• Tidak ada hasil yang ditemukan

BANTUAN SARANA PENDIDIKAN BANTUAN PRASARANA PENDIDIKAN DAN BANTUAN PEMBINAAN LEMBAGA KEMAHASISWAAN PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BANTUAN SARANA PENDIDIKAN BANTUAN PRASARANA PENDIDIKAN DAN BANTUAN PEMBINAAN LEMBAGA KEMAHASISWAAN PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

PETUNJUK TEKNIS

BANTUAN SARANA PENDIDIKAN

BANTUAN PRASARANA PENDIDIKAN

DAN

BANTUAN PEMBINAAN

LEMBAGA KEMAHASISWAAN

PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM

DIREKTORAT PENDIDIKAN TINGGI ISLAM DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb.

Alhamdulillah, Petunjuk Teknis (Juknis) bantuan sarana prasarana pendidikan dan bantuan pembinaan lembaga kemahasiswaan PTAI ini dapat diselesaikan dengan harapan dapat memenuhi kebutuhan berbagai pihak yang berkenaan dengan program bantuan di lingkungan Direktorat Pendidikan Tinggi Islam.

Juknis ini berfungsi sebagai acuan dalam pelaksanaan program bantuan sarana prasarana pendidikan dan bantuan pembinaan lembaga kemahasiswaan di lingkungan Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI) yang memuat tentang proses dan mekanisme pengajuan bantuan mulai dari usulan proposal, tahapan seleksi, penilaian, penetapan penerima bantuan, tahapan pencairan dana, pembuatan laporan serta evaluasi dan monitoring.

Program bantuan sarana dan prasarana pendidikan PTAI ini adalah salah satu upaya untuk mendorong peningkatan mutu secara mandiri dan berkelanjutan yang menjadi tanggungjawab setiap PTAI. Program ini bersifat stimulan dan dilakukan secara kompetitif agar tercipta budaya bersaing yang sehat secara internal dan eksternal. Program yang dibantu pendanaannya oleh Direktorat Pendidikan Tinggi Islam pada tahun 2012 ini terdiri atas bantuan ICT, laboratorium bahasa, laboratorium komputer, laboratorium microteaching, bantuan perpustakaan, bantuan sarana ruang kuliah, bantuan pembangunan gedung, baik mulai baru maupun melanjutkan, dan/atau rehabilitasi atau perbaikan gedung PTAI.

(4)

kepribadian dalam rangka mencapai fungsi dan tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa yang bermartabat, dan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang bertakwa, berilmu, dan

beramal, serta mampu “learning how to think (belajar bagaimana berpikir), learning how to do (belajar bagaimana harus melakukan),

learning how to be (belajar menjadi dirinya sendiri), dan learning how to live together(belajar bagaimana harus hidup bersama orang lain).” Jadi,

organisasi mahasiswa intra kampus pada dasarnya merupakan wahana untuk meningkatkan kemampuan kepemimpinan dan penalaran, serta menyalurkan minat dan kegemaran.

Dalam mencari pengalaman hidup dan mengembangkan potensi diri melalui organisasi kemahasiswaan, mahasiswa selain dituntut untuk mengedepankan kebenaran dan kejujuran, mereka juga dituntut senantiasa mengedepankan nilai-nilai multikulturalisme warga kampus. Oleh karena itu Direktorat Pendidikan Tinggi Islam merasa perlu memberikan dukungan dana untuk Pembinaan Lembaga Kemahasiswaan.

Akhirnya, mudah-mudahan Juknis ini dapat memenuhi kebutuhan dan harapan, bukan saja bagi pengelola PTAI tetapi juga semua pihak yang terkait dan memiliki kepentingan dengan informasi sekitar program bantuan bagi PTAI tahun anggaran 2012 ini.

Wassalamu’alaikum wr. wb.

Jakarta,

A.n. Direktur Jenderal,

Direktur Pendidikan Tinggi Islam, TTD

(5)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar iii

Daftar Isi v

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN SARANA PENDIDIKAN PTAI

A. Latar belakang 1

B. Dasar Hukum 2

C. Maksud dan Tujuan 4

D. Target Sasaran 4

E. Persyaratan 5

F. Prosedur Pengajuan Bantuan 5

G. Seleksi dan Penetapan 6

H. Sumber Bantuan 6

I. Mekanisme Penyaluran Bantuan 7

J. Penggunaan Bantuan 7

K. Pelaporan 8

L. Monitoring dan Evaluasi 10

Lampiran Spesifikasi Minimal 11

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PRASARANA PENDIDIKAN PTAI

A. Latar belakang 21

B. Dasar Hukum 22

C. Maksud dan Tujuan 24

D. Target Sasaran 24

(6)

F. Prosedur Pengajuan Bantuan 25

G. Seleksi dan Penetapan 25

H. Sumber Bantuan 26

I. Mekanisme Penyaluran Bantuan 27

J. Penggunaan Bantuan 27

K. Pelaporan 28

L. Monitoring dan Evaluasi 30

Lampiran Spesifikasi Minimal 31

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMBINAAN LEMBAGA KEMAHASISWAAN PTAI

A. Latar belakang 35

B. Dasar Hukum 36

C. Maksud dan Tujuan 37

D. Target Sasaran 38

E. Persyaratan 38

F. Prosedur Pengajuan Bantuan 39

G. Seleksi dan Penetapan 39

H. Sumber Bantuan 40

I. Mekanisme Penyaluran Bantuan 40

J. Penggunaan Bantuan 41

K. Pelaporan 42

L. Monitoring dan Evaluasi 43

(7)

P E T U N J U K T E K N I S

BANTUAN SARANA PENDIDIKAN

PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM



(8)
(9)

A. Latar belakang

Salah satu standar isi pendidikan yang harus dipenuhi sebagai bagian integral dari konsep ideal pendidikan yaitu standar sarana prasarana pendidikan. Konsep pemenuhan sarana prasarana pendidikan pada saat ini telah digariskan dan dituangkan secara legal formal dalam koridor regulasi yang jelas seperti Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-Undang-Undang-Undang Guru dan Dosen dan Peraturan Pemerintah tentang Badan Standar Nasional Pendidikan.

Pendidikan, merupakan sebuah proses interaksi belajar mengajar, pada essensinya tidak mengenal batas, ruang, dan waktu. Pendidikan berlaku untuk siapa saja, dimana saja dan kapan saja. Oleh karenanya bidang pendidikan sesungguhnya menempati posisi yang sangat urgen dan strategis dalam kehidupan umat manusia. Untuk melaksanakan proses pendidikan itu maka diperlukan sebuah wadah baik prasarana maupun sarana yang dapat memberikan kemudahan dan dukungan dalam mengelola pendidikan menjadi lebih sistematis, terpadu dan integral. Sungguh ironis, jika kita melihat eksistensi lembaga pendidikan, khususnya pendidikan yang berada di masyarakat/yayasan, masih jauh dari yang diharapkan, oleh karenanya saat ini sangat dibutuhkan seperangkat instrument yang dapat memposisikan lembaga itu ke dalam posisi yang strategis dan ideal, minimal dapat diterima dan diakui luas oleh masyarakat, seperti halnya lembaga pendidikan lain. Instrumen-instrument itu secara langsung dan tidak sangat memberi dampak (implikasi) dan manfaat (benefit) pada pengembangan dan kemajuan pendidikan di lembaga itu.

(10)

berkualitas sesuai dengan kemajuan dan perkembangan teknologi pendidikan, misalnya penggunaan laboratorium pembelajaran dalam rangka menciptakan dan menghasilkan proses pembelajaran yang bermutu. Saat ini fasilitas pendukung pembelajaran seperti laboratorium sudah banyak berkembang dan menjadi kebutuhan utama pembelajaran yang dapat digunakan sebagai sarana praktek mahasiswa, seperti laboratorium microteaching, komputer, bahasa dan perpustakaan. Fasiltas dan sarana pembelajaran seperti ini untuk lingkungan PTAIS merupakan sesuatu yang masih sulit ditemukan karena terasa berat untuk memperolehnya, mengingat PTAIS dalam perjalanan dan pertumbuhannya masih amat bergantung dari seberapa besar kemampuan sumber daya yang ada di yayasan tersebut dan seberapa besar kiprah dan kontribusi masyarakat/mahasiswa /lembaga tersebut terhadap bidang pendidikan yang digelutinya. Dalam konteks tersebut di atas, Direktorat Pendidikan Tinggi Islam, bermaksud membantu dan mendorong PTAIS agar secara perlahan dan gradual mampu memberikan pelayanan pendidikan kepada masyarakat yang lebih bermutu, antara lain salah satunya adalah dengan memberikan progam-program bantuan sarana pendidikan seperti misalnya bantuan perpustakaan atau laboratorium sebagai sarana penunjang/praktek pembelajaran di PTAIS. Untuk itu Direktorat Pendidikan Tinggi Islam Ditjen Pendidikan Islam pada tahun 2012 telah memprogramkan bantuan sarana pendidikan bagi PTAIS. Dengan bantuan tersebut diharapkan proses pembelajaran di PTAIS akan mengalami perkembangan, kemajuan dan peningkatan yang lebih berkualitas, dan mampu berkiprah secara utuh di bidang pendidikan sebagaimana layaknya lembaga pendidikan lain.

