• Tidak ada hasil yang ditemukan

SOP IGD KEBUTUHAN ALAT DI INSTALASI IGD (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SOP IGD KEBUTUHAN ALAT DI INSTALASI IGD (1)"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

SOP IGD

KEBUTUHAN ALAT DI INSTALASI IGD DAN PELAYANAN UMUM N

1 Meja instrumen 2 rak 1 buah

2 Bak instrument tertutup

6 Nierbekken/ Kidney disk Ukuran

23 cm

2 buah

7 Nierbekken/ Kidney disk Ukuran

30 cm 2 buah

8 Timbangan injak dewasa Sekitar

430 x320

10 Lampu periksa halogen 1 Unit

11 Tensimeter/spyhgnomanome

ter dewasa

Manset dewasa

1 buah

12 Stetoskop dupleks dewasa 1 buah

13 Thermometer klinik

( alektrik) 1 buah

14 Tabung oksigen + regulator 1 m3 1 Unit

15 Masker oksigen+kanula

nasal

dewasa 2 Unit

16 Tempat tidur periksa

( examination bad)

2 Unit

17 Rak alat serbaguna 1 buah

(2)

serbaguna B PENANGANAN

EMERGENSI DEWASA

1 Kit resusitasi dewasa 1 Unit

2 Endhotracheal tube dewasa 2,5 1 buah

3 Endhotracheal tube dewasa 3 1 buah

4 Endhotrachal tube dewasa 4 1 buah

5 Stilet untuk pemasangan

ETT No 1 2 buah

6 Nasogastric tube dewasa 5 1 buah

Nasogastric tube dewasa 8 1 buah

C BAHAN HABIS

3 Spuit disposable (steril) 1 100 Buah

4 Spuit disposable (steril) 3 200 Buah

5 Spuit disposable (steril) 5 200 Buah

6 Spuit disposable (steril) 10 50 Buah

7 Spuit disposable(steril) 20 50 Buah

8 There-way stopcock (steril) 1 Buah

9 Infuse set dewasa 50 Buah

10 Kateter intravena 16G 50 Buah

11 Kateter intravena 18G 50 Buah

12 Kateter intravena 20 G 50 Buah

13 Kateter penghisap lender

dewasa 8 1 Buah

14 Kateter penghisap lender

dewasa 10 1 Buah

15 Sarung tangan steril 7 50 Pasang

16 Sarung tangan steril 7,5 50 Pasang

17 Sarung tangan steril 8 50 Pasang

18 Sarung tangan panjang

20 Sarung tangan rumah tangga

serbaguna 2 Pasang

21 Sabun cair untuk cuci

tangan 1 buah

22 Plester non woven 5 x 5 cm 1 buah

(3)

EKSTRAKSI

1 Mangkok iodine 10 cm 1 Buah

2 Tanakulum Schroeder 1 Buah

3 Klem kasa lurus (sponge foster straihgt)

1 Buah

4 Gunting mayo CVD 1 Buah

5 Alogator ekstrakto AKRD 1 Buah

6 Sonde uterus sims 1 Buah

Status Dokumen

Induk Salinan

No.Distribusi

INSTITUSI SOP

ALUR KEGAWAT DARURATAN No Dokumen

UGD

No Revisi Halaman

PROTAP UGD

Tanggal Terbit Disetujui oleh,

Pengertian Proses penerimaan pasien UGD sampai dengan pasien keluar dari UGD Tujuan Sebagai tatalaksana dalm penerimaan pasien baru

(4)

Prosedur

(5)
(6)

INSTANSI SOP

ALUR KEGAWAT DARURATAN No Dokumen

UGD

(7)

Prosedur

1. Perawat menerima pasien, kemudian catat identitas lengkapa dan jelas dan informed concernt

2. perawat melakaukan anamnesa (auto dan hetero anamnesa) 3. perawatmelakukan pemeriksaan GCS, TTV (T, N, RR, S)

dan pemeriksaan fisik awal

4. pengelompokan pasien dan diagnosa awal

a. Gawat darurat : memerlukan tindaklan segera dan mengancam jiwa

b. Gawat non darurat : memerlukan tindakan segera tapi tidak mengancam jiwa

c. Non gawat darurat : tidak urgent tindakan segera dan tidak mengancam jiwa

5. untuk non gawat non darurat boleh diberi terapi simptomatis (berdasar gejala) dan disarankan jika sakit berlanjut bisa berobat lagi besok ke UGD/ BP

6. untuk gawat darurat dan gawat non darurat, perawat menghubungi dokter jaga pada hari tersebut dan melaporkan kondisi terakhir pasien dan boleh melakukan tindakan awal pertolongan pertama/ baik live support (BLS) meliputi :

a. Air way

- bebaskan jalan nafas

- jaw trust, chin lift dan hiperekstensi

- bersihkan jalan nafas dari sumbatan ( secret, benda asing) b. Breathing

- nafas buatan

- pasang oksigen jika perlu c. Circulation

- tensi dan nadi turu, pasang infuse

- monitor produksi urine, pasang kateter bila perlu

7. bila diperlukan doketr jaga harus datang guna pemeriksaan dan tindakan lebih lanjut

8. pasein/ keluarga melengkapi administrasi

(8)
(9)

Status Dokumen

Induk Salinan No.Distribusi

INSTITUSI OBSERVASI PASIEN GAWAT SOP / PROTAP No Dokumen

Pengertian Memantau keadaan pasien gawat

Tujuan Sebagai acuan pemantauan/ observasi penderita gawat agar selamat jiwanya

Kebijakan 1. Pelayanan yang cepat dan tepat akan menyelamatkan jiwa seseorang. 2. Pelaksanaan dilakukan oleh perawat, ataupun oleh dokter.

Prosedur Persiapan alat :

e. Tanda-tanda vital :Tensi, Nadi, Respirasi / pernafasan dan Suhu. f. Kelancaran tetesan infus

(10)

tidak baik maka paramedis perawat harus lapor kepada Dokter yang sedang bertugas (diluar jam kerja pertelpon).

6. Apabila kasus penyakitnya diluar kemampuan Dokter UGD maka perlu dirujuk

7. Observasi dilakukan maksimal 2 jam, selanjutnya diputuskan penderita bisa pulang atau rawat inap.

8. Perkembangan penderita selama observasi dicatat dilembar observasi.

Setelah observasi tentukan apakah penderita perlu : rawat jalan / rawat inap / rujuk.

Unit terkait Rawat Inap

Status

MENGHENTIKAN PERDARAHAN DI UGD No Dokumen

Alat yang dipersiapkan sesuai dengan teknik yang akan dilaksanakan untuk kasus bedah :

(11)

3. Kain kasa steril permukaan kulit dengan menggunakan jari tangan.

b) Mengatur posisi dengan cara meninggikan daerah yang luka tekan dengan ujung jari bila perdarah masih berlangsung. Tindakan ini dapat dilakukan secara berulang sesuai kebutuhan tanpa mengangkat kain kasa yang ada.

4. Menekan balutan

a) Meletakkan kain kasa steril di atas luka

b) Memasang verband balut tekan, kemudian letakkan benda keras (verband atau kayu balut) di atas luka

c) Membalut luka dengan menggunakan verband balut tekan.

