“SIMULASI PERENCANAAN KAPASITAS PELABUHAN UNTUK MENUNJANG OPERASIONAL PABRIK PUPUK (Study kasus PT. Petrokimia Gresik)”
Nama : Moch.irfan ( 2105 100 110)
Dosen Pembimbing : Ir. Sudiyono Kromodihardjo MSc. PhD
Tugas Akhir
Bidang Studi Manufaktur Bidang Studi Manufaktur
Latar Belakang
Peningkatan Produksi (sampai tahun2015)
K b t h b h b k i k t Di t ib i P d k i k t
Jalur darat
Kebutuhan bahan baku meningkat Distribusi Produk meningkat
Jalur darat Jalur Laut Jalur Laut
Tingkat penggunaan Dermaga tinggi
Kinerja Operasional pelabuhan meningkat
Tingkat penggunaan Dermaga tinggi (dilihat nilai BOR tinggi)
Antrian Kapal ( biaya denda meningkat)
Meningkatkan cost Æ Rugi
Pengembangan Pelabuhan
SIMULASI
Posisi Titik Sandar Pelabuhan PKG
Dermaga II Dermaga I KC 2 330 400 100 620 12060.000 DWT Dermaga I
60.000 DWT KC 1 KC 2 CSU Propylene 330 Fosfat Rock Belerang KCL/ MOP DAP/ Urea/ ZA
C (280 mtr) B(120 mtr) A(210 mtr)
H3PO4 H2SO4 Orthoxylene
U
In Bag D (300 mtr)
C (280 mtr)
E (210 mtr)
A (210 mtr)
B (120 mtr)
NSLd Orthoxylene NH3 Orthoxylene Propylene 2 EH
DOP/ Bio Diesel H3PO4 2 EH IBA/ Propylene Urea SLd CR Propylene Normal Butanol
H2SO4 / MFO
Conveyor M 7103 Loading In Bag
Conveyor M 7101 UnLoading Curah
Dermaga II
10.000 DWT Dermaga I
10 000 DWT
Conveyor M 7102 Loading Curah
g g
Perumusan Masalah
Bagaimana Cara mengurangi perbedaaan level utilisasi Dermaga
Dermaga yang ada sekarang?.
Bagaimana cara meningkatkan kapasitas operasional pelabuhan
sehingga pelabuhan bisa menampung beban operasional sampai
tahun 2015 dengan melihat jumlah antrian kapal? tahun 2015 dengan melihat jumlah antrian kapal?
Jika natinya perlu dilakukan penambahan Dermaga baru maka
dermaga mana yang harus dikembangkan dengan melihat tingkat dermaga mana yang harus dikembangkan dengan melihat tingkat
antrian kapal yang paling tinggi diantara 5 dermaga tersebut ?
Bagaimanakah cost&benefit semua Opsi pembangunan Dermagag p p g g
Tujuan Tugas Akhir
j
g
z Mendapatkan model simulasi pelabuhan yang dapat
mengurangi Perbedaaan level Utilisasi Dermaga mengurangi Perbedaaan level Utilisasi Dermaga.
z Mendapatkan model simulasi yang dapat mengetahui jumlah
beban pelabuhan sampai tahun 2015 dan penambahan beban pelabuhan sampai tahun 2015 dan penambahan
kapasitas pelabuhan bisa mengatasi beban pelabuhan
sampai tahun 2015 sampai tahun 2015.
z Mendapatkan model simulasi yang bisa mengetahui jumlah
Dermaga yang harus ditambah jika harus ada penambahan Dermaga yang harus ditambah jika harus ada penambahan
Dermaga baru.
z Mendapatkan alternatif pembangunan pelabuhan yang dapat
z Mendapatkan alternatif pembangunan pelabuhan yang dapat
Batasan Masalah
Masalah sebagai berikut:
z Model Simulasi hanya difokuskan pada kegiatan operasional
pelabuhan PT. Petrokimia Gresik yang meliputi
– Kinerja kapal
– Produktifitas bongkar muat
– Utilitas fasilitas & peralatan
z Data kedatangan kapal didapat dengan melihat data material
bahan baku yang akan keluar masuk pelabuhan sesuai dengan
pengembangan pabrik yang akan dilakukan sampai tahun 2015
dengan kemungkinan keterlambatan karena kendala yang
z
Kemampuan fasilitas
loading-unloading
disesuaikan
dengan kondisi yang ada sekarang. Sementara
dengan kondisi yang ada sekarang. Sementara
fasilitas
setelah
keluar
dari
fasilitas
loading-unloading
dianggap mampu menampung semua
unloading
dianggap mampu menampung semua
barang.
z
Persamaan-persamaan
yang
dipakai
dalam
perencanaan ini yaitu rumus yang sudah jadi yang
diambil dari buku refererensi sehingga tidak akan
dibahas proses penurunan rumus tersebut.
dibahas proses penurunan rumus tersebut.