B. Dasar Hukum

(11)

Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Pembendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2010 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2012; ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5167);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5105) sebagaimana telah diubah dengan peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5157);

(12)

8. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Agama;

9. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi Kementerian Negara serta susunan organisasi, tugas dan fungsi Eselon I Kementerian Negara Sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2010;

10. Peraturan Menteri Agama Nomor 10 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama.

C. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan Bantuan Sarana Pendidikan PTAI Tahun Anggaran 2012 ini adalah:

1. Membantu dan mendorong PTAIS dalam mengembangkan dan meningkatkan sarana pendidikan, baik secara kuantitas maupun kualitas;

2. Memotivasi dan merangsang PTAIS untuk lebih berdaya dan berkarya membangun institusinya;

3. Membantu PTAIS dalam meningkatkan citra sebagai lembaga pendidikan yang dapat diterima masyarakat dan berdaya saing tinggi;

4. Membantu PTAIS dalam meningkatkan hasil lulusan (Out put) yang lebih berkualitas.

D. Target Sasaran

(13)

E. Persyaratan

Untuk pengajuan Bantuan Sarana Pendidikan PTAI Tahun Anggaran 2012 ini harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1. Mengajukan proposal kepada Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama;

2. Memiliki izin penyelenggaraan yang masih berlaku; 3. Tidak menyelenggarakan kelas jauh;

4. Mempunyai program rencana pemanfaatan bantuan yang jelas;

5. Memiliki Rekening Bank atas nama lembaga;

6. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atas nama lembaga;

7. Bersedia menandatangani Kontrak Prestasi;

8. Bersedia mematuhi petunjuk teknis, spesifikasi dan peraturan yang berlaku.

F. Prosedur Pengajuan Bantuan

1. Mengirimkan berkas permohonan Bantuan Sarana Pendidikan kepada Direktur Jenderal Pendidikan Islam Cq. Direktur Pendidikan Tinggi Islam dengan alamat:

Kementerian Agama RI Lantai 8 Ruang B.806

Jalan Lapangan Banteng Barat No 3-4 Jakarta Pusat DKI Jakarta

(14)

G. Seleksi dan Penetapan

1. Direktur Jenderal Pendidikan Islam membentuk Tim Seleksi Proposal Usulan Bantuan Sarana Pendidikan PTAI Tahun Anggaran 2012.

2. Seleksi didasarkan atas proposal yang diajukan dan/atau menggunakan data-data yang dimiliki oleh Direktorat Pendidikan Tinggi Islam.

3. Apabila jumlah PTAI yang mengajukan bantuan melebihi jumlah bantuan yang tersedia, maka Tim Seleksi dapat melakukan penilaian atas proposal yang disampaikan. 4. Penilaian (pada poin 3) didasarkan dengan

mempertimbangkan: a. kebutuhan PTAIS;

b. kesesuaian data dalam proposal;

c. memiliki akreditasi dari BAN-PT yang masih berlaku; d. hasil rekomendasi dari verifikasi yang dilakukan oleh

Direktorat Pendidikan Tinggi Islam.

5. Direktur Jenderal Pendidikan Islam menetapkan Surat Keputusan Penerima Bantuan Sarana Pendidikan PTAI Tahun Anggaran 2012 atas dasar usulan yang diajukan oleh Tim Seleksi.

6. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam tentang Penerima Bantuan Sarana Pendidikan PTAI Tahun Anggaran 2012 akan diumumkan melalui website www.kemenag.go.id

H. Sumber Bantuan

(15)

Dana bantuan sarana pendidikan PTAI ini berlaku untuk tahun anggaran 2012.

I. Mekanisme Penyaluran Bantuan

1. Calon penerima bantuan melengkapi dokumen-dokumen pencairan antara lain:

a. fotocopy NPWP atas nama lembaga;

b. fotocopy nomor rekening Bank atas nama lembaga dan bukan atas nama orang (pribadi);

c. Surat Keterangan Bank (ASLI) yang menyatakan bahwa rekening tersebut masih aktif.

2. Subdit Sarana Prasarana dan Kemahasiswaan menerbitkan Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja (SPTB) setelah persyaratan pada point 1 terpenuhi.

3. Direktorat Pendidikan Tinggi Islam menerbitkan Surat Perintah Pembayaran (SPP) berdasarkan SPTB.

4. Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Cq. Bagian Keuangan menerbitkan Surat Perintah Membayar (SPM) berdasarkan SPP.

5. KPPN Jakarta IV menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) dan menyalurkan dana bantuan kepada rekening PTAI penerima bantuan yang dilakukan sekaligus (100%).

J. Penggunaan Bantuan

Bantuan Sarana Pendidikan PTAI Tahun Anggaran 2012 ini dipergunakan untuk:

1. membuat/membangun ICT;

(16)

6. melengkapi sarana dan alat pendidikan di ruang kuliah.

Spesifikasi terlampir.

Penerima bantuan dapat membentuk Tim / Panitia pelaksana (Task force), termasuk menjalin kerjasama dengan pihak-pihak terkait (ahli atau kontraktor).

Penggunaan bantuan ini tidak boleh (dilarang) digunakan untuk: 1. membeli dan/atau menyewa lahan (tanah);

2. membeli dan/atau menyewa gedung; 3. biaya operasional pendidikan (gaji, ATK dll);

4. biaya rapat, transport, konsumsi dan lainnya yang tidak terkait langsung dengan proses pelaksanaan bantuan ini. Waktu pelaksanaan penggunaan dana bantuan adalah 30 (tiga puluh) hari kalender sejak tanggal diterimanya dana bantuan.

K. Pelaporan

1. Laporan Penerimaan Dana Bantuan

Laporan penerimaan dana bantuan adalah laporan yang dibuat oleh perguruan tinggi penerima bantuan, setelah dana bantuan telah diterima (masuk) dalam rekening bank perguruan tinggi.

Laporan berisi dokumen-dokumen, berupa:

a. Fotocopy Buku Bank yang menunjukkan dana bantuan

dimaksud telah ’masuk’ ke rekening tersebut

(fotocopy diperbesar dan jelas);

b. Kwitansi atau tanda bukti terima dana bantuan yang telah ditandatangani di atas meterai (dokumen disediakan Direktorat);

(17)

d. Berita Acara Pembayaran yang telah ditandatangani di atas meterai (dokumen disediakan Direktorat). Laporan dibuat rangkap 3 (tiga) dengan ketentuan: 1 (satu) rangkap fotocopy disimpan oleh penerima bantuan; 1 (satu) rangkap ASLI dan 1 (satu) rangkap fotocopy diserahkan ke Direktorat Pendidikan Tinggi Islam Cq. Subdit Sarana Prasarana dan Kemahasiswaan.

Laporan harus sudah diterima Direktorat Pendidikan Tinggi Islam paling lambat 14 (empat belas) hari kalender sejak tanggal diterimanya dana bantuan.

2. Laporan Penggunaan Dana Bantuan

Laporan penggunaan dana bantuan adalah laporan yang disusun oleh perguruan tinggi penerima bantuan, setelah dana bantuan telah selesai dipergunakan atau dilaksanakan. Format laporan sekurang-kurangnya memuat hal-hal sebagai berikut:

a. Pendahuluan, menerangkan maksud dan tujuan kegiatan selama kegiatan berlangsung;

b. Organisasi pelaksana kegiatan (task force), waktu pelaksanaan, mekanisme serta sumber daya pendukung kegiatan;

c. Desain dan Rincian Anggaran Biaya (RAB);

d. Mitra kerja dan Instansi/Lembaga/Kontraktor yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan (jika ada);

e. Hasil yang telah dicapai dari pelaksanaan atau penggunaan dana bantuan;

f. Hambatan dan kendala selama proses pelaksanaan atau penggunaan bantuan serta solusi yang dilakukan dalam mengatasinya;

(18)

h. Realisasi penggunaan bantuan sampai akhir pelaksanaan, bukti-bukti pengeluaran (kwitansi, faktur dan lain-lain);

i. Bukti setor pajak sesuai ketentuan dan peraturan yang berlaku;

j. Data-data pendukung dalam pelaksanaan atau penggunaan dana bantuan (dokumentasi).

