• Tidak ada hasil yang ditemukan

39 GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN LANSIA TERHADAP PELAYANAN POSYANDU LANSIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "39 GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN LANSIA TERHADAP PELAYANAN POSYANDU LANSIA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

J

urnal

AKP

39

Vol. 5 No. 2, 1 Juli – 31 Desember 2014

GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN LANSIA TERHADAP PELAYANAN

POSYANDU LANSIA

Anas Tamsuri*, Yanuar Dwi Arismadani** *) Dosen Akper Pamenang Pare–Kediri **) Perawat Puskesmas Plemahan–Kediri

Aged satisfaction towards service quality in health care center for mothers and babies is influenced by many factors real evidence (tangible), reliability (reliability/trustworthy), responsiveness and assurance (certainty). These things must be fulfilled by officials or cadres of health care center for mothers and babies (Posyandu) in order to satisfied all targets. The purpose of this research was to know the level of mother satisfaction about the quality of Aged health care center for mothers and babies (Posyandu) health services in health care center for mothers and babies (Posyandu) Pendawa Dusun Suren Desa Jambu Kecamatan Kayen Kidul Kabupaten Kediri.

The design of research that used is descriptive. The population is all the aged mothers 30 respondents was taken with a total sampling technique. Research variable is the level of aged satisfaction toward health care center for aged (Posyandu Lansia) health services collected by using questionnaire with 25 questions. The data that produced is processed by means of editing, cording, scoring, tabulating and analyzed by percentage. The data presented in the form of diagrams and tables.

From the results of research, almost half of respondents rate the quality of service in Aged Posyandu reviewed from tangible including satisfactory and very satisfactory it is 15 respondents (50 %), from reliability the majority is satisfactory it is 17 respondents (56.7 %), of the responsiveness the majority is satisfactory it is 19 respondents (63.3 %), from the assurance, a half is satisfactory it is 15 respondents (50 %), from the empathy, a half is satisfactory it is 15 respondents (50 %) and in general most of the respondents are satisfied about 21 respondents (70 %) of a total of 30 respondents.

This is caused by physique facilities of health care center for mothers and babies (Posyandu) are adequate, the officer gave service with a friendly, courteous, responsive, professional and reliable.

It was concluded that the quality of service in health care center for mothers and babies (Posyandu) Pendawa Dusun Suren Desa Jambu Kecamatan Kayen Kidul Kabupaten Kediri has been rated satisfactory. It is suggested that existing services must be maintained.

Keywords : satisfaction, service quality of aged posyandu

Latar Belakang

Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional (PROPENASE), perlu disusun indeks kepuasan masyarakat sebagai tolak ukur untuk menilai tingkat kualitas pelayanan. (IKM, 2004). Pada dasarnya pengertian dari kepuasan dan ketidakpuasan pelanggan adalah perbedaan antara harapan dan kinerja yang dirasakan pelanggan. Jadi pengertian kepuasan pelanggan dapat berarti kinerja barang atau jasa yang diterima oleh konsumen setidak-tidaknya sama dengan yang diharapkan. (Shakuntala, 2013).

(2)