Manfaat Tugas Akhir
Manfaat Tugas Akhir
Manfaat dari Penelitian ini adalah sebagai masukan
bagi perusahaan untuk menetukan kebijakan dalam
bagi perusahaan untuk menetukan kebijakan dalam
melakukan pengembangan pelabuhan PT. Petrokimia
Gresik yaitu:
z
Model simulasi dapat digunakan untuk melihat
gambaran
keseluruhan
sistem
secara
visual,
sehingga mempermudah analisa dan identifikasi
se
gga
e pe
uda
a a sa da
de t
as
kekurangan pada sistem.
z
Perusahaan dapat merancang desain pelabuhan
d
k
it
ti
d
t
t
i
Tinjauan Pustaka
z
Teori simulasi
z
Teori antrian
yaitu
Pengaruh antrian
terhadap sistem.
p
z
Teori tentang pelabuhan meliputi
sistem kedatangan kapal, operasional
sistem kedatangan kapal, operasional
Penelitian terdahulu
z Eva fajarina (2006) dalam tugas akhirnya yang mengambil
data di PT. Petrokimia Gresik melakukan penelitian yang menitik beratkan pada prioritas kapal yang akan dilayani untuk memnimasi delay kapal di pelabuhan. Prioritas yang dipakai dalah dengan melihat waktu prosesnya yaitu Short processing time (SPT), Longest processing Time (LPT), Earliest Due Date. Hasil yang dicapai dari penelitian ini adalah perbandingan rata-rata waktu tunggu kapal dibandingkan dengan tipe First in First out( FIFO) dimana SPT dengan nilai 26 4% LPT 16 8% dan EDD 26 4% dari tipe FIFO
26.4%, LPT 16.8% dan EDD 26.4% dari tipe FIFO.
z Penelitian ini dilanjutkan oleh marija ulfija (2007) yang
menitikberatkan pada kebijakan perusahaan yang harus diambil untuk memaksimalkan penurunan kapal yang harus diambil untuk memaksimalkan penurunan kapal yang harus menunggu. Yang akhirnya didapatkan hasil yang menyatakan bahwa koordinasi harus dilakukan antara produksi, logistik,
transportasi (pelabuhan) dan Supplier(pihak pelayaran)
transportasi (pelabuhan) dan Supplier(pihak pelayaran).
Marija ulfija menyarankan agar peelitian selanjutnya
Metode
Penelitian
z
Flowchart
Penelitian
z
Flowchart
Dermaga II KC 2 D I
400 100
620
120
Posisi Titik Sandar Pelabuhan PKG
Dermaga II
60.000 DW T Dermaga I
60.000 DW T
KC 1 KC 2 CSU H3PO4 H2SO4 Orthoxylene Propylene 2 EH 330 Fosfat Rock Belerang KCL/ MOP DAP/ Urea/ ZA
Urea
In Bag D (300 mtr)
C (280 mtr)
E (210 mtr) A (210 mtr) B (120 mtr)
NSLd
NH3 Orthoxylene
Propylene 2 EH
DOP/ Bio Diesel H3PO4 Normal Butanol H2SO4 / MFO
2 EH IBA/ Propylene
Conveyor M 7102 Loading Curah Conveyor M 7103 Loading In Bag
Conveyor M 7101 UnLoading Curah
Dermaga II
10.000 DW T Dermaga I 10.000 DW T
SLd
CR
Loading Curah
SPECIAL JETTY PETROKIMIA GRESIK Revisi tgl. 31 Maret 2005 N GRESIK, EAST - JAVA, INDONESIA
NEW SEA SIDE OLD SEA SIDE
10 MTRS DRAFT 10 MTRS DRAFT
NEW OLD DOLPHIN
DOLPHIN 1 2 3 4 5 6
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
1
00 10 20 30 40 50 60 70 80 90 200 10 20 30 40 50 60 70 80 90 300 10 20 30 40 50 60 70 80 90 400 10 20 30 40 50 60 70 80 90 005 10 20 30 40 50 60 70 80 90 600 10 20
KC I KC II Phos. Acid CSU DOP Phos. Acid
Note: H2SO4 Octanol PON H2SO4 NH3
Liquid connection loading/unloading MFO/LSFO Iso Butanol MFO/LSFO Orthoxylene
SL Water valve to ship Orthoxylene Normal Butanol Octanol PNK Propylene
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 10
0
10 20 30 40 50 60 70 80 90 20
0
10 20 30 40 50 60 70 80 90 30
0
40
0
10 20 30 40 50 60 70 80 90 50
0
10 20 30 40 50 60 70 80 90 60
0
10 20
8,7 Mtrs NOTE :
Draft KC I =Kangoroo Crane I NEW LAND SIDE OLD LAND SIDE
KC II =Kangoroo Crane II 10 MTRS DRAFT 10 MTRS DRAFT
CSU =Continuous Ship Unloader SL =Shiploader
VESSEL BERTHING CAPACITY DEPTH OF THE SEA AROUND OF THE JETTY UNLOADING CAPACITY
OF THE JETTY SEA SIDE JETTY AVERAGE : 12 MTRS 01. Phosphoric Acid , liq, 350 T/H, conn pipe 0 10 inches, 3 places, ship's pump.