Laporan dibuat 2 (dua) rangkap, dengan ketentuan 1 (satu) rangkap ASLI disimpan oleh penerima bantuan dan 1 (satu) rangkap fotocopy disampaikan ke Direktorat Pendidikan Tinggi Islam Cq. Subdit Sarana Prasarana dan Kemahasiswaan.

Laporan harus sudah diterima Direktorat Pendidikan Tinggi Islam paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender setelah dana bantuan selesai dilaksanakan atau dipergunakan. Laporan Penerimaan Dana Bantuan maupun Laporan Penggunaan Dana Bantuan disampaikan ke alamat:

Kementerian Agama RI Lantai 8 Ruang B.806

Jalan Lapangan Banteng Barat No 3-4 Jakarta Pusat DKI Jakarta

L. Monitoring dan Evaluasi

Direktorat Pendidikan Tinggi Islam melakukan monitoring dan evaluasi, serta dimungkinkan melakukan pendampingan terhadap pelaksanaan program Bantuan Sarana Pendidikan PTAI Tahun Anggaran 2012.

(19)

SPESIFIKASI MINIMAL BANTUAN

INFORMATION COMMUNICATION TECNOLOGY (ICT) PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM

TAHUN ANGGARAN 2012

NO JENIS BARANG VOLUME SPESIFIKASI

1 Personal Computer (CPU) 10 Unit Branded 2 Layar Monitor 10 buah Tipe LCD 19" 3 Computer (server) 1 buah Branded 4 Software penunjang program 1 buah disesuaikan 5 LCD Projector + Wall Screen 1 buah 3.000 Lumans

6 Printer 1 buah Laserjet

7 Cable conecting , Hub dan instalasi 1 paket disesuaikan

8 Laptop 2 buah 13"

9 Router Wireless 1 buah disesuaikan 10 Meja Komputer 10 buah Meja Kayu

11 Kursi 10 buah Kursi Lipat

12 Air Conditioner (AC) 2 buah 2 PK

13 Filling Cabinet 2 buah Ukuran 4 susun

Tujuan Khusus :

- PTAI memiliki jaringan internet yang dapat diakses atau digunakan oleh mahasiswa.

- PTAI memiliki portal/situs/web PTAI sebagai sarana komunikasi dan informasi PTAI.

(20)

SPESIFIKASI MINIMAL

BANTUAN LABORATORIUM BAHASA PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM

TAHUN ANGGARAN 2012

NO JENIS BARANG VOLUME SPESIFIKASI

1 Peralatan Khusus + Headphone 20 set Branded 2 Mixer, Player 1 set Branded 3 LCD Projector + Wall

Screen 1 buah 3.000 Lumans

4 Laptop 2 buah 13"

5 Printer 1 buah Laserjet

6 Cable conecting dan instalasi 1 paket disesuaikan 7 Meja Narasumber / Dosen 1 buah Meja Kayu 8 Kursi Narasumber / Dosen 1 buah Kursi Kayu 9 Meja Lab (khusus) 20 buah Meja Kayu 10 Kursi Lab 20 buah Kursi Lipat 11 Air Conditioner (AC) 2 buah 2 PK

12 Filling Cabinet 2 buah Ukuran 4 susun

Tujuan Khusus :

- PTAI memiliki laboratorium bahasa yang representatif sebagai ruang praktek atau belajar.

(21)

SPESIFIKASI MINIMAL

BANTUAN LABORATORIUM KOMPUTER PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM

TAHUN ANGGARAN 2012

NO JENIS BARANG VOLUME SPESIFIKASI

1 Personal Computer (CPU) 15 unit Branded 2 Layar Monitor 15 buah Tipe LCD 19" 3 Computer (server) 1 buah Branded 4 LCD Projector + Wall Screen 1 buah 3.000 Lumans

5 Printer 2 buah Laserjet

6 Cable conecting , Hub dan

instalasi 1 paket disesuaikan

7 Meja Narasumber / Dosen 1 buah Meja Kayu 8 Kursi Narasumber / Dosen 1 buah Kursi Kayu 9 Meja Komputer 15 buah Meja Kayu

10 Kursi 15 buah Kursi Lipat

11 Air Conditioner (AC) 2 buah 2 PK

12 Filling Cabinet 1 buah Ukuran 4 susun

13 Laptop 1 buah 13"

Tujuan Khusus :

- PTAI memiliki lab. komputer yang representatif sebagai ruang praktek atau belajar.

- Meningkatkan kemampuan penguasaan komputer bagi para mahasiswa.

(22)

SPESIFIKASI MINIMAL

BANTUAN LABORATORIUM MICROTEACHING PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM

TAHUN ANGGARAN 2012

NO JENIS BARANG VOLUME SPESIFIKASI

A RUANG PRAKTIKUM

1 Kursi Mahasiswa

10 - 20

buah Kursi Lipat 2 Meja Presentator 1 buah Meja Kayu 3 Kursi Presentator 1 buah Kursi Kayu 4 Camera CCTV (colour + rotary) 3 buah Colour + Rotary 5 Microphone Area 3 buah

6 Room Speaker 2 buah

7 LCD Proyektor + Wall

Screen 1 buah 2000 Lumans

8 Penerangan 1 Paket disesuaikan

9 Laptop 1 buah 13"

10 Sekat Ruangan 1 ruang 7 m x 8 m

B RUANG OBSERVASI

1 Kursi Observasi 10 buah Kursi Lipat 2 LCD Televisi 1 buah 29"

3 Microphone 1 buah

4 Kaca Satu Arah 1 set disesuaikan

5 Rak Televisi 1 buah

6 Sekat Ruangan 1 ruang 6 m x 3 m

(23)

C RUANG OPERATOR 1 LCD Televisi 3 buah 21" 2 Meja Operator 1 buah

3 Kursi Operator 3 buah Kursi Lipat 4 Personal Komputer 1 set Branded

5 Printer 1 buah Laserjet

6 Digital Video Recording

(DVR) 1 buah

7 Control Camera Fix 1 buah 8 Lensa Zoom Optical + Adaptor 1 set 9 DVD Player, Mixer, Power 1 set

10 Sekat Ruangan 1 ruang 3 m x 3 m

Tujuan Khusus :

- PTAI memiliki lab. microteaching yang representatif sebagai ruang praktek atau belajar.

- Meningkatkan kemampuan metodologi mengajar bagi para mahasiswa.

(24)

SPESIFIKASI MINIMAL BANTUAN PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM

TAHUN ANGGARAN 2012

N

O JENIS BARANG VOLUME SPESIFIKASI

1 Buku referensi dan buku koleksi 100 judul disesuaikan

2 Laptop 1 buah 13"

3 Computer (server) 1 buah Branded 4 Personal Computer (CPU) 10 unit Branded 5 Layar Monitor 10 buah Tipe LCD 19" 6 Software penunjang program 1 buah Branded 7 LCD Projector + Wall

Screen 1 buah 3.000 Lumans

8 Printer 1 buah Laserjet

9 Cable conecting , Hub dan instalasi 1 paket disesuaikan

10 Scanner 1 buah Branded

11 Meja Komputer 10 buah Meja Kayu

12 Kursi 10 buah Kursi Lipat

13 Televisi (TV) 1 buah Tipe LED 32" 14 DVD Player 1 buah disesuaikan 15 Air Conditioner (AC) 1 buah 2 PK

16 Rak Buku 2 buah disesuaikan

(25)

Tujuan Khusus :

- PTAI memiliki perpustakaan yang representatif sebagai sumber belajar.

- Meningkatkan minat baca dan minat menulis karya ilmiah bagi mahasiswa dan dosen.

(26)

SPESIFIKASI MINIMAL

BANTUAN SARANA RUANG KULIAH PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM

TAHUN ANGGARAN 2012

NO JENIS BARANG VOLUME SPESIFIKASI

1 Laptop 10 unit Branded

2 LCD Projector + Wall Screen 10 buah 3.000 Lumans

3 Printer 10 buah Laserjet

4 Cable conecting , Breket dan instalasi 10 paket disesuaikan

Tujuan Khusus :

- PTAI memiliki ruang kuliah yang representatif dan interaktif. - Meningkatkan penggunaan teknologi canggih bagi dosen dalam mengajar.