Pelayanan sosial lanjut usia (lansia) adalah proses pemberian bantuan yang dilaksanakan secara terencana dan berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan lanjut usia,salah satu bentuk pelayanan sosial lanjut usia yaitu posyandu lansia. Posyandu lansia merupakan pos pelayanan terpadu terhadap lansia di tingkat desa/kelurahan dalam wilayah kerja masing-masing puskesmas.(Departemen Sosial RI.2007). Berdasarkan catatan Kementrian Kesehatan 2013, terdapat 437 Puskesmas Santun Lanjut Usia dan 69.500 posyandu lansia yang tersebar di beberapa kabupaten/kota di Indonesia. Dan jumlah penduduk Jawa Timur sebanyak 37.790.642 jiwa, yang lanjut usia mencapai 4.202.908 jiwa atau 11,2 %, dengan prosentase tersebut provinsi Jawa Timur mengalami struktur penduduk tua (Aminuddin, 2008), sedangkan jumlah lansia di Surabaya di bagi menjadi dua : pra usila (45 th -59 th) terdiri dari 253.723 jiwa dan yang usia lanjut (> 60 th) terdiri dari 166.437 jiwa 9 (Adib, 2008). Saat ini masing-masing desa memiliki posyandu untuk para lanjut usia, namun tak sedikit banyak pula bagi para lansia yang mau datang ke posyandu, itu dapat dilihat dari hasil study pendahuluan yang telah di lakukan di Posyandu Lansia Pendawa di Dusun Suren Desa Jambu Kecamatan Kayen Kidul Kabupaten Kediri di dapatakan data jumlah keseluruhan lansia tahun 2013 yaitu 60 orang, kemudian di lakukan pengambilan data daftar hadir kunjungan lansia dan di dapatkan data setiap bulannya lansia yang berkunjung ke posyandu sekitar 28-30 orang saja. Peneliti juga melakukan wawancara terhadap 5 responden yang ikut dalam pelayanan kesehatan posyandu. Lansia mengeluhkan pada pelayanan frekuensi penyuluhan yang sangat kurang. Dan lansia mengeluhkan pelayanan yang kurang ramah terhadap lansia. Hal ini sangat berpengaruh terhadap kecapaian derajat lansia. tersebut berpengaruh terhadap kurang tercapainya derajat kesehatan lansia

kode etik profesi. Dengan peningkatan mutu pelayanan, maka lansia akan merasakan kepuasan dalam pelayanan sehingga lansia dapat aktif dalam berkunjung ke posyandu lansia. (Depkes RI, 2003)

Berdasarkan fenomena di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan peneitian mengenai gambran tingkat kepuasan lansia terhadap pelayanan kesehatan di posyandu lansia Pendawa di Dusun Suren Desa Jambu Kecamatan Kayen Kidul.

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di latar belakang diatas, dapat diperoleh rumusan masalah yaitu “Bagaimanakah gambaran tingkat kepuasan lansia terhadap pelayanan kesehatan di posyandu lansia Pendawa di Dusun Suren Desa Jambu Kecamatan Kayen Kidul?”

Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Mengetahui tingkat kepuasan lansia terhadap pelayanan posyandu lansia.

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui tingkat kepuasan lansia terhadap pelayananTangible(Wujut Nyata) Posyandu Lansia.

b. Mengetahui tingkat kepuasan lansia terhadap pelayanan Reliability (Keandalan /Dapat Dipercaya) Posyandu Lansia.

c. Mengetahui tingkat kepuasan lansia terhadap pelayanan Responsiveness (Ketanggapan) Posyandu Lansia.

d. Mengetahui tingkat kepuasan lansia terhadap

Assurance (Jaminan Kepastian) Posyandu Lansia.

e. Mengetahui tingkat kepuasan lansia terhadap pelayanan Emphaty (Empati) Posyandu Lansia.

Desain Penelitian

(3)

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi Editing, Coding, Scoring, dan Tabulating.

Hasil Penelitian

Posyandu Lansia Pendawa Dusun Suren Desa Jambu Kecamatan Kayen Kidul Kabupaten Kediri

yang merupakan salah satu posyandu lansia yang ada di wilayah kerja Puskesmas Kayen Kidul Kabupaten Kediri. Posyandu Lansia Pendawa Dusun Suren Desa Jambu Kecamatan Kayen Kidul Kabupaten Kediri memiliki 5 kader aktif yang mengelola kegiatan posyandu mulai dari hari H-1, hari H dan H+1 dengan kegiatan mencakup 5 meja mulai dari pendaftaran, penimbangan, pencatatan, penyuluhan dan pelayanan tambahan (Tensi,pengobatan dan kegiatan lainnya). Secara rutin posyandu selalu buka 1 kali setiap bulan.

