• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU KERJA TERHADAP RESIKO KECELAKAAN KERJA KARYAWAN DI PT.BAPENGKAR PASAR INDUK KRAMAT JATI JAKARTA TIMUR TAHUN 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA PERILAKU KERJA TERHADAP RESIKO KECELAKAAN KERJA KARYAWAN DI PT.BAPENGKAR PASAR INDUK KRAMAT JATI JAKARTA TIMUR TAHUN 2014"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU KERJA TERHADAP RESIKO KECELAKAAN

KERJA KARYAWAN DI PT.BAPENGKAR PASAR INDUK KRAMAT JATI JAKARTA TIMUR TAHUN 2014

The Relationship between Work Behaviors to the Risk of Accident of Employees at PT. Bapengkar Pasar Induk Kramat Jati East Jakarta 2014

JONI HERMAN

Program Studi Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kapuas Raya Sintang

ABSTRAK

Kecelakaan Kerja adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan. Kecelakaan kerja disebabkan oleh 2 hal pokok yaitu perilaku kerja yang tidak aman dan kondisi kerja yang tidak aman yang dapat menimbulkan berbagai dampak yang tidak diinginkan yang menyangkut aspek kecelakaan kerja/keselamatan kerja. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan Antara Perilaku Kerja Terhadap Resiko Kecelakaan Kerja Karyawan PT.Bapengkar Pasar Induk Kramat Jati Jakarta Timur Tahun 2014. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi sebanyak 966 responden. Jumlah sampel 91 orang diperoleh dengan teknik simple random sampling. Uji statistic menunjukkan menunjukkan tidak ada hubungan antara perilaku kerja terhadap resiko kecelakaan kerja (p value=0,008). Nilai OR sebesar 0,280, artinya responden yang memiliki perilaku baik mempunyai peluang 0,280 kali untuk tidak beresiko kecelakaan kerja, sedangkan 95% CI batas bawah 0,115 dan batas atas 0,679 sehingga dikatakan bahwa makin kuat dugaan jika perilaku kerja merupakan faktor terjadinya resiko kecelakaan kerja. Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi pihak manajemen perusahaan dalam membuat pelatihan, kebijakan, atau menetapkan peraturan yang berguna bagi peningkatan perilaku pekerja/karyawan untuk bekerja lebih aman.

Kata kunci : Perilaku Kerja, Resiko Kecelakaan Kerja

ABSTRACT

Work accident is an event that is not expected. Workplace accidents caused by two main things that unsafe work behavior and unsafe working conditions that can cause a variety of undesirable effects related to aspects of workplace accidents / safety. The purpose of this study was to determine the relationship between Work Behavior to the risk of accident of Employees at PT.Bapengkar Kramat Jati, East Jakarta 2014. The study design used is descriptive correlation with cross sectional approach. Design research is descriptive correlation with cross sectional approach. Collecting data using questionnaires. Population of 966 respondents. The number of sample 91 people taken by simple random sampling technique. Statistical test showed that no relationship between the working behavior of the risk of workplace accidents (p value = 0.008). OR value of 0.280, meaning that respondents who have good manners have the opportunity not to be 0.280 times the risk of workplace accidents, while 95% CI lower limit and upper limit 0.679 0.115 thus be said that the strong suspicion that if the behavior of labor is a factor in the risk of workplace accidents.Expected results of this study can be used as input for the management of the company in making the training, policies, or set rules that are useful for improving the behavior of workers / employees to work more safely.

(2)

Pendahuluan

Kesehatan dan keselamatan kerja adalah upaya pencegahan dari kecelakaan dan melindungi pekerja dari mesin, dan peralatan kerja yang akan dapat menyebabkan traumatic injury (Kondarus, 2006). Kecelakaan adalah suatu kejadian tak diduga dan tidak dikehendaki yang mengacaukan proses suatu aktivitas yang telah diatur (Santoso, 2008).

