• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Hubungan Perawatan Payudara Masa Antenatal dengan Kecepatan Sekresi ASI Postpartum Primipara di Klinik Adinda Karang Sari Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Hubungan Perawatan Payudara Masa Antenatal dengan Kecepatan Sekresi ASI Postpartum Primipara di Klinik Adinda Karang Sari Medan"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Perawatan Payudara Masa Antenatal

1. Anatomi Fisiologi Payudara

Payudara terletak secara vertikal diantara kosta II dan IV secara horizontal mulai

sternum sampai linea aksilaris medialis. Payudara bentuknya bervariasi menurut aktifitas

fungsionalnya. Pembesaran disebabkan oleh karena pertumbuhan stroma jaringan

penyangga dan penimbunan lemak.

Payudara terdiri dari beberapa bagian yakni :

a. Kalang Payudara

Letaknya mengelilingi putting susu, warna kegelapan, mengandung kelenjar – kelenjar

Montgomery yang menghasilkan kelenjar sebum yang bertindak sebagai pelumas

selama kehamilan dan sepanjang masa postpartum.

b. Puting Susu

Terdiri dari jaringan yang erektil, terdapat lubang-lubang kecil merupakan muara dari

duktus laktiferus, ujung-ujung serat syaraf, pembuluh getah bening, serat-serat otot

polos yang memiliki kerja seperti spincter dalam mengendalikan aliran susu.

c. Lobus yang terdiri dari 15 sampai 20 lobus, masing-masing lobus terdiri dari 20-40

lobulus , tiap lobulus terdiri dari 10-100 alveoli.

d. Alveoli

Mengandung sel-sel acini yang menghasilkan susu serta dikelilingi oleh sel-sel

(2)

e. Laktiferus sinus/Ampula

Bertindak sebagai waduk sementar bagi air susu. Payudara mendapat pasokan darah

dari arteri mammary internal dan eksternal serta bercabang dari arteri-arteri

intercostalis. Venanya diatur dalam bentuk bundar disekeliling puting susu. Cairan

limfa mengalir bebas keluar diantara payudara dan terus ke node-node limfa didalam

axial dan mediastinum.

f. Bentuk luar payudara

1. Korpus mammae

Korpus mamae terdiri dari :

a. Parenkin : duktus laktiferus uktus, duktulus (dukutuli), lobus, alveoli.

b. Stroma : Jaringan ikat, jaringan lemak, pembuluh darah, syaraf, pembuluh limpa

(Yeyeh. 2011)

2. Defenisi Perawatan Payudara Masa Antenatal

Perawatan payudara pada kehamilan (Breast Care Antenatal) adalah usaha untuk

memperlancar aliran ASI, dan mencegah masalah-masalah yang mungkin muncul pada

saat menyusui seperti puting nyeri atau lecet, payudara bengkak, saluran susu tersumbat.

Perawatan payudara tidak hanya dilakukan sebelum melahirkan tetapi juga dilakukan

setelah melahirkan. Perawatan payudara dilakukan sehari dua kali saat mandi dan bila

ada masalah dengan menyusui juga dilakukan dua kali sehari (Soetjiningsih. 1997).

Saat seorang wanita hamil, pada tubuhnya terjadi perubahan – perubahan yang

memang secara alamiah antara lain perubahan berat badan, perubahan pada kulit dan

(3)

Payudara telah dipersiapkan sejak mulai terlambat datang bulan sehingga pada

waktunya dapat memberikan ASI dengan sempurna. Untuk dapat melancarkan

pengeluaran ASI dipersiapkan sejak awal kehamilan dengan melakukan perawatan

payudara yaitu masase, menghilangkan kerak pada puting susu sehingga duktusnya

tidak tersumbat (Ida. 2010. hlm. 419).

Keberhasilan proses menyusui sangat ditentukan oleh struktur puting susu dan

areola. Pada puting susu dan areola mamae terdapat ujung – ujung saraf sensori yang

mendukung proses refleks menyusui. Puting susu mengandung otot yang berkontraksi

saat rangsangan menyusui muncul. Secara normal putting susu menonjol keluar, akan

tetapi kadang – kadang dijumpai puting susu yang datar dan masuk kedalam. Kondisi

seperti ini dapat menyebabkan kegagalan menyusui. Dengan demikian seorang ibu harus

memperoleh perawatan payudara sebelum masa laktasi (Ronald. 2010).

