILANGSARI NGRAMPAL SRAGEN TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BALITA TENTANG POSYANDU BALITA DI DUSUN BENDUNGAN DESA PILANGSARI NGRAMPAL SRAGEN TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BALITA

TENTANG POSYANDU BALITA DI DUSUN BENDUNGAN

DESA PILANGSARI NGRAMPAL SRAGEN

TAHUN 2013

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun oleh :

IIT PUJI LESTARI NIM : B10.025

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

(2)

HALAMAN PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah

TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BALITA

TENTANG POSYANDU BALITA DI DUSUN BENDUNGAN

DESA PILANGSARI NGRAMPAL SRAGEN

TAHUN 2013

Diajukan Oleh:

IIT PUJI LESTARI NIM : B10.025

Telah diperiksa dan disetujui Pada tanggal 22 Juli 2013

(RETNO WULANDARI, S.ST) NIK. 200985034

(3)

HALAMAN PENGESAHAN

TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BALITA

TENTANG POSYANDU BALITA DI DUSUN BENDUNGAN

DESA PILANGSARI NGRAMPAL SRAGEN

TAHUN 2013

Karya Tulis Ilmiah

Disusun oleh:

IIT PUJI LESTARI NIM : B10.025

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Ujian Akhir Program D III Kebidanan

Pada tanggal 3 Agustus 2013

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : “Tingkat Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Balita Tentang Posyandu Balita di Dusun Bendungan Desa Pilangsari Ngrampal Sragen Tahun 2013”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan Program DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.

2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ketua Prodi DIII Kebidanan STIKes Kebidanan Kusuma Husada Surakarta.

3. Ibu Retno Wulandari, S.ST, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.

4. Ibu Erlyn Hapsari, S.ST, selaku Dosen Penguji yang telah meningkatkan pemahaman bagi penulis

5. Bapak Kepala Desa Pilang Sari Kecamatan Ngrampal Sragen atas pemberian ijin pengambilan data awal dan penelitian.

(5)

6. Seluruh dosen dan staff Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.

7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak kekurangannya, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta, Juli 2013

Penulis

(6)

Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juli 2013

Iit Puji Lestari B10.025

TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BALITA TENTANG POSYANDU BALITA DI DUSUN BENDUNGAN

DESA PILANGSARI NGRAMPAL SRAGEN TAHUN 2013

xiii + 45 halaman + 16 lampiran + 5 tabel + 3 gambar

ABSTRAK

Latar belakang : Berbagai upaya telah dilakukan untuk menurunkan kematian ibu, bayi baru lahir, bayi dan balita. Salah satu diantaranya adalah melalui Posyandu. Posyandu merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan dan merupakan bagian dari pembangunan kesehatan yang diprogramkan oleh pemerintah yang bertujuan untuk mempercepat penurunan angka kematian bayi (lnfan tmortalily rate), angka kelahiran bayi dan angka kematian ibu serta dalam rangka mempercepat terwuiudnya Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS). Studi pendahuluan pada 10 orang ibu yang mempunyai anak balita diketahui bahwa sebanyak 4 ibu (40%) mempunyai pengetahuan yang cukup tentang posyandu dan sebanyak 6 ibu (60%) mempunyai pengetahuan yang kurang tentang posyandu.

Tujuan : mengetahui tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang

Posyandu Balita di Dusun Bendungan Desa Pilangsari Ngrampal Sragen Tahun 2013 pada kategori baik, cukup dan kurang.

Metode Penelitian : jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Lokasi penelitian di

Dusun Bendungan Desa Pilangsari Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen pada 2-3 April 2013. Sampel sebanyak 54 responden yang mempunyai balita dengan teknik sampling jenuh. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Teknik analisis data adalah analisis univariat dengan program SPSS.

Hasil Penelitian : Tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang

posyandu balita pada tingkat baik sebanyak 8 orang (14,8%), pada tingkat cukup 31 orang (57,4%) dan pada tingkat kurang sebanyak 15 orang (27,8%).

Kesimpulan : Tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang posyandu

balita pada tingkat cukup 31 orang (57,4%).

Kata Kunci: Pengetahuan, ibu yang mempunyai balita, posyandu balita Kepustakaan: 26 literatur (Tahun 2004 s/d 2012)

(7)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Segala perjuangan pasti menghadirkan keberhasilan, jadi raihlah keberhasilan walaupun harus bersimbah darah dan peluh di seluruh tubuhmu”

(Penulis)

“Kerja adalah makna hidup, kerja adalah suratan takdir, kerja adalah kewajiban dan kerja adalah kunci keberhasilan”

(Iwan Fals)

PERSEMBAHAN :

Karya Tulis Ilmiah ini kupersembahkan kepada : 1. Ayah dan Ibuku, yang telah memberikan motivasi

dan doa

2. Saudara-saudaraku yang selalu memberikan keceriaan.

3. Ibu Retno Wulandari, SST, yang telah membimbing dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Kumbang terakhirku.

5. Teman-teman seperjuangan Fafa, Ria, Destri dan kost Princess yang telah bersama-sama menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini

6. Almamater tercinta

(8)

CURICULUM VITAE

Nama : Iit Puji Lestari

Tempat/ Tanggal Lahir : Sragen, 23 April 1992

Agama : Islam

Jenis kelamin : Perempuan

Alamat : Bendungan RT 15/ 05 Pilangsari, Ngrampal, Sragen Institusi : Diploma III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Riwayat Pendidikan

1. SD N Jenar 2 Sragen Lulus Tahun 2004 2. SMP N 1 Jenar, Sragen Lulus Tahun 2007 3. SMA N 1 Sambungmacan Sragen Lulus Tahun 2010

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vii

CURRICULUM VITAE ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Perumusan Masalah ... 4 C. Tujuan Penelitian ... 4 D. Manfaat Penelitian ... 5 E. Keaslian Penelitian ... 5 F. Sistematika Penulisan ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori ... 8

1. Pengetahuan ... 8

(10)

2. Balita ... 16

3. Posyandu ... 19

B. Kerangka Teori ... 26

C. Kerangka Konsep ... 27

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian ... 28

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 28

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 29

D. Instrumen Penelitian ... 30

E. Teknik Pengumpulan Data ... 33

F. Variabel Penelitian ... 34

G. Definisi Operasional ... 34

H. Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 35

I. Etika Penelitian ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Lokasi Penelitian ... 38

B. Hasil Penelitian ... 39 C. Pembahasan ... 43 D. Keterbatasan ... 44 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 44 B. Saran ... 44 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN x

(11)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Kisi – kisi Kuesioner ... 32

Tabel 3.2. Definisi Operasional Variabel ... 34

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur ... 39

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan ... 40

Tabel 4.3. Nilai Mean dan Standar Deviasi dengan Program SPSS ... 40 Tabel 4.4. Tingkat Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Balita tentang Posyandu 42

(12)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1. Kerangka Konsep... 26 Gambar 2.2. Kerangka Teori... 27

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penelitian

Lampiran 2. Permohonan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 3. Surat Jawaban

Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Validitas Lampiran 5. Surat Jawaban Uji Validitas Lampiran 6. Permohonan Ijin Penelitian Lampiran 7. Surat Keterangan Penelitian

Lampiran 8. Hasil Kuesioner Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 9. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 10. Permohonan untuk Menjadi Responden Lampiran 11. Persetujuan untuk Menjadi Responden Lampiran 12. Kuesioner

Lampiran 13. Kunci Jawaban Kuesioner Lampiran 14. Hasil Kuesioner Responden Lampiran 15. Hasil Analisis

Lampiran 16. Lembar Konsultasi

(14)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka kematian Balita berdasarkan Survey Demografi Kesehatan (SDKI) pada tahun 2007 adalah 44 per 1.000 kelahiran hidup. Angka kematian bayi 34 per 1. 000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Angka kematian neonatal 19 kematian per 1.000 kelahiran hidup. Sementara target Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015 adalah 32/1.000 kelahiran hidup untuk Angka Kematian Balita dan 23 per 1. 000 kelahiran hidup untuk angka kematianbayi (Muhyasir, 2011).

