• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Naive Bayes pada Embedded System untuk Menentukan Status Gizi Bayi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Implementasi Naive Bayes pada Embedded System untuk Menentukan Status Gizi Bayi"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Fakultas Ilmu Komputer

Implementasi Naive Bayes pada Embedded System untuk Menentukan

Status Gizi Bayi

Fauzi Rivani1, Dahnial Syauqy2, Mochammad Hannats Hanafi3

Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Email: 1fauzi.ozan.24@gmail.com, 2dahnial87@ub.ac.id, 3hanas.hanafi@ub.ac.id

Abstrak

Bayi adalah anak yang berusia 0 – 12 bulan, pada masa ini perkembangan otak dan fisik bayi selalu menjadi perhatian utama. Status gizi merupakan suatu ekspresi atau keadaan dari tubuh yang dipengaruhi oleh zat-zat tertentu. Status gizi pada bayi bukan hanya tentang status gizi itu baik atau buruk saja. Tetapi status gizi juga ditujukan untuk pengkategorian status panjang badan dan juga berat badan. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka dilakukan penelitian terkait dengan sistem klasifikasi untuk mendeteksi status gizi pada bayi, sehingga para orang tua dapat terus memantau perkembangan gizi dari bayi mereka. Pada sistem ini membutuhkan parameter-parameter berupa jenis kelamin, umur, panjang dan berat badan bayi. Dalam pembuatan sistem menggunakan komponen elektronika berupa modul, sensor dan mikrokontroler. Untuk memberikan nilai pada parameter jenis kelamin dan umur dibutuhkan modul keypad 4x4 sebagai alat untuk memasukan data, sedangkan untuk nilai dari panjang dan berat badan diakuisisi menggunakan sensor ultrasonik dan load cell. Kemudian dari data yang telah didapatkan akan diklasifikasi arduino uno untuk menentukan status gizi dari bayi tersebut. Untuk metode klasifikasi yang digunakan pada penelitian ini adalah Naive Bayes. Dari seluruh tahapan awal hingga akhir yang ada pada sistem akan ditampilkan pada modul LCD 16x2. Untuk pengujian dan analisis dilakukan untuk mencari presentase akurasi dari sistem. Dapat disimpulkan untuk pembacaan nilai sensor dari 10 objek, sensor panjang memiliki presentase akurasi 98,28% dan sensor berat 71,02%, pengujian metode klasifikasi dengan 30 data manual secara acak pada sistem status gizi panjang dan berat badan sebesar 100%, kemudian rata-rata dari proses waktu ketika klasifikasi dengan 25 percobaan adalah 0,026 detik dan 0,032 detik. Selanjutnya pengujian dan analisis keseluruhan sistem memiliki presentase akurasi sebesar 96,66% untuk status gizi panjang badan dan 60% untuk status gizi berat badan.

Kata kunci: Ultrasonik, Load cell, Arduino Uno, status gizi, klasifikasi, Naive Bayes.

Abstract

A baby is a stage of human development from 0-12 months where brain development and physical development are the main focus interest to see the baby growth. Nutrition status is one of the essential components that is always under supervision for baby growht. Baby’s nutrition system is not only measured in terms of whether they are good or bad nutrition, but also being measurd through baby’s height and baby’s weight. Based on these problems, needed research on the classification system to detecting nutrition of baby and baby’s parents can monitor the development nutrition from their baby. Furthermore, there are other parameters such as gender and age that serve as contributing factor when measuring baby’s nutrition, A censor with microcontroller has already been developed to provide specific number of the baby’s gender and age which then will be input to a system using 4x4 keypad. On the other hand, ultrasonic censor and load cell are used as a measurement system for baby’s height and weight. Then all these data will be input and compared to arduino uno classification that will determine the baby’s nutrition. The method use for this classification is called Naive Bayes. All the development stages will be put on 16x2 LCD to provide an assessment and analysis regarding the accuracy of this system. Based on the reading the censor provides on 10 objects, the heihgt (lenght) censor has 98.28% accuracy and weight with 71.02% accuracy. The classification test with 30 data that is picked randomly has 100% accuracy for the weight and height. Then average of time classification test are 0.026 second and 0.032 second respectively. The test and analysis of the overall system has 96.66% for ist accuracy for the height and 60% accuracy for the weight system.

(2)

1. PENDAHULUAN

Keadaaan dimana kesehatan fisik sesorang yang ditentukan dengan salah satu dari ukuran gizi tertentu disebut status gizi (Soekirman, 2000). Anak yang berusia 0 hingga 12 bulan adalah bayi (Husaini, 2002). Pada masa bayi perkembangan otak dan pertumbuhan fisik selalu menjadi perhatian, terutama bayi yang lahir secara prematur maupun bayi lahir cukup bulan tetapi memiliki keadaan berat badan yang tidak normal. Seorang ibu, ayah, dan orang-orang terdekat bayi juga harus turut mengawasi tumbuh kembang bayi serta melakukan perawatan yang terbaik bagi bayi mereka. Status gizi pada bayi bukan hanya tentang status gizi itu baik atau buruk saja. Tetapi status gizi juga ditujukan untuk pengkategorian status panjang badan dan juga berat badan. Tinggi badan adalah salah satu parameter yang penting bagi keadaan sebelumnya dan dengan keadaan sekarang. Apabila umur tidak diketahui dengan tepat, maka tinggi badan dapat dijadikan opsi sebagai ukuran parameter kedua setelah berat badan, karena menghubungkan parameter berat badan dengan parameter tinggi badan faktor dari umur dapat dikesampingkan (Supriasa, 2002).

Standar Antropometri merupakan salah satu acuan dalam penilaian status gizi anak. Sesuai dengan keputusan kementerian kesehatan Republik Indonesia tentang standar antropometri penilaian status gizi anak usia 0 sampai 5 tahun, indeks parameter yang sering digunakan untuk menilai status gizi adalah Jenis Kelamin, Umur, Berat Badan dan Panjang/Tinggi Badan. Dari setiap parameter tersebut akan dikombinasikan dengan paramater lainnya dan kemudian akan menjadi dasar dalam penilaian status gizi anak(Soekirman, 2000).

Metode klasifikasi Naive Bayes adalah salah metode untuk mengklasifikasi dengan menggunakan teknik prediksi peluang kejadian yang sederhana dan mendasar. Metode Naive Bayes merupakan salah satu metode klasifikasi yang efektif dan efisien karena proses pengklasifikasian Naive Bayes bekerja secara independen pada setiap fitur objek yang akan diklasifikasi (Astuti, 2016).

Solusi yang telah dilakukan sebelumnya adalah penelitian untuk memantau perkembangan fisik bayi dengan mengukur panjang badan dan lingkar kepala bayi. Penelitian tersebut menggunakan sensor optocoupler dan meteran autoroll. Hasil dari pembacaan sensor

ditampilkan pada aplikasi delphi dalam bentuk grafik yang datanya dapat disimpan ke basis data (Nurchasanah, 2016). Referensi dari penelitian lain terdapat penelitian tentang alat yang dapat mengukur tinggi dan berat badan, yang hasil nilai pengukuran sensor ditampilkan pada LCD. Tetapi, hasil dari pengukuran hanya dapat dilihat pada ketika dalam proses pengukuran itu saja (Khoiruddin, 2015). Solusi ada lainnya adalah berupa sistem pengklasifikasian status gizi dengan metode algoritma Naive Bayesian Classification dan alat ukur antropometri sebagai variabel input untuk menentukan status gizi seseorang (Sri Kusumadewi, 2009).

Berdasarkan berbagai permasalahan yang telah dijelaskan diatas dan solusi yang pernah ada, penulis bermaksud melakukan penelitian

yang berjudul “Implementasi Naive Bayes Pada Embedded System Untuk Menentukan Status Gizi

Bayi”. Penelitian ini menggunakan parameter

Jenis Kelamin, Berat Badan, Panjang Dan Umur Bayi dan berdasarkan buku antropometri sebagai acuan. Diharapkan sistem ini dapat membantu dalam mempermudah pendeteksian kategori status gizi panjang badan bayi dan berat badan bayi.

2. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI 2.1 Gambaran umum sistem

Untuk diagram blok implementasi sistem klasifikasi status gizi bayi dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Diagram blok sistem

Implementasi Naive Bayes pada Embedded System Untuk Menentukan Status Gizi Bayi merupakan sistem yang dapat mengklasifikasikan status gizi bayi berdasarkan parameter jenis kelamin, umur, panjang, dan berat badan. Sistem ini berupa implementasi perangkat keras untuk pembacaan nilai panjang badan menggunakan sensor ultrasonik dan pembacaan nilai berat badan menggunakan sensor load cell, yang dapat menampilkan hasil sensor dan hasil pengklasifikasian status gizi bayi pada LCD 16x2.

(3)

Sebelum mengimplementasikan sistem, terlebih dahulu membuat perancangan yang terdiri dari perancangan perangkat keras dan perangkat lunak sistem. Pada sistem klasifikasi status gizi bayi, perangkat keras ini digunakan untuk pengambilan data hasil panjang dan berat badan bayi yang akan diukur nilainya. Mengenai perancangan perangkat keras dijelaskan berikut ini.

Gambar 2.2 Perancangan rangkaian elektronika pembacaan berat badan

Dari Gambar 2.2 menjelaskan mengenai rangkaian yang berfungsi untuk melakukan pembacaan berat badan bayi dengan komponen berupa sensor load cell dan HX711 yang dihubungkan dengan Arduino Uno untuk kontroler

Gambar 2.3 Perancangan rangkaian elektronika pembacaan panjang badan

Dari Gambar 2.3 menjelaskan mengenai rangkaian yang berfungsi untuk melakukan pembacaan panjang badan bayi dengan komponen berupa sensor ultrasonik yang dihubungkan dengan Arduino Uno untuk kontroler.

Gambar 2.4 Rangkaian elektronika untuk masukan data dan tampilan hasil sensor

Dari Gambar 2.4 menjelaskan mengenai rangkaian yang berfungsi untuk masukan data menggunakan keypad dan dapat menampilan hasil sensor pada LCD yang dihubungkan dengan Arduino Uno untuk kontroler.

Mengenai perancangan desain purwarupa untuk menentukan status gizi bayi dapat dilihat pada Gambar 2.5.

Gambar 2.5 perancangan desain purwarupa

Gambar 2.5 merupakan desain perancangan sistem embedded untuk melakukan pengukuran panjang dan berat badan bayi serta dapat mengklasifikasikan status gizi bayi dan dapat menampilkan hasilnya pada LCD. Dari purwarupa diatas terdapat modifikasi tambahan triplek untuk menopang beban bayi yang akan diukur.

Proses selanjutnya yaitu perancangan perangkat lunak yang dilakukan pada Arduino IDE untuk menulis program, agar sistem dapat melakukan pembacaan sensor, menentukan status gizi bayi menggunkan metode Naive Bayes, dan menampilkan hasilnya pada antarmuka berupa LCD. Perancangan dijelaskan pada diagram alur seperti Gambar 2.6.

Gambar 2.6 Flowchart kesluruhan sistem untuk menentukan status gizi bayi

(4)

penentuan status gizi membutuhkan parameter berupa jenis kelamin dan umur yang datanya didapatkan dari informasi data bayi yang di input manual pada keypad. Terdapat beberapa pengklasifikasian yang membutuhkan parameter berpa panjang atau berat badan, sehingga perlu mendapatkan nilainya dari pembacaan sensor.

Setelah didapat parameter untuk

pengklasifikasian sistem mampu menentukan status gizi dan dapat menampilkan hasil status gizi pada antarmuka pengguna berupa LCD.

2.3 Implementasi sistem

Pada implementasi sistem dapat dilihat seperti Gambar 2.7 berikut ini.

Gambar 2.7 Implementasi purwarupa sistem untuk penentuan status gizi bayi

Implementasi rangkaian elektronika terdapat beberapa penambahan komponen. Purwarupa alat memiliki 2 triplek yang mana pada 1 triplek berukuran 90 cm x 55 cm berfungsi untuk menopang badan bayi, 1 triplek dibawah berukuran 60 cm x 35 cm digunakan untuk alas sensor berat, dan terdapat 2 tambahan kaki pada alat sebagai penyangga agar alat tersebut tidak mudah goyang ketika beban diletakkan. Disetiap sisi triplek bagian atas terdapat pembatas sebagai wadah bayi untuk diletakkan dan juga ditambah dengan pembatas utama yang dapat digeser secara manual untuk menyesuaikan panjang badan bayi. Sensor berat dapat membaca nilai berat ketika beban sudah diletakkan pada bagian penopang badan bayi. Untuk mengukur panjang

dilakukan dengan menggeser pembatas utama sehingga sensor pengukur panjang dapat mengukur dengan cara memantulkan gelombang pada pembatas tersebut. Hasil ukur berat dan panjang langsung bisa diolah mikrokontroler dan ditampilkan pada LCD.

3. PENGUJIAN DAN ANALISIS 3.1 Pengujian sensor ukur

Pengujian dilakukan untuk menguji akurasi dari alat ukur dari sensor panjang dan sensor berat.

Pengujian sensor panjang

Pengujian ini dilakukan menggunakan 10 objek dengan panjang yang berbeda-beda. Untuk mencari akurasi hasil dengan membandingkan nilai dari pengukuran manual dengan pengukuran dari hasil sensor. Dari keseluruhan pengujian didapat tabel pengamatan seperti Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Hasil pengujian sensor panjang

Pengujian Ke-

Hasil Panjang Manual

Hasil Panjang

Sensor

Selisih Panjang

Kesalahan (%)

1 30 30 0 0

2 56.5 56 0.5 0.88

3 75.5 75 0.5 0.66

4 50 50 0 0

5 39.5 39 0.5 1.26

6 41.5 41 0.5 1.2

7 60.5 60 0.5 0.82

8 71 72 1 1.4

9 79.5 79 0.5 0.62

10 81.5 81 0.5 0.61

Rata-rata 0.72

Berdasarkan hasil pengujian sensor didapatkan akurasi untuk pembacaan panjang badan menggunakan sensor ultrasonik sebesar 99.28%. Dapat dilihat pada selisih panjang terdapat selisih nilai 0.5 hingga 1 cm, hal ini dikarenakan sensor ultrasonik pada sistem ini hanya dapat membaca panjang dalam kelipatan setiap 1 cm dan ketika melakukan pengukuran panjang harus diperhatikan ketika penggeseran pembatas agar tidak ada celah antara objek dengan pembatas.

Pengujian sensor berat

(5)

Tabel 3.2 Hasil pengujian sensor load cell

Berdasarkan hasil pengujian sensor didapatkan akurasi untuk pembacaan berat badan menggunakan sensor load cell sebesar 71.02%. Pada selisih berat antara hasil manual dan sensor dapat dilihat memiliki selisih beban berat yang bervariasi dari 0 hingga 5.1 kg. Hal ini disebabkan karena desain alat purwarupa dari penopang berat badan tidak dapat memberikan seluruh tekanan dari beban berat ke sensor load cell. Dan sehingga ini juga dapat menyebabkan setiap penempatan objek yang berbeda dapat menghasilkan nilai berat yang berbeda pula.

3.2 Pengujian klasifikasi Naive Bayes

Pengujian dilakukan untuk menguji akurasi dari kode program klasifikasi metode naive bayes yang akan diimplementasikan pada sistem.

3.2.1 Pengujian Klasifikasi Status Gizi Panjang

Pengujian klasifikasi status gizi panjang yang dilakukan adalah berupa pengujian status gizi panjang yang dimana setiap data dari jenis kelamin, umur dan panjang badan dimasukan secara acak dan manual kedalam program kemudian akan diklasifikasi dengan metode naive bayes yang telah dibuat pada sistem. Kemudian setelah dilakukan klasifikasi hasil, dari program tersebut akan dibandingkan dengan buku antropometri untuk dianalis. Dari keseluruhan pengujian didapatkan tabel pengamatan seperti Tabel 3.3.

Tabel 3.3 Tabel hasil pengujian klasifikasi status gizi panjang

Data latih 104

Data uji 30

Persentase kesalahan 0%

Persentase akurat 100%

Dari keseluruhan pengujian dapat

disimpulkan bahwa berdasarkan presentase akurasi pada pengujian diperoleh sebesar 100%. 3.2.2 Pengujian Klasifikasi Status Gizi Berat

Pengujian klasifikasi status gizi berat yang dilakukan adalah berupa pengujian status gizi berat yang dimana setiap data dari jenis kelamin,

panjang dan berat badan dimasukan secara acak

dan manual kedalam program kemudian akan diklasifikasi dengan metode naive bayes yang telah dibuat pada sistem. Kemudian setelah dilakukan klasifikasi hasil, dari program tersebut akan dibandingkan dengan buku antropometri untuk dianalis. Dari keseluruhan pengujian didapatkan tabel pengamatan seperti Tabel 3.4.

Tabel 3.4 Tabel hasil pengujian klasifikasi status gizi berat

Data latih 320

Data uji 30

Persentase kesalahan 0%

Persentase akurat 100%

Dari keseluruhan pengujian dapat disimpulkan bahwa berdasarkan presentase akurasi pada pengujian diperoleh sebesar 100%.

3.3 Pengujian Waktu Klasifikasi Sistem Status Gizi

Pengujian waktu klasifikasi pada sistem status gizi adalah berupa pengujian untuk menghitung waktu selama proses pengklasifikasian. Tahap pengujian ini terdapat 2 bagian antara lain: pengujian waktu klasifikasi status gizi panjang badan dan status gizi berat badan. Pengujian dapat dilihat pada penjelasan-penjelasan bawah ini.

3.3.1 Pengujian Waktu Klasifikasi Status Gizi Panjang

Pengujian waktu klasifikasi status gizi panjang adalah dimana setiap data dari umur, jenis kelamin dan panjang badan dimasukan secara manual kedalam program klasifikasi. Kemudian pada program arduino ditambahkan fungsi millis() untuk mengetahui waktu proses selama klasifikasi naive bayes. Dari hasil pengujian didapatkan tabel pengamatan seperti Tabel 3.5.

Tabel 3.5 Tabel hasil pengujian Waktu Klasifikasi Status Gizi Panjang

Data uji 5

Percobaan data uji 25

Rata-rata waktu (ms) 26,48

(6)

waktu proses pengklasifikasian dengan waktu rata-rata 26.48 millisecond atau 0.026 detik.

3.3.2 Pengujian Waktu Klasifikasi Status Gizi Berat

Pengujian waktu klasifikasi status gizi berat adalah dimana setiap data dari

jenis kelamin,

panjang dan berat badan

dimasukan secara manual kedalam program klasifikasi. Kemudian pada program arduino ditambahkan fungsi millis() untuk mengetahui waktu proses selama klasifikasi naive bayes. Dari hasil pengujian didapatkan tabel pengamatan seperti Tabel 3.6.

Tabel 3.6 Tabel hasil pengujian Waktu Klasifikasi Status Gizi Berat

Data uji 5

Percobaan data uji 25

Rata-rata waktu (ms) 32,08

Berdasarkan hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa metode klasifikasi naive bayes pada status gizi berat badan dibutuhkan waktu proses pengklasifikasian dengan waktu rata-rata 32.08 millisecond atau 0.032 detik.

3.4 Pengujian keseluruhan sistem status gizi Pengujian keseluruhan sistem status gizi adalah berupa pengujian status gizi yang dimana setiap data dari jenis kelamin, umur, panjang dan berat badan didapatkan langsung dari modul keypad dan sensor ukur. Kemudian dari data yang sudah didapatkan akan diklasifikasi dengan metode naive bayes yang ada pada sistem, hasil akhir dari status gizi akan ditampilkan pada LCD.

3.4.1 Pengujian keseluruhan sistem status gizi panjang

Pengujian ini akan melakukan klasifikasi naive bayes dimana jenis kelamin, umur didapatkan dari hasil masukan modul keypad dan panjang badan berasal dari sensor panjang. Hasil akhir dari sistem status gizi akan dibandingkan dengan buku antropometri. Dari keseluruhan pengujian didapatkan tabel pengamatan seperti Tabel 3.7.

Tabel 3.7 Tabel hasil Pengujian keseluruhan sistem status gizi panjang

Data Latih 104

Data uji 30

Persentase kesalahan 3,34%

Persentase akurat 96,66%

Berdasarkan hasil dari 30 data terdapat 1 data yang tidak sesuai dengan kategori status gizi yang

sebenarnya. Hal ini karena sensor ultrasonik hanya dapat mengukur panjang dengan kelipatan 1 cm. Dari hasil pada tabel pengujian ini dapat disimpulkan bahwa presentase akurasi pada pengujian keseluruhan sistem status gizi panjang diperoleh sebesar 96.66%.

3.4.2 Pengujian keseluruhan sistem status gizi panjang

Pengujian ini akan melakukan klasifikasi naive bayes dimana jenis kelamin,

panjang badan

berasal dari sensor panjang dan berat badan

berasal dari sensor berat. Hasil akhir dari sistem

status gizi akan dibandingkan dengan buku antropometri. Dari keseluruhan pengujian didapatkan tabel pengamatan seperti Tabel 3.7.

Tabel 3.7 Tabel hasil Pengujian keseluruhan sistem status gizi panjang

Data Latih 320

Data uji 30

Persentase kesalahan 40%

Persentase akurat 60%

Berdasarkan hasil pengujian dari 30 data terdapat 12 data yang tidak sesuai dengan kategori status gizi yang sebenarnya. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa presentase akurasi pada pengujian diperoleh sebesar 60%. Hal ini disebabkan karena perangkat keras purwarupa tidak dapat memberikan seluruh tekanan dari beban kepada sensor berat.

4. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan pada penelitian ini maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Untuk implementasi pada sistem ini, perancangan perangkat pada sistem klasifikasi status gizi panjang dan berat badan bayi terbagi dua, yaitu perancangan perangkat keras dan perangkat lunak. Pada perangkat keras dilakukan untuk mengukur nilai dari panjang badan yang dilakukan oleh sensor ultrasonik dan berat badan yang nilainya didapatkan dari pembacaan sensor load cell. Sedangkan untuk perancangan perangkat lunaknya diterapkan pada aplikasi Arduino IDE untuk menulis kode program klasifikasi yang akan di-compile ke mikrokontroler agar sistem dapat mengklasifikasikan status gizi bayi.

(7)

status gizi panjang badan dan status gizi berat badan. Untuk melakukan pengklasifikasian status gizi panjang badan diperlukan data dari parameter Jenis kelamin, Umur dan panjang badan bayi. Dimana terdapat 4 kategori dari status gizi ini yaitu Sangat Pendek, Pendek, Normal dan Tinggi. Sedangkan pada pengklasifikasian status gizi berat badan diperlukan parameter Jenis Kelamin, Panjang badan, dan berat badan bayi. Dimana terdapat 4 kategori dari status gizi ini yaitu Sangat Kurus, Kurus, Normal dan Gemuk.

3. Untuk menghitung akurasi dari sistem status gizi bayi diperlukan pengujian dan analisis agar dapat mengetahui seberapa akurat sistem yang diterapkan. Dalam pengujian ini dilakukan sebanyak 8 tahap. Tahap pertama yaitu pengujian pembacaan sensor panjang yang menghasilkan akurasi sebesar 99,28%, Tahap kedua yaitu pengujian pembacaan sensor berat yang menghasilkan akurasi sebesar 71,02%. Selanjutnya yaitu tahap ketiga dan keempat melakukan pengujian dari program metode klasifikasi, dengan cara memberi data secara acak ke setiap parameter kemudian dimasukkan secara manual ke dalam program klasifikasi. Hasil dari analisis pengujian metode klasifikasi ini memperoleh akurasi sebesar 100% untuk klasifikasi status gizi panjang dan status gizi berat. Tahap kelima dan keenam merupakan pengujian waktu ketika program klasifikasi melakukan pengklasifikasian, dimana hasil dari analisis ini berupa rata-rata dari 5 data yang dilakukan sebanyak 25 percobaan. Hasil rata-rata dari pengujian waktu adalah 0,026 detik untuk klasifikasi status gizi panjang dan 0,032 detik untuk klasifikasi status berat. Yang terakhir adalah tahap tujuh dan delapan, di tahap ini merupakan pengujian dan analisis terhadap hasil akhir keseluruhan sistem yang dilakukan sebanyak 30 kali pengujian. Dari hasil analisis presentase akurasi untuk sistem status gizi panjang memiliki presentase akurasi 96,66%, sedangkan untuk presentase akurasi sistem status gizi berat adalah sebesar 60%.

5. SUMBER PUSTAKA

Almatsier, S., 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. s.l.:Gramedia.

Amani, R. Z., 2017. Sistem Pendeteksi Dehidrasi Berdasarkan Warna dan Kadar Amonia

Pada Urin Berbasis Sensor TCS3200 dan MQ135 Dengan Metode Naive Bayes.

Anta, F. P., 2015. febripurianta08.blogspot.co.id. [Online] Available at: http: //febripurianta08.blogspot.co.id/2015/05/k ey-pad-3x44x4.html [Diakses 30 Mei 2017].

Asmara, N. E., 2017. Sistem Klasifikasi Status Gizi Bayi Dengan Metode K-Nearest Neighbor Berbasis Sistem Embedded.

Astuti, E. H., 2016. Sistem Pendukung Keputusan Deteksi Dini Penyakit Stroke menggunakan Metode Naive Bayes.

Baber, D, 2010. Bayesian Reasoning and Machine Learning. London : Cambridge University Press.

Brown, E., 2016. linuxgizmos. [Online] Available at: http://linuxgizmos.com/arduino-srl-adds-wireless-ready-arduino-uno-wifi/ [Diakses 30 Mei 2017].

Chamim, 2012. Mikrokontroler Belajar Code Vision AVR Mulai Dari Nol. Yogyakarta: Graha Ilmu.

christj, 2013. christianto.tjahyadi.com. [Online]

Available at:

http://christianto.tjahyadi.com/belajar- mikrokontroler/sensor-ultrasonik-hc-sr04.html [Diakses 30 Mei 2017].

Direktorat Bina Gizi, K. K. R. I., 2016. Data Balita. [Online] Available at: http://gizi.depkes.go.id/sms

gateway/index.php?go=home.main [Diakses 16 Desember 2016].

Doxygen, 2017. upm 1.2.0. [Online] Available at: https://iotdk.intel.com/docs/master/upm/cl assupm_1_1_h_x711.html

[Diakses 30 Mei 2017].

fitinline, 2013. fitinline.com. [Online] Available at:

https://fitinline.com/article/read/meteran/ [Diakses 30 Mei 2017].

Husaini, 2002. Gizi Anak. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi, Departemen Kesehatan RI.

Almatsier, S., 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. s.l.:Gramedia.

(8)

MQ135 Dengan Metode Naive Bayes. S1.Universitas Brawijaya.

Asmara, N. E., 2017. Sistem Klasifikasi Status Gizi Bayi Dengan Metode K-Nearest

Neighbor Berbasis Sistem

Embedded.S1.Universitas Brawijaya..

Astuti, E. H., 2016. Sistem Pendukung Keputusan Deteksi Dini Penyakit Stroke menggunakan Metode Naive Bayes. S1.Universitas Brawijaya.

Baber, D, 2010. Bayesian Reasoning and Machine Learning. London : Cambridge University Press.

Brown,E.,2016.linuxgizmos.[Online]Available at: http://linuxgizmos.com/arduino-srl-

adds-wireless-ready-arduino-uno-wifi/[Diakses 30 Mei 2017].

Chamim, 2012. Mikrokontroler Belajar Code Vision AVR Mulai Dari Nol. Yogyakarta: Graha Ilmu.

christj,2013.christianto.tjahyadi.com.[Online] Available at : http : // christianto . tjahyadi.com/belajarmikrokontroler/senso r-ultrasonik-hc-sr04.html

[Diakses 30 Mei 2017].

Doxygen, 2017. upm 1.2.0. [IOnline] Available at: https : // iotdk .intel.com /docs /master/upm/classupm_1_1_h_x711.html [Diakses 30 Mei 2017].

fitinline, 2013. fitinline.com. [Online] Available at: https :// fitinline.com /article/ read/meteran/ [Diakses 30 Mei 2017].

Husaini, 2002. Gizi Anak. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi, Departemen Kesehatan RI.

JualArduino.com, 2015. Weight Sensor 20KG /

Load Cell 20Kg. [Online]

Available at: https ://www .jual arduino .com/weight-sensor-20kg-load-cell-20kg/ [Diakses 30 Mei 2017].

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2010. Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak. Jakarta : Menteri Kesehatan Republik Indonesia.

Khakim, A. L., 2015. Rancang Bangun Alat Timbang Digital Berbasis Avr Tipe Atmega32.S1.Universitas Negeri Semarang

Khoiruddin, A. M., 2015. Pengembangan Alat Ukur Tinggi Badan Dan Berat Badan Digital Yang Terintegrasi. Pengembangan Alat Ukur Tinggi Badan Dan Berat Badan Digital Yang Terintegrasi. S1.Universitas Negeri Yogyakarta.

Kusumadewi, S., 2009. Klasifikasi status gizi

menggunakan Naive Bayesian

CLassification.vol 3. no. 1. pp 6 - 11, Mei 2009.

Medika, G., 2017. Timbangan Digital Omron - HN286. [Online] Available at: http://www.galerimedika.com/Timbangan /Timbangan-Digital-Omron-HN286 [Diakses 30 Mei 2017]

Munandar, A., 2014. leselektronika. [Online]

Available at: http://www

.leselektronika.com/2014/11/cara-memprogram-lcd-karakter-16x2.html [Diakses 30 Mei 2017].

Nurchasanah, E. P., 2016. METERAN UKUR

WIRELESS UNTUK PANJANG

BADAN DAN LINGKAR KEPALA BAYI BERBASIS ARDUINO DAN NRF24L01. S1. Universitas Brawijaya.

PasarDino, 2017. PasarDino : eyebee. [Online]

Available at: http://www

.dinomarket.com/PasarDino/37657032/Ju al-TIMBANGAN-BADAN-TANITA-HA623/ [Diakses 30 Mei 2017].

priceindo.com, 2017. priceindo.. [Online] Available at: http ://priceindo.com /harga-jangka-sorong-manual-terbaru/ [Diakses 30 Mei 2017].

Puri, F. A., 2015. febripurianta08.blogspot.co.id.

[Online] Available at:

http://febripurianta08.blogspot.co.id/2015 /05/key-pad-3x44x4.html

[Diakses 30 Mei 2017].

Soekirman, 2000. Ilmu Gizi dan Aplikasinya. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Supriasa, I. B. F. I., 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Buku Kedokteran. EGC.

Themes, . W., 2013. Macam-Macam Alat Ukur

Lengkap Dengan Fungsi Atau

Gambar

Gambar 2.1 Diagram blok sistem
Gambar 2.6 Flowchart kesluruhan sistem untuk menentukan status gizi bayi
Tabel 3.1 Hasil pengujian sensor panjang
Tabel 3.2 Hasil pengujian sensor load cell

Referensi

Dokumen terkait

Substitusi bahan baku lupin dengan ampas tahu dalam pembuatan tempe akan menghasilkan suatu produk makanan diversifikasi baru, selain itu ketergantungan akan

AL MAWADDAH WARRAHMAH KOLAKA UIN ALAUDDIN MAKASSAR KEPERAWATAN 137 170425754384 NURUL MAGFIRAH SUPU PESANTREN HUBULO UIN ALAUDDIN MAKASSAR KEPERAWATAN 138 170427755112

SOAL-SOAL PRETEST PRETEST HIPERK HIPERKES ES JOGJAKART JOGJAKARTA A 11. Per Permenak menaker RI + er

Analisis Angket Penilaian Siswa Terhadap

Guru memberikan Tes Formatif 1 untuk mengetahui daya serap siswa terhadap kegiatan yang baru diberikan guru.Guru memberikan penghargaan kepada masing-masing

Akibatnya, siswa mudah mengingat materi yang ia gambarkan sendiri dalam mind map , selanjutnya akan bermanfaat pada saat siswa mengerjakan soal evaluasi materi

c. Dalam persoalan pengelolaan keuangan desa, azas medebewind tentunya mempunyai faktor pendukung dan penghambat. Karena Tugas pembantuan mengacu pada pemberian

Penelitian ini mengungkapkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara goal-setting dan motivasi berprestasi dengan prestasi atlet renang, maka atlet renang dapat