5. Memasang tourniquet untuk luka dengan perdarahan hebat dan trumatik amputasi

a) Menutup luka ujung tungkai yang putus (amputasi) dengan menggunakan kain kasa steril

b) Memasang tourniquet lebih kurang 10 cm sebelah proximal luka, kemudian ikatlah dengan kuat.

c) Tourniquet harus dilonggarkan setiap 15 menit sekali secara periodik 6. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pemasangan tourniquete :

a) Pemasangan tourniquet merupakan tindakan terakhir jika tindakan lainnya tidak berhasil. Hanya dilakukan pada keadaan amputasi atau sebagai “live saving”

b) Selama melakukan tindakan, perhatikan :Kondisi pasien dan tanda-tanda vitalEkspresi wajahPerkembangan pasien

(12)

Status

Dokumen Induk Salinan No.Distribusi

INSTANSI

SOP / PROTAP

OBSERVASI PASIEN GAWAT RSGMP UNSOED No Dokumen

Pengertian Memantau keadaan pasien gawat

Tujuan Sebagai acuan pemantauan/ observasi penderita gawat agar selamat jiwanya

Kebijakan 1. Pelayanan yang cepat dan tepat akan menyelamatkan jiwa seseorang. 2. Pelaksanaan dilakukan oleh perawat, ataupun oleh dokter.

Prosedur Persiapan alat :

e. Tanda-tanda vital :Tensi, Nadi, Respirasi / pernafasan dan Suhu. f. Kelancaran tetesan infus

(13)

6. Apabila kasus penyakitnya diluar kemampuan Dokter UGD maka perlu dirujuk

7. Observasi dilakukan maksimal 2 jam, selanjutnya diputuskan penderita bisa pulang atau rawat inap.

8. Perkembangan penderita selama observasi dicatat dilembar observasi.

Setelah observasi tentukan apakah penderita perlu : rawat jalan / rawat inap / rujuk.

Unit terkait Rawat Inap

Status Dokumen

Induk Salinan No.Distribusi

INSTANSI

SOP / PROTAP

PENATALAKSANAAN HEACTING No Dokumen

...

No Revisi ….

Halaman 1/1 SOP

UGD

Tanggal Terbit ………

Disetujui oleh,

Pengertian Heacting adalah penjahitan luka terbuka

Tujuan Sebagai acuan penatalaksanaan penjahitan sampai luka tertutup oleh jahitan unutk menghindari infeksi lanjutanan

Kebijakan 1. Perawat yang sudah terlatih dalam melakukan heacting

(14)

1. Hanscoen

2. Duk bolong steril 3. Kasa steril

9. Benang silk untuk kulit

10. Benang catgut untuk pembuluh darah

11. Bak instrumen steril berisi :  Pinset chirugis

1. Perawat menyiapkan alat kedekat pasien dan menjelasakan kepasien atau keluarga pasien (informed concern)

2. Perawat memakaia handscoen

3. Dep luka dengan kasa steril, kemudian bersihkan dengan cairan NaCl. Apabila kotor siram dengan H2O2

4. Olesi daerah luka dengan betadine

5. Olesi dengan kapas alcohol, lalu suntikan lidokain injeksi  2 cc disekitar pingiran luka tunggu  5 menit

6. Dep lagi luka dengan kasa steril kemudian bila ada pembuluh darah yang terpotong diklem diikiat dengan benang catgut

7. Pegang bibir luka dengan pinset chirugis, kalau ada kotoran ambil dengan pinset anatomi

8. Pasang jarum kulit dan benang kulit dinalvolder, lalu jahit bibir luka dengan rapi, setelah luka ditutup olesi dengan betadine. Kemudian beri supratul,lalu tutup dengan kasa steril dan verband.

9. Bersihkan daerah bekas luka 10. duk bolong dibuka

11. konseling pada pasien (anjuran untuk menjaga sterilitas didaerah luka) Unit terkait Rawat Inap

Status Dokumen

Induk

Salinan No.Distribusi

(15)

INSTANSI

PENATALAKSAAN PERAWATAN LUKA KLL No Dokumen

...

No Revisi

….

Halaman

1/1 SOP

UGD

Tanggal Terbit

………

Disetujui oleh,

Pengertian Memberikan tindakan pertolongan pada luka baru dengan cepat dan tepat Tujuan Agar luka tidak terjadi infeksi lanjut

Kebijakan Seluruh perawat diijinklan melakukan penjahitan dan perawatan luka, tetapi tidak pada luka putus tendon

Prosedur PERSIAPAN ALAT : Streril

1. Bak instrumen

a. Spuit irigasi 50 cc

b. Soft koteker

c. Pinset anatomis

d. Pinset chirrugis

e. Gunting jaringan

f. Arteri klem

g. Knop sonde

(16)

i. Naal foulder

2. Kassa dan depres dalam tromol

3. Handschone / gloves steril

4. Neerbeken (bengkok)

5. Kom kecil/ sedang

6. Heacting set

7. Spuit 3 cc

8. Pembalut sesuai kebutuhan

a. Kasa

b. Kasa gulung

c. Sufratul

2. Topical terapi

a. Oxytetraciclin salep /

b. Gentamicin salep 0,3 %

c. Lidokain ampul

2. Cairan pencuci luka dan disinfektan

a. Cairan NS / RL hangat sesuai suhu tubuh 34 0 -37 0 C

(17)

Persiapan Alat : Non Streril

1. Schort / Gown

2. Perlak + Alas Perlak / Underpad

3. Sketsel / Tirai

4. Gunting Verband

5. Neerbeken / Bengkok

6. Plester (Adhesive) Atau Hipafix Micropone

7. Tempat Sampah

Penatalaksaan Luka Kll.

1. Informed Concern Dan Penjelasan 2. Pemeriksaan Ttv

3. A. Penatalaksanaan Perawatan Luka Babras

1) Persiapan Alat : Bengkok Didekatkan Dan Kasa Didekatkan Cairan Ns Dan Betadine

2) Pembersihan Dengan Ns

3) Setelah Itu Diberi Betadine / Sufratul 4) Bersihkan Peralatan

5) Observasi 6) Konseling

(18)

1) Persiapan Pasien Dan Informed Concern 2) Semua Alat Disiapkan

3) Suntikan Dengan Lidokain Merata 4) Dibersihkan Dengan Ns /Perhidrol 5) Diberikan Disinfektan Dengan Betadine 6) Heacting (Sesuai Sop Heacting)

7) Diberikan Tulle Atau Salep Oxitetraciclin 8) Ditutup Dengan Kasa Steril

9) Diplester / Hipafix

10) Bersihkan Kotoran/ Bekas Darah Disekitar Luka. 11) Bereskan Peralatan

12) Observasi Konseling

Unit terkait IGD dan Rawat inap

SOP FISIOTERAPI DADA

Status Dokumen

Induk Salinan No.Distribusi

NAMA INSTITUSI

SOP / PROTAP FISIOTERAPI DADA No Dokumen

...

No Revisi ….

Halaman 1/1 SOP

UGD

Tanggal Terbit ………

Disetujui oleh,

(19)

mengeluarkan sekret.

