• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG CARA MENYUSUI YANG BENAR DI DUSUN LEMAHBANG PLOSOKEREP KARANGMALANG, KABUPATEN SRAGEN KARYA TULIS ILMIAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG CARA MENYUSUI YANG BENAR DI DUSUN LEMAHBANG PLOSOKEREP KARANGMALANG, KABUPATEN SRAGEN KARYA TULIS ILMIAH"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG CARA

MENYUSUI YANG BENAR DI DUSUN LEMAHBANG

PLOSOKEREP KARANGMALANG,

KABUPATEN SRAGEN

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun oleh:

RINA SULISTIANINGSIH NIM. B 09.045

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

(2)

ii

(3)

iii

(4)

iv



KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Cara Menyusui yang Benar di Dusun Lemahbang Plosokerep Karangmalang, Kabupaten Sragen”.

Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.

2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka. Prodi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta.

3. Ibu Hutari Puji Astuti, S.SiT., M.Kes., selaku Pembimbing yang telah memberikan pengarahan, masukan dan motivasi kepada penulis.

4. Bapak Sutarto, selaku Kepala Dusun Lemahbang Plosokerep, Kecamatan Karangmalang, Kabupaten Sragen, yang telah memberi ijin kepada penulis untuk mengambil data awal dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Seluruh Dosen dan Staff Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta, terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan.

(5)

v



6. Bagian Perpustakaan yang telah membantu penulis dalam memperoleh referensi dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangannya, karena keterbatasan kemampuan penulis. Maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang sifatnya membangun demi penyempurnaan pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.

Surakarta, Juni 2012

(6)

vi



Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juli 2012

Rina Sulistianingsih B. 09.045

TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG CARA MENYUSUI YANG BENAR DI DUSUN LEMAHBANG

PLOSOKEREP KARANGMALANG, KABUPATEN SRAGEN

(xiv + 40 halaman + 16 lampiran + 4 tabel + 6 gambar)

ABSTRAK

Latar Belakang: Sampai saat ini Indonesia masih termasuk kategori negara

dengan Angka Kematian Bayi (AKB) yang tinggi. Kematian anak Indonesia setiap tahunnya dapat dicegah melalui pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif selama 6 bulan sejak kelahiran bayi. Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai kehidupannya dengan cara yang paling sehat. Cara menyusui yang benar merupakan hal yang penting bagi tumbuh kembang yang optimal baik fisik maupun mental dan kecerdasannya, maka perlu perhatian agar dapat terlaksana dengan benar.

Tujuan Penelitian: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan

ibu menyusui tentang cara menyusui yang benar di Dusun Lemahbang Plosokerep Karangmalang, Kabupaten Sragen.

Metode Penelitian: Jenis penelitian deskriptif kuantitatif, teknik pengambilan

sampel dengan total sampling dengan jumlah responden 32 orang, instrumen penelitian menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya teknik analisa data dengan analisa univariat menggunakan distribusi frekuensi.

Hasil Penelitian: Dari hasil penelitian terhadap 32 ibu menyusui di Dusun

Lemahbang Plosokerep Karangmalang, Kabupaten Sragen diperoleh hasil yang memiliki pengetahuan berkategori baik sebesar 46,8% responden, cukup baik sebesar 43,8% responden, kurang baik sebesar 12,5% responden dan yang berkategori tidak baik tidak ditemukan dalam penelitian ini.

Simpulan: Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu

menyusui di Dusun Lemahbang Plosokerep Karangmalang, Kabupaten Sragen mempunyai pengetahuan yang baik tentang cara menyusui yang benar yaitu sebanyak 15 responden (46,8%).

Kata Kunci : Pengetahuan, ibu menyusui, cara menyusui yang benar Kepustakaan : 20 literatur (2002 s/d 2011)

(7)

vii



MOTTO DAN PERSEMBAHAN   

02772

02772

02772

02772

¾ .HJDJDODQEXNDQDNKLUGDULVHJDODQ\DWHWDSLNHJDJDODQDGDODK NHEHUKDVLODQ\DQJGDWDQJQ\DWHUODPEDW ¾ +LGXSDGDODKSHUMXDQJDQPDNDSHUMXDQJNDQODKKLGXSPX

¾ $OODK WLGDN DNDQ PHPEHUL FREDDQ NHSDGD KDPED1\D PHOHELKL EDWDVNHPDPSXDQ ¾ 6HPXD XVDKD LWX WLGDN DGD \DQJ VLDVLD KDQ\D VDMD EHOXP ELVD NLWD GDSDWNDQ \DQJ NLWD LQJLQNDQ GDQ VHPXD SDVWL DNDQ LQGDK SDGDZDNWXQ\D



























3(56(0%$+$1

3(56(0%$+$1

3(56(0%$+$1

3(56(0%$+$1

¾ $\DK GDQ ,EXQGD WHUFLQWD \DQJ VHODOX PHPEHULNDQ GRD GXNXQJDQ NDVLK VD\DQJ VHSDQMDQJKLGXSNX

¾ 6DXGDUDVDXGDUDNX WHUVD\DQJ \DQJ VHODOX PHPEHULNDQVHPDQJDWVHUWDGXNXQJDQ

¾ .HNDVLKNX WHUVD\DQJ \DQJ VHODOX PHPEHULNDQ GRDGDQNDVLKVD\DQJQ\D

¾ 6DKDEDWVDKDEDWNX WHUFLQWD \DQJ VHODOX PHQHPDQLNX GDQ PHQ\D\DQJLNX GL VDDW VXND GDQGXNDNDVLKXQWXNNDOLDQVHPXD ¾ $OPDPDWHUNX     

(8)

viii

(9)

ix  DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ... i HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vii

CURRICULUM VITAE ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Perumusan Masalah ... 3 C. Tujuan Penelitian ... 4 D. Manfaat Penelitian ... 4 E. Keaslian Penelitian ... 5 F. Sistematika Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori ... 8

(10)

x



1. Pengetahuan ... 8

2. Ibu Menyusui ... 12

3. Cara Menyusui yang Benar ... 13

B. Kerangka Teori ... 21

C. Kerangka Konsep Penelitian ... 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian ... 22

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 22

C. Populasi dan Sampel ... 23

D. Alat/ Instrumen Penelitian ... 23

E. Metode Pengambilan Data ... 27

F. Variabel Penelitian ... 28

G. Definisi Operasional ... 28

H. Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 29

I. Etika Penelitian ... 31

J. Jadwal Penelitian ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ... 33

B. Hasil Penelitian ... 33

C. Pembahasan ... 35

(11)

xi  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 40 B. Saran ... 41 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(12)

xii



DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Kisi-kisi Kuesioner ... 24 Tabel 4.1. Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur ibu ... 34 Tabel 4.2. Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan ibu ... 34 Tabel 4.3. Distribusi frekuensi pengetahuan ibu menyusui tentang

(13)

xiii



DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Posisi Menyusui yang Benar ... 14

