• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA MENYUSUI YANG BENAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA MENYUSUI YANG BENAR"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU

NIFAS TENTANG CARA MENYUSUI YANG BENAR

THE EFFECT OF COUNSELLING TOWARD KNOWLEDGE OF POST PARTUM WOMENT ABOUT RIGHT BREASTFEEDING WAY

Nurin Fauziah

Akademi Kebidanan Pamenang, Pare, Kediri ABSTRAK

Menyusui adalah salah satu ekspresi cinta kasih sayang seorang ibu pada bayinya sekaligus memperkuat ikatan batin antara keduanya. Dengan cara menyusui yang benar bayi tidan akan kesulitan dalam menyusu dan ASI yang keluar akan lebih lancar. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh penyuluhan cara menyusui yang benar terhadap pengetahuan ibu cara menyusui didesa Kerkep kecamatan Gurah kabupaten Kediri tahun 2011. Desain penelitian yang digunakan adalah pre test-post test. Populasi yang di teliti adalah semau ibu nifas di desa Kerkep tahun 2011 berjumlah 45 ibu menyusui dengan menggunakan porposive sampling diperoleh 30 ibu menyusui sebagai responden. Pengukuran menggunakan lembar kuesioner dan hasilnya dianalisa menggunakan t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan ibu nifas tentang cara menyusui yang benar sebelum penyuluhan sebagian besar pengetahuanya cukup yaitu 12 responden (40,0%). Setelah di lakukan penyuluhan sebagian besar pengetahuanya cukup yaitu 11 responden (36,7%). Hasil analisis menunjukkan ada pengaruh yang signifikan terhadap pengetahuan ibu nifas tentang cara menyusui yang benar di desa Kerkep tahun 2011, dengan selisih nilai maksimal 5 setelah penyuluhan dan nilai minimal 1. Diharapkan petugas kesehatan untuk memberikan penyuluhan lebih intensif untuk meningkatkan pengetahuan ibu cara menyusui yang benar.

Kata Kunci : Penyuluhan, Pengetahuan, Ibu Nifas, Menyusui.

ABSTRACT

Breastfeeding is one expression of love from a mother on its babies as well as strengthen the bond between them. With the correct way of nursing, the baby will have no trouble in nursing and breastfeeding that spread out will be more smoother. The objective of this research was to know the effect of the correct breastfeeding counseling toward mother’s knowledge about the way of breastfeeding in the village of Kerkep district Gurah, Kediri regency 2011. The research design was pretest-post test. The research populations is all post partum women in the village of Kerkep 2011 amount to 45 nursing mothers using purposive sampling was obtained 30 nursing mothers as the respondent. Measurements using questionnaires and the results were analyzed using t-test. The research results showed that the mother’s knowledge about the correct breastfeeding before counseling was the majority has enough knowledge amount to 12 respondents (40.0%).After the counseling most respondent had enough knowledge amount to 11 respondents (36.77%). Analysis results showed no significant effect on mother’s knowledge about the correct breastfeeding on mothers’ way in nursing in the village of Kerkep 2011, with the difference in the maximum value 5 after counseling and a minimum value 1. It is expected to Health workers in order to provide more intensive counseling to increase the knowledge of mothers about the correct breastfeeding.

Key Words : Counselling, Knowledge, post partum woment, breastfeeding

PENDAHULUAN

Menyusui adalah salah satu ekspresi cinta kasih sayang seorang ibu pada bayinya

sekaligus memperkuat ikatan batin antara keduanya. Dengan demikian perlu dijelaskan kepada ibu bahwa Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik untuk bayi, tidak satupun

(2)

makanan lain yang dapat menggantikan ASI, karena ASI mempunyai kelebihan yang meliputi tiga aspek yaitu aspek gizi, aspek kekebalan dan aspek kejiwaan berupa jalinan kasih sayang penting untuk perkembangan mental dan kecerdasan anak (Dep.Kes RI, 2005).

Berdasarkan SDKI tahun 2007, hanya 32% bayi dibawah 6 bulan mendapatkan ASI eksklusif. Jika dibandingkan dengan SDKI tahun 2003, proporsi bayi dibawah enam bulan yang mendapatkan ASI eksklusif menurun sebanyak 6 poin. Rata-rata, bayi Indonesia hanya disusui selama 2 bulan pertama ini terlihat dari penurunan prosentase SDKI 2003 yang sebanyak 64% menjadi 48% pada SDKI 2007. Sebaliknya, sebanyak 65 % bayi baru lahir mendapatkan makanan selain ASI selama tiga hari pertama.

Studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan Jauari terhadap 10 ibu nifas di desa Kerkep Kec. Gurah Kab. Kediri, dengan mengadakan wawancara tidak berstruktur tentang tata cara menyusui yang benar pada ibu nifas. Dari 10 Ibu nifas tersebut ternyata di dapat 8 ibu nifas yang cara menyusuinya kurang benar, sedangkan 2 orang lainnya didapatkan cara menyusuinya sudah benar.

Untuk mencapai keberhasilan menyusui diperlukan pengetahuan mengenai teknik-teknik menyusui yang benar. Diperlukan pemahaman yang mendalam tentang ASI, baik dalam hal manfaat maupun segala sesuatu yang berkaitan dengan cara menyusui yang benar. (Rulina Suradi,2004:01). Karena ibu tidak mengetahui cara dan posisi-posisi menyusui yang benar, seperti posisi menyusui dengan tidur, posisi menyusui dengan duduk dan cara menaruh bayi pada payudara ketika menyusui, isapan bayi yang mengakibatkan putting lecet dan nyeri, sehingga banyak ibu memutuskan menambah susu formula.

Keberhasilan menyusui harus diawali dengan kepekaan terhadap waktu yang tepat saat pemberian ASI. Kalau diperhatikan sebelum sampai menangis bayi sudah bisa memberikan tanda-tanda kebutuhan akan ASI berupa gerakan-gerakan memainkan mulut dan lidah atau tangan di mulut. Ketepatan waktu saja tidak cukup, tak jarang

kegagalan dalam menyusui terjadi. Kegagalan biasanya disebabkan karena tehnik dan posisi yang kurang tepat bukan karena produksi ASI-nya yang sedikit. Kegagalan teknis menyusui bisa terjadi karena bayi yang bersangkutan pernah menggunakan dot. (Utami, 2002).

Membantu ibu agar bisa menyusui bayinya dengan benar memerlukan pemahaman tentang perilaku ibu, keluarga, dan lingkungan sosial budaya dalam hal menyusui, prilaku umumnya tidak terjadi secara tiba-tiba. Prilaku adalah hasil proses yang berlangsung selam masa perkembangan, setiap orang selalu terpapar dan tersentuh oleh kebiasaan lingkungannya serta mendapat pengaruh dari masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung. (Rulina Suradi, 2004)

Uraian yang telah dijabarkan diatas membuat peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Menyusui Yang Benar di Desa Kerkep Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri .

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan desain quasy experimental dengan model rancangan pre test dan post test.

Rancangan penelitian yang digunakan adalah :

01  P+  02 Keterangan :

01 : Pre test pengetahuan tentang cara menyusui yang benar sebelum penyuluhan

P+ : perlakuan penyuluhan

02 : Post test pengetahuan tentang cara menyusui yang benar setelah penyuluhan.

Penelitian ini menggunakan kuesioner. Karena cara menyusui yang benar memerlukan tindakan maka diperlukan metode demonstrasi Kemudian responden diminta mengisi lembar kuesioner yang kedua untuk mengetahui perbedaan pengetahuan ibu sebelum dan sesudah diberi penyuluhan. Populasi dari penelitian ini

(3)

adalah semua Ibu nifas di Desa Kerkep Kec. Gurah Kab Kediri berjumlah 45 responden, dalam pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling.

HASIL PENELITIAN

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Menyusui Yang Benar Sebelum Penyuluhan di Desa Kerkep Kec Gurah Kab Kediri Tahun 2011

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Menyusui Yang Benar Sesudah Penyuluhan di Desa Kerkep Kec Gurah Kab Kediri Tahun 2011

Tabel 4.3 Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Menyusui Yang Benar di Desa Kerkep Kec Gurah Kab Kediri Tahun 2011

(4)

Tabel 4.4 Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Menyusui Yang Benar di Desa Kerkep Kec Gurah Kab Kediri Tahun 2011

Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference Mean Std. Deviation Std. error

Mean Lower Upper t df

Sig. (2 failed) Pair Skor pengetahuan

ibu cara menyusui yang benar sebelum penyuluhan (%) – skor pengetahuan ibu cara menyusui yang benar setelah penyuluhan (%)

-9.00000 7.70132 1.40606 -11.87572 -6.12428 -6.401 29 .000

Berdasarkan tabel 4.4 diketahui pengetahuan ibu nifas tentang cara menyusui yang benar sebelum penyuluhan dan sesudah penyuluhan terjadi peningkatan, hal ini ditunjukan oleh r = -6,401 dengan nilai p (value) =0,00 <

=( 0,05). Artinya H0 ditolak dan H1 diterima yang dimana ada pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan ibu nifas tentang cara menyusui yang benar di Desa Kerkep Kec. Gurah Kab. Kediri. Berarti pengetahuan setelah penyuluhan lebih baik dari pada pengetahuan sebelum penyuluhan

PEMBAHASAN

1. Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Menyusui Yang Benar Sebelum Penyuluhan di Desa Kerkep Kec. Gurah Kab. Kediri tahun 2011.

