• Tidak ada hasil yang ditemukan

STATUS GIZI DENGAN USIA MENARCHE PADA REMAJA PUTRI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "STATUS GIZI DENGAN USIA MENARCHE PADA REMAJA PUTRI"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Ni Nyoman Ayuk Widiani, dkk, Status Gizi Dengan Usi

STATUS GIZI DENGAN USIA

MENARCHE

PADA

REMAJA PUTRI

Ni Nyoman Ayuk Widiani Ni Wayan Anis Aristyadewi Akademi Kebidanan Kartini Bali Email : ayukwidiani@yahoo.co.id

Abstract : Nutrition Status with Menarche Age at Young Women. This study aims to determine the relationship between nutritional status and age of menarche in adolescent girls at SMP Ganesha Denpasar. This study uses analytic method and use cross sectional approach where 67 female adolescent samples with research instrument in the form of body weight, height measuring instrument and questionnaire sheet. The technique used is simple random sampling and in data processing using Spearman's Rank correlation test. Based on the result of the research, almost half of 29 respondents (43,3%) are in nutritional status of thin and normal nutrition, almost all of them 58 respondents (86,6%) get menarche at age 11-13 years and there is relationship between nutritional status with Age of menarche in adolescent girls at SMP Ganesha Denpasar with result of coefficient of r correlation equal to 0,453 and value p=0,000.

Abstrak : Status Gizi dengan Usia Menarche pada Remaja Putri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status gizi dengan usia menarche pada remaja putri di SMP Ganesha Denpasar. Penelitian ini menggunakan metode analitik dan menggunakan metode pendekatan cross sectional dimana sampelnya 67 remaja putri dengan instrument penelitian berupa timbangan berat badan, alatukur tinggi badan dan lembar kuesioner. Teknik yang digunakan adalah simple random sampling serta dalam pengolahan datanya menggunakan uji kolerasi Spearman’s Rank. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hampir setengahnya yaitu 29 responden (43,3%) berada pada status gizi kurus dan gizi normal, hampir seluruhnya yaitu 58 responden (86,6%) mendapatkan menarche pada usia 11-13 tahun dan ada hubungan antara status gizi dengan usia menarche pada remaja putri di SMP Ganesha Denpasar dengan hasil koefisien kolerasi r sebesar 0,453 dan nilai p = 0,000.

Kata Kunci: Status Gizi, Usia Menarche, Remaja Putri

Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa (Tarwoto, 2010). Departemen Kesehatan RI (2010) melaporkan jumlah remaja berdasarkan kelompok usia 10-19 tahun adalah sekitar 20% dari total penduduk Indonesia. Menurut laporan BKKBN tahun 2012, jumlah remaja di Indonesia sangat besar yaitu remaja berusia 10 sampai 24 tahun adalah 60 juta orang atau 30% dari jumlah penduduk sebanyak 220 juta orang.

Pertumbuhan optimal remaja memerlukan nutrisi yang memadai, dimana asupan zat gizi akan mempengaruhi pertumbuhan tubuh, dan bila tidak adekuat, akan menyebabkan seluruh unit fungsional

remaja ikut terkena dampaknya, seperti derajat metabolisme, tingkat aktifitas, penampilan fisik dan maturasi seksual (Suandi, 2012).

Lebih dari setengah abad, rata-rata usia

menarche mengalami penurunan dari usia 16 tahun menjadi rata-rata 13 tahun dan saat ini usia menarche telah bergeser ke usia yang lebih muda yang disebut menarche

dini yaitu antara 10-11 tahun (Pardede, 2012). Departemen Kesehatan RI tahun 2010 juga melaporkan terjadinya penurunan usia menarche di Indonesia. Usia menarche

(2)

massa seperti televisi, radio, dan majalah dengan kecepatan usia pubertas remaja yang secara tidak langsung menyebabkan cepatnya usia menarche remaja putri (Suandi, 2012).