1. Data Umum

a. Karakteristik responden berdasarkan umur

Pada diagram lingkaran diatas menunjukkan hampir seluruh responden berumur 60-74 tahun yaitu sebanyak 25 responden (83,3%). b. Karakteristik responden berdasarkan jenis

kelamin responden

Diagram lingkaran diatas menunjukkan hampir seluruh responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 24 responden (80%) dan laki-laki sebanyak 6 responden (20%).

c. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan

Diagram lingkaran diatas menunjukkan hampir seluruh responden lansia ibu rumah tangga yaitu sebanyak 24 responden (80%).

2. Data Khusus

a. Tingkat kepuasan lansia terhadap Pelayanan

Tangible(Wujut Nyata)

Tabel diatas menunjukkan bahwa setengah responden menilai mutu pelayanan di posyandu lansia ditinjau dari tangible termasuk kategori memuaskan dan sangat memuaskan yaitu masing-masing sebanyak 15 responden (50%) dari total 30 responden. Untuk hasil tidak memuaskan pada kuesioner poin 3 dan 4 yaitu tentang senyum petugas saat responden datang dan keramahan petugas saat memberikan penyuluhan.

b. Tingkat kepuasan lansia terhadap Pelayanan

(4)

Tabel diatas menunjukkan bahwa setengah lebih responden menilai mutu pelayanan ditinjau dari

reliabilitydi posyandu lansia termasuk memuaskan yaitu sebanyak 17 responden (56,7%) dari total 30 responden. Untuk yang mempunyai hasil tidak memuaskan pada kuesioner poin 6 dan 10 yaitu tentang percaya pada petugas saat pendaftaran dan pelayanan gratis pada posyandu.

c. Tingkat kepuasan lansia terhadap Pelayanan

Responsiveness(Ketanggapan)

Tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden menilai mutu pelayanan ditinjau dari

responsiveness di posyandu lansia termasuk memuaskan yaitu sebanyak 19 responden (63,3%) dari total 30 responden. Untuk yang mempunyai hasil tidak memuaskan pada kuesioner point 12 dan 15 yaitu tentang penjelasan informasi tentag pengukuran tekanan darah,berat badan, tinggi badan dan pemeriksaan serta pengobatan yang telah di lakukan.

d. Tingkat kepuasan lansia terhadap Pelayanan

Assurance(Jaminan Kepastian)

e. Tingkat kepuasan lansia terhadap Pelayanan

Emphaty(Empati)

Tabel diatas menunjukkan bahwa setengah responden menilai mutu pelayanan ditinjau dari empati di posyandu lansia termasuk memuaskan yaitu sebanyak 15 responden (50%) dari total 30 responden. Untuk yang mempunyai hasil tidak memuaskan pada kuesioner point 23 dan 25 yaitu tentang sikap petugas yang teliti dalam mencatat KMS dan tindakan pengobatan yang diberikan.

f. Tingkat kepuasan terhadap Pelayanan

Tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden menilai mutu pelayanan di posyandu lansia termasuk memuaskan yaitu sebanyak 21 responden (70%) dari total 30 responden.

Pembahasan

1. Tingkat Kepuasan Lansia terhadap Pelayanan

Tangible(Wujut Nyata) Posyandu Lansia

(5)

diterimanya. Disamping itu juga dipengaruhi oleh faktor harga atau biaya yang harus dikeluarkan ketika lansia harus datang ke posyandu. Kepuasan seseorang juga ditentukan oleh kinerja (performance) dari pemberi jasa pelayanan. Salah satu aspek kinerja dimaksud adalah aspektangibles

(bukti langsung), meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, tenaga dan sarana komunikasi yang ada (Rahmulyono, 2008). Termasuk dalam hal ini adalah penampilan fasilitas fisik posyandu, peralatan, personel ataupun media komunikasi yang ada di posyandu, misalnya : kebersihan tempat pelaksanaan posyandu, kerapihan dan kenyamanan ruangan tempat posyandu, penataan interior dan eksterior ruangan, kelengkapan, persiapan dan kebersihan alat, penampilan dan kebersihan penampilan petugas atau kader posyandu.