Pengetahuan ibu nifas tentang cara menyusui yang benar sebelum penyuluhan di Desa Kerkep Kec. Gurah Kab. Kediri sebagian besar cukup, yaitu 12 orang (40,0%).

Notoadmojo menyebutkan bahwa salah satu faktor yang berpengaruh terhadap pengetahuan adalah keterpaparan informasi. Semakin seseorang terpapar informasi maka pengetahuannya terhadap informasi tersebut semakin baik, demikian pula sebaliknya apabila seorang tidak pernah terpapar informasi maka pengetahuannya kurang.

Pengetahuan yang dimiliki oleh responden dalam katagori cukup dan tidak dapat mencapai baik sekali, hal ini disebabkan IQ, kondisi sosial, petugas atau pelayanan kesehatan di lingkungan sekitar responden kurang mendukung untuk memperoleh informasi tentang cara menyusui yang benar.

Akibat dari kondisi ini adalah intensitas informasi yang diterima terkait dengan cara

menyusui yang benar menjadi sangat kurang atau tidak pernah sama sekali. Untuk mengatasi masalah tersebut maka perlu upaya untuk meningkatkan informasi tentang cara menyusui yang benar.

2. Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Menyusui Yang Benar Sesudah Penyuluhan di Desa Kerkep Kec. Gurah Kab. Kediri tahun 2011.

Pengetahuan ibu nifas tentang cara menyusui yang benar setelah penyuluhan sebagian besar memiliki pengetahuan cukup yaitu 11 responden (36,7%) dan sebagian kecil baik yaitu 8 responden (26,7%).

Pemberian informasi melalui penyuluhan merupakan salah satu upaya meningkatkan pengetahuan ibu menyusui. Pemberian ini semakin akurat jika setelah penyuluhan ditindaklanjuti dengan pemberian konseling.(Depkes RI,2003).

Melalui penyuluhan yang dilakukan maka dapat diraih tujuan penyampaian informasi kepada masyarakat, khususnya ibu menyusui. Dalam pelaksanaannya diketahui bahwa sebagian besar responden berada pula pada usia 20-35 tahun sehingga mudah dalam menyerap informasi, hal ini juga didukung oleh tingkat pendidikan responden yang sebagian besar adalah SLTP sehingga responden dapat dengan mudah memahami informasi yang diberikan. Diharapkan petugas kesehatan untuk memberikan penyuluhan lebih intensif untuk meningkatkan pengetahuan ibu cara mennyusui yang benar.

3. Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara

(5)

Menyusui Yang Benar di Desa Kerkep Kec. Gurah Kab. Kediri tahun 2011.

Penyuluhan sebagai salah satu bentuk dari pendidikan kesehatan merupakan sarana yang berguna untuk meningkatkan pengetahuan seseorang, menurut Machfoed tahun 2007, melalui pendidikan kesehatan informasi kesehatan yang bersumber dari nara sumber yang berkompeten akan semakin meningkatkan pengetahuan kesehatan peserta penyuluhan.

Pengaruh ini terjadi karena adanya perbedaan informasi yang diterima oleh ibu tentang cara menyusui yang benar. Hal ini disebabkan karena perbedaan sumber informasi, IQ, kondisi sosial, dan petugas atau pelayanan kesehatan yang kurang memperhatikan tentang cara menyusui yang benar. Sebelum dilakukan penyuluhan ibu mendapatkan informasi dari orang yang tidak memiliki kompetensi. Setelah dilakukan informasi secara otomatis ibu menjadi mengerti tentang bagaimana cara menyusui yang benar, hal ini akan semakin baik seiring dengan antusiasme ibu yang masih berusia muda yaitu 20-35 tahun untuk menyusui yang benar. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya peningkatan pengetahuan yang signifikan pada peserta penyuluhan, kondisi ini didukung oleh pendidikan sebagian besar ibu adalah SLTP.

KESIMPULAN

Pengetahuan ibu nifas tentang cara menyusui yang benar sebelum penyuluhan di Desa Kerkep Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri yaitu 12 orang (40 %) pengetahuannya cukup. Sedangkan pengetahuan ibu nifas tentang cara menyusui yang benar setelah penyuluhan di Desa Kerkep Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri yaitu 11 orang (36,7%) pengetahuannya cukup. Nilai p ( 0,00) <

(0,05). Artinya H0 ditolak dan H1 diterima dimana ada pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan ibu nifas tentang cara menyusui yang benar di Desa Kerkep Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri. Pengaruh penyuluhan terhadap cara menyusui yang benar di tunjukan oleh rata-rata kenaikan nilai 83,3%.

