• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN FREKUENSI KUNJUNGAN BALITA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU JERUK DUSUN BANJARAN KULON PROGO TAHUN 2011 - DIGILIB UNISAYOGYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HUBUNGAN FREKUENSI KUNJUNGAN BALITA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU JERUK DUSUN BANJARAN KULON PROGO TAHUN 2011 - DIGILIB UNISAYOGYA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNG GIZ

SEK

GAN FREK ZI BALITA

PROG

KOLAH TI

KUENSI KU DI POSYA KULONPR

NASKA

Di

DEVI ART NIM

GRAM ST

INGGI IL

YOG

UNJUNGAN ANDU JERU ROGO TAH

AH PUBLI

isusun oleh

TIKA YUNI M: 0901050

TUDI KEB

LMU KESE

GYAKAR

2012

N BALITA D UK DUSUN HUN 2011

IKASI

:

I ANTARI 65

BIDANAN

EHATAN

RTA

DENGAN S N BANJARA

N DIII

N ‘AISYIY

STATUS AN

(2)

CORRELATION BETWEEN TODDLERS VISIT FREQUENCIES TO THE NUTRITION OF TODDLERS IN INTEGRATED SERVICE JERUK

BANJARAN VILLAGE KULON PROGO YEAR 2011

Devi Artika Yuni Antari 1, Tri Wahyuning 2 ABSTRACT

Background : Data from Ministry of Health year 2004 specifies the nutritional problems still occur in 77.3 percent of districts and 56 percent of cities in Indonesia. Preliminary studies conducted in the Banjaran Village Kulonprogo found that amongst 15 infants, showed as many as eight women (53%) do not routinely make visits to the intregated service post and 7 women (47%) regular visits to intregated service post. From Mother of 8 children who do not regularly visit the intregated service post five of them which have less nutritional status of young children. Cases of malnutrition and undernutrition in Indonesia may actually be addressed early on with regular monitoring of each month. Toddlers who regularly brought to the intregated service post, it will be monitored so that the health of children under five nutritional status of children will be better too. Research Purpose : To know the correlation between toddlers visit frequencies in the integrated service post Jeruk Banjaran village Kulon Progo.

Research Method : The observastional research with correlation analytic study and cross sectional time approach has been used in this research. Sampel have been taken by purpossive sampling method, whereas the toddlers who already registered in the integrated service post Jeruk Banjaran village Kulon Progo year 2011 as many as 37 person. The instrument of this study is the integrated service post registration data and the toddler’s wheiging data. The data analysis is use the chi-square test.

Result : The visit frequencies of the toddlers who comes to the integrated service post Jeruk Banjaran village Kulon Progo as routine as much as 20 toddlers (54,1%). Toddlers nutrition status in the integrated service post Jeruk Banjaran village Kulon Progo is good with the ammount of 22 toddlers (59,5%). The chi-square result shows p value is 0,037 < α (0,05) and the coefficient contingency shows 0,325.

Conclusion : There are sigificant correlation between toddlers visit frequencies in the integrated service post Jeruk Banjaran village Kulon Progo and low coefficient contingency.

Keyword : Toddler’s visit frequencies to the integrated service post, toddler’s nutrition.

       1 

Student of ‘Aisyiyah Health Science College of Yogyakarta Diploma III Program 

2 

Dosen Lecturer of ‘Aisyiyah Health Science College of Yogyakarta Diploma III Program

(3)

PENDAHULUAN

Tingginya angka kematian bayi dan balita merupakan ciri umum yang banyak dijumpai dalam Negara berkembang seperti Indonesia. Menurut data Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2007 (SDKII, 2007), angka kematian neonatal di Indonesia 19 kematian/1000 kelahiran hidup, angka kematian bayi sebesar 34 kematian/1000 kelahiran hidup dan angka kematian balita sebesar 44 kematian/1000 kelahiran hidup. Salah satu penyebab yang menonjol diantaranya karena keadaan gizi yang kurang baik atau bahkan buruk. Gangguan ini banyak terjadi pada usia dini khususnya pada usia di bawah lima tahun (balita).