SEA SIDE JETTY : 60.000 DWT LAND SIDE JETTY AVERAGE : 12 MTRS 02. Sulfuric Acid , liq, 200 T/H, conn pipe 0 6 inches, 3 places, ship's pump.
LAND SIDE JETTY : 10.000 DWT 03. Ammonia , liq, 100 T/H, conn pipe 0 6 inches, 1 places, ship's pump.
04. MFO (marine Fuel Oil) , liq, 50 T/H, conn pipe 0 8 inches, 3 places, ship's pump.
BERTHING/SAILING TIME 05. Octanol , liq, 100 T/H, conn pipe 0 6 inches, 2 places, ship's pump.
OF THE JETTY DISTANCE BETWEEN RUBBER FENDER/BOLDER 06. Orthoxylene , liq, 100 T/H, conn pipe 0 6 inches, 2 places, ship's pump.
SEA SIDE JETTY : 24 HRS. OLD SEA SIDE JETTY : 24/24 MTRS 07. Propylene , liq, 100 T/H, conn pipe 0 6 inches, 1 places, ship's pump.
LAND SIDE JETTY : 24 HRS. NEW SEA SIDE JETTY : 20/20 MTRS 08. Phosphate Rock & Sulfur , bulk (Kangaroo Crane I + II (together), 500 T/H) NEW/OLD
OLD LAND SIDE JETTY : 24/24 MTRS 09. Phosphate Rock , bulk (Continuous Ship Unloader (CSU), 700 T/H) SEA SIDE
LENGTH OF THE JETTY NEW LAND SIDE JETTY : 10/20 MTRS 10. Corn/other bulk , Kangaroo Crane I + II , 500 T/H, based fully on dump truck
SEA SIDE TOTAL : 620 MTRS 11. Projec Material , by ship's crane & trailer.
OLD LAND SIDE : 210 MTRS RUBBER FENDER DIAMETER
NEW LAND SIDE : 300 MTRS SEA SIDE JETTY : 167 CM
LAND SIDE JETTY : 80 CM LOADING CAPACITY
WIDTH OF THE JETTY 01. Ammonia , liq, 100 T/H, conn pipe 0 6 inches, 1 places, ship's pump.
OLD JETTY : 25 MTRS DISTANCE FROM SPECIAL JETTY 02. DOP (Diocthyl Phatalate) , liq, 100 T/H, conn pipe 0 6 inches, 2 places, ship's pump.
NEW JETTY : 36 MTRS THE RAW MATERIAL GO DOWN 03. Sulfuric Acid , liq, 200 T/H, conn pipe 0 6 inches, 3 places, ship's pump.
PHOSPHORIC ACID, SULFURIC ACID, 04. Ethyl Hexanol , liq, 50 T/H, conn pipe 0 4 inches, 2 places, ship's pump.
WEIGHT CAPACITY ON THE JETTY AMMONIA, PHOSPHATE ROCK ... 2 KM 05. Iso Butanol Alkohol , liq, 50 T/H, conn pipe 0 4 inches, 2 places, ship's pump.
CARGO WEIGHT MAX : 80 TON 06. Normal Butanol A. , liq, 50 T/H, conn pipe 0 4 inches, 2 places, ship's pump.
TRALER WEIGHT MAX : 36 TON SULPHUR, FERTILIZER, CEMENT RETARDER, 07. Supply water to vessel , 20 T/H, conn pipe 0 2 inches, around the jetty.
CRANE WEIGHT MAX : 150 TON PURIFIDE GYPSUM ... 3 KM 08. Cement Retarder bulk , 3.000 T/Day, Shiploader, new land side jetty only. 09. Purifide Gypsum bulk , 1.000 T/Day, in bucket on truck, by ship's crane.
POSITION : MFO, DOP, OCTANOL, ORTHOXYLENE ... 4 KM 10. Fertilizer in bag (on pallet) , 1.000 - 1.500 T/Day, on truck, by ship's crane.
SOUTH LATITUDE : 7o .8' .30'
EAST LONGITUDE : 112o.39' .25' PROPYLENE, 2 ETHYL HEXANOL, ISO BUTANOL ALKOHOL
SKENARIO YANG DITAWARKAN
1
. Kapal masuk Dermaga yang memungkinkan kapal
untuk
melakukan
bongkar
muat
paling
cepat
untuk
melakukan
bongkar
muat
paling
cepat.