(27)

P E T U N J U K T E K N I S

BANTUAN PRASARANA PENDIDIKAN

PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM



(28)
(29)

A. Latar Belakang

Saat ini dengan adanya otonomi pendidikan, pemerintah memberikan ruang dan gerak yang lebih leluasa (flexibility) terhadap lembaga pendidikan untuk menata, mengelola dan melaksanakan proses pendidikan menurut potensi dan profesionalitas-nya. Pemerintah disamping memiliki kewenangan mengeluarkan regulasi terhadap proses pendidikan secara nasional, sudah barang tentu ikut berperan dan berpartisifasi aktif memberikan berbagai bantuan dan program kegiatan secara bertahap, merata dan berkelanjutan.

Dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya sebuah Perguruan Tinggi Agama Islam disamping berupaya mengerahkan dan memberikan segala potensi dan sumber daya (resources) yang dimilikinya, juga sangat berharap adanya peran serta dan kontribusi nyata pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama membantu program-program pemberdayaan dan peningkatan kualitas PTAIS.

Sesungguhnya Perguruan Tinggi Agama Islam saat ini sedang menghadapi berbagai tantangan yang dari waktu ke waktu semakin kompleks dan kompetitif, disamping juga memiliki peluang dan kesempatan yang cukup menjanjikan. Tantangan tersebut lebih disebabkan oleh berbagai perubahan dan perkembangan yang dinamis dalam berbagai aspek kehidupan, yang memungkinkan adanya tuntutan untuk dapat menerima dan menyesuaikan diri ke arah yang lebih progresif dan kompetitif dalam semua lini dan aspek kehidupan.

(30)

Sudah sewajarnya Perguruan Tinggi Agama Islam mampu menyikapi situasi dan kondisi yang demikian dengan berupaya meningkatkan kualitas pendidikannya, diantaranya dengan meningkatkan seluruh dimensi yang terkait dengan proses pendidikan, baik berupa sarana prasarana, sumber daya manusia (pendidik dan tenaga kependidikan) maupun bidang lainnya yang secara kongkrit dapat mendukung peningkatan kualitas pendidikan di Perguruan Tinggi Agama Islam.

Untuk itu Kementerian Agama melalui APBN Tahun Anggaran 2012, akan memberikan bantuan prasarana pendidikan PTAI dalam bentuk block grant (bantuan langsung) kepada PTAIS, yang pengunaannya dapat dipakai untuk pembangunan/rehabilitasi gedung yang terkait dengan proses pembelajaran. Bantuan ini diharapkan dapat memotivasi dan merangsang PTAIS untuk dapat memaksimalkan dan memberdayakan bantuan tersebut kedalam sebuah aksi/tindakan yang lebih nyata dan kongkrit.

Tujuan dari bantuan ini diharapkan dapat mendorong PTAIS meningkatkan mutu prasarana PTAI (gedung/ruang/kelas dll.) dan meningkatkan citra PTAIS di mata masyarakat, yang pada akhirnya akan menghasilkan proses pendidikan dan lulusan yang berkualitas dan berdaya saing.

B. Dasar Hukum

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);

(31)

Indonesia tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2010 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2012; ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5167);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5105) sebagaimana telah diubah dengan peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5157);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga ( Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2010 Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5178 );

8. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Agama;

(32)

10. Peraturan Menteri Agama Nomor 10 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama.

C. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan Bantuan Prasarana Pendidikan PTAI Tahun Anggaran 2012 adalah:

1. Membantu dan mendorong PTAIS dalam mengembangkan dan meningkatkan infrastruktur pendidikan (gedung/lokal belajar) baik secara kuantitas maupun kualitas;

2. Memotivasi dan merangsang PTAIS untuk lebih berdaya dan berkarya membangun institusinya;

3. Membantu PTAIS dalam meningkatkan citra sebagai lembaga pendidikan yang dapat diterima masyarakat dan berdaya saing tinggi;

4. Membantu PTAIS dalam meningkatkan hasil lulusan (Out put) yang lebih berkualitas.

D. Target Sasaran

Sasaran program Bantuan Prasarana Pendidikan PTAI Tahun Anggaran 2012 ini adalah Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta dan Fakultas Agama Islam pada Perguruan Tinggi Umum (FAI pada PTU).

E. Persyaratan

Untuk pengajuan Bantuan Prasarana Pendidikan PTAI Tahun Anggaran 2012 ini harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1. Mengajukan proposal kepada Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama;

(33)

4. Mempunyai program rencana pemanfaatan bantuan yang jelas;

5. Memiliki Rekening Bank atas nama lembaga;

6. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atas nama lembaga;

7. Bersedia menandatangani Kontrak Prestasi;

8. Bersedia mematuhi petunjuk teknis, spesifikasi dan peraturan yang berlaku.

F. Prosedur Pengajuan Bantuan

1. Mengirimkan berkas permohonan Bantuan Prasarana kepada Direktur Jenderal Pendidikan Islam Cq. Direktur Pendidikan Tinggi Islam dengan alamat:

Kementerian Agama RI Lantai 8 Ruang B.806

Jalan Lapangan Banteng Barat No 3-4 Jakarta Pusat DKI Jakarta

2. Berkas permohonan Bantuan Prasarana Pendidikan Tahun Anggaran 2012 harus sudah diterima paling lambat 30 April 2012.

G. Seleksi dan Penetapan

1. Direktur Jenderal Pendidikan Islam membentuk Tim Seleksi Proposal Usulan Bantuan Prasarana Pendidikan PTAI Tahun Anggaran 2012.

(34)

3. Apabila jumlah PTAI yang mengajukan bantuan melebihi jumlah bantuan yang tersedia, maka Tim Seleksi dapat melakukan penilaian atas proposal yang disampaikan. 4. Penilaian (pada poin 3) didasarkan dengan

mempertimbangkan: a. kebutuhan PTAIS;

b. kesesuaian data dalam proposal;

c. memiliki akreditasi dari BAN-PT yang masih berlaku; d. hasil rekomendasi dari verifikasi yang dilakukan oleh

Direktorat Pendidikan Tinggi Islam.

5. Direktur Jenderal Pendidikan Islam menetapkan Surat Keputusan Penerima Bantuan Prasarana Pendidikan Tahun Anggaran 2012 atas dasar usulan yang diajukan oleh Tim Seleksi.

6. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam tentang Penerima Bantuan Prasarana Pendidikan PTAI Tahun Anggaran 2012 akan diumumkan melalui website www.kemenag.go.id

H. Sumber Bantuan

Bantuan Prasarana Pendidikan PTAI Tahun Anggaran 2012 ini bersumber dari DIPA Ditjen Pendidikan Islam Tahun Anggaran 2012, Nomor : 0084/025-04.1.01/00/2012, Tanggal 9 Desember 2011, dengan kode mata anggaran nomor : (025.04 .07). 2132.007.001.011. B. 573111.

(35)

I. Mekanisme Penyaluran Bantuan

1. Calon penerima bantuan melengkapi dokumen-dokumen pencairan antara lain:

a. fotocopy NPWP atas nama lembaga;

b. fotocopy nomor rekening Bank atas nama lembaga dan bukan atas nama orang (pribadi);

c. Surat Keterangan Bank (ASLI) yang menyatakan bahwa rekening tersebut masih aktif.

2. Subdit Sarana Prasarana dan Kemahasiswaan menerbitkan Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja (SPTB) setelah persyaratan pada point 1 terpenuhi.

3. Direktorat Pendidikan Tinggi Islam menerbitkan Surat Perintah Pembayaran (SPP) berdasarkan SPTB.

4. Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Cq. Bagian Keuangan menerbitkan Surat Perintah Membayar (SPM) berdasarkan SPP.

5. KPPN Jakarta IV menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) dan menyalurkan dana bantuan kepada rekening PTAI penerima bantuan yang dilakukan sekaligus (100%).

J. Penggunaan Bantuan

Bantuan Prasarana Pendidikan PTAI Tahun Anggaran 2012 ini dipergunakan untuk:

1. membangun gedung baru;

2. membangun gedung yang sedang berjalan (lanjutan); dan/atau

3. rehabilitasi gedung (spesifikasi terlampir).

(36)

Penggunaan bantuan ini tidak boleh (dilarang) digunakan untuk: 1. membeli dan/atau menyewa lahan (tanah);

2. membeli dan/atau menyewa gedung; 3. biaya operasional pendidikan (gaji, ATK dll);

4. biaya rapat, transport, konsumsi dan lainnya yang tidak terkait langsung dengan proses pelaksanaan bantuan ini. Waktu pelaksanaan penggunaan dana bantuan adalah 60 (enam puluh) hari kalender sejak tanggal diterimanya dana bantuan.