Data dari Departemen Kesehatan menyebutkan pada 2004 masalah gizi masih terjadi di 77,3 persen kabupaten dan 56 persen kota di Indonesia. Data tersebut juga menyebutkan bahwa pada 2003 sebanyak lima juta anak balita (27,5 persen) kurang gizi dimana 3,5 juta (19,2 persen) diantaranya berada pada tingkat gizi kurang dan 1,5 juta (8,3 persen) sisanya mengalami gizi buruk. (Depkes, 2004).

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di

posyandu Jeruk dusun Banjaran Kulon Progo pada bulan Oktober 2011, didapatkan bahwa dari 15 ibu yang mempunyai balita dan melakukan kunjungan ke posyandu, sebanyak 8 ibu (53%) tidak rutin

melakukan kunjungan ke posyandu. Sedangkan 7 ibu (47%) rutin melakukan kunjungan ke posyandu. METODE PENELITIAN

Desain Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian observasional, yaitu penelitian penelitian dengan pengamatan saja tanpa adanya intervensi (Ismael dkk, 2002: 80). Rancangan penelitian yaitu dengan desain studi analitik korelasi. Penelitian korelasi mengkaji hubungan antara variable. Peneliti dapat mencari, menjelaskan suatu hubungan, memperkirakan, menguji berdasarkan teori yang ada. Penelitian korelasional bertujuan mengungkapkan hubungan korelatif antar variabel. Hubungan korelatif mengacu pada kecenderungan bahwa variasi suatu variabel diikuti oleh variasi variabel yang lain (Nursalam, 2003: 84).

Penelitian ini menggunakan pendekatan waktu cross-sectional, yaitu jenis penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran/ obsevasi data variabel independen dan dependen hanya satu kali, pada satu saat. Pada jenis ini variabel independen dan dependen dinilai secara simultan pada satu saat, jadi tidak ada follow up.

(4)

datang ke posyandu atau tidak. Untuk mengetahui status gizi balita peneliti melihat rekapan penimbangan balita yang dibawa kader apakah berat badan balita ada kenaikan setiap bulannya atau menurun bahkan cenderung menetap

Analisis data penelitian ini adalah non parametrik karena variabel terikat dan variabel bebas mempunyai skala nominal dan ordinal. Jenis uji statistic yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah uji statistic Chi Square dengan menggunakan rumus :

Keterangan :

: nilai chi kuadrat

: frekuensi yang diperoleh : frekuensi yang diharapkan

∑ : penjumlahan semua sel

Besarnya koefisien kontingensi dapat digunakan untuk

memberikan penilaian tingkat kekuatan hubungan 2 variabel. Adapun tingkat hubungan variabel penelitian menurut besarnya koefisien korelasi, sebagai berikut :

Tabel 1

Tingkat hubungan variabel penelitian menurut besarnya koefisien korelasi

Interval

sangat rendah rendah sedang kuat sangat kuat

HASIL PENELITIAN

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Posyandu Jeruk Dusun Banjaran Kulon Progo terletak di Dusun Banjaran Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo. Posyandu Jeruk berada di wilayah Puskesmas Kecamatan Kokap. Penduduk Dusun Banjaran berjumlah 620 orang, terdiri dari laki-laki sebanyak 308 orang dan perempuan sebanyak 312. Batas wilayah Dusun Banjaran sebagai berikut:

Utara : Dusun Tangkisan Barat : Dusun Tonobakal Timur : Pegunungan

Selatan : Dusun

Kaligondang

Tabel 2 Distribusi Frekuens Kunjungan Balita ke Posyandu Jeruk Dusun Banjaran Kulon Progo

Frekuensi kunjungan Frekuensi Prosentase

Rutin 20 54,1

Tidak rutin 17 45,9

Jumlah 37 100

Hasil pengukuran status gizi balita di Posyandu Jeruk Dusun Banjaran Kulon Progo dengan melihat catatan penimbangan berat badan milik kader disajikan pada tabel berikut: Tabel 3 Distribusi Frekuensi Status Gizi Balita di Posyandu Jeruk Dusun Banjaran Kulon Progo