Tujuan 1. Membantu klien untuk mengencerkan secret dan memudahkan untuk mengeluarkannya.

2. Memperbaiki satus respirasi klien.

3. Mencegah infeksi pada paru pada klien yang immobilisasi dalam waktu lama.

Kebijakan

Prosedur Persiapan Alat :

1. Pot sputum dengan larutan desinfektan (Lysol 2%). 2. Bantal.

3. Gaun atau pakaian yang tidak mengiritasi.

4. Tempat tidur yang dapat diatur ketinggian dan posisinya (kalau perlu). 5. Tissue.

1. Menjelaskan prosedur dan tujuan dilakukannya fisioterapi dada. 2. Menganjurkan klien untuk berkemih terlbih dahulu.

3. Menganjurkan kepada klien untuk memberitahu jika merasa mual, nyeri, atau sesak nafas.

4. Memberikan medikasi yang akan membantu untuk mengencerkan sekresi atau sputum (jika ada).

5. Mengenakan masker, gaun dan handscoen (jika ada indikasi). 6. Melakukan fisioterapi dada :

a. Postural Drainage (Clapping) :

1) Membantu klien untuk posisi duduk atau posisi tidur miring kiri / kanan. 2) Memberikan tissue dan pot suptum kepada klien.

3) Melakukan clapping dengan cara kedua tangan menepuk punggung klien secara bergantian sampai ada rangsangan untuk batuk.

4) Menganjurkan klien untuk batuk dan mengeluarkan sekret / sputum pada pot sputum.

b. Vibrasi Dada :

1) Menganjurkan klien untuk nafas dalam dan lambat melalui hidung dan menghembuskannya melalui mulut.

2) Meletakkan telapak tangan secara datar diatas dada yang akan divibrasi. 3) Meminta klien untuk nafas dalam dan ketika klien menghembuskan nafas

getarkan telapak tangan secara perlahan diatas dada klien.

4) Menganjurkan klien untuk batuk untuk mengeluarkan suputum dan membuangnya pada pot sputum.

(20)

9. Melakukan oral hygiene.

10. Merapihkan klien dan peralatan. 11. Mencuci tangan.

Unit terkait Rawat Inap dan UGD

SOP PEMBERIAN OKSIGEN

Pengertian Memberikan oksigen pada pasien

Tujuan Untuk memenuhi kebutuhan oksigen pada pasien Kebijakan Dibawah tanggung jawab dan pengawasan dokter Prosedur A. Persiapan Alat :

1. Tabung O2 lengkap dengan manometer 2. Mengukur aliran (flowmeter)

3. Botol pelembab berisi air steril / aquadest 4. Selang O2

5. Plester 6. kapas alcohol B. Pelaksanaan :

1. Atur posisi semifoler

2. Slang dihubungkan dengan oksigen

3. Sebelum memasang slang pada hidung pasien slang dibersihkan dahulu dengan kapas alkohol

4. Flowmeter dibuka, dicoba pada punggung tangan lalu ditutup kembali

5. Memasang canul hidung, lakukan fixasi (plester)

6. Membuka flowmeter kembali dengan ukuran sesuai perintah dokter

(21)

1. Apakah jumlah yang masuk (cc/mnt) sudah sesuai dengan instruksi? Lihat angka pada manometer.

2. Apakah ujung kateter oksigen sudah masuk maksimal kelubang hidung? Bila ujung kateter masih belum masuk maksimal, supaya posisi kateter diperbaiki.

Memberitahukan pada keluarga pasien untuk melapor kepada petugas bila tabung oksigen / air steril habis

Unit terkait Rawat Inap

SOP NEBULIZER

Status Dokumen

Induk Salinan

No.Distribusi

NAMA INSTITUSI

SOP / PROTAP

NEBULAIZER

No Dokumen

...

No Revisi

….

Halaman

1/1

SOP

UGD

Tanggal Terbit

………

Disetujui oleh,

(22)

mengencerkan dahak dan melonggarkan jalan nafas

Tujuan 1. Merelaksasi jalan nafas.

2. Mengencerkan dan mempermudah mobilisasi sekret.

3. Menurunkan edema mukosa.

4. Pemberian obat secara langsung pada saluran pernafasan untuk pengobatan penyakit, seperti : bronkospasme akut, produksi sekret yang berlebihan, dan batuk yang disertai dengan sesak nafas.

Kebijakan 1. Dibawah tanggung jawab dan pengawasan dokter

2. Peralatan nebulizer standar

Prosedur Persiapan Alat :

1. Tabung O2

2. Obat untuk bronchodilator antara lain : ventolin, dexamethasone

3. Masker oksigen

4. Nebulizer 1 set.

5. Obat untuk terapi aerosol dan pengencernya bila diperlukan.

6. Stetoskop.

7. Tissue.

8. Nierbeken/bengkok.

(23)

Persiapan Pasien :

1. Pasien/keluarga diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan

2. Pasien diatur sesuai kebutuhan

Pelaksanaan :

1. Pasien/keluarga diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan

2. Membawa alat-alat ke dekat pasien.

3. Mengatur posisi pasien sesuai dengan keadaan pasien

4. Memasukkan obat kewadahnya (bagian dari alat nebulizer).

5. Menghubungkan nebulizer dengan listrik

6. Menyalakan mesin nebulizer (tekan power on) dan mengecek out flow apakah timbul uap atau embun.

7. Menghubungkan alat ke mulut atau menutupi hidung dan mulut (posisi) yang tepat.

8. Menganjurkan agar klien untuk melakukan nafas dalam, tahan sebentar, lalu ekspirasi.

9. Setelah selesai, mengecek keadaan umum klien, tanda-tanda vital, dan melakukan auskultasi paru secara berkala selama prosedur.

10. Menganjurkan klien untuk melakukan nafas dalam dan batuk efektif untuk mengeluarkan sekret.

11. Perhatian :

(24)

meninggalkan klien).

SOP / PROTAP BRONCHIAL WASHING

Status bronchus dengan menggunakan kateter yang dimasukan melalui jalan nafas buatan.

Tujuan 1. Mengeluarkan/menghiangkan penuympuikan sekresi pulmoner pada jalan nafas.

2. Mengambil specimen untuk analisis lab.

3. Merangsang reflex batuk pada pasien yang tersedasi atau persyarafan terganggu, untuk memobilisasi secret kejalan nafas yang lebih besar. Kebijakan Dilakukan pada pasien dengan indikasai tertentu.

Prosedur A.Persiapan Alat

1. Mesin suction yang portable.

(25)

lumen. 3) Posoisikan pasien semifowler kecuali ada kontraindikasi

4) Hiperoksigenasi pasien dengan oksigen 100% selama minimal 30 detik

5) Cek kelngkpan, seting suction antara 80-100 mmHg. 6) Pakai masker.

7) Gunakan handscon steril

8) Sambungkan suction dengan conectorpisahkan konektor ventilator dari ET/TT.

9) Segera masukan 1 cc larutan salin kedalam ET/TT

10) Hubungkan kembali dengan konektor ventilator dengan ET/TT, biarkan selama 3-6 kali pernafasan

11) Lepaskan konektor ,segera masukan katyeter steril kedalam ET/TT Tube sejauh mungkin sampai terasa ada tahanan . tarik 1-2 cm.

