• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menonton televisi studi fenomenologi ten

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Menonton televisi studi fenomenologi ten"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

1. Latar Belakang

Sejak dikembangkan oleh John Logie Baird pada kisaran tahun 1920-an, televisi menjadi salah satu produk massal yang menjanjikan baik dari segi ekonomi, efektivitas penyebaran pesan, hingga aspek-aspek kultural. Televisi dianggap produk yang menarik karena gambar bergerak, teks, dan bunyi bergabung sekaligus dalam satu sajian setelah sebelumnya teks diwakili oleh koran dan bunyi oleh radio.

Kecanggihan televisi ini terukur dari penyebarannya yang luas ke seluruh dunia, hingga status fungsinya yang bergerak terus dari barang tersier ke sekunder hingga ke primer. Keprimeran televisi ini tidak lepas dari keragaman kualitas barang itu sendiri. Pada mulanya televisi diproduksi satu jenis dengan satu harga saja. Namun seiring dengan perkembangan teknologi, televisi juga mulai beragam jenis maupun kualitasnya. Ada televisi yang memang berkualitas tinggi dan berharga mahal, ada televisi yang diciptakan dengan kualitas rendah dan harganya relatif murah. Pada persepsi masyarakat tertentu, persoalan mahal dan murah ini tidak jadi problem utama dari segi konten televisi itu sendiri. Karena keduanya tetap sanggup menyiarkan stasiun televisi yang sama tanpa ada perubahan apapun.

(2)

2. Identifikasi Masalah

Di Indonesia, jumlah stasiun televisi nasional sekarang ada tiga belas. Dari keseluruhan stasiun televisi tersebut, Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) dipilih secara acak untuk diteliti. Pertanyaan-pertanyaan penelitian terkait dengan latar belakang penelitian adalah:

1. Dalam tayangan-tayangan atau mata acara yang ditayangkan oleh RCTI, fenomena apa saja yang bisa ditemukan secara tampak?

2. Pengaruh apa saja yang mungkin dihasilkan dari menyaksikan RCTI? 3. Etika apa yang ditawarkan oleh RCTI?

3. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode fenomenologi yang dicetuskan pertama kali oleh Edmund Husserl (1859-1938). Fenomenologi mengritik metode positivisme yang mengotakkan dunia, mengajukan asumsi, dan pada akhirnya lupa pada apa yang tampak. Fenomenologi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani yaitu phainomenon dan logos. Jika diartikan maka fenomenologi berarti “ilmu tentang apa yang tampak”. Menggunakan metode fenomenologi juga berarti menggunakan tanda kurung (epoche). Artinya, segala hal yang stereotip dan asumtif “disimpan” terlebih dahulu, agar tidak mereduksi nilai pengalaman itu sendiri. Contoh:

(3)

Contoh di atas, meskipun akan membawa pada suatu keragaman, namun yang demikian justru yang diincar oleh fenomenologi. Bahwa pengalaman manusia secara fenomenologis memang berbeda-beda, termaksud pemahamannya akan sesuatu. Paradigma positivistik dianggap telah menghindarkan manusia pada pemahaman personal akan fenomena yang dialaminya.

4. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di sebuah rumah di Jalan Rebana nomor 10, Bandung. Waktu penelitian adalah sebagai berikut:

No. Hari/ Tanggal Waktu Durasi

1. Selasa, 18 Oktober 2011 00.10 – 00.50 40 menit 2. Selasa, 18 Oktober 2011 07.15 – 13.00 5 jam 45 menit 3. Rabu, 19 Oktober 2011 01.00 – 03.45 2 jam 45 menit 4. Rabu, 19 Oktober 2011 08.00 – 10.00 2 jam

5. Rabu, 19 Oktober 2011 19.00 – 23.00 4 jam 6. Kamis, 20 Oktober 2011 01.45 – 03.45 2 jam 7. Kamis, 20 Oktober 2011 12.30 – 14.30 2 jam

8. Kamis, 20 Oktober 2011 17.30 – 22.00 4 jam 30 menit 23 jam 40 menit

5. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan menyaksikan televisi berukuran 40 (empat puluh) inci layar datar menayangkan stasiun televisi RCTI. Remote control digunakan bukan untuk memindahkan saluran, melainkan untuk mematikan atau menghidupkan mode mute atau penghilangan suara. Penyaksian acara televisi dilakukan dari jarak sekitar dua setengah meter.