Status gizi Frekuensi Prosentase

Lebih - 0

Baik 22 59,5

Kurang 15 40,5

Buruk - 0

(5)

Tabulasi silang dan hasil uji statistik hubungan frekuensi kunjungan balita dengan status gizi balita di Posyandu Jeruk Dusun Banjaran Kulon Progo disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4

Cross Tabulasi dan Uji Statistik Hubungan Frekuensi Kunjungan Balita dengan Status Gizi Balita di Posyandu Jeruk Dusun Banjaran Kulon Progo

Frekuensi Status Gizi Total χ2 p- Cont. Kunjungan Lebih Baik Kurang Buruk hitung value Coef

f % f % f % f % f % 4,361 0,037 0,325 Rutin - 0 15 40,5 5 13,5 - 0 20 54,1

Tidak rutin - 0 7 18,9 10 27,0 - 0 17 45,9 Total - 0 22 59,5 15 40,5 - 0 37 100

Sumber: Data sekunder tahun 2011

PEMBAHASAN

Frekuensi kunjungan balita ke Posyandu Jeruk Dusun Banjaran Kulon Progo sebagian besar adalah rutin sebanyak 20 anak (54,1%). Hasil penelitian ini sesuai dengan Hanik Rodiana (2005) yang menemukan bahwa frekuensi penimbangan balita di Posyandu Rw 3 Gendingan Ngampilan Yogyakarta adalah teratur sebanyak 23 responden (57,50%). Frekuensi kunjungan ke posyandu yang rutin atau teratur berarti jumlah kunjungan balita ke posyandu 12 kali dalam satu tahun.

Status gizi balita di Posyandu Jeruk Dusun Banjaran Kulon Progo sebagian besar adalah baik sebanyak 22 anak (59,5%). Hasil penelitian ini sesuai dengan Suci Kartika (2006) yang menemukan bahwa status gizi balita di Wilayah RW VIII Suronatan Ngampilan Yogyakarta sebagian besar adalah baik. Status gizi balita yang baik berarti tubuh balita

memperoleh cukup zat gizi yang digunakan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin

Hasil tabulasi silang menunjukkan balita dengan frekuensi kunjungan ke posyandu rutin sebagian besar status gizinya baik sebanyak 15 anak (40,5%). Balita dengan frekuensi kunjungan ke posyandu tidak rutin sebagian besar memiliki status gizi kurang sebanyak 10 anak (27%). Balita dengan frekuensi kunjungan rutin memiliki status gizi kurang dan balita dengan frekuensi kunjungan tidak rutin memiliki status gizi baik disebabkan oleh variable-variabel yang tidak dikendalikan, yaitu: pola asuh, social ekonomi dan social budaya.

(6)

faktor ketahanan pangan keluarga, pola asuh dan pelayanan kesehatan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Frekuensi kunjungan balita ke Posyandu Jeruk Dusun Banjaran Kulon Progo sebagian besar adalah rutin sebanyak 20 anak (54,1%).

Status gizi balita di Posyandu Jeruk Dusun Banjaran Kulon Progo sebagian besar adalah baik sebanyak 22 anak (59,5%).

Ada hubungan antara frekuensi kunjungan balita dengan status gizi balita di Posyandu Jeruk Dusun Banjaran Kulon Progo dengan keeratan hubungan rendah, ditunjukkan dengan hasil uji chi square diperoleh p-value (0,037) < α (0,05) dan koefisien kontingensi sebesar 0,325.

Saran

Bagi profesi bidan hendaknya bekerja sama dengan posyandu setempat untuk memberikan penyuluhan tentang pentingnya kunjungan ibu balita ke posyandu.

Bagi kader Posyandu hendaknya memotivasi dan selalu mengingatkan ibu untuk membawa balitanya secara rutin ke posyandu.

Bagi masyarakat khususnya ibu yang memiliki balita hendaknya

secara rutin membawa balitanya ke posyandu agar ibu dapat mengetahui lebih awal adanya gangguan pertumbuhan balita dan diperoleh informasi cara pengobatan ringan pada balitanya yang sakit sesuai nasehat yang diberikan oleh petugas kesehatan.