Gambar 2.2. Perlekatan Menyusui Benar ... 17

Gambar 2.3. Perlekatan Menyusui Salah ... 17

Gambar 2.4. Posisi Menyusui Bayi Kembar secara Bersamaan ... 18

Gambar 2.5. Kerangka Teori ... 21

(14)

xiv



DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Permohonan Ijin Pengambilan Data Awal Lampiran 2. Surat Balasan Ijin Pengambilan Data Awal Lampiran 3. Surat Permohonan Ijin Uji Validitas Lampiran 4. Surat Balasan Permohonan Validitas Lampiran 5. Surat Ijin Penggunaan Lahan Penelitian Lampiran 6. Surat Balasan Penggunaan Lahan Penelitian Lampiran 7. Surat Permohonan Responden

Lampiran 8. Informed Consent Lampiran 9. Kuesioner Penelitian Lampiran 10. Kunci Jawaban Kuesioner Lampiran 11. Tabel r Product Moment Lampiran 12. Hasil Uji Validitas Lampiran 13. Hasil Uji Reliabilitas

Lampiran 14. Hasil Data Pengetahuan Ibu Menyusui tentang Cara Menyusui yang Benar

Lampiran 15. Jadwal Penelitian Lampiran 16. Lembar Konsultasi

(15)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sampai saat ini Indonesia masih termasuk kategori negara dengan Angka Kematian Bayi (AKB) yang tinggi, apabila dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya. AKB Indonesia dua sampai lima kali lebih tinggi, padahal angka ini merupakan salah satu parameter utama kesehatan anak. Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2008 tercatat AKB sebesar 26 per 1000 kelahiran hidup (Dinkes Surakarta, 2009).

United Nations Children's Fund (UNICEF), menyatakan sekitar 30 ribu kematian anak Indonesia setiap tahunnya dapat dicegah melalui pemberian Air Susu Ibu (ASI) selama 6 bulan sejak kelahiran bayi. Pemberian ASI dapat menekan angka kematian bayi hingga 13% dengan dasar asumsi jumlah penduduk 219 juta, angka kelahiran total 22/1.000 kelahiran hidup, angka kematian balita 46/1.000 kelahiran hidup, maka jumlah bayi yang akan terselamatkan sebanyak 30.000 (Gklinis, 2006)

Dari survei yang dilaksanakan tahun 2002 oleh Nutrition & Health

Surveillance System (NSS) kerjasama dengan Balitbangkes dan Helen Keller Internasional di 4 perkotaan (Jakarta, Surabaya, Semarang, Makasar) dan 8 pedesaan (Sumbar, Lampung, Banten, Jabar, Jateng, Jatim, NTB, Sulsel), menunujukan bahwa cakupan pemberian ASI 4-6 bulan di perkotaan antara

(16)

2

4%-12%. Pencapaian pemberian ASI 5-6 bulan di perkotaan berkisar antara 1%-13% sedangkan di pedesaan 2%-13% (Depkes RI, 2004).

Mengingat pentingnya cara menyusui yang benar bagi tumbuh kembang yang optimal baik fisik maupun mental dan kecerdasannya, maka perlu perhatian agar dapat terlaksana dengan benar. Faktor keberhasilan dalam menyusui adalah menyusui secara dini dengan posisi yang benar, teratur, dan eksklusif. Oleh karena salah satu yang perlu mendapat perhatian adalah bagimana ibu dapat tetap memberikan ASI kepada bayinya sampai umur 6 (enam) bulan dan dapat dilanjutkan sampai anak berumur 2 (dua) tahun. Sehubungan dengan hal tersebut telah ditetapkan dengan Kepmenkes RI No. 450/MENKES/IV/2004 tentang pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif bagi bayi Indonesia. Dalam proses menyusui jika posisi ibu salah, maka akan mengakibatkan puting lecet dan terasa sakit (Astuti, 2010).

Banyak faktor yang menyebabkan ibu-ibu tidak memberikan ASI pada bayinya yaitu ASI tidak cukup, ibu bekerja, takut ditinggal suami. Faktor yang lainnya adalah faktor predisposisi, yaitu pendidikan ibu, pengetahuan ibu, sikap ibu dan persepsi ibu. Faktor pendukung yaitu pendapatan keluarga, ketersediaan waktu. Faktor pendorong yaitu sikap petugas dan orang tua (Notoatmodjo, 2002).

Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai kehidupannya dengan cara yang paling sehat. Menyusui sebenarnya tidak saja memberikan kesempatan pada bayi untuk tumbuh menjadi manusia yang sehat secara fisik, tetapi juga lebih cerdas, mempunyai emosional yang lebih stabil,

(17)

3

perkembangan spiritual yang positif, serta perkembangan sosial yang lebih baik (Roesli, 2009).

Dari hasil studi pendahuluan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2011 di Dusun Lemahbang Plosokerep Karangmalang Kabupaten Sragen terdapat 32 ibu menyusui. Penulis melakukan wawancara dengan 20 ibu menyusui yang berpendidikan SMP dan SMA, hanya 14 orang ibu menyusui yang mengetahui dan mengerti tentang cara menyusui yang benar dan 6 orang ibu yang belum mengetahui dan mengerti tentang cara menyusui yang benar.

Berdasarkan dari uraian tersebut, sebagian ibu mengalami puting lecet dan sakit saat menyusui dikarenakan belum mengetahui dan mengerti tentang cara menyusui yang benar, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui tentang Cara Menyusui yang Benar di Dusun Lemahbang Plosokerep Karangmalang Kabupaten Sragen”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang di atas, maka permasalahan ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimana Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Cara Menyusui yang Benar di Dusun Lemahbang Plosokerep Karangmalang, Kabupaten Sragen?”.

(18)

4

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang cara menyusui yang benar di Dusun Lemahbang Plosokerep Karangmalang, Kabupaten Sragen.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui karakteristik responden menurut umur dan pendidikan.

b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang cara menyusui yang benar pada tingkat baik, cukup baik, kurang baik dan tidak baik.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Ilmu Pengetahuan

Diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan dalam memberikan informasi tentang cara menyusui yang benar.

2. Bagi Penulis

Dapat menambah wawasan penulis akan pengetahuan tentang cara menyusui yang benar dan dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah dan pengalaman nyata dalam melaksanakan penelitian.

(19)

5

3. Bagi Institusi

Menambah masukan dan sumber bacaan di perpustakaan khususnya tentang cara menyusui yang benar.