2
. Skenario 2 merupakan pengembangan skenario 1
bedanya pada skenario 2 dilakukan perbaikan fasilitas
bedanya pada skenario 2 dilakukan perbaikan fasilitas
bongkar muat yang ada sehingga alat bongkar muat bisa
bekerja
pada
kondisi
desain
terbaiknya.
3.
Menambah jumlah dermaga yang telah ada dengan
melihat dermaga mana yang paling besar nilai BOR nya
Pembuatan Model Simulasi
E
d
Extend
z
Inputan kedatangan kapal
Inputan kedatangan kapal
Kedatangan kapal disini terbagi atas 3 tipe
1. Kedatangan yang penyebarannya merata sepanjang
tahun.
A
B
Atribut
Yang
D
ibawa
Atribut
Yang
Input
data
Input
Kedatangan yang penyebarannya merata sepanjang waktu tertentu dalam 1tahun.
A
B
Validasi Model Simulasi
z
Penentuan Jumlah Replikasi
Banyaknya replikasi dapat ditentukan dengan cara antara lain:y y p p g
a) Menentukan jumlah replikasi awal, dalam hal ini diambil no = 5 kali replikasi. Tabel 4.6 menunjukkan hasil run simulasi sebanyak 5 kali replikasi dan jumlah produk yang diproduksi dalam setahun operasi.
Tabel.4.6 data dari trial sample
replikasi
annual throughput (ship)
dermaga 1 dermaga 2 dermaga 3 dermaga 4 dermaga 5
replikasi dermaga 1 dermaga 2 dermaga 3 dermaga 4 dermaga 5
run1 95 53 85 181 211
run2 99 33 73 217 213
run3 93 31 76 207 212
run4 95 67 77 157 223
run4 95 67 77 157 223
run5 96 32 78 203 216
average 95.6 43.2 77.8 193 215
Validasi Model dengan Referensi
Validasi Model dengan Referensi
z One-Sample T: C1
Test of mu = 94 vs not = 94
Variable N Mean StDev SE Mean 95% CI T P
Variable N Mean StDev SE Mean 95% CI T P
C1 6 95.6000 1.9596 0.8000 (93.5435, 97.6565) 2.00 0.102
z Karena thitung = 2.00 < t tabel = 2.57, maka disimpulkan
bahwa tidak ada perbedaan antara rata-rata data
sesungguhnya dan rata-rata data hasil run simulasi (Ho
Model Simulasi
Skenario 1.
Kapal masuk ke dermaga yang memungkinkan untuk kapal ini dikerjakan paling cepat.
dikerjakan paling cepat.
z Jika kapal yang bermuatan cair yang akan ke dermaga E namun
didermaga tersebut sedang penuh maka kapal bisa masuk ke dermaga A dan dermaga B karena dermaga tersebut terdapat dermaga A dan dermaga B karena dermaga tersebut terdapat fasiliats pompa.
z Jika kapal akan mengangkut muatan curah atau inbag yang
seharusnya ke dermaga D yang mempunyai alat Ship Loading
se a us ya e de aga ya g e pu ya a a S p oad g
namun karena titik sandar D telah penuh maka kapal bisa masuk ke dermaga A,B,C, dengan melihat dermaga mana yang lebih cepat dikerjakan karena material curah dan inbag maka alat bantu yang digunakan adalah truk dan krane kapal atau untuk yang di B dan C bisa memakai kangaroo crane.
z Jika kapal akan ke C namun dermaga ini sedang penuh maka
Dari Skenario 1 ini bisa didapatkan beberapa parameter antara lain adalah:
T h k l d i i D
•Troughput kapal pada masing-masing Dermaga.
Tabel 4.8 tabel throughput setelah di running skenario 1, dengan variabel masukan
All throughput (ship)
dermaga 2
g p g , g
sampai tahun 2015
replikasi dermaga 1 dermaga 3 dermaga 4 dermaga 5 Total
run1 1551 8163 914 2443 3067 8163
run2 1535 7618 810 2015 3078 7618
run3 1551 8163 914 2443 3067 8163
run3 1551 8163 914 2443 3067 8163
run4 1491 8029 924 2345 3072 8029
run5 1545 8146 902 2415 3093 8146
average 1534.6 8023.8 892.8 2332.2 3075.4 8023.8
•
Jumlah kapal yang harus menunggu untuk dilayani. Karena
jumlah
yang
menunggu
untuk
dilayani
selalu
berubah
b d
k
k
k
k
di
ilk
d l
b
k
fik
berdasarkan waktu maka akan ditampilkan dalam bentuk grafik.