12) Tarik kateter pelan-pelan smbil diputar lakukan hisapan secara intermiten .aspirasi tidak bboleh lebih dari 8-10 detik

13) Segera hubungkan kembali konektor ventilator mekanik dengsn ET/T untuk hiproksigenasiminimal 30 detik

14) Lakukan pembilasan kateter denagn larutan salin steril 15) Hiperoksigenasi pasien minimal 30 detik.

16) Cuci tangan 17) Observasi pasien. Unit terkait Rawat Jalan, UGD

SOP ELIMINASI

Status

Dokumen Induk Salinan No.Distribusi

(26)

No Dokumen ...

No Revisi ….

Halaman 1/1 SOP

UGD

Tanggal Terbit ………

Disetujui oleh,

Pengertian Memasukkan selang karet atau plastik melalui uretra dan kedalam kandung kemih pada wanita

Tujuan 1. Menghilangkan distensi kandung kemih 2. Mengosongkan kandung kemih secara lengkap

Kebijakan

Prosedur Persiapan alat :

1. Bak instrument steril berisis ( Pinset anatomis, Kassa)

2. Kateter sesuai ukuran

3. Urine bag

4. Sarung tangan steril

5. Desinfektan ( alcohol/ betadine)

6. Spuit 10 cc

7. Jelly

8. Plaster dan gunting

9. Perlak, pengalas dan Selimut.

(27)

Penatalaksanaan :

1. Mengatur posisi pasien dalam posisi dorcal recumbanent dan melepaskan pakaian bawah

2. Memasang perlak dan pengalas 3. Memakai sarung tangan

Pada Laki-Laki

4. Mengolesi slang kateter dengan aqua jelly

5. Tangan kiri dengan kasa memegang penis sampai tegak + 600. 6. Tangan kanan memasukan ujung kateter dan mendorong secara

pelan-pelan sampai urine keluar. Pada Wanita

7. Jari tangan kiri dengan kasa membuka labia.

8. Tangan kanan memasukan ujung kateter dan mendorong secara pelan-pelan sampai urine keluar.

9. Bila urine telah keluar , menyambungkan pangkal kateter dengan urine bag

10. Mengunci kateter dengan larutan aquadest sesuai ukuran. 11. Memfiksasi kateter kearah paha

12. Menggantungkan urine bag disisi tempat tidur

Unit terkait Rawat Inap

Status Dokumen

Induk Salinan No.Distribusi

(28)

INSTANSI

Pengertian Colostomy adalah suatu tindakan pembedahan membuka dinding abdomen yang bertujuan untuk mengeluarkan feses.

Tujuan 1. Mengevaluasi kondisi stoma.

2. Melindungi kulit dari drainase produk kolon. 3. Menjaga kebersihan stoma.

4. Mengganti balutan luka dan colostomy bag Kebijakan

Prosedur Persiapan Alat :.

1. Kantong colostomy dan penjepitnya

10. Betadine (kalau perlu untuk lecet dikulit) 11. Set ganti balut

Pelaksanaan

1. Menjelaskan prosedur dan tujuannya. 2. Memberikan privacy untuk klien.

3. Mengatur posisi tidur klien (semifowler kalau perlu). 4. Mengkaji kembali program/instruksi medik.

5. Mengkaji kondisi kantong colostomy.

6. Mengkaji adanya keluhan ketidaknyamanan/nyeri disekitar stoma. 7. Mengkaji post operasi

(29)

10. Mendekatkan neirbeken/bengkok.

11. Melepaskan colostomy bag yang sudah kotor dan meletakkannya di piala ginjal.

12. Mengganti handscoen dengan yang bersih / steril.

13. Membersihkan stoma dan kulit sekitarnya dengan kapas basah/NaCl. 14. Observasi kondisi kulit, stoma dan jahitan.

15. Mengeringkan kulit disekitar stoma. 16. Memasang kantong colostomy yang baru. 17. Merapikan klien dan alat-alat

Unit terkait Rawat Inap dan UGD

Status Dokumen

Induk Salinan No.Distribusi

SOP / PROTAP

PENGAMBILAN DAN PENYEDIAAN SPESIMEN UNTUK DIKIRIM KE LABORATORIUM BAGI PASIEN UGD

No Dokumen ...

No Revisi ….

Halaman 1/1 SOP

UGD

Tanggal Terbit ………

Disetujui oleh,

Pengertian Pengambilan dan pendistribusian spesimen dalam keadaan fresh dan aman sebagai bahan pemeriksaan laboratorium

Tujuan Sebagai acuan dalam pengambilan dan penyediaan spesimen untuk dikirim ke laboratorium bagi pasien rawat inap.

Kebijakan 1. Adanya perawat yang diberi tanggung jawab untuk kegiatan laboratorium pada jam kerja laboratorium

(30)

1. Spuit

2. Kapas alcohol 3. Torniquet 4. Botol darah 5. Botol urin

6. Pot / Tabung Feses 7. Pot sputum

8. Perlak dan pengalas

Penatalaksanaan :

1. Mencatat nama pasien dan macam pemeriksaan di buku pemeriksaan laboratorium

2. Mengisi formulir permintaan pemeriksaan laboratorium sesuai dengan jenis pemeriksaan untuk laborat luar jika hari libur atau Cito 24 jam

3. Menyediakan tempat penampungan bahan pemeriksaan dan masing-masing tempat diberi etiket yang lengkap dan jenis meliputi :

a. Nama pasien b. Umur

c. Tanggal pengambilan

d. Jenis pemeriksaan (UL, FL, sputum, dll) e. Ruang rawat

4. Keluarga pasien yang mengantar spesimen ke laborat kecuali tidak ada keluarganya diantar oleh petugas bila di lakukan dilaborat Rumah Sakit. 5. Pemeriksaan cito dapat dilakukan sesuai kebutuhan dan kapan saja

pengambilan bahannya oleh petugas ruangan untuk dikirim kelaborat luar 6. Petugas laborat menulis hasil laborat di lembar hasil pemeriksaan

laboratorium dan biayanya (ditulis dipojok atas dengan secarik kertas) 7. Petugas rawat inap mengumpulkan dengan lembar status pasien

(31)

Status

Pengertian Melatih pasien melakukan nafas dalam Tujuan 1. Meningkatkan kapasitas paru

2. Mencegah atelektasis

Kebijakan Pasien dengan gangguan paru obstruktif & restriktif Prosedur A. Tahap PraInteraksi 3. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien

C. Tahap Kerja

1. Menjaga privacy pasien 2. Mempersiapkan pasien

3. Meminta pasien meletakkan satu tangan di dada dan satu tangan di abdomen 4. Melatih pasien melakukan nafas perut (menarik nafas dalam melalui

hidung hingga 3 hitungan, jaga mulut tetap tertutup)

5. Meminta pasien merasakan mengembangnya abdomen (cegah lengkung pada punggung)

6. Meminta pasien menahan nafas hingga 3 hitungan

(32)