4. Bagi Masyarakat

Melalui adanya penelitian ini diharapkan masyarakat khususnya ibu menyusui mendapatkan pengetahuan tentang cara menyusui yang benar.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian tentang cara menyusui yang benar antara lain adalah sebagai berikut:

1. Tutik Lestari, (2010), dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Primipara tentang Teknik Menyusui Yang Benar di PKD AMANDA Desa Banyurip Kecamatan Jenar Kabupaten Sragen”. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Hasil gambaran tingkat pengetahuan ibu primipara tentang teknik menyusui yang benar yang masuk dalam kriteria cukup baik sebanyak 37,77%, baik 46,67%, dan kurang baik 15,56%,

2. Indah Permatasari (2011), dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu

Primipara Tentang Teknik Menyusui Yang Benar di Wilayah Kerja Puskesmas Ngrampal, Kecamatan Ngrampal, Kabupaten Sragen”, menggunakan metode deskriptif. Dengan hasil yakni tingkat pengetahuan ibu primipara tentang teknik menyusui yang benar sebagian besar mempunyai pengetahuan cukup baik, yang masuk dalam criteria cukup sebanyak 53,7%, baik 38,89%, dan kurang baik 7,41%.

(20)

6

3. Pralistia Leoni Ananda (2010), dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Cara Menyusui yang Benar di Kelurahan Paya Pasir Medan Marelan”. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Hasil penelitian ini yaitu tingkat pengetahuan ibu tentang cara menyusui yang benar di Kelurahan Paya Pasir Medan Marelan adalah dengan pengetahuan baik sebanyak 13 orang (22,4%), pengetahuan sedang sebanyak 45 orang (77,6%), dan tidak ada yang berpengetahuan kurang.

Perbedaan keaslian penelitian di atas dengan penelitian ini terletak pada tempat, sampel, waktu penelitian dan hasil penelitian.

F. Sistematika Penelitian

Karya Tulis Ilmiah ini terdiri dari 5 bab yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, diantaranya adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini berisikan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian dan sistematika penelitian.

BAB II TINJUAN PUSTAKA

Dalam bab ini menjelaskan teori-teori dari masalah yang akan diteliti, kerangka teori dan kerangka konsep penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini berisikan tentang jenis dan rancangan penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel, alat/ instrumen penelitian,

(21)

7

metode pengambilan data, jalannya penelitian, variabel penelitian, definisi operasional, serta metode pengolahan data dan analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini membahas hasil penelitian dan dibandingkan dengan teori yang ada pada tinjauan pustaka untuk menyelesaikan masalah penelitian serta keterbatasan penelitian.

BAB V PENUTUP

Dalam bab ini dijelaskan mengenai kesimpulan dari hasil penelitian dan saran.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(22)

8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui penglihatan dan pendengaran. Pengetahuan merupakan dominan yang sangat penting dalam terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2003).

b. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan yang dicakup dalam dominan kognitif mempunyai 6 tingkatan:

1) Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau diterima. Oleh sebab itu, “Tahu” adalah tingkatan pengetahuan yang paling rendah. Kata

(23)

9

kerja untuk mengukurnya antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.

2) Memahami (Comprehention)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan obyek yang dipelajari.

3) Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan dalam konteks atau situasi lain. 4) Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.

5) Sintesis (Sintesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk

(24)

10

keseluruhan yang baru atau kemampuan untuk menyusun formulasi baru dan formulasi-formulasi yang ada. Misalnya dalam menyusun, merencanakan, menyesuaikan suatu teori yang sudah ada.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian-penilaian ini didasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang telah ada.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan menurut Notoatmodjo (2003):

1) Tingkat pendidikan

Pendidikan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga terjadi perubahan perilaku positif yang meningkat. Pendidikan digolongkan sebagai berikut:

ĂͿ Tamat SD

ďͿ Tamat SLTP

ĐͿ Tamat SLTA

ĚͿ Tamat Perguruan Tinggi 2) Pengalaman

Sesuatu yang pernah dialami seseorang akan menambah pengetahuan dan dapat menjadi sumber pengetahuan yang bersifat informal.

(25)

11

3) Umur

Makin tua umur seseorang maka proses-proses perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada umur tertentu, bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak secepat seperti ketika berumur belasan tahun (Hendra, 2008). Wanita usia subur adalah wanita yang keadaan organ reproduksinya berfungsi dengan baik antara umur 20-45 tahun (Wilson, 2011).

4) Informasi

Informasi yang diperoleh melalui kenyataan (melihat dan mendengar sendiri), serta melalui surat kabar, radio, tv dapat menambah pengetahuan agar lebih luas.

5) Budaya

Budaya yang ada di masyarakat dan kondisi politik juga mempengaruhi terhadap tingkat pengetahuan seseorang.

6) Sosial ekonomi

Apabila status ekonomi baik tingkat pendidikan juga akan tinggi dan diiringi oleh peningkatan pengetahuan (Soekanto, 2003). d. Berbagai Cara yang Dilakukan untuk Memperoleh Pengetahuan

menurut Notoatmodjo (2005): 1) Cara tradisional

Cara tradisional dipakai orang untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, sebelum ditemukan metode penemuan secara sistematik dan logis. Cara pengetahuan pada periode ini antara lain:

(26)

12

a) Cara coba salah (trial and error)

Cara yang paling tradisional dalam memperoleh pengetahuan adalah melalui coba-coba.

b) Cara kekuasaan atau otoritas

Pengetahuan diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli ilmu pengetahuan.

c) Berdasarkan pengalaman pribadi d) Melalui jalan pikiran.

2) Cara modern

Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau metodologi penelitian (research methodology). Cara baru dalam memperoleh pengetahuan dewasa ini lebih sistematis, logis, ilmiah.

2. Ibu Menyusui

Ibu menyusui adalah ibu yang memberikan susu kepada bayi atau anak kecil dengan Air Susu Ibu (ASI) dari payudaranya. Bayi menggunakan refleks menghisap untuk mendapatkan dan menelan susu. Keberhasilan menyusui tidak diperlukan dari pemakaian alat-alat khusus dan biaya yang mahal yang diperlukan hanyalah kesabaran, waktu, sedikit pengetahuan tentang menyusui dan dukungan dari lingkungan terutama suami (Rachmawati dan Kuntari, 2007).

(27)

13

3. Cara Menyusui yang Benar

Menyusui adalah hal terindah bagi para ibu, suatu anugerah yang sangat besar dari yang Maha Kuasa. Dengan menyusui, ikatan batin antara ibu dan anak akan semakin besar. Dengan menyusui, ibu tidak perlu menggunakan kontrasepsi. Dan dengan menyusui, proses penyembuhan rahim setelah melahirkan, akan lebih cepat. Namun, saat menyusui sering terdapat keluhan berupa payudara bengkak, ASI tidak keluar, lecet pada puting dan lain sebagainya. Hal ini dikarenakan cara menyusui yang tidak tepat (Klinik Kesehatan, 2011).

Sebelum dan saat menyusui, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh ibu. Sebelum menyusui, ibu harus mempersiapkan mental dan fisik. Minum air putih dan makan terlebih dahulu, jangan menyusui dalam keadaan lapar dan haus. Setelah itu, siapkan tempat yang nyaman bagi ibu dan bayi. Setelah menyiapkan diri dan tempat, cuci bersih dulu tangan sebelum menggendong bayi. Setelah itu, lepaskan penutup payudara pada kedua sisinya. Tujuan menyusui yang benar adalah untuk merangsang produksi susu memperkuat refleks menghisap bayi (Lentera Impian, 2010).