3. Manfaat Perawatan Payudara Masa Antenatal

Perawatan payudara merupakan hal yang penting yang harus diperhatikan sebagai

persiapan menyusui karena mempunyai bebrapa manfaat antara lain :

a. Merangsang kelenjar-kelenjar air susu sehingga produksi ASI banyak dan lancar.

b. Menjaga kebersihan payudara, terutama kebersihan putting susu.

c. Melenturkan dan menguatkan putting susu sehingga memudahkan bayi untuk

menyusu.

d. Mempersiapkan mental (psikis) ibu untuk menyusui.

Bila seorang ibu hamil tidak melakukan perawatan payudara dengan baik dan hanya

melakukan perawatan menjelang melahirkan atau setelah melahirkan, sering dijumpai

(4)

a. Air susu ibu tidak keluar. Inilah yang sering terjadi, air susu ibu keluar setelah hari

kedua atau lebih.

b. Putting susu tidak menonjol sehingga bayi sulit mengisap.

c. Produksi ASI sedikit sehingga tidak cukup dikonsumsi bayi.

d. Infeksi pada payudara, yaitu payudara bengkak atau bernanah

e. Muncul benjolan di payudara (Ronald. 2010).

4. Perawatan Payudara pada Umur Kehamilan 3 Bulan

Periksa putting susu untuk mengetahui apakah putting susu datar atau masuk

kedalam, dengan cara memijat dasar putting susu secara perlahan. Putting susu yang

normal akan keluar.

Apabila putting susu tetap datar atau masuk kedalam, maka sejak hamil 3 bulan harus

dilakukan perbaikan agar bisa menonjol.

Caranya adalah dengan menggunakan dua jari telunjuk atau ibu jari, daerah di sekitar

puting susu diurut kearah berlawanan menuju ke dasar payudara sampai semua daerah

payudara. Dilakukan sehari dua kali selama 6 menit.

5. Perawatan Payudara pada Umur Kehamilan 6-9 Bulan  Kedua telapak tangan dibasahi dengan minyak kelapa

Putting susu sampai areola mamae (daerah sekitar putting dengan wrna lebih gelap)

dikompres dengan meinyak kelapa selama 2-3 menit. Tujuannya untuk memperlunak

kotoran atau kerak yang menempel pada putting susu sehingga mudah dibersihkan.

Jangan membersihkan dengan alkohol atau yang lainnya yang bersifat iritasi karena

dapat menyebabkan putting susu lecet.

Kedua putting susu dipegang lalu ditarik, diputar kearah luar (searah dan berlawana

(5)

Pangkal payudara dipegang dengan kedua tangan lalu diurut kearah putting susu

sebanyak 30 kali sehari.

 Pijat kedua areola mammae hingga keluar 1-2 tetes.

 Kedua putting susu dan sekitarnya dengan handuk kering dan bersih.

Pakailah BH yang tidak ketat dan bersifat menopang payudara, jangan memakai BH

yang ketat dan menekan payudara. Bila BH sudah mulai tersa sempit, diganti dengan

BH yang pas dan sesuai dengan ukuran dan bentuk payudara untuk memberikan

kenyamanan dan juga support yang baik bagi payudara. Apabila memakai BH yang

tidak sesuai dengan ukuran payudara bisa menyebabkan infeksi seperti mastitis (suatu

infeksi pada kelenjar susu payudara) (Weni. 2009).

B. Sekresi (pengeluaran) ASI Postpartum

ASI keluar setelah ari-ari atau plasenta lepas. Plasenta mengandung hormon

penghambat prolaktin (hormon plasenta) yang menghambat pementukan ASI. Setelah

plasenta lepas, hormon plasenta tersebut tidak diproduksi lagi, sehingga air susu pun

keluar.

1. Fisiologi Laktasi

Kemampuan laktasi setiap ibu berbeda-beda. Sebagian mempunyai kemampuan

yang lebih besar dibanding dengan yang lain. Dua faktor yang diatur oleh hormon

terlibat dalam fisiologi laktasi, yaitu :

a). Prolaktin yang mengatur produksi air susu ibu

Dalam fisiologi laktasi prolaktin suatu hormon yang disekresi oleh glandula

pituitaria anterior, penting utuk produksi air susu ibu, tetapi walaupun kadar hormon

(6)

dihambat oleh hormon plasenta. Dengan lepas atau keluarnya plasenta pada akhir

proses persalinan, maka kadar estrogen dan progesteron berangsur-angsur turun

sampai tingkat dapat dilepaskannya dan diaktifkannya prolaktin.

c). Oksitosin yang mengatur pengeluaran air susu ibu

Dua faktor yang terlibat dalam mengalirkan air susu dari sel-sel sekretorik ke

papila mammae, yakni :

1. Tekanan dari belakang

Tekanan globuli yang baru terbentuk didalam sel akan mendorong globuli tersebut

kedalam tubuli laktifer dan pengisapan oleh bayi akan memacu sekresi air susu lebih

banyak.