MDGs adalah suatu kesepakatan yang dibuat dalam komunitas internasional melalui Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium PBB di New York yang menghasilkan suatu deklarasi global yang disebut Deklarasi Milenium. Deklarasi tersebut disetujui oleh 189 negara dan ditandatangani oleh 147 kepala pemerintahan, kepala negara dantokoh-tokoh dunia ini menghasilkan 8 sasaran pembangunan milenium atau MDGs. Kedelapan sasaran pembangunan milenium ini telah menjadi salah satu acuan penting yang ingin dicapai dalam pembangunan di Indonesia sejak tahun 2000 sampai 2015 (Depkes RI, 2007). Satu diantara ke delapan target atau sasaran Pembangunan Milenium atau MDGs yang sedang diupayakan untuk dicapai Indonesia adalah MDGs ke-4 yaitu menurunkan kematian anak-anak di bawah usia lima tahun (Syafrawati, 2006).

(15)

Berbagai upaya telah dilakukan untuk menurunkan kematian ibu, bayi baru lahir, bayi dan balita. Antara lain melalui penempatan bidan di desa, pemberdayaan keluarga dan masyarakat dengan menggunakan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (Buku KIA) dan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K), serta penyediaan fasilitas kesehatan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) di Puskesmas perawatan dan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) di rumah sakit (DirektoratBinaKesehatanAnak, 2012).

Posyandu merupakan salah satu pelayanan kesehatan untuk memudahkan masyarakat untuk mengetahui atau memeriksakan kesehatan terutama untuk ibu dan anak balita dengan berdasarkanbuku KIA. Pos Pelayanan Terpadu atau posyandu merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan dan merupakan bagian dari pembangunan kesehatan yang diprogramkan oleh pemerintah yang bertujuan untuk mempercepat penurunan angka kematian bayi (lnfantmortalilyrate), angka kelahiran bayi (birthrale), dan angka kematian ibu (maternal mortalilyrate), serta dalam rangka mempercepat terwuiudnya Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) (Nugroho &Nurdiana, 2008).

Posyandumempunyai manfaat bagi masyarakat antara lain adalah pertumbuhan anak balita terpantau sehingga tidak menderita gizi kurang/gizi buruk, bayi dan anak balita mendapat Kapsul Vitamin A setiap bulan Februari dan Agustus, bayi memperoleh imunisasi lengkap, stimulasi tumbuh kembang balita dengan fasilitas alat permainan edukatif di posyandu, dan mendeteksi

(16)

dini tumbuh kembang, anak belajar bersosialisasi dengan sesama balita dan orang tua, memperoleh penyuluhan kesehatan tentang kesehatan ibu dan anak, apabila terdapat kelainan pada anak balita, ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui akan dirujuk ke Puskesmas serta berfungsi untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang kesehatan ibu dan anak balita (KementrianKesehatan RI, 2012).

Studi pendahuluan yang dilakukan di Dusun Bendungan Desa Pilangsari Ngrampal Sragen pada tanggal 21 Oktober 2012 melalui wawancara dengan kader posyandu diketahui bahwa jumlah balita sebanyak 54 balita, sedangkan balita yang datang ke Posyandu rata-rata sebanyak 35 balita (65%), sehingga rata-rata cakupan balita tersebut masihkurang dari target yang ditetapkan yaitu 80%.

Hasil wawancara dengan 10 orang ibu yang mempunyai anak balita diketahui bahwa sebanyak 4 ibu (40%) mempunyai pengetahuan yang cukup tentang posyandu dan sebanyak 6 ibu (60%) mempunyai pengetahuan yang kurang tentang posyandu. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut banyak ibu yang kurang mengetahui tentang Posyandu, maka mendorong penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Balita Tentang PosyanduBalita di Dusun Bendungan Desa PilangsariNgrampal SragenTahun 2013”.

(17)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut “Bagaimana Tingkat Pengetahuan Ibu yang MempunyaiBalitaTentang PosyanduBalita di Dusun Bendungan Desa PilangsariNgrampal SragenTahun 2013 ? ”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang Posyandu Balita di Dusun Bendungan Desa Pilangsari Ngrampal SragenTahun 2013.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang Posyandu Balita di Dusun Bendungan Desa Pilangsari Ngrampal Sragen pada tingkat baik.

b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu yang mempunyaibalitatentang Posyandu Balita di Dusun Bendungan Desa Pilangsari Ngrampal Sragen pada tingkat cukup.

c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang Posyandu Balita di Dusun Bendungan Desa Pilangsari Ngrampal Sragen pada tingkat kurang.

(18)

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Ilmu Pengetahuan

Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam menambah wawasan pengetahuan di bidang kesehatan khususnya tentang Posyandu. 2. Bagi Peneliti

Mendapat pengalaman langsung dalam melakukan penelitian dan menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama pendidikan.

3. Bagi Institusi a. Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi tentang posyandu balita pada institusi pendidikan yang dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang posyandu balita.

b. Lahan

Sebagai masukan dan bahan pertimbangan dalam upaya pengembangan Posyandu khususnya dalam meningkatkan tingkat kunjungan balita ke Posyandu.

E. Keaslian Penelitian

1. Prihatiningsih (2012), melakukan penelitian dengan judul“ Tingkat Pengetahuan Ibu Balita Tentang Posyandu di Posyandu Cempaka I Dusun Tenggak Sidoharjo Sragen Tahun 2012. Desain penelitian ini menggunakan studi observasional deskriptif. Teknik sampling menggunakan Incidental sampling. Instrumen penelitian ini adalah

(19)

kuesioner tertutup. Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan ibu balita tentang posyandu di Dusun Tenggak Sidoharjo Sragen dapat dikategorikan pengetahuan baik sebanyak 6 responden (14%), pengetahuan cukup sebanyak 31 responden (72%) dan pengetahuan kurang sebanyak 6 responden (14%).

2. Handayaningsih (2010), dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Balita tentang Posyandu di Kelurahan Sangkrah Kecamatan Pasar Kliwon Surakarta”. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian analitik dengan studi observasional deskriptif. Instrumen yang digunakan yaitu kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan tentang ibu balita tentang posyandu pada kategori baik sebanyak 12 ibu (18,5%), pengetahuan cukup sebanyak 35 responden (53,8%) dan pengetahuan kurang sebanyak 18 orang (27,7%).

Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah pada waktu penelitian, sampel dan lokasi penelitian sedangkan persamaannya adalah pada jenis dan rancangan penelitian, variabel penelitian serta teknik analisis data.

F. Sistematika Penelitian

Sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah (KTI) dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian dan sistematika penelitian.

(20)

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini terdiri dari teori tentang pengetahuan yang terdiri dari : pengertian pengetahuan, faktor-faktor yang mempengaruhi, tingkatan pengetahuan, cara memperoleh pengetahuan. Teori tentang balita yang terdiri dari pengertian balita, perkembangan balita, komunikasi pada balita. Teori tentang posyandu yang terdiri dari : pengertian posyandu, sasaran posyandu, fungsi penyelenggaraan dan kegiatan pokok posyandu. Bab ini juga terdiri dari kerangka teori dan kerangka konsep.

