• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DI BPM SRI SUKENI KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DI BPM SRI SUKENI KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA KARYA TULIS ILMIAH"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DI BPM SRI SUKENI

KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Disusun Oleh:

ANGGUN KARTIKA SARI 1114173

PROGRAM STUDI KEBIDANAN (D-3) STIKES JENDERAL ACHMAD YANI

YOGYAKARTA 2017

(2)
(3)
(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rakhmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah dengan judul “Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Teknik Menyusui yang Benar di BPM Sri Sukeni Kabupaten Sleman Yogyakarta Tahun 2017”.

Karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan, atas bimbingan, arahan, dan bantuan berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, dan pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dengan setulus-tulusnya kepada:

1. Kuswanto Hardjo, dr., M.Kes, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.

2. Reni Merta Kusuma, M.Keb, selaku Ketua Program Studi Kebidanan (D-3) Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

3. Liberty Barokah, M.Keb, selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dan memberikan saran dalam penyusunan karya tulis ilmiah.

4. Tyasning Yuni Astuti Anggraeni, S.ST, M.Kes, selaku penguji yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan saran serta masukan dalam penyusunan karya tulis ilmiah.

5. Seluruh dosen kebidanan (D-3) Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta yang telah banyak memberikan apresiasi demi kelancaran perkuliahan selama ini.

6. Bidan Sri Sukeni yang telah memberikan izin penelitian kepada penulis. 7. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan karya tulis ilmiah yang

tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kepada semuanya, atas segala amal kebaikan dan bantuannya. Akhirnya besar harapan penulis semoga karya tulis ilmiah ini berguna bagi semua.

(5)

v DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PENYATAAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix INTISARI ... x ABSTRACT ... xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang ... 1 B. Rumusan masalah ... 4 C. Tujuan penelitian ... 4 D. Manfaat penelitian ... 5 E. Keaslian penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan ... 8

B. Nifas dan ASI Eklusif ... 11

C. Teknik menyusui ... 12

D. Teknik menyusui yang benar ... 12

E. Langkah-langkah menyusui yang benar ... 13

F. Kerangka Teori ... 23

G. Kerangka Konsep ... 23

H. Pertanyaan penelitian ... 24

BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian ... 25

B. Lokasi dan Waktu Penelitian... 25

C. Populasi Penelitian ... 26

D. Metode Sampling dan Sampel... 26

E. Variabel Penelitian ... 26

F. Definisi Operasional ... 27

G. Alat dan Metode Pengumpulan Data ... 27

H. Validitas dan Reliabilitas ... 28

I. Metode Pengolahan dan Analisis Data... 30

J. Etika Penelitian ... 32

(6)

vi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 35 B. Pembahasan ... 39 C. Keterbatasan Penelitian ... 43 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 44 B. Saran ... 44 DAFTAR PUSTAKA

(7)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional Penelitian ... Tabel 3.2 Kisi-kisi kuesioner ... Tabel 4.1 Distribusi frekuensi karakteristik ibu nifas berdasarkan umur pendidikan, pekerjaan, paritas ... Tabel 4.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang teknik menyusui yang benar ... Tabel 4.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang posisi menyusui yang benar ... Tabel 4.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang langkah menyusui yang benar ... Tabel 4.5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara menyendawakan bayi yang benar ... Tabel 5.6 Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang keberhasilan menyusui ...

(8)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Posisi Menyusui Bayi Baru Lahir Yang Benar ... 11

Gambar 2.2 Posisi Menyusui Sambil Duduk Yang Benar ... 13

Gambar 2.3 Perlekatan Yang Benar ... 14

Gambar 2.4 Cara Menyendawakan ... 15

Gambar 2.5 Kerangka Teori Penelitian ... 22

(9)

ix

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Jadwal Penelitian.

Lampiran 2 Surat Permohonan izin Pendahuluan Lampiran 3 Surat izin Uji Validitas

Lampiran 4 Surat izin Penelitian

Lampiran 5 Surat Permohonan Menjadi Responden. Lampiran 6 Informed Consent.

Lampiran 7 Kuesioner Penelitian.

Lampiran 8 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 9 Hasil Penelitian

(10)

x

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DI BPM SRI SUKENI

KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA Anggun Kartika Sari1, Liberty Barokah2

INTISARI

Latar Belakang: Salah satu faktor dari keberhasilan pemberian ASI salah satunya dari teknik menyusui yang benar. Teknik menyusui yang benar dilihat dari posisi perlekatan tubuh bayi dan perlekatan mulut bayi pada payudara ibu. Dampak yang terjadi dari teknik menyusui yang tidak benar dapat menyebabkan payudara bengkak, mastitis/abses payudara, puting susu yang tenggelam atau puting susu yang datar, puting susu lecet dan ASI tidak keluar optimal, sehingga mempengaruhi produksi ASI selanjutnya. Sedangkan dampak yang terjadi pada bayi menyebabkan bayi kuning (ikterik) karena tidak mendapatkan ASI yang cukup, berat badan bayi tidak ideal, karies dentis dan rentan terhadap perlindungan infeksi dan diare

Tujuan Penelitian: Mengetahui Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Teknik Menyusui yang Benar di BPM Sri Sukeni Kabupaten Sleman Tahun 2017

Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan teknik total sampling dan menggunakan alat kuesioner. Jumlah sampel yang digunakan adalah 61 responden.