2. Refleks neurohormonal

Apabila bayi disusui, maka gerakan mengisap yang berirama akan menghasilkan

rangsangan saraf yang terdapat didalam glandula pituitaria posterior. Akibat refleks

ini adalah dikeluarkannya oksitosin dari pituitaria posterior. Hal ini akan

menyebabkan sel-sel mioepitel disekitar alveoli akan berkontraksi dan mendorong

air susu masuk kedalam pembuluh lactifer dan dengan demikian lebih banyak air

susu yang mengalir kedalam ampullae (Sylvia. 2003).

2. Hormon-hormon yang terlibat dalam proses pembentukan ASI

Progesteron

Mempengaruhi pertumbuhan dan ukuran alveoli.

Estrogen

Mnstimulasi sistem saluran ASI untuk membesar. Kadar estrogen dalam tubuh

menurun saat melahirkan dan tetap rendah untuk beberapa bulan selama tetap

(7)

Prolaktin

Berperan dalam membesarnya alveoli pada masa kehamilan.

Oksitosin

Mengencangkan otot halus dalam rahim pada saat melahirkan dan setelahnya.

Setelah melahirkan, oksitosin juga mengencangkan otot halus disekitar alveoli

untuk memeras ASI menuju saluran susu.

Human Plancetal Lactogen (HPL)

Sejak bulan kedua kehamilan, plasenta mengeluarkan banyak HPL yang berperan

dalan pertumbuhan payudara, puting susu dan areola sebelum melahirkan. Pada

bulan kelima dan keenam kehamilan, payudara siap memproduksi ASI ( Sitti.

2009. hlm. 13).

3. Manfaat ASI

a. Bagi Bayi

 Dapat membantu memulai kehidupannya dengan bauk

 Mengandung Antibodi

 ASI mengandung komposisi yang tepat

 Memberi rasa nyaman bagi bayi dan adanya ikatan antara ibu dan bayi

 ASI meningkatkan kecerdasan bagi bayi

 Membantu perkembangan rahang dan merangsang pertumbuhan gigi karena

gerakan menghisap mulut bayi pada payudara.

 Terhindar dari alergi

b. Bagi Ibu

(8)

 Aspek kesehatan ibu

 Aspek penurunan berat badan

 Aspek psikologis

c. Bagi Keluarga

 Aspek ekonomi

 Aspek psikologis

 Aspek kemudahan

d. Bagi Negara

 Menurunkan angka kesakitan dan angka kematian bayi

 Menghemat devisa negara

 Mengurangi subsidi untuk rumah sakit

 Peningkatan kualitas generasi penerus (Ambarwati. 2009. hlm. 17).

4. Persiapan Memperlancar Pengeluaran ASI

Berikut adalah persiapan yang perlu dilakukan untuk memperlancar pengeluaran ASI.

a. Membersihkan putting susu dengan air atau minyak, sehingga epitel yang lepas tidak

menumpuk.

b. Putting susu ditarik setiap mandi, sehingga menonjol untuk memudahkan isapan

bayi.

c. Bila putting susu belum menonjol, dapat menggunakan pompa susu atau dengan

jalan operasi.

5. Hal-Hal yang Mempengaruhi Produksi ASI

(9)

Untuk membentuk produksi ASI yang baik, makana ibu harus memenuhi jumlah

kalori, protein, lemak dan vitamin serta mineral yang cukup.

b) Ketenangan jiwa dan pikiran

Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan . Ibu yang selalu dalam

tertekan, sedih, kurang percaya diri dan berbagai ketegangan emosional akan

menurunkan produksi ASI.

c) Perawatan payudara

Dengan merangsang buah dada akan mempengaruhi hypofise untuk mengeluarkan

hormon progesteron dan estrogen lebih banyak dan hormon oksitosin.

d) Penggunaan alat kontrasepsi

Pemakain kontrasepsi yang tidak tepat dapat mempengaruhi produksi ASI

e) Anatomi payudara

Bila jumlah lobus dalam buah dada berkurang, lobulus pun berkurang. Dengan

demikian produksi ASI juga berkurang.

f) Faktor istirahat

Bila kurang istiraha kan mengalami kelemahan dalam menjalankan fungsinya

dengan demikian pembentukan dan pengeluaran ASI berkurang.

g) Faktor isapan anak

Bila ibu menyusui anak segera jarang dan berlangsung sebentar maka hisapan anak

berkurang dengan demikian produksi ASI pun berkurang.

(10)

Diperkirakan obat-obatan yang mengandung hormon mempengaruhi hormon

prolaktin dan oksitosin yang berfungsi dalam pembentukan dan pengeluaran ASI

(Ambarwati. 2009. hlm. 27-29).