Hampir setengah responden menilai mutu pelayanan di posyandu lansia ditinjau dari tangible termasuk kategori memuaskan dan sangat memuaskan disebabkan fasilitas fisik yang ada di posyandu seperti meja pelayanan, kursi tunggu, dan perlengkapan lainnya seperti timbangan, buku kunjungan, buku catatan/register dinilai sudah mencukupi kebutuhan sasaran. Dan ada hampir sebagian responden mengatakan tidak puas terhadap kinerja petugas saat menyambut lansia datang ke posyandu,sikap petugas yang kurang ramah. Penilaian ini cukup tentunya juga menyesuaikan dengan kondisi posyandu yang berada di desa, tentu segala sarana dan perlengkapan juga seadanya yang penting aman bagi lansia yang hadir. Disamping itu tenaga pelaksana juga sudah ada sesuai dengan persyaratan minimal yakni 5 meja semua sudah ada petugasnya. Hal ini terlihat semakin baik sehingga kesan sebagai pos pelayanan yang baik akan tampak. Kondisi ini sangat berbeda dengan saat pengambilan data studi pendahuluan yang mana peralatan dirasa masih kurang misalnya: fasilitas tempat duduk sama alat timbang hanya ada 1 tetapi pada saat ini semua fasilitas sudah ada ditambah dengan alat timbang sudah ada 3 timbangan dan tempat duduk sudah ada tambahan. Tentu keberadaan alat ini akan menambah kenyamanan lansia yang hadir di posyandu sehingga memuaskan para lansia.

Ada beberapa responden yang mengatakan tidak puas terhadap pelayanan pada kuesioner point 3 dan 4 yaitu tentang kurangnya senyum petugas

pada saat menyambut para lansia yang datang dan kurangnya keramahan petugas pada waktu memberikan penyuluhan. Hal ini di sebabkan karena kurangnya pelatihan kader dalam pelayanan posyandu lansia yang seharusnya ramah dan bersahabat kepada para lansia. Untuk mendapatkan pelayanan posyandu yang sangat baik dan memuaskan seharusnya para kader posyandu diberikan pelatihan dalam melaksanakan pelayanan posyandu agar para lansia merasa puas dan merasa nyaman ketika datang ke posyandu.

2. Tingkat kepuasaan Lansia terhadap Pelayanan

Reliability (Keandalan/Dapat Dipercaya) Posyandu Lansia

Sebagian besar responden menilai mutu pelayanan ditinjau dari reliability di posyandu lansia termasuk memuaskan yaitu sebanyak 17 responden (56,7%) dari total 30 responden. Dan 3 responden (10%) mengatakan cukup puas terhadap pelayanan posyandu.

Menurut Budiastuti (2002) seseorang dalam menilai kepuasan terhadap jasa pelayanan yang diterima mengacu pada beberapa faktor, antara lain faktor

reliability (keandalan). Reliability merupakan kemampuan dalam memberikan pelayanan dengan segera dan memuaskan serta sesuai dengan telah yang dijanjikan. Termasuk kemampuan untuk melaksanakan jasa yang dijanjikan dengan tepat dan terpercaya. Misalnya : pelayanan pemeriksaan, pengobatan dan perawatan yang tepat. Jadwal pelayanan dijalankan secara tepat. Prosedur pelayanan yang tidak berbelit-belit (Tjiptono, 1997).

(6)

kesehatan ketika ada yang membutuhkan pengobatan juga sudah siap dan memberikan pelayanan dengan baik dan cepat.