Menurut Estimasi International Labour Organization (ILO), setiap tahun terjadi sebanyak 337 juta kecelakaan kerja diberbagai negara yang mengakibatkan sekitar 3 juta orang pekerja kehilangan nyawa. Di Indonesia angka kecelakaan kerja juga tinggi. Menurut data dari Jamsostek, angka kecelakaan kerja tahun 2011 lalu mencapai 99,491 kasus. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun 2007, tercatat 83.714 kasus, tahun 2008 sebanyak 94.736 kasus, tahun 2009 sebanyak 96.314 kasus, dan tahun 2010 sebanyak 98.711 kasus. Data tersebut mencakup seluruh perusahaan yang menjadi anggota jamsostek dengan jumlah peserta sekita 7 juta orang atau sekitar 10% dari seluruh pekerja di indonesia. Dengan demikian angka kecelakaan mencapai 930 kasus untuk setiap 100.000 pekerja setiap tahun (Ramli, 2013). Menurut laporan International Labour Organization (ILO), kerugian akibat kecelakaan kerja mencapai 4% dari Gros Domestic Product (GDP) suatu Negara, artinya dalam skala industry kecelakaan dan penyakit akibat kerja menimbulkan kerugian 4% dari biaya produksi berupa pemborosan terselubung (hidden cost) yang dapat mengurangi produktivitas yang pada akhirnya dapat mempengaruhi daya saing suatu Negara. Kecelakaan kerja juga mengakibatkan dampak sosial yang besar, yaitu menurunkan tingkat kesejahteraan masyarakat, khususnya mereka yang menjadi korban kecelakaan dan keluarganya (Ramli, 2013).

Oleh karena itu, gerakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

telah menjadi prioritas global dan dilaksanakan di berbagai negara. Indonesia juga menempatkan aspek K3 sebagai program nasional melalui gerakan membudayakan K3 diberbagai sector kegiatan pada tahun 2015. Sejalan dengan program tersebut, pemerintah mendorong setiap perusahaan menerapkan K3 dilingkungan kerja masing-masing, yaitu salah satu diantaranya melalui program Sistem Manajemen K3 ( SMK3) (Ramli, 2013).

Dinas Tenaga Kerja dan Tranmigrasi (Disnakertrans) DKI, jumlah kecelakaan kerja yang berujung pada kematian mencapai 2.974 kasus dengan total asuransi yang dikeluarkan mencapai Rp 44,24 miliar. Sementara itu, jumlah pekerja yang ada di DKI mencapai 2.331.580 jiwa. Angka ini meningkat dari dua tahun sebalumnya (Bataviase, 2014).

Kecelakaan kerja secara umum disebabkan oleh 2 hal pokok yaitu perilaku kerja yang tidak aman (unsafe act) dan kondisi kerja yang tidak aman (unsafe conditions). Heinrich (1980) memperkirakan 85% kecelakaan adalah hasil kontribusi perilaku kerja yang tidak aman (unsafe act). Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dikatakan bahwa perilaku manusia merupakan unsur yang memegang peranan penting dalam mengakibatkan suatu kecelakaan. Perilaku adalah segala aktivitas yang dikerjakan organisme, baik yang dapat diamati secara langsung ataupun tidak langsung (Notoatmodjo, 2010).

Proses pembentukan dan perubahan perilaku manusia terdapat faktor-faktor yang berpengaruh, diantaranya faktor dari dalam (Internal) seperti susunan syaraf pusat, persepsi, motivasi, proses belajar, dan sebagainya. Sedangkan faktor yang berasal dari luar (eksternal) sperti lingkungan fisik/non fisik, iklim, manusia sosial, dan ekonomi, kebudayaan, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2003).

(3)

bahaya lingkungan kerja, hal ini merupakan kewajiban yang harus dipenuhi oleh setiap perusahaan dalam upayanya untuk mencegah dan mengendalikan terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Kesehatan keselamatan kerja merupakan suatu sistem yang diperlukan untuk penanggulangan bahaya, dan salah satu indikator penting pelaksanaannya adalah penerapan alat pelindung kerja (Kamadi, 2013).

