• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas Individu Ke 3. docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Tugas Individu Ke 3. docx"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Tugas Individu Ke-3

Mata Kuliah : Hukum Kebijakan Lingkungan

Nama : RACHMI ELMIRA

NPM : 1006737320

Principles

of International Envioronmental Law

Lluis Paradell-Trius

Pengantar

Prinsip-prinsip Hukum Lingkungan Internasional saat ini menjadi perhatian dunia internasional. Saat ini yang menarik yaitu mengenai pembangunan berkelanjutan “sustainable development”. yang menganggap pembangunan berkelanjutan ini sebagai hukum kebiasaan internasional dan ada yang menganggap hanya sebagai aturan atau norma yang masih berkembang.

Alasan Lahirnya Prinsip-Prinsip Hukum Lingkungan Internasional

Alasan Pertama perlunya peraturan lingkungan internasional adalah untuk mengatur mengenai aspek social, ekonomi dan lingkungan. Maka untuk hal ini, prinsip-prinsip tersebut diatur dari dua perjanjian yaitu United Nations Conference on Environmental and Develpoment 1992 (UNCED), United Nations Framework Convention on Climate Change, dan Biodiversity Convention.

(2)

ketidak praktisannya dan proses panjang dan pada saat yang bersamaan menetapkan standar lingkungan yang memadai.

Alasan yang ketiga untuk perkembangan dari prinsip-prinsip adalah yang paling utama karena prinsip-prinsip hukum lingkungan internasional cocok dihadapkan dengan ketidakjelasan ilmiah suatu masalah lingkungan.Disini prinsip memiliki fungsi yang sangat penting untuk menghadapi masalah lingkungan.

Status prinsip-prinsip hukum lingkungan internasional yang belum pasti

Sampai saat ini belum ada kepastian mengenai status sebuah prinsip dalam hukum lingkungan internasional. Hal ini disebabkan oleh karena prinsip itu dapat diambil dari sumber hukum internasional manapun, terutama dari soft law, dimana soft law sendiri masih ambigu, seperti Deklarasi Rio dan Deklarasi Stockholm. Ada beberapa pendapat yang mengatakan karena sifatnya yang soft, maka prinsip tersebut tidak mengikat namun bukan berarti tidak ada akibat hukumnya.

Seperti yang dikatakan Menurut Alan Boyle bahwa “Rules” merupakan “hard law” yaitu aturan yang jelas dan komitmen terhadapnya spesifik, sementara prinsip merupakan “soft law”. Namun bukan berarti prinsip tidak memiliki akibat apapun, karena masih dapat dipertimbangkan.

Fungsi, Akibat dan Peran Prinsip-Prinsip

Kesulitan dalam status hukum dari prinsip-prinsip tidak mengakibatkan sebagai halangan untuk berusaha memberikan pendapat hukum. Beberapa ahli mengemukakan pendapat yang saling mirip mengenai fungsi dan pengaruh prinsip dihadapkan dengan aturan, sebagai berikut :

1. Philippe Sands berpendapat bahwa aturan itu mengikat. Prinsip adalah kebenaran yang umum, yang menuntun perilaku kita, yang merupakan dasar atas tindakan-tindakan kita. 2. Bin Cheng “aturan merupakan formula praktis dari prinsip-prinsip dan aturan adalah

penerapan prinsip terhadap ketidaktentuan situasi yanghow a notion in international environment law accepted as principle bermacam-macam yang ada dalam kehidupan manusia..

(3)

4. Ronald Dworkin mengemukakan kesamaan dan perbedaan aturan dan prinsip dimana, “aturan maupun prinsip mengacu pada keputusan terhadap suatu kewajiban hukum dalam suatu keadaaan, keduanya memiliki signifikasi hukum internasional dan otoritas normatif, namun keduanya juga berbeda secara karakter, dan berperan sebagai alasan atau pertimbangan bagi pengambil keputusan dalam bertindak ”.

Dengan demikian prinsip-prinsip sangat berperan penting.dalam:

1. Memberikan parameter yang dapat mempengaruhi keputusan pengadilan;

2. Menetapkan batasan, memberikan arahan dan menentukan penyelesaian terhadap prinsip lain atau aturan yang sedang berada dalam konflik;

3. Memfasilitasi proses pembuatan keputusan intenasional seperti pembentukan hukum kebiasaan internasional;

4. Memberikan arahan kepada pengadilan dalam proses menginterpretasikan suatu aturan atau kewajiban.

Penciptaan Dan Identifikasi Prinsip-Prinsip

Repetisi atau pengulangan penggunaan suatu prinsip menjadi faktor utama diterimanya suatu prinsip secara universal. Beberapa prinsip yang digunakan secara berulang-ulang hingga akhirnya melekat dan diakui secara bersama-sama adalah :

1. Prinsip kedaulatan negara yang terkandung dalam Pasal 21 Deklarasi Stockholm 1972 dan digunakan kembali Pasal 2 Deklarasi Rio 1992 serta diterapkan dalam proses pengambilan keputusan suatu kasus, yakni mengakui hak berdaulat suatu negara dalam melakukan eksploitasi sumber daya alamnya yang sejalan dengan tanggung jawab negara dalam menjamin proses eksploitasi tersebut tidak merusak lingkungan negara lain di luar jurisdiksinya.

2. Prinsip pencegahan yang meminta subjek internasional untuk melakukan langkah-langkah preventif awal sebelum kerusakan terjadi, dalam Deklarasi Stockholm, UNEP Draft Principles, World Charter for Nature 1982.

(4)

pasa 27 Deklarasi Rio 1992.

4. Prinsip Non-diskriminasi, dimana negara tidak membedakan secara substansial lingkungan mereka sendiri dan orang lain dalam hal pengembangan dan penerapan hukum yang dinyatakan dalam Draft Principles 1978, dan United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS) pasal 194 ayat 4, dan pasal 227.

5. Prinsip penggunaan dan pengolahan yang berimbang terhadap sumber daya alam yang dinikmati bersama-sama, yang dikodifikasi dalam Convention on the Non-navigational Uses of International Water, pasal 5 dan 6, yang kemudian diadopsi oleh UNGA pada tanggal 21 Mei 1997 setelah sebelumnya tercipta dalam kasus peradilan kasus Oder dan lalu digunakan dalam kasus Gabcikovo-Nagymaros.

Kesimpulan

Prinsip-prinsip sangat berperan penting dalam ranah hukum lingkungan internasional. Kesulitan dalam prinsip-prinsip dan dengan berkembangnya fenomena internasional hukum lainnya saat ini seperti “soft law”. Walaupun sifatnya merupakan soft law namun prinsip berkontribusi besar seperti ikut berperan dalam proses pembuatan hukum tentang pembentukan hukum kebiasaan internasional. Konsep “pembangunan berkelanjutan” meskipun belum jelas apakah telah diterima sebagai suatu prinsip atau tidak, telah memberi rujukan terhadap pendekatan atas perlindungan lingkungan, dan mengintegrasikan lingkungan dengan kebutuhan sosial ekonomi.

PENDAPAT LAINNYA

International Court of Justice (ICJ) dalam kasus Gabcikovo-Nayymaros menyatakan bahwa : a. Istilah sustainable development atau pembangunan berkelanjutan memiliki fungsi

atau peranan hukum;

b. Sustainable development tersebut merupakan sebuah ”konsep” dan bukan merupakan sebuah hukum ataupun prinsip;

(5)

Winfried Lang1, Menyatakan bahwa sebuah prinsip, meskipun mereka adalah bagian dari

hukum yang merupakan aturan umum yang memberi petunjuk terhadap perilaku Negara-negara, namun tidak dapat diterapkan secara langsung. Pelanggaran terhadap sebuah prinsip tidak dapat dipertentangkan atau digugat dalam mahkamah internasional atau peradilan internasional kecuali mereka prinsip tersebut dibuat dan diatur dalam peraturan yang lebih kuat. Namun terlepas dari permasalahan di atas seperti status hukum dari sebuah prinsip, tidak dapat disangkal bahwa prinsip merupakan alat yang sangat penting, meskipun masih berada dalam wilayah abu-abu.

