• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANON SRAGEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANON SRAGEN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANON SRAGEN

Andriyani Puji Hastuti, Rofik Rismawati Akademi Kebidanan YAPPI Sragen

ABSTRAK

Latar belakang : Menyusui adalah proses yang fisiologis yang terjadi dari hisapan bayi pada mammae Ibu yang dapat merangsang atau memicu pelepasan ASI dari alveoli mammae melalui duktus kesinus lactiferous. ketika bayi mulai menyusui pada ibunya, aktifitas bayi menyusu pada mammae ini menstimulasi terjadinya proses produksi ASI yang berkesinambungan

Tujuan: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan Ibu menyusui tentang teknik menyusui yang benar di Desa Ketro Kecamatan Tanon Kabupaten Sragen.

Metode Penelitian: Jenis Penelitian Deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini melibatkan 47 responden ibu menyusui tentang teknik menyusui yang benar di Desa Ketro Kecamatan Tanon Kabupaten Sragen.tanggal 1 Mei sampai dengan 31 Mei 2012.

Hasil Penelitian: Pengetahuan ibu menyusui tentang teknik menyusui yang benar di Desa Ketro Kecamatan Tanon Kabupaten Sragen adalah sebanyak 6 responden (13%), cukup 22 responden (47%), dan kurang 19 responden (40%).

Simpulan : Tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang teknik menyusui yang benar di Desa Ketro Kecamatan Tanon Kabupaten Sragen berpengetahuan cukup

Kata Kunci : Pengetahuan,ibu menyusui, teknik menyusui yang benar.

PENDAHULUAN

Menyusui adalah proses yang fisiologis yang terjadi dari hisapan bayi pada mammae Ibu yang dapat merangsang atau memicu pelepasan ASI dari alveoli mammae melalui duktus kesinus lactiferous. ketika bayi mulai menyusui pada ibunya, aktifitas bayi menyusu pada mammae ini menstimulasi terjadinya proses produksi ASI yang berkesinambungan (baskoro, 2008).

Pada ibu menyusui jika dalam menyusui teknik menyusui yang salah bisa menimbulkan masalah-masalah dalam proses menyusui seperti: putting susu lecet / nyeri, payudara bengkak, mastitis, dan masalah-masalah lainya, sehingga cara menyusui yang benar merupakan hal yang penting dan tidak boleh disepelekan agar terciptanya ibu dan bayi yang sehat (Suherni, 2009).

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah Tahun 2010,

(2)

2

cakupan ASI Eksklusif Propinsi Jawa Tengah sebesar 42.27%, sedangkan cakupan ASI Eksklusif Kabupaten Sragen sebesar 58.19%. Desa ketro, Kecamatan Tanon, Kabupaten Sragen merupakan wilayah kerja Puskesmas Tanon II, cakupan ASI Eksklusifnya masih rendah yaitu sebesar 27.44% (Dinkes Sragen, 2010).

Berdasarkan hasil laporan di Desa Ketro dari bulan Januari sampai dengan bulan Desember 2011 jumlah ibu menyusui sekitar 186 orang. Diantaranya sebesar 132 orang (71%) ibu menyusui tidak ada masalah, sedangkan 54 orang (29%) ibu mnyusui mengalami masalah, diantaranya yaitu sebesar 32 orang (17,2%) ibu menyusui mengalami puting susu lecet, 18 orang (9,7%) ibu menyusui mengalami bendungan ASI dan 4 orang (2,2%) ibu menyusui mengalami mastitis.

Sedangkan berdasarkan hasil laporan di Desa Karangasem dari bulan Januari sampai dengan bulan Desember 2011 jumlah ibu menyusui sekitar 107 orang. Diantaranya sebanyak 68 orang (63,5%) ibu tidak mengalami masalah, sedangkan 39 orang (36,4%) ibu menyusui mengalami masalah, diantaranya yaitu sebanyak 21 orang (22,4%) ibu menyusui mengalami puting susu lecet, 11 orang (10,2%) ibu menyusui mengalami bendungan ASI, dan 7 orang (6,5%) ibu menyusui mengalami mastitis.

Melihat fenomena diatas untuk menangani terjadinya masalah menyusui

dan menerapakan prinsip kebersihan, pemberian tambahan pengetahuan sangat penting terutama tentang bagaimana cara atau tehnik menyusui yang benar. Maka penulis tertarik mengadakan penelitian dengan judul “Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Tehnik Menyusui Yang Benar di Desa Ketro, Kecamatan Tanon, Kabupaten Sragen”.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis deskriptif dengan menggunakan pendekatan secara Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu menyusui di Desa Ketro, Kecamatan Tanon, Kabupaten Sragen. Populasi dalam penelitian ini diambil di desa Ketro yang berjumlah 186 ibu.. Pengambilan sampel dalam penelitian ini sebesar 25% dari jumplah populasi sebanyak 186 ibu menyusui yaitu 25/100 x 186 = 46,5. Jadi sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 47 responden dengan teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan Simple random sampling.

Uji validitas yang dipakai adalah teknik korelasi product moment. Sedangkan uji reliabilitas dilakukan dengan cronbach’s alpha. Dalam penelitian ini analisis yang digunakan adalah analisis univariat yaitu data yang diperoleh dari hasil pengumpulan dapat disajikan dalam bentuk tabel distribusi

(3)

3

frekuensi, ukuran tendensi sentral atau grafik (Saryono, 2011).

HASIL PENELITIAN

1. Deskriptif Responden Penelitian

Responden dalam penelitian ini adalah ibu menyusui di Desa Ketro Kecamatan Tanon Kabupaten Sragen yang berjumlah 47 responden. Setelah dilakukan pengumpulan data dapat dibedakan karakteristik responden yang meliputi :

a. Umur Responden

Deskripsi umur responden menunjukkan usia responden pada saat penelitian dilakukan yang terbagi dalam tiga kelompok umur. Umur <20 tahun, 20-35 tahun dan >35 tahun.

Diagram 4.1 Karakteristik Responden berdasarkan Umur di Desa Ketro Kecamatan Tanon Kabupaten Sragen.

Berdasarkan diagram 4.1 dapat diketahui bahwa dari 47 responden pengetahuan Ibu Menyusui berdasarkan umur paling banyak responden berumur 20-35

tahun yaitu sebanyak 22 responden (47%).

b. Pendidikan Responden

Deskripsi pendidikan responden menunjukkan pendidikan formal yang ditempuh responden, meliputi SD, SLTP, SLTA dan PT. Diagram 4.2 Karekteristik

Responden Berdasarkan pendidikan di Desa Ketro, Kecamatan Tanon Kabupaten Sragen

Berdasarkan diagram 4.2 diatas menunjukkan dari 47 responden pengetahuan Ibu Menyusui berdasarkan tingkat pendidikan paling banyak responden berpendidikan SLTP dan SLTA yaitu sebanyak 18 responden ( 38%) c. Pekerjaan Responden

Deskripsi pekerjaan responden menunjukkan pekerjan pada saat penelitian meliputi Ibu Rumah Tangga (IRT), Tani, Swasta dan Pegawai Negri Sipil (PNS).

Diagram 4.3 Karakteristik

Responden Berdasarkan pekerjaan di Desa Ketro Kecamatan Tanon Kabupaten Sragen

(4)

4

Berdasarkan diagram 4.3 diatas menunjukkan dari 47 responden pengetahuan Ibu Menyusui berdasarkan pekerjaan sebagian besar responden berpekerjaan sebagai Ibu Rumah tangga yaitu 20 responden (43%). 2. Deskripsi Data Penelitian

a. Pengetahuan Ibu Menyusui tentang Teknik Menyusui yang Benar

Pengetahuan ibu menyusui tentang Teknik Menyusui yang Benar yaitu kemampuan ibu untuk mengingat dan mengungkapkan kembali tingkatan tahu tentang Teknik Menyusui yang Benar yang meliputi cara menyusui, langkah-langkah menyusui, tanda bayi cukup ASI, akibat yang terjadi apabila salah menyusui, cara mengatasi masalah, dan waktu menyusui. Diagram 5.0 Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Teknik Menyusui yang Benar di Desa Ketro Kecamatan Tanon Kabupaten Sragen

Berdasarkan diagram 5.0 dapat diketahui bahwa pengetahuan ibu menyusui dari 47 responden menunjukkan bahwa sebagian besar ibu menyusui tentang Teknik Menyusui yang Benar di Desa Ketro mempunyai tingkat pengetahuan yang cukup yaitu sebanyak 22 responden (47%).

b. Distribusi Frekuensi pengetahuan ibu menyusui tentang Teknik Menyusui yang Benar berdasarkan cara menyusui di Desa Ketro, Kecamatan Tanon, Kabupaten Sragen.

Diagram 4.4 Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Teknik Menyusui yang Benar Berdasarkan Cara Menyusui di Desa Ketro Kecamatan Tanon Kabupaten Sragen.

Berdasarkan diagram 4.4 dapat diperoleh bahwa pengetahuan ibu menyusui tentang Teknik

(5)

5

Menyusui yang Benar berdasarkan cara menyusui paling banyak responden memiliki pengetahuan kurang yaitu sebanyak 19 responden (41%).

c. Distribusi Frekuensi pengetahuan ibu menyusui tentang Teknik Menyusui yang Benar berdasarkan langkah-langkah menyusui di Desa Ketro, Kecamatan Tanon, Kabupaten Sragen.

Diagram 4.5 Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Teknik Menyusui yang Benar Berdasarkan Langkah-langkah Menyusui di Desa Ketro Kecamatan Tanon Kabupaten Sragen.

Berdasarkan diagram 4.5 dapat diperoleh bahwa tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang Teknik Menyusui yang Benar berdasarkan langkah-langkah menyusui paling banyak responden memiliki pengetahuan kurang yaitu sebanyak 26 responden (55%).

d. Distribusi Frekuensi pengetahuan ibu menyusui tentang Teknik Menyusui yang Benar berdasarkan tanda bayi cukup ASI di Desa Ketro, Kecamatan Tanon, Kabupaten Sragen.

Diagram 4.6 Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Teknik Menyusui yang Benar Berdasarkan Tanda Bayi Cukup ASI di Desa Ketro Kecamatan Tanon Kabupaten Sragen.

Berdasarkan diagram 4.6 dapat diperoleh bahwa tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang Teknik Menyusui yang Benar berdasarkan tanda bayi cukup ASI paling banyak responden memiliki pengetahuan baik yaitu sebanyak 25 responden (53%).

e. Distribusi Frekuensi pengetahuan ibu menyusui tentang Teknik Menyusui yang Benar berdasarkan akibat yang terjadi apabila menyusui salah di Desa Ketro, Kecamatan Tanon, Kabupaten Sragen.

Diagram 4.7 Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Teknik Menyusui yang Benar Berdasarkan Akibat yang Terjadi Apabila Menyusui Salah di

(6)

6

Desa Ketro Kecamatan Tanon Kabupaten Sragen.

Berdasarkan diagram 4.7 dapat diperoleh bahwa pengetahuan ibu menyusui tentang Teknik Menyusui yang Benar berdasarkan akibat yang terjadi apabila menyusui salah paling banyak responden memiliki pengetahuan kurang yaitu sebanyak 25 responden (53%). f. Distribusi Frekuensi pengetahuan

ibu menyusui tentang Teknik Menyusui yang Benar berdasarkan cara mengatasi masalah di Desa Ketro, Kecamatan Tanon, Kabupaten Sragen.

Diagram 4.8 Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Teknik Menyusui yang Benar Berdasarkan Cara Mengatasi Masalah di Desa Ketro Kecamatan Tanon Kabupaten Sragen.

Berdasarkan diagram 4.8 dapat diperoleh bahwa pengetahuan

ibu menyusui tentang Teknik Menyusui yang Benar berdasarkan cara mengatasi masalah paling banyak responden memiliki pengetahuan baik yaitu sebanyak 25 responden (53%).

g. Distribusi Frekuensi pengetahuan ibu menyusui tentang Teknik Menyusui yang Benar berdasarkan waktu menyusui di Desa Ketro, Kecamatan Tanon, Kabupaten Sragen.

Diagram 4.9 Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Teknik Menyusui yang Benar Berdasarkan Waktu Menyusui di Desa Ketro Kecamatan Tanon Kabupaten Sragen.

Berdasarkan diagram 4.9 dapat diperoleh bahwa pengetahuan ibu menyusui tentang Teknik Menyusui yang Benar berdasarkan waktu menyusui paling banyak responden memiliki pengetahuan kurang yaitu sebanyak 25 responden (53%).

PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka berikut ini akan dibahasan pengetahuan ibu menyusui tentang teknik

(7)

7

menyusui yang benar di Desa ketro Kecamatan Tanon Kabupaten Sragen berdasarkan karakteristik responden dan tingkat pengatahuan ibu menyusui tentang teknik menyusui yang benar berdasarkan cara menyusui, langkah-langkah menyusui, tanda bayi cukup ASI, akibat apabila menyusui salah, cara mengatasi masalah, waktu menyusui.

Berdasarkan diagram 4.1 karakteristik responden berdasarkan umur menunjukkan bahwa rata-rata responden berumur 20-35 tahun yaitu sebanyak 22 responden (47%).

Semakin bertambahnya umur seseorang, tingkat pengetahuan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja akan tetapi pada umur tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan akan berkurang (Mubarak, 2007).

Berdasarkan diagram 4.2 karakteristik responden berdasarkan pendidikan menunjukkan bahwa mayoritas responden berpendidikan SLTP dan SLTA memiliki tingkat pengetahuan cukup yaitu sebanyak 12 responden (25,53%).

Makin tinggi pendidikan seseorang, maka akan lebih mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki, sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap

seseorang terhadap nilai-nilai yang baru di kenal (Mubarak, 2007).

Berdasarkan diagram 4.3 karakteristik responden menunjukkan bahwa rata-rata responden bekerja sebagai Ibu rumah tangga memililki tingkat pengetahuan kurang yaitu sebanyak 12 responden (25,53%)

Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung (Mubarak, 2007).

Pengetahuan ibu menyusui tentang teknik menyusui yang benar di Desa Ketro Kecamatan Tanon Kabupaten Sragen dalam kategori cukup.

Berdasarkan tabel 5.0 pengetahuan ibu menyusui tentang Teknik Menyusui yang Benar di Desa Ketro Kecamatan Tanon Kabupaten Sragen sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan cukup yaitu sebanyak 22 responden (47%).

Menurut Purwanti (2004), ibu harus menyusui bergantian diantara dua payudara. Namun, satu payudara harus disusukan sampai dianggap habis ASI-nya kemudian ke payudara yang lain. Bila payudara pertama yang disusui masih ada, hendaknya dikeluarkan dengan memasase payudara kearah putting susu sampai payudara tidak mengeluarkan ASI lagi. Hal ini akan memperlancar pengeluaran ASI beikutnya dan

(8)

8

pengeluaran selanjutnya akan lebih banyak.

Jadi, kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru (Mubarak, 2007).

Berdasarkan jawaban dari 47 responden untuk lima pertanyaan tentang langkah-langkah menyusui dapat diketahui bahwa sebagian besar mempunyai pengetahuan kurang yaitu 26 responden (55%).

Menurut Kritiyansari (2009), ada beberapa langkah menyusui yang benar. Langkah tersebut antara lain :Bayi tampak tenang, Badan bayi menempel pada perut ibu, Dagu bayi menempel pada payudara, Mulut bayi terbuka cukup lebar, Bibir bawah bayi juga terbuka lebar, Areola yang kelihatan lebih luas di bagian atas dari pada di bagian bawah mulut bayi, Bayi ketika menghisap ASI cukup dalam menghisapnya, lembut dan tidak ada bunyi, Puting susu tidak terasa nyeri, Kepala dan badan bayi berada pada garis lurus, Kepala bayi tidak pada posisi tengadah, Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit, kemudian dioleskan pada putting dan sekitar areola, Bayi diletakkan menghadap ibu atau payudara

Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula

pengetahuan yang dimilikinya (Mubarak, 2007).

Berdasarkan jawaban dari 47 responden untuk lima pertanyaan tentang tanda bayi cukup ASI dapat diketahui bahwa sebagian besar mempunyai pengetahuan baik yaitu 25 responden (53%).

Mangunkusumo (2007) dalam Suherni (2009), ada beberapa kriteria yang dapat menjadi petunjuk kecukupan ASI atau PASI pada bayi :Sesudah menyusu atau minum bayi tampak puas, tidak menangis dan dapat tidur nyenyak, PASI yang diberikan tidak bersisa, Selambat-lambatnya sesudah 2 minggu lahir, berat badan waktu lahir tercapai kembali, Bayi tumbuh dengan baik.

Berdasarkan jawaban dari 47 responden untuk lima pertanyaan tentang Akibat cara menyusui salah dapat diketahui bahwa sebagian besar mempunyai pengetahuan kurang yaitu 25 responden (53%).

Menurut Suherni (2009), masalah-masalah yang sering terjadi terutama terdapat pada primipara oleh karena itu kepada ibu-ibu perlu diberikan penjelasan tentang pentingnya perawatan payudara, cara menyusui yang benar dan hal-hal lain yang erat hubunganya dengan proses menyusui.

Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek fisik dan psikologis (mental). Pada aspek psikologis atau mental taraf berpikir

(9)

9

seseorang semakin matang dan dewasa (Mubarak, 2007).

Berdasarkan jawaban dari 47 responden untuk dua pertanyaan tentang cara mengatasi masalah dapat diketahui bahwa sebagian besar mempunyai pengetahuan baik yaitu 25 responden (53%).

Menurut Baskoro (2008), ada berbagai cara untuk mengatasi masalah yang sering timbul dalam menyusui antara lain: Mulai menyusui pada putting yang tidak sakit, Susui sebelum bayi sangat lapar, Jangan membersihkan putting susu dengan sabun atau alcohol, Perbaiki posisi bayi pada saat menyusu, Usahakan bayi menghisap sampai areola, Perhatikan cara melepas mulut bayi dari putting, Kelurkan sedikit ASI untuk dioleskan pada putting setelah menyusui, Biarkan putting kering sebelum memakai BH, Bila lecet tersebut tidak sembuh dalam 1 minggu, maka rujuk ke Puskesmas atau rumah sakit.

Berdasarkan jawaban dari 47 responden untuk dua pertanyaan tentang waktu menyusui dapat diketahui bahwa sebagian besar mempunyai pengetahuan kurang yaitu 25 responden (53%).

Menyusui bayi tidak perlu dijadwal (on demand). Bila bayi membutuhkan atau menangis ibu harus segera memberikan ASI. Ibu harrus menyusui bayinya bila bayi menangis bukan karena sebab lain (kencing dan lain-lain) atau ibu sudah merasa perlu menyusui bayinya. Bayi

yang sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam (Kristiyansari, 2009).

Jadi, minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam (Mubarak, 2007).

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang pengetahuan ibu menyusui tentang teknik menyusui yang benar di Desa Ketro Kecamatan Tanon kabupaten Sragen dapat disimpulkan bahwa pengetahuan ibu menyusui tentang Teknik Menyusui yang Benar di Desa Ketro Kecamatan Tanon Kabupaten Sragen sebagian besar memiliki tingkat pengetahuan cukup.

Berdasarkan simpulan disarankan beberapa berikut: bagi Responden penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan ibu menyusui tentang cara menyusui bayinya, bagi Tenaga Kesehatan diharapkan dapat meningkatkan kesadaran ibu menyusui dalam cara menyusui bayinya, bagi Peneliti Selanjutnya diharapkan peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian menggunakan variabel yang lebih kompleks, referensi yang lebih lengkap dan terbaru sehingga hasil penelitian semakin berkualitas

(10)

10

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta: Jakarta

Baskoro, Anton. 2008. ASI Panduan Praktis Ibu Menyusui. Banyu Media: Yogyakarta.

Dinas Kesehatan. Kota Sragen. 2010. Laporan ASI Eksklusif Kabupaten Sragen 2010.DKK Sragen: Sragen.

Hidayat, A, A. 2007. Metode Penelitian

Kebidanan Teknik Analisis

Data.Salemba Medika: Jakarta.

Kristiyansari, Weni. 2009. ASI Menyusui dan Sadari. Nuha Medika: Yogyakarta. Machfoedz, I. 2009 Metodologi Penelitian

Bidang Kesehatan Keperawatan, Kebidanan, Kedokteran. Fitramaya: Yogyakarta.

Mubarak, Wahid iqbal. 2007. Promosi Kesehatan. Graha Ilmu: Yogyakarta.

Nisman, Wenny Artanty. 2011. Panduan Pintar Ibu Menyusui. Penerbit Andi : Yogyakarta.

Notoatmodjo,S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta : Jakarta

.2007. Ilmu Kesehatan masyarakat : Ilmu dan Seni. Rineka Cipta : Jakarta.

Nursalam. 2003.Konsep dan Penerapan

Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan. Salemba Medika: Jakarta.

Ridwan. 2003. Dasar-dasar Statistika. Alfabeta: Bandung

Riyanto, A. 2009. Pengolahan dan Analisis Data Kesehatan. Nuha Medika: Yogyakarta.

Saryono. 2008. Perawatan Payudara.Mitra Cendikia Press: Jogjakarta.

. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sibagariang, E, E.2010. Buku Saku Metodologi Penelitian.Trans Info Media: Jakarta.

Sugiyono. 2007.Stastika Untuk Penelitian. Alfabeta: Bandung

Suherni, Widyasih. 2009.Perawatan Masa Nifas.Fitramaya : Yogyakarta

Gambar

Diagram  4.1  Karakteristik  Responden  berdasarkan  Umur  di  Desa  Ketro  Kecamatan  Tanon  Kabupaten Sragen
Diagram 4.4  Pengetahuan  Ibu  Menyusui  Tentang  Teknik  Menyusui  yang  Benar  Berdasarkan  Cara  Menyusui  di  Desa  Ketro  Kecamatan  Tanon Kabupaten Sragen
Diagram 4.5  Pengetahuan  Ibu  Menyusui  Tentang  Teknik  Menyusui  yang  Benar  Berdasarkan   Langkah-langkah  Menyusui  di  Desa  Ketro  Kecamatan  Tanon  Kabupaten  Sragen
Diagram 4.8  Pengetahuan  Ibu  Menyusui  Tentang  Teknik  Menyusui  yang  Benar  Berdasarkan  Cara  Mengatasi  Masalah  di  Desa  Ketro  Kecamatan  Tanon  Kabupaten  Sragen

Referensi

Dokumen terkait

Contoh diambil dari setiap kemasan. a) Ambil contoh dari setiap kemasan dengan suatu alat pipa logam tahan karat atau pipa gelas yang mempunyai panjang 125 cm dan diameter 2 cm.

Selain itu, metode ini juga digunakan sebagai metode kajian yang bersifat evaluatif seperti mengkaji penggunaan literatur melalui analisis sitiran yang dimaksudkan untuk

(6) Penyusunan pola hubungan komunikasi sandi antar Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan JKS

Industri bisnis kreatif yang bertujuan untuk mendukung gerakan bisnis hijau atau green business serta mampu menghasilkan produk atau benda tak berwujud yang dapat

Jika pada periode berikutnya, nilai wajar aset keuangan dalam instrumen hutang yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual meningkat dan peningkatan

Strategi apa saja yang digagas Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dalam menjaga keharmonisan antar Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dalam menjaga hubungan antar agama di

suatu keadaan dimana dari sistem sosial bekerja sama postulat ini berpendirian bahwa “semua keyakinan dan praktek kultural dan sosial yang sudah baku adalah fungsional

Tahapan ketiga dari sistem adalah Integration (Integrasi) dimana sistem harus mengatur hubungan yang terjadi antar kelompok. Pola pengaturan hubungan yang terjadi