Hasil Penelitian: Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang teknik menyusui yang benar di BPM Sri Sukeni Kabupaten Sleman Yogyakarta (42.6%), posisi menyusui (67.2%), langkah menyusi yang benar (47.5%), cara menyendawakan bayi (50.8%), keberhasilan menyusui (54.1%).

Kesimpulan: Teknik menyusui pada ibu nifas di BPM Sri Sukeni Kabupaten Sleman Yogyakarta sebagian besar responden baik sebanyak 14 responden , kurang sebanyak 26 responden. Saran bagi tenaga kesehatan diharapkan dapat menjaga dan meningkatkan pelayanan dengan penyuluhan dan informasi tentang teknik menyusui yang benar.

Kata kunci : Ibu Nifas, Teknik Menyusui.

_______________________________________________

1

Mahasiswa DIII Kebidanan STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

2

(11)

xi

THE DESCRIPTION OF POSTPARTUM MOTHER KNOWLEDGE OF THE CORRECT BREASTFEEDING TECHNIQUE IN BPM SRI SUKENI

DISTRICTS SLEMAN 2017 AnggunKartika Sari1, Liberty Barokah2

ABSTRACT

Baground: One of all the factor of successing ASI, is correct breastfeeding technique. Correct breastfeeding technique can be see from the glutionous position of baby’s body. And glutinous mouth of baby at mother’s breast. Averagely, of Eksklusif ASI scope in Sleman 2015 years is 81.62%. effect of in correct breastfeeding technique can be causing swollening breast. Abscessing breast., drown nipples, flat nipples, sluffed nipples, and ASI not optimal. So it can affect the production that is not optimal. so it can affect the next ASI production. So the affect to baby, baby can to be yellow (laundied), the weight not ideal, dental caries and susceptible with protection of infection and diarrhea.

Research Objective: To know about the description of postpartum mother about correct breastfeeding technique at BPM Sri Sukeni Districts Sleman in 2017 years.

Method: This research used description design with total sampling technique and the collection data instrument used questionnaire. the sample size used is 61 sample.

The result:Level the correct of breastfeeding technique of postpartum mother in BPM Sri Sukeni, Sleman Yogyakarta (42.6%), breastfeeding position (67.2%), step of breastfeeding correct (47.5%), how to correct breastfeeding (50.8), successful breastfeeding (54.1%),

Conclusions:Breastfeeding technique of postpartum mother in BPM Sri Sukeni Districts Sleman, most of the respondents with correct breastfeeding technique are about 14 respondents, based on the less knowledge are about 26 respondents. Advice for healthcare profesionals is can keep and improve service with caunseling and information about correct of breastfeeding technique.

Keywords : Postpartum mother, breastfeeding techniques.

_______________________________________________

1

Student od Diploma of Midwifery Program JenderalAchmadYani Yogyakarta Healt Sciences Collage of Yogyakarta

2

(12)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pemberian ASI Eksklusif diberikan selama 6 bulan, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tambahan makanan padat seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan nasi tim. Setelah 6 bulan baru mulai diberikan makanan pendamping ASI (MPASI). ASI juga dapat diberikan sampai anak berusia 2 tahun atau lebih (Ambarwati, dkk 2008).

Salah satu faktor dari keberhasilan ASI salah satunya dari teknik menyusui yang benar. Teknik menyusui yang benar dilihat dari posisi perlekatan tubuh bayi dan perlekatan mulut bayi pada payudara ibu (Marmi, 2012). Pada posisi dan perlekatan menyusui kepala bayi harus sejajar dengan tubuhnya, muka bayi menghadap ke payudara ibu, hidung menyentuh bagian atas payudara, dagu rapat ke payudara ibu, bibir bawah bayi melengkung keluar (Vivian, dkk 2013). Tujuan teknik menyusui yang benar adalah untuk merangsang produksi ASI dan memperkuat refleks menghisap bayi (Rahayu, 2016). Posisi dalam teknik menyusui yang benar yaitu posisi berbaring miring, posisi madona atau menggendong, posisi football atau menggepit (Marmi, 2012).