Bagi peneliti hendaknya mengembangkan hasil penelitian ini dengan mengendalikan faktor pengganggu hubungan antara frekuensi kunjungan balita ke posyandu dengan status gizi balita, yaitu faktor sosial ekonomi, pola asuh dan sosial budaya.

DAFTAR RUJUKAN

Adiningsih, Sri, 2010, Waspadai Gizi Balita Anda, Media Elek Komputindo, Jakarta

Almatsier, Sunita, 2002, Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Departemen Gizi dan Kesehatan masyarakat, 2007, Gizi Dan Kesehatan Masyarakat, RajaGrafindo Persada, Jakarta Depkes RI, 2005, Pedoman

Perbaikan Gizi Anak Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah, Depkes RI, Jakarta Dinas Kesehatan dan Kesejahteraan

Sosial, 2003, Klasifikasi Status Gizi Anak Bawah Lima Tahun (Balita), Dinas Kesehatan dan

(7)

Ismawati, Cahyo dkk, 2010, Posyandu Dan Desa Siaga, Muha Medika, Yogyakarta Ismael dkk, 2002, Dasar-Dasar

Metode Penelitian Klinis, CV Saging Seto, Jakarta, 80

Purnamasari, Jayanti Indah, 2010, 

Faktor Yang Mempengaruhi Kunjungan Ibu Balita Ke Posyandu Di Puskesmas Keboan Ngusikan Jombang

Tahun 2010, http://adln.lib.unair.ac.id/files/d

isk1/333/gdlhub-gdl-s1-2011- purnamasar-16645-kkckkf-k.pdf [diakses tanggal 7 okt 2011]

Soekirman. 2002. Ilmu Gizi dan Aplikasinya Untuk Keluarga dan Masyarakat. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Sugiyono, 2008, Metode Metode

Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, Alfabeta,

Bandung, 184

Sulistyaningsih, 2010, Metodologi Penelitian Kebidanan, Sekolah tinggi ‘Aisyiyah Yogyakarta, Yogyakarta.

Supariasa dkk, 2002, Penilaian Status Gizi, Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Wijaya, Awi Muliadi, Kondisi Angka Kematian Neonatal (AKN) Angka Kematian Bayi (AKB) Angka Kematian Balita (AKBAL) Angka Kematian Ibu (AKI) Dan Penyebabnya, http://www.infodokterku.com/i ndex.php?option=com_content &view=article&id=92:kondisi- angka-kematian-neonatal-akn- angka-kematian-bayi-akb- angka-kematian-balita-akbal- angka-kematian-ibu-aki-dan-

penyebabnya-di-indonesia&catid=40:data&Item id=54[diakses tanggal 4 Oktober 2011].

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pergerakan volume ekspor komoditas pisang dan pengaruh kurs rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat, inflasi, produksi, serta luas

peningkatan prestasi belajar siswa yang memanfaatkan media model lebih tinggi daripada yang memanfaatkan CD interaktif pada materi pokok sel. Hal ini berarti

Penulisan skripsi dengan judul ANALISIS TOP-DOWN DALAM MENILAI HARGA WAJAR SAHAM PT ASTRA AGRO LESTARI TBK (AALI) PERIODE JANUARI 2007—DESEMBER 2007 ini merupakan karya ilmiah

Pada kesempatan ini penulis tak lupa mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah banyak membantu selama pelaksanaan Tugas Akhir di Fakultas Teknologi

LEVINA, was prepared and designated to fulfill the final requirement for a completion of undergraduate degree on Accounting Major, School of Accounting, Bina Nusantara

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan Laporan Akhir (LA) yang

Dari analisis data, maka dapat disimpulkan bahwa (1) ada pengaruh yang nyata (signifikan pada level 5%) secara bersama-sama (simultan) antara faktor-faktor fundamental (EPS, ROE,

Skripsi dengan judul “ Pemanfaatan Pupuk Organik Cair Rebung Bambu Terhadap Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Cabai Rawit ( Capsicum frustescens l.) Secara Hidroponik”