K. Pelaporan

1. Laporan Penerimaan Dana Bantuan

Laporan penerimaan dana bantuan adalah laporan yang dibuat oleh perguruan tinggi penerima bantuan, setelah dana bantuan telah diterima (masuk) dalam rekening bank perguruan tinggi.

Laporan berisi dokumen-dokumen, berupa:

a. Fotocopy Buku Bank yang menunjukkan dana bantuan

dimaksud telah ’masuk’ ke rekening tersebut

(fotocopy diperbesar dan jelas);

b. Kwitansi atau tanda bukti terima dana bantuan yang telah ditandatangani di atas meterai (dokumen disediakan Direktorat);

c. Kontrak Prestasi yang telah ditandatangani di atas meterai (dokumen disediakan Direktorat);

(37)

Direktorat Pendidikan Tinggi Islam Cq. Subdit Sarana Prasarana dan Kemahasiswaan.

Laporan harus sudah diterima Direktorat Pendidikan Tinggi Islam paling lambat 14 (empat belas) hari kalender sejak tanggal diterimanya dana bantuan.

2. Laporan Penggunaan Dana Bantuan

Laporan penggunaan dana bantuan adalah laporan yang disusun oleh perguruan tinggi penerima bantuan, setelah dana bantuan telah selesai dipergunakan atau dilaksanakan. Format laporan sekurang-kurangnya memuat hal-hal sebagai berikut:

a. Pendahuluan, menerangkan maksud dan tujuan kegiatan selama kegiatan berlangsung;

b. Organisasi pelaksana kegiatan (task force), waktu pelaksanaan, mekanisme serta sumber daya pendukung kegiatan;

c. Desain dan Rincian Anggaran Biaya (RAB);

d. Mitra kerja dan Instansi/Lembaga/Kontraktor yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan (jika ada); e. Hasil yang telah dicapai dari pelaksanaan atau

penggunaan dana bantuan;

f. Hambatan dan kendala selama proses pelaksanaan atau penggunaan bantuan serta solusi yang dilakukan dalam mengatasinya;

g. Keberlanjutan program (sustainability);

h. Realisasi penggunaan bantuan sampai akhir pelaksanaan, bukti-bukti pengeluaran (kwitansi, faktur dan lain-lain);

(38)

j. Data-data pendukung dalam pelaksanaan atau penggunaan dana bantuan (dokumentasi).

Laporan dibuat 2 (dua) rangkap, dengan ketentuan 1 (satu) rangkap ASLI disimpan oleh penerima bantuan dan 1 (satu) rangkap fotocopy disampaikan ke Direktorat Pendidikan Tinggi Islam Cq. Subdit Sarana Prasarana dan Kemahasiswaan.

Laporan harus sudah diterima Direktorat Pendidikan Tinggi Islam paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender setelah dana bantuan selesai dilaksanakan atau dipergunakan. Laporan Penerimaan Dana Bantuan maupun Laporan Penggunaan Dana Bantuan disampaikan ke alamat:

Kementerian Agama RI Lantai 8 Ruang B.806

Jalan Lapangan Banteng Barat No 3-4 Jakarta Pusat DKI Jakarta

L. Monitoring dan Evaluasi

Direktorat Pendidikan Tinggi Islam melakukan monitoring dan evaluasi, serta dimungkinkan melakukan pendampingan terhadap pelaksanaan program Bantuan Prasarana Pendidikan PTAI Tahun Anggaran 2012.

(39)

Lampiran Spesifikasi Minimal

SPESIFIKASI MINIMAL

Bantuan Prasarana Pendidikan Tinggi Agama Islam Direktorat Pendidikan Tinggi Islam

Tahun Anggaran 2012

No. Uraian/Rincian Ket.

1. Dana bantuan 100 % diperuntukan penggunaannya untuk bangunan gedung yang terkait dengan proses pendidikan PTAIS seperti pembangunan gedung baru, gedung lanjutan dan rehab gedung.

1. Dana harus dihabiskan sesuai dengan juimlah bantuan yang diberikan.

2. Aktifitas/kegiatan yang diperbolehkan penggunaanya terkait dengan pembangunan gedung baru PTAIS antara lain :

1) Pondasi (sloof & kolom) 2) Dinding (pemasangan

bata, kusen pintu dan

(40)

8) Upah tukang; 9) Finishing.

3. Aktifitas/kegiatan yang diperbolehkan penggunaanya terkait dengan pembangunan gedung lanjutan (lebih dari 1 bangunan dan tenaga/upah disesuai dengan standar biaya umum yang berlaku di daerah setempat.

4. Aktifitas/kegiatan yang dilarang/tidak dibenarkan penggunaannya terkait dengan pembangunan gedung baik baru maupun lanjutan seperti : Pembelian tanah/lahan, pembuatan AJB/sertifikat tanah, Arsitektur, IMB, pengurugan tanah/lahan, beli/sewa/kontrak gedung, pemasangan litrik baru/ tambah daya, AC, karpet dan pemagaran.

(41)

P E T U N J U K T E K N I S

BANTUAN PEMBINAAN

LEMBAGA KEMAHASISWAAN

PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM



(42)
(43)

A. Latar belakang

Kebijakan pendidikan tinggi dengan paradigma baru menunjukkan adanya perubahan pengelolaan perguruan tinggi yang semula bersifat sentralistik menjadi desentralistik. Meskipun perguruan tinggi di Indonesia mempunyai latar belakang sejarah serta visi dan misi, pengorganisasian, dan model kepemimpinan yang berbeda satu sama lain, namun tetap terikat pada satu tujuan yakni perguruan tinggi yang sehat, sehingga mampu berkontribusi pada daya saing bangsa.

Mahasiswa Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI) merupakan

customer yang harus dilayani secara prima. Oleh karena itu upaya pembinaan dan pengembangan sumber daya dosen dan pegawai, pemenuhan sarana dan prasarana belajar, dan pembenahan menajamen perguruan tinggi, ditujukan untuk mengoptimalkan kemampuan akademik dan non-akademik mahasiswa sesuai dengan visi misi perguruan tinggi di lingkungan PTAI. Dengan meningkatnya kemampuan tersebut, diharapkan mampu melahirkan mahasiswa unggul yang mampu memberikan kontribusi dalam pembangunan bangsa dan negara.

Dalam konteks pembinaan dan pengembangan yang mencakup keempat dimensi di atas, disusunlah strategi pembinaan dan pengembangan mahasiswa PTAI sebagai referensi bagi para pengambil kebijakan dan para pembimbing kemahasiswaan. Keberadaan pedoman ini menjadi penting, terutama sejak bergulirnya reformasi ketatanegaraan yang disertai dengan

euphoria kebebasan yang berlebihan, dan demokratisasi di segala sudut kehidupan.

(44)

B. Dasar Hukum

1 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

2 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);

3 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Pembendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

4 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

5 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2010 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2012; ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5167);

(45)

7 Peraturan Pemerintah Nomor 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga ( Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2010 Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5178 );

8 Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Agama; 9 Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang

Kedudukan, Tugas, Fungsi Kementerian Negara serta susunan organisasi, tugas dan fungsi Eselon I Kementerian Negara Sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2010;

10 Peraturan Menteri Agama Nomor 10 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama;

11 Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor: Dj.I/05/2012 tentang Petunjuk Teknis Pembayaran dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Tahun 2012.

C. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan bantuan Pembinaan Lembaga Kemahasiswaan PTAI ini adalah :

1. Mempersiapkan kepribadian mahasiswa yang berwawasan integratif dan interkonektif yang dilandasi dengan kualitas akademik dan non akademik yang mumpuni;

(46)

3. Mengembangkan penalaran dan keilmuan; penelusuran bakat, minat, kepribadian dan kepedulian sosial; kesejahteraan dan kegiatan penunjang, berlandaskan pada kaidah-kaidah ilmiah, moral, dan rasa tanggung jawab sosial kemasyarakatan;

4. Menyiapkan mahasiswa yang berakhlak mulia, menghargai nilai-nilai keilmuan dan kemanusiaan; dan

5. Menyiapkan kemampuan soft skill (kemampuan-kemampuan yang tak nampak untuk meraih sukses) mahasiswa yang memadai.

D. Target Sasaran

Sasaran program bantuan Pembinaan Lembaga Kemahasiswaan PTAI tahun 2012 ini adalah Organisasi Kemahasiswaan yang ada di PTAI baik intra maupun ekstra kampus.