Hal lain yang menyebabkan kepuasan ini adalah pada saat ini sudah diadakan penyuluhan di meja 4 mengenai kondisi lansia. Lansia yang mengeluhkan tentang apa yang di rasakan sudah di jelaskan mengenai solusinya. Selain itu petugas kesehatan juga memberitahukan tetang makanan yang harus di konsumsi lansia dan olahraga yang baik untuk lansia. Ada beberapa responden yang mengatakan tidak puas terhadap pelayanan pada kuesioner point 6 dan 10 yaitu tentang merasa tidak percaya kepada petugas saat pendaftaran dan tidak puas pada pelayanan posyandu secara gratis. Hal ini di sebabkan karena terlalu banyaknya lansia yang mengantri pada meja pendaftaran sehingga lansia berfikir merasa kurang percaya karena terlalu lama mengantri dan tidak ada pemberitahuan kapan akan di lakukannya pelayanan untuk meja berikutnya. Dan untuk pelayanan posyandu secara gratis lansia mengatakan kurang puas hal ini karena ada tindakan pengobatan pada lansia yang harus mengeluarkan biaya seperti, dilakukannya injeksi membutuhkan biaya tambahan untuk obat yang di gunakan. Seharusnya yang di lakukan petugas posyandu menjeaskan kapan akan di lakukannya tindakan dan menjelaskan kenapa di butuhkan biaya tambahan utuk pelayanan pengobatan.

3. Tingkat kepuasaan Lansia terhadap Pelayanan

Responsiveness(Ketanggapan) Posyandu Lansia.

Sebagian besar responden menilai mutu pelayanan ditinjau dari responsiveness di posyandu lansia termasuk memuaskan yaitu sebanyak 19 responden (63,3%) dari total 30 responden. Kepuasan seseorang terhadap pelayanan juga dipengaruhi faktor responsiveness (cepat tanggap). Tanggap artinya sigap dalam merespons dan memberikan pelayanan keperawatan yang ditujukan oleh para pelanggan (pasien, keluarga, dan

diberikan imunisasi atau pengobatan jika membutuhkan tindakan kuratif. Hal ini tentunya sesuai dengan harapan lansia yang datang ke posyandu karena lansia juga memiliki kesibukan lain sehingga berharap pelayanan dengan cepat. Pelayanan demikian tentu akan sangat menyenangkan lansia yang datang sehingga ketika diminta untuk menilai tentang kepuasan atas pelayanan di posyandu, maka responden cenderung menilai positif terhadap kinerja petugas posyandu. Pada akhirnya sebagian besar responden menyatakan sudah puasa atas pelayanan yang diberikan. Ada beberapa responden yang mengatakan tidak puas terhadap pelayanan pada kuesioner point 12 dan 15 yaitu tidak mendapatkannya penejelasan informasi pengukuran tekanan darah,berat badan, tinggi badan dan tidak puas terhadap pelayanan pemeriksaan dan pengobatan. Hal ini terjadi karena petugas posyandu kurang memberikan penjelasan kepada para lansia sebab para petugas terlalu terburu-buru untuk cepat menyelesaikan pemeriksaan tanpa memberikan penjelasan yang riil kepada para lansia. Sedangkan dalam hal kurangnya kepuasan lansia terhadap pemeriksaan dan pengobatan cederung faktor dari kesehatan lansia sendiri yang menurun sehingga lansia merasa tidak segera sembuh ketika mendapat pelayanan pengobatan di posyandu. Seharusnya petugas memberikan penjelasan secara riil tentang kondisi lansia.

4. Tingkat kepuasaan Lansia terhadap Pelayanan

(7)

posyandu maupun petugas kesehatan yang hadir di posyandu sudah sangat bersahabat dengan masyarakat. Dalam berkomunikasi mereka juga cenderung menggunakan bahasa dan dialek setempat sehingga dapat diterima masyarakat dengan baik. Kesan memberikan pelayanan dengan ramah sangat terasa. Namun demikian dalam berkomunikasi tetap menjaga kesopanan. Tetap ramah kepada setiap lansia yang datang ke posyandu. Pelayanan demikian inilah yang menyebabkan lansia merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan. Ketika ada yang membutuhkan pengobatan atau saran, kegiatan ini diberikan oleh petugas kesehatan. Tentu lansia merasa bahwa pemberi pelayanan adalah tenaga professional sehingga lansia merasa bahwa pelayanan yang diberikan dapat dipercaya termasuk a m a n a t a u bebas dari bahaya, atau resiko ataupun keragu-raguan.