Menurut Suandi (2012) kejadian

menarche dini ternyata cukup erat kaitannya dengan status gizi para remaja putri. Status gizi tersebut dapat diinterpretasikan dari Indeks Masa Tubuh (IMT), dimana cara perhitungannya dengan berat badan dalam kilogram dibagi dengan kuadrat dari tinggi badan dalam meter (kg/m2). Penelitian yang dilakukan oleh Ririn tahun 2015 di Jakarta menunjukkan faktor obesitas akibat kelebihan gizi lebih meningkatkan

menarche dini.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di SMP Ganesha Denpasar dari 10 remaja putri kelas VII, semuanya sudah mengalami menstruasi dimana satu orang (10%) remaja putri mendapatkan menarche

pada usia 10 tahun, lima orang (50%) remaja putri mendapatkan menarche pada usia 11 tahun, tiga orang (30%) remaja putri mendapatkan menarche pada usia 12 tahun, dan satu orang (10%) remaja putri mendapatkan menarche pada usia 13 tahun. Melalui pemeriksaan berat badan dan tinggi badan serta perhitungan IMT dari 10 remaja putri tersebut, didapatkan hasil dua orang (20%) remaja putri termasuk dalam katagori kurus, tujuh orang (70%) remaja putri termasuk dalam katagori normal, dan satu orang (10%) remaja putri termasuk dalam katagori gemuk.

METODE

Metode penelitian analitik dengan cara pendekatan cross sectional. Penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Ganesha Denpasar pada bulan Februari tahun 2017. Populasi dalam penelitian ini adalah semua remaja putri kelas VII di SMP Ganesha Denpasar yang berjumlah 206 orang dan jumlah sampel yaitu 67 orang dengan teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sample. Data penelitian ini adalah data primer yang didapat dari sampel yaitu usia

menarche serta berat badan dan tinggi badan. Teknik analisa data menggunakan rumus Rank Spearman. Hasil dari penelitian bila hasil p < 0,05 maka Ha diterima dan bila hasil ≥ 0,05 maka Ho diterima.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Status Gizi Remaja Putri Kelas VII

No Kategori

Sumber : Data Hasil Penelitian Tahun 2017

Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 67 responden, hampir setengahnya yaitu 29 responden (43,3%) berada pada status gizi kurus, hampir setengahnya yaitu 29 responden (43,3%) berada pada status gizi normal, dan sebagian kecil yaitu sembilan responden (13,4%) berada pada status gizi gemuk. Orang tua menyadari pentingnya makanan bergizi diberikan kepada remaja karena remaja sedang tumbuh dan

berkembang. Asupan makanan yang cukup dan bergizi tinggi membuat gizi remaja tercukupi, namun asupan makanan yang sudah mencukupi tidak menjamin remaja untuk memiliki status gizi normal, ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan remaja memiliki status gizi kurus,

diantaranya adalah faktor genetik, kurang minum air putih, kurang istirahat, banyak pikiran hingga stress, dan kurang olahraga (Soetjiningsih, 2006).

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Usia Menarche Remaja Putri Kelas VII

(3)

Jurnal Genta Kebidanan, Volume 7, No. 2, Desember 2017, hlm 36 - 39

Jumlah 67 100

Sumber : Data Hasil Penelitian Tahun 2017 Tabel 2 menunjukkan bahwa dari 67 responden, sebagian kecil yaitu sembilan responden (13,4%) mendapatkan menarche

pada usia <11 tahun, dan hampir seluruhnya yaitu 58 responden (86,6%) mendapatkan

menarche pada usia 11-13 tahun. Hal ini dilihat dari faktor status gizi, lingkungan, sosial ekonomi, kesehatan, pengetahuan orang tua, dan gaya hidup. Melihat faktor-faktor yang mempengaruhi cepat lambatnya remaja mengalami

menarche maka perlu diperhatikan keseimbangan antara faktor internal yaitu organ reproduksi, hormonal, dan penyakit dengan faktor eksternal yaitu gizi,

pengetahuan orang tua, dan gaya hidup pada remaja sehingga dalam usia menarchenya tidak terlalu cepat maupun lambat

(Waryana, 2010).