8. Meminta pasien merasakan mengempisnya abdomen dan kontraksi dari otot 9. Merapikan pasien

D. Tahap Terminasi

1. Melakukan evaluasi tindakan 2. Berpamitan dengan klien 3. Mencuci tangan

4. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan Unit terkait Rawat Jalan, UGD

(33)

No ASPEK YANG DINILAI BOBOT NILAI 0 1 2 A Tahap Pra Interaksi

1 Cek Program terapi 1

2 Cuci tangan 1

B Tahap Orientasi

1 Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik 1 2 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga/klien 2 3 Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan 1 C Tahap kerja

1 Menjaga privacy pasien 1

2 Mempersiapkan pasien 3

3 Meminta pasien meletakkan satu tangan di dada dan satu

tangan di abdomen 4

4 Melatih pasien melakukan nafas perut (menarik nafas dalam

melalui hidung hingga 3 hitungan, jaga mulut tetap tertutup) 6 5 Meminta pasien merasakan mengembangnya abdomen (cegah

lengkung pada punggung) 5

6 Meminta pasien menahan nafas hingga 3 hitungan 6 7 Meminta menghembuskan nafas perlahan dalam 3 hitungan

(lewat mulut, bibir seperti meniup) 6 8 Meminta pasien merasakan mengempisnya abdomen dan

kontraksi dari otot 5

9 Menjelaskan pada pasien untuk melakukan latihan inin bila

mengalami sesak nafas 3

10 Merapikan pasien 1

E Tahap Terminasi

1 Melakukan evaluasi tindakan 2

2 Berpamitan dengan klien 1

3 Mencuci tangan 1

4 Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan 1

TOTAL 50

SOP BATUK EFEKTIF

Status Dokumen

Induk Salinan

(34)

NAMA INSTANSI

SOP / PROTAP

BATUK EFEKTIF No Dokumen

...

No Revisi

….

Halaman

1/1 SOP

UGD

Tanggal Terbit

………

Disetujui oleh,

Pengertian Latihan mengeluarkan sekret yang terakumulasi dan mengganggu di saluran nafas dengan cara dibatukkan

Tujuan 1. Membebaskan jalan nafas dari akumulasi sekret

2. Mengeluarkan sputum untuk pemeriksaan diagnostik laborat 3. Mengurangi sesak nafas akibat akumulasi sekret

Kebijakan 1. Klien dengan gangguan saluran nafas akibat akumulasi secret 2. Pemeriksaan diagnostik sputum di laboratorium

Prosedur 1. Kertas tissue 2. Bengkok 3. Perlak/alas

4. Sputum pot berisi desinfektan 5. Air minum hangat

A. Tahap PraInteraksi 1. Mengecek program terapi 2. Mencuci tangan

(35)

1. Memberikan salam dan sapa nama pasien 2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan 3. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien C. Tahap Kerja

1. Menjaga privacy pasien 2. Mempersiapkan pasien

3. Meminta pasien meletakkan satu tangan di dada dan satu tangan di abdomen

4. Melatih pasien melakukan nafas perut (menarik nafas dalam melalui hidung hingga 3 hitungan, jaga mulut tetap tertutup)

5. Meminta pasien merasakan mengembangnya abdomen (cegah lengkung pada punggung)

6. Meminta pasien menahan nafas hingga 3 hitungan

7. Meminta menghembuskan nafas perlahan dalam 3 hitungan (lewat mulut, bibir seperti meniup)

8. Meminta pasien merasakan mengempisnya abdomen dan kontraksi dari otot

9. Memasang perlak/alas dan bengkok (di pangkuan pasien bila duduk atau di dekat mulut bila tidur miring)

10. Meminta pasien untuk melakukan nafas dalam 2 kali , yang ke-3: inspirasi, tahan nafas dan batukkan dengan kuat

11. Menampung lender dalam sputum pot 12. Merapikan pasien

D. Tahap Terminasi

1. Melakukan evaluasi tindakan 2. Berpamitan dengan klien 3. Mencuci tangan

(36)

Unit terkait UGD dan Rawat Inap

Pemberian Oksigen Melalui Sungkup Muka Non Breathing

Disiapkan oleh : Disetujui Oleh : Ditetapkan Oleh : Direktur Utama Nama

Jabatan Kepala Bidang Keperawatan Direktur Pelayanan

Tanda Tangan

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

Tanggal Terbit : Unit Kerja :

Pengertian :

Memasukan zat asam atau oksigen melalui mulut dan hidung dengan menggunakan Sungkup muka non breathing

Tujuan :

Memasok kebutuhan zat asam atau mencegah dan mengobati pasien pada keadaan :

1. Hipoksemia.

2. Hipoksia.

3. Anoksia.

Kebijakan :

1. Maintenance kadar normal oksigen dalam darah.

2. Oksigenasi tidak adekuat dengan kebutuhan oksigenasi hampir 100%

Prosedur :

(37)

e. Aquades Steril

f. Selang sungkup muka non breathing 2. Persiapan Pasien

a. Beri infoermasi pada pasien b. Atur posisi pasien

3. Prosedur

a. Cuci Tangan dengan prinsip 6 langkah cuci tangan b. Cek Tabung Oksigen dan Flowmeter

c. Pasang Regulator

d. Isi Tabung Humidifier dengan aquabides steril sampai tanda batas e. Pasang selang oksigen pada tabung humidifier

f. Stel oksigenasi pada tabung humidifier

g. Isi oksigen kedalam kantong dengan cara menutup lubang antara kantung dengan sungkup h. Atur tali pengikat sungkup sehingga menutup rapat dan nyaman

i. Sesuaikan aliran oksigen, j. Anjurkan pasien untuk istirahat k. Alat-alat dirapihkan

l. Cuci Tangan

m. Observasi respon pasien terhadap pemberian oksigen

Unit Terkait :

1.Ruang Rawat Inap 2. IGD

3. Ruang Rawat Jalan

SOP PENGATURAN POSISI FOWLER

Status Dokumen

Induk Salinan No.Distribusi

NAMA INSTANSI

SOP / PROTAP

Pemberian Posisi Fowler

No Dokumen ...

No Revisi ….

(38)

SOP

Pengertian Cara yang dilakukan untuk membuat posisi pasien fowler (duduk).

Tujuan a. Mencegah rasa tidak nyaman pada otot b. Mempertahankan tonus otot

c. Mencegah terjadinya komplikasi immobilisasi seperti ulkus decubitus, kerusakan saraf superficial, kerusakan pembuluh darah dan kontraktur

Kebijakan a. Pertahankan agar kasur yang digunakan dapat memberikan suport yang baik bagi tubuh

b. Yakinkan bahwa alas tidur tetap bersih dan kering, karena alas tidur yang lembab atau terlipat akan meningkatkan resiko terjadinya ulkus dekubitus

c. Buatlah posisi tempat tidur yang memudahkan untuk bekerja ( sesuai dengan tinggi perawat)

d. Sesuaikan berat badan pasien dan perawat. Bila perlu carilah bantuan atau gunakan alat bantu pengangkat

e. Naikkan posisi kepala 45-600 (bagi pasien hemiplegia, atur pasien setegak mungkin). Instruksikan pasien untuk menekuk lutut sebelum menaikkan bagian kepala tempat tidur. Yakinkan bahwa bokong pasien berada tepat pada satu lekukan tempat tidur.