E. Persyaratan

Untuk pengajuan bantuan Pembinaan Lembaga Kemahasiswaan PTAI tahun 2012 ini harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a. Mengajukan proposal kepada Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama;

b. Lembaga Kemahasiswaan tidak sedang dibekukan oleh Pimpinan PTAI;

c. Mempunyai program rencana pemanfaatan bantuan yang jelas;

d. Memiliki Rekening Bank atas nama lembaga;

e. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atas nama lembaga;

(47)

g. Bersedia mematuhi petunjuk teknis, dan peraturan yang berlaku.

F. Prosedur Pengajuan Bantuan

Mengirimkan berkas permohonan bantuan Pembinaan Lembaga Kemahasiswaan PTAI kepada Direktur Jenderal Pendidikan Islam c.q Direktur Pendidikan Tinggi Islam dengan alamat:

Gedung Kementerian Agama Lt 8 Ruang B806

Jalan Lapangan Banteng Barat No 3-4 Jakarta Pusat DKI Jakarta

Berkas permohonan bantuan Pembinaan Lembaga Kemahasiswaan PTAI yang telah diterima, menjadi milik Direktorat Pendidikan Tinggi Islam dan tidak dapat dipinta kembali.

G. Seleksi dan Penetapan

1. Direktur Jenderal Pendidikan Islam membentuk Tim Seleksi penerima bantuan Pembinaan Lembaga Kemahasiswaan PTAI tahun 2012.

2. Seleksi didasarkan atas proposal yang diajukan dan/atau menggunakan data-data yang dimiliki oleh Direktorat Pendidikan Tinggi Islam.

3. Apabila jumlah Proposal yang diajukan oleh Lembaga Kemahasiswaan melebihi jumlah bantuan yang tersedia, maka Tim Seleksi dapat melakukan penilaian atas proposal yang disampaikan.

4. Penilaian ( poin 3) dapat didasarkan dengan mempertimbangkan :

(48)

b. kebutuhan lembaga Kemahasiswaan; c. kesesuaian data dalam proposal;

d. Kondisi Lembaga Organisasi kemahasiswaan tidak dibekukan oleh Pimpinan PTAI;

e. hasil rekomendasi dari visitasi atau monitoring yang dilakukan oleh Direktorat Pendidikan Tinggi Islam (jika ada).

5. Direktur Jenderal Pendidikan Islam menetapkan Surat Keputusan penerima bantuan sarana atas dasar usulan yang diajukan oleh Tim Seleksi.

6. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam tentang penerima bantuan Pembinaan Lembaga Kemahasiswaan PTAI tahun 2012 diumumkan melalui website www.kemenag.go.id

H. Sumber Bantuan

Bantuan Pembinaan Lembaga Kemahasiswaan PTAI tahun 2012 ini bersumber dari DIPA Ditjen Pendidikan Islam Tahun Anggaran 2012, Nomor : 0084/025-04.1.01/00/2012, Tanggal 9 Desember 2011, dengan kode mata anggaran nomor : (025.04.07). 2132.023.001.011.S. 526311.

Dana bantuan ini berlaku untuk Tahun Anggaran 2012.

I. Mekanisme Penyaluran Bantuan

1. Penerima bantuan melengkapi dokumen-dokumen pencairan antara lain :

a. copy nomor NPWP atas nama lembaga;

b. copy nomor rekening Bank atas nama lembaga dan bukan atas nama orang (pribadi);

(49)

2. Subdit Sarana Prasarana dan Kemahasiswaan menerbitkan Surat Pernyataan Tanggung Jawab (SPTB) setelah persyaratan pada point 1 terpenuhi.

3. Direktorat Pendidikan Tinggi Islam menerbitkan Surat Perintah Pembayaran (SPP) berdasarkan SPTB.

4. Direktorat Jenderal Pendidikan Islam c.q Bagian Keuangan menerbitkan Surat Perintah Membayar (SPM) berdasarkan SPP.

5. KPPN Jakarta IV menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) dan menyalurkan dana bantuan kepada rekening PTAI penerima bantuan yang dilakukan sekaligus (100%).

J. Penggunaan Bantuan

Bantuan Pembinaan Lembaga Kemahasiswaan PTAI tahun 2012 dengan rincian sebagai berikut :

1. Honor Panitia dan Narasumber kegiatan kemahasiswaan (dengan ketentuan dipotong Pajak dan disetorkan ke kas negara)

2. Akomodasi dan konsumsi kegiatan kemahasiswaan 3. Tranportasi kegiatan kemahasiswaan

4. Sarana pendukung kegiatan kemahasiswaan yang lainnya. Bantuan Pembinaan Lembaga Kemahasiswaan PTAI tahun 2012 ini tidak boleh (dilarang) digunakan untuk :

1. Membeli alat komunikasi seperti HP 2. Kendaraan bermotor

(50)

K. Pelaporan

A. PENERIMAAN DANA BANTUAN

Penerima bantuan wajib memberi laporan penerimaan dana bantuan dengan mengirimkan foto copy buku tabungan yang mencatat tanggal masuknya dana bantuan paling lambat 1 (satu) minggu setelah dana diterima.

B. PENGGUNAAN DANA

Penerima bantuan wajib membuat laporan penggunaan dana bantauan paling lambat 1 (satu) bulan setelah pelaksanaan pekerjaan selesai dilaksanakan.

Format laporan sekurang-kurangnya memuat hal-hal sebagai berikut :

a. Pendahuluan, menerangkan maksud dan tujuan kegiatan selama kegiatan berlangsung;

b. Organisasi pelaksana kegiatan (task force), waktu pelaksanaan, mekanisme serta sumber daya pendukung kegiatan;

c. Desain dan Rincian Anggaran Biaya (RAB);

d. Hasil yang telah dicapai dari kegiatan setelah proses penggunaan bantuan;

e. Hambatan dan kendala selama proses pelaksanaan bantuan serta solusi yang dilakukan dalam mengatasinya; f. Peluang dan harapan yang bisa diperoleh dari kegiatan

tersebut;

g. Keberlanjutan program (sustainability);

h. Realisasi penggunaan bantuan sampai akhir pelaksanaan, bukti bukti pengeluaran (kwitansi, faktur dan lain-lain) serta bukti setor pajak sesuai ketentuan dan peraturan yang berlaku;

(51)

Laporan dibuat 2 (dua) rangkap, dengan ketentuan 1 rangkap (asli) disimpan oleh penerima bantuan dan 1 rangkap (copy) disampaikan ke Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Cq. Direktorat Pendidikan Tinggi Islam, dengan alamat:

Gedung Kementerian Agama Lt 8 Ruang B806 Jalan Lapangan Banteng Barat No 3-4 Jakarta Pusat DKI Jakarta

L. Monitoring dan Evaluasi

Direktorat Pendidikan Tinggi Islam melakukan Monitoring, serta dimungkinkan melakukan pendampingan terhadap pelaksanaan program Bantuan Pembinaan Lembaga Kemahasiswaan PTAI tahun 2012.

(52)
(53)

L A M P I R A N

PERATURAN MENTERI KEUANGAN RI

NOMOR 81/PMK.05/2012



(54)
(55)

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 81/PMK.05/2012 TENTANG

BELANJA BANTUAN SOSIAL

PADA KEMENTERIAN NEGARA/ LEMBAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka melindungi masyarakat dari kemungkinan terjadinya risiko sosial, dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dialokasikan dana belanja bantuan sosial;

b. bahwa agar pengalokasian dan pengelolaan dana belanja bantuan sosial dapat dilaksanakari secara tertib, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan, perlu merigatur ketentuan mengenai belanja bantuan sosial pada Kementerian Negara/Lembaga;

(56)

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf. c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Belanja Bantuan Sosial pada Kementerian Negara/Lembaga;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

3. Undang-Undang Nomor? 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

4. Keputusan Presiden Nomor 56/P tahun 2010;

5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 134/PMK.06/2005 tentang Pedoman Pembayaran dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;

(57)

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG BELANJA BANTUAN SOSIAL

PADA KEMENTERIAN NEGARA/

LEMBAGA. BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

1. Belanja Bantuan Sosial adalah pengeluaran berupa transfer uang, barang atau jasa yang diberikan oleh Pemerintah. Pusat/Daerah kepada raasyarakat guna melindungi masyarakat dari kemungkinan terjadinya risiko sosial, meningkatkan kemampuan ekonomi dan/atau kesejahteraan masyarakat. 2. Risiko Sosial adalah kejadian atau peristiwa yang dapat

menimbulkan potensi terjadinya kerentanan sosial yang ditanggung oleh individu, keluarga, kelompok, dan/atau masyarakat sebagai dampak krisis sosial, krisis ekonomi, krisis politik, fenomena alam, dan bencana alam yang jika tidak diberikan Belanja Bantuan Sosial akan semakin terpuruk dan tidak dapat hidup dalam kondisi wajar.