Dampak yang terjadi jika teknik menyusui yang tidak benar yaitu dapat menyebabkan payudara bengkak, mastitis/abses payudara, kelainan anatomis pada puting susu seperti puting susu yang tenggelam atau puting susu yang datar, puting susu lecet dan ASI tidak keluar optimal, sehingga mempengaruhi produksi ASI selanjutnya, akibatnya kurang baik karena hisapan bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI (Anggraini, 2010). Sedangkan dampak yang terjadi pada bayi jika tidak mendapatkan ASI yaitu dapat menyebabkan bayi kuning (ikterik) karena tidak mendapatkan ASI yang cukup, berat badan bayi tidak ideal, menyebabkan karies dentis dan rentan terhadap perlindungan infeksi dan diare (Roesli, 2008)

(13)

2

Menyusu adalah proses alamiah yang tidak mudah dilakukan sehingga untuk mencapai keberhasilan menyusui diperlukan pengetahuan mengenai teknik-teknik menyusui yang benar (Marmi, 2012). Faktor-faktor yang mempengaruhi teknik menyusui yang benar antara lain pengetahuan, paritas, kondisi payudara dan pengetahuan ibu tentang teknik menyusui yang benar. Kendala yang dihadapi dalam teknik menyusui adalah kurangnya pengetahuan ibu, dukungan dari lingkungan dan praktisi kesehatan, pemberian makanan dan minuman terlalu dini, serta maraknya promosi susu formula untuk bayi. Pada ibu menyusui semakin tinggi pengetahuan ibu saat menyusui maka semakin baik teknik menyusui yang dilakukan (Wulandari, 2011). Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.

Berdasarkan Survey Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015 menunjukan bahwa AKI di Indonesia tahun 2015 sebesar 305 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini turun dibandingkan AKI tahun 2012 yang mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup. Demikian pula AKB, Angka Kematian Bayi pada tahun 2015 sebesar 22,23 per 1.000 kelahiran hidup yang artinya sudah mencapai target MDG’s 2015 sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Indonesia, 2015). Sedangkan Target Sustainable Development Goals (SDG’s) ke-3 tahun 2015 yaitu menurunkan angka kematian neonatal menjadi 12 per 1.000 kelahiran hidup. Tingginya angka kematian bayi disebabkan karena masih rendahnya pemberian ASI Eksklusif, kondisi lingkungan dan ekonomi (Kemenkes, 2015).

Cakupan pemberian ASI Eksklusif di Indonesia pada tahun 2015 sebanyak 55,7%. Sedangkan cakupan nasional sebesar 80% (Profil Kesehatan Indonesia, 2015). Cakupan ASI Eksklusif D.I Yogyakarta di Kabupaten Sleman sebanyak 81,6%, Kabupaten Kulon Progo sebanyak 75,0%, Kabupaten Bantul 74,7% dan Kabupaten Gunung Kidul 58,5% (Dinas Kesehatan DIY, 2015).

(14)

3

Hasil survey cakupan pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif dilakukan dengan berbagai strategi, mulai dari peningkatan kapasitas petugas dan promosi ASI Eksklusif. Rata-Rata cakupan ASI Eksklusif di Kabupaten Sleman Tahun 2015 adalah 81,62% sudah mencapai target Rencana Strategi (Restra) 75%. Di Kabupaten Sleman ada 2 wilayah kerja yang masih berada dibawah Restra. Cakupan ASI Eksklusif yang masih berada dibawah restra disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain konselor yang terlatih belum optimal memberikan pelayanan konseling ASI bagi yang membutuhkan, keberadaan konselor ASI belum dipromosikan dengan baik sehingga masyarakat kebingungan untuk mencari bantuan ketika mengalami kesulitan menyusui, gencarnya promosi susu formula dan rendahnya promosi ASI sehingga informasi yang diterima masyarakat menjadi tidak seimbang, kantor dan fasilitas umum belum menyediakan ruang laktasi, kurangnya pengetahuan masyarakat tentang ASI Ekslusif (Dinas Kesehatan Sleman, 2015). Data diatas menunjukan Cakupan ASI Eksklusif paling tinggi yaitu di Kabupaten Sleman, menurut penelitian Novi Indrayani ada hubungan antara tingkat pengetahuan teknik menyusui yang benar dengan tingkat keberhasilan ASI Eksklusif (Indrayani, 2016).

BPM Sri Sukeni termasuk berada di wilayah Kecamatan Seyegan Kabupaten Sleman yang merupakan tingkat Keberhasilan ASI Eksklusif paling tinggi sebesar 81,9% tetapi di BPM Sri Sukeni selama 3 bulan terakhir masih ditemukan kasus kejadian mastitis ada 1 ibu nifas , payudara bengkak ada 3 ibu nifas , putting susu lecet ada 10 ibu nifas dan ASI keluar sedikit ada 15 ibu nifas, data diatas menunjukan masih kurangnya tingkat pengetahuan ibu nifas tentang teknik menyusui yang benar. Studi pendahuluan di BPM Sri Sukeni Kecamatan Seyegan Kabupaten Sleman yang dilakukan pada bulan November 2016 didapatkan data dari 10 ibu nifas, dari 3 (30%) ibu nifas diantaranya mengetahui teknik menyusui yang benar dan 7 (70%) ibu nifas tidak mengetahui teknik menyusui yang benar. Hasil tersebut diperoleh dengan cara

(15)