Ada beberapa responden yang mengatakan tidak puas terhadap pelayanan pada kuesioner point 20 tentang tidak yakin dengan pengetahuan petugas dalam pemeriksaan dan pengobatan. hal ini karena faktor dari kesehatan lansia sendiri yang menurun sehingga lansia berfikiran tidak segera sembuh ketika dilakukan pengobatan. seharusnya petugas posyandu menjelaskan tentang kondisi lansia.

5. Tingkat kepuasaan Lansia tentang Mutu PelayananEmphaty(Empati) Posyandu Lansia

Setengah responden menilai mutu pelayanan ditinjau dari empati di posyandu lansia termasuk memuaskan yaitu sebanyak 15 responden (50%) dari total 30 responden. Kepuasan pasien atau pengunjung posyandu juga dipengaruhi oleh kinerja dalam pelayanan termasuk sifat empati yang ditunjukkan petugas. Empathy yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik dan perhatian dengan tulus terhadap kebutuhan pelanggan (Rahmulyono, 2008 ).

Empati merupakan sikap jujur dalam menerima kondisi pasien, obyektif dalam memberikan penilaian terhadap kondisi pasien dan tidak berlebihan (Fatmawati dan Musliha, 2009). Sikap ini merupakan syarat mutlak untuk menunjukkan sikap peduli, memberikan perhatian secara pribadi kepada pelanggan, misalnya: memberikan perhatian secara khusus kepada setiap pelanggan, kepedulian terhadap keluhan pelanggan,

pelayanan kepada semua pelanggan tanpa memandang status sosial dan lain-lain.

Sesuai hasil analisis diketahui setengah responden menilai mutu pelayanan ditinjau dari empati di posyandu lansia termasuk memuaskan. Hal ini disebabkan petugas di posyandu baik kader posyandu maupun petugas kesehatan selalu tampak empati kepada setiap pengunjung. Rasa empati ini ditunjukkan ketika bertemu dengan lansia dan selalu mengajak bersenda gurau. Mereka tampak sangat peduli ketika ada lansia yang di datang ke posyandu. Jika hasil penimbangan tampak menunjukkan ada penurunan maka petugas dengan penuh rasa empati memberikan saran terbaiknya agar bulan depan berat badan naik sehingga kembali normal. Ketika lansia menyampaikan keluhan berkaitan dengan kondisinya, maka petugas memberikan informasi dengan baik. Semua kader posyandu juga tidak membeda-bedakan pelanggan. Pelayanan kepada semua pelanggan dilakukan tanpa memandang status sosial mereka dan tetap memberikan pelayanan sebaik mungkin. Hal ini akan menimbulkan kesan bahwa petugas sudah memberikan pelayanan dengan baik sehingga lansia merasa puas. pelayanan yang diberikan. Ada beberapa responden yang mengatakan tidak puas terhadap pelayanan pada kuesioner point 23 dan 25 tentang sikap petugas yang tidak teliti saat mencatat KMS dan kurangnya tindakan pengobatan yang diberikan. Hal ini karena factor dari petugas posyandu sendiri yang kurang teliti dalam mencatat KMS ataupun tidak di informasikan dengan jelas kepada lansia sehingga lansia merasa kurang yakin terhadap petugas dalam hal pencatatan KMS. Sedangkan dalam hal tindakan pengobatan yang diberikan lansia kurang merasa puas karena factor dari kesehatan lansia sendiri yang menurun sehingga lansia berfikiran tidak cepat sembuh setelah di lakukan pengobatan di posyandu. Seharusnya petugas menginformasikan isi catatan dari KMS dan menjelaskan tentang kondisi lansia yang sudah menurun.

