PENGARUH KONFLIK KERJA-KELUARGA DAN STRES KERJA
TERHADAP KINERJA PERAWAT RSUD dr. RASIDIN PADANG
MELALUI KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
ARTIKEL
ZULFA FITRINA
NPM. 1110018212029
Program Studi Magister Sains Manajemen
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS BUNG HATTA
1
PENGARUH KONFLIK KERJA-KELUARGA DAN STRES KERJA TERHADAP KINERJA PERAWAT RSUD dr. RASIDIN PADANG MELALUI KOMITMEN
ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
1
Zulfa Fitrina, 2Nelmida, 2Ice Kamela
1
Mahasiswa Program Studi Manajemen, Program Pascasarjana Universitas Bung Hatta 2
Dosen Program Studi Manajemen, Program Pascasarjana Universitas Bung Hatta
z._fitrina@yahoo.com
ABSTRACT
RSUD dr. Rasidin Padang as a public health service providers in the city of Padang, because all the nurses dr. Padang Rasidin should have high performance in providing services to patients. Performance in carrying out tasks nurses must be dipengauhi by factors of family work conflict, job stress and organizational commitment.This study aim to know and analyze: 1) The influence of work-family conflict to organizational commitment of nurses at General Hospital dr. Rasidin Padang, 2) The influence of work stress to organizational commitment of nurses at General Hospital dr. Rasidin Padang, 3) The influence of work-family conflict to performance of nurses at General Hospital dr. Rasidin Padang, 4) The influence of work stress to performance of nurses at General Hospital dr. Rasidin Padang, 5) The influence of organizational commitment to performance of nurses at General Hospital dr. Rasidin Padang, 6) The influence of work-family conflict to performance of nurses and organizational commitment as intervening variable at General Hospital dr. Rasidin Padang, 7) The influence of work stress to performance of nurses and organizational commitment as intervening variable at General Hospital dr. Rasidin PadangThe design of this research is causality design The population is all of nurses at General Hospital dr. Rasidin Padang amounted 111 peoples thus the sample is same with population that is 111 peoples. Data analysis to test the hypothesis using Structural Equation Modeling (SEM) with the help of AMOS software v. 19.Result of the study found that: 1.) Work-family conflict significant negative effect on organizational commitment of nurses at General Hospital dr. Rasidin Padang, 2) Work stress significant negative effect on organizational commitment of nurses at General Hospital dr. Rasidin Padang, 3) Work-family conflict no significant effect on performance of nurses at General Hospital dr. Rasidin Padang, 4) Work stress significant negative effect on performance of nurses at General Hospital dr. Rasidin Padang, 5) Organizational Commitment conflict significant positive effect on performance of nurses at General Hospital dr. Rasidin Padang, 6) Work-family conflict significant effect on performance of nurses with mediated by organizational commitment as intervening variable at General Hospital dr. Rasidin Padang, 7) Work stress significant effect on performance of nurses with mediated by organizational commitment as intervening variable at General Hospital dr. Rasidin Padang.
A. Pendahuluan
Rumah sakit merupakan industri jasa
yang memiliki ciri bentuk produknya tidak
dapat disimpan dan diberikan dalam bentuk
individual, serta pemasaran yang menyatu
dengan pemberi pelayanan, sehingga
diperlukan sikap dan perilaku khusus dalam
menghadapi konsumen. Tenaga perawat yang
merupakan “the caring profession” mempunyai
kedudukan yang penting dalam menghasilkan
kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Pelayanan keperawatan merupakan pelayanan
yang unik dilaksanakan selama 24 jam dan
berkesinambungan merupakan kelebihan
tersendiri dibanding pelayanan lainnya.
RSUD dr. Rasidin Padang sebagai
penyedia jasa layanan kesehatan masyarakat di
Kota Padang, mau tidak mau harus menghadapi
persaingan dengan banyak rumah sakit lainnya.
Oleh karena itu, maka RSUD dr. Rasidin
Padang khususnya perawat hendaknya
memberikan pelayanan yang berkualitas
kepada pasien agar semua merasa puas
sehingga pada gilirannya tercipta loyalitas
pasien yang tinggi terhadap rumah sakit.
Berikut gambaran jumlah pasien RSUD
dr. Rasidin Padang periode 2009-2012 yang
dapat dilihat pada Tabel 1.1 di bawah ini :
Tabel 1
Jumlah Pasien RSUD Dr. Rasidin Padang Tahun 2009 s/d 2012
No Thn Rawat
Sumber : RSUD dr. Rasidin Padang, 2013
Dari Tabel 1 di atas terlihat
perkembangan jumlah pasien pada RSUD Dr.
Rasidin Padang mengalami perubahan yang
berfluktuasi setiap tahunnya bahkan ada yang
mengalami penurunan. Hal tersebut merupakan
adanya indikasi bahwa perawat memiliki
kinerja yang rendah dalam melayani pasien.
Selanjutnya ditemukan permasalahan
yang berkaitan dengan tingginya rasio
perbandingan antara jumlah pasien dengan
jumlah perawat yang tersedia. Permasalahan
yang penulis temukan yakni rasio jumlah
perawat dengan jumlah pasien mengalami
perubahan yang berfluktuasi dari tahun ke
tahun.
Terjadinya perubahan jumlah pasien
yang berfluktuasi selamat empat tahun terakhir
dan terjadi perbedaan jumlah pasien rawat inap
dan rawat jalan mengindikasikan rendahnya
kinerja perawat di rumah sakit dalam
memberikan pelayanan kesehatan. Penulis
menduga bahwa kinerja perawat dalam
melaksanakan tugas dipengaruhi oleh banyak
faktor, diantaranya adalah konflik pekerjaan
keluarga, stress kerja dan komitmen organisasi.
Berdasarkan latar belakang yang telah
dipaparkan di atas maka dapat dirumuskan
masalah pada penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh konflik kerja keluarga
terhadap komitmen organisasi
2. Bagaimana pengaruh stres kerja terhadap
2 3. Bagaimana pengaruh konflik kerja keluarga
terhadap kinerja perawat
4. Bagaimana pengaruh stres kerja terhadap
kinerja perawat
5. Bagaimana pengaruh komitmen organisasi
terhadap kinerja perawat
6. Bagaimana pengaruh konflik kerja keluarga
terhadap kinerja perawat melalui komitmen
organisasi sebagai variabel intervening
7. Bagaimana pengaruh stres kerja terhadap
kinerja melalui komitmen organisasi sebagai
variabel intervening
B. Kajian Teoritis
1. Kinerja
Kinerja merupakan hasil pelaksanaan
pekerjaan baik secara kuantitas dan kualitas
dalam melaksanakan pekerjaan yang menjadi
tugas dan tanggung jawab masing-masing
pegawai. Menurut Rivai dan Sagala (2009:127)
bahwa kinerja adalah perilaku nyata yang
ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja
yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan
peranannya dalam perusahaan.
Menurut Dessler (2007:314) kinerja
merupakan prestasi kerja, yakni perbandingan
antara hasil kerja yang secara nyata dengan
standar kerja yang ditetapkan. Sedangkan
menurut Anoraga (2006:64) kinerja merupakan
prestasi atau hasil kerja yang ditunjukkan oleh
orang perorangan atau kelompok maupun
organisasi sesuai persyaratan-persyaratan
pekerjaan yang telah ditentukan.
Riduwan (2007) menyatakan bahwa
indikator yang dapat digunakan dalam
mengukur kinerja yaitu sebagai berikut :
1. Kualitas kerja dilihat dari pemahaman
tentang lingkup pekerjaan uraian tanggung
jawab serta wewenang yang diemban
2. Kuantitas kerja ditunjukkan melalui hasil
dan kecepatan dalam melaksanakan
pekerjaan
3. Konsistensi dalam melaksanakan tugas.
konsistensi dilihat dari usaha untuk selalu
mengembangkan kemampuan dan
aktualisasi diri, memahami dan mengikuti
instruksi yang diberikan, mempunyai
inisiatif, kejujuran, kecerdasan, dan
kehati-hatian
4. Sikap kerja. Sikap kerja ini menunjukkan
bagaimana pegawai bersikap dalam
melaksanakan pekerjaan.
2. Konflik Pekerjaan-Keluarga
Terjadinya perubahan demografi tenaga
kerja seperti peningkatan jumlah wanita
bekerja dan pasangan yang keduanya bekerja
telah mendorong terjadinya konflik antara
pekerjaan dan kehidupan keluarga. Hal ini
membuat banyak peneliti yang tertarik untuk
meneliti sebab dan pengaruh dari konflik
pekerjaan keluarga (work-family conflict).
Work-family conflict menurut Stone (2005:384)
yaitu Work-family conflict is a conflicting
demands made on an individual by home and
work”. Work-family conflict terjadi saat
partisipasi dalam peran pekerjaan dan peran
lainnya. Frone & Cooper (1992)
mendefinisikan konflik pekerjaan keluarga
sebagai konflik peran yang terjadi pada
karyawan, dimana di satu sisi ia harus
melakukan pekerjaan di kantor dan di sisi lain
harus memperhatikan keluarga secara utuh,
sehingga sulit membedakan antara pekerjaan
mengganggu keluarga dan keluarga
mengganggu pekerjaan.
Indikator konflik kerja keluarga pada
penelitian ini adalah (Boles, dkk, 2001, dalam
Mas’ud, 2004:374);
a. Konflik pekerjaan – keluarga
Konflik pekerjaan terhadap keluarga (
work-to-family conflict) terjadi saat pengalaman
dalam bekerja mempengaruhi kehidupan
keluarga. Contohnya adanya tekanan dalam
lingkungan kerja seperti: jam kerja yang
panjang, tidak teratur, atau tidak fleksibel,
perjalanan yang jauh, beban kerja yang
berlebihan dan bentuk-bentuk lainnya dari
stress kerja, konflik interpersonal di
lingkungan kerja, transisi karir, serta
organisasi atau atasan yang kurang
mendukung
b. Konflik keluarga – pekerjaan
Konflik keluarga terhadap pekerjaan
(family-to-work conflict) terjadi saat
pengalaman dalam keluarga mempengaruhi
kehidupan kerja (Grenhaus,2002:80)
Stres Kerja
Menurut Luthans (2006:127) stres
didefinisikan sebagai suatu respon adaptif
terhadap situasi eksternal yang menghasilkan
penyimpangan fisik, psikologis, dan atau
perilaku pada anggota organisasi.
Robin (2006:218) stres adalah suatu
kondisi yang dinamis dalam mana seseorang
individu dihadapkan pada suatu peluang,
tuntutan, atau sumber daya yang terkait dengan
apa yang dihasratkan individu tersebut dan
yang hasilnya dipandang tidak pasti dan
penting. Indikator tingkat stres kerja pada
penelitian ini adalah (Kim, 1996);
Ketidakjelasan peran, Konflik peran, Beban
pekerjaan dan Tingkat bahaya pekerjaan.
3. Komitmen Organisasi
Menurut Robbins (2006:241) komitmen
organisasional didefinisikan sebagai suatu
keadaan dimana seorang karyawan memihak
pada suatu organisasi tertentu dan
tujuan-tujuannya serta berniat memelihara
keanggotaan dalam organisasi itu. Luthans
(2006:201) mendefinisikan komitmen
organisasional sebagai derajat seberapa jauh
karyawan mengidentifikasikan dirinya dengan
organisasi dan keterlibatannya dalam organisasi
tertentu.
Komitmen organisasi menurut Allen
dan Meyer (1993) dalam Robbins (2006:284)
dibedakan atas tiga komponen, yaitu: afektif,
normatif dan continuance.
C. Kerangka Konseptual
Berdasarkan kajian teori yang telah
diuraikan di atas, kerangka konseptual
penelitian ini adalah seperti pada gambar
4 D. Metodologi
Dengan demikian diketahui bahwa
populasi penelitian ini adalah seluruh perawat
RSUD dr. Rasidin Padang yang berjumlah
sebanyak 111 orang perawat.
Jenis data yang diperlukan dalam
penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder.
Analisis data dalam penelitian ini
menggunakan model persamaan struktural
(Structural Equation Modeling atau disingkat
SEM) yang dibantu dengan program aplikasi
AMOS.
E. Hasil Analisis Deskriptif
1. Variabel kinerja perawat diperoleh nilai
rata-rata sebesar 3,43 pada kategori sedang.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
perawat RSUD dr. Rasidin Padang
memiliki kinerja yang masih belum
maksimal dalam melaksanakan tugas
sebagai perawat. Dalam mewujudkan
pelayanan Kesehatan yang bermutu bagi
masyarakat, seharusnya Rumah Sakit dapat
memberikan pelayanan yang prima dan
memadai.
2. Variabel konflik kerja keluarga diperoleh
skor rata-rata sebesar 3,31 pada kategori
sedang. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa konflik kerja keluarga yang
dirasakan oleh perawat RSUD dr. Rasidin
Padang cukup tinggi. Dalam melaksanakan
tugas di Rumah Sakit dimana kita
dihadapkan dengan situasi yang memiliki
kepentingan yang sama-sama penting,
sebaiknya sebagai atasan dapat memberikan
rasa nyaman, mengayomi dan dapat
memberikan solusi yang tepat kepada
bawahannya yang apabila dihadapkan
dengan suatu masalah baik itu datang dari
keluarga maupun datang dari pekerjaan itu
sendiri
3. Variabel stres kerja diperoleh skor rata-rata
sebesar 3,42 pada kategori sedang. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa perawat
merasakan tingkat stres kerja yang cukup
tinggi dalam bekerja di RSUD dr. Rasidin
Padang. Dalam mengurangi stres pada
karyawan, sebaiknya atasan memberikan
beban kerja yang tidak melebihi dari
seharusnya dan memberikan rasa nyaman
dalam bekerja seperti dengan menyediakan
sarana dan prasarana yang memadai serta
memberi kebebasan kepada bawahan dalam
melaksanakan tugas
4. Variabel komitmen organisasi diperoleh
skor rata-rata sebesar 3,57 pada kategori
sedang. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa komitmen organisasi yang dimiliki
masih belum tinggi. Dengan adanya rasa
nyaman dan perhatian yang diberikan dari
atasan kepada bawahannya maka itu akan
dapat meningkatkan rasa kepercayaan
bawahan kepada atasannya, sehingga
timbul rasa memiliki yang tinggi terhadap
suatu lingkup organisasi tersebut
F. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis ini adalah dengan
menganalisis nilai Critical Ratio (CR) dan nilai
Probability (P) hasil olah data, dibandingkan
dengan batasan statistik yang disyaratkan, yaitu
di atas 1,96 untuk nilai CR dan di bawah 0,05
untuk nilai P. Apabila hasil olah data
menunjukkan nilai yang memenuhi syarat
tersebut, maka hipotesis penelitian yang
diajukan dapat diterima.
Secara rinci pengujian hipotesis
penelitian akan dibahas secara bertahap sesuai
dengan hipotesis yang telah diajukan. Pada
penelitian ini diajukan lima hipotesis yang
selanjutnya pembahasannya dilakukan di
bagian berikut.
Berdasarkan hasil analisis data dapat
diterangkan hasil pengujian hipotesis sebagai
berikut :
1. Uji Hipotesis Pertama
Berdasarkan hasil analisis data
diketahui bahwa koefisien pengaruh konflik
kerja keluarga terhadap komitmen organisasi
adalah sebesar - 0,180 dengan nilai Critical
Ratio (CR) sebesar 2,247. Jika nilai Critical
Ratio (CR) dibandingkan dengan nilai C.R
yang disyaratkan maka diketahui Critical Ratio
(CR) lebih besar dari C.R yang disyaratkan
(2,247 > 1,96). Hal ini menunjukkan bahwa
hipotesis pertama diterima pada tingkat
kepercayaan 95%. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa konflik kerja keluarga
berpengaruh signifikan negatif terhadap
komitmen organisasi perawat RSUD dr.
Rasidin Padang.
2. Uji Hipotesis Kedua
Berdasarkan hasil analisis data
diketahui bahwa koefisien pengaruh stress
kerja terhadap komitmen organisasi adalah -
0,151 dengan nilai C.R sebesar 2,097. Jika nilai
Critical Ratio (CR) dibandingkan dengan nilai
C.R yang disyaratkan maka diketahui Critical
Ratio (CR) lebih besar C.R yang disyaratkan
(2,097 > 1,96). Hal ini menunjukkan bahwa
hipotesis kedua diterima pada tingkat
kepercayaan 95%. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa stres kerja berpengaruh
signifikan negatif terhadap komitmen
organisasi perawat pada RSUD dr. Rasidin
6 3. Uji Hipotesis Ketiga
Berdasarkan hasil analisis data
diketahui bahwa koefisien pengaruh konflik
kerja-keluarga terhadap kinerja adalah sebesar -
0,050 dengan nilai C.R sebesar 1,152. Jika nilai
Critical Ratio (CR) dibandingkan dengan nilai
C.R yang disyaratkan maka diketahui Critical
Ratio (CR) lebih kecil dari C.R yang
disyaratkan (1,152 < 1,96). Hal ini
menunjukkan bahwa hipotesis ketiga ditolak
pada tingkat kepercayaan 95%. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa konflik
kerja-keluarga tidak berpengaruh signifikan terhadap
kinerja perawat RSUD dr. Rasidin Padang.
4. Uji Hipotesis Keempat
Berdasarkan hasil analisis data
diketahui bahwa koefisien pengaruh stress
kerja terhadap kinerja adalah sebesar - 0,108
dengan nilai C.R sebesar 2,543. Jika nilai
Critical Ratio (CR) dibandingkan dengan nilai
C.R yang disyaratkan maka diketahui Critical
Ratio (CR) lebih besar dari C.R yang
disyaratkan (2,543 > 1,96). Hal ini
menunjukkan bahwa hipotesis keempat
diterima pada tingkat kepercayaan 95%.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa stres
kerja berpengaruh signifikan negatif terhadap
kinerja perawat RSUD dr. Rasidin Padang.
5. Uji Hipotesis Kelima
Berdasarkan hasil analisis data
diketahui bahwa koefisien pengaruh komitmen
organisasi terhadap kinerja adalah sebesar
0,400 dengan nilai C.R sebesar 4,143. Jika nilai
Critical Ratio (CR) dibandingkan dengan nilai
C.R yang disyaratkan maka diketahui Critical
Ratio (CR) lebih besar dari C.R yang
disyaratkan (4,143 > 1,96). Hal ini
menunjukkan bahwa hipotesis kelima diterima
pada tingkat kepercayaan 95%. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa komitmen
organisasi berpengaruh signifikan positif
terhadap kinerja perawat RSUD dr. Rasidin
Padang.
6. Uji Hipotesis Keenam
Menurut Ghozali (2006) menjelaskan
bahwa untuk menentukan apakah variabel
intervening dapat memediasi hubungan antara
variabel bebas terhadap variabel terikat secara
signifikan harus memenuhi kriteria sebagai
berikut : 1) variabel bebas harus berpengaruh
signifikan terhadap variabel terikat, 2) variabel
bebas harus berpengaruh signifikan terhadap
variabel intervening. 3) bariabel intervening
berpengaruh signifikan terhadap variabel
terikat. Apabila ketiga kriteria tersebut
terpenuhi maka dapat disimpulkan bahwa
variabel intervening berperan dalam memediasi
hubungan antara variabel bebas terhadap
variabel terikat dan sebaliknya apabila ada
salah satu kriteria yang tidak terpenuhi maka
variabel intervening tidak berperan dalam
memediasi hubungan antara variabel bebas
terhadap variabel terikat
Berdasarkan hasil analisis data
sebagaimana terlihat pada Tabel 4.14 diketahui
bahwa : 1) Konflik kerja-keluarga tidak
berpengaruh signifikan terhadap kinerja
signifikan terhadap komitmen organisasi
perawat, 3) Komitmen organisasi berpengaruh
signifikan terhadap kinerja perawat. Hal ini
menunjukkan bahwa persyaratan pertama tidak
terpenuhi sehingga dapat dinyatakan bahwa
komitmen organisasi tidak berperan sebagai
variabel intervening dalam menjelaskan
hubungan konflik kerja-keluarga terhadap
kinerja perawat, sehingga hipotesis keenam
yang menyatakan bahwa konflik kerja keluarga
berpengaruh signifikan terhadap kinerja
melalui komitmen organisasi sebagai variabel
intervening “ditolak”.
7. Uji Hipotesis Ketujuh
Ghozali (2006) menjelaskan bahwa untuk
menentukan apakah variabel intervening dapat
memediasi hubungan antara variabel bebas
terhadap variabel terikat secara signifikan harus
memenuhi kriteria sebagai berikut : 1) variabel
bebas harus berpengaruh signifikan terhadap
variabel terikat, 2) variabel bebas harus
berpengaruh signifikan terhadap variabel
intervening. 3) bariabel intervening
berpengaruh signifikan terhadap variabel
terikat. Apabila ketiga kriteria tersebut
terpenuhi maka dapat disimpulkan bahwa
variabel intervening berperan dalam memediasi
hubungan antara variabel bebas terhadap
variabel terikat dan sebaliknya apabila ada
salah satu kriteria yang tidak terpenuhi maka
variabel intervening tidak berperan dalam
memediasi hubungan antara variabel bebas
terhadap variabel terikat
Berdasarkan hasil analisis data
sebagaimana terlihat pada Tabel 4.14 diketahui
bahwa : 1) Stres kerja berpengaruh signifikan
terhadap kinerja perawat, 2) Stres kerja
berpengaruh signifikan terhadap komitmen
organisasi perawat, 3) Komitmen organisasi
berpengaruh signifikan terhadap kinerja
perawat. Hal ini menunjukkan bahwa semua
persyaratan terpenuhi sehingga dapat
dinyatakan bahwa komitmen organisasi
berperan sebagai variabel intervening dalam
menjelaskan hubungan Stres kerja terhadap
kinerja perawat, sehingga hipotesis ketujuh
yang menyatakan bahwa stres kerja
berpengaruh signifikan terhadap kinerja
melalui komitmen organisasi sebagai variabel
intervening “diterima”
Berdasarkan hasil analisis data diketahui
besarnya pengaruh langsung stres kerja
terhadap kinerja adalah sebesar 24,20%.
Sedangkan pengaruh tidak langsung stres kerja
terhadap kinerja melalui komitmen organisasi
adalah sebesar 13,50%. Hal ini menunjukkan
besarnya tambahan kontribusi pengaruh stres
kerja secara tidak langsung terhadap kinerja
melalui komitmen organisasi adalah sebesar
13,50%, sehingga total pengaruh stres kerja
terhadap kinerja menjadi 37,70%. Artinya
pengaruh tidak langsung mampu memberikan
tambahan menjadi lebih besar dalam
meningkatkan kinerja.
E.Penutup
8 Berdasarkan pembahasan yang telah
dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat
ditarik beberapa kesimpulan berikut ini :
1. Konflik kerja-keluarga berpengaruh
signifikan negatif terhadap komitmen
organisasi perawat. Semakin tinggi konflik
kerja keluarga yang dirasakan oleh perawat
dalam bekerja tentunya dapat menurunkan
komitmen organisasi perawat terhadap
RSUD dr. Rasidin Padang.
2. Stres kerja berpengaruh signifikan negatif
terhadap komitmen organisasi perawat.
Semakin tinggi tingkat stres kerja yang
dirasakan oleh perawat dalam
melaksanakan tugas tentunya dapat
menurunkan komitmen organisasi perawat
terhadap RSUD dr. Rasidin Padang.
3. Konflik kerja keluarga tidak berpengaruh
signifikan terhadap kinerja perawat.
Semakin tinggi tingkat konflik kerja
keluarga yang dirasakan oleh perawat
ternyata tidak mempengaruhi kinerja
perawat pada RSUD dr. Rasidin Padang.
4. Stres kerja berpengaruh signifikan negatif
terhadap kinerja perawat. Semakin tinggi
tingkat stres kerja yang dirasakan perawat
tentunya akan menurunkan kinerja perawat
RSUD dr. Rasidin Padang dalam
melaksanakan tugas.
5. Komitmen organisasi berpengaruh
signifikan terhadap kinerja perawat.
Semakin tinggi komitmen organisasi
perawat tentunya akan meningkatkan
kinerja perawat RSUD dr. Rasidin Padang.
6. Konflik kerja keluarga tidak berpengaruh
signifikan terhadap kinerja perawat melalui
komitmen organisasi sebagai variabel
intervening.
7. Stres kerja berpengaruh signifikan terhadap
kinerja perawat melalui komitmen
organisasi sebagai variabel intervening.
2. Implikasi kebijakan
Berdasarkan hasil temuan penelitian ini
maka dapat dirumuskan beberapa implikasi
kebijakan yang dapat dilakukan untuk
peningkatan kinerja perawat RSUD dr. Rasidin
Padang adalah sebagai berikut :
1. Konflik Kerja-keluarga pada Perawat agar
dapat diturunkan dengan cara :
a. Memberikan waktu istrirahat yang
cukup kepada perawat agar dapat
melakukan kewajibannya di rumah
tangga.
b. Memberi kesempatan kepada perawat
untuk dapat banyak melibatkan diri
saya dalam menjaga dan memelihara
hubungan dekat dengan anggota
keluarganya
c. Memberi kesempatan kepada perawat
untuk dapat mengikuti kegiatan
keluarga.
d. Memberi kesadaran kepada perawat
untuk tidak meninggalkan pekerjaan
demi kepentingan keluarga
2. Manajemen RSUD dr. Rasidin Padang agar
dapat melakukan berbagai upaya agar dapat
menurunkan tingkat stress kerja dengan
a. Memberitahu semua perawat tentang
apa yang menjadi tanggung jawabnya
dalam melaksanakan pekerjaan
b. Memberitahu semua perawat tentang
apa yang diharapkan instansi
sehubungan dengan pekerjaan yang
mereka lakukan
c. Menekan konflik yang terjadi pada
perawat dalam menjalankan tugas.
d. Memberi pengertian kepada perawat
tentang penanganan konflik.
e. Memberikan waktu yang cukup kepada
perawat untuk menyelesaikan
pekerjaannya dengan baik
f. Tidak memberikan beban pekerjaan
ganda pada Perawat.
3. Unsur manajemen RSUD dr. Rasidin
Padang agar dapat melakukan berbagai
upaya agar dapat meningkatkan komitmen
organisasi perawat dengan cara :
a. Mendorong perawat untuk merasa
terikat secara emosional dengan
organisasi.
b. Mendorong perawat untuk dapat
menghabiskan sisa karirnya di RSUD
dr. Rasidin Padang
c. Meyakinkan perawat bahwa menjadi
perawat yang tetap setia pada sebuah
rumah sakit merupakan tindakan yang
bijaksana
d. Memberikan kesadaran kepada perawat
untuk menyadari bahwa rumah sakit
memiliki arti yang sangat besar bagi
mereka
e. Meyakin perawat agar tidak mudah
terikat dengan rumah sakit lain.
f. Meyakinkan perawat bahwa mereka
akan rugi besar jika berhenti dari RSUD
dr. Rasidin Padang
g. Meyakinkan perawat bahwa pada saat
ini bekerja di RSUD dr. Rasidin Padang
sangat banyak diminati oleh orang lain
yang mencari pekerjaan
3. Keterbatasan Penelitian dan Saran
Adapun keterbatasan penelitian dan
saran yang dapat penulis sampaikan pada
bagian akhir penulisan tesis ini adalah sebagai
berikut :
1. Penelitian ini hanya melihat pengaruh
konflik kerja keluarga dan stres kerja
terhadap kinerja perawat melalui komitmen
organisasi sebagai variabel intervening,
disarankan kepada peneliti berikutnya
untuk menambahkan variabel lain yang
dapat mempengaruhi kinerja perawat agar
dapat memahami lebih lanjut mengenai
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
kinerja perawat pada suatu rumah sakit.
2. Ruang lingkup penelitian ini hanya perawat
RSUD dr. Rasidin Padang, disarankan
kepada peneliti berikutnya untuk
menambahkan objek penelitian menjadi
lebih luas seperti rumah sakit di Kota
Padang agar dapat memahami lebih
komprehensif tentang kinerja perawat pada
rumah sakit
3. Penelitian ini merupakan pendekatan
10 dimana responden melakukan pengisian
kuisioner sebagai data yang akan dianalisis
sehingga hasil yang dipaparkan tidak
dilengkapi dengan analisis kualitatif. Untuk
mendapatkan hasil yang lebih baik
diharapkan penelitian lanjutan
menggunakan pendekatan kualitatif dan
kuantitatif seperti menggunakan teknik
wawancara sehingga maksud responden
dapat ditangkap dengan sempurna
4. Model analisis yang digunakan pada
penelitian adalah structural equation model
(SEM), disarankan untuk menggunakan
model yang lain seperti analisis jalur,
regresi liner bertingkat agar dapat
mengeneralisir hasil penelitian lebih
komprehensif
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, Panji, 2006. Psikologi Kerja, Jakarta : Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta
Cooper, Cary. 1983. Stress And The Woman Manager. Oxford : Robertson
Dessler, Gary. 2007. Manajemen Sumber Daya
Manusia (Jilid I). Jakarta : Indeks
Ghozali, Imam. 2011. ModelPersamaan:
Konsep dan Aplikasi Dengan
ProgramAMOS19. Jakarta: Erlangga
Ivancevich, John M. 2007. Perilaku dan
Manajemen Organisasi. Jakarta : Erlangga
Juliadi dan Ennimay. 2001. Hubungan Stres Kerja Terhadap Kinerja Perawat di Instalasi Rataw Inap (Irna) RSUD Kota Dumai. Jurnal Ners Indonesia, Vol I, No. 2, Maret 2011
Luthans, Fred. 2006. Perilaku Organisasi. Yogyakarta : Andi.
Mangkunegara, Anwar, Prabu, 2009. Evaluasi Kinerja SDM, Cetakan 4, Bandung : Refika Aditama
Mas’ud, Fuad 2004. Survai Diagnosis
Organissional : Konsep dan Aplikasi.
Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Mathis, Robert L. 2006. Human Resource
Management (edisi 10). Jakarta : Salemba Empat
.
Rivai, Veithzal dan Sagala, Ella Jauvani 2009.
Robbins, Stephen P. 2006. Perilaku Organisasi. Edisi kesepuluh. Jakarta: Indeks Kelompok Gramedia
Yang, N; Chen, C C; Zou Y. 2000. Sources of Work-Family Conflict : A Sino-US Comparison of The Effects of Work and
Family Demands. Academy