(28)

14

a. Posisi Menyusui yang Benar

Gambar 2.1. Posisi Menyusui yang Benar (Perinasia, 2004)

Gambar 2.2. Posisi Menyusui Bayi Kembar secara Bersamaan (Perinasia, 2004)

(29)

15

Setelah ibu mengetahui hal-hal penting yang berkaitan dengan persiapan menyusui, ada baiknya kita tahu, bagaimana posisi menyusui yang benar. Tentunya, posisi menyusui sangat menentukan bagi kenyamanan bayi dan ibu sendiri. Berikut ini penjelasan tentang posisi menyusui yang benar.

1) Posisi Cradle Hold. Posisi ini sangat baik untuk bayi yang baru lahir. Bagaimana caranya? Pastikan punggung ibu benar-benar mendukung untuk posisi ini. Jaga bayi di perut ibu, sampai kulitnya dan kulit ibu saling bersentuhan. Biarkan tubuh bayi menghadap ke arah ibu, dan kepala bayi diletakkan pada siku ibu. 2) Posisi Cross Cradle Hold. Satu lengan mendukung tubuh bayi dan

yang lain mendukung kepala, mirip dengan posisi dudukan, tetapi ibu memiliki kontrol lebih besar atas kepala bayi. Posisi menyusui ini bagus untuk bayi prematur atau ibu dengan puting payudara kecil.

3) Posisi Football Hold. Caranya, pegang bayi di samping ibu dengan kaki di belakang ibu, dan bayi terselip di bawah lengan ibu, seolah-olah ibu sedang memegang bola kaki. Ini adalah posisi terbaik untuk ibu yang melahirkan dengan operasi caesar atau untuk ibu-ibu dengan payudara besar. Tapi, ibu-ibu butuh bantal untuk menopang bayi.

4) Posisi Lying Down. Menyusui dengan berbaring akan memberi ibu lebih banyak kesempatan untuk bersantai dan juga untuk tidur

(30)

16

lebih banyak pada malam hari. Anda bisa tidur saat bayi menyusu. Dukung punggung dan kepala bayi dengan bantal. Pastikan bahwa perut bayi menyentuh badan ibu.

Menurut Depkes RI (2002), posisi menyusui yang benar adalah sebagai berikut:

1) Posisi madona atau menggendong: Bayi berbaring menghadap ibu, leher dan punggung atas bayi diletakan pada lengan bawah lateral payudara. Ibu menggunakan tangan lainnya untuk memegang payudara jika diperlukan.

2) Posisi football atau mengepit: Bayi berbaring atau punggung melingkar antara lengan dan samping dada ibu. Lengan bawah dan tangan ibu menyangga bayi, dan ia menggunakan tangan sebelahnya untuk memegang payudara jika diperlukan.

3) Posisi berbaring miring: Ibu dan bayi berbaring miring saling berhadapan. Posisi ini merupakan posisi yang paling aman bagi ibu yang mengalami penyembuhan dari proses persalinan melalui pembedahan.

Menyusui bayi kembar dilakukan dengan cara seperti memegang bola bila disusui bersamaan, dipayudara kiri dan kanan. Pada ASI yang memancar (penuh), bayi ditengkurapkan di atas dada ibu, tangan ibu sedikit menahan kepala bayi, dengan posisi ini bayi tidak tersedak (Perinasia, 2004).

(31)

17

b. Tahap Tata Laksana Menyusui yang Benar

Tahap dan tata laksana menyusui yang benar menurut Depkes RI (2002), yaitu adalah sebagai berikut:

1) Posisi badan ibu dan bayi

a) Ibu harus duduk atau berbaring dengan santai.

b) Pegang bayi pada belakang bahunya, tidak pada dasar kepala. c) Putar seluruh badan bayi sehingga menghadap ke ibu.

d) Rapatkan dada bayi dengan dada ibu atau bagian bawah payudara ibu.

e) Tempelkan dagu bayi pada payudara ibu.

f) Dengan posisi ini maka telinga bayi akan berada dalam satu garis dengan leher dan lengan bayi.

g) Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan cara menekan pantat bayi dengan lengan ibu bagian dalam.

2) Posisi mulut bayi dan puting susu ibu

Gambar 2.3. Perlekatan Benar Gambar 2.4. Perlekatan Salah (Perinasia, 2004)

(32)

18

a) Keluarkan ASI sedikit oleskan pada puting susu dan areola. b) Pegang payudara dengan pegangan seperti membentuk huruf C

yaitu payudara dipegang dengan ibu jari di bagian atas dan jari yang lain menopang di bawah atau dengan pegangan seperti gunting (puting susu dan areola dijepit oleh jari telunjuk dan jari tengah seperti gunting) dibelakang areola.

c) Sentuh pipi/ bibir bayi untuk merangsang rooting refleks (refleks menghisap).

d) Tunggu sampai mulut bayi terbuka lebar, dan lidah menjulur ke bawah.

e) Dengan cepat dekatkan bayi ke payudara ibu dengan menekan bahu belakang bayi bukan belakang kepala.

f) Posisikan puting susu di atas bibir atas bayi dan berhadap-hadapan dengan hidung bayi.

g) Kemudian arahkan puting susu keatas menyusuri langit-langit mulut bayi.

h) Usahakan sebagian besar areola masuk ke mulut bayi, sehingga puting susu berada diantara pertemuan langit-langit yang keras (palatum durum) dan langit-langit yang lunak (palatum molle). i) Lidah bayi akan menekan dinding bawah payudara dengan

gerakan memerah sehingga ASI akan keluar.

j) Setelah bayi menyusu atau menghisap payudara dengan baik, payudara tidak perlu dipegang atau disangga lagi.

(33)

19

k) Beberapa ibu sering meletakan jarinya pada payudara dengan hidung bayi dengan maksud untuk memudahkan bayi bernafas. Hal ini tidak perlu karena hidung bayi telah dijauhkan dari payudara dengan cara menekan pantat bayi dengan lengan ibu. l) Dianjurkan tangan ibu yang bebas untuk mengelus-elus bayi. c. Tanda Bayi Merasa Nyaman

Bila memakai cara menyusui yang benar, maka bayi juga akan merasa nyaman untuk menikmati ASI yang diberikan oleh ibunya. Menurut Ahira (2011), hal ini bisa diketahui dengan memperhatikan ciri-cirinya yaitu adalah sebagai berikut:

1) Bayi selalu terlihat nyaman dan tenang ketika sedang menikmati ASI.

2) Selalu menempelkan badan atau tubuhnya pada perut si ibu. 3) Mulut sang bayi selalu terbuka dengan lebar.

4) Dagunya selalu menempel di payudara sang ibu.

