• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Umum dan Kasus Demam Tifoid

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Gambaran Umum dan Kasus Demam Tifoid"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Demam Tifoid

A. Definisi Operasional

Demam tifoid disebabkan oleh Salmonella typhi, bakteri gram negatif. 1

Sebuah penyakit yang sangat mirip tetapi tingkat keparahan penyakitnya

rendah seperti yang disebabkan oleh Salmonella serotipe paratyphi A. Sebagian besar negara di mana penyakit ini telah dipelajari, rasio penyakit

yang disebabkan oleh S. typhi dengan yang disebabkan oleh S. paratyphi

adalah sekitar 10: 1.1

Manusia adalah satu-satunya host dan reservoir alami. Infeksi demam

tifoid ditularkan oleh konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi faecal. 1 Insiden tertinggi demam tifoid terjadi di mana pasokan air yang melayani

populasi besar penduduk yang terkontaminasi faecal. 1 Masa inkubasi biasanya 8-14 hari, tapi bisa berkisar dari 3 hari sampai 2 bulan. 1 Sekitar 2-5% orang yang terinfeksi menjadi karir kronik yang menyimpan S. typhi di dalam kandung empedu. 1

Orang yang terinfeksi dengan tifoid mungkin mengalami gejala ringan

atau berat. Gejala tifoid dapat mencakup: 1

Demam, sakit kepala, rasa tidak nyaman umum, kurang nafsu makan, dan

batuk kering

detak jantung melambat dan limpa membesar

Beberapa orang mendapatkan ruam berwarna merah pada batang tubuh

Dapat terjadi sembelit atau diare

Gejala mulai 1 sampai 3 minggu setelah infeksi

Beberapa orang tidak memiliki gejala apapun.

Karir demam tifoid merupakan kejadian tidak jarang.1 Tahap

pembawa/karir bervariasi dari beberapa hari hingga tahun. Hanya sekitar 3

persen kasus terus menjadi karir seumur hidup dan ini cenderung terjadi lebih

(2)

B. Faktor Risiko

Berikut ini adalah cara penularan demam tifoid:

Transmisi oral, melalui makanan atau minuman ditangani/diolah oleh

individu pembawa kronis yang sering tanpa gejala dan dapat memindahkan

bakteri melalui tinja atau, lebih jarang, urine.

Transmisi tangan-ke-mulut setelah menggunakan toilet terkontaminasi dan

mengabaikan kebersihan tangan.

Transmisi oral melalui air limbah yang terkontaminasi atau kerang

(terutama di negara berkembang).

Faktor risiko untuk demam tifoid ymirip dengan kolera dan epidemi

penyakit diare lainnya dan terutama berkaitan dengan akses air bersih, fungsi

sistem sanitasi serta keamanan pangan.1 Pasien yang terinfeksi HIV dapat

meningkatkan risiko yang signifikan dari penyakit berat karena S. typhi dan S. paratyphi.1

C. Analisis Kasus a) Gambaran Kasus

Seorang wanita bernama Mary Mallon (1869-1938) adalah sosok

penting dalam dunia kedokteran di Amerika Serikat. Pasalnya, Mallon

adalah orang pertama di AS yang diidentifikasi sebagai pembawa sehat

(healthy carrier) kuman tifoid. Mary Mallon dilahirkan dengan kuman

tifoid karena ibunya menderita demam tifoid ketika mengandung dirinya.3 Berikut kronologi masalah terkait Mary Mallon: 3

1. Tahun 1900-1907, Mallon bekerja sebagai juru masak di New York.

Selama dia bekerja menjadi juru masak, 53 orang tertular penyakit

tifoid dan tiga di antaranya meninggal dunia.

2. Tahun 1900, Mallon bekerja menjadi juru masak di Mamaroneck New

York dan kurang dari dua minggu penghuni rumah yang dilayani

langsung sakit tifoid.

3. Tahun 1901, Mallon bekerja di Manhattan dalam sebuah keluarga dan

(3)

bekerja pada seorang pengacara dan tujuh dari delapan anggota

keluarga pengacara tersebut menderita tifoid.

4. Tahun 1906, Mallon bekerja di Long Island dan dalam dua minggu

enam dari sebelas anggota keluarga yang dilayaninya masuk rumah

sakit karena tifoid. Dia terus pindah kerja lagi dan menulari tifoid pada

lebih dari tiga keluarga baru.

5. Kasus tifoid Mallon menjadi terkenal karena Mallon menolak disebut

sebagai penular penyakit tifoid. Dia menolak berhenti bekerja sebagai

juru masak.

6. Pada akhirnya pejabat kesehatan memaksa Mallon dikarantina dan dia

meninggal di dalam karantina.

b) Analisis Kasus

Pada kasus yang telah dipaparkan di atas, Mary Mallon merupakan

healthy carrier penyakit demam tifoid dan berperan sebagai food handler.