Beberapa pendekatan dilakukan untuk mengurangi atau mencegah terjadinya cidera akibat kecelakaaan dan berdasarkan hasil komparasi yang dilakukan oleh Stephen Guastello (1993) dalam Geller (2001) terhadap beberapa pendekatan untuk mengurangi cidera di tempat kerja menunjukan bahwa pendekatan terhadap perilaku mencapai hasil yang paling berhasil untuk mengurangi cidera di tempat kerja yaitu sebesar 59,6% diikuti dengan pendekatan ergonomi sebesar 51,6%, dan pendekatan engineering control sebesar 29%. Selain itu, Geller (2001) menggambarkan pentingnya pendekatan perilaku yang didasari keselamatan (behavior based safety) dalam upaya meningkatkan keselamatan kerja baik yang bersikap reaktif atau proaktif.

Kecelakaan kerja bersifat tidak menguntungkan, tidak dapat diramal, tidak dapat dihindari sehingga tidak dapat diantisipasi dan interaksinya tidak di senggaja serta tanpa di duga. Berdasarkan penyebabnya, terjadi kecelakaan kerja dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu langsung dan tidak langsung. Adapun sebab kecelakaan tidak langsung terdiri dari faktor lingkungan (zat kimia yang tidak aman. Kondisi fisik dan mekanik) dan faktor manusia (lebih dari 80%). Pada umumnya kecelakaan kerja terjadi karena kurangnya pengetahuan dan pelatihan, pengawasan, kompleksitas dan keanekaragaman ukuran organisasi, yang kesemuanya mempengaruhi kinerja keselamatan dalam kontruksi (Effendi, 2014).

Beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa beberapa faktor yang

telah disebutkan di atas berhubungan dengan terjadinya kecelakaan pada pekerja. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Kadarwati terdapat hubungan antara umur dan masa kerja dengan kecelakaan kerja di Pabrik Frame Kaca Mata PT.Luxindo Nusantara Semarang (Kadarwati, 2006). Dari penelitian yang dilakukan oleh Annisha terdapat adanya hubungan Perilaku tidak aman pekerja kontruksi dengan Kecelakaan Kerja PT.PP (Persero) di Proyek pembangunan Tiffany apartemen jakarta selatan (Annishia, 2011).

Hasil studi pendahuluan yang di lakukan penulis didapatkan data dari Poli Klinik PT. Wahana Prima Medika, mencatat data kasus kecelakaan kerja pada tahun 2012 sebanyak 31 orang kasus kecelakaan kerja, pada tahun 2013 sebanyak 36 orang. Namun, menurut data terakhir yang di laporkan pada tahun 2014 dari bulan januari sampai bulan Agustus tercatat sebanyak 29 orang.

Hasil observasi yang dilakukan penulis diperoleh data bahwa ternyata penyebab kecelakaan tersebut karena banyak karyawan yang tidak memenuhi peraturan dalam bekerja yaitu tidak menggunakan APD (seperti tidak memakai sarung tangan, tidak memakai masker dan tidak memakai sepatu boot disaat bekerja), menggunakan peralatan yang tidak layak pakai disaat bekerja, mengambil posisi kerja yang tidak aman, tidak memenuhi peraturan yang ada, tidak mengikuti Standar Operasi Prosedur (SOP) dan kurangnya kehati-hatian dalam bekerja. Dan berdasarkan hasil wawancara penulis dengan 10 orang karyawan PT. Bapengkar juga bahwa kecelakaan yang sering dialami oleh mereka adalah seringnya tertimpa oleh boks di saat mengangkat, tertusuk paku saat membongkar boks, sakit pinggang, keseleo, memar, dan juga sering terpeleset atau jatuh di saat mengangkat barang karena terburu-buru.

(4)

di PT.Bapengkar Pasar Induk Kramat Jati Jakarta Timur Tahun 2014.