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini terdiri dari jenis dan rancangan penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, variabel penelitian, definisi operasional, metode pengolahan dan analisa data, etika penelitian dan jadwal penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN

Bab ini terdiri dari gambaran lokasi penelitian, hasil penelitian, pembahasan dan keterbatasan penelitian.

BAB V PENUTUP

Bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran dari hasil penelitian. DAFTAR PUSTAKA

(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan

a. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca indera (Notoatmodjo, 2010).

Pengetahuan merupakan penalaran, penjelasan dan pemahaman manusia tentang segala sesuatu, juga mencakup praktek atau kemampuan teknis dalam memecahkan berbagai persoalan hidup yang belum dibuktikan secara sistematis (Purba, 2010).

b. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2005), faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu :

1) Tingkat Pendidikan

Pendidikan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga terjadi perubahan perilaku positif yang meningkat.

2) Informasi

Seorang yang mempunyai sumber informasi lebih banyak akan memiliki pengetahuan yang lebih luas.

(22)

3) Budaya

Tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam memenuhi kebutuhan yang meliputi sikap dan kepercayaan.

4) Pengalaman

Sesuatu yang pernah dialami seseorang akan menambah pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat informal.

5) Sosial-Ekonomi

Tingkat kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup semakin tinggi, tingkat sosial ekonomi akan bertambah tingkat pengetahuan.

c. Tingkat dalam Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2005), tingkatan dalam pengetahuan antara lain:

1) Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya dan merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

2) Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

3) Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya).

(23)

4) Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut dan yang masih saling berkaitan. 5) Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis adalah kemampuan untuk menyusun formulasi baru formulasi-formulasi yang ada.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melaksanakan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek dimana kriteria penilaian suatu materi atau obyek ditentukan oleh diri sendiri.

d. Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010), dari berbagai macam cara yang telah digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah, dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni :

1) Cara Tradisional atau Non Ilmiah (tanpa melalui penelitian ilmiah) Cara tradisional atau non ilmiah ini dipakai orang untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, sebelum diketemukannya metode ilmiah atau metode penemuan secara sistematis dan logis. Cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain meliputi :

(24)

a) Cara coba-salah (Trial and Eror)

Metode ini telah digunakan orang dalam waktu yang cukup lama untuk memecahkan berbagai masalah. Bahkan sampai sekarang pun metode ini masih digunakan terutama oleh mereka yang belum atau tidak mengetahui suatu cara tertentu dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Metode ini telah banyak jasanya terutama dalam meletakkan dasar-dasar menemukan teori-teori dalam berbagai ilmu pengetahuan. b) Secara Kebetulan

Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak disengaja oleh orang yang bersangkutan. Salah satu contoh adalah penemuan enzim urease oleh Summers pada tahun 1926. Pada suatu hari Summers sedang bekerja dengan ekstrak acetone dan karena terburu-buru ingin bermain tenis, maka ekstrak acetone tersebut disimpan di dalam kulkas. Keesokan harinya ketika ingin meneruskan percobaannya, ternyata ekstrak acetone yang disimpan di dalam kulkas tesebut timbul kristal-kristal yang kemudian disebut enzim urease.

c) Cara Kekuasaan atau Otoritas

Prinsip ini adalah orang lain menerima padahal yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoriter tanpa terlebih dulu menguji atau memberikan kebenaran baik

(25)

-berdasarkan fakta empiris ataupun -berdasarkan penalaran sendiri.

d) Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Pengalaman pribadi adalah pengalaman untuk mempengaruhi kebenaran pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu. Tidak semua pengalaman pribadi dapat menuntun seseorang untuk menarik kesimpulan dari pengalaman dengan benar diperlukan berfikir kritis dan logis.

e) Cara Akal Sehat (Common Sense)

Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat menemukan teori atau kebenaran. Sebelum ilmu pendidikan ini berkembang, para orang tua zaman dahulu agar anaknya menuruti nasihat orang tuanya, atau anak disiplin menggunakan cara hukuman fisik bila anaknya berbuat salah, bahwa hukuman adalah merupakan metode bagi pendidikan anaknya. Pemberian hadiah dan hukuman (reward dan punishment) merupakan cara yang masih dianut oleh banyak orang untuk mendisiplinkan anak dalam konteks pendidikan. f) Kebenaran Melalui Wahyu

Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini

(26)

-harus diterima dan diyakini oleh pengikut-pengikut agama yang bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran tersebut rasional atau tidak. Sebab kebenaran ini diterima oleh para Nabi adalah sebagai hasil usaha wahyu dan bukan karena hasil usaha penalaran atau penyelidikan manusia.

g) Kebenaran Melalui Intuitif

Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepat sekali melalui proses di luar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran berpikir. Kebenaran yang diperoleh melalui intuitif sukar dipercaya karena kebenaran ini tidak menggunakan cara-cara yang rasional dan yang sistematis. Kebenaran ini diperoleh seseorang hanya berdasarkan intuisi atau suara hati atau bisikan hati saja.

h) Melalui Jalan Pikiran

Dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikiran baik melalui induksi maupun deduksi. Pada dasarnya merupakan cara melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan kemudian dari hubungannya sehingga dapat dibuat suatu kesimpulan.

i) Induksi

Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, bahwa induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari

(27)

-pernyataan-pernyataan khusus ke pernyataan yang bersifat umum. Hal ini berarti dalam berpikir induksi pembuatan kesimpulan tersebut berdasarkan pengalaman-pengalaman empiris yang ditangkap oleh indra. Kemudian disimpulkan ke dalam suatu konsep yang memungkinkan seseorang untuk memahami suatu gejala. Karena proses berpikir induksi, itu beranjak dari hasil pengamatan indra atau hal-hal yang nyata, maka dapat dikatakan bahwa induksi beranjak dari hal-hal yang konkret kepada hal-hal yang abstrak.

Proses berpikir secara induksi dikelompokkan menjadi dua, yakni induksi sempurna dan induksi tak sempurna. Induksi sempurna terjadi apabila kesimpulan diperoleh dari penjumlahan dari kesimpulan khusus. Sedangkan induksi tak sempurna terjadi apabila kesimpulan tersebut diperoleh dari lompatan, dari pernyataan-pernyataan khusus.

j) Deduksi

Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan umum ke khusus. Aristoteles (384-322 SM) mengembangkan ara deduksi ini ke dalam suatu cara yang disebut “silogisme”. Silogisme ini merupakan suatu bentuk deduksi yang memungkinkan seseorang untuk dapat mencapai kesimpulan yang lebih baik. Di dalam proses berpikir deduksi berlaku bahwa sesuatu yang dianggap benar secara umum pada

(28)

kelas tertentu, berlaku juga kebenarannya pada semua peristiwa yang terjadi pada setiap yang termasuk dalam kelas itu. Di sini terlihat proses berpikir berdasarkan pada pengetahuan yang umum mencapai pengetahuan yang khusus. 2) Cara Modern atau Cara Ilmiah (melaui proses penelitian)

Dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian. Menurut Notoatmodjo (2010), mengatakan bahwa dalam memperoleh kesimpulan harus dilakukan dengan pencatatan terhadap semua fakta sehubungan dengan objek yang diamatinya. Pencatatan ini meliputi tiga hal pokok, yaitu :

a) Segala sesuatu yang positif, gejala tertentu yang muncul saat dilakukan pengamatan.

b) Segala sesuatu yang negatif, yaitu gejala yang tidak muncul saat dilakukan pengamatan.

c) Gejala-gejala yang muncul bervariasi, yaitu gejala yang berubah-ubah pada kondisi tertentu.

e. Cara pengukuran pengetahuan

Menurut Riwidikdo (2009), hasil untuk mengetahui tingkat pengetahuan ditunjukan pada skala pengukuran sebagai berikut :

1) Pengetahuan baik : (x) > mean + 1SD

2) Pengetahuan cukup : mean – 1SD ” x ” mean + 1SD 3) Pengetahuan kurang : (x) < mean – 1SD

(29)

2. Balita

a. Pengertian

1) Menurut Muaris (2006), anak balita adalah anak yang telah menginjak usia di atas satu tahun atau lebih popular dengan pengertian usia anak di bawah lima tahun.