6. Tingkat kepuasaan Lansia terhadap Pelayanan Posyandu Lansia

(8)

memiliki standar pelayanan yang sering digunakan sistem 5 meja. Meja pertama pendaftaran, meja kedua penimbangan lansia, meja ketiga pencatatan KMS (Kartu Menuju Sehat), meja keempat penyuluhan, dan meja kelima pelayanan oleh tenaga professional meliputi pelayanan lansia ,pelayanan pengobatan serta pelayanan lain sesuai kebutuhan. Untuk dapat memberikan pelayanan yang memuaskan maka petugas posyandu harus memperhatikan beberapa aspek yang beerpengaruh terhadap kepuasan diantaranya ketanggapan, keandalan, jaminan kesehatan, empati dan ketersediaan pelayaanan kesehatan (Asmuji, 2012). Selain itu kepuasan juga dipengaruhi beberapa faktor seperti kinerja (performance), keistimewaan tambahan (feature), keandalan (reliability), kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specification), daya tahan (durability), service abilily, estetika, kualitas (Tjiptono, 1997).

Didapatkannya sebagian besar responden menilai mutu pelayanan di posyandu lansia termasuk memuaskan juga dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Tentu saja hal ini dipengaruhi oleh fasilitas dan sarana pendukung yang ada di posyandu (tangible), reliability (keandalan/dapat dipercaya), responsiveness (ketanggapan) serta

assurance(jaminan kepastian).Tentu saja penilaian oleh lansia ini juga sangat dipengaruhi oleh latar belakang lansia. Hasil penelitian menunjukkan hampir seluruh responden berumur 60-74 tahun yaitu sebanyak 25 responden (83,3%) dari total 30 responden. Secara psikologis orang dengan usia ini tergolong orang yang sudah dewasa dan masih mampu menilai. Artinya ketika melihat pelayanan di posyandu dengan segala perlengkapan yang ada, mereka sudah mampu menerima apa adanya sehingga tidak terlalu tinggi tuntutan akan fasilitas fisik yang sangat baik. Melihat sarana dan prasarana yang sudah ada maka responden akan cenderung bisa memakluminya yang pada akhirnya menimbulkan penyesuaian kebutuhan yang tidak

mendapat pelayanan pengobatan di posyandu. Faktor berikutnya dalam hal emphaty ada beberapa lansia mengatakana cukup puas,lansia merasa kurang di perhatikan karena sikap kader yang kurang bersimpati kepada lansia hal ini cenderung kader yang kurang pelatihan dalam pelayanan posyandu lansia yang baik. Seharusnya kader berusaha memberikan pelayanan yang baik dan perlu dilakukaan pelatihan kembali untuk meningkatkan pelayanan di posyndu lansia

Kesimpulan

1. Setengah responden menilai pelayanan di posyandu lansia ditinjau dari tangible termasuk kategori memuaskan dan sangat memuaskan yaitu masing-masing sebanyak 15 responden (50%) dari total 30 responden.

2. Sebagian besar responden menilai mutu pelayanan ditinjau dari reliability di posyandu lansia termasuk memuaskan yaitu sebanyak 17 responden (56,7%) dari total 30 responden.

3. Sebagian besar responden menilai pelayanan ditinjau dari responsiveness di posyandu lansia termasuk memuaskan yaitu sebanyak 19 responden (63,3%) dari total 30 responden.

4. Setengah responden menilai pelayanan ditinjau dari assurance di posyandu lansia termasuk memuaskan yaitu sebanyak 15 responden (50%) dari total 30 responden.

5. Setengah responden menilai mutu pelayanan ditinjau dari empati di posyandu lansia termasuk memuaskan yaitu sebanyak 15 responden (50%) dari total 30 responden.