(39)

hemiplegi, atur dagu agak keatas)

g. Letakkan bantal kecil atau gulungan handuk di daerah lekukan pinggang jika terdapat celah kecil di daerah tersebut

h. Letakkan bantal untuk mendukung lengan dan tangan jika pasien tidak dapat menggerakkan lengan, seperti paralisis atau tidak sadar pada ekstremitas atas

i. Berikan hand roll jika pasien mempunyai kecenderungan deformitas pada jari dan telapak tangan

j. Letakkan trochanter roll di sisi luar paha

SOP PENGATURAN POSISI PADA PASIEN

Status

Pengertian Cara yang dilakukan untuk membuat posisi pasien sims Tujuan a. Mencegah rasa tidak nyaman pada otot

b. Mempertahankan tonus otot

(40)

decubitus, kerusakan saraf superficial, kerusakan pembuluh darah dan kontraktur

Kebijakan a. Pertahankan agar kasur yang digunakan dapat memberikan suport yang baik bagi tubuh

b. Yakinkan bahwa alas tidur tetap bersih dan kering, karena alas tidur yang lembab atau terlipat akan meningkatkan resiko terjadinya ulkus dekubitus

a. Menjelaskan langkah-langkah tindakan 3. Pelaksanaan

a. Mencuci tangan b. Mempersiapkan alat

c. Buatlah posisi tempat tidur yang memudahkan untuk bekerja ( sesuai dengan tinggi perawat)

d. Pindahkan pasien ke posisi tempat tidur dengan arah berlawanan dengan posisi yang diinginkan

e. Rapatkan kedua kaki pasien dan tekuk lututnya paha atas dan tempat tidur

l. Yakinkan bahwa bahu dan pinggul berada pada bidang yang sama

m. Letakkan gulungan handuk atau bantal pasir di bawah telapak kaki

n. Mencuci tangan

o. Evaluasi respon pasien

(41)

b) Ruang Rawat Intensif

SOP PEMBERIAN POSISI LATERAL

NAMA INSTANSI Pemberian Posisi Lateral Nomor

Disiapkan oleh : Disetujui Oleh : Ditetapkan oleh:

Direktur Utama

Tanggal Terbit : Unit Kerja :

Pengertian : Cara yang dilakukan untuk membuat posisi pasien lateral Tujuan :

a. Mencegah rasa tidak nyaman pada otot b. Mempertahankan tonus otot

c. Mencegah terjadinya komplikasi immobilisasi, seperti ulkus decubitus, kerusakan saraf superficial, kerusakan pembuluh darah dan kontraktur

Kebijakan:

a. Pertahankan agar kasur yang digunakan dapat memberikan suport yang baik bagi tubuh

b. Yakinkan bahwa alas tidur tetap bersih dan kering, karena alas tidur yang lembab atau terlipat akan meningkatkan resiko terjadinya ulkus dekubitus

c. Letakkan alat bantu di tempat yang membutuhkan, sesuai dengan jenis posisi d. Jangan letakkan satu bagian tubuh diatas bagian tubuh yang lain, terutama

daerah tonjolan tulang

e. Rencanakan perubahan posisi selama 24 jam dan lakukan secara teratur (buat jadwal posisi)

Prosedur: 1. Persiapan alat

a. Bantal 3-4

(42)

a. Menjelaskan langkah-langkah tindakan 3. Pelaksanaan

a. Mencuci tangan b. Mempersiapkan alat

c. Buatlah posisi tempat tidur yang memudahkan untuk bekerja ( sesuai dengan tinggi perawat)

d. Sesuaikan berat badan pasien dan perawat.bila perlu carilah bantuan atau gunakan alat bantu pengangkat

e. Atur tinggi tempat tidur pada posisi dasar yaitu posisi datar. Ambil semua bantal dan perlengkapan lain yang digunakan pada posisi sebelumnya. Beri bantal pada tempat tidur pasien bagian atas. Pindahkan pasien pada bagian atas tempat tidur. Ajak pasien kerja sama

tekuk lutut pasien dan anjurkan untuk meletakkan tangan diatas dadanya.

Letakkan satu tangan anda dibawah bahu dan tangan yang lain dibawah paha dekat dari perawat sedikit ke depan badan pasien

Letakkan kaki pasien yang terjauh dengan perawat, menyilangkan di atas kaki yang terdekat

Tempatkan diri perawat sedekat mungkin dengan pasien Tempatkan tangan perawat di bokong dan bahu pasien Tarik pasien sehingga menjadi posisi miring

g. Letakkan gulungan handuk atau underpad di bawah kepala dan leher h. Atur posisi bahu sedikit fleksi dan agak condong ke depan

i. Letakkan bantal di bawah tangan

j. letakkan bantal keras pada punggung pasien untuk menstabilkan posisi

k. letakkan 2 atau lebih bantal di antara kaki pasien dengan posisi kaki sebelah semi fleksi

l. Mencuci tangan

m. Evaluasi respon pasien

n. Lakukan dokumentasi tindakan dan hasil

Unit Terkait: a) Ruang Rawat Inap b) Ruang Rawat Intensif

(43)

PENGATURAN POSISI PRONASI

NAMA INSTANSI Pemberian Posisi Prone Nomor

Disiapkan oleh : Disetujui Oleh : Ditetapkan oleh:

Direktur Utama

Tanggal Terbit : Unit Kerja :

Pengertian : Cara yang dilakukan untuk membuat posisi pasien prone kerusakan saraf superficial, kerusakan pembuluh darah dan kontraktur

Kebijakan:

a. Pertahankan agar kasur yang digunakan dapat memberikan suport yang baik bagi tubuh

b. Yakinkan bahwa alas tidur tetap bersih dan kering, karena alas tidur yang lembab atau terlipat akan meningkatkan resiko terjadinya ulkus dekubitus

c. Letakkan alat bantu di tempat yang membutuhkan, sesuai dengan jenis posisi d. Jangan letakkan satu bagian tubuh diatas bagian tubuh yang lain, terutama

daerah tonjolan tulang

e. Rencanakan perubahan posisi selama 24 jam dan lakukan secara teratur (buat jadwal posisi)

(44)

3. Pelaksanaan a. Mencuci tangan b. Mempersiapkan alat

c. Buatlah posisi tempat tidur yang memudahkan untuk bekerja ( sesuai dengan tinggi perawat)

d. Atur tinggi tempat tidur pada posisi dasar yaitu posisi datar. Ambil semua bantal dan perlengkapan lain yang digunakan pada posisi sebelumnya.

e. Bantu pasien dalam posisi telungkup

f. Hadapkan kepala klien di satu sisi, letakkan bantal kecil di bawah kepala tetapi tidak sampai bahu

g. Letakkan bantal kecil di bawah perut mulai dari diafragma sampai krista iliaka h. Letakkan bantal di bawah kaki mulai dari lutut hingga tumit

Dokumen:Form Lembar Catatan Perkembangan Terintegrasi

SOP PENGAMBILAN SPUTUM

(45)

1. Pemeriksaan BTA (Basil Tahan Asam). 2. Pemeriksaan Sitologi.

3. Pemeriksaan kultur dan sensitivitas.

4. Pemeriksaan Gram Stain : Bakteri gram negatif atau positif.

Tujuan 1. BTA : Mengidentifikasi basil tahan asampada klien yang diduga menderita TBC, pemeriksaan ini dilakukan 3 hari secara berturut-turut.