2) Menurut Soetjiningsih (2012), menyatakan balita adalah anak dengan usia dibawah 5 tahun.

3) Menurut Supartini dalam Suparyanto (2011), balita merupakan istilah yang berasal dari kependekan kata bawah lima tahun. Istilah ini cukup populer dalam program kesehatan. Balita merupakan kelompok usia tersendiri yang menjadi sasaran program KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) di lingkup Dinas Kesehatan. Balita merupakan masa pertumbuhan tubuh dan otak yang sangat pesat dalam pencapaian keoptimalan fungsinya. Periode tumbuh kembang anak adalah masa balita, karena pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan kemampuan berbahasa, kreatifitas, kesadaran sosial, emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya.

(30)

b. Perkembangan Balita

Menurut Choirunisa (2009), beberapa bentuk-bentuk perkembangan yang terjadi pada balita antara lain adalah sebagai berikut :

1) Perkembangan fisik

Di awal balita, pertambahan berat badan balita merupakan singkatan bawah lima tahun, satu periode usia manusia dengan rentang usia dua hingga lima tahun, ada juga yang menyebut dengan periode usia prasekolah. Pada fase ini anak berkembang dengan sangat pesat. Periode ini, balita memiliki ciri khas perkembangan menurun disebabkan banyaknya energi yang terserap untuk bergerak.

2) Perkembangan Psikologis

Dari sisi psikomotor, balita mulai terampil dalam pergerakannya (lokomotion), seperti berlari, memanjat, melompat, berguling, berjinjit, menggenggam, melempar yang berguna untuk mengelola keseimbangan tubuh dan mempertahankan rentang atensi.

Pada akhir periode balita kemampuan motorik halus anak juga mulai terlatih seperti meronce, menulis, menggambar, menggunakan gerakan pincer yaitu memegang benda dengan hanya menggunakan jari telunjuk dan ibu jari seperti memegang alat tulis atau mencubit serta memegang sendok dan menyuapkan makanan

(31)

ke mulutnya, mengikat tali sepatu. Dari sisi kognitif, pemahaman tehadap obyek telah lebih baik. Kemampuan bahasa balita tumbuh dengan pesat. Pada periode awal balita yaitu usia dua tahun kosa kata rata-rata balita adalah 50 kata, pada usia lima tahun telah menjadi diatas 1.000 kosa kata. Pada usia tiga tahun balita mulai berbicara dengan kalimat sederhana berisi tiga kata dan mulai mempelajari tata bahasa dari bahasa ibunya (Choirunisa, 2009). c. Komunikasi pada balita

Supartini dalam Suparyanto (2011), menyatakan bahwa aspek penting dalam komunikasi pada balita, yaitu :

1) Karakteristik anak usia balita (terutama anak usia dibawah 3 tahun atau todler) sangat egosentris. Selain itu, anak juga mempunyai perasaan takut pada ketidaktahuannya sehingga anak perlu diberi tahu tentang apa yang akan terjadi pada dirinya.

2) Aspek bahasa, anak belum mampu berbicara secara fasih, oleh karena itu, saat menjelaskan, gunakan kata yang sederhana, singkat, dan gunakan istilah yang dikenalnya. Posisi tubuh yang baik saat berbicara pada anak adalah jongkok, duduk di kursi kecil, atau berlutut sehingga pandangan mata ibu akan sejajar dengannya. 3) Satu hal yang akan mendorong anak untuk meningkatkan

kemampuan dalam berkomunikasi adalah dengan memberikan pujian atas apa yang telah dicapainya atau ditunjukkannya terhadap orang tuanya.

(32)

3. Posyandu

a. Pengertian Posyandu

1) Menurut Ismawati (2010), posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan di suatu wilayah kerja Puskesmas dimana program ini dapat dilaksanakan di balai dusun, balai kelurahan, maupun tempat-tempat lain yang mudah didatangi oleh masyarakat.

2) Menurut Depkes RI (2006), menyatakan bahwa posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan.

3) Menurut Sembiring (2004), menyatakan posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan kesehatan masyarakat dari Keluarga Berencana dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan keluarga. berencana yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini.

b. Sasaran Posyandu

Menurut Depkes RI (2006), sasaran Posyandu adalah bayi dan anak balita.

(33)

c. Fungsi Penyelenggaraan Posyandu

Menurut Munif (2012), menyatakan fungsi dari penyelenggaraan Posyandu bagi balita antara adalah sebagai berikut :

1) Pertumbuhan anak balita terpantau sehingga tidak menderita gizi kurang/gizi buruk.

2) Bayi dan anak balita mendapat Kapsul Vitamin A setiap bulan Februari dan Agustus.

3) Bayi memperoleh imunisasi lengkap.

4) Stimulasi tumbuh kembang balita dengan fasilitas alat permainan edukatif di posyandu, dan mendeteksi dini tumbuh kembang 5) Anak belajar bersosialisasi dengan sesama balita dan orang tua. 6) Memperoleh penyuluhan kesehatan tentang kesehatan ibu dan

anak.

7) Apabila terdapat kelainan pada anak balita akan dirujuk ke Puskesmas

8) Dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang kesehatan ibu dan anak batita.

d. Penyelenggaraan Posyandu

Posyandu dapat dikembangkan dari pos penimbangan, pos imunisasi, pos KB desa, pos kesehatan ataupun pembentukan yang baru. Satu posyandu sebaiknya melayani seratus (100) balita/700 penduduk atau disesuaikan dengan kemampuan petugas dan keadaan

(34)

setempat, geografis, jarak antara rumah, jumlah kepala keluarga dalam kelompok dan sebagainya (Depkes RI, 2006).

Posyandu sebaiknya berada pada tempat yang mudah didatangi oleh masyarakat dan ditentukan sendiri. Dengan demikian kegiatan posyandu dapat dilaksanakan di pos pelayanan yang sudah ada, rumah penduduk, balai desa, tempat pertemuan RK/RT atau di tempat khusus dibangun masyarakat. Menurut Depkes RI (2006), penyelenggaraan Posyandu Balita dilakukan dengan “pola lima meja” sebagaimana diuraikan antara lain:

Meja 1 : Pendaftaran

Meja Satu, merupakan meja pendaftaran. Disini balita di daftar dalam formulir pancatatan balita. Bila sudah mempunyai KMS, maka KMS tersebut diminta dan kemudian diselipkan secarik kertas yang sudah diberi nama balita yang bersangkutan. Apabila balita tidak memiliki KMS, maka dibuatkan KMS baru yang juga diselipkan kertas dengan nama balita di dalamnya. Meja 2 : Penimbangan bayi dan anak balita

Melakukan kegiatan pelaksanaan penimbangan bayi dan anak balita, yaitu bertugas menimbang bayi atau balita dan mencatat hasil penimbangan pada secarik kertas yang akan dipindahkan pada Kartu Menuju Sehat (KMS).