Metode

Desain penelitian merupakan suatu strategi penelitian dalam mengidentifikasi permasalahan sebelum perencanaan akhir pengumpulan data dan digunakan untuk mendefinisikan struktur dimana penelitian dilaksanakan (Nursalam, 2010).

Desain penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif korelasi dengan menggunakan pendekatan cross sectional (Notoatmodjo, 2010). Tujuan menggunakan penelitian korelasi mengkaji hubungan dua variabel perilaku kerja terhadap resiko kecelakaan kerja. populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang bekerja di PT. Bapengkar yaitu berjumlah 966 dengan sampel 91 orang.

Uji validitas dilakukan di Bapengkar Pasar Kramat jati dengan 20 responden. Hasil uji validitas diperoleh 35 pernyataan dari 39 pernyataan yang valid, 4 pernyataan yang tidak valid dibuang dan tidak digunakan dalam penelitian. Hasil reabilitas

diperoleh nilai 0.966. Artinya nilai cronbach;s Alpha r hitung > r tabel = 0,444 sehingga semua pertanyaan yang digunakan dinyatakan reabilitas.

Analisis univariat digunakan untuk melakukan analisis terhadap distribusi frekuensi dari variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini.Variabel yang akan dianalisis univariat antara lain perilaku kerja dan resiko kecelakaan kerja. Analisis yang digunakan yaitu proporsi dari masing-masing kategori pada variabel yang diteliti.

Analisis bivariat digunakankan untuk mencari hubungan antara data variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat yang dilakukan dengan uji Chi-Square yaitu uji statistik yang digunakan untuk menguji signifikasi dua variabel. Analisis ini bertujuan untuk melihat hubungan antara dua variabel yaitu perilaku kerja dan resiko kecelakaan kerja. Uji yang dipakai adalah dengan rumus Chi Square/Chi kuadrat.

Hasil dan Pembahasan

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Perilaku Kerja dan Resiko Kecelakaan Kerja Karyawan PT.Bapengkar Pasar Induk Kramat Jati Jakarta Timur Tahun 2014

Variabel n %

Perilaku Kerja

Baik 40 44,0

Kurang baik 51 56,0

Resiko Kecelakaan Kerja

Tinggi 56 61,5

Rendah 35 38,5

Sumber: Data primer, 2014

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa distribusi perilaku kerja karyawan PT.Bapengkar dari 91 responden, diperoleh sebagian besar responden memiliki perilaku kurang baik sebanyak 51 responden (56%) dibandinkan dengan perilaku kerja baik 40

(5)

Tabel 2. Hubungan Perilaku Kerja dengan Resiko Kecelakaan Karyawan PT. Bapengkar Pasar Induk Kramat Jati Jakarta Timur Tahun 2014

Perilaku Kerja Resiko Kecelakaan Kerja OR 95%CI P-Value Tinggi Rendah

n % n %

Baik 18 45,0 22 55,0

0,280 (0,679-0,115)

0,008

Kurang baik 38 74,5 13 25,5

Total 56 61,5 35 38,5

Sumber: Data primer, 2014

Tabel diatas menunjukan bahwa dari 40 responden yang memiliki perilaku baik, 18 responden (45,0 %) dengan resiko kecelakaan kerja tinggi dan 22 responden (55,0 %) dengan resiko kecelakaan kerja rendah. Hasil uji statistik diperoleh nilai Pvalue = 0, 008 (Pvalue ≤ α = 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara Perilaku Kerja Terhadap Resiko Kecelakaan Kerja Karyawan di PT.Bapengkar Pasar Induk Kramat Jati

Jakarta Timur Tahun 2014. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR sebesar 0,280, artinya responden yang memiliki perilaku baik mempunyai peluang 0,280 kali untuk tidak beresiko kecelakaan kerja dibandingkan dengan responden yang memiliki perilaku kurang baik sedangkan CI batas bawah 0,115 dan batas atas 0,679 sehingga dikatakan bahwa makin kuat dugaan jika perilaku kerja merupakan faktor terjadinya resiko kecelakaan kerja.