(58)

Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta dokumen pendukung kegiatan akuntansi pemerintah.

4. Kan tor Pelayanan Perbendaharaan Negara yang selanjutnya disingkat KPPN adalah ins^ansi vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Kan tor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan, yang memperoleh kewenangan sebagai Kuasa Bendahara Umum Negara.

5. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat PA adalah Menteri/ Pimpinan Lembaga yang bertanggung jawab atas pengelolaan anggaran pada Kementerian Negara/ Lembaga bersangkutan.

6. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut Kuasa PA adalah pejabat yang memperoleh kuasa dari PA untuk melaksanakan sebagian kewenangan dan tanggung jawab penggunaan anggaran pada Kementerian Negara/Lembaga" yang bersangkutan.

7. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disingkat PPK adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh PA/Kuasa PA untuk mengambil keputusan dan/atau tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran atas beban APBN.

8. Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disingkat PP-SPM adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh Kuasa PA untuk melakukan pehgujian atas Surat Permintaan Pembayaran dan menerbitkan Surat Perintah Membayar.

9. Surat Permintaan Pembayaran yang selanjutnya disingkat SPP adalah suatu dokumen yang dibuat/diterbitkan oleh pejabat yang bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan/ PPK dan disampaikan kepada PP-SPM.

(59)

11. Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya disebut SP2D adalah surat perintah yang diterbitkan oleh KPPN selaku Kuasa BUN untuk pelaksanaan pengeluaran atas beban APBN berdasarkan SPM.

12. Bank/Pos Penyalur adalah bank/pos mitra kerja sebagai tempat dibukanya rekening atas nama satuan kerja untuk menampung dana Belanja Bantuan Sosial yang akan disalurkan kepada penerima bantuan sosial.

13. Rekening Kas Umum Negara adalah rekening tempat penyirnpanan uang negara yang ditentukan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara atau pejabat yang ditunjuk untuk menampung seluruh penerimaan negara dan atau membayar seluruh pengeluaran.negara pada Bank/Sentral Giro yang ditunjuk.

BAB II RUANG LINGKUP

Pasal 2

Ketentuan dalam Peraturan Menteri ini mengatur mengenai pengalokasian, pencairan dan penyaluran dana Belanja Bantuan Sosial pada Kementerian Negara/ Lembaga yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) kepada. penerima bantuan sosial termasuk pertanggungjawabannya.

BAB III

PENGALOKASIAN ANGGARAN BELANJA BANTUAN SOSIAL Pasal 3

(60)

(2) Pengalokasian Belanja Bantuan Sosial dipisahkan dari unsur biaya operasional satuan kerja penyelenggara bantuan sosial, biaya pencairan dan penyaluran bantuan sosial serta biaya yang timbul dalam rangka pengadaan barang dan jasa.

(3) Biaya-biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dialokasikan pada Belanja Barang.

Pasal 4

(1) Anggaran Belanja Bantuan Sosial disusun oleh Kementerian Negara/Lembaga dengan memperhatikan:

a. tujuan penggunaan bantuan sosial; b. pemberi bantuan sosial;

c. penerima bantuan sosial; dan

d. bentuk bantuan sosial yang disalurkan.

(2) Tujuan penggunaan anggaran bantuan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi:

a. Rehabilitasi sosial, yang bertujuan untuk memulihkan dan mengembangkan kemampuan seseorang yang mengalami disfungsi sosial agar dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar;

b. Perlindungan sosial, yang bertujuan untuk mencegah dan menangani risiko dari guncangan kerentanan sosial seseorang, keluarga, kelompok, dan/atau masyarakat agar kelangsungan hidupnya dapat dipenuhi sesuai kebutuhan dasar minimal;

c. Pemberdayaan sosial, yang merupakan semua upaya yang diarahkan untuk menjadi warga negara yang mengalami masalah sosial mempunyai daya, sehingga mampu memenuhi kebutuhan dasarnya;

d. Jaminan sosial, yang merupakan skema yang melembaga untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak;

(61)

keluarga, kelompok. dan/atau masyarakat yang tidak mempunyai atau mempunyai sumber mata pencaharian dan tidak dapat memenuhi kebutuhan yang layak bagi kemanusiaan; dan

f. Penanggulangan bencana, yang merupakan serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi.

(3) Pemberi bantuan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan Kementerian Negara/ Lembaga yang tugas dan fungsinya terkait dengan penanganan kemungkinan terjadinya Risiko Sosial, meningkatkan kemampuan ekonomi, dan/atau kesejahteraan masyarakat.

(4) Penerima Bantuan Sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c terdiri dari perorangan, keluarga, kelompok, dan/atau masyarakat yang mengalami keadaan yang tidak stabil sebagai akibat dari situasi krisis sosial, ekonomi, politik, bencana, dan fenomena alam agar dapat memenuhi kebutuhan hidup minimum. (5) Penerima Bantuan Sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (4) termasuk juga lembaga Non Pemerintah bidang pendidikan, kesehatan, keagamaan dan bidang lain yang berperan untuk melindungi individu, kelompok dan/atau masyarakat dari kemungkinan terjadinya Risiko Sosial, meningkatkan kemampuan ekonomi, dan/atau kesejahteraan masyarakat.

(6) Bantuan sosial yang diberikan olen pemberi bantuan sosial sebagaimana dimaksud pads ayat (3) kepada penerluia bantuan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan ayat (5) tidak untuk:

a. dikembalikan kepada pemberi bantuan sosial; atau b. diambil hasilnya oleh pemberi bantuan sosial.

(7) Bentuk Belanja Bantuan Sosial yang disalurkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d terdiri atas:

a. uang;

(62)

(8) Belanja Bantuan Sosial yang disalurkan dalatn bentuk uang sebagaimana dimaksud pada ayat (7) huruf a yang digunakan oleh penerima bantuan sosial untuk pengadaan barang dan/atau jasa, dikerjakan/dihasilkan sendiri oleh penerima bantuan sosial secara swakelola.

(9) Belanja Bantuan Sosial yang disalurkan dalam bentuk barang dan/atau jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (7) huruf b dan huruf c, dilaksanakan melalui penyaluran barang dan/atau jasa kepada penerima bantuan sosial yang pengadaan barang dan/atau jasanya sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai pengadaan barang/jasa pemerintah.

Pasal 5

Anggaran Belanja Bantuan Sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan Pasal 4 dituangkan dalam DIPA Kementerian Negara/Lembaga.

BAB IV

KEWENANGAN PA, KUASA PA, DAN PPK DALAM RANGKA PENGELOLAAN DANA BELANJA BANTUAN SOSIAL

Pasal 6

Kewenangan PA, Kuasa PA, dan PPK dalam rangka pengelolaan dana Belanja Bantuan Sosial diatur sebagai berikut:

a. PA memiliki kewenangan untuk menetapkan pedoman umum pengelolaan dan pertanggungjawaban Belanja Bantuan Sosial berdasarkan peraturan perundang-undangan yang disesuaikan dengan tugas dan fungsi Kementerian Negara/Lembaga berkenaan;

b. Kuasa PA memiliki kewenangan untuk menetapkan petunjuk teknis pengelolaan Belanja Bantuan Sosial, dan mengesahkan surat keputusan penerima bantuan sosial;

(63)

sosial, melakukan perikatan dengan pihak ketiga, dan melaksanakan pembayaran.

Pasal 7

Petunjuk teknis pengelolaan belanja Bantuan Sosial yang ditetapkan oleh Kuasa PA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf b paling sedikit memuat:

a. tujuan penggunaan Belanja Bantuan Sosial; b. pemberi bantuan sosial;

c. penerima bantuan sosial d. alokasi anggaran;

e. persyaratan penerirna bantuan sosial;

f. tata kelola pencairan dana Belanja Bantuan Sosial; g. pelaksanaan penyaluran Belanja Bantuan Sosial; dan h. pertanggungjawaban Belanja Bantuan Sosial.