(35)

Meja 3 : Pengisian KMS (Kartu Menuju Sehat)

Meja tiga bertugas untuk mengisi KMS atau memindahkan catatan hasil penimbangan balita dari secarik kertas ke dalam KMS anak tersebut. Pencatatan yang dilakukan meliputi berat badan balita.

Meja 4 : Penyuluhan perorangan

Meja 4 bertugas menjelaskan data KMS atau keadaan anak berdasarkan data kenaikan berat badan yang digambarkan dalam grafik KMS kepada ibu dari anak yang bersangkutan dan memberikan penyuluhan kepada setiap ibu dengan mengacu pada data KMS anaknya atau dari hasil pengamatan mengenai masalah yang dialami sasaran.

Meja 5 : Pelayanan tenaga profesional

Meliputi pelayanan Kartu Ibu dan Anak (KIA), imunisasi dan pengobatan, serta pelayanan disesuaikan dengan kebutuhan setempat. Pelayanan oleh tenaga professional yaitu petugas dari Puskesmas/kesehatan meliputi kegiatan : pemeriksaan dan pengobatan ringan, pelayanan imunisasi, pengobatan Pemberian pil penambah darah (zat besi), vitamin A, dan obat-obatan lainnya.

(36)

e. Kegiatan pokok posyandu

Menurut Depkes (2006), kegiatan utama Posyandu yang berhubungan dengan balita meliputi:

1) Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

Salah satu tujuan program Kesehatan Ibu dan Anak adalah meningkatkan kemandirian keluarga dalam memelihara kesehatan ibu dan anak. Ibu dan anak merupakan kelompok yang paling rentan dan peka, terhadap berbagai masalah kesehatan, seperti: kejadian kesakitan (morbiditas) dan gangguan gizi (malnutrisi), yang seringkali berakhir dengan kecacatan (disability) atau kematian (mortalitas) (Sudayasa, 2010)

Pemanfaatan Buku KIA adalah buku catatan terpadu yang digunakan dalam keluarga untuk tujuan meningkatkan praktek keluarga dan masyarakat dalam memelihara atau merawat kesehatan ibu dan anak, serta meningkatkan kualitas pelayanan KIA.

Manfaat yang didapatkan dengan penggunaan buku KIA tersebut adalah :

a) Ibu dan anak mempunyai catatan kesehatan yang lengkap, sejak ibu mulai hamil sampai anak berumur lima tahun

b) Instrumen pencatatan dan pemantauan, informasi, komunikasi dan penyuluhan tentang kesehatan, gizi dan standar pelayanan KIA yang lengkap di tingkat keluarga termasuk rujukannya

(37)

c) Deteksi dini adanya gangguan atau masalah kesehatan ibu dan anak

d) Menanggapi kebutuhan maupun keinginan ibu hamil dan balita e) Meningkatkan komunikasi antara ibu dan petugas dalam rangka

mendidik ibu ataupun keluarga tentang perawatan dan pemeliharaan KIA serta masalah gizi di rumah.

f) Meningkatkan jangkauan pelayanan KIA berkualitas.

g) Memperbaiki sistem kesehatan dalam menerapkan manajemen pelayanan KIA yang lebih efektif (Sudayasa, 2010).

2) Imunisasi

Pelayanan imunisasi di Posyandu hanya dilaksanakan apabila ada petugas Puskemas. Jenis imunisasi yang diberikan disesuaikan dengan program, baik terhadap bayi dan balita maupun terhadap ibu hamil (Depkes RI, 2006).

Imunisasi dasar adalah imunisasi wajib yang sesuai program Pengembangan Imunisasi (PPI) yang terdiri dari BCG untuk mencegah penyakit tubekulosis, DPT untuk mencegah penyakit dipteri, pertusis dan tetanus, imunisasi campak untuk mencegah penyakit campak, imunisasi polio untuk mencegah penyakit polio dan hepatitis B untuk mencegah penyakit hepatitis B (penyakit hati) (Ranuh, 2005)

Tujuan imunisasi adalah untuk mencegah penyakit tertentu pada seseorang dan menghilangkan penyakit tertentu pada

(38)

sekelompok masyarakat (populasi) atau bahkan menghilangkan penyakit tertentu dari dunia seperti imunisasi cacar (Ranuh, 2005). 3) Gizi

Pelayanan gizi di Posyandu dilakukan oleh kader. Sasaran adalah bayi, balita. Jenis pelayanan yang diberikan meliputi penimbangan berat badan, deteksi dini, gangguan pertumbuhan, penyuluhan dan pemberian PMT, pemberian vitamin A dan pemberian sirup Fe (Depkes RI, 2006).

4) Pencegahan dan Penanggulangan Diare

Pencegahan diare di Posyandu dilakukan antara lain dengan Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Penanggulangan diare di Posyandu dilakukan antara lain penyuluhan, pemberian larutan gula garam yang dapat dibuat sendiri oleh masyarakat atau pemberian Oralit yang disediakan (Depkes RI, 2006).

(39)

B. Kerangka Teori

Kerangka teroritis dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Sumber : Notoatmodjo (2005), Sembiring (2004), Depkes RI (2006) Pengetahuan Ibu Faktor yang mempengaruhi pengetahuan : 1. Pendidikan 2. Informasi 3. Budaya 4. Pengalaman 5. Sosial ekonomi Posyandu 1. Pengertian 2. Sasaran 3. Fungsi 4. Penyelenggaraan posyandu 5. Kegiatan pokok posyandu

(40)

C. Kerangka Konsep

diteliti tidak diteliti

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Sumber : Notoatmodjo (2005), Riwidikdo (2009) Tingkat Pengetahuan ibu yang

mempunyai balita tentang posyandu balita

Baik Cukup Kurang

Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan: 1. Pendidikan

2. Informasi 3. Budaya 4. Pengalaman 5. Sosial ekonomi

(41)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan bersifat deskriptif kuantitatif. Deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk menggambarkan suatu keadaan di dalam masyarakat. Sedangkan kuantitatif adalah data yang berhubungan dengan angka, baik yang diperoleh dari pengukuran maupun nilai suatu data. Jadi deskriptif kuantitatif adalah gambaran suatu keadaan di dalam masyarakat yang akan ditunjukkan dengan angka-angka (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini menggambarkan tentang tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang posyandu balita di Dusun Bendungan Desa Pilangsari Ngrampal Sragen Tahun 2013.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi merupakan tempat atau lokasi pengambilan penelitian (Notoatmodjo, 2010). Lokasi penelitian ini adalah Dusun Bendungan Desa Pilangsari Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah rentang waktu yang digunakan untuk pelaksanaan penelitian (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 2-3 April 2013.

(42)

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai balita di Dusun Bendungan Desa Pilangsari Ngrampal Sragen sebanyak 54 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Sugiyono, 2010). Menurut Arikunto (2010), populasi yang kurang dari 100 lebih baik diambil semua, tetapi jika lebih dari 100 dapat diambil 20% - 30%. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai balita di Dusun Bendungan Desa Pilangsari Ngrampal Sragen sebanyak 54 responden.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah sampling jenuh yaitu cara pengambilan sampel dengan cara mengambil semua anggota populasi menjadi sampel (Sugiyono, 2010).