•
Cost benefit dari penambahan alat baru dengan opsi yang
sebelumnya ditawarkan.
dermaga 1 dermaga 2 dermaga 3 dermaga 4 dermaga 5 Total replikasi
All Cost (ship)
g g g g g
run1 871219415.6 10604697.26 19081549.75 2437285030 123897.76 3338314591 run2 573670038 10318163.49 15316042.3 2378436627 197361.59 2977938232 run3 674207943 11814056.76 27056846.37 2753156722 130780.49 3466366348
p
Skenario 2
z Skenario 2 merupakan pengembangan dari skenario 1 dimana pada
Skenario ini kapasitas alat bongkar muat dinaikkan mencapai
k it k i d i ( i l i ti l t b )
kapasitas maksimum desainnya ( opsi lainnya penggantian alat baru)
sehingga kapal – kapal yang masuk ke dermaga memungkinkan
untuk dikerjakan lebih cepat dengan memanfaatkan alat bantu yangj p g y g
ada didermaga tersebut.
Dari Opsi skenario ini nantinya akan didapatkan:
1. Throughput kapal&banyaknya antrian serta cost yang dikeluarkan
All th h t ( hi )
Tabel 4.9 tabel throughput setelah di running skenario 2, dengan variabel masukan sampai tahun 2015
replikasi
All throughput (ship)
Total
dermaga 1 dermaga 2 dermaga 3 dermaga 4 dermaga 5
run1 659 633 2305 2864 3591 10052
2 646 636 2311 2892 3596 10081
run2 646 636 2311 2892 3596 10081
run3 545 748 2281 2980 3657 10211
run4 564 660 2304 2881 3633 10042
run5 856 589 2356 2822 3561 10184
average 654 653.2 2311.4 2887.8 3607.6 10114
2
. jumlah kapal yang harus menunggu untuk dilayani. Karena jumlahyang menunggu untuk dilayani selalu berubah berdasarkan waktu maka
akan ditampilkan dalam bentuk grafik
Cost benefit dari penambahan alat baru dengan opsi yang
sebelumnya ditawarkan.
dermaga 1 dermaga 2 dermaga 3 dermaga 4 dermaga 5 Total replikasi
All Cost (ship)
Tabel.4.10. Total Demmurage (biaya keterlambatan) scenario 2
run1 59132072.15 10900776.43 104754217.4 31076103.37 12232799.55 218095968.9 run2 67132505.56 9390801.84 92467086.17 29856635.75 10992651.27 209839680.6 run3 87397102.8 20169623.44 107789955.1 53707334.98 20120597.57 289184613.9 run4 77158663.42 12064303.65 90233476.28 34468436.42 13426106.43 227350986.2 run5 23305159.78 5150131.39 88189659.95 18398608.1 6249787.38 141293346.6 average 62825100.74 11535127.35 96686878.98 33501423.72 12604388.44 217152919.2 STDEV 24511488.3 5490975.703 8944496.031 12810890.5 5007128.663 52682096.49
bl 11 l 2 ( b d b d b b d
No Uraian Program Detail Program Jumlah Satuan Harga Satuan Total
Program Kerja Perhitungan Biaya / COST
Table 4.11 Total investasi scenario 2 ( sumber: dari perbandingan biaya pembangunan dermaga batu bara PT.petrokimia gresik)
g g g
1 Biaya Perbaikan
Fasilitas jangka waktu
5 tahun
1
paket 1,500,000 1,500,000 Perbaikan Chute
Memperbaiki
keandalan peralatan
bonkar muat dan
handling material Perbaikan Chute
Juction Tower 4 unit 50,000,000 200,000,000
201,500,000
handling material
Melakukan
Up Grade
terhadap
Screw CSU
Biaya pembelian Screw 1 unit 1.250.000.000 1.250.000.000
Biaya Pelapisan tahan
abrasi Pada Screw 600 kg 683.333 410.000.000
agar dapat
digunakan
untuk
material
Pospat rock
Insert Tungstun Fligh
Bearing 800 50.000 40.000.000
Biaya pemasangan 15 Kali 10.000.000 150.000.000
1 t 500 000 000 500 000 000
Pospat rock
dan Sulfur Fire Detector
1 set 500.000.000 500.000.000
T 0 T A L 2.350.000.000
Program Kerja Perhitungan Biaya / COST
No Uraian Program Detail Program Jumlah Satuan Harga Satuan Total 3 Memperbaiki keandalan peralatan Biaya Perbaikan Fasilitas jangka 1 paket
21 721 082 193 21 721 082 193 keandalan peralatan
bonkar muat dan handling material sekarang
Fasilitas jangka waktu 3 tahun
1 21.721.082.193 21.721.082.193
- Total
Total Investasi adalah: Rp. 24.272.582.193
Total
21.721.082.193
demmurage selisih dengan SK1
US $ RP( 1$ =10000)
k
sk1 3.906.768.138 35.160.913.246.320 0
sk2 141.293.347 1.271.640.119.400 33.889.273.126.920 sk3 436.798.667 3.931.188.005.700 31.229.725.240.620
Payback period Tanpa Bunga
End of years 1 2 0 24 272 582 193 210 648 000 000
0 24.272.582.193 210.648.000.000 1st ten years 33.889.273.126.920 31.229.725.240.620
Skenario 3
Skenario 3 merupakan pengembangan dari skenario 1 dimana pada Skenario ini akan dilakukan penambahan Dermaga baru dengan tanpa adanya penambahan kapasitas alat bongkar muat pada dermaga yang sebelumnya. Dari Opsi skenario ini nantinya akan didapatkan:
•Throughput kapal&banyaknya antrian serta cost yang dikeluarkan akibat demmurage antrian kapal.