(4)

Televisi diambil dari dua kata dalam bahasa Yunani yaitu tele dan visio. Tele berarti jauh dan visio berarti penglihatan. Dalam penyebutan sehari-hari, kata “televisi” bisa diartikan dua hal, yaitu televisi sebagai benda (television set), ataupun program-program yang ditayangkan oleh televisi (television programme). Pada perkembangannya, televisi tidak hanya menayangkan program-program televisi (yang disambungkan lewat transmiter), melainkan juga rekaman-rekaman seperti Laserdisc, DVD, atau Blu-Ray. Program televisi yang ditayangkan via internet kemudian disebut juga dengan internet television.

Meski pengembangan televisi dilakukan oleh beberapa orang dalam periode waktu yang berbeda-beda, namun sering disepakati bahwa salah satu tokoh penting dalam pengembangan televisi adalah John Logie Baird, seorang ilmuwan asal Skotlandia. Perkembangan signifikan televisi ia kerjakan sejak tahun 1920 dengan nama televisor. Ia sukses menayangkan gambar hidup, bergerak, dan hitam putih dengan resolusi yang cukup jelas. Penggunaan Nipkow disk dianggap sebagai salah satu faktor kunci dalam keberhasilan tayangan televisi pertama di dunia tersebut.

Setelah penemuan itu, rentang waktu tahun 1930 hingga 1933 tercatat sebagai era produksi massal televisi pertama yang langsung terjual hingga ratusan unit. Pada perkembangan berikutnya, televisi diproduksi besar-besaran di berbagai negara. Misalnya, 19.000 unit diproduksi di Inggris dan 1.600 unit di Jerman sebelum Perang Dunia II berlangsung.

(5)

1960-an, televisi berwarna semakin diterima dan menjadi televisi standar yang ditonton masyarakat Amerika Serikat.

Sejak tahun 1980-an, perkembangan televisi semakin pesat. Remote control atau pengendali jarak jauh ditemukan, yang dilanjutkan dengan televisi layar datar. Setelah itu juga televisi dapat digunakan untuk bermain video game ataupun menyaksikan rekaman video dari luar.

Perkembangan maupun penjualan televisi di seluruh dunia tersebut linear juga dengan perkembangan stasiun televisi yang bertugas menayangkan program-program untuk televisi. Indonesia sendiri mempunyai stasiun televisi dari sejak tahun 1962 bernama Televisi Republik Indonesia (TVRI). Setelah 27 tahun menjadi stasiun televisi tunggal, tahun 1989 muncul untuk pertama kalinya stasiun televisi swasta bernama Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI).

6.1.1. Rajawali Citra Televisi Indonesia

Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) adalah stasiun televisi swasta pertama di Indonesia yang mengudara perdana pada tanggal 24 Agustus 1989. RCTI yang mempunyai visi “Media Utama Hiburan dan Informasi” ini mempunyai beberapa jenis mata acara:

1. Sinetron

Sinetron merupakan salah satu tayangan unggulan di RCTI. Sinetron sendiri merupakan akronim dari sinema elektronik. Tayangannya berupa serial yang seringkali bertemakan drama. Tercatat ada tiga sinetron yang ditayangkan setiap hari yaitu Dewa, Anugerah, dan Putri yang Ditukar.

(6)

Tayangan musik unggulan RCTI adalah Dahsyat yang ditayangkan setiap hari. Formatnya adalah penayangan video klip disertai sajian-sajian variatif dari ketiga (atau keempat) presenter.

3. Berita

Seputar Indonesia adalah andalan RCTI dalam penayangan berita. Seputar Indonesia terbagi empat tayangan, yaitu Seputar Indonesia, Seputar Indonesia Pagi, Seputar Indonesia Siang, dan Seputar Indonesia Malam. Masing-masing ditayangkan selama tiga puluh menit.

4. Olahraga

Tayangan olahraga unggulan RCTI adalah tayangan sepakbola. Ada tiga siaran langsung yang rutin ditayangkan RCTI yakni siaran langsung Kualifikasi Piala Eropa 2012, UEFA Champions League, dan UEFA Europa League. Saat ini RCTI juga bekerjasama dalam penayangan SEA Games ke-26.