2. Sitologi : Mengidentifikasi adanya sel-sel ganas pada klien yang dicuroigai kanker paru.

3. Kultur dan sensitivitas : Untuk menegakkan diagnosis, menentukan jenis mikroorganisme, dan menentukan sensitifitas klien terhadap terapi antibiotik.

4. Gram Stain : Untuk mengidentifikasi gram negatif atau gram positif. Kebijakan 1. Pelaksanaan dilakukan oleh petugas yang terampil

Prosedur Persiapan Alat : 1. Nierbeken/bengkok.

2. Kantong plastik atau kotak untuk membawa spesimen kelaboratorium (sesuai kebijakan RS).

3. Handscoen bersih.

4. Sikat gigi, tissue, mangkuk/kom muntah, dan masker (kalau perlu). 5. Formulir pemeriksaan laboratorium. fisioterapi dada dan postural drainage (kalau perlu).

d. Menganjurkan klien untuk banyak minum pada malam sebelum tidur

4. Memberi kesempatan kepada klien utnuk berkumur.

5. Memberikan bokal/pot sputum steril dan mamberitahukan agar klien tidak menyentuh bagian dalam bokal/pot sputum.

(46)

7. Mengulangi, sampai sputum terkumpul ± 5 ml.

8. Menganjurkan klien untuk berkumur dan berikan tissue.

9. Melepaskan handscoen dan buang ketempat yang sudah ditentukan. 10. Merapikan klien dan membereskan alat-alat.

11. Mencuci tangan.

12. Mengirimkan bahan pemeriksaan sputum bersama formulir pemeriksaan kelaboratorium dengan segera.

Unit terkait Rawat Inap

SOP FISIOTERAPI DADA

Pengertian Suatu tindakan yang dilakukan untuk membantu mengencerkan dan mengeluarkan sekret.

Tujuan 1. Membantu klien untuk mengencerkan secret dan memudahkan untuk mengeluarkannya.

2. Memperbaiki satus respirasi klien.

3. Mencegah infeksi pada paru pada klien yang immobilisasi dalam waktu lama.

Kebijakan

Prosedur Persiapan Alat :

1. Pot sputum dengan larutan desinfektan (Lysol 2%). 2. Bantal.

3. Gaun atau pakaian yang tidak mengiritasi.

(47)

5. Tissue.

1. Menjelaskan prosedur dan tujuan dilakukannya fisioterapi dada. 2. Menganjurkan klien untuk berkemih terlbih dahulu.

3. Menganjurkan kepada klien untuk memberitahu jika merasa mual, nyeri, atau sesak nafas.

4. Memberikan medikasi yang akan membantu untuk mengencerkan sekresi atau sputum (jika ada).

5. Mengenakan masker, gaun dan handscoen (jika ada indikasi). 6. Melakukan fisioterapi dada :

a. Postural Drainage (Clapping) :

1) Membantu klien untuk posisi duduk atau posisi tidur miring kiri / kanan. 2) Memberikan tissue dan pot suptum kepada klien.

3) Melakukan clapping dengan cara kedua tangan menepuk punggung klien secara bergantian sampai ada rangsangan untuk batuk.

4) Menganjurkan klien untuk batuk dan mengeluarkan sekret / sputum pada pot sputum.

b. Vibrasi Dada :

1) Menganjurkan klien untuk nafas dalam dan lambat melalui hidung dan menghembuskannya melalui mulut.

2) Meletakkan telapak tangan secara datar diatas dada yang akan divibrasi. 3) Meminta klien untuk nafas dalam dan ketika klien menghembuskan nafas

getarkan telapak tangan secara perlahan diatas dada klien.

4) Menganjurkan klien untuk batuk untuk mengeluarkan suputum dan membuangnya pada pot sputum.

7. Mengulangi teknik fisioterapi dada untuk setiap segmen paru. 8. Dengan perlahan mengembalikan posisi klien apda posisi semula. 9. Melakukan oral hygiene.

10. Merapihkan klien dan peralatan. 11. Mencuci tangan.

Unit terkait Rawat Inap dan UGD

SOP / PROTAP PEMBERIAN OBAT INTRA MUSKULAR

NAMA

SOP / PROTAP

(48)

INSTANSI

No Dokumen ...

No Revisi ….

Halaman 1/1

SOP Tanggal Terbit

………

(49)

Pengertian : Injeksi intramuskuler adalah suntikan kedalam otot Tujuan : Sebagai acuan untuk melakukan tindakan suntikan I.M Kebijakan :

Pelaksanaan dilakukan oleh petugas yang terampil Penyuntikan dengan menggunakan spuit sekali pakai

Prosedur : Persiapan alat : 1. Spuit

2. Kapas alkohol 3. Bengkok

4. Aquabidest steril 5. Bengkok

6. Obat yang dibutuhkan 7. Bak Instrumen. A. Pelaksanaan : 1. Inform concern

2. Baca daftar obat, larutkan obat yang dibutuhkan, isi spuit sesuai dengan kebutuhan 3. Cocockan nama obat dan nama pasien.

4. Baca sekali lagi sebelum menyuntikan pada pasien. 5. Atur posisi dan tentukan tempat yang akan disuntik. 6. Desinfeksi lokasi yang akan disuntik.

7. Jarum disuntikkan pada daerah yang akan disuntik dengan arah 90 derajat. 8. Penghisap ditarik sedikit, bila ada darah obat jangan dimasukkan.

9. Obat dimasukan perlahan-lahan

10. Setelah obat masuk seluruhnya jarum ditarik dengan cepat.

11. Kulit ditekan dengan kapas alkohol sambil melakukan pemijatan pada tempat yang di injeksi. 12. Merapikan pasien dan alat

13. Mendokumentasikan hasil tindakan Hal-hal yang diperlukan :

Penyuntikan harus tepat dan betul, bila salah akan dapat mengenai saraf.

Unit terkait : rawat jalan

SOP / PROTAP PENERIMAAN PASIEN BARU ICU

NAMA

SOP / PROTAP

(50)

INSTANSI

No Dokumen ...

No Revisi ….

Halaman 1/1

SOP Tanggal Terbit

………

(51)

Pengertian :

Pasien baru ICU adalah pasien yang baru diterima masuk ke ICU yang akan mendapat penatalaksanaan intensif oleh staf ICU selama masa perawatan di ICU.

Tujuan :

1. Pemanfaatan tempat tidur yang optimal di ICU.

2. Pasien baru di ICU mendapat penatalaksanaan intensif yang tepat dan benar.

Kebijakan :

Sesuai dengan kebijakan penerimaan pasien ICU.

Prosedur :

1. Dilakukan serah terima yang baik dengan dokter yang merujuk untuk perawatan di ICU, usahakan untuk mendapatkan informasi yang penting selengkap mungkin.