Menurut hasil penelitian bahwa responden yang menyatakan perilaku kerja kurang baik lebih banyak dari pada responden yang menyatakan perilaku kerja baik, jadi bagi karyawan diharapkan untuk lebih patuh dalam peraturan yang sudah ditetapkan oleh perusahaan seperti dalam penggunaan APD saat bekerja dan semua karyawan diwajibkan untuk memakai APD yang sudah disediakan oleh perusahaan untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja demikian juga dengan perusahan harus lebih memperhatikan lagi karyawan-karyawannya saat bekerja dan lebih sering lagi melakukan pengawasan/pemantauan agar tetap disiplin dalam bekerja. Hal ini gunanya untuk mencegah terjadinya resiko kecelakaan kerja.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Resiko kecelakaan kerja Karyawan di PT.Bapengkar Pasar Induk Kramat Jati Jakarta Timur Tahun 2014, didapatkan responden yang menyatakan resiko kecelakaan kerja tinggi sebanyak 56 responden (61,5%), dan responden yang menyatakan resiko kecelakaan kerja rendah sebanyak 35 responden (38,5%).

Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa resiko kecelakaan kerja Karyawan di PT.Bapengkar Pasar Induk Kramat Jati Jakarta Timur Tahun 2014 sebagian besar adalah tinggi.

Kecelakaan adalah suatu kejadian tak diduga dan tidak dikehendaki yang mengacaukan proses suatu aktivitas yang telah diatur (Santoso, 2008). Kecelakaan kerja secara umum disebabkan oleh 2 hal pokok yaitu perilaku kerja yang tidak aman (unsafe act) dan kondisi kerja yang tidak aman (unsafe conditions). Heinrich (1980) memperkirakan 85% kecelakaan adalah hasil kontribusi perilaku kerja yang tidak aman (unsafe act). Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dikatakan bahwa perilaku manusia merupakan unsur yang memegang peranan penting dalam mengakibatkan suatu kecelakaan.

(6)

berupa fisik, kimia, dan biologi (Katia, 2009).

Menurut hasil penelitian bahwa responden yang menyatakan resiko kecelakaan kerja tinggi lebih banyak dari pada responden yang menyatakan resiko kecelakaan kerja rendah, jadi berdasarkan pernyataan tersebut diharapkan untuk perusahaan untuk lebih memperhatikan lagi karyawan-karyawannya saat bekerja terutama bagi karyawan baru dipekerjakan hendaknya sebelum dipekerjakan diwajibkan mengikuti pelatihan K3 hal tersebut setidaknya untuk menghindari pekerja terhadap resiko kecelakaan kerja agar para pekerja lebih aman saat bekerja karena sudah dibekali dengan berbagai keterampilan.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Dauly, yang berjudul “Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kecelakaan Kerja Pada Buruh Kontruksi Di PT. PP (Persero) Proyek Tiffani Apartemen Kemang Jakarta Selatan”. Hasil kontruksi menunjukan bahwa buruh konstruksi yang mengalami kecelakaan kerja sebanyak 21 orang (35%) dan buruh konstruksi yang tidak mengalami kecelakaan kerja sebanyak 39 orang (65%). Dari hasil uji statistik, variabel yang berhubungan dengan kecelakaan kerja adalah umur (Pvalue=0,003), masa kerja (Pvalue=0,007) dan lama jam kerja (Pvalue=0,000) (Dauly, 2010).

Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 40 responden yang memiliki perilaku baik, 18 responden (45,0 %) dengan resiko kecelakaan kerja tinggi dan 22 responden (55,0 %) dengan resiko kecelakaan kerja rendah. Hasil uji statistik diperoleh nilai Pvalue = 0, 008 (Pvalue ≤ α = 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara Perilaku Kerja Terhadap Resiko Kecelakaan Kerja Karyawan di PT.Bapengkar Pasar Induk Kramat Jati Jakarta Timur Tahun 2014.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Annishia, yang berjudul “Analisa perilaku tidak aman pekerja kontruksi PT.PP (persero) di proyek

pembangunan Tiffany apartemen jakarta selatan”. Hasil penelitian menemukan Sekitar 80% kecelakaan kerja diakibatkan oleh tindakan tidak aman (unsafe act) dan 20% oleh kondisi tidak aman (unsafe condition). Jadi, dapat disimpulkan bahwa perilaku tidak aman (unsafe act) memegang pengaruh yang besar terhadap kecelakaan kerja dibandingkan dengan kondisi tidak aman (unsafe condition) (Annishia, 2011).