5. Infotainment

Infotainment adalah akronim dari informasi dan entertainment. Formatnya seperti tayangan berita namun kontennya seringkali terkait dengan berita-berita seputar selebriti. Adapun yang disajikan tidak semata-mata fakta, melainkan sesuatu yang dianggap punya nilai hiburan seperti gosip atau investigasi. Infotainment yang sedang berjalan di RCTI adalah Intens, Cek dan Ricek, Kabar Kabari, Go Spot dan Silet.

6. Film

Film terbagi dua, yaitu lokal dan mancanegara. Biasanya film ini bersifat lepas (tidak serial) dengan durasi sekitar sembilan puluh menit hingga dua jam.

(7)

Reality Show adalah mata acara yang materi tayangannya diangkat dari spontanitas keseharian. Reality Show andalan RCTI kali ini adalah Hebad, yang merupakan akronim dari Heboh Bareng Limbad.

8. Program Anak

Pada hari Sabtu dan Minggu, RCTI rutin menayangkan Program Anak yang bermaterikan film animasi dengan tema-tema yang sekiranya relevan dengan dunia anak-anak. Contoh Program Anak adalah film Tom and Jerry, Doraemon dan 102 Dalmatians.

9. Religi

RCTI rutin menayangkan acara Religi setiap jam empat dinihari yaitu Assalamu’alaikum Ustadz. Membahas persoalan sehari-hari dari kacamata agama Islam, yang sebagian dari materi yang dibicarakan adalah kiriman pemirsa lewat fax, e-mail, SMS ataupun 3G.

Di situs www.rcti.tv, profil perusahaan ditulis sebagai berikut:

“Tanggal 24 Agustus 1989, RCTI sebagai stasiun televisi swasta pertama di Indonesia mulai mengudara secara terrestrial di Jakarta. Menayangkan berbagai macam program acara hiburan, informasi dan berita yang dikemas dengan menarik. RCTI tumbuh dengan cepat menjadi agen perubahan dan pembaharu dalam dinamika sosial masyarakat di Indonesia.

Saat ini RCTI merupakan stasiun televisi yang memiliki jaringan terluas di Indonesia. Melalui 48 stasiun relay-nya program-program RCTI disaksikan oleh sekitar 180 juta pemirsa yang tersebar di 302 kota di seluruh Nusantara, atau kira-kira 80 % dari jumlah penduduk Indonesia. Kondisi demografi ini disertai rancangan program-program menarik diikuti rating yang bagus, menarik minat pengiklan untuk menayangkan promo mereka di RCTI.

(8)

Di RCTI, kualitas bukanlah kata tanpa makna, melainkan harmonisasi dari kreatifitas,

idealisme, kesungguhan, kerja keras, kebersamaan, dan do’a. Enam (6) aspek tersebut tercermin dan mewarnai program-program RCTI yang mengusung motto “Kebanggaan Bersama Milik Bangsa” namun tampil dalam kemasan yang “oke”. Kualitas Program-program RCTI pada akhirnya mengantarkan RCTI untuk selalu menjadi yang terdepan dalam industri penyiaran TV di Indonesia.”

Berikut adalah perkembangan logo RCTI dari awal berdiri hingga sekarang:

6.2. Etika

Etika adalah cabang filsafat yang bertemakan tentang “apa yang baik” atau “apa yang seharusnya dilakukan manusia dalam hubungannya dengan sesama”. Etika termasuk ke dalam aksiologis, yaitu mengarah pada filsafat praktis. Etika berasal dari kata dalam

bahasa

Yunani yaitu ethikos yang berarti “timbul dari kebiasaan”. Ada beberapa pendapat dari para filsuf tentang “apa yang baik”, misalnya:

 Sokrates mengatakan bahwa yang baik adalah eudaimonia atau kebahagiaan. Logo awal

RCTI

Logo RCTI tahun 2000 Logo 14 tahun RCTI

(9)

 Paham Hedonisme mengatakan bahwa yang baik adalah menjauhi rasa sakit dan mendekati kenikmatan.

 Paham Utilitarianisme mengatakan bahwa yang baik adalah yang berguna bagi orang banyak.

 Immanuel Kant mengatakan bahwa yang baik adalah apa yang dibayangkan secara universal sebagai baik.

 Jean Paul Sartre mengatakan bahwa yang baik adalah ketika manusia bertanggungjawab pada apa yang dipilihnya.