4

wawancara dan observasi teknik menyusui. Dari hasil pengamatan 7 ibu nifas penyebab teknik menyusui yang salah yaitu kurangnya informasi tentang teknik menyusui yang benar, puting susu datar, puting susu lecet dan ASI keluar sedikit. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai gambaran tingkat pengetahuan ibu nifas tentang teknik menyusui yang benar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Teknik Menyusui Yang Benar di BPM Sri Sukeni Kabupaten Sleman Tahun 2017?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Mengetahui Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Teknik Menyusui yang Benar di BPM Sri Sukeni Kabupaten Sleman Tahun 2017

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu nifas mengenai posisi menyusui yang benar di BPM Sri Sukeni Tahun 2017

b. Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu nifas mengenai cara menyusui yang benar di BPM Sri Sukeni Tahun 2017

c. Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu nifas mengenai cara menyendawakan bayi yang benar di BPM Sri Sukeni Tahun 2017 d. Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu nifas mengenai

(16)

5

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan bermanfaat sebagai bahan acuan penelitian lain yang berkaitan dengan teknik menyusui yang benar.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi bidan di BPM Sri Sukeni Kabupaten Sleman

Secara praktis hasil penelitian dapat sebagai masukan pelaksana dan tempat penelitian program perawatan ibu nifas dan diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan informasi dalam menentukan kebijakan sebagai upaya meningkatkan pelayanan pendidikan kesehatan tentang teknik menyusui yang benar.

b. Bagi Stikes Jenderal Achmad Yani

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan pengembangan ilmu pengetahuan tentang teknik menyusui yang benar serta dapat menambah daftar kepustakaan dan referensi baru bagi mahasiswa Prodi Kebidanan (D-3) Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.

c. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan sebagai wahana untuk menerapkan ilmu yang didapat, menambah wawasan serta menambah pengetahuan penulis tentang teknik menyusui yang benar.

E. Keaslian Penelitian

1. Wiwit Sulistyowati (2011) dengan judul “Teknik Menyusui Yang Benar Pada Ibu Primipara Di Desa Gayaman Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto”. Metode penelitian adalah analitik dengan menggunakan teknik total sampling. Jumlah sampel 30 responden. Hasil penelitian menunjukan bahwa paling banyak responden

(17)

6

mempunyai pengetahuan kurang tentang teknik menyusui yang benar yaitu sebanyak 12 ibu primipara (40%) lebih dari 50% responden melakukan teknik menyusui dengan benar yaitu sebanyak 16 ibu primipara (53.3%) .Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang saya teliti yaitu pada judul penelitian, dan metode pengambilan data, teknik pendekatan, sedangkan perbedaanya yaitu metode penelitian, sampel, lokasi, waktu, populasi,

2. Farida Yuliani (2014) dengan judul “Teknik Menyusui Yang Benar Pada Ibu Menyusui Studi Di BPS Umi Muntadiroh S.ST.M.Kes Mojokerto”. metode penelitian adalah deskriptif , teknik pengambilan sampel dengan teknik total sampling dengan jumlah responden 36 orang. Hasil penelitian dari hasil penelitian terhadap 36 ibu menyusui di BPS Umi Muntadiroh S.ST.MKes diperoleh hasil yang memiliki pengetahuan berkategori baik sebanyak 10 responden (27.77%) cukup sebanyak 12 responden (33.33%), kurang baik sebanyak 14 responden (38.88%). Persamaan penelitian ini dengan penelitan yang saya teliti yaitu judul penelitian, metode penelitian, metode pengambilan data, sampel sedangkan perbedaanya yaitu pada teknik pendekatan, populasi, lokasi dan waktu penelitian.

3. Wulan Trianti (2014) dengan judul “Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Postpartum Tentang Teknik Menyusui yang Benar di RSU Muhammadiyah Bantul Yogyakarta”. Metode penelitian adalah deskriptif dengan teknik accidental sampling dan menggunakan metode kuesioner , teknik analisa univariat. Jumlah sampel yang digunakan adalah 36 responden. Hasil penelitian teknik menyusui pada ibu postpartum di RSU PKU Muhammadiyah Bantul Yogyakarta sebagian responden dengan teknik menyusui yang benar yaitu 20 responden (55,6%). Ibu postpartum dengan pengetahuan cukup sebanyak 11 responden (30,6%), ibu postpartum dengan pengetahuan kurang sebanyak 5 responden (13,9%). Persamaan

(18)

7

penelitian ini dengan penelitian yang saya teliti yaitu sama-sama melakukan penelitian tentang teknik menyusui yang benar, metode penelitian, teknik pendekatan, populasi, metode pengambilan data, dan teknik analisa, sedangkan perbedaannya yaitu pada lokasi penelitian dan waktu penelitian, sampel.

(19)

35 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di BPM Sri Sukeni beralamat di Mangsel VIII RT 7/RW 16, kelurahan Margomulyo, kecamatan Seyegan Kabupaten Sleman dengan telepon 085288414234. BPM ini memiliki fasilitas yang lengkap, terdapat 5 kamar. 1 kamar untuk periksa pasien, 1 kamar untuk bersalin atau VK, dan 3 kamar lagi untuk istirahat pasien setelah bersalin.

Adapun batasan-batasan wilayah BPM Sri Sukeni yaitu sebagai berikut : a. Sebelah utara : Desa Kamal Kulon

b. Sebelah selatan : Desa Mangsel Wetan c. Sebelah timur : Desa Mlati

d. Sebelah barat : Desa Sompokan

BPM Sri Sukeni memberikan pelayanan kesehatan antara lain : pelayanan ANC, pertolongan persalinan 24 jam, pelayan Kesehatan Ibu dan Anak, pelayanan KB, pelayanan MTBS dan MTBM, pelayanan kesehatan reproduksi, palayan cek HB, urin, PP test, pelayanan tumbuh kembang anak, pelayanan imunisasi dasar dan tambahan.

Kegiatan rutin tiap bulan di BPM Sri Sukeni adalah setiap bulan tepatnya pada hari minggu bidan Sri Sukeni memberikan pelayanan imunisasi, untuk imunisasi campak dilakukan pada minggu kedua. Dibantu oleh asisten bidan dan para mahasiswa praktikan yang sedang praktik di BPM Sri Sukeni.

Selain itu BPM Sri Sukeni juga melayani konseling ibu nifas terutama mengajarkan teknik menyusui yang benar yang dilakukan 6 jam pasca bersalin, untuk konseling perawatan payudara dan perawatan perineum dilakukan waktu kunjungan ulang nifas terjadwal.

(20)

36

2. Analisa Hasil Penelitian a. Karakteristik

Tabel 4.1 Distrusi Frekuensi Karakteristik Ibu Nifas Berdasarkan Umur, Pendidikan, Pekerjaan, Paritas.

Kategori Frekuensi (f) Persentase (%)

Umur <20 tahun 2 3 20-35 tahun 55 90 >35 tahun 4 7 Pendidikan SD 4 7 SMP 30 49 SMA 25 41 PT 2 3 Pekerjaan Tidak Bekerja Bekerja 48 13 79 21 Jumlah Anak Primi 28 46 Multi 33 54

Sumber : Data Primer 2017

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui karakteristik berdasarkan umur ibu nifas, sebagian besar responden berumur 20-35 tahun yaitu terdapat 55 responden (90.2%) dan sebagian kecil berumur <20 tahun yaitu terdapat 2 responden (3.3%). Karakteristik berdasarkan pendidikan sebagian besar responden berpendidikan SMP yaitu terdapat 30 responden (49.2%) dan sebagian kecil responden berpendidikan Perguruan Tinggi terdapat 2 responden (3.3%). Karakteristik berdasarkan pekerjaan, sebagian besar responden tidak bekerja terdapat 48 responden (78.7%) dan sebagian kecil bekerja (13%). Karakteristik berdasarkan paritas, sebagian besar responden multipara terdapat 33 responden (54.1%) dan sebagian kecil primipara 28 responden (45.9%).

(21)

37

b. Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Berdasarkan Teknik Menyusui, Posisi Menyusui, Langkah Menyusui,Cara

Menyendawakan, Keberhasilan Menyusui.

Kategori Frekuensi (f) Presentase (%)

Teknik Menyusui Baik 14 23 Cukup 21 34 Kurang 26 43 Posisi Menyusui Baik 41 67 Cukup 18 29 Kurang 2 3 Langkah Menyusui Baik 12 20 Cukup 20 33 Kurang 29 47 Cara Menyendawakan Baik 1 2 Cukup 31 51 Kurang 29 48 Keberhasilan Menyusui Baik 33 54 Cukup 17 28 Kurang 11 18

Sumber : Data Primer 2017

Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui tingkat pengetahuan tentang teknik menyusui yang benar sebagian responden dalam kategori kurang sebanyak 26 responden (42.6%), tingkat pengetahuan tentang posisi menyusui sebagian besar responden dalam kategori baik sebanyak 41 responden (67.2%), tingkat pengetahuan tentang langkah menyusui sebagain besar responden dalam kategori kurang sebanyak 29 responden (47.5%), tingkat pengetahuan tentang cara menyendawakan sebagian besar responden dalam kategori cukup sebanyak 31 responden (50.8%), tingkat pengetahuan tentang keberhasilan menyusui sebagian besar responden dalam kategori baik sebanyak 33 responden (54.1%).

(22)

38

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa tingkat pengetahuan ibu nifas tentang teknik menyusui yang benar sebagian besar dalam kategori kurang (42.6%). Responden kurang memahami pada tahapan posisi bayi saat menyusu tidak dalam menempel pada perut ibu, responden tidak mengolesi putting susu dengan ASI sebelum dan setelah menyusui, responden tidak menggunakan jari telunjuk untuk melepaskan isapan bayi, responden tidak menyendawakan bayi jika bayi tertidur, dan responden tidak mendengarkan bayi menelan ASI.

Menurut Notoatmodjo (2010) merupakan hasil tahu dan terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap objek tertentu. Pengetahuan pada dasarnya terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang dimungkinkan seseorang untuk dapat memecahkan masalah. Pengetahuan bisa didapatkan dari pengalaman sendiri maupun orang lain. Dari sejarah kehidupan, manusia berusaha mengumpulkan fakta. Fakta tersebut kemudian disusun dan disimpulkan menjadi berbagai teori sesuai dengan fakta yang telah dikumpulkan.

Pengetahuan umumnya datang dari pengalaman dan dapat diperoleh dari informasi yang disampaikan orang lain. Pengetahuan juga didukung atau diperkuat oleh beberapa faktor diantaranya yaitu pekerjaan. Lingkungan pekerjaan juga dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung. Hasil penelitian menunjukan sebagian besar responden yaitu ibu tidak bekerja sebanyak 48 responden (78.7%). Menurut Erfandi (2009) lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis maupun sosial. Lingkungan pekerjaan berpengaruh terhadap masuknya pengetahuan ke dalam individu. Hal ini karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu. Ibu yang bekerja dengan sengaja maupun tanpa sengaja pasti akan mendapatkan informasi baru dari orang lain tentang teknik menyusui yang benar dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja karena ibu yang tidak bekerja hanya berinteraksi di lingkungan

(23)

39

sekitar dan jarang melakukan interaksi dengan orang lain di luar lingkungannya sehingga referensi baru tentang teknik menyusui yang benar kurang. Rendahnya minat ibu yang tidak bekerja untuk mencari informasi melalui media cetak atau elektronik. Oleh karena itu ibu yang tidak bekerja cenderung mempunyai pengetahuan yang rendah tentang teknik menyusui yang benar.

Berdasarkan paritas sebagian besar responden dengan kategori kurang tentang pengetahuan teknik menyusui dan langkah menyusui adalah primipara 19 responden (31.1%). Hasil penelitian ini didukung oleh teori (Wulansari, 2007) yang mengatakan ibu primipara tidak memiliki ketrampilan teknik menyusui yang benar dibandingkan dengan ibu multipara yang sudah berpengalaman menyusui anak sebelumnya bahkan ibu yang multipara belum tentu dapat melakukan teknik menyusui yang tepat.

Karakteristik lain yang dapat mempengaruhi pengetahuan adalah umur, hasil penelitian menunjukan sebagian besar berada pada usia 20-35 tahun sebanyak 26 responden (42.6%). Yang mana umur 20-35 tahun adalah umur produktif yang seharusnya mempunyai pengetahuan baik. Hal ini sesuai dengan teori Notoatmodjo (2012) yang mengatakan bahwa semakin dewasa usia akan berpengaruh pada tingkat pengetahuan yang dimiliki dan bagaimana cara mendapatkan informasi tersebut. Tetapi pada hasil menunjukan yang berbeda hal ini bisa dikarenakan pendidikan. Mayoritas responden mempunyai tingkat pendidikan terakhir SMP sebanyak 17 responden (27.9%) dan 15 responden (24.6%). Tingkat pendidikan juga menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh, pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang semakin baik pula pengetahuannya (Notoatmodjo, 2012).

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Farida Yuliani (2014) yang menunjukan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang teknik menyusui yang benar pada ibu menyusui studi di BPS Umi Muntadiroh S.ST M.Kes Mojokerto dengan hasil kurang dari jumlah 30 responden sebanyak 14 responden (38.88%).

(24)

40

D. Keterbatasan Penelitian Dalam penelitian terdapat keterbatasan penelitian, yaitu :

1. Responden kurang memahami pertanyaan pada kuesioner yang diberikan oleh penulis sehingga penulis harus menjelaskan pertanyaan terlebih dahulu.

2. Lingkungan yang kurang mendukung seperti banyak orang lain yang bertanya saat penelitian sehingga penulis menjawab pertanyaan responden atau orang lain setelah responden mengisi kuesioner.

3. Penulis harus menunggu responden dalam mengerjakan kuesioner, responden tidak fokus pada kuesioner yang telah diberikan oleh penulis dan responden tidak langsung mengerjakan kuesioner tersebut, karena masih ditinggal untuk menyusui bayinya.

(25)

41 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dengan judul Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Teknik Menyusui Yang Benar di BPM Sri Sukeni Kabupaten Sleman Yogyakarta dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Tingkat pengetahuan ibu Nifas tentang teknik menyusui yang benar dengan jumlah responden sebanyak 61 dalam kategori kurang sebanyak 26 responden (42.6%).

2. Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang posisi menyusui di BPM Sri Sukeni adalah kategori baik sebanyak 41 responden (67.2%).

3. Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang langkah menyusui yang benar di BPM Sri Sukeni adalah kategori kurang sebanyak 29 responden (47.5%). 4. Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara menyendawakan bayi di BPM

Sri Sukeni adalah kategori cukup sebanyak 31 responden (50.8%).

5. Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang keberhasilan menyusui di BPM Sri Sukeni adalah kategori baik sebanyak 33 responden (54.1%).

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka perlu adanya upaya untuk meningkatkan pelayanan yang lebih baik. Oleh karena itu peneliti menyampaikan saran sebagai berikut.

1. Bagi BPM Sri Sukeni Kabupaten Sleman

Diharapkan dapat meningkatkan pelayanan terhadap ibu nifas dengan cara memberikan penyuluhan dan informasi terutama tentang teknik menyusui yang benar

2. Bagi Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Hasil penelitian ini sebagai bahan bacaan di perpustakaan guna menambah informasi. Dan karya tulis ini dapat digunakan sebagai sumber bacaan atau referensi untuk meningkatkan pelayanan kebidanan khususnya teknik menyusui yang benar.

(26)

42

3. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu sumber data untuk peneliti lebih lanjut berdasarkan faktor lain, variabel dan tempat yang berbeda dengan jumlah sampel yang lebih banyak, desain yang lebih tepat dan tetap berhubungan dengan teknik menyusui yang benar.

(27)

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, E. and Wulandari, D. (2008), Asuhan Kebidanan Nifas, Mitra Cendekia, Yogyakarta.

Anggraini, Y. (2010), Asuhan Kebidanan Masa Nifas, Pustaka Rihana, Yogyakarta.

Arikunto, S. (2010), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta, Jakarta.

Astutik R (2014). Payudara dan Laktasi. Jakarta : Salemba Medika.

Dewi, V. and Sunarsih, T. (2011), Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas, Salemba Medika, Jakarta.

Dinas Kesehatan DIY. (2015), Profil Kesehatan, Dinkes DIY, Yogyakarta.

Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman. (2015), Cakupan ASI Eksklusif, Dinkes Sleman, Yogyakarta.

Hidayat, A. (2014), Metode Penelitian dan Teknik Analisis Data. Jakarta, Salemba Medika.

Indrayani, N. (2016), Hubungan tingkat pengetahuan dan penerapan teknik menyusui yang benar dengan keberhasilan ASI Eksklusif, Jurnal Media Respati, 11(1), 21-26.

Kemenkes RI. (2015), Kesehatan dalam Kerangka Sustainable Development Goals, Kemenkes RI, Jakarta.

Kodrat, L. (2010), Dahsyatnya ASI dan Laktasi, Media Baca, Yogyakarta.

Khoiriyah, A(2011), Hubungan Antara Paritas Dengan Keterampilan Menyusui Yang Benar Pada Ibu Nifas, Judul Midpro, 2(2), 1-5.

Marmi. (2012), Asuhan Kebidanan Masa Nifas, Pustaka Belajar, Yogyakarta. Mubarak, W. (2011), Promosi Kesehatan Untuk Kesehatan, Salemba Medika,

Yogyakarta.

Notoatmodjo, S. (2007), Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Rineka Cipta, Jakarta.

-(2010), Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta. -(2012), Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.

(28)

Perinasia. (2004), Manajemen Laktasi Pengantar Pendidikan dan Ilmu Perilaku, Andi Offset. Yogyakarta

Rahayu, A. (2016), Panduan Praktik Keperawatan Maternitas, Pustaka, Yogyakarta.

Rahayu, Anik, P. (2016), Panduan Praktikum Keperawatan Maternitas, Deepublish, Yogyakarta.

Roesli, U. (2008), Inisiasi Menyusui Dini, Pustaka Bunda, Jakarta.

Sugiyanto. (2010), Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung.

Sulistyawati, A. (2009), Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas, Andi, Yogyakarta. Sulistyowati, W.(2011), Teknik Menyusui Yang Benar Pada Ibu Primipara di

Desa Gayaman Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto, Hospital Majapahit, 3(2),95-111

UNICEF. (2011), Pelatihan Konseling Menyusui. World Health Organization. Wawan, A dan Dewi, M. (2010), Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan

Perilaku Manusia, Nuha Medika, Yogyakarta.

Widyasih, H.S and Rahmawati, A. (2009), Perawatan Masa Nifas, Fitrimaya, Yogyakarta.

Wulansari, Y.E and Wijayanti, T. (2009), Pengaruh Bimbingan Tentang Teknik Menyusui Terhadap Tingkat Kemandirian Dalam Menyusui Pada Ibu Postpartum, Jurnal Kebidanan, 1(2), 2-16.

Yuliani, F.(2014), Teknik Menyusui Yang Benar Pada Ibu Menyusui Studi di BPS.Umi Muntadiroh S,ST.Mkes Mojokerto, Hospital Majapahit, 6(1),74-85.

(29)

LEMBAR KUESIONER

Pengetahuan Tentang Teknik Menyusui yang Benar

Identitas responden Kode responden : Umur : Pendidikan terakhir : Pekerjaan : Jumlah Anak : Alamat :

Mengikuti konseling teknik menyusui yang benar

(Jika pernah, dimana?) :

Petunjuk : jawablah pertanyaan berikut dengan memberi tanda SILANG (X) pada jawaban yang menurut anda paling tepat.

B : Bila menurut anda pernyataan tersebut benar S : Bila menurut anda pernyataan tersebut salah

PERNYATAAN JAWABAN

Posisi Menyusui

1. Menyusui boleh dilakukan dengan posisi berdiri B S 2. Saat menyusui dagu bayi menempel pada

payudara ibu

B S

3. Posisi mulut bayi pada saat menyusu adalah menghadap pada payudara

B S

4. Kaki ibu harus menyentuh lantai saat menyusui bayi dengan posisi duduk di kursi

B S

5. Posisi kepala bayi saat menyusu berada di lengkung siku ibu

B S

6. Posisi perut bayi saat menyusu adalah menempel pada pinggang ibu

B S

7. Kepala bayi saat menyusu dapat dalam posisi menoleh pada payudara

B S

8. Posisi bayi pada saat menyusu adalah menempel pada perut ibu

B S

9. Menyusu yang baik dan benar adalah posisi bayi menempel diperut ibu, telinga bayi sejajar dengan lengan bayi (tidak menoleh)

B S

Langkah Menyusui Yang Benar

(30)

langkah pertama dalam proses menyusui

11. Ibu menatap bayi ketika bayi sedang menyusu B S 12. Bayi hendaknya diberikan rangsangan di sekitar

mulut agar bersedia membuka mulutnya

B S

13. Dalam proses menyusui mulut bayi cukup menghisap putting susu saja

B S

14. Payudara tidak perlu dipegang pada saat bayi menyusu

B S

15. Apabila payudara telah terasa kosong, maka dapat diganti dengan payudara yang satunya

B S

16. Jari telunjuk dapat digunakan untuk melepaskan isapan bayi

B S

17. Setelah selesai menyusui, putting tidak perlu diolesi ASI

B S

18. Sekitar putting susu perlu diolesi dengan ASI segera setelah menyusui selesai

B S

19. Bekas olesan ASI pada sekitar putting susu kemudian di lap sampai kering

B S

Cara Menyendawakan Bayi

20. Cara menyendawakan bayi dengan posisi bayi digendong tegak bersandar di bahu ibu kemudian punggungnya ditepuk-tepuk perlahan

B S

21. Menyendawakan bayi dengan cara menelungkupkan bayi diatas pangkuan ibu, lalu usap-usap punggung bayi sampai bayi bersendawa

B S

22. Cara menyendawakan bayi bila tertidur dengan memiringkan ke kanan menghadap ke perut ibu

B S

23. Setelah menyusui bayi tidak perlu disendawakan B S Keberhasilan Menyusui

24. Tanda menyusui berhasil yaitu bayi terlihat tenang

B S

25. Mulut bayi terbuka lebar juga merupakan tanda bayi berhasil menyusui

B S

26. Tanda keberhasilan menyusui pada ibu yaitu terjadi masalah pada putting

B S

27. Ibu tidak dapat mendengarkan bayi menelan ASI B S 28. Payudara lembek menandakan ASI telah habis B S

(31)

Kunci Jawaban Kuesioner 1. S 11. B 21. B 2. B 12. B 22. B 3. B 13. S 23. S 4. B 14. S 24. B 5. B 15. B 25. B 6. S 16. B 26. B 7. B 17. S 27. S 8. B 18. B 28. B 9. B 19. S 10. B 20. B

(32)
(33)
(34)
(35)

Gambar

Tabel 4.1 Distrusi Frekuensi Karakteristik Ibu Nifas  Berdasarkan Umur, Pendidikan, Pekerjaan, Paritas

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa pengetahuan dan sikap ibu primigravida trimester III berhubungan terhadap teknik menyusui yang benar, sehingga di harapkan agar

Uraian yang telah dijabarkan diatas membuat peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara

Masalah menyusui sering terjadi terutama pada ibu-ibu yang baru pertama kali mempunyai seorang bayi atau masyarakat yang kurang pengetahuan tentang teknik menyusui yang

Pengetahuan yang tinggi sangat mempengaruhi tindakan ibu terhadap anaknya, jika ibu mempunyai pengetahuan yang tinggi maka ibu tersebut juga telah mendapatkan

Hasil penelitian ini didukung oleh teori Suherni dkk (2009) bahwa setiap ibu menyusui hendaknya memiliki pengetahuan yang baik tentang teknik menyusui yang benar,

Menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah yang berjudul: “Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Teknik Menyusui Yang Benar Di Polindes Blembem, Desa Blembem, Kecamatan

Dari fenomena di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh pemberian motivasi terhadap kemampuan teknik menyusui yang benar pada Ibu nifas..

Berdasarkan hasil penelitian tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang Manajemen Laktasi di Desa Blulukan Colomadu Karanganyar didapatkan 7 responden (16,6%) dengan