6. Sebagian besar responden menilai mutu pelayanan di posyandu lansia termasuk memuaskan yaitu sebanyak 21 responden (70%) dari total 30 responden.

Saran

1. Bagi Institusi Pendidikan

(9)

3. Bagi Kader Posyandu

Diharapkan agar kader selalu mempersiapkan sarana dan prasarana di posyandu dengan sebaik mungkin, mengevaluasi segala kekurangan dalam pelaksanaan posyandu, dan selalu berusaha agar mampu memberikan pelayanan dengan cepat dan tepat misalnya selalu memberikan penyuluhan, menimbang berat badan dengan cekatan dan hasil tepat. Dan menjelaskan segala sesuatu tentang kodisi yang terjadi pada lansia, lebih di tingkatkan lagi dalam hal sikap ramah dan bersahabat. Kader perlu di berikan pelatihan kembali agar dalam melakukan pelayanan posyandu dapat terlaksana dengan baik dan para lansia akan merasa puas.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya diharapkan mengadakan penelitian serupa dengan melakukan kajian hubungan kepuasan pengunjung posyandu dengan faktor lain misalnya dengan hubungan dukungan tokoh masyarakat dengan kepuasan pengunjung posyandu, hubungan kemampuan kader dengan kepuasan pengunjung posyandu

DAFTAR PUSTAKA

Anak, D. J. (2013). Buku Panduan Kader Posyandu Menuju Keluarga Sadar Gizi. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.Jakarta: Salemba Medika. Asmuji. (2012). Manajemen Keperawatan. Jogjakarta:

AR-RUZZ MEDIA.

Depkes Jatim. (2010). Jumlah Lansia di Jawa Timur (Diakses 10 Agustus 2013)

Dinkes. (2013). Jumlah Lansia Di Jawa Timur (Diakses 10 Agustus 2013)

Ismawati. (2010). Posyandu & Desa Siaga (Vol. cetakan 1). Yogyakarta: Nuha Medika.

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakaarta: Rineka Cipta.

Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Riana. (2013). Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan.Jakarta: Rineka Cipta.

Sondakh, J. J. (2013).Mutu Pelayanan Kesehatan dan Kebidanan.Jakarta: Salemba Medika.

Sugiyo. (2011). Statiska Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Supranto, J. (2011). Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan.Jakarta: Rineka Cipta.

Gambar

Tabel diatas menunjukkan bahwa setengah lebih

Referensi

Dokumen terkait

Anemia of renal failure Increased RBC destruction (hemolytic anemias) Intrinsic Extrinsic Blood loss Fluid overload... MEGALOBLASTIC

chain management yang berguna untuk meningkatkan kinerja supply chain secara keseluruhan terutama bagi perusahaan semen instant. Mengidentifikasi proses-proses kunci pada

Inventarisasi dari potensi keanekaragaman hayati pada ruang terbuka hijau Kampus Mendalo Universitas Jambi meliputi jalur hijau utama , hutan kampus, hutan sekunder dan beberapa

Sesuai dengan bahasan atau pokok permasalahan yang tercantum dalam jurnal, dalam penelitian ini sekian banyak faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal, yang digunakan

Pada tahap penelitian pengem bangan ini penekanan diarahkan terhadap usaha alih teknologi kom ponen usahatani padi rintak. A dapun kornponen usahatani lainnya tetap dilaksanakan

Kedua, hasil belajar siswa pada pokok bahasan larutan elektrolit dan non elektrolit yang diajarkan dengan pembelajaran literasi sains dan teknologi lebih tinggi dan

Penatalaksanaan yang dilakukan pada ibu yang mengalami engorgement antara lain adalah : keluarkan sedikit ASI sebelum menyusui agar payudara lebih lembek, sehingga lebih

mengaitkannya (open ended question) serta menyusun rancangan tugas untuk mahasiswa (materi diskusi dan kuis)  Discovery Learning: mahasiswa mencari, mengumpulkan dan