2. Survei primer:

Pastikan jalan nafas dan pernafasan adekuat dan berikan pada pasien oksigen dengan fraksi tertinggi (100%) sampai pemeriksaan analisa gas darah selesai dilakukan.

b. Periksa sirkulasi dan akses vena.

3. Survei sekunder: pemeriksaan pasien secara menyeluruh.

4. Monitor dasar yang sesuai untuk pasien: saturasi oksigen, EKG, arterial line, kateter vena sentral.

5. Instruksi penting yang harus ditulis di status pasien: Pola ventilasi

b. Sedasi/ analgesia Obat-obatan, infus d. Cairan

6. Lakukan pemeriksaan dasar:

Darah rutin, kimia darah, kalau perlu profil koagulasi. b. Pemeriksaan mikrobiologi kalau perlu

Analisa Gas Darah

(52)

OP / PROTAP PEMBERIAN OBAT SUPPOSITORIA ANUS

NAMA INSTANSI

SOP / PROTAP

PEMBERIAN OBAT SUPPOSITORIA ANUS No Dokumen

...

No Revisi ….

Halaman 1/1

SOP Tanggal Terbit

………

(53)

Pengertian :

Memasukkan sediaan obat yang berupa preparat supositoria anus ke dalam lubang anus.

Tujuan :

1. Menyediakan rute alternatif untuk pasien yang mengalami gangguan fungsi saluran pencernaan bagian atas (misalnya muntah)

2. Memberikan obat untuk program medikasit ertentu

Kebijakan :

1. Pasien dan keluarga memahami dan menyetujui tindakan yang akan dilakukan

(Informed Consent lisan)

2. Penjelasan dan tindakan dilakukan oleh dokter atau perawat

3. Dilakukan dengan prinsip bersih

4. Pemberian obat harus dilaksanakan sesuai dengan prinsip pemberian obat

Prosedur : a. Peralatan

1. Trolley obat / nampan

2. Supositoria yang diminta

3. Sarungtanganbersih

4. Tisu

5. Bengkok

b. 2/3

Prosedur

Sediakan catatan pemberian obat pasien

Bandingkan kardek dengan program terapi terbaru di catatan terintegrasi Cek gelang identitas dan tanya nama lengkap pasien

Berikan penjelasan mengenai prosedur

Berikan kesempatan bertanya pada pasien mengenai hal yang kurang dimengerti Siapkan peralatan yang diperlukan.

Lakukan hand hygiene Jaga privasi pasien

Tempatkan pasien di posisi Sims

10. Gunakan sarung tangan bersih

11. Buka kemasan obat dari supositoria

12. Masukkan supositoria kedalam saluran anus di dalam spingter anus

13. Beritahu pasien untuk tetap dalam posisi yang sama selama 5 – 10 menit setelah

(54)

SOP PERSIAPAN TINDAKAN OPERASI

Pengertian Tata cara serah terima pasien yang akan dioperasi antara perawat ruangan/ bangsal dan staf kamar operasi.

Tujuan A. Diketahui program pengobatan dan pelaksanaan operasi oleh petugas ruangan dan kamar operasi agar pelaksanaan operasi bisa berhasil dengan baik dan mengutamakan keselamatan pasien.

B. Menyiapkan obat-obatan, alat-alat, darah dan persiapan khusus lainnya yang dibutuhkan untuk menunjang pelaksanaan operasi tersebut.

Kebijakan Petugas ruangan dan petugas kamar operasi bertanggung jawab atas persiapan pasien calon operasi ini.

Prosedur 1. Petugas ruangan mengetahui jadwal operasi

2. Petugas ruangan mempersiapkan area operasi sesuai prosedur yang berlaku. 3. Petugas ruangan mengisi berita acara.

4. Petugas ruangan mempersiapkan semua catatan medik pasien termasuk surat izin operasi untuk dibawa bersama pasien ke ruang operasi.

5. Petugas ruangan mengalungkan label identitas yang meliputi: nama, umur, no. RM, alamat, dokter operator, diagnosis, rencana jenis operasi pasien pada pergelangan tangan kanan pasien atau bila tidak memungkinkan pada pergelangan tangan kiri, kemudian pergelangan kaki kanan, kemudian kiri, kemudian leher.

(55)

dilakukan yang akan dibawa bersama pasien ke kamar operasi.

7. Setengah jam sebelum jadwal operasi atau setelah ada panggilan dari petugas kamar operasi, pasien dibawa ke kamar operasi dengan memakai tempat tidur yang dipakai di ruangan.

8. Serah terima pasien pra operasi dilakukan di ruang transfer.

9. Petugas ruangan menyerahkan pasien disertai berita acara serah terima yang ditanda tangani oleh petugas ruangan dan petugas kamar operasi dan ditulis dalam buku register kamar operasi.

10. Petugas kamar operasi memeriksa kelengkapan berita acara, kelengkapan identitas, catatan medik pasien, keadaan umum pasien, surat izin tindakan dan kelengkapan penunjang lainnya seperti obat-obatan dan persediaan darah.

11. Kejadian khusus dan pengobatan selama operasi berlangsung dicatat dalam berita acara oleh asisten operasi / omloop.

12. Setelah operasi selesai, asisten menyiapkan berita acara, catatan medik pasien.

13. Pasien dipersiapkan untuk serah terima dengan petugas ruangan.

14. Serah terima dilakukan di ruang transfer, petugas kamar operasi menyerahkan pasien beserta semua kelengkapannya yang ditandai dengan penandatanganan berita acara serah terima pasien pasca operasi.

Referensi

Dokumen terkait

Bentuk peristiwa tutur adalah dialog (percakapan), bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia dan Jawa. Dalam tuturan terdapat alih kode intern. Alih kode terjadi dari

Pada kemasan keranjang anyaman bambu dengan menggunakan media simpan sekam padi, menghasilkan jumlah daun lebih banyak yaitu rata-rata 2,93 helai dan berbeda

Pada paper ini dibahas tentang pengaruh suhu medium pengisi dari minyak CPO terhadap perubahan nilai tahanan termal, Rw mempergunakan teknik pemodelan kurva I(U)

Pada penelitian ini terdapat beberapa tahapan yang dilalui (Gambar 1). Tahapan penelitian ini dimulai dari studi literatur mengenai sistem pendukung keputusan, Analytic

Selain itu, hal yang mendorong penulis tertarik memilih bahasa Buol sebagai penelitian dengan judul “Afiks Pembentuk Verba bahasa Buol” yaitu : (1) Merupakan

Penutupan luka terbagi atas metode penutupan secara kering dan lembab, penutupan secara lembab merupakan penutup luka yang bersifat permeabel bagi oksigen dan uap

Pada putaran ke 1000 kali menunjukkan bahwa nilai ketahanan aus yang relatif tinggi ditemukan pada baja tahan karat 13Cr AISI 410 yang telah mengalami proses austenisasi pada

a. Tujuan utama adalah untuk memaksimalkan nilai pemegang saham. Arus kas perusahaan sebenarnya dimiliki oleh pemegang sahamnya. Saat menentukan kebijakan dividen satu kebijakan