Akhmad Solihin2 berpendapat bahwa Pembangunan berkelanjutan didefinisikan sebagai

pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan generasi saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan datang. Berdasarkan pengertian tersebut, maka konsep pembangunan berkelanjutan mengintegrasikan masalah sosial, ekonomi dan lingkungan.

Susan Smith3 mengartikan sustainable development sebagai meningkatkan mutu hidup generasi

kini dengan mencadangkan modal/sumber alam bagi generasi mendatang. Menurutnya, dengan cara ini dapat dicapai empat hal:

a. Pemeliharaan hasil-hasil yang dicapai secara berkelanjutan atas sumber daya yang dapat diperbarui;

b. Melestarikan dan menggantikan sumber alam yang bersifat jenuh (exhaustible resources); c. Pemeliharaan system-sistem pendukung ekologis; dan

d. Pemeliharaan atas keanekaragaman hayati.

Menurut pendapat saya, Prinsip-prinsip Hukum Lingkungan Internasional memang sangat penting untuk mengatur hal yang berkaitan dengan lingkungan secara global. Khususnya untuk memayungi apabila terjadi masalah-masalah lingkungan Internasional, terlepas dari apakah prinsip tersebut

merupakan hukum kebiasaan internasional ataupun hanya sebagai aturan atau norma yang masih berkembang. Salah satunya Prinsip Pembangunan Berkelanjutan, walaupun dikatakan dalam beberapa literatur prinsip tersebut bersifat soft law namun prinsip tersebut seperti kita ketahui bahwa telah digunakan pada beberapa kasus lingkungan internasional yang terjadi serta diakuinya oleh beberapa

Negara. Hal ini membuktikan bahwa sustainable development berperan penting pula dalam perkembangan Hukum Lingkungan Internasional. Saya mengharapkan kedepannya sustainable

1 Winfried Lang, The United Nation Principles and International Environmental Law, 1995 2 Akhmad Solihin, Paradigma Baru Pembangunan Berkelanjutan, 2010

3 Susan Smith, Incorporating Sustainability Principles in Legislation”, mengartikan

(6)

Referensi

Dokumen terkait

Pada tugas akhir ini dirancanglah sebuah prototipe dengan tujuan merancang pintu air otomatis yang dapat terbuka ataupun tertutup tergantung dengan kondisi ketinggian air

menyampaikan materi akan diuji, dan hal ini menjadi sangatlah penting karena tenaga pendidik memegang peranan kunci utama keberhasilan dalam melahirkan generasi emas

Makkoy gözlerini kapadı ve bir dakika sonra Spak, başıyla kapıyı işaret etti.. James Blish-Uzay Yolu Eski Kuşak 1- Gizli Görev — Bu Cim dediği kim oluyor? diye sordu...

menyediakan out-slip atau formulir peminjaman arsip, sehingga tidak diketahui arsip yang telah atau belum dikembalikan. Terlepas dari masalah di atas adapula permasalahan lain

Berapakah pendapatan usaha agribisnis terpadu peternakan sapi dan tanaman hortikultura yang ada di Science Techno Park di Desa Bakung Kecamatan Indralaya

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ke empat lokus DYS19, DYS390, DYS393 dan DYS395 memiliki kekuatan pembeda yang tinggi pada klan Pande dan

 Untuk keperluan reviu angka dasar dalam rangka penyusunan Pagu Indikatif 2019, K/L diminta menyusun ulang prakiraan maju pada level detil dengan bantuan

Nilai Ambang Batas kebisingan sebagai faktor bahaya di tempat kerja adalah standar sebagai pedoman pengendalian agar tenaga kerja masih dapat menghadapinya tanpa