6. Air Susu Ibu Menurut Stadium Laktasi

Jenis air susu yang dikeluarkan oleh ibu memilki tiga stadium yang memiliki

kandungan berbeda. Air susu ini memilki tiga stadium yang terdiri dari kolostrum, air

susu transisi/peralihan, dan air susu matur (mature).

a. Kolostrum

Kolostrum adalah air susu yang pertama kali keluar. Kolostrum ini disekresi oleh

kelenjar payudara pada hari pertama sampai hari ke empat pasca persalinan.

Kolostrum merupakan cairan dengan viskositas kental, lengket dan berwarna

kekuningan. Kolostrum mengandung tinggi protein, mineral, garam, vitamin A,

nitrogen, sel darah putih dan antibodi kyang tinggi daripada ASI matur. Selain itu,

kolostrum masih mengandung rendah lemak dan laktosa. Protein utama pada

kolostrum adalah imunoglobulin (IgG, IgA dan IgM), yang digunakan sebagai zat

antibodi untuk mencegah dan menetralisir bakteri, virus, jamur dan parasit.

Meskipun yang keluar sedikit menurut ukuran kita, tetapi volume kolostrum yang

ada dalam payudara mendekati kapasitas lambung bayi yang berusia 1-2 hari. Volume

kolostrum antara 150-300 ml/24 jam (Marmi. 2012. hlm. 32).

b. ASI transisi atau peralihan

Ciri dari air susu pada masa peralihan adalah sebagai berikut :

(11)

2. Disekresi dari hari ke-4 sampai hari ke-10 dari masa laktasi, tetapi ada pula

pendapat yang mengatakan bahwa ASI matur baru terjadi pada minggu ke-3

sampai minggu ke-5.

3. Kadar protein makin rendah, sedangkan kadar karbohidrat dan lemak makin tinggi.

4. Volumenya juga akan makin meningkat.

c. ASI Matur

Adapun ciri-ciri dari air susu matur adalah sebagai berikut :

1. Merupakan ASI yang disekresi pada hari ke-10 da seterusnya, komposisi relatif

konstan (ada pula yang mengatakan bahwa komposisi ASI relatif konstan baru

dimulai pada minggu ke-3 sampai minggu ke-5).

2. Pada ibu yang sehat, maka produksi ASI untuk bayi akan tercukupi ASI ini

merupakan makanan satu-satunya yang paling baik dan cukup untuk bayi sampai

usia 6 bulan.

3. Merupakan suatu cairan berwarna putih keku

ning-kuningan yang diakibatkan warna dari garam kalsium caseinat, riboflavin,

dan karoten yang terdapat didalamnya.

4. Tidak mengumpul jika dipanaskan.

5. Terdapat antimikrobial faktor (Sitti. 2009. hlm. 20-21).

7.Hasil Pengukuran Kecepatan sekresi ASI postpartum

Kecepatan pengeluaran ASI postpartum diukur berdasarkan rentang waktu melahirkan

sampai keluarnya ASI pertama. Hasil pengukurannya sama halnya dengan hasil

pengukuran yang dibuat oleh Asti melani Astari dan Djuminah dalam penelitiannya di

RSU Dr. Saiful Anwar Malang dengan pengeluaran ASI cepat jika < 24 jam postpartum

Referensi

Dokumen terkait

Pengelompokan yang terjadi karena memiliki kesamaan diantaranya pada siklus hidup vegetatif evergreen, tipe daun berbentuk simple, intensitas warna daun hijau gelap dark,

Namun pada prakteknya, pembiayaan murabahah wal wakalah yang terjadi di BNI Syariah Cabang Kendari telah menggugurkan salah satu rukun dan syarat dalam jual beli yaitu

Pada bab analisa dan perancangan sistem ini, berisi tentang penjelasan mengenai perancangan sistem secara umum, perancangan setiap proses nya, mulai dari proses ekstraksi

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui mengenai persepsi mahasiswa terhadap pengetahuan dan keterampilan yang harus dimilikinya pada progam studi

[r]

Program CSR Si Komo Pasir – Taman Pendidikan Mangrove merupakan inovasi program berkelanjutan dengan konsep konservasi lingkungan berbasis komunitas (conservation

Dalam meresensi buku, seorang peresensi harus menulis buku yang hendak  diresensi. Ikhtisar adalah bentuk singkat dari suatu karangan atau rangkuman. Ikhtisar

Walaupun obat menguntungkan klien dalam banyak hal, beberapa obat dapat menimbulkan efek samping yang serius atau berpotensi menimbulkan obat dapat menimbulkan efek samping yang