T b l 4 12 b l h h l h d k 2 d b l k
Tabel 4.12 tabel throughput setelah di running skenario 2, dengan variabel masukan sampai tahun 2015
All throughput (ship)
dermaga 1 dermaga 2 dermaga 3 dermaga 4 dermaga 5 dermaga 6 Total run1 292 243 1,684 2,100 2,485 3,357 10,161 run2 293 256 1,683 2,087 2,487 3,393 10,199
run3 321 219 1 721 2 026 2 471 3 369 10 127
replikasi
run3 321 219 1,721 2,026 2,471 3,369 10,127 run4 269 216 1,717 2,055 2,408 3,304 9,969
run5 296 232 1,713 2,058 2,513 3,388 10,200
Grafik 4.3 grafik antrian kapal skenario 3
D l dik b k b t l t b k t
Dermaga yang perlu dikembangkan beserta alat bongkar muat apa yang
dibutuhkan. Dermaga yang dikembangkan disini adalh dermaga jenis 60
DWT dengan alat bantu bongkar muat berupa Grab kapasitas 7000ton/day DWT dengan alat bantu bongkar muat berupa Grab kapasitas 7000ton/day.
Tabel.4.13. table total investasi scenario 3 ( sumber: dari perbandingan biaya pembangunan dermaga batu bara PT.petrokimia gresik)
No Uraian Program Detail Program Jumlah Satuan Harga Satuan Total
1 Investasi penambahan
Pelabuhan 10,080 m2 8,100,000 81,648,000,000
Conveyor sistem 280 meter 30 000 000 8 400 000 000
Program Kerja Perhitungan Biaya / COST
Perpanjangan Dermaga II dengan
Tambahan = 280 x Conveyor sistem 280 meter 30,000,000 8,400,000,000
Tower 3 unit 300,000,000 900,000,000 Conveyor sistem ke
Pabrik 3 3,515 meter 30,000,000 105,450,000,000 Grab Kapasitas 300
1 2 0 000 000 Tambahan 280 x
36 meter +Grab
Grab Kapasitas 300
T0n/jam 1 unit 14,250,000,000 14,250,000,000
210,648,000,000
Tabel.4.14. table total Demmurage (biaya keterlambatan) skenario 3
replikasi
dermaga 1 dermaga 2 dermaga 3 dermaga 4 dermaga 5 dermaga 6 Total
run1 93,922,213 723,849 239,965,021 30,837,817 1,745,709 19,708,332 386,902,942
All Cost (ship)
run2 30,602,454 493,430 237,863,851 28,278,916 1,130,859 19,383,602 317,753,112
run3 56,977,090 28,306,335 233,917,482 23,704,011 1,479,400 18,042,402 362,426,720
run4 92,073,604 260,587 234,268,565 24,323,341 1,079,768 21,243,888 373,249,752 run5 159,543,952, , 339,317, 29,664,507231,374,733, , , , 1,081,377, , 14,794,781, , 436,798,667, ,
average 6,024,704 235,477,930 27,361,719 1,303,422 18,634,601 375,426,238 375,426,238
ANALISA
•
Perbandingan Model 1 dengan Model dengan Skenario 2
z Parameter yang diubah pada model scenario 1 ini adalah kebijakan kapal akan masuk ke Dermaga mana nantinya. Jika pada model awal kapal masuk dermaga sudah ditentukan sejak awal desain pelabuhan
g
g
g
yang disesuaikan dengan alat bongkar muat yang dipasang. Namun pada skenario 1 ini kapal masuk dermaga disesuaikan dengan kecepatan bongkar-muat jika kapal tersebut masuk dermaga tersebut Skenario 2 adalah pengembangan scenario 1 dimana alat tersebut. Skenario 2 adalah pengembangan scenario 1 dimana alat bantu bongkar-muatnya dikembalikan samapai mencapai kapsitas desain awalnya.