5) Banyak ASI yang masuk ke mulutnya. Jadi tidak tercecer di pipi atau payudara sang ibu.

6) Bayi mau menghisap ASI dengan semangat dan memakai irama yang teratur.

7) Ibu sama sekali tidak merasakan perih atau nyeri di payudara dan putingnya.

8) Bila diperhatikan dengan seksama, maka lengan dan telinga bayi sejajar seperti garis yang lurus.

(34)

20

9) Bayi terus menengadah kepalanya waktu menghisap atau meminum susu.

d. Menciptakan Praktek Menyusui yang Benar (Depkes RI, 2002) 1) Posisi yang benar.

2) Perlekatan harus benar.

3) Tidak diberi botol atau empeng.

4) Menghisap sesering mungkin meningkatkan produksi ASI. 5) Perlihatkan cara menyusui yang efektif.

e. Penatalaksanaan Menyusui yang Optimal

Tanda-tanda ASI cukup atau penatalaksanaan menyusui yang optimal menurut Depkes RI (2002), yaitu adalah sebagai berikut: 1) Bayi BAK setidaknya 6x dalam 24 jam dan warnanya jernih

sampai kuning muda.

2) BAB bayi berwarna kekuningan “berbiji” 2x atau lebih dalam sehari.

3) Bayi relaks dan puas setelah minum, terbaik bila bayi melepaskan puting susu sendiri. Bayi yang selalu tidur bukanlah pertanda baik. 4) Bayi setidaknya menyusu 10-12 kali dalam 24 jam.

5) Payudara ibu terasa lembut dan kosong setiap kali selesai menyusui.

(35)

21

B. Kerangka Teori

Gambar 2.5. Kerangka Teori

Sumber: Notoatmodjo (2005), (Modifikasi)

C. Kerangka Konsep Penelitian

Gambar 2.6. Kerangka Konsep Keterangan:

= Yang diteliti = Yang tidak diteliti Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui tentang Cara Menyusui yang

Benar Baik (76% - 100%) Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan: 1. Sosial ekonomi 2. Informasi Cukup Baik (56% - 75%) Kurang Baik (40% - 55%) Tidak Baik (< 40%) Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui Cara Menyusui yang Benar Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan: 1. Sosial ekonomi 2. Pendidikan ibu 3. Pekerjaan ibu 4. Informasi

Cara menyusui yang benar: 1. Waktu pemberian 2. Posisi menyusui yang benar 3. Teknik menyusui yang benar

(36)

22

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Menurut Notoatmodjo (2002), deskriptif kuantitatif adalah metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang suatu keadaan secara obyektif. Metode penelitian deskriptif digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang penelitian ini dilakukan dengan menenpuh langkah-langkah pengumpulan data, klasifikasi, pengolahan/ analisis data, membuat kesimpulan dan laporan (Notoatmodjo, 2002).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat dimana pengambilan kasus tersebut dilaksanakan (Notoatmodjo, 2002). Lokasi penelitian ini dilakukan di Dusun Lemahbang Plosokerep Karangmalang, Kabupaten Sragen.

Waktu penelitian adalah jangka waktu yang dibutuhkan penulis untuk memperoleh data studi kasus yang dilaksanakan (Budiarto, 2003). Penelitian ini dilakukan pada tanggal 1 Juni sampai 6 Juni 2012.

(37)

23

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek yang diteliti (Arikunto, 2006). Menurut Notoatmodjo (2002), populasi menunjukkan sekelompok obyek atau sasaran penelitian. Populasi penelitian ini adalah semua ibu menyusui di Dusun Lemahbang Plosokerep Karangmalang, Kabupaten Sragen pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2011 yang berjumlah 32 jiwa. 2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari seluruh obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2005) Sampel adalah sebagian wakil populasi yang diteliti. Menurut Arikunto (2006), jika populasi kurang dari 100 lebih baik diambil semua, tetapi jika populasi lebih dari 100 dapat diambil 10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 32 orang. 3. Tehnik Pengambilan Sampel

Tehnik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah total sampling. Menurut Arukunto (2006), total sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Sampel adalah sebagian wakil populasi yang diteliti.

D. Alat/ Instrumen Penelitian

Alat atau instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup yang diisi oleh responden. Menurut Notoatmodjo (2005), kuesioner tertutup adalah

(38)

24

sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang hal-hal yang ia ketahui dan sudah disediakan jawabannya.

Instrumen ini ada 25 soal, dimana permasalahan soal tersebut mengenai tentang pengetahuan ibu menyusui tentang cara menyusui yang benar. Dalam penelitian ini, skala pengukuran yang digunakan adalah skala Guttman yaitu jika pilihan jawaban “benar” mendapat nilai 1 dan “salah” mendapat nilai 0 dengan keadaan responden yang sebenarnya (Arikunto, 2006).

Sistem penilaian pertanyaan dengan kriteria:

1. Kriteria positif (favorable) adalah bila menjawab benar nilainya 1 dan jika menjawab salah nilainya 0.

2. Kriteria negatif (unfavorable) adalah bila menjawab salah nilainya 1 dan jika menjawab benar nilainya 0

Tabel 3.1. Kisi-kisi Kuesioner

No. Aspek Pengetahuan

Nomor Pertanyaan Favorable Nomor Pertanyaan Unfavorable Jumlah Soal 1. Pengertian 1, 2, 3, 4, 5 - 5 2. Cara Menyusui yang Benar 6, 8, 9, 10,

11, 12

7 7

3. Tata Laksana Menyusui yang Benar 14, 15, 16, 17, 19

13, 18 7

4. Tanda Bayi Merasa Nyaman 20 21 2 5. Penatalaksanaan Menyusui yang Optimal 22, 23, 24, 25 - 4

(39)

25

Dari kuesioner tersebut yang favourable terdapat 21 soal butir pernyataan, yaitu nomor 1, 2, 3, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 16, 17, 19, 20, 22, 23, 24, dan 25, serta kuesioner yang unfavourable terdapat 4 soal butir pernyataan, yaitu nomor 7, 13, 18, dan 21.

Untuk mengetahui valid atau keajegan soal, maka peneliti melakukan uji:

1. Uji Validitas

Sebelum instrumen/ alat ukur digunakan untuk mengumpulkan data penelitian maka perlu dilakukan uji coba kuesioner untuk mencari kevalidan alat ukur tersebut (Riwidikdo, 2008). Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2006).