Kecelakaan adalah menurut M. Sulakmono dalam Anizar adalah “suatu kejadian tak diduga dan tidak dikehendaki yang mengacaukan proses suatu aktivitas yang telah diatur”14

. Kecelakaan terjadi tanpa disangka-sangka dan dalam sekejap mata, dan setiap kejadian menurut benneth Silalahi dalam Anizar, terdapat empat faktor yang bergerak dalam suatu kesatuan berantai yaitu lingkungan, bahaya, peralatan, dan manusia. Kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan yang berhubung dengan hubungan kerja perusahaan. Hubungan kerja di sini dapat berarti, bahwa kecelakaan terjadi dikarenakan oleh pekerjaan atau pada waktu kerja melaksanakan pekerjaan (Anizar, 2009).

Dalam buku “Accident Prevention” Heinrech (1972) dalam Tawaka (2008) mengemukakan suatu teori sebab akibat terjadinya kecelakaan yang selanjutnya dikenal dengan “Teori Domino”. Dari teori tersebut digambarkan bahwa timbulnya suatu kecelakaan atau cidera disebabkan oleh 5 (lima) faktor penyebab yang secara berurutan dan terdiri sejajar antar faktor satu dengan yang lainnya. Kelima faktor tersebut adalah Domino kebiasaan, Domino kesalahan, Domino tindakan dan suatu tidak aman, Domino kecelakaan, Domino cidera (Tawaka, 2005).

(7)

sebelum dipekerjakan dan disediakan alat pelindung diri dari perusahaan, disediakannya peralatan pertolongan pertama pada kecelakaan, serta ruangan istirahat bagi pekerja yang mengalami kecelakaan kerja.

Untuk itu juga diharapkan bagi karyawan agar lebih mematuhi peraturan yang sudah diterapkan oleh perusahaan seperti dalam penggunaan APD saat bekerja dan selalu berhati-hati dalam bekerja dan

juga terutama untuk semua karyawan diwajibkan untuk memakai APD yang sudah disediakan oleh perusahaan untuk mencegah terjadinya kecelakaan saat bekerja demikian juga dengan perusahan harus lebih memperhatikan lagi karyawan-karyawannya saat bekerja dan lebih sering lagi melakukan pengarahan dan pemantauan agar tetap disiplin dalam bekerja. sehingga pekerja terhindar dari akibat fatal kecelakaan bekerja.

Kesimpulan

Hasil penelitian menemukan bahwa perilaku kerja karyawan adalah sebagian besar kurang baik sedangkan untuk resiko kecelakaan kerja adalah tinggi. Jadi, disimpulkan bahwa perilaku kerja memegang pengaruh yang besar terhadap terjadinya resiko kecelakaan kerja karyawan di PT.Bapengkar Pasar Induk Kramat Jati Jakarta Timur Tahun 2014.

Saran

Hasil penelitian ini sebagai bahan masukan bagi pihak perusahaan mengenai kecelakaan kerja dan perilaku kerja tidak aman dalam bekerja agar dapat dilakukan pembinaan serta pengarahan terhadap pekerja/karyawan dalam upaya peningkatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di tempat kerja.

DAFTAR PUSTAKA

1. Kondarus, Danggur. Keselamatan Kesehatan Kerja ”Membangun SDM Pekerja Yang Sehat, Produktif, dan

Kompetitif”. Jakarta: Litbang Danggur

& Partners;2006.