D. Instrumen Penelitian

Alat pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Kuesioner merupakan suatu daftar tertulis yang berisikan rangkaian-rangkaian pertanyaan mengenai suatu hal tertentu untuk dijawab secara

(43)

tertulis pula (Sumarsono, 2004). Jenis kuesioner dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup. Sumarsono (2004), menyatakan bahwa kuesioner tertutup adalah kuesioner yang bila responden hanya diberi kesempatan untuk memilih jawaban yang telah disediakan yaitu jawaban benar dan salah. Dalam kuesioner terdiri dari pernyataan favourable dan unfavoureble. Pernyataan favourable adalah pernyataan positif, apabila jawaban benar diberi nilai 1, bila jawaban salah diberi nilai 0. Pernyataan unfavourable adalah pernyataan negatif, dimana apabila jawaban benar diberi nilai 0, bila jawaban salah diberi nilai 1. Kisi-kisi kuesioner pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang posyandu balita dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 3.1. Kisi-Kisi Kuesioner Variabel Sub Variabel No. item

Favourable No. item unfavourable Jumlah Item Tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang posyandu balita a. Pengertian posyandu 1,3 2 3 b. Sasaran posyandu 4,5 6 3 c. Fungsi posyandu 7,8,9,10,11, 12,13,14 15,16,17 11 d. Penyelenggaraan kegiatan posyandu 18, 19*,20,21,2 2 23 7 e. Kegiatan pokok posyandu 24*,25, 26,27,28* 29,30,31*, 32,33,34,35 12 22 13 31

* item kuesioner yang tidak valid 1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang dapat menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya hendak diukur. Untuk mengetahui validitas item dalam penelitian ini

(44)

menggunakan uji validitas dengan rumus korelasi product moment. Rumus korelasi product moment adalah:

Keterangan:

rxy : Koefisien korelasi product moment n : Jumlah responden

x : Skor pertanyaan y : Skor total

xy : Skor pertanyaan dikalikan skor total

Instrumen dikatakan valid jika nilai rhitung > rtabel (Arikunto, 2010), yaitu nilai r hitung >0,361. Uji instrumen penelitian dilakukan pada ibu yang mempunyai balita di Dusun Pilangsari Desa Pilangsari Ngrampal Sragen sebanyak 30 ibu yang mempunyai balita.

Hasil uji coba insrumen diperoleh hasil bahwa dari 35 soal didapatkan 31 item soal dinyatakan valid karena (r hitung > 0,361) sedangkan sebanyak 4 item soal yaitu item pernyataan nomor 19, 24, 28 dan 31 dinyatakan tidak valid karena (r hitung < 0,361) sehingga keempat item ini selanjutnya dikeluarkan dan tidak digunakan dalam penelitian. 2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan

( )

x }{n y -

( )

y } x { y) . x ( -xy) n.( 2 2 2 2 Σ Σ Σ Σ Σ Σ Σ = n rxy

(45)

bersifat tendensius, mengarahkan responden memilih jawaban-jawaban tertentu. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kalipun diambil tetap akan sama hasilnya (Arikunto, 2010).

Untuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan Alpha Chronbach dengan bantuan program komputer SPSS for Windows. Rumus Alpha Chronbach adalah sebagai berikut:

» ¼ º « ¬ ª Σ − »¼ º «¬ ª − = t b k k r 2 2 11 1 1 σ σ Keterangan: r11 = Reliabilitas Instrument

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal ™ıb2 = Jumlah varian butir

ıt2 = Varians total

Dari uji coba reliabilitas apabila didapatkan nilai lebih besar dari nilai alpha cronbach, maka soal dikatakan reliabel. Dinyatakan reliabel bila nilai alpha cronbach’s > rkriteria (0,60) (Ghozali, 2005). Hasil uji reliabilitas diperoleh nilai Alpha (0,882) > (0,60) sehingga dinyatakan reliabel.

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan pencatatan peristiwa–peristiwa atau hal sebagian atau seluruh elemen populasi yang akan mendukung penelitian (Arikunto, 2010). Pada teknik pengumpulan data dalam penelitian ini data yang diperoleh terdiri dari :

(46)

1. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh sacara langsung diambil dari obyek atau subyek penelitian oleh peneliti (Riwidikdo, 2009). Dalam penelitian ini yang termasuk data primer adalah hasil jawaban kuesioner pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang posyandu.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang didapatkan tidak secara langsung dari subyek penelitian (Riwidikdo, 2009). Data sekunder dalam penelitian ini jumlah ibu yang mempunyai balita di Dusun Bendungan Desa Pilangsari Ngrampal Sragen melalui dokumen dari posyandu.

F. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Variabel dalam penelitian ini merupakan variabel tunggal yaitu pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang posyandu balita.

G. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan definisi yang membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti (Notoatmodjo, 2010). Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

(47)

Tabel 3.2. Definisi Operasional Variabel Variabel Definisi Operasional Alat ukur Skala

pengukuran Parameter dan kriteria Pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang posyandu balita Segala sesuatu informasi yang diketahui dan dimengerti oleh ibu yang mempunyai balita tentang posyandu balita

Kuesioner Ordinal 1. Baik bila (x) > mean + 1 SD 2. Cukup : bila mean - 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD 3. Kurang : bila (x) < mean – 1 SD Sumber : Riwidikdo (2009)

H. Metode Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

Proses pengolahan data menurut Arikunto (2010), adalah: a. Editing

Kegiatan ini dilakukan dengan cara memeriksa data hasil jawaban dari kuesioner yang telah diberikan kepada responden dan kemudian dilakukan koreksi apakah telah terjawab dengan lengkap. Editing dilakukan di lapangan sehingga bila terjadi kekurangan atau tidak sesuai dapat segera dilengkapi.

b. Coding

Kegiatan ini memberi kode angka pada kuesioner terhadap tahap-tahap dari jawaban responden agar lebih mudah dalam pengolahan data selanjutnya.

(48)

c. Entry data

Kegiatan ini memasukkan data dalam program komputer untuk dilakukan analisis lanjut.

d. Tabulating

Kegiatan ini dilakukan dengan cara menghitung data dari jawaban kuesioner responden yang sudah diberi kode, kemudian dimasukkan ke dalam tabel.

2. Analisis Data

Analisa univariat yaitu menganalisa terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2007). Menurut Riwidikdo (2009), hasil untuk mengetahui tingkat pengetahuan ditunjukan pada skala pengukuran sebagai berikut :

a. Pengetahuan baik : (x) > mean + 1SD

b. Pengetahuan cukup : mean – 1SD ” x ” mean + 1SD c. Pengetahuan kurang : (x) < mean – 1SD

Keterangan :

X = Nilai total kuesioner Mean = Nilai rata-rata

SD = Standar deviasi

Sebelum menentukan tingkat pengetahuan terlebih dahulu peneliti menghitung nilai mean dan Standard Deviation. Menurut Riwidikdo (2009), rumus menghitungnilai mean dan Standard Deviation yaitu :

(49)

a. Mean Keterangan : n : jumlah responden xi : nilai responden b. Standard Deviation Keterangan : SD : Standard Deviation xi : nilai responden n : jumlah responden

Setelah didapatkan hasil nilai mean dan Standard Deviation tiap responden kemudian hasil tersebut dimasukkan dalam skala pengetahuan untuk menghitung distribusi frekuensi responden. Rumus untuk menghitung prosentase menurut Riwidikdo (2009), sebagai berikut :

Jumlah ibu menurut tingkat pengetahuan

Skor Prosentase = –––––––––––––––––––––––––––––––––––––– x 100% Jumlah responden

I. Etika Penelitian

Menurut Hidayat (2007), masalah etika penelitian yang harus diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut:

n X xi

¦

= = 0 n i

(

)

1 2 2 SD − ¦ − ¦ = n n xi XI

(50)

1. Informed consent

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Infomed consent diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. Apabila responden bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan tersebut.

2. Anonimity (tanpa nama)

Masalah etika merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.