Instrumen yang valid mempunyai validitas yang tinggi, dan instrumen yang kurang valid maka dilakukan dengan menghitung korelasi antara masing-masing pernyataan dengan skor total, dengan rumus

Product Moment (Arikunto, 2006):

r = ) y) ( y n ( x) ( x (N y) x ( xy) N( 2 2 2 2 Σ Σ Σ Σ Σ Σ − Σ Ket:

r : Korelasi antara masing-masing butir pernyataan N : Jumlah responden

x : Skor pernyataan y : Skor total pernyataan

(40)

26

xy : Skor pernyataan dikalikan skor total

Untuk mengetahui apakah harga korelasi valid, maka angka korelasi harus dibandingkan dengan angka kritik tabel (Arikunto, 2006). Dinyatakan valid apabila angka hitung > angka kritik tabel. Maka dikatakan butir soal itu valid dengan Į = 5%. Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan pada ibu menyusui sebanyak 32 orang di Desa Turi, Guwohrejo, Karangmalang, Kabupaten Sragen, dengan alasan karakteristik penduduk ibu menyusui hampir sama dengan jumlah populasi yang diambil dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil uji validitas dengan taraf signifikan 5% dimana N = 32 didapatkan r tabel sebesar 0,339. Maka karena r hitung > 0,339, maka seluruh item tentang cara menyusui yang benar dapat dinyatakan valid.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah keajegan alat ukur, artinya konsistenitas alat ukur, alat ukur digunakan saat ini pada waktu dan tempat tertentu akan sama apabila digunakan pada waktu dan tempat berbeda (Riwidikdo, 2008). Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kalipun diambil tetap akan sama hasilnya (Arikunto, 2006). Untuk menguji reliabilitas instrumen peneliti menggunakan Alpha Chronbach dengan bantuan program

(41)

27

komputer SPSS for Windows. Rumus Alpha Chronbach adalah sebagai berikut: r11 = » ¼ º « ¬ ª Σ − » ¼ º « ¬ ª − t b k k 2 2 1 1

σ

σ

Keterangan: r11 = Reliabilitas Instrument

k = Banyaknya butir pernyataan atau banyaknya soal ™ıb2 = Jumlah varian butir pernyataan

ıt2 = Varians total

Berdasarkan hasil uji realibilitas untuk pengetahuan responden didapat r Cronbach’s Alpha sebesar 0,62. Karena lebih besar dari r tabel yaitu sebesar 0,60 maka dapat disimpulkan bahwa kuesioner untuk pengetahuan responden terbukti reliabilitasnya (Ghozali, 2002).

E. Metode Pengambilan Data

Metode pengambilan data dilakukan dengan cara memberikan lembar pernyataan persetujuan dan membagikan kuesioner atau angket pada ibu menyusui yang menjadi pasien di Dusun Lemahbang Plosokerep Karangmalang, Kabupaten Sragen, kemudian menjelaskan tentang cara pengisiannya. Responden disuruh mengisi kuesioner dengan selesai dan kuesioner diambil pada saat itu juga oleh peneliti. Data yang diperoleh terdiri dari:

(42)

28

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya dan diperoleh dari jawaban atas pernyataan yang disediakan dengan wawancara langsung ataupun pengisian kuesioner oleh responden. 2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapatkan dari Dusun Lemahbang Plosokerep Karangmalang, Kabupaten Sragen yang dapat menunjang pelaksanaan penelitian ini, berupa jumlah angka ibu menyusui pada tahun 2011 yang lalu.

F. Variabel Penelitian

Variabel adalah subjek atau objek yang akan diteliti yang bervariasi antara satu subjek atau objek yang satu dengan yang lain (Riwidikdo, 2008).

Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu pengetahuan ibu menyusui tentang cara menyusui yang benar.

G. Definisi Operasional

Menurut Notoatmodjo (2010), definisi operasional yaitu ruang lingkup untuk membatasi variabel-variabel yang diteliti.

Pengetahuan ibu menyusui tentang cara menyusui yang benar adalah kemampuan ibu untuk berfikir, mengingat dan tahu tentang suatu hal dalam mengisi jawaban dari pernyataan yang diberikan dalam bentuk kuesioner

(43)

29

tentang cara menyusui yang benar. Skala ukur ordinal dapat dikategorikan sebagai berikut:

1. Baik : 76% - 100% jawaban benar 2. Cukup baik : 56% - 75% jawaban benar 3. Kurang baik : 40% - 55% jawaban benar

4. Tidak baik : < 40% jawaban benar (Arikunto, 2006)

H. Metode Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya adalah pengolahan data. Proses pengolahan data adalah:

a. Editing

Kegiatan ini adalah memeriksa data hasil jawaban dari kuesioner yang telah diberikan kepada responden dan kemudian dilakukan koreksi apakah telah terjawab dengan langkap. Editing dilakukan di lapangan sehingga bila terjadi kekurangan atau tidak sesuai dapat segera dilengkapi.

b. Coding

Yaitu memberi kode angka terhadap tahap-tahap dari jawaban responden agar lebih mudah dalam pengolahan data selanjutnya. c. Tabulating

Yaitu proses menghitung data dari jawaban kuesioner responden yang sudah diberi kode, kemudian dimasukkan ke dalam tabel.

(44)

30

d. Data Entry

Data entry adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam master tabel atau data base komputer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau dengan membuat tabel kontigensi.

2. Analisis Data

Dalam penelitian ini pengolahan dan analisis data akan dilakukan dengan komputer menggunakan software SPSS. Sedangkan jenis analisis yang akan digunakan adalah analisa Univariat, yaitu menganalisis terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2005).

Adapun rumus untuk memperoleh skor prosentase masing-masing responden menurut Riwidikdo (2010) adalah:

Skor yang diperoleh responden

Skor Prosentase = ––––––––––––––––––––––––––––––––––––––– x 100% Total skor maksimum yang seharusnya diperoleh

Selanjutnya untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu maka digunakan perhitungan sebagai berikut:

a. 76 -100 % Jawaban benar : Baik b. 56-75 % Jawaban benar : Cukup baik c. 40-55 % Jawaban benar : Kurang baik d. < 40 % Jawaban benar : Tidak baik

(45)

31

Sedangkan untuk mengetahui prosentase tiap kategori menggunakan rumus:

Σ Ibu menurut Tingkat Pengetahuan

Skor Prosentase = ––––––––––––––––––––––––––––––––––––––– x 100% Σ Responden

I. Etika Penelitian

Etika penelitian dalam penelitian ini meliputi tiga prinsip, yaitu antara lain sebagai berikut:

1. Prinsip Manfaat

Dalam penelitian ini segala sesuatu yang diberikan oleh responden akan digunakan sebagai data dalam penelitian. Responden tidak akan dirugikan karena tidak mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap responden. Data dan informasi tersebut bermanfaat bagi tenaga kesehatan dan masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan.

2. Prinsip Menghargai Hak Asasi Manusia

Semua responden memiliki hak yang sama untuk menentukan apakah bersedia menjadi responden atau tidak. Responden menyatakan kesediaan dengan mengisi surat pernyataan, sehingga responden dapat memberikan informasi dan mengisi kuesioner atas kemauan sendiri tanpa paksaan dari peneliti. Data dan informasi yang diperoleh dari responden akan dijaga kerahasiaannya.

(46)

32

3. Prinsip Keadilan

Penelitian ini memberi perlakuan yang sama pada semua responden dan tidak akan membeda-bedakan satus sosial atau derajat responden (Nursalam, 2003).