Jika mengaitkan dengan bidang lain seperti misalnya etika berpolitik, maka hal tersebut berbicara tentang bagaimana berpolitik “yang baik”, demikian halnya dengan etika ekonomi, etika berbusana, etika komunikasi, dan lain sebagainya.

7. Hasil Penelitian

Penelitian dilakukan lewat aktivitas menonton televisi yang dilakukan selama 23 jam 40 menit. Berdasarkan aktivitas tersebut, diperoleh pengelompokan tayangan yang dialami, sebagai berikut:

(10)

07.45

2. Musik Dahsyat Setiap hari,

pukul 07.45 – 10.45

5 jam

3. Berita Seputar Indonesia Siang Setiap hari,

pukul 12.00 –

5. Infotainment Intens Setiap hari,

pukul 11.00 –

7. Iklan - Tidak diketahui Termasuk ke

dalam tayangan 23 jam 40 menit

Dari hasil menyaksikan tayangan-tayangan tersebut, diperoleh beberapa pengalaman sebagai berikut:

7.1. Gambar, Bunyi, dan Teks

(11)

adalah bahasa yang ditangkap oleh indra penglihatan, dapat berupa huruf, kata, atau kalimat. Teks dalam hal ini berarti teks yang berada “di dalam” tayangan. Artinya, teks-teks seperti judul tayangan yang berada di pembuka atau penutup tidak dikategorikan sebagai teks. Selain itu, teks yang dimaksud adalah teks yang mempunyai korelasi dengan apa yang ditayangkan. Running text yang berisikan iklan ataupun informasi tayangan di luar tayangan yang tengah disajikan, bukan termasuk ke dalam teks.

Televisi ternyata tidak identik dengan gambar. Banyak tayangan di RCTI adalah gabungan dinamis dari gambar (visual), bunyi (audio), dan teks. Beberapa kali percobaan dilakukan dengan melakukan mute atau penghilangan suara. Hasil yang didapat adalah sebagai berikut:

No .

Kategori Tayangan Gambar Teks Bunyi Ketika bunyi dihilangkan

1. Sinetron √ √ Tidak dapat dipahami

2. Musik √ √ Tidak dapat dipahami

3. Berita √ √ √ Dapat dipahami

4. Olahraga √ √ Dapat dipahami

5. Infotainment √ √ √ Tidak dapat dipahami

6. Film √ √ Dapat dipahami

7. Iklan √ √ √ Dapat dipahami

Maksud dari “tidak dapat dipahami” adalah:

 Hubungan antar adegan tidak mengarah pada narasi tertentu yang terstruktur.  Kemungkinan ketidaksesuaian antara persepsi pemirsa dengan pesan yang

hendak disampaikan oleh tayangan.

(12)

akan mengarahkan cerita ke mana, atau adegan berikutnya tidak ada hubungan logis (anteseden-konsekuen) dengan adegan sebelumnya.

Satu per satu tayangan dapat dijabarkan sebagai berikut:

Sinetron, meskipun secara garis besar dapat diketahui yang mana protagonis dan yang mana antagonis (pengamatan berdasarkan stereotip), namun jalan cerita itu sendiri tidak dapat dipahami tanpa bunyi. Hal tersebut berdasarkan fakta bahwa dalam sinetron sering sekali terdapat dialog-dialog yang pada dasarnya bermaksud untuk menjelaskan suatu alur cerita. Kenyataan bahwa sinetron adalah film yang berformat serial juga memengaruhi tingkat kesulitan dalam memahami jalan ceritanya.

Musik, sudah cukup jelas, bahwa tanpa bunyi maka jalinan gambar tidak menjelaskan musik itu sendiri.

Berita dapat dipahami karena meskipun suara voice over sangat mendukung visual, namun selalu terdapat teks yang amat membantu mengilustrasikan apa yang diberitakan. Misalnya, berita tentang pernikahan Putri Keraton Yogyakarta, bisa dipahami dengan teks “Pernikahan Putri Keraton Yogyakarta”. Meskipun tidak mendapatkan detail yang diperoleh dari suara, namun jalinan gambar itu sendiri dapat dipahami berdasarkan teks ilustrasi. Selain itu, maksud dari berita itu untuk sekedar menyampaikan sebuah berita dianggap cukup hanya dengan gambar dan teks.

