HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PERKEMBANGAN SOSIAL BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI KOTA
SEMARANG
Ina Qoriah Mardikaningsih *)
*) Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang Korespondensi : abdi_husada@yahoo.co.id
ABSTRAK
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil dari proses kematangan. Disini menyangkut adanya proses dideferensiasi dari sel-sel tubuh, organ-organ, dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa hingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya, termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sosial sebagai hasil interaksi dengan lingkungan. Dari hasil survay pendahuluan yang dilakukan sekitar 15 ibu menyatakan tidak mengetahui tentang perkembangan anaknya sesuai dengan tahapan umur anaknya. Misal pada usia 3-6 tahun anak akan senang berjalan jalan sendiri mengunjungi tetangga, belajar memakai dan membuka baju sendiri, bicara dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu kurang begitu mengetahui tahapan perkembangan yang dialami oleh anaknya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu sebagai variabel in dependen dengan perkembangan sosial balita umur 4-5 tahun di RA Al-Iman Sekaran Gunungpati Semarang sebagai variabel dependen .
Penelitian ini merupakan penelitian kompetensi bidan dalam melaksanakan pelayanan kebidanan pada balita dengan menggunakan rancangancross sectionaldan jenis penelitian survay analitik yang dilaksanakan pada bulan April 2010. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai balita bersekolah di RA Al Iman Banaran, Gunungpati, Semarang Tahun 2009 yang berumur 4-5 tahun berjumlah 30 orang dan sampel 30 orang.Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data diolah dengan langkah editing, skoring, coding, EntrydanTabulating.
Pada analisa secara univariat variabel didistribusikan sesuai karakteristik responden, sedang pada analisa secara bivariat dengan uji ujiChi squaredengan menggunakan program SPSS Versi 11,5.
Hasil penelitian ini adalah Karakteristik responden yang mempunyai balita usia 4-5 tahun di RA Al-Iman Sekaran Gunungpati Semarang sebagian besar berumur 25-35 Tahun yaitu sebanyak 17 responden (56,67 %), berpendidikan dasar sebanyak 9 responden (30%) dan sebagian besar berprofesi dibidang swasta yaitu sebanyak 8 responden (26,7%), sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang baik yaitu sebanyak 14 responden (46,7%), sebagian besar perkembangan sosial balita masuk dalam tingkat perkembangan sosial yang tinggi yaitu sebanyak 11 balita (36,7%). dan ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan perkembangan sosial balita dengan p-valuesebesar 0,001.
Saran yang disampaikan yaitu kepadamasyarakat khususnya para ibu yang mempunyai anak balita supaya lebih memperhatikan tahapan perkembangan balitanya sehingga apabila ditemukan keterlambatan dalam tumbuh kembang putranya dapat terdeteksi lebih dini dan dapat dicari solusinya.
PENDAHULUAN
Salah satu faktor pendukung utama dalam proses perkembangan pada
balita adalah lingkungan keluarga. Keluarga merupakan media yang baik
untuk perkembangan anak, meningkatkan daya kreatifitas dalam berkarya dan
berproduktivitas serta menciptakan lingkungan yang damai sehingga terbentuk
pertumbuhan yang optimal(Soetjiningsih, 2002).
Fase terpenting dalam perkembangan anak adalah ketika masih bayi dan
anak-anak (Balita) atau yang disebut dengan Periode emas (Golden Period) dalam perkembangan anak hanya terjadi sekali dalam kehidupan manusia
yang dimulai sejak lahir hingga usia enam delapan tahun(Program bina
keluarga dan balita, 2006). Dalam survei tumbuh kembang anak balita dengan
cara multi stage random sampling di sebuah kelurahan di Jakarta Timur pada
tahun 2009, didapatkan status gizi normal 5,2 %, gizi kurang 18,6 %, gizi
lebih 1,37 % dan obesitas 15,7 %, perkembangan yang normal 74,5 % serta
diduga keterlambatan perkembangan 25,5 %. Kejadian ini sangatlah
memprihatinkan bagi kelangsungan generasi bangsa yang perlu mendapatkan
perhatian khusus(Fitriani. Tumbuh kembang
balita(http://elearn.bpplsp-reg5.go.id). 22 Februari 2009).
Anak-anak yang berada pada rentang usia dini yang memperoleh
asupan pendidikan masih sangat minim. Anak usia 0-6 tahun berjumlah 26,09
juta akan tetapi yang terlayani dalam PAUD dijalur pendidikan formal
(TK/RA) baru sekitar 2 juta anak sehingga peran pendidikan luar sekolah
(Rusdiana. Peranan Pendidikan Nonformal dalam Pendidikan Anak Usia
Dini(http://elearn.bpplsp-reg5.go.id). 16 September 2008).
RA AL-Iman yang terletak pada jalan taman siswa yang letaknya
strategis dekat dengan kampus Universitas Negeri Semarang (UNNES) ini
menjadi salah satu tempat pilihan orang tua yang memiliki anak balita untuk
bersekolah, bermain dan belajar. Kebanyakan orang tua yang menyekolahkan
anaknya di RA Al-Iman adalah warga sekitar yang berasal dari berbagai
tingkatan baik tingkatan pendidikan, pengetahuan maupun ekonomi.
Berdasarkan data yang di peroleh dari RA Al-Iman terdapat 68 siswa
yang bersekolah di RA Al-Iman yang terbagi dalam 2 kelas yaitu kelas pagi
dan kelas siang. Sebagian besar siswa di tunggui oleh ibunya. Dari hasil
survay pendahuluan yang dilakukan sekitar 15 ibu menyatakan tidak
mengetahui tentang perkembangan anaknya sesuai dengan tahapan umur anak,
sebagaimana tercantum pada Vineland Social Maturity Scale (VSMS) yaitu pada usia 3-6 tahun anak sudah pandai berbicara, senang bergaul dengan
teman sebaya, belajar sendiri memakai dan membuka baju sendiri. Hal ini
juga dikarenakan faktor usia ibu yang sudah agak tua yang mempunyai anak
lebih dari tiga sehingga ibu tersebut kurang memperhatikan perkembangan
anaknya serta dilihat dari faktor pekerjaan ada ibu yang sibuk dengan
pekerjaannya sehingga kurang memperhatikan perkembangan anaknya oleh
sebabitu ibu kurang begitu mengetahui tahapan perkembangan yang dialami
Untuk itu peneliti ingin mengetahui lebih lanjut mengenai ” Hubungan
tingkat pengetahuan ibu dengan perkembangan sosial balita umur 4-5 tahun di
RA Al-Iman Sekaran Gunungpati Semarang”.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2010. Rancangan ