• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Cara Menyusui di Kelurahan Paya Pasir Medan Marelan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Cara Menyusui di Kelurahan Paya Pasir Medan Marelan"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG CARA MENYUSUI DI KELURAHAN PAYA PASIR MEDAN MARELAN

Oleh:

PRALISTIA LEONI ANANDA 070100032

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

TINGAKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG CARA MENYUSUI DI KELURAHAN PAYA PASIR MEDAN MARELAN

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh:

PRALISTIA LEONI ANANDA NIM: 070100032

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Cara Menyusui di Kelurahan Paya Pasir Medan

Marelan

Nama : PRALISTIA LEONI ANANDA

NIM : 070100032

Pembimbing

(dr. Supriatmo,Sp.A(K) ) NIP. 140 256 793

Penguji I

(dr. Juliandi Harahap M. A.) NIP. 19700702 199802 1 001

Penguji II

(dr. Cut Aria Arina,Sp.S) NIP. 19781109 200312 1 001

Medan, 11 Desember 2010 Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(4)

ABSTRAK

Menyusui adalah sesuatu yang alami, dan segala sesuatu yang alami adalah yang terbaik bagi semua orang. Namun, alami tidak selalu mudah. Keberhasilan menyusui membutuhkan dukungan baik dari orang yang telah mengalaminya atau dari seseorang yang profesional. Pengalaman dalam upaya meningkatkan penggunaan Air Susu Ibu (ASI) selama 15 tahun menunjukkan bahwa hambatan utama penggunaan ASI adalah kurang sampainya pengetahuan yang benar tentang ASI dan menyusui pada para ibu. ASI dan menyusui umumnya dianggap hal yang biasa yang tidak perlu di pelajari, manajemen laktasi atau cara menyusui yang kurang tepat, adanya mitos-mitos yang menyesatkan yang sering menghambat pemberian ASI. Untuk mencapai keberhasilan dalam menyusui diperlukan pengetahuan mengenai teknik-teknik menyusui yang benar.

Penelitian ini bersifat deskritif dengan desain cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang mempunyai anak berumur 0-12 bulan. Sampel diambil dengan menggunakan teknik consecutive sampling. Data dikumpulkan dengan memberikan kuesioner, kemudian hasil ditabulasi dan dilakukan pengolahan pada tiap-tiap jawaban. Skor masing-masing kemudian dianalisa, yang hasilnya dihasilkan dalam bentuk presentase, kemudian diinterpretasikan dengan skala kualitatif dengan kriteria baik (>75%), sedang (40-75%), kurang (<40%).

Tingkat pengetahuan ibu tentang cara menyusui di kelurahan paya pasir medan marelan adalah dengan pengetahuan baik sebanyak 13 orang (22,4%), pengetahuan sedang 45 orang (77,6%),dan tidak ada yang berpengetahuan kurang.

Berdasarkan hasil yang didapat, pengetahuan ibu di kelurahan paya pasir medan marelan adalah berpengetahuan sedang. pengetahuan ini dapat ditingkatkan. Untuk itu petugas kesehatan hendaknya lebih meningkatkan kembali penyuluhan dan konseling kepada ibu, untuk meningkatkan kesadaran ibu dalam cara menyusui bayinya.

(5)

ABSTRACK

Breastfeeding is a natural thing, and everything natural is the best for everyone. However, experience is not always easy. The success of breast-feeding need good support from people who have experienced it or from someone who is professional. Experience in an effort to increase the use of breast milk (ASI) for 15 years showed that the main barriers to the use of breast milk is less arrival of the knowledge of a true knowledge about breast milk and breastfeeding on the mothers. Breast milk and breast-feeding is generally considered a matter of course that does not need to be learned, the management of lactation or breast-feeding is less precise manner, the existence of misleading myths that often hamper breastfeeding. To achieve success in nursing required knowledge of breastfeeding techniques are correct.

This was a descriptive cross sectional design. The sample in this study were mothers who had children aged 0-12 months. Samples taken using consecutive sampling technique. The data was collected by questionnaire and the data was tabulated and processed for each answers. The scores was analyzed and the results is presented in the percentage, and interpreted by qualitative scale with good criteria (>75%), medium (40-75%) and lower (<40%).

The level of knowledge about how breast-feeding mothers in the village marelan marshy terrain is sand with good knowledge of as many as 13 people (22.4%), knowledge is 45 people (77.6%), and no less knowledgeable.

Based on the results obtained, the knowledge of mothers on the municipality marshy terrain marelan sand is being knowledgeable. This

knowledge can be improved. For that health workers should further improve the re-education and counseling to mothers, to raise awareness in the way mothers breastfeed their babies.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha

Pengasih lagi Maha Penyayang atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini, sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh kelulusan sarjana kedokteran Program Studi Pendidikan Dokter

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Karya tulis ilmiah ini berjudul “Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Cara Menyusui di Kelurahan Paya Pasir Medan Marelan”. Dalam penyelesaian

penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis banyak menerima bantuan dari berbagai

pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan rasa terima kasih dan

penghargaan setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak dr. Supriatmo, Sp. A (K), sebagai Dosen Pembimbing saya yang

telah banyak memberi arahan dan masukan kepada penulis, sehingga karya

tulis ilmiah ini dapat diselesaikan dengan baik.

3. Bapak dr. Juliandi Harahap M.A. dan Ibu dr. Cut Aria Arina, Sp.S selaku

Dosen Penguji yang telah meluangkan waktu dan pemikiran untuk

kesempurnaan karya tulis ilmiah ini.

4. Bapak Saiful Bahri nasution,S. Pt selaku lurah Paya pasir Medan Marelan

yang telah memberikan saya izin meneliti di Kelurahan Paya Pasir Medan

Marelan.

5. Para dosen dan staf pegawai di lingkungan Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara.

6. Rasa hormat dan terima kasih yang tiada terhingga saya persembahkan

kepada kedua orang tua saya, ayahanda H. Suparmin, Ssm. dan ibunda

saya Hj. Lies Nuryati, S.E serta saudara-saudara saya atas doa, semangat

(7)

7. Seluruh ibu- ibu yang telah bersedia menjadi responden dan meluangkan

waktu untuk menjawab kuesioner pada penelitian ini.

8. Seluruh teman-teman saya khususnya teman-teman Stambuk 2007 yang

tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungan dan

bantuannya selama mengikuti pendidikan.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna.

Untuk itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang

membangun demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Semoga karya tulis ilmiah

ini dapat berguna bagi kita semua.

Medan, 29 November 2010

Penulis,

(8)

DAFTAR ISI

2.2.5 Masalah-masalah yang Timbul dalam Masa Laktasi ... 8

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL ... 11

3.1 Kerangka Konsep Penelitian ... 11

(9)

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 12

4.1 Jenis Penelitian ... 12

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian ... 12

4.3 Populasi dan Sampel ... 12

4.3.1 Populasi ... 12

4.3.2 Sampel ... 12

4.4 Teknik Pengumpulan Data ... 13

4.5 Pengolahan dan Analisa Data ... 14

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 15

5.1 Hasil Penelitian ... 15

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 15

5.1.2 Deskripsi Karakteristik Responden ... 15

5.1.3 Hasil Analia Data ... 18

5.2 Pembahasan ... 22

5.2.1 Pengetahuan Ibu tentang Cara Menyusui ... 22

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 25

6.1 Kesimpulan... 25

6.2 Saran ... 26

DAFTAR PUSTAKA ... 27 LAMPIRAN

(10)

Nomor Judul Halaman

4.1 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Kuesioner Penelitian 14

5.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase Karateristik Responden berdasarkan

Pekerjaan 16

5.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Karateristik Responden berdasarkan

Umur 16

5.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristik Responden

Berdasarkan Pendidikan Terakhir 16

5.4 Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristik Responden

Berdasarkan Informasi yang didapat 17

5.5 Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristik Responden

Berdasarkan Tempat Persalinan 17

5.6 Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristik Responden

Berdasarkan Penolong Persalinan 17

5.7 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pertanyaan Pengetahuan Responden

tentang Cara Menyusui 18

5.8 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pertanyaan Pengetahuan tentang

Pengetian Menyusui 18

5.9 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pertanyaan Pengetahuan tentang

sampai Usia bayi Mendapatkan ASI 19

5.10 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pertanyaan Pengetahuan tentang

Masalah-masalah Akibat Perlekatan Yang Salah 19

5.11 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pertanyaan Pengetahuan tentang

Tanda-tanda Bayi Cukup ASI 19

5.12 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pertanyaan Pengetahuan tentang

Cara Membuka Mulut Bayi 20

5.13 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pertanyaan Pengetahuan tentang

(11)

5.14 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pertanyaan Pengetahuan tentang

Cara Melepaskan Hisapan Bayi 21

5.15 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pertanyaan Pengetahuan tentang

Tindakan yang Dilakukan Setelah Menyusui Bayi 21

5.16 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pertanyaan Pengetahuan tentang Cara

Menyendawakan Bayi 21

5.17 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pertanyaan Pengetahuan Tentang

(12)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian ……… 11

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Riwayat Hidup Peneliti

2.Surat Izin Penelitian

3.Surat Health Etichal Cleareance

4.Lembar Penjelasan

5.Informed consent

6. Kuesioner

(14)

ABSTRAK

Menyusui adalah sesuatu yang alami, dan segala sesuatu yang alami adalah yang terbaik bagi semua orang. Namun, alami tidak selalu mudah. Keberhasilan menyusui membutuhkan dukungan baik dari orang yang telah mengalaminya atau dari seseorang yang profesional. Pengalaman dalam upaya meningkatkan penggunaan Air Susu Ibu (ASI) selama 15 tahun menunjukkan bahwa hambatan utama penggunaan ASI adalah kurang sampainya pengetahuan yang benar tentang ASI dan menyusui pada para ibu. ASI dan menyusui umumnya dianggap hal yang biasa yang tidak perlu di pelajari, manajemen laktasi atau cara menyusui yang kurang tepat, adanya mitos-mitos yang menyesatkan yang sering menghambat pemberian ASI. Untuk mencapai keberhasilan dalam menyusui diperlukan pengetahuan mengenai teknik-teknik menyusui yang benar.

Penelitian ini bersifat deskritif dengan desain cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang mempunyai anak berumur 0-12 bulan. Sampel diambil dengan menggunakan teknik consecutive sampling. Data dikumpulkan dengan memberikan kuesioner, kemudian hasil ditabulasi dan dilakukan pengolahan pada tiap-tiap jawaban. Skor masing-masing kemudian dianalisa, yang hasilnya dihasilkan dalam bentuk presentase, kemudian diinterpretasikan dengan skala kualitatif dengan kriteria baik (>75%), sedang (40-75%), kurang (<40%).

Tingkat pengetahuan ibu tentang cara menyusui di kelurahan paya pasir medan marelan adalah dengan pengetahuan baik sebanyak 13 orang (22,4%), pengetahuan sedang 45 orang (77,6%),dan tidak ada yang berpengetahuan kurang.

Berdasarkan hasil yang didapat, pengetahuan ibu di kelurahan paya pasir medan marelan adalah berpengetahuan sedang. pengetahuan ini dapat ditingkatkan. Untuk itu petugas kesehatan hendaknya lebih meningkatkan kembali penyuluhan dan konseling kepada ibu, untuk meningkatkan kesadaran ibu dalam cara menyusui bayinya.

(15)

ABSTRACK

Breastfeeding is a natural thing, and everything natural is the best for everyone. However, experience is not always easy. The success of breast-feeding need good support from people who have experienced it or from someone who is professional. Experience in an effort to increase the use of breast milk (ASI) for 15 years showed that the main barriers to the use of breast milk is less arrival of the knowledge of a true knowledge about breast milk and breastfeeding on the mothers. Breast milk and breast-feeding is generally considered a matter of course that does not need to be learned, the management of lactation or breast-feeding is less precise manner, the existence of misleading myths that often hamper breastfeeding. To achieve success in nursing required knowledge of breastfeeding techniques are correct.

This was a descriptive cross sectional design. The sample in this study were mothers who had children aged 0-12 months. Samples taken using consecutive sampling technique. The data was collected by questionnaire and the data was tabulated and processed for each answers. The scores was analyzed and the results is presented in the percentage, and interpreted by qualitative scale with good criteria (>75%), medium (40-75%) and lower (<40%).

The level of knowledge about how breast-feeding mothers in the village marelan marshy terrain is sand with good knowledge of as many as 13 people (22.4%), knowledge is 45 people (77.6%), and no less knowledgeable.

Based on the results obtained, the knowledge of mothers on the municipality marshy terrain marelan sand is being knowledgeable. This

knowledge can be improved. For that health workers should further improve the re-education and counseling to mothers, to raise awareness in the way mothers breastfeed their babies.

(16)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menyusui adalah sesuatu yang alami, dan segala sesuatu yang alami

adalah yang terbaik bagi semua orang. Namun, alami tidak selalu mudah.

Keberhasilan menyusui membutuhkan dukungan baik dari orang yang telah

mengalaminya atau dari seseorang yang profesional (Ramaiah, 2007).

Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 1997

dan 2002, lebih dari 95% ibu pernah menyusui bayinya, namun menyusui dalam 1

jam pertama setelah melahirkan cenderung menurun 8% pada tahun 1997 menjadi

3,7% pada tahun 2002. Cakupan ASI eksklusif 6 bulan juga menurun 42,4% pada

tahun 1997 menjadi 39,5% pada tahun 2002 (AIMI, 2007).

Pengalaman dalam upaya meningkatkan penggunaan Air Susu Ibu (ASI)

selama 15 tahun menunjukkan bahwa hambatan utama penggunaan ASI adalah

kurang sampainya pengetahuan yang benar tentang ASI dan menyusui pada para

ibu. ASI dan menyusui umumnya dianggap hal yang biasa yang tidak perlu di

pelajari, manajemen laktasi atau cara menyusui yang kurang tepat, adanya

mitos-mitos yang menyesatkan yang sering menghambat pemberian ASI (Roesli, 2000).

Seorang ibu dengan bayi pertamanya mungkin akan mengalami berbagai

masalah, hanya karena tidak mengetahui cara-cara yang sebenarnya sangat

sederhana, seperti cara menaruh bayi pada payudara ketika menyusui, hisapan

yang mengakibatkan puting terasa nyeri dan masih banyak lagi masalah lain.

Untuk itu seorang ibu butuh seseorang yang dapat membimbingnya dalam

merawat bayi termasuk dalam menyusui. Orang yang dapat membantunya

terutama adalah orang yang berpengaruh besar dalam hidupnya atau disegani

seperti suami, keluarga atau kerabat atau kelompok ibu-ibu pendukung ASI dan

dokter atau tenaga kesehatan. Untuk mencapai keberhasilan menyusui diperlukan

pengetahuan mengenai teknik-teknik menyusui yang benar (Soetjiningsih, 1997).

(17)

Ada faktor–faktor yang mempengaruhi dalam keberhasilan menyusui yaitu

pengetahuan ibu tentang cara menyusui yang baik dan benar yang meliputi posisi

badan ibu dan bayi, posisi mulut bayi dan puting susu ibu (Kristiyansari, 2009).

Teknik menyusui yang tidak benar dapat mengakibatkan puting susu menjadi

lecet, ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI selanjutnya

atau bayi enggan menyusui (Soetjiningsih, 1997).

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian tentang tingkat pengetahuan ibu tentang cara menyusui di Kelurahan

Paya Pasir Medan Marelan.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah adalah

bagaimanakah gambaran pengetahuan ibu mengenai cara menyusui di Kelurahan

Paya Pasir Medan Marelan.

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang cara menyusui di

Kelurahan Paya Pasir Medan Marelan.

1.4 Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat untuk:

1. Memberi informasi kepada masyarakat terutama ibu tentang cara

menyusui yang benar.

2. Memberikan informasi bagi sarana pelayanan kesehatan agar lebih efektif

dalam memberikan penyuluhan tentang cara menyusui.

(18)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan

Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil dari tahu dan pengalaman

seseorang dalam melakukan penginderaan terhadap suatu rangsangan tertentu.

Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting dalam

membentuk tindakan seseorang (overt behavior).

Kedalaman pengetahuan yang diperoleh seorang terhadap suatu rangsangan

dapat diklasifikasikan berdasarkan enam tingkatan, yaitu:

a. Tahu (know)

Merupakan mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya,

termasuk ke dalam tingkatan ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu

spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

Oleh karena itu, tahu merupakan tingkatan pengalaman yang paling rendah.

b. Memahami (comprehension)

Merupakan suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar objek yang

diketahui. Orang telah paham akan objek atau materi harus mampu menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek

yang dipelajari.

c. Aplikasi (application)

Kemampuan dalam menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan

kondisi yang sebenarnya.

d. Analisis (analysis)

Kemampuan dalam menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam

komponen-komponen, tetapi masih di dalam struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu

sama lain.

e. Sintesis (synthesis)

Kemampuan dalam meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam

(19)

f. Evaluasi (evaluation)

Kemampuan dalam melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket

yang menanyakan tentang isi materi yang ingin di ukur dari subjek penelitian atau

responden (Notoatmodjo, 2003).

2.2 Menyusui

Menyusui adalah sesuatu yang alami, segala sesuatu yang alami adalah

yang terbaik bagi semua orang. Namun, alami tidak selalu mudah. Menyusui

membutuhkan dukungan baik dari orang yang telah mengalaminya atau dari orang

yang profesional (Ramaiah, 2007).

2.2.1 Pengertian Air Susu Ibu

Air Susu Ibu (ASI) merupakan pemberian air susu kepada bayi yang

langsung berasal dari kelenjar payudara ibu (WHO Geneva, 1991). ASI adalah

suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktose dan garam-garam organik yang

disekresikan oleh kedua belah kelenjar payudara, sebagai makanan utama bayi

(Roesli, 2000).

ASI diberikan segera setelah bayi lahir. Pemberian ASI segera setelah lahir

dianjurkan segera pada 1 jam pertama. Hal ini dikarenakan ASI yang pertama kali

keluar (kolostrum) sangatlah baik serta bergizi tinggi (WHO, 1999). Pemberian

ASI selama 6 bulan sebaiknya tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula,

jeruk, madu, air teh dan air putih. Setelah 6 bulan baru mulai diberikan makanan

pendamping ASI (MPASI). ASI dapat diberikan sampai anak berusia 2 tahun atau

lebih (Kristiyansari, 2009).

Setelah itu, pemberian ASI bisa kapan saja dan dimana saja. Waktunya

dapat diberikan pada pagi, siang, maupun malam hari sesuai kebutuhan bayi

tersebut (WHO, 1999). Pada hari-hari pertama, biasanya ASI belum keluar, bayi

cukup disusukan selama 4-5 menit, untuk merangsang produksi ASI dan

(20)

selama 10 menit. Setelah produksi ASI cukup, bayi dapat disusukan selama 15

menit (jangan lebih dari 20 menit). Menyusukan selama 15 menit ini jika produksi

ASI cukup dan ASI lancar keluarnya, sudah cukup untuk bayi. Dikatakan bahwa,

jumlah ASI yang terhisap bayi pada 5 menit pertama adalah kurang lebih 112 ml,

5 menit kedua kurang lebih 6 ml, dan 5 menit terakhir hanya kurang lebih 16 ml

(Soetjiningsih, 1997).

a. Refleks Pembentukan dan Pengeluaran ASI

Pada seorang ibu yang menyusui dikenal 2 refleks yang masing–masing

berperan sebagai pembentukan dan pengeluaran air susu yaitu refleks “prolaktin”

dan refleks “let down”.

• Refleks prolaktin:

Sewaktu bayi menyusu, ujung syaraf peraba yang terdapat pada puting susu

terangsang. Rangsangan tersebut oleh serabut afferent dibawa ke hipotalamus di

dasar otak, lalu memacu hipofisis anterior untuk mengeluarkan mengeluarkan

hormon prolaktin kedalam darah. Melalui sirkulasi prolaktin memacu sel kelenjar

(alveoli) untuk memproduksi air susu (Kristiyansari, 2009).

Refleks Aliran (let down refleks):

Hisapan bayi merangsang produksi oksitosin oleh kelenjar hipofisis

posterior. Oksitosin memasuki darah dan menyebabkan kontraksi sel-sel khusus

(sel-sel mioepitel) yang mengelilingi alveolus mamae dan duktus lactiferous.

Kontraksi sel-sel khusus ini mendorong ASI keluar dari alveoli melalui duktus

lactiferous, tempat ASI disimpan, pada saat menghisap, ASI di dalam sinus

tertekan keluar, ke mulut bayi (Sulistyawati, 2009).

b. Mekanisme Menyusui

Bayi yang sehat mempuyai 3 refleks intrinsik, yang diperlukan untuk keberhasilan

menyusui seperti:

Refleks mencari puting (Rooting reflex)

Jika menyentuhkan jari atau puting, bayi akan memutar mulutnya ke arah

(21)

Refleks Menghisap (Sucking reflex)

Rahang bayi sudah menekan kalang payudara dengan bantuan bibir secara

berirama, gusi menjepit puting, kalang payudara dan sinus laktiferus.  Refleks menelan (Swallowing reflex)

Segera mulut bayi penuh dengan ASI, ia akan menelan masuk ke lambung

(Ramaiah, 2007).

2.2.2 Langkah-Langkah Menyusui yang Benar

a. Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit, kemudian dioleskan pada puting

dan di sekitar payudara. Cara ini mempunyai manfaat sebagai desinfektan dan

menjaga kelembapan puting susu.

b. Bayi diletakkan menghadap perut ibu/payudara.

 Ibu duduk atau berbaring dengan santai, bila duduk lebih baik menggunakan kursi yang rendah (agar kaki ibu tidak menggantung) dan punggung ibu

bersandar pada sandaran kursi.

 Bayi dipegang pada belakang bahunya dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada lengkung siku ibu (kepala tidak boleh menengadah, dan bokong

bayi ditahan dengan telapak tangan).

 Satu tangan bayi diletakkan di belakang badan ibu, dan yang satu di depan.  Perut bayi menempel pada badan ibu, kepala bayi menghadap payudara (tidak

hanya membelokkan kepala bayi).

 Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.  Ibu menatap bayi dengan kasih sayang.

c. Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari yang lain menopang di

bawah, jangan menekan puting susu atau kalang payudaranya saja.

d. Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut (rooting reflex) dengan cara:  Menyentuh pipi dengan puting susu atau,

 Menyentuh sisi mulut bayi.

e. Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke

(22)

 Usahakan sebagian besar payudara dapat masuk ke mulut bayi, sehingga puting susu berada di bawah langit-langit dan lidah bayi akan menekan

ASI keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak di bawah

payudara. Posisi yang salah, yaitu apabila bayi hanya menghisap pada

puting susu saja, akan mengakibatkan masukan ASI yang tidak adekuat

dan puting susu lecet.

 Setelah bayi mulai menghisap payudara tak perlu dipegang atau disangga lagi (Kristiyansari, 2009).

2.2.3 Cara Pengamatan Teknik Menyusui yang Benar

Teknik menyusui yang tidak benar dapat mengakibatkan puting susu menjadi

lecet, ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI selanjutnya

atau bayi enggan menyusui. Untuk mengetahui bayi telah menyusui dengan teknik

yang benar, dapat dilihat:  bayi tampak tenang,

 badan bayi menempel pada perut ibu,  mulut bayi terbuka lebar,

 dagu menempel pada payudara ibu,

 sebagian besar payudara masuk ke dalam mulut bayi,  bayi tampak menghisap kuat dengan irama perlahan,  puting susu ibu tidak terasa nyeri,

 telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus,  kepala tidak menengadah.

f. Melepas hisapan bayi

Setelah menyusui pada satu payudara sampai terasa kosong, sebaiknya diganti

dengan payudara yang satunya. Cara melepas hisapan bayi:

 jari kelingking ibu dimasukkan ke mulut bayi melalui sudut mulut atau,  dagu bayi ditekan ke bawah.

g. Setelah selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada

(23)

h. Menyendawakan bayi.

Tujuan menyendawakan bayi adalah mengeluarkan udara dari lambung supaya

bayi tidak muntah (gumoh-Jawa) setelah menyusui. Cara menyendawakan bayi

adalah:

 Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu, kemudian punggung ditepuk perlahan-lahan,

 Bayi tidur tengkurap di pangkuan ibu kemudian punggungnya ditepuk perlahan-lahan (Soetjiningsih, 1997).

2.2.4 Tanda Bayi Cukup ASI

 Jumlah buang air kecilnya dalam satu hari paling sedikit 6 kali.  Warna seni biasanya tidak berwarna kuning pucat.

 Bayi sering buang air besar (BAB) berwarna kekuningan berbiji.

 Bayi kelihatannya puas, sewaktu-waktu lapar bangun dan tidur dengan cukup.

 Bayi paling sedikit menyusu 10 kali dalam 24 jam.  Payudara ibu terasa lembut setiap kali selesai menyusui.

 Ibu dapat merasakan rasa geli karena aliran ASI setiap kali bayi mulai menyusui.

 Ibu dapat mendengar suara menelan yang pelan ketika bayi menelan ASI.  Bayi bertambah berat badannya (Kristiyansari, 2009).

2.2.5 Masalah-masalah yang Timbul dalam Masa Laktasi

a. Puting Lecet

Puting mengalami lecet, retak atau terbentuk celah. Hal ini dapat hilang

dengan sendirinya jika ibu merawat payudara secara baik dan teratur. Caranya:  Olesi puting susu dengan ASI setiap kali akan dan sudah menyusui, hal ini

mempercepat sembuhnya lecet dan rasa perih

Jangan menggunakan BH (Breast Holder) yang terlalu ketat

(24)

 Posisi menyusui yang bervariasi, jika dengan posisi yang sama dapat membuat trauma yang terus-menerus di tempat yang sama sehingga

memudahkan terjadinya lecet.

Cara mengatasi puting lecet :

 Jika rasa nyeri dan lecet tidak terlalu berat, ibu dapat menyusui pada daerah yang tidak nyeri. Untuk mengurangi rasa sakit, oles puting susu

dengan es beberapa saat. Proses menyusui dengan tenang dan bernafas

dalam-dalam sampai ASI mengalir keluar dan rasa perih berkurang

 Jika rasa nyeri berlangsung hebat atau luka semakin berat, puting yang sakit diistirahatkan selama 24 jam. ASI tetap dikeluarkan dengan tangan

(diperah) dan diberikan kepada bayi.

b. Payudara Bengkak

Terjadi karena hambatan aliran vena atau saluran kelenjar getah bening akibat

ASI terkumpul dalam payudara. Untuk mengatasinya :

 Kompres payudara dengan handuk hangat, masase puting, hingga payudara terasa lemas dan ASI dapat keluar melalui puting, hingga

payudara terasa lemas dan ASI dapat keluar melalui puting.  Susukan bayi tanpa dijadwal sampai payudara terasa kosong

 Urut payudara mulai dari tengah lalu kedua telapak tangan ke samping, ke bawah dengan sedikit ke atas dan lepaskan dengan tiba-tiba.

 Keluarkan ASI sedikit dengan tangan agar payudara menjadi lunak dan puting susu menonjol keluar.

 Susukan bayi lebih sering.

c. Mastitis dan Abses Payudara

Mastitis adalah peradangan pada payudara. Bagian yang terkena menjadi

merah, bengkak, nyeri dan panas. Suhu meningkat kadang-kadang disertai

(25)

berkonsultasi pada dokter untuk mendapatkan terapi antibiotik dan obat

penghilang rasa sakit. Ibu harus banyak beristirahat dan tetap menyusui bayinya.

Mastitis yang tidak diobati akan berlanjut ke abses, ibu tampak kesakitan,

payudara merah mengkilap dan benjolan mengandung cairan berupa nanah.

Sementara berhenti menyusui pada bagian yang terkena, susukan bayi pada

payudara yang sehat. Dokter melakukan tindakan pengeluaran nanah dan memberi

(26)

BAB 3

KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFENISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam

penelitian ini adalah:

Variabel bebas Variabel terikat

3.2 Definisi Operasional

3.2.1 Pengetahuan Ibu adalah segala sesuatu yang diketahui ibu tentang ASI dan

menyusui. (Pengertian ASI, lama waktu pemberian ASI, masalah pada menyusui,

tanda bayi cukup ASI dan cara menyusui).

Cara Ukur: wawancara

Alat Ukur: kuesioner

Kategori pengetahuan ibu terdiri dari:

o Benar diberi skor 1

o Salah diberi skor 0

Pertanyaan terdiri dari 10 nomor dengan skor tertinggi 10. Berdasarkan jumlah

skor yang telah diperoleh, maka ukuran tingkat pengetahuan responden: (Pratomo

dan Sudarti, 1986)

- Pengetahuan baik, apabila skor yang diperoleh responden lebih besar dari

75% dari skor maksimum, yaitu >7.

- Pengetahuan sedang, apabila skor yang diperoleh responden 40-75% dari

skor maksimum, yaitu 4-7

- Pengetahuan kurang, apabila skor yang diperoleh responden lebih kecil

40% dari skor maksimum, yaitu <4.

Skala Pengukuran : Ordinal

(27)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskritif, yang menggambarkan tingkat

pengetahuan ibu tentang cara menyusui di Kelurahan Paya Pasir Medan Marelan.

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2.1 Waktu

Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-November 2010.

4.2.2 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Posyandu Kelurahan Paya Pasir Medan Marelan.

4.3 Populasi dan Sampel. 4.3.1 Populasi

Populasi adalah ibu yang mempunyai anak yang berusia 0-12 bulan di

Kelurahan Paya Pasir Medan Marelan. Jumlah anak berusia 0-12 bulan di daerah

tersebut adalah 135 orang. Dengan demikian, jumlah ini dianggap mewakili

jumlah ibu dengan asumsi seorang ibu memiliki seorang anak berusia 0-12 bulan.

a. Kriteria Inklusi.

- Ibu yang mempunyai minimal satu orang anak berusia 0-12 bulan.

- Ibu yang datang ke Posyandu pada saat penelitian.

b. Kriteria Eksklusi

- Ibu yang tidak bersedia dikutsertakan dalam penelitian.

4.3.2 Sampel

Sampel dipilih berdasarkan consecutive sampling yaitu semua subyek yang

datang dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai

jumlah subyek yang diperlukan terpenuhi. Untuk menentukan besar sampel

(28)

N 135

n =  n =

1 + N (d2) 1 + 135 (0,1)2

n = = 57,4

n = jumlah sampel Keterangan :

N = jumlah populasi

d = derajat kemaknaan (10%)

Jadi, besar sampel minimum dalam penelitian ini adalah 58 orang. Untuk

memenuhi besar sampel minimal dalam penelitian ini, maka dari tujuh (7)

Posyandu yang terdapat di Kelurahan Paya Pasir Medan Marelan akan diambil 9

sampel.

4.4 Teknik Pengumpulan Data

Pada awal penelitian diperlukan data primer yaitu data diperoleh dari

kuesioner penelitian yang telah disiapkan dan kemudian disebarkan kepada

responden yang terpilih. Selanjutnya juga diperlukan data sekunder berupa data

umum populasi dan responden yang dapat diperoleh dari Kantor Kelurahan Paya

Pasir. Pertanyaan-pertanyaan di dalam kuesioner telah diuji validitas dan

(29)

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas dan Reabilititas Kuesioner Penelitian

Analisa statistik dilakukan dengan bantuan program komputer yaitu

menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi

17.0. Hasil penelitian akan di tampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi

(30)

BAB 5

HASIL PENELITIAN

5.1 Hasil Penelitian

Proses pengambilan data untuk penelitian ini menggunakan

instrument angket berupa kuisioner yang diisi oleh responden di tempat tanpa

dibawa pulang ke rumah. Hasil angket yang telah dikumpulkan kemudian

dianalis, sehingga dapat disimpulkan hasil penelitian dalam paparan di bawah ini.

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Letak geografis dan luas Kecamatan Medan Marelan berada sekitar 22

km dari Kantor Walikota Medan berada 5 meter di atas permukaan laut, dengan

luas wilayah 44,47 km2. Paya Pasir merupakan salah satu kelurahan yang

terdapat di Kecamatan Medan Marelan. Kelurahan Paya Pasir memiliki batas:

Sebelah utara : Kabupaten Medan Belawan

Sebelah selatan : Kelurahan Rengas Pulau

Sebelah timur : Kelurahan Labuhan Deli

Jarak Kelurahan Paya Pasir ke Kantor Camat adalah 2,5 km. Luas

wilayah Kelurahan Paya Pasir 10,00 km2.

5.1.2 Deskripsi karakteristik Responden

Dalam penelitian ini, responden yang didapat yaitu ibu-ibu yang memiliki

anak 0-12 tahun dan tinggal di Kelurahan Paya Pasir Medan Marelan. Dari

keseluruhan responden, gambaran karakteristik sosiodemografi responden yang

diamati meliputi : umur, pekerjaan, pendidikan terakhir, informasi yang didapat

responden, tempat persalinan dan penolong persalinan.

Ditinjau dari pekerjaan, berdasarkan tabel 5.1 dapat dilihat bahwa

mayoritas responden adalah bekerja sebagai ibu rumah tangga yaitu sebanyak 47

orang (81%), sedangkan sebanyak 11 orang (19%) adalah bekerja sebagai

(31)

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan Frekuensi (orang) Persentase (%)

Karyawan 11 19

Ibu Rumah Tangga 47 81

Total 58 100

Sedangkan dari tabel 5.2 dapat dilihat bahwa umur responden yang paling

banyak terdapat pada kelompok umur 21-30 tahun, yaitu sebanyak 30 orang

(51,7%), sedangkan umur responden paling sedikit pada kelompok umur 31-35

tahun yaitu hanya 28 orang (48,3%).

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Umur Umur Frekuensi (orang) Persentase (%)

21-30 tahun 30 51,7

31-35 tahun 28 48,3

Total 58 100

Ditinjau dari pendidikan, mayoritas responden memiliki pendidikan

terakhir SMA, yaitu sebanyak 27 orang (46,6%), sedangkan responden memiliki

pendidikan terakhir SD dan Sarjana sebanyak 3 orang (5,2%).[Tabel 5.3]

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Pendidikan Terakhir Pendidikan Terakhir Frekuensi (orang) Persentase (%)

SD

Ditinjau dari informasi yang didapat oleh responden, mayoritas responden

yang pernah mendapat informasi yaitu sebanyak 41 orang (70,7%), sedangkan

yang tidak pernah mendapat informasi adalah sebanyak 17 orang (29,3%).[Tabel

(32)

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Informasi yang

Ditinjau dari tempat persalinan responden, mayoritas responden adalah

yang melahirkan di klinik yaitu sebanyak 34 orang (58,6%), sedangkan yang

melahirkan di rumah adalah sebanyak 7 orang (12,2%).[Tabel 5.5]

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Tempat Persalinan

Ditinjau dari penolong persalinan responden, mayoritas responden yang

ditolong oleh bidan yaitu sebanyak 41 orang (70,7%), sedangkan yang ditolong

oleh dokter spesialis yaitu sebanyak 17 orang (29,3%).[Tabel 5.6]

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Penolong Persalinan Penolong Frekuensi (orang) Persentase (%)

Dokter Spesialis 17 29,3

Bidan 41 70,7

(33)

5.1.3 Hasil Analisa Data

5.1.3.1Distribusi Pengetahuan Responden

Setelah dilakukan penelitian dengan metode cross-sectional

menggunakan instrumen kuesioner, didapatkan distribusi tingkat pengetahuan

ibu-ibu tentang cara menyusui di kelurahan paya pasir medan marelan pada tabel 5.7

Tabel 5.7 Distribusi frekuensi pengetahuan responden tentang cara menyusui

Pengetahuan Frekuensi (orang) Presentase (%)

Baik 13 22,4

Sedang 45 77,6

Kurang 0 0

Total 58 100

Dari tabel 5.7 dapat dilihat tingkat pengetahuan dengan persentase

paling tinggi, yaitu sebanyak 45 orang (77,6%) adalah tingkat pengetahuan

dengan katagori sedang dan tingkat pengetahuan dengan kategori baik adalah

sebanyak 13 orang (45,5%). Sedangkan distribusi frekuensi tiap-tiap pertanyaan

dari responden adalah sebagai berikut:

Tabel 5.8 Distribusi frekuensi dan persentase pertanyaan pengetahuan tentang pengertian menyusui

Nilai Frekuensi (orang) Persentase (%)

Salah 8 13,8

Benar 50 86,2

Total 58 100

Tabel tersebut [Tabel 5.8] menunjukkan bahwa sebagian besar responden

menjawab benar pertanyaan tentang pengertian menyusui yaitu pemberian air

susu kepada bayi yang langsung dari kelenjar payudara ibu sebanyak 50 orang

(34)

Tabel 5.9 Distribusi frekuensi dan persentase pertanyaan pengetahuan tentang sampai usia berapa bayi mendapatkan ASI

Nilai Frekuensi (orang) Persentase (%)

Salah 13 22,4

Benar 45 77,6

Total 58 100

Tabel tersebut [Tabel 5.9] menunjukkan bahwa sebagian besar responden

menjawab benar pertanyaan tentang usia bayi mendapatkan ASI yaitu sampai usia

2 tahun sebanyak 45 orang (77,6%). Sedangkan yang menjawab salah sebanyak

13 orang (22,4%).

Tabel 5.10 Distribusi frekuensi dan persentase pertanyaan pengetahuan tentang masalah-masalah akibat perlekatan yang salah.

Nilai Frekuensi (orang) Persentase (%)

Salah 16 27,6

Benar 42 72,4

Total 58 100

Tabel tersebut [Tabel 5.10] menunjukkan bahwa sebagian besar

responden menjawab benar pertanyaan tentang masalah-masalah menyusui yaitu

puting lecet dan saluran susu tersumbat sebanyak 42 orang (72,4%). Sedangkan

yang menjawab salah sebanyak 16 orang (27,6%).

Tabel 5.11 Distribusi frekuensi dan persentase pertanyaan pengetahuan tentang tanda bayi cukup ASI

Nilai Frekuensi (orang) Persentase (%)

Salah 1 1.7

Benar 57 98,3

(35)

Tabel tersebut [Tabel 5.11] menunjukkan bahwa sebagian besar responden

menjawab benar pertanyaan tentang tanda bayi cukup ASI yaitu Bayi tampak

tenang, berat badan bertambah, buang air kecil > 6 kali sebanyak 57 orang

(98,3%). Sedangkan yang menjawab salah hanya 1 orang (1,7%).

Tabel 5.12 Distribusi frekuensi dan persentase pertanyaan tentang cara membuka mulut bayi

Nilai Frekuensi (orang) Persentase (%)

Salah 15 25,9

Benar 43 74,1

Total 58 100

Tabel tersebut [Tabel 5.12] menunjukkan bahwa sebagian besar responden

menjawab benar, menyentuhkan puting susu ibu di mulut bayi pertanyaan tentang

cara membuka mulut bayi yaitu sebanyak 43 orang (74,1%). Sedangkan yang

menjawab salah sebanyak 15 orang (25,9%).

Tabel 5.13 Distribusi frekuensi dan persentase pertanyaan pengetahuan tentang gambar perlekatan menyusui

Nilai Frekuensi (orang) Persentase (%)

Salah 12 20,7

Benar 46 79,3

Total 58 100

Tabel tersebut [Tabel 5.13] menunjukkan bahwa sebagian besar responden

menjawab gambar perlekatan yang benar pertanyaan tentang gambar perlekatan

menyusui yaitu sebanyak 46 orang (79,3%). Sedangkan yang menjawab salah

(36)

Tabel 5.14 Distribusi frekuensi dan persentase pertanyaan pengetahuan tentang cara melepaskan hisapan bayi

Nilai Frekuensi (orang) Persentase (%)

Salah 43 74,1

Benar 15 25,9

Total 58 100

Dapat dilihat sebesar 15 orang (25,9%) yang mengetahui cara melepaskan

hisapan adalah memasukkan jari kelingking ke sudut mulut bayi dan sebesar 43

orang (74,1%) menjawab salah [Tabel 5.14]. Hal ini menujukkan bahwa masih

kurangnya pengetahuan responden tentang cara melepaskan hisapan bayi.

Tabel 5.15 Distribusi frekuensi dan persentase pertanyaan pengetahuan tentang tindakan yang dilakukan setelah menyusui bayi

Nilai Frekuensi (orang) Persentase (%)

Salah 41 70,7

Benar 17 29,3

Total 58 100

Dapat dilihat sebesar 17 orang (29,3%) yang mengetahui tindakan yang

dilakukan setelah menyusui bayi adalah mengeluarkan ASI sedikit dan

mengoleskan pada payudara dan sebanyak 41 orang (70,7%) menjawab salah

[Tabel 5.15]. Hal ini menujukkan bahwa masih kurangnya pengetahuan responden

tentang tindakan yang dilakukan setelah menyusui bayi.

Tabel 5.16 Distribusi frekuensi dan persentase pertanyaan pengetahuan tentang cara menyendawakan bayi

Nilai Frekuensi (orang) Persentase (%)

Salah 20 34,5

Benar 38 65,5

Total 58 100

Tabel tersebut [Tabel 5.16] menunjukkan bahwa sebagian besar responden

(37)

digendong, bersandar di bahu ibu dan ditepuk punggungnya sebanyak 38 orang

(65,5%). Sedangkan yang menjawab salah sebesar 20 orang (34,5%).

Tabel 5.17 Distribusi frekuensi dan persentase pertanyaan pengetahuan tentang manfaat menyendawakan bayi setelah selesai menyusui

Nilai Frekuensi (orang) Persentase (%)

Salah 32 55,2

Benar 26 44,8

Total 58 100

Dapat dilihat sebesar 26 orang (44,8%) saja yang mengetahui manfaat

menyendawakan bayi setelah selesai menyusui adalah mengeluarkan udara dari

lambung dan 32 orang (55,2%) menjawab salah [Tabel 5.17]. Hal ini menujukka n

bahwa masih kurangnya pengetahuan responden tentang manfaat menyendawakan

bayi setelah selesai menyusui.

5.2. Pembahasan

5.2.1 Pengetahuan Ibu tentang Cara Menyusui

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah

seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan

terjadi melalui pancaindera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan raba (Notoatmodjo, 2003).

Dari penelitian ini didapatkan sebanyak 50 responden (50%) telah

memiliki pengetahuan bahwa pengertian menyusui adalah pemberian air susu

kepada bayi yang langsung dari kelenjar payudara ibu (WHO,1991).

Sebanyak 45 responden mengetahui usia bayi berapa bayi dianjurkan

mendapatkan ASI yaitu sampai usia 2 tahun. Hal ini sesuai dengan pernyataan

(WHO,1999) Selain itu ASI sebaik nya diberikan pada bayi segera setelah

lahir,pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan.

Selain itu sebanyak 42 responden mengetahui masalah-masalah yang

dapat terjadi bila perlekatan yang salah adalah puting lecet, payudara bengkak,

(38)

itu perlekatan yang salah dapat menyebabkan mastitis atau abses pada payudara

sehingga dapat menyebabkan bayi tidak mau menyusu lagi.

Apabila langkah-langkah dalam menyusui tepat maka bayi akan

mendapatkan cukup ASI dan dapat dinilai dengan melihat keadaan bayi seperti

jumlah buang air kecil dalam satu haripaling sedikit 6 kali, warna air seni tidak

kuning pucat, bayi sering BAB berwarna kekuningan berbiji, bayi kelihatan puas,

bayi menyusu paling sedikit 10 kali dalam 24 jam, bayi betambah berat

badannya, ibu dapat mendengar suara menelan yang pelan setiap kali bayi mulai

menyusui (WHO,1999). Pada penelitian ini sebanyak 57 responden (98,3%)

mengetahui tanda bayi cukup ASI yaitu, bayi tampak tenang , berat badan

bertambah, buang air kecil > 6 kali.

Didapati sebanyak 43 responden (74,1%) mengetahui cara agar bayi

membuka mulutnya saat akan disusui yaitu menyentuh puting susu ibu di

mulut bayi, sesuai dengan pernyataan (Kristiyansari, 2009) yang mengatakan

bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut dengan cara menyentuh pipi

dengan puting susu atau menyentuh sisi mulut bayi.

Sebanyak 46 responden (79,3%) mengetahui gambar perlekatan yang

benar yaitu gambar A, sesuai dengan pernyataan (Soetjiningsih, 1997)

dimana sebagian besar aerola dapat masuk ke mulut bayi, sehinnga puting

susu berada dibawaah langit-langit dan lidah bayi akan menekan ASI keluar

dari tempat penampungan ASI yang terletak dibawah aerola.

Sebanyak 15 responden (25,9%) yang mengetahui cara melepaskan

hisapan bayi yaitu memasukkan jari kelingking ke sudut mulut bayi sesuai

dengan pernyataan (Soetjiningsih, 1997) melepaskan hisapan bayi ada 2 cara,

yaitu jari kelingking ibu dimasukkan ke mulut bayi melalui sudut mulut atau

dagu ditekan ke bawah.

Setelah selesai menyusui bayi sebaiknya ASI dikeluarkan sedikit

kemudian dioleskan pada puting susu dan aerola sekitarnya dengan manfaat

desinfektan dan menjaga kelembapan puting susu (WHO,1999) pada

(39)

setalah menyusui bayi yaitu mengeluarkan ASI sedikit dan

mengoleskankannya pada payudara ibu.

Sebanyak 38 responden (65,5%) mengetahui cara menyendawakan

bayi yaitu bayi digendong, bersandar di bahu ibu di tepuk di punngungnya.

sesuai dengan pernyataan (Soetjiningsih, 1997) menyendawakan bayi ada 2

cara yaitu bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu kemudian

punngungnya ditepuk perlahan-lahan tahu menelungkupkan bayi diatas

pangkuan ibu, lalu usap punngung bayi sampai bayi bersendawa.

Dan sebanyak 26 responden (44,8%) mengetahui manfaat

menyendawakan bayi setelah menyusui yaitu mengeluarkan udara dari

lambung. Pernyataan ini sesuai dengan (Ramaiah, 2007) bersendawa

digunakan untuk menolong bayi mengeluarkan udara yang tertelan ketika

menyusu.

Pada penelitian ini terdapat karakteristik responden yaitu dengan

mayoritas pekerjaan ibu rumah tangga sebanyak 47 responden (81%), dengan

umur 21- 30 tahun sebesar 30 responden (51,7%), pendidikan terakhir SMA

27 responden (46,6%), informasi yang didapat 41 orang (70,7%) pernah

mendapatkan informasi tentang ASI, tempat persalinan 34 responden (58,6%)

melahirkan di klinik, dan penolong persalinan sebesar 41 responden (70,7%)

ditolong oleh bidan. Hal ini menyebakan mayoritas responden di Kelurahan

(40)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai “Tingkat

Pengetahuan Ibu tentang Cara Menyusui di Kelurahan Paya Pasir Medan

Marelan” serta seluruh pembahasan yang telah dilakukan maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Jika dilihat berdasarkan jenis pekerjaanya maka dari total 58 orang,

didapatkan jumlah responden yang bekerja sebagai ibu rumah tangga

adalah sebanyak 47 orang (81%). Sedangkan sisanya sebanyak 11 orang

(19%) bekerja sebagai karyawan.

2. Usia responden yang paling banyak terdapat pada kelompok usia 21-30

tahun, yaitu sebanyak 30 orang (51,7%), sedangkan usia responden paling

sedikit pada kelompok usia 31-35 tahun yaitu hanya 28 orang (48,3%).

3. Untuk kategori pendidikan, mayoritas ibu-ibu yaitu sebanyak 27 orang ibu

(46,6%) berpendidikan terakhir SMA.

4. Berdasarkan atas informasi yang pernah didapat ibu-ibu, sebanyak 41

orang ibu ( 70,7%)pernah mendapat kan informasi cara menyusui.

5. Dilihat dari tempat persalinan ibu, terdapat sebanyak 34 orang ibu (58,6%)

melahirkan di klinik.

6. Dilihat berdasarkan penolong persalinan, sebanyak 41 orang ibu (70,7)

ditolong oleh bidan.

7. Pengetahuan ibu-ibu tentang cara menyusui di Kelurahan Paya Pasir

Medan Marelan masih tergolong belum maksimal. Dari 58 responden

diperoleh 45 orang memiliki pengetahuan yang sedang dan 13 orang

(41)

6.2. Saran

1. Bagi ibu-ibu lebih memerhatikan dan menambah wawasannya tentang

ASI dan cara menyusui.

2. Tenaga/petugas kesehatan lebih giat dan aktif dalam memberikan

pendidikan kesehatan tentang ASI dan cara menyusui,agar para ibu lebih

mengerti tentang langkah-langkah saat menyusui bayinya.

3. Bagi peneliti dimasa yang akan datang jumlah sampel hendaknya lebih

(42)

DAFTAR PUSTAKA

Asosiasi Ibu Menyusui, 2007. Saatnya Kembali ke Air Susu Ibu (ASI). Avalaible

fro

Departemen Kesehatan RI, Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Direktorat Jenderal

Bina Kesehatan Masyarakat 2005. Manajemen Laktasi. Jakarta.

Kristiyansari, W., 2009. ASI:Menyusui dan Sadari. Yogyakarta: Nuha Medika.

Notoadmodjo, S., 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar.

Jakarta: Rieka Cipta.

_____________. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Pratomo, H., dan Sudarti, 1986. Pedoman Usulan Penelitian Bidang Kesehatan

Masyarakat. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Ramaiah, S., 2007. ASI dan Menyusui. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer.

Roesli, U., 2000. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta: PT. Niaga Swadaya.

Sastroasmoro, S., dan Ismael, S., 2008. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian

Klinis.Jakarta : Sagung Seto.

Soetjiningsih, 1997. ASI : Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta. EGC.

Sulistyawati, A., 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas.

(43)

Suradi, R., Roesli, U., 2008. Manfaat ASI dan Menyusui. Jakarta: Balai Penerbit

Fakultas Kedokteran Universias Indonesia.