BAB V

PENCAIRAN DAN PENYALURAN BANTUAN SOSIAL Bagian Kesatu Penetapan Penerirna Bantuan Sosial

Pasal 8

(1) Dalam rangka menentukan penerirna bantuan sosial, PPK melakukan seleksi penerirna bantuan sosial sesuai kriteria/persyaratan yang ditentukan dalam pedoman umum pengelolaan dan pertanggungjawaban Belanja Bantuan Sosial yang ditetapkan oleh PA dan petunjuk teknis pengelolaan Belanja Bantuan Sosial yang ditetapkan oleh Kuasa PA.

(2) Berdasarkan hasil seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), PPK menetapkan surat keputusan penerirna bantuan sosial.

(3) Dalam rangka penyaluran Belanja Bantuan Sosial dalam bentuk uang, surat keputusan penerirna bantuan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (2) paling sedikit memuat:

(64)

b. nilai uang bantuan sosial; dan

c. nomor rekening penerirna bantuan sosial.

(4) Dalam hal penerirna bantuan sosial tidak mempunyai nomor rekening sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf c, nomor rekening yang dicantumkan dalam surat keputusan penerirna bantuan sosial adalah nomor rekening Bank/Pos Penyalur. (5) Dalam rangka penyaluran Belanja Bantuan Sosial dalam bentuk

barang dan/atau jasa, surat keputusan penerirna bantuan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (2) paling sedikit memuat:

a. identitas penerirna bantuan sosial; b. nilai barang bantuan sosial; dan

c. bentuk barang dan/atau jasa yang akan diberikan.

(6) Surat keputusan penerirna bantuan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (2) selanjutnya disahkan oleh Kuasa PA.

(7) Surat keputusan penerima bantuan sosial yang disahkan oleh Kuasa PA sebagaimana dimaksud pada ayat (6) merupakan dasar pemberian bantuan sosial kepada penerima bantuan sosial.

(8) Untuk mempercepat pemberian bantuan sosial, penetapan surat keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan pengesahan surat keputusan penerima bantuan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dapat dilakukan secara' bertahap bagi penerima yang telah memenuhi persyaratan.

Bagian Kedua

Pencairan Dana Belanja Bantuan Sosial Yang Disalurkan Dalam Bentuk Uang

Pasal 9

Pencairan dana Belanja Bantuan Sosial yang disalurkan dalam bentuk uang dilakukan melalui pembayaran langsung (LS):

a. dari Rekening Kas Umum Negara ke rekening penerima bantuan sosial pada bank/pos; atau

(65)

Pasal 10

(1) Pencairan dana Belanja Bantuan Sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf b dilakukan dalam hal:

a. penerima bantuan sosial dalam bentuk uang tidak memungkinkan untuk membuka rekening pada bank/pos; b. dana Belanja Bantuan Sosial yang disalurkan merupakan

Program Nasional yang menurut peraturan perundang-undangan harus disalurkan melalui lembaga penyalur; atau c. jumlah penerima bantuan sosial dalam bentuk uang pada satu

jenis Belanja Bantuan Sosial dan satu DIPA lebih dari 100 (seratus) penerima bantuan sosial.

(2) Dalam rangka pencairan dana Belanja Bantuan Sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf b, Kuasa PA membuka rekening pada Bank/Pos Penyalur.

(3) Pembukaan rekening pada Bank/Pos Penyalur oleh Kuasa PA sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan berdasarkan ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan mengenai pengelolaan rekening milik Kementerian Negara/Lembaga/ Kantor/Satuan Kerja.

(4) Pencairan dana Belanja Bantuan Sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf b disalurkan kepada penerima bantuan sosial dengan cara:

a. pemindahbukuan dari rekening Bank/Pos Penyalur ke rekening penerima bantuan sosial; atau

b. pemberian uang tunai dari rekening Bank/Pos Penyalur kepada penerima bantuan sosial oleh petugas Bank/Pos Penyalur.

Pasal 11

(66)

pemilihan Bank/Pos Penyalur sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai pengadaan barang/jasa pemerintah.

(2) Bank/pos yang terpilih menjadi Bank/Pos Penyalur dana Belanja Bantuan Sosial menandatangani kontrak/perjanjian kerja sama dengan PPK.

(3) Kontrak/perjanjian kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (2) paling sedikit memuat:

a. hak dan kewajiban kedua belah pihak;

b. tata cara dan syarat penyaluran dana Belanja Bantuan Sosial dalam bentuk uang kepada penerima Belanja Bantuan Sosial; c. pernyataan kesanggupan Bank/Pos Penyalur untuk

menyalurkan dana Belanja Bantuan Sosial dalam bentuk uang kepada penerima bantuan sosial paling lama 30 (tiga puluh) hari kalender sejak dana Belanja Bantuan Sosial ditransfer dari Rekening Kas Umum Negara ke rekening Bank/Pos Penyalur;

d. pernyataan kesanggupan Bank/Pos Penyalur bahwa sisa Belanja Bantuan Sosial dalam bentuk uang pada Bank/Pos Penyalur yang tidak tersalurkan dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kalender harus disetor ke Rekening Kas Umum Negara: padavbari kerja berikutnya;

e. kewajiban Bank/Pos Penyalur untuk menyampaikan laporan penyaluran dana Belanja Bantuan Sosial secara berkala kepada PPK;

f. pernyataan kesanggupan Bank/Pos Penyalur untuk menyetorkan bunga dan jasa giro pada Bank/Pos Penyalur yang tirnbul dalam rangka kegiatan penyaluran dana Belanja Bantuan Sosial ke Rekening Kas Umum Negara;

g. pernyataan kesanggupan Bank/Pos Penyalur untuk menyetorkan sisa dana Belanja Bantuan Sosial yang tidak tersalurkan sampai dengan akhir tahun anggaran ke Rekening Kas Umum Negara; dan

(67)

(4) Dalam kontrak/perjanjian kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak diperkenankan mencantumkan klausul potongan atau pungutan terhadap penerima dana Belanja Bantuan Sosial. (5) Dalam hal ketentuan yang tercantum pada kontrak/perjanjian kerja

sama melampaui jangka.waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf c, harus terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Direktur Jenderal Perbendaharaan.

Bagian Ketiga

Pencairan Dana Belanja Bantuan Sosial Yang Disalurkan Dalam Bentuk Barang dan/atau Jasa

Pasal 12

(1) Dalam rangka pengadaan barang dan/atau jasa untuk bantuan sosial yang akan disalurkan dalam bentuk barang dan/atau jasa kepada penerima bantuan sosial, PPK menandatangani kontrak pengadaan barang dan/atau jasa dengan penyedia barang dan/atau jasa.

(2) Pengadaan barang dan/atau jasa yang akan disalurkan kepada penerima bantuan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat juga termasuk pelaksanaan penyaluran barang dan/atau jasa sampai dengan diterima oleh penerima bantuan sosial.

(3) Pencairan dana Belanja Bantuan Sosial dalam rangka pengadaan barang dan/atau jasa yang akan disalurkan untuk penerima bantuan sosial dilakukan dengan cara pembayaran langsung (LS) dari Rekening Kas Umum Negara ke rekening penyedia barang dan/atau jasa.

(4) Penyaluran barang dan/atau jasa yang pengadaannya menggunakan dana Belanja Bantuan Sosial kepada penerima bantuan sosial dilakukan oleh:

a. PPK; atau

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, posisi Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum sangatlah urgen, yaitu sebuah mata kuliah diantara matakuliah lain yang diharapkan

Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan lslam tentang penerima bantuan Pembinaan Lembaga Kemahasiswaan PTAl tahun 2014 diumumkan melalui website http: I

Kecuali tenaga pendidik (dosen) di perguruan tinggi umum mampu mengintegrasikan nilai-nilai pendidikan agama Islam dalam mata kuliah lain. Begitu juga dosen untuk

Untuk merespon kebijakan pemerintah tersebut, maka seluruh perguruan tinggi “termasuk pendidikan tinggi keagamaan Islam Swasta yang mengelola program studi keagamaan dan

Untuk memperlancar pelaksanaan proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di Perguruan Tinggi Umum (PTU) yang mendidik dan dialogis serta efektif, efisien, dan

Kedudukan Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi dalam Undang-Undang ini secara umum tertuang dalam tujuan Pendidikan Nasional tercantum dalam Bab II pasal 4 yang

Tujuan pengawasan ini adalah untuk menjamin bahwa masyarakat memperoleh layanan pendidikan tinggi agama Islam yang bermutu sehingga dana, tenaga, fikiran, dan

KEMENTERIAN AGAMA UJIAN MASUK PERGURUAN TINGGI KEAGAMAAN ISLAM NEGERI TAHUN 2016