Tabel 3. Hubungan Status Gizi dengan Usia Menarche Remaja Putri Kelas VII

Sumber : Data Hasil Penelitian Tahun 2017

Tabel 3 menunjukkan bahwa dari dari sembilan responden yang mengalami

menarche pada usia <11 tahun, hampir setengahnya yaitu tiga responden (33,3%) memiliki status gizi normal, sebagian besar yaitu enam responden (66,7%) memiliki status gizi gemuk, dan tidak ada yang memiliki status gizi kurus. Dari 58

responden yang mengalami menarche pada usia 11-13 tahun, setengahnya yaitu 29 responden (50%) memiliki status gizi kurus, hampir setengahnya yaitu 26 responden (44,8%) memiliki status gizi normal, dan sebagian kecil yaitu tiga responden (5,2%) memiliki status gizi gemuk. Status gizi remaja putri sangat berpengaruh terhadap

terjadinya menarche baik dari faktor usia

menarche, keluhan-keluhan selama

menarche maupun lamanya menarche

(Suandi, 2012).

Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakanSpearman’s rank diperoleh hasil koefisien kolerasi hasil kolerasi π = 0,453 dengan tingkat signifikan

0,000(p<0,05) membuktikan bahwa ada hubungan dengan tingkat kolerasi yang sedang antara status gizi dengan usai

menarche pada remaja putri di SMP Ganesha Denpasar tahun 2017. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Amalia Ardana pada siswi Sekolah Dasar Ngoresan Surakarta pada Tahun 2012, ditarik kesimpulan yang secara statistik bermakna dengan nilai p = 0,001 (p < 0,05) yaitu terdapat hubungan antara IMT dengan usia menarche. Penelitian lain yang

dilakukan oleh Sri Anjani pada siswi Kelas VII SMP Angkasa pada bulan April 2016 dengan jumlah sampel 48 orang. Hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0,000 (p < 0,01), maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara status gizi dengan usia menarche.

SIMPULAN

Simpulan dari penelitian ini adalah hampir setengah remaja putri memiliki status gizi kurus dan status gizi normal. pengetahuan yang baik. Hampir seluruh remaja putri mendapatkan menarche pada usia 11-13 tahun. Ada hubungan signifikan antara status gizi dengan usia menarche pada remaja putri di SMP Ganesha Denpasar yang termasuk dalam interval koefisien korelasi sedang. Tulis Ilmiah. Bali.

(4)

Ni Nyoman Ayuk Widiani, dkk, Status Gizi Dengan Usia Menarche Pada Remaja Putri

BKKBN. 2012. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Depkes RI. 2010. Kumpulan Materi Kesehatan Reproduksi Remaja. Jakarta: Depkes.

Pardede, N. 2012. Masa Remaja. Jakarta: Sagung Seto.

Ririn. 2015. Faktor – Faktor yang Berkaitan dengan Asupan Energi dan Zat Gizi Pasien Kanker di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta. Tesis. Jakarta.

Soetjiningsih. 2006. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta: Sagung Seto.

Suandi. 2012. Pergeseran Usia Menarche pada Remaja Putri di Palembang. Jakarta: Jurnal Kedokteran Kesehatan.

Tarwoto, Ns. dkk. 2010. Kesehatan Remaja Problem dan Solusinya. Jakarta: Salemba Medika.

(5)

Gambar

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Status Gizi
Tabel 3 menunjukkan bahwa dari dari

Referensi

Dokumen terkait

Setiap konsekuen pada aturan yang berbentu IF-THEN harus direpresentasikan dengan suatu himpunan fuzzy dengan fungsi keanggotaan yang monoton. Sebagai hasilnya, output hasil

Demikian Berita Acara Pembukaan (download) Penawaran File I ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat diketahui dan dipergunakan sebagaimana mestinya. Panitia

Hasil yang diharapkan dari suatu promosi atau penyuluhan kesehatan adalah perilaku kesehatan, atau perilaku untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang kondusif oleh sasaran

[r]

[r]

Burung Kepodang cukup dikenal dalam budaya Jawa, khususnya Jawa Tengah, selain hanya karena Burung Kepodang merupakan fauna identitas provinsi Jawa Tengah, Burung Kepodang juga

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan tepung terigu dan tepung sukun memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap kadar air, kadar abu, kadar

Temuan dari penelitian ini adalah (1) model pendidikan akhlak tasawuf di Pondok Pesantren Darussalam ialah model pendidikan pentahapan imam al- Ghazali yang telah diajarkan