SARAN

1. Bagi Peneliti selanjutnya.

Disarankan bagi peneliti selanjutnya untuk mengembangkan penelitian yang telah dilakukan dan menjadikan penelitian ini sebagai data dasar bagi penelitian selanjutnya.

2. Bagi Tempat Penelitian.

Disarankan untuk meningkatkan informasi terutama bagi ibu menyusui tentang cara menyusui yang benar.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Disarankan untuk turut serta melaksanakan sosialisasi tentang cara menyusui yang benar melalui praktik kebidanan komunitas sebagai perwujudan dari pengabdian masyarakat dalam tri dharma perguruan yang tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2007). Menejemen Penelitian. Jakarta : Rinneke Cipta.

Aziz, Alimul. (2008). Metodologi Penelitian Keperawatan. Jakarta : Penerbit

Salemba.

Darwis, S. D. (2003). Metode Penelitian Kebidanan. Jakarata : EGC.

Dep. Kes RI. (2002). Panduan Pekan Asi Sedunia Menyusui, Ibu Sehat Bayi Sehat. Dep. Kes .RI

Dep.Kes RI. (1999). Pedoman Penyuluhan Cara Menyusui Yang Baik. Jakarta : Dep Kes. Bekerja Sama dengan JICA.

Depkes RI. (2009). Manajemen Laktasi. Jawa Timur : Dinas Kesehatan Provinsi.

Kristianasari, Weni. (2009). Asi, Menyusui, & Sadari. Jogjyakarta : Nuha Medika.

Mubarak, Wahidin Iqbal. (2007). Promosi Kesehatan. Jakarta : Graha Ilmu.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2003). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rinneke Cipta. Notoatmodjo, Soekidjo. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Ilmu. Notoatmodjo. (2007). Promosi Kesehatan. Jakarta : Rinneke Cipta.

Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

(6)

Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Sugiyono. (2007). Statistik Untuk Penelitian. Bandung : Penerbit Tarsito.

Suliha, dkk. (2002). Pendidikan Kesehatan dalam Keperawatan. Jakarta : EGC.

Suradi, Rulina. (2004). Menejemen Laktasi. Jakarta : Perkumpulan Perinatologi Indonesia. Prawirohardjo, Sarwono. (2002). Buku Acuan Neonatal Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Ed. 1. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.

Syaifuddin.

(2001).http://Luivikar.wordpress.com.

Utami. (2002). Teknik Menyusui .http://www.tabloitnakita.com (download 17 Januari 2011). (2010). http://www.Indonesia.com.posisimenyusui. (download : 17 Januari 2011). (2010). http://www.petitiononline.com/aimi/petition.html . (download : 22 Februari 2011).

Gambar

Tabel 4.3   Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Menyusui Yang Benar  di Desa Kerkep Kec Gurah Kab Kediri Tahun 2011
Tabel 4.4   Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Menyusui Yang Benar  di Desa Kerkep Kec Gurah Kab Kediri Tahun 2011

Referensi

Dokumen terkait

Nyoman Kutha Ratna, Postkolonialisme Indonesia: Relevansi Sastra , Jogjakarta: Pustaka Pelajar, 2008, hlm.. merupakan suatu pemandangan yang berulang dan tersebar luas dalam

Pasien didiagnosis dengan paralisis saraf fasialis perifer dekstra dengan fungsi motorik yang masih baik 68%, House Brackmann III dengan lesi setinggi

Unit konteks ialah perkataan yang menerangkan budi bahasa dan nilai murni orang Melayu dibaca dalam konteksnya yang lebih luas, iaitu sekurang- kurangnya dalam satu ayat atau

Kajian ini menggunakan pendekatan eksperimen kuasi yang lebih sesuai untuk bidang pendidikan (Creswell, 2008). Ini kerana dalam kajian eksperimen kuasi pengkaji tidak perlu

Dampak yang nantinya akan terjadi pada saat permasalahan belum bisa ditangani adalah debit air dalam sistem irigasi yang ada saat ini akan berkurang dan mempengaruhi

Sedangkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1114 / Menkes / SK / VII / 2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah menyatakan bahwa promosi

Contoh diambil dari setiap kemasan. a) Ambil contoh dari setiap kemasan dengan suatu alat pipa logam tahan karat atau pipa gelas yang mempunyai panjang 125 cm dan diameter 2 cm.

Rambut Rambut merupakan substansi keratin yang berbentuk benang yang terpasang kuat pada kulit serta memiliki tebal 5-200 mikro meter, bagian yang menonjol di atas kulit disebut