Perbandingan 2 dengan Model dengan Skenario 3
z Parameter yang diubah pada model scenario 3 ini adalah
dengan melakukan penambahan dermaga baru dengan tipe 60000DWT dengan alat bantu berupa Grab dengan kapasitas 7000 ton./day dan juga tambahan 1 fasilitas pompa kapsitas
1800t /d
1800ton/day
z Untuk menguji Skenario 2 dan skenario 3 dilihat dari kelebihan
dan manfaat yang diberikan oleh skenario ini yaitu dengan
b di k j l h t i k l d di d
membandingkan jumlah antrian kapal yang ada di dermaga tersebut dan juga melihat pada tahun kapan Dermaga sudah tidak mampu melayani kedatangan kapal. Dengan melihat hasil Simulasi skenario 2 dan skenario 3 pada Bab 4 maka dapat Simulasi skenario 2 dan skenario 3 pada Bab 4 maka dapat disimpulkan bahwa Pada skenario 2 kapal mulai tidak bisa masuk dermaga pada tahun ke8 atau hari ke 3000-an. Sedangkan pada skenario 3 kapal tidak mengalami kendala Sedangkan pada skenario 3 kapal tidak mengalami kendala pada akhir tahun simulasi (hari ke 3420). Dengan begitu maka Skenario 3 lebih baik daripada skenario 2
z Secara keseluruhan Skenario 3 adalah scenario yang paling
z Secara keseluruhan Skenario 3 adalah scenario yang paling
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
z Berdasarkan penelitian ini, didapatkan beberapa kesimpulan
d t di bil it b i b ik t
yang dapat diambil, yaitu sebagai berikut :
z Model simulasi yang telah dibuat didapatkan bahwa model simulasi skenario 3 merupakan model simulasi yang terbaik.
z Skenario 3 merupakan Skenario paling baik dari segi jumlah antrian kapal yang menunggu untuk masuk dibandingkan dengan yang lainnya diamana pada skenario 3 pda akhir
i d j l h t i ih b l ik
periode jumlah antrian masih belum naik.
z Penambahan pelabuhan dilakukan dengan menambah
dermaga dengan tipe 60000 DWT dengan alat bantu Grab kapasitas 7000ton/day
kapasitas 7000ton/day.
Saran
z untuk mengimplementasikan model ini kedalam system nyata
z untuk mengimplementasikan model ini kedalam system nyata maka dibutuhkan pengecakan biaya pembangunan yang
Grafik
B
iaya
VS Tingkat Pelayanan
DAFTAR PUSTAKA
z Ir. H.R. SOENARNO. AS, 2004, “Perencanaan pelabuhan 1”, jurusan teknik sipil institut
sains dan teknologi nasional. j a k a r t a.
z Nalle,Sherly yulita(2006) “ perencanaan penjadwalan kapal pengiriman semen didaerah
jawa barat (Study kasus di PT. Semen Gresik (Persero),Tbk” tugas Akhir T.Industri ITS surabaya.
z E f j i (2006) “ d l i l i j d l k l k t k d b h
z Eva fajarina (2006), “ model simulasi penjadwalan kapal pengangkut pupuk dan bahan
kimia untuk meminimasi delay kapal di pelabuhan dengan Algoritma penjadwalan operasi (Study kasus PT. Petrokimia Gresik)” Tugas Akhi , T, industri ITS Surabaya.
z Marija ulfija (2007) “ Pemodelan sistem penjadwalan kapal dengan metode Rule Based
Scheduling Algorithm dan perancangan Sistem penunjang keputusannya (Study kasus : Scheduling Algorithm dan perancangan Sistem penunjang keputusannya (Study kasus : PT. Petrokimia Gresik)” Tugas Akhir, T. Industri, ITS , Surabaya.
z Sultan, ahmad Zubair,2007,” pemodelan dan simulasi proses produksi PT. Sermani Stell
z Tim penyusun dari PT. Pelindo (1,2,3,4). 1999, ” referensi kepelabuhan seri 4 Perencanaan Perancangan dan Pembangunan Pelabuhan”, Pelabuahan Indonesia . Indonesia.
z Averill M Law and W D Kelton 2000 “Simulation Modeling and Analysis”
z Averill M.Law, and W.D. Kelton. 2000, Simulation Modeling and Analysis ,
Departement of Quantitative Analysis and Operation Management, University of Cincinnati, Cincinnati.
z I Nyoman Pujawan, 1995, “ Ekonomi Teknik”, PT. Guna Widya, Jakarta.
z Eelco van Asperen, Rommert Dekker, Mark Polman, Henk De Swaan Arons.