3. Kerahasiaan (confidentiality)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset (Hidayat, 2007).

(51)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Lokasi Penelitian

Dusun Bendungan merupakan salah satu bagian Desa Desa Pilangsari Ngrampal Sragen dengan luas wilayah sekitar 4,5 Ha. Jumlah penduduk Dusun Bendungan sebanyak 626 orang yaitu 302 laki-laki dan 324 perempuan dan 54 ibu yang mempunyai balita.

Batas wilayah Dusun Bendungan Desa Pilangsari Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen meliputi sebelah utara berbatasan dengan Dusun Siwalan, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Bandung, sebelah timur berbatasan dengan Dusun Karangmalang dan sebelah barat berbatasan dengan Dusun Nglorog.

Jarak antara Dusun ke Kelurahan sekitar 2 km, jarak antara Dusun Bendungan ke kecamatan sekitar 5 km, jarak antara Dusun Bendungan ke Kabupaten sekitar 6 km. Jarak antara Dusun Bendungan ke RSUD Sragen sekitar 5 km dan dapat ditempuh sekitar 20 menit. Tempat pelayanan kesehatan yang ada di Dusun Bendungan adalah 1 Posyandu, 1 BPS, 1 Polides dan tenaga kesehatan di Dusun Bendungan adalah dokter praktek swasta dan bidan.

(52)

B. Hasil Penelitian

Penelitian tingkat pengetahuan ibu taentang posyandu balita dilaksanakan di Dusun Bendungan Desa Pilangsari dengan jumlah responden sebanyak 54 orang ibu yang mempunyai balita.

1. Karakteristik Responden a. Umur

Karakteristik responden berdasarkan umur diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur

Umur Jumlah Persentase (%)

< 20 tahun 20 – 35 tahun > 35 tahun 3 48 3 5,6 88,8 5,6 Total 54 100

Sumber : data primer, Mei 2013

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa responden dengan umur kurang dari 20 tahun sebanyak 3 orang (5,6%), responden dengan umur 20 – 35 tahun sebanyak 48 orang (88,8%) dan responden yang berusia lebih dari 35 tahun sebanyak 3 orang (5,6%), sehingga mayoritas usia responden adalah 20 – 35 tahun.

b. Pendidikan

Karakteristik responden berdasarkan pendidikan diperoleh hasil sebagai berikut :

(53)

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan Jumlah Persentase (%)

SD SMP SMA PT 7 22 23 2 13,0 40,7 42,6 3,7 Total 54 100

Sumber : data primer, Mei 2013

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa ibu yang mempunyai balita dengan tingkat pendidikan SD sebanyak 7 orang (13,0%), tingkat pendidikan SMP sebanyak 22 orang (40,7%), tingkat pendidikan SMA sebanyak 23 orang (42,6%), dan PT sebanyak 2 orang (3,7%), sehingga mayoritas tingkat pendidikan responden adalah SMA.

2. Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Posyandu

Hasil penelitian tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang posyandu di Dusun Bendungan Desa Pilangsari Ngrampal Sragen Tahun 2013 menggunakan program SPSS untuk mencari nilai mean dan standar deviasi. Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 4.3 Nilai Mean dan Standar Deviasi dengan Program SPSS

Variabel N Min Max Mean Std. Deviation

Pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang posyandu balita

52 11,00 24.00 18,89 2,79

(54)

Berdasarkan tabel 4.3 tersebut diketahui bahwa nilai mean sebesar 18,89 dan nilai standar deviasi sebesar 2,79. Hasil tersebut kemudian digunakan untuk perhitungan tingkat pengetahuan ibu tentang posyandu balita di Dusun Bendungan Desa Pilangsari Ngrampal Sragen yaitu :

Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean+1 SD (x) > 18,89 + 1 (2,79)

(x) > 21,68

jadi nilai responden dikatakan baik bila nilai (x) > 21,68 Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD ≤ x ≤ + 1 SD

18,89 – 1 (2,79) ≤ x ≤ 18,89 + 1 (2,79) 16,10 ≤ x ≤ 21,68

Jadi nilai responden dikatakan cukup bila : 16,10 ≤ x ≤ 21,68 Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean–1 SD

(x) < 18,89 – 1 (2,79) (x) < 16,10

Jadi nilai responden dikatakan kurang bila nilai (x) < 16,10

Hasil penelitian tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang posyandu balita di Dusun Bendungan Desa Pilangsari Ngrampal Sragen dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 4.4. Tingkat Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Balita tentang Posyandu Balita

Pengetahuan Jumlah Persentase (%) Baik Cukup Kurang 8 32 14 14,8 59,3 25,9 Total 54 100

(55)

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa responden dengan pengetahuan baik sebanyak 8 orang (14,8%), tingkat pengetahuan dalam kategori cukup sebanyak 32 orang (59,3%), tingkat pengetahuan kurang sebanyak 14 orang (25,9%) sehingga mayoritas responden mempunyai tingkat pengetahuan cukup.

C. Pembahasan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada 54 responden menunjukkan hasil bahwa responden dengan pengetahuan baik tentang posyandu balita sebanyak 8 orang (14,8%), tingkat pengetahuan dalam kategori cukup sebanyak 32 orang (59,3%), tingkat pengetahuan kurang sebanyak 14 orang (25,9%). Berdasarkan hasil tersebut maka mayoritas tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang posyandu balita di Dusun Bendungan Desa Pilangsari Ngrampal Sragen adalah cukup.

Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Menurut Notoatmodjo (2010) faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang antara lain adalah pendidikan, informasi budaya, pengalaman dan sosial ekonomi.

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa mayoritas responden mempunyai usia umur 20 – 35 tahun sebanyak 48 orang (88,8%). Bertambahnya umur seseorang akan menyebabkan terjadinya perubahan pada aspek psikis dan psikologis (mental). Pertumbuhan fisik secara garis besar

(56)

ada empat kategori perubahan, yaitu perubahan ukuran, perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri baru. Ini terjadi akibat pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis dan mental taraf berfikir seseorang semakin matang dan dewasa. Selain itu umur seseorang berhubungan dengan tingkat seseorang, dimana sesuatu hal yang pernah dialami seseorang akan menambah pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat informal.

Berdasarkan tabel 4.2. diketahui bahwa mayoritas responden mempunyai tingkat pendidikan SMA yaitu sebanyak 23 orang (42,6%). Menurut Notoatmodjo (2005) pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain terhadap suatu hal agar seseorang dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula seseorang menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya, jika seseorang tingkat pendidikannya rendah, akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan, informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan. Dari hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa mayoritas tingkat pengetahuan ibu cukup, hal ini dikarenakan berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan sebagian besar ibu kurang mengetahui tentang fungsi dan sasaran posyandu.

Menurut Depkes RI (2006), sasaran Posyandu adalah bayi dan anak balita sedangkan fungsi Posyandu menurut Munif (2012) bagi balita adalah pertumbuhan anak balita terpantau sehingga tidak menderita gizi kurang/gizi

(57)

buruk, bayi dan anak balita mendapat Kapsul Vitamin A, mendapatkan imunisasi, mendapatkan stimulasi tumbuh kembang balita dengan fasilitas alat permainan edukatif di posyandu dan mendeteksi dini tumbuh kembang, anak belajar bersosialisasi dengan sesama balita dan orang tua, apabila terdapat kelainan pada anak balita akan dirujuk ke Puskesmas

Dari hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa mayoritas tingkat pengetahuan ibu cukup. Pengetahuan cukup tentang posyandu balita tersebut kemungkinan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain pendidikan, informasi, budaya, pengalaman dan sosial ekonomi.