(13)

Infotainment tidak dapat dipahami tanpa bunyi karena basis narasinya berasal dari presenter serta voice over. Teks ilustrasi cukup membantu dalam menjelaskan kejadian, namun penyajian gambar yang tidak naratif menjadikan detail-detail menjadi kabur. Maksud dari infotainment mempunyai perbedaan dengan berita. Infotainment ingin menyajikan detail tentang fenomena, bahkan berupaya untuk menginterpretasinya. Sedangkan berita hanya menyajikan fakta. Maka pada titik ini, bunyi menjadi penting sebagai sumber penyampaian interpretasi paling utama.

Film tanpa bunyi, cukup dapat dipahami secara alur cerita, meskipun kehilangan banyak detail. Dalam film, penyajian visual cukup naratif dan dipadatkan sehingga mengurangi dialog yang dianggap bertele-tele.

Iklan tanpa bunyi, teks dan gambarnya cukup jelas dalam mempresentasikan maksudnya.

Ketika gambar yang “dihilangkan”, dalam artian penelitian tidak lagi melihat ke televisi melainkan hanya fokus saja pada bunyinya, maka hal-hal seperti ini yang diperoleh:

No .

Kategori Tayangan Gambar Teks Bunyi Ketika gambar dihilangkan

1. Sinetron √ √ Dapat dipahami

2. Musik √ √ Dapat dipahami

3. Berita √ √ √ Dapat dipahami

4. Olahraga √ √ Dapat dipahami

5. Infotainment √ √ √ Dapat dipahami

6. Film √ √ Dapat dipahami

7. Iklan √ √ √ Dapat dipahami

Maksud dari “dapat dipahami” artinya:

(14)

 Kemungkinan terjadi kesesuaian antara persepsi pemirsa dengan pesan yang hendak disampaikan oleh tayangan.

 Dalam konteks sinetron dan film, “dapat dipahami” lebih berkaitan dengan jalan cerita atau plot dibanding ending atau adegan per adegan.

Satu per satu tayangan dapat dijabarkan sebagai berikut:

Sinetron dapat dipahami tanpa gambar oleh sebab dialog yang sangat jelas. Musik latar juga sangat mendukung narasi. “Mendengarkan” sinetron tidak ubahnya seperti mendengarkan sandiwara radio. Bahwa tanpa gambar, seyogianya segala aspek cerita diupayakan mudah dipahami. Seperti misalnya, dalam sinetron Anugerah, terdapat adegan dimana seseorang sulit menggerakkan kakinya di tempat tidur rumah sakit oleh sebab cedera. Maka pun ia tetap mengungkapkan secara lisan, “Mengapa kaki saya tidak dapat bergerak?” Contoh lain, jika dua tokoh saling berjumpa secara tiba-tiba, satu tokoh menyebut nama tokoh satunya, “Nabila,” sehingga dapat diketahui dengan siapa ia berjumpa. Secara sederhana, dapat diartikan bahwa aspek audio dalam sinetron sanggup merangsang visualisasi.

Musik tanpa gambar, cukup jelas. Esensi musik itu sendiri tersampaikan.Berita tanpa gambar, cukup jelas. Narasi penyiar serta voice over cukup

menggambarkan detail berita itu sendiri.

Olahraga tanpa gambar, selama terdapat voice over, maka dapat dipahami. Contohnya seperti pertandingan Persib Bandung di radio RRI.

(15)

 Seperti halnya sinetron, film juga mempunyai detail yang dijabarkan secara jelas lewat dialog-dialog maupun musik yang dihadirkan. Efeknya seperti mendengarkan sandiwara radio yang juga merangsang visualisasi.

Iklan dapat dipahami tanpa gambar karena voice over selalu menyebutkan produk maupun slogannya.

Untuk memperkuat pentingnya peran bunyi, diperoleh hasil pengamatan bahwa keseluruhan tayangan di RCTI menggunakan musik sebagai latarnya. Tidak hanya ketika awal tayangan ataupun penutup tayangan, ketika dialog pun musik selalu menjadi latar. Pengecualian terjadi pada acara Seputar Indonesia. Ketika penyiar membacakan berita ataupun berita itu sendiri ditayangkan, tidak ada musik di latarnya. Musik adalah sajian utama dalam tayangan-tayangan di RCTI. Hampir setiap tayangan-tayangan mempunyai elemen musik besertanya.