J. Jadwal Penelitian

(47)

33

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian

Dusun Lemahbang merupakan salah satu dusun yang terletak di desa Plosokerep Karangmalang Sragen. Dusun ini di sebelah utara berbatasan dengan dusun Wates, di sebelah selatan berbatasan dengan dusun Sanggung, disebelah barat berbatasan dengan dusun Gembong, dan di sebelah timur berbatasan dengan dusun Ngasem. Luas wilayahnya + 5000 m². Keadaan lingkungannya pun sangat bersih begitu juga dengan masyarakatnya pun juga sangat ramah tamah. Jumlah penduduk di dusun Lemahbang adalah 150 orang terdiri dari laki-laki usia 23 – 50 tahun 32 orang (21,3%), perempuan usia 21 – 50 tahun 50 orang (33,3%), remaja usia 9 – 17 tahun 18 orang (12%), bayi usia 1 bulan – 1 tahun 20 orang (13,4%), anak-anak usia 1 – 9 tahun 30 anak (20%) dan instansi kesehatan yang terdapat di Dusun ini hanya terdapat 1 Posyandu.

B. Hasil Penelitian

1. Karakteristik Umum Responden

Responden dalam penelitian ini adalah ibu menyusui yang berusia antara 22 – 30 tahun di Dusun Lemahbang Plosokerep Karangmalang, Kabupaten Sragen dengan jumlah responden 32 orang. Adapun data

(48)

34

tentang karakteristik responden meliputi umur dan pendidikan yang dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi berikut ini:

a. Gambaran Responden Berdasarkan Umur di Dusun Lemahbang Plosokerep Karangmalang, Kabupaten Sragen

Tabel 4.1.

Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur ibu No. Usia Frekuensi Prosentase (%)

1 < 20 tahun 0 0% 2 20 – 45 tahun 32 100% 3 > 45 tahun 0 0%

Jumlah 32 100%

Sumber: Data primer

Dari tabel di atas didapatkan 0 responden (0%) berusia < 20 tahun, 32 responden (100%%) berusia 20 – 45 tahun dan 0 responden (0%) berusia > 45 tahun.

b. Gambaran Responden Berdasarkan Pendidikan Ibu di Dusun Lemahbang Plosokerep Karangmalang, Kabupaten Sragen

Tabel 4.2.

Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan ibu No. Pendidikan Frekuensi Prosentase (%)

1. Dasar (SD dan SMP) 12 37,5% 2. Menengah (SMA dan SMK) 17 53,1% 3. Tinggi (Perguruan Tinggi) 3 9,4%

Jumlah 32 100% Sumber: Data primer

Dari tabel di atas didapatkan 12 responden (37,8%) berpendidikan Dasar yaitu seperti SD dan SMP, 17 responden (53,1%) berpendidikan Menengah yaitu seperti SMA dan SMK dan 3 responden (9,4%) berpendidikan Tinggi/ Perguruan Tinggi.

(49)

35

c. Gambaran umum pengetahuan ibu menyusui tentang cara menyusui yang benar di Dusun Lemahbang Plosokerep Karangmalang, Kabupaten Sragen

Tabel 4.3.

Distribusi frekuensi pengetahuan ibu menyusui tentang cara menyusui yang benar

No. Pengetahuan Frekuensi Prosentase (%)

1. Baik 15 46,8%

2. Cukup Baik 14 43,8% 3. Kurang Baik 3 9,4%

4. Tidak Baik 0 0

Jumlah 32 100%

Sumber: Data primer

Dari tabel di atas didapatkan pengetahuan ibu menyusui tentang cara menyusui yang benar antara lain: 15 responden (46,8%) berpengetahuan baik, 14 responden (43,8%) berpengetahuan cukup baik, 3 responden (9,4%) berpengetahuan kurang baik sedangkan pengetahuan tidak baik tidak ditemukan.

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian pengetahuan ibu menyusui tentang cara menyusui yang benar di Dusun Lemahbang Plosokerep Karangmalang, Kabupaten Sragen, data yang dikumpulkan telah diolah dan akan dibahas berdasarkan karakteristik responden yaitu umur dan pendidikan berdasarkan kriteria baik, cukup baik dan kurang baik adalah sebagai berikut:

(50)

36

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Dalam penelitian ini didapatkan hasil karakteristik responden berdasarkan umur di Dusun Lemahbang Plosokerep Karangmalang, Kabupaten Sragen tidak didapatkan responden yang berusia < 20 tahun, 32 responden (100%) berusia 20 – 45 tahun dan tidak didapatkan juga responden yang berusia > 45 tahun.

Menurut Notoatmodjo (2003), menunjukkan bahwa dengan tingkat pendidikan yang rendah mempunyai tingkat penerimaan informasi yang lebih rendah pula, disamping itu bahwa semakin tua umur seseorang, maka ingatannya semakin berkurang, sehingga sulit menerima informasi yang diberikan, sebaliknya dengan umur seseorang lebih muda akan mudah menerima informasi yang didapat dan akan lebih tertarik untuk mengetahui sesuatu hal.

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian responden berdasarkan pendidikan ibu di Dusun Lemahbang Plosokerep Karangmalang, Kabupaten Sragen didapatkan 12 responden (37,8%) berpendidikan Dasar yaitu seperti SD dan SMP, 17 responden (53,1%) berpendidikan Menengah yaitu seperti SMA dan SMK dan 3 responden (9,4%) berpendidikan Tinggi/ Perguruan Tinggi.

Pengetahuan yang cukup akan membantu mereka memahami dan mempersiapkan dirinya menjalani masa ini lebih baik. Bekal yang cukup tentang menyusui sangat diperlukan bagi ibu agar mereka lebih siap dalam

(51)

37

menyusui bayinya, sehingga kesalahan yang terjadi tidak terlalu mengkhawatirkan (Notoatmodjo, 2003).

Dengan pendidikan yang cukup baik, seseorang akan memperoleh pengalaman yang diterima oleh pemikiran yang kritis, sehingga akan dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi setiap orang. Dengan pendidikan yang cukup, kemungkinan seseorang akan mempunyai peluang yang lebih besar memiliki tambahan ilmu dan informasi yang baru. Pengalaman seseorang akan berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan karena informasi yang baru akan disaring sesuai dengan budaya dan kebiasaan. Tingkat pendidikan yang tinggi juga memungkinkan seseorang untuk lebih terbuka, karena dengan pengetahuan dan tingkat intelegensi yang dimiliki menjadi salah satu faktor keberhasilan seseorang dalam memahami suatu informasi terutama dalam hal ini informasi tentang menyusui (Notoatmodjo, 2003).

3. Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Cara Menyusui yang Benar

Berdasarkan tabel 4.3 tentang tingkat pengetahuan dari 32 ibu menyusui di Dusun Lemahbang Plosokerep Karangmalang, Kabupaten Sragen didapatkan 15 responden (46,8%) berpengetahuan baik dikarenakan ibu menyusui sudah mengerti tentang cara menyusui yang benar, 14 responden (43,8%) berpengetahuan cukup baik dikarenakan ibu sudah cukup mengetahui tentang cara menyusui yang benar dan sebagian ibu sudah mendapatkan informasi tentang cara menyusui yang benar dari instansi kesehatan terkait, khususnya Posyandu, 3 responden (9,4%)

(52)

38

berpengetahuan kurang baik dikarenakan ibu kurang mengetahui tentang cara menyusui yang benar karena ibu kurang memahami dalam mengisi kuesioner yang telah diberikan, sedangkan pengetahuan tidak baik tidak ditemukan. Kemungkinan pengetahuan responden dipengaruhi oleh umur dan pendidikan, dimana seiring dengan bertambahnya umur tingkat pengetahuan ibu tentang menyusui semakin berkurang, sedangkan semakin tinggi tingkat pendidikan, maka dapat dipastikan pengetahuan ibu tentang menyusui akan semakin baik.

Menyusui adalah ibu yang memberikan susu kepada bayi atau anak kecil dengan Air Susu Ibu (ASI) dari payudaranya. Bayi menggunakan refleks menghisap untuk mendapatkan dan menelan susu (Rachmawati dan Kuntari, 2007).

Cara menyusui yang benar adalah ibu harus mempersiapkan mental dan fisik. Minum air putih dan makan terlebih dahulu, jangan menyusui dalam keadaan lapar dan haus. Setelah itu, siapkan tempat yang nyaman bagi ibu dan bayi. Setelah menyiapkan diri dan tempat, cuci bersih dulu tangan sebelum menggendong bayi. Setelah itu, lepaskan penutup payudara pada kedua sisinya. Tujuan menyusui yang benar adalah untuk merangsang produksi susu memperkuat refleks menghisap bayi (Lentera Impian, 2010).

Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Indah Permatasari (2010). Hasil penelitian ini menunjukkan tingkat pengetahuan ibu

(53)

39

pengetahuan cukup baik, yang masuk dalam kriteria cukup sebanyak 53,7%, baik 38,89%, dan kurang baik 7,41%. Kemungkinan pengetahuan responden dipengaruhi oleh umur dan pendidikan.

D. Keterbatasan

Dalam melakukan penelitian ini adapun keterbatasannya adalah:

1. Tempat: Ruang lingkupnya hanya di Dusun Lemahbang Plosokerep Karangmalang, Kabupaten Sragen dengan populasi 32 ibu menyusui, sedangkan jumlah sampel yang diambil adalah 32 responden.

2. Waktu: Penelitian ini dilakukan hanya 1 bulan, yaitu pada bulan Juni 2012, karena keterbatasan waktu yang peneliti miliki yang bersamaan dengan Ujian Akhir.

3. Dalam melakukan penelitian ini, peneliti hanya melakukan kunjungan rumah, karena jadwal kegiatan Posyandu berbenturan dengan kegiatan perkuliahan peneliti.

(54)

40



BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dalam penelitian ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Karakteristik umum responden berdasarkan umur di Dusun Lemahbang Plosokerep Karangmalang, Kabupaten Sragen tidak didapatkan responden yang berusia < 20 tahun, 22 responden (68,8%%) berusia 20 – 25 tahun dan 10 responden (31,2%) berusia > 25 tahun.

2. Karakteristik umum responden berdasarkan pendidikan ibu di Dusun Lemahbang Plosokerep Karangmalang, Kabupaten Sragen didapatkan 12 responden (37,8%) berpendidikan Dasar yaitu seperti SD dan SMP, 17 responden (53,1%) berpendidikan Menengah yaitu seperti SMA dan SMK dan 3 responden (9,4%) berpendidikan Tinggi/ Perguruan Tinggi

3. Tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang cara menyusui yang benar berdasarkan pada ibu-ibu di Dusun Lemahbang Plosokerep Karangmalang, Kabupaten Sragen didapatkan pengetahuan ibu menyusui tentang cara menyusui yang benar antara lain: 15 responden (46,8%) berpengetahuan baik, 14 responden (43,8%) berpengetahuan cukup baik, 3 responden (9,4%) berpengetahuan kurang baik sedangkan pengetahuan tidak baik tidak ditemukan.

(55)

41



B. Saran

1. Bagi Responden

Diharapkan ibu menyusui di Dusun Lemahbang Plosokerep Karangmalang, Kabupaten Sragen lebih memahami tentang cara menyusui yang benar serta mengikuti penyuluhan-penyuluhan kesehatan yang diadakan di Posyandu, Puskesmas, Polindes, dan Instansi Kesehatan Pemerintah yang terkait.

2. Bagi Kader Kesehatan

Diharapkan lebih bisa menyebarkan informasi tentang menyusui dan cara menyusui yang benar di Dusun Lemahbang Plosokerep Karangmalang, Kabupaten Sragen.

3. Bagi Peneliti Lain

Penelitian ini diharapkan bisa dijadikan bahan acuan bagi peneliti lain untuk melanjutkan penelitian tentang cara menyusui yang benar untuk mengembangkan variabel peneliti.

Gambar

Gambar 2.1.  Posisi Menyusui yang Benar  (Perinasia, 2004)
Gambar 2.5.  Kerangka Teori

Referensi

Dokumen terkait

Tingkat pengetahuan ibu tentang cara menyusui di kelurahan paya pasir medan marelan adalah dengan pengetahuan baik sebanyak 13 orang (22,4%), pengetahuan sedang 45 orang

selebihnya 10 item hanya dijawab benar 21,9 % - 50 % tentang cara melepaskan isapan bayi dengan benar, posisi menyusui yang sesuai untuk ibu dengan bayi kembar, posisi menyusui

Menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah yang berjudul: “Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Teknik Menyusui Yang Benar Di Polindes Blembem, Desa Blembem, Kecamatan

selebihnya 10 item hanya dijawab benar 21,9 % - 50 % tentang cara melepaskan isapan bayi dengan benar, posisi menyusui yang sesuai untuk ibu dengan bayi kembar, posisi menyusui

Berdasarkan hasil prasurvei pada periode bulan (Desember 2006 - Februari 2007) di Desa Sidodadi terdapat 58 orang ibu menyusui yang terbagi dalam 4 dusun yaitu Dusun 1 terdapat :

Dari penelitian yang dilakukan, pengetahuan ibu-ibu usia 45-50 tahun di Desa Pungsari Plupuh Sragen pada kriteria cukup yaitu sebanyak 33 orang (78,57%) kemungkinan

Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan ibu balita tentang posyandu di Dusun Tenggak Sidoharjo Sragen dapat dikategorikan pengetahuan cukup yaitu sebanyak

BAB V PEMBAHASAN 5.1.Pengetahuan Ibu Menyusui tentang Pemberian ASI Eksklusif Berdasarkan data hasil penelitian tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui tentang Pemberian ASI Ekslusif di