D. Keterbatasan Penelitian

1. Kendala Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian responden sering bertanya kepada peneliti hal ini dikarenakan ibu juga kurang mengetahui maksud dari kuesioner sehingga peneliti harus menjelaskan terlebih dahulu sebelum ibu menjawab pertanyaan tersebut.

2. Keterbatasan Penelitian

a. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah kuesioner bersifat tertutup sehingga tidak melakukan wawancara mendalam dengan responden, selain itu dengan kuesioner tertutup yang hanya tinggal menjawab benar atau salah dapat membuat responden memilih secara asal-asalan, b. Penelitian ini menggunakan variabel tunggal yaitu pengetahuan

(58)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang posyandu balita di Dusun Bendungan Desa Pilangsari Ngrampal Sragen dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang posyandu balita pada tingkat baik sebanyak 8 orang (14,8%).

2. Tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang posyandu balita pada tingkat cukup sebanyak 32 orang (59,3%).

3. Tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang posyandu balita pada tingkat kurang sebanyak 14 orang (25,9%).

B. Saran

Saran yang dapat diberikan antara lain adalah sebagai berikut : 1. Bagi ibu yang mempunyai balita

Ibu yang mempunyai balita perlu meningkatkan pengetahuan tentang posyandu balita melalui penyuluhan dari tenaga kesehatan, media cetak ataupun media elektronik sehingga dapat membantu meningkatkan pemahaman ibu tentang posyandu.

(59)

2. Bagi tenaga kesehatan

Tenaga kesehatan perlu memantau atau melakukan monitoring pelaksanaan posyandu di desa sekaligus memberikan informasi edukasi kepada kader ataupun ibu yang mempunyai balita sehingga dapat meningkatkan pengetahuan kader dan ibu tentang posyandu.

3. Bagi penelitian selanjutnya

Dapat mengembangkan variabel penelitian dan kuesioner penelitian sehingga didapatkan hasil yang lebih baik.

4. Bagi Institusi a. Pendidikan

Institusi pendidikan diharapkan dapat menambah referensi tentang posyandu balita sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang posyandu balita.

b. Desa

Hendaknya aparat pemerintahan desa bekerjasama dengan kader posyandu melakukan upaya pengembangan Posyandu khususnya dalam meningkatkan tingkat kunjungan balita ke Posyandu.

(60)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Direktorat Bina Kesehatan Anak. 2012. Upaya Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi Baru Lahir di Indonesia.

http://www.kesehatananak.depkes.go.id. 14 November 2012.

Choirunisa. 2009. Panduan Terpenting Merawat Bayi dan Balita. Yogyakarta : Moncer Publisher

Depkes RI. 2006. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Jakarta : Departemen Kesehatan RI dan Kelompok Kerja Operasional (Pokjanal Posyandu)

_________. 2007. Kita Suarakan MDGs Demi Pencapaiannya di Indonesia. Jakarta : BPS

Ghozali, I. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Handayaningsih. 2010. Tingkat Pengetahuan Ibu Balita tentang Posyandu di Kelurahan Sangkrah Kecamatan Pasar Kliwon Surakarta. Karya Tulis Ilmiah. Karanganyar: Akademi Kebidanan Mitra Husada Karanganyar Hidayat, A.A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknis Analisis Data.

Jakarta: Salemba Medika

Kementrian Kesehatan RI. 2012. Ayo ke Posyandu Setiap Bulan. Jakarta : Kementrian Kesehatan RI

Muaris, H. 2006. Lauk Bergizi Untuk Anak Balita. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Muhyasir. 2011. Angka Kematian Ibu, Bayi dan Balita Indonesia.

http://muhyasir.wordpress.com. 14 November 2012.

Munif. 2012. Peran Penting Posyandu dalam Memantau Status Gizi Balita

http://helpingpeopleideas.com. 14 November 2012

Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

(61)

Nugroho, HA., dan Nurdiana D. 2008. Hubungan Antara Pengetahuan dan Motivasi Kader Posyandu dengan Keaktifan Kader Posyandu di Desa Dukuh Tengah Kecamatan Ketanggungaii Kabupaten Brebes, Fikktis-Jurnal Keperawatan, Volume 2 No. 1

Prihatiningsih, KA. 2012. Tingkat Pengetahuan Ibu Balita Tentang Posyandu di Posyandu Cempaka I Dusun Tenggak Sidoharjo Sragen Tahun 2012. Karya Tulis Ilmiah. Surakarta : STIKes Kusuma Husada

Purba, A. 2010, Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Manfaat Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Di Kelurahan Mekar Sentosa Kecamatan Rambutan Tahun 2010. Jurnal Bunda Sejati, Volume III No. 5

Ranuh, I.G.N, 2005. Pedoman Imunisasi di Indonesia. Jakarta : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia

Riwidikdo, H. 2009. Statistik Kesehatan. Yokyakarta : Mitra Cendekia Press. Saryono, AS. 2010. Metodologi Penelitian Kebidanan. Jakarta : Nuha Medika Sembiring, N. 2004. Posyandu Sebagai Saran Peran Serta Masyarakat Dalam

Usaha Peningkatan Kesehatan Masyarakat. Universitas Sumatera Utara : Bagian Kependudukan dan Biostatistik Fakultas Kesehatan Masyarakat Soetjiningsih. 2012. Tumbung Kembang Anak. Jakarta : EGC

Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta

Sumarsono, S. 2004 Metode Riset Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : Graha Ilmu

Syafrawati. 2006. Pencapaian Tujuan MDGs Bidang Kesehatan di Indonesia. Jurnal Kesehatan Masyarakat. September. Volume I Nomor 1.

Suparyanto. 2011. Konsep Balita. http://dr-suparyanto.blogspot.com. 12 November 2012

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Teori
Gambar 2.2 Kerangka Konsep  Sumber : Notoatmodjo (2005), Riwidikdo (2009) Tingkat Pengetahuan ibu yang
Tabel 3.1. Kisi-Kisi Kuesioner  Variabel   Sub Variabel  No. item
Tabel 3.2. Definisi Operasional Variabel  Variabel  Definisi Operasional  Alat ukur  Skala
+2

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dan setelah dilakukan analisis data dengan hasil thitung sebesar 7,725 dan ttabel sebesar 1,782 maka dapat disimpulkan bahwa latihan

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui besar transfer oksigen yang terjadi dengan model cascade aerator kombinasi spray aerator. I.4

Kajian ini sangat perlu dijalankan kerana melalui kajian yang dijalankan oleh pengkaji mendapati pelajar-pelajar sangat memerlukan satu modul asas bahasa Arab untuk digunakan

Kemudian  Sang  Buddha  menyapa  Bodhisatva  Mahasatva  Maitreya,  seraya  berkata:  “Wahai  Ajita!  Bilamana  terdapat  seseorang  yang  mendengar  tentang 

bahwa dalam rangka peningkatan pelayanan kepada masyarakat yang membutuhkan dokumen kependudukan berupa Kutipan Akta Kelahiran, dalam masa transasksi pemberlakuan Undang-Undang

Proyeksi peningkatan dan optimalisasi lahan dengan tujuan untuk menambah nilai tambah pendapatan dilakukan dengan melanjutkan pembuatan master plan Wisata Agro

Budaya populer cenderung men- jamur di masyarakat sebagai bentuk ekspresi yang di dominasi terhadap hal- hal populer, ditampilkan sebagai ungkapan dari sebuah hal

Hal seperti ini terjadi karena di satu sisi ada masyarakat yang memiliki tanah pertanian yang luas namun tidak bisa mengolahnya dan tanah tidak produktif atau masalah