Healthy carrier dari penyakit demam tifoid atau dapat disebut karir tifoid merupakan orang tanpa gejala yang menebar bakteri tifoid dari tinja atau

urin, kadang-kadang dari luka, jaringan, dan organ.4 Food handler atau penjamah makanan adalah setiap orang yang terlibat dalam bisnis

makanan yang menangani makanan dalam proses pekerjaan mereka, atau

sebagai bagian dari tugas mereka, sampai batas tertentu baik makanan

tersebut terbuka atau sebelum dibungkus.5

Karir tifoid terdapat dua jenis yaitu karir konvalens dan karir kronik.

Perbedaan kedua karir tersebut dapat dipahami melalui table berikut ini:4

Karir Konvalens Karir Kronik

Menyebarkan basil tifoid selama 3

bulan atau lebih setelah onset dari

penyakit akut.

Menyebarkan basil tifoid selama

lebih dari 12 bulan setelah onset

penyakit akut; atau

Tidak memiliki riwayat demam

tifoid atau memiliki penyakit lebih

(4)

memiliki dua kultur kotoran atau

urin positif S. typhi dipisahkan selama 48 jam.

Mary Mallon tergolong karir kronik oleh karena dia tidak memiliki

riwayat demam tifoid tetapi terdapat S. typhi dalam tubuhnya dan dapat menyebarkan bakteri tersebut kepada oranglain.

Menurut Paulsun (dalam NDSC) asal-usul kontaminan mikroba dalam

makanan termasuk makanan itu sendiri atau sumbernya, lingkungan,

merupakan kontaminasi silang dari penjamah makanan yang terinfeksi.

Kontaminasi dari mikroorganisme dapat bertanggung jawab untuk wabah

penyakit menular diteruskan dari pekerja makanan kepada konsumen

melalui makanan.5 Sehingga Mary Mallon dapat dikatakan sebagai sumber penularan demam tifoid melalui perilakunya sebagai food handler

yang setiap harinya mengolah makanan untuk banyak orang. Semestinya

Mary Mallon berhenti sebagai juru masak setelah mengetahui dirinya

adalah karir kronik demam tifoid.

Tidak ada orang yang menderita, atau menjadi pembawa penyakit yang

mungkin menularkan melalui makanan, misalnya, dengan luka yang

terinfeksi, infeksi kulit, luka biasa ataupun diare yang akan diizinkan

untuk menangani makanan atau memasukkan daerah penanganan

makanan di setiap kapasitas karena ada kemungkinan kontaminasi

(5)

Referensi:

1. WHO. 2011. Guidelines for the Management of Typhoid Fever, July 2011. http://apps.who.int/medicinedocs/documents/s20994en/s20994en.pdf.

Diakses pada 05 Maret 2016.

2. Brusch, John L. 2016. Typhoid Fever.

http://emedicine.medscape.com/article/231135-overview#showall. Diakses

pada 05 Maret 2016.

3. Dhorothea. 2014. Kisah Tentang Mallon, Si Pembawa Kuman Tifus. http://health.kompas.com/read/2014/08/21/081248723/Kisah.Tentang.Mallon.

Si.Pembawa.Kuman.Tifus. Diakses pada 05 Maret 2016.

4. County of Los Angeles Public Health. 2016. Acute Communicable Disease Control Manual (B-73), Part IV: Acute Communicable Diseases Typhoid

Fever, Carrier.

http://publichealth.lacounty.gov/acd/procs/b73/DiseaseChapters/B73Typhoidf

evercarrier.pdf. Diakses pada 05 Maret 2016.

5. National Disease Surveillance Centre (NDSC). 2004. Preventing Foodborne Disease: A Focus on the Infected Food Handler. ISBN 0-9540177-5-7.

Referensi

Dokumen terkait

Pro gradu-työni on osa Yhdyskuntasuunnittelun tutkimus- ja koulutuskeskuksen (YTK) koordinoimaa Urbaani onni-hanketta, jossa asukkaiden asuinympäristöön liittyvää

SimplePay 0% 6 bulan untuk minimal transaksi Rp 1.000.000,- SimplePay 0% 12 bulan untuk minimal transaksi Rp 3.000.000,- Berlaku di seluruh outlet Optik Seis kecuali Optik Seis

Dalam proposal skripsi ini penulis menggunakan model analisis kuantitatif yaitu suatu model analisis yang dipakai untuk mengetahui dan menguji bauran pemasaran

dari Seketaris DPRD Sulsel, tiga besar yang lolos adalah. Muh Idris, Muh Jabir

Jika kita memperhatikan definisi ibadah yang telah disebutkan pada subbab sebelumnya, maka ibadah itu sangat luas tidak terbatas hanya shalat, zakat,  puasa, haji

Komunikasi dalam ertutur hanya dapat dilakukan dengan baik dan efektif jika sama-sama saling memiliki pengalaman maupun pemahaman yang sama mengenai komunikasi dalam konteks

i Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Karunia dan Rahmat-Nya Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia 2016, yang

Hasil penelitian menunjukan sebagian besar peran perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan dalam kategori sangat optimal yaitu sebanyak 52,2%.. Peran sebagai care provider