2. Santoso, Budi. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Penggunaan Alat Pelindung Diri bagi Tenaga Medis dan Paramedis di Rumah Sakit Ibu Anak dan Klinik Spesialis Permata Cibubur, Bekasi, dalam Skripsi FKM UHAMKA. Jakarta;2008

3. Ramli, Soehatman. Smart safety,panduan penerapan SMK3 yang Efektif. Jakarta: Dian Rakyat;2013.

4. Bataviase.Kecelakaan Kerja di DKI

Tinggi. Diunduh dari

http://bataviase.co.id/node127907, 20 September 2014.

5. Notoatmodjo, Soekidja. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta; 2010.

6. Notoatmodjo, S. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta; 2003.

7. Karnadi. Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: karnadi. Staf.narotama.ac.id; 2013.

8. Effendy, Aspan. Usaha-usaha pencegahan terjadinya kecelakaan

kerja. Diunduh dari

http://aspankuteng.blogspot.com/, 21 September 2014.

(8)

10. Annishia (2011) dalam jurnal Analisa perilaku tidak aman pekerja kontruksi PT.PP (persero) di proyek pembangunan Tiffany apartemen jakarta selatan. Edisi 2011. Diunduh dari

http://repository.unand.ac.id/17340/1/SK RIPSI_KHAIRI.pdf, 21 Oktober 2014.

11. Nursalam. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2010.

12. Notoatmodjo, Soekidja. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2010.

13. Katia. Analisa Kecelakaan Kerja Pada Proyek Penambangan BatuBara ADMO PT. Saptaindra Sejati Berdasarkan Laporan Kecelakaan Tahun 2006-2005. Skripsi S1 Fakultas

Kesehatan Masyarakat, UI Depok;2009.

14. Dauly (2010) dalam jurnal Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kecelakaan Kerja Pada Buruh Kontruksi Di PT. PP (Persero) Proyek Tiffani Apartemen Kemang Jakarta Selatan. Edisi 2010. Diunduh dari http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitst

ream/123456789/349/1/101949-FRISTIYAN%20AHMAD%20DALY-FKIK.PDF,

21 Oktober 2014.

15. Anizar. Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Industri.Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu;2009.

Gambar

Tabel 2. Hubungan Perilaku Kerja dengan Resiko Kecelakaan Karyawan PT.

Referensi

Dokumen terkait

Inti Mitra Sawit Lestari Kecamatan Besitang Kabupaten Langkat menurut perilaku karyawan diketahui bahwa dari 66 responden menunjukan bahwa dari 39 orang pekerja yang

Karyawan PT Royal Korindah Bagian Produksi menjadi subyek penelitian ini sebab PT Royal Korindah Purbalingga menurut pihak HRD tingkat disiplin kerja karyawan terdapat gejala kurang

bandingkan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Lutfiani, Maulita., Maarif, Mohamad Syamsul., dan Purnawarman, 2019 yang menyatakan bahwa perilaku kerja berpengaruh

Menurut peneliti sebagian besar responden memiliki perilaku personal hygiene saat menstruasi dalam kategori baik, hal ini terbukti pada kuesioner parameter pertama yaitu responden

Menurut temuan peneliti bahwa dalam penelitian ini elektronik absensi dan perilaku cyberloafing terhadap produktivitas kerja karyawan PT.Pertamina dijelaskan dengan baik dan diterapkan

3 Pengaruh Peran Keterlibatan Karyawan X1 dan Perilaku Kerja Inovatif X2 terhadap Kelincahan Tenaga Kerja Y Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan hasil bahwa terdapat

Pengaruh Pengembangan Karir X2 terhadap Perilaku Kerja Karyawan Y Berdasarkan hasil dari oengujian hipotesis menggunakan sofware SPSS 25, bahwa nilai t hitung pengembangan karir X2

Hasil yang ada menunjukkan bahwa kompetensi, dan lingkungan kerja memiliki dampak positif terhadap kinerja karyawan, sedangkan disiplin kerja tidak memiliki dampak terhadap kinerja