2003 ”Modeling Ship Arrival in Port”. proceding of the 2003 winter simulation conference.
z M Easa , Said. 1986. ” Approximate queueing models for analizyng harborpp q g y g
terminal operations” departemenT of civil engineering,king saud university, riyad saudy Arabia.
z Abdul Razak Salehol& Razman Mattahar, 1999,” The Level of efficiency in
Handling Container Traffic at Penang Port: Simulation Study” Malaysian
Handling Container Traffic at Penang Port: Simulation Study Malaysian
management Journal,3(2), 93-100(1999)
z Witonohadi, amal. 2007. ”proceeding international seminar on industrial
engineering and management” , Menara peninsula, jakarta, August29-30,
z Sargent R G 1998 “Verification and validation of simulation models”
z Sargent, R. G. 1998. “Verification and validation of simulation models”,
Proceedings of the 1998 Winter Simulation Conference
z Kwan Hee Hana, Jin Gu Kanga, , Minseok Song. 2009. “Two-stage process
analysis using the process-based performance measurement framework and business process simulation” Expert Systems with Applications 36 (2009)
Penutup
gxÜ|Åt
^tá|{
gxÜ|Åt
Teori Simulasi
Keunggulan Simulasi
z Ongkos. Ongkos penelitian dengan percobaan skala ril relatip sangat mahal dibandingkan
dengan manfaat yang diperoleh. Sebagai contoh : Ongkos percobaan pada skala industri relatip mahal dibandingkan dengan nilai penghematan yang diperoleh
z Waktu. Hasil dari penelitian dalam jangka waktu yang relatip lama tidak berarti untuk
memenuhi kebutuhan yang segera Sebagai contoh : Hasil akhir penelitian yang diperoleh setelah beberapa tahun tidak bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan informasi yang diperlukan segera dalam jangka waktu dekat.
z Resiko. Pengembangan dan percobaan pengujian disain baru yang berisiko besar dan
berakibat fatal jika terjadi kegagalan Sebagai contoh : Pengujian rancangan pesawat berakibat fatal jika terjadi kegagalan. Sebagai contoh : Pengujian rancangan pesawat udara beresiko besar dan berakibat fatal jika terjadi kesalahan dan kegagalan
z Perlengkapan. Percobaan dan pengujian lapangan tidak layak akibat tidak adanya
perlengkapan pengujian yang diperlukan. Sebagai contoh : Pengujian ketahanan disain
suatu bangunan terhadap gempa tidak dapat dijalankan akibat tidak adanya perlengkapang p g p p j y p g p
pembuatan dan pembangkitan gempa tiruan
validasi verifikasi
Tahapan Simulasi
Data dan analisis pemrograman
Menjalankan model
Kirim hasil ke manajemen
validasi System nyata
Model konseptual Program simulasi
manajemen
Model kredibel terbentuk
Hasil benar tersedia Implementasi hasil
Desain system antrian
SINGLE CHANNEL, SINGLE SERVER
SINGLE CHANNEL, MULTISERVER
MULTICHANNEL, SINGLE SERVER
MULTICHANNEL, MULTISERVER
Pola Kedatangan pada kasus di Pelabuhan menurut penelitian Eelco
van Asperen, rommert Dekker, Mark Polman, Henk de Swaan
Arons(”
Modelling ship Arrivals in Port’’2003
•Stock controllel arrivals;
•Equidistant Arrival;
•Arrival According to poisson Prosses.
Arons(
Modelling ship Arrivals in Port 2003
Produktifitas tambatan bisa dilihat dengan mengukur
Bert
occupancy ratio
(BOR). BOR merupakan presentase penggunaan
d
i
i j
l h j
k
l
Persamaan untuk menghitung bert occupation ratio(BOR)
dermaga yaitu rasio jumlah jam penggunaan merapat kapal
terhadap jumlah jam dermaga
g g p ( )
(Panjang kapal rata-rata + allowance) x lamanya waktu sandar Panjang dermaga x jumlah hari kalender x 24
BOR =
Dalam Tugas Akhir ini verifikasi dan validasi dilakukan
Verifikasi &Validasi
g
dengan menggunakan 3 teknik validasi yaitu
Face Validity,
Turing Tests, Event Validity.
Face Validity
yaitu pengecekan oleh orang yang
Face Validity
yaitu pengecekan oleh orang yang
mengetahui tentang system apakah system ini wajar
.
Event Validity
adalah verifikasi dengan membandingkan
h il i
l i d
hasil simulasi dengan system nyata.
Turing Tests
yaitu pengecekan oleh orang yang
berpengetahuan luas tentang system dalam hal ini
p
g
g y
pengecekan oleh pihak pegawai perusahan yang setiap hari
bekerja dalam system, pengecekan oleh dosen
pembimbing serta pembuat sendiri
pembimbing, serta pembuat sendiri.