World Health Organization, 1991. Indicators for Assessing Breastfeeding

(44)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Pralistia Leoni Ananda

Tempar / Tanggal Lahir : Medan / 1 Agustus 1990

Agama : Islam

Alamat : Jalan Pasar Nippon No.2 Paya Pasir Medan Marelan

Riwayat Pendidikan : 1. TK Dr. Wahidin Soedirohusodo (1994-1995)

2. Sekolah Dasar Negeri 066430 Medan (1995 - 2001)

3. Sekolah Menengah Pertama Negeri 39 Medan

(2001-2004)

4. Sekolah Menengah Atas Negeri 10 Medan (

2004-2007)

5. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(45)

LEMBAR PENJELASAN KEPADA SUBJEK PENELITIAN

Assalammualaikum Wr WB/ Salam Sejahtera

Dengan Hormat,

Saya Pralistia Leoni Ananda, mahasiswa semester VII Fakultas

Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Saat ini saya sedang melakukan

penelitian yang berjudul “Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Cara Menyusui di

Kelurahan Paya Pasir Medan Marelan”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

tingkat pengetahuan ibu tentang cara menyusui.

Saya mengharapkan keikutsertaan dan kerjasama dari Saudari untuk

memberikan jawaban yang sebenar-benarnya dalam penelitian ini. Jawaban yang

Saudari berikan hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian ini dan tidak

akan disalahgunakan untuk maksud-maksud lain. Identitas Saudari akan tetap

dirahasiakan dan tidak akan dipublikasikan.

Keikutsertaan Saudari dalam penelitian ini sangat saya harapkan.

Partisipasi Saudari bersifat bebas dan tanpa ada paksaan. Saudari berhak untuk

menolak berpartisipasi tanpa dikenakan sanksi apapun.

Demikian penjelasan ini saya sampaikan. Atas partisipasi dan kesediaan

Saudari, saya ucapkan terima kasih.

Medan, ________________ 2010

(46)
(47)

is significant at the 0.05 level (2-tailed).

(48)

LAMPIRAN I

Lembar Persetujuan (Informed Consent)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Tempat/ Tgl. Lahir : Alamat :

Dengan ini menyatakan SETUJU untuk menjawab pertanyaan yang diajukan peneliti pada kuesioner-kuesioner yang tertera untuk disertakan ke dalam data penelitian.

Medan, 2010 Peneliti, Yang Membuat Pernyataan

(Pralistia Leoni Ananda) ( )

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Tempat/ Tgl. Lahir : Alamat :

Dengan ini menyatakan bahwa data yang diisi dalam pertanyaan kuesioner adalah benar adanya. Dan saya bersedia memberikan pernyataan saya untuk dijadikan bahan penelitian tanpa ada paksaan dari pihak manapun.

Medan, 2010

Tertanda

(49)

LAMPIRAN II

KUESIONER PENELITIAN

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG CARA MENYUSUI DI KELURAHAN PAYA PASIR MEDAN MARELAN

I. DATA UMUM RESPONDEN

1) No. Responden : ...

II. DATA KHUSUS RESPONDEN

1. Apakah yang dimaksud dengan menyusui?

a) Pemberian air susu kepada bayi yang langsung dari kelenjar payudara

ibu (1)

b) Pemberian air susu kepada bayi tanpa makanan tambahan lain (0)

c) Pemberian air susu kepada bayi dengan menggunakan susu formula (0)

d) Tidak tahu (0)

(50)

a) Sampai usia 2 tahun (1)

b) Kurang dari 6 bulan (0)

c) Sampai usia 1 tahun (0)

d) Tidak tahu (0)

3. Apa sajakah masalah-masalah yang dapat terjadi bila perlekatan yang

salah?

a) Pengeluaran ASI banyak dan bayi sering menyusui (0)

b) Puting lecet dan saluran susu tersumbat (1)

c) Payudara terasa lembut dan nyaman (0)

d) Tidak tahu (0)

4. Bagaimanakah tanda- tanda bayi cukup ASI?

a) Sering menangis, tinja kering dan keras, urin kuning pucat (0)

b) Bayi tampak tenang, berat badan bertambah,buang air kecil > 6 kali (1)

c) Susah buang air besar dan bayi tidur dengan cukup (0)

d) Tidak tahu (0)

5. Bagaimanakah cara agar bayi membuka mulutnya saat akan disusui?

a) Menyentuhkan puting susu ibu di mulut bayi (1)

b) Membuka mulut bayi dengan tangan (0)

c) Mulut bayi terbuka sendiri (0)

d) Tidak tahu (0)

(51)

a. (1)

b. ( ( 19 (0)

c. Tidak tahu

7. Bagaimanakah cara melepaskan hisapan bayi yang benar?

a) Langsung keluarkan payudaranya (0)

b) Memasukkan jari kelingking ke sudut mulut bayi (1)

c) Bayi melepaskan hisapannya sendiri (0)

d) Tidak tahu (0)

8. Apakah yang seharusnya anda lakukan setelah menyusui bayi anda?

a) Mengeluarkan ASI sedikit dan mengoleskan pada payudara (1)

b) Menidurkan bayi anda (0)

c) Membersihkan payudara terlebih dahulu dengan air hangat (0)

d) Tidak tahu (0)

9. Bagaimanakah cara menyendawakan bayi?

a) Dielus-elus di bagian dadanya (0)

b) Bayi digendong, bersandar di bahu ibu dan ditepuk punggungnya (1)

c) Bayi bisa bersendawa sendiri (0)

d) Tidak tahu (0)

(52)

a) Agar bayi merasa kenyang (0)

b) Memberi kasih sayang kepada bayi (0)

c) Mengeluarkan udara dari lambung (1)

(53)

Pekerjaan Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Cumulative Percent

Valid Dewasa M 30 51.7 51.7 51.7

Dewasa T 28 48.3 48.3 100.0

Total 58 100.0 100.0

(54)

Informasi yang didapat responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent Frequency Percent Valid Percent

(55)

Valid Dokter Spesialist 17 29.3 29.3 29.3

Bidan 41 70.7 70.7 100.0

Total 58 100.0 100.0

P1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 8 13.8 13.8 13.8

1 50 86.2 86.2 100.0

Total 58 100.0 100.0

P2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 13 22.4 22.4 22.4

1 45 77.6 77.6 100.0

Total 58 100.0 100.0

P3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 16 27.6 27.6 27.6

1 42 72.4 72.4 100.0

Total 58 100.0 100.0

(56)

Frequency Percent Valid Percent

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 43 74.1 74.1 74.1

1 15 25.9 25.9 100.0

(57)

P8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 4 5 8.6 8.6 8.6

(58)

Hasil Ukur Pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Baik 13 22.4 22.4 22.4

Sedang 45 77.6 77.6 100.0

Total 58 100.0 100.0

6 11 19.0 19.0 39.7

7 22 37.9 37.9 77.6

8 13 22.4 22.4 100.0

Gambar

Gambar Perlekatan Menyusui
Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas dan Reabilititas Kuesioner Penelitian
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Pekerjaan
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Penolong Persalinan
+6

Referensi

Dokumen terkait

[r]

[r]

Conceptually, the network architecture consists of two segments that are central to the SMS model of operation: the Mobile Originating (MO) part, which includes

Semua pernyataan dibawah ini adalah sikap ibu dalam pemenuhan gizi balita. Ibu akan menyusui anak

Roloff Matek Hakim, A R., 2005, Kekuatan Bahan Dasar, Politeknik Manufaktur Negeri

Lampiran 1.3 Suasana Desa Hilisimaetano dengan deretan rumah adat yang.. menjadi ciri khas desa adat di

Pada pembuatan mesin deterjen ini bertujuan untuk membuat produk yang bisa di terima di masyarakat dan lebih efisien waktu karena mesin pengemas deterjen berkapasitas 100 sachet

[r]