7.2. Slogan

Dalam tayangan RCTI, keberadaan iklan termasuk dominan. Iklan yang dimaksud di sini adalah iklan yang berdiri sendiri, bukan iklan berupa running text ataupun yang bergabung dengan suatu acara tertentu. Iklan yang dimaksud juga terbatas pada iklan komersil, bukan iklan tayangan lainnya atau iklan layanan masyarakat.

(16)

Setiap iklan mempunyai slogan. Slogan tersebut ditujukan untuk menarik konsumen agar membeli produknya. Apa yang dibicarakan dalam slogan seringkali berupa generalisasi, metafor maupun superlativitas. Berikut tiga puluh iklan yang paling sering muncul beserta slogannya:

No. Nama Produk Slogan

1. Konimex Ikut Menyehatkan Bangsa

2. Konimag Lambung Enak, Sekali Tenggak

3. Shinzui Karena Putih itu Shinzui

4. Gillette Vector Tuntas dengan Satu Gerakan

5. Astra Power of Freedom

6. Indomilk Kebaikan Susu untuk Semua

7. Pepsodent Produk Pasta Sensitif #1 di Indonesia 8. So Klin Paling Lembut Paling Harum tak

Tertandingi

9. Biskuit Roma Tradizi Lezat, Tradisi Sehat

10. Bango Benar-Benar Kecap

11. Sunlight Bersihkan Lemak Sekali Usap

12. Teh Botol Sosro Asli Segarnya

13. Lux Mengubah Kulitmu jadi Selembut

Sutra

14. Magnum Manjakan Dirimu dalam Kenikmatan

yang Mewah

15. Smart Tidak Lelet itu Cara Hidup Smart

16. Kapal Api Secangkir Semangat untuk Indonesia

17. High End Inspire your Life

18. Presinutri Presinutri Membantu Prestasi

19. Inza Solusi Atasi Gejala Flu

20. Fastron Maximum Supports

21. Baygon Nonjok Nyamuk sampai Rontok

22. Citra Awali Cantikmu

23. Waltz Fruit Salad Jadikan Akhir Pekan Lebih Istimewa

24. Sunlight 100x Lebih Higienis

25. Ajinomoto Eat Well, Live Well

26. Pepsodent Membuat Hidup Lebih Istimewa

27. Simas Ada Senyum di Balik Kelezatan

28. Surf Dapatkan Putih Cemerlang Surf

Sekarang

29. Chitato Live is Never Flat

30. So Klin So Putih, So Bersih, Hanya So Klin

Pemutih

(17)

Pada tayangan-tayangan yang dialami, selalu ada aktor, artis atau presenter yang menjadi sentral dalam acara. Sentralitas itu sendiri ditandai dengan kehadirannya yang relatif sering dalam acara. Masing-masing aktor, artis, atau presenter itu sendiri jika diamati mempunyai ciri-ciri fisik tertentu:

No. Kategori

Tayangan Judul Tayangan Aktor/Artis/Presenteryang Sering Muncul JenisKelamin (L/P)

Ciri-ciri fisik (Stereotip)

1. Sinetron Dewa Naysilla Mirdad P Kurus, berkulit putih,

berambut panjang Aura Kasih P Kurus, berkulit agak

putih, berambut panjang

Cindy Fatikasari P Kurus, berkulit putih, berambut panjang Tengku Firmansyah L Kurus, berkulit putih,

berambut pendek Putri yang Ditukar Nikita Willy P Kurus, berkulit putih,

berambut panjang Glenn Alinskie L Kurus, berkulit putih,

berambut pendek Rezky Aditya L Kurus, berkulit putih,

berambut pendek Yasmine Wildblood P Kurus, berkulit putih,

berambut panjang Anugerah Nabila Syakieb P Kurus, berkulit putih,

berambut panjang Dhini Aminarti P Kurus, berkulit putih,

berambut panjang Sheila Marcia P Kurus, berkulit putih,

berambut panjang Alexandra Gottardo P Kurus, berkulit putih,

berambut panjang

Aminah Cendrakasih P Kurus, berkulit putih, berambut panjang

(18)

hitam, berambut

Basuki L Kurus, berkulit putih,

berambut pendek

2. Musik Dahsyat Olga Syahputra L Kurus, berkulit putih,

berambut pendek Raffi Ahmad L Kurus, berkulit putih,

berambut pendek Ayu Ting-Ting P Kurus, berkulit putih,

berambut panjang Olla Ramlan P Kurus, berkulit putih,

berambut panjang 3. Berita Seputar Indonesia

Siang

- L Kurus, berkulit putih,

berambut pendek Seputar Indonesia

Malam - L Kurus, berkulit putih,berambut pendek 4. Olahraga Siaran Langsung

UEFA Champions League: Real Madrid vs Lyon

Tio Nugroho L Kurus, berkulit putih, berambut pendek Titis Widyatmoko L Kurus, berkulit hitam,

berambut pendek Siaran Langsung

UEFA Champions League: Barcelona vs Plzen

Tio Nugroho L Kurus, berkulit putih, berambut pendek Titis Widyatmoko L Kurus, berkulit putih,

berambut pendek

5. Infotainment Intens - P Kurus, berkulit putih,

berambut panjang

Silet Indah Setyani P Kurus, berkulit putih,

berambut panjang 6. Film (Mega

Sinema) 7 Hari Kekasih Raffi Ahmad L Kurus, berkulit putih,berambut pendek Acha Septriasa P Kurus, berkulit putih,

berambut panjang Busway Jurusan Cinta Ricky Balweel L Kurus, berkulit putih,

berambut pendek Acha Septriasa P Kurus, berkulit putih,

berambut panjang Jamu Tolak Cinta Irwansyah L Kurus, berkulit putih,

berambut pendek Revalina S. Temat P Kurus, berkulit putih,

(19)

8. Simpulan

Dalam hal ini, etika yang dianut oleh RCTI bukanlah sesuatu yang tersurat atau eksplisit. Namun demikian, setelah mengalami menyaksikan RCTI beberapa jam, dapat dilihat beberapa hal yang ingin ditonjolkan lewat tayangan-tayangan. Mengingat sifat massal kepemilikan televisi, maka apa yang ditayangkan dapat diasumsikan adalah apa yang dianggap menghibur bagi masyarakat, atau apa yang RCTI inginkan hal itu menjadi menghibur bagi masyarakat. Hal tersebut mempunyai pertimbangan etis terlebih jika mengingat hubungan koherensi bahwa yang menghibur itu baik.

Etika yang ditonjolkan pertama adalah lewat stereotip. Berdasarkan pengamatan hampir 24 jam di depan RCTI, hampir seluruh penampilan pria adalah berciri-ciri fisik kurus, berambut pendek, dan berkulit putih. Sedangkan perempuan hampir seluruhnya berciri-ciri fisik kurus, berambut panjang, dan berkulit putih. Jika ditambahkan premis yang mengandung unsur etikal, maka akan terjadi kesimpulan seperti ini:

Premis Mayor: Apa yang sering ditayangkan itu baik.

Premis Minor: Pria yang berciri-ciri fisik kurus, berambut pendek, dan berkulit putih itu sering ditayangkan.

Kesimpulan: Pria yang berciri-ciri fisik kurus, berambut pendek, dan berkulit putih itu baik.

(20)

perempuan yang sering ditayangkan oleh RCTI sebagai berciri-ciri fisik kurus, berambut panjang, dan berkulit putih.

Hal ini juga berlaku pada slogan – slogan iklan yang seringkali mengandaikan ada asumsi kebaikan etik. Misalnya iklan kartu Smart: “Tidak lelet itu cara hidup Smart”. Slogan ini dapat diasumsikan berangkat dari asumsi bahwa yang lelet itu tidak baik. Contoh akan digabungkan dengan slogan Shinzui: “Karena putih itu Shinzui.”

Premis Mayor: Tidak lelet itu baik.

Premis Minor: Tidak lelet itu cara hidup Smart. Kesimpulan: Cara hidup Smart itu baik.

Premis Mayor: Putih itu baik

Premis Minor: (Karena) Putih itu Shinzui Kesimpulan: Shinzui itu baik.

Atau secara konstruktif dapat dicurigai sebaliknya. Bahwa justru kedua produk diatas bukan mengasumsikan segala sesuatu itu baik, tapi berangkat dari diri sendirinya baik, lalu kemudian merumuskan apa yang baik.

Premis Mayor: Smart itu baik.

Premis Minor: Tidak lelet itu cara hidup Smart. Kesimpulan: Tidak lelet itu baik.

Premis Mayor: Shinzui itu baik

(21)

Premis-premis ini dapat diterapkan ke iklan-iklan lainnya dengan mengasumsikan adanya hubungan koherensi dengan apa yang dianggap baik. Pada titik ini didapati bahwa iklan juga mempunyai pertimbangan etika apa yang sedang berkembang di masyarakat untuk lalu dikemas menjadi slogan iklan. Atau, secara konstruktif, iklan mempunyai peran dalam menjadi pertimbangan tentang apa yang baik bagi masyarakat.

Setelah mengamati kaitan antara gambar, teks, dan bunyi yang muncul di televisi dimana bunyi memegang peran yang lebih dominan. Maka dapat disimpulkan bahwa gambar berfungsi sebagai penguat impresi yang ditimbulkan oleh bunyi. Tanpa gambar, bunyi itu sendiri sudah memberikan suatu gambaran visual yang jelas dan runut. Dalam kalimat yang lebih sederhana, maka tayangan-tayangan RCTI adalah cerita bergambar dan bukan gambar bercerita. Selain itu, fakta bahwa hampir tidak ada suatu tayangan pun yang tanpa musik, menunjukkan suatu signifikansi peran musik dalam penyampaian pesan. Hal tersebut juga masih berkaitan dengan pengaruh keberadaan bunyi yang melampaui gambar.

9. Renungan

RCTI mempunyai visi utama yaitu “Media Utama Hiburan dan Informasi”. Mengacu pada pengalaman fenomenologis yang telah dilakukan selama 24 jam menonton acara-acaranya, timbul beberapa pertanyaan: Apakah itu hiburan? Apakah itu informasi? Betulkah apa yang ditayangkan adalah menghibur? Betulkah apa yang diinformasikan betul-betul sesuatu yang kita

(22)

Terkait dengan hiburan, barangkali manusia merasa terhibur dengan sajian fenomena dari ruang dan waktu yang di luar dirinya, terlepas apapun itu kontennya. “Manusia,” kata Elias Canetti, “Sebetulnya senang mendengar orang lain mati, karena ia lega bukan dirinya yang mati.” Apapun yang disajikan televisi, meskipun berkaitan dengan kekerasan, kematian, atau caci maki, pada titik tertentu menimbulkan kesenangan tersendiri semata-mata karena “itu terjadi pada orang lain”.

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Buku

 Adler, Richard. Understanding Television: Essays on Television as a Social and Cultural Force. Praeger Publishers. New York: 1981.

 Casey, Bernadette. Television Studies: The Key Concepts. Routledge. New York: 2008.

Internet

 www.rcti.tv

Gambar

Gambar, Bunyi, dan Teks

Referensi

Dokumen terkait

Modiste Carissa Dea juga membutuhkan inovasi sehingga dapat mewujudkan permintaan pasar serta melakukan pengembangan bisnis, oleh karena itu peneliti tertarik untuk

Siswa yang mempunyai minat belajar akan senantiasa konsentrasi selama mengikuti kegiatan pembelajaran dengan cara menjaga suasana kelas tetap kondusif, tidak ramai atau

Oleh karena itu, yang terpenting dalam sistem representasi ini adalah bahwa kelompok yang dapat berproduksi dan bertukar makna dengan baik adalah kelompok tertentu

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : Apakah pemberian ganti rugi dalam pelaksanaan pengadaan tanah untuk

Berdasarkan tujuan-tujuan tersebut penulis membuat kerangka penelitian disertai beberapa hipotesa mengenai wallpaper “Ragnarok” Online Games versi Indonesia yaitu

Model predictive control memiliki tiga parameter yaitu Np, Nc, yang dapat mempengaruhi output dari sebuah sistem.. Dalam tulisan ini akan dibahas ketiga

Konsep nilai waktu dari uang (time value of money) pada dasarnya menjelaskan bahwa uang dalam jumlah yang sama yang diterima hari ini nilainya lebih besar dari nilainya di masa

Diketahui rata-rata paling rendah yakni mengenai pertanyaan “Di tempat saya bekerja, saya memiliki banyak pengaruh yang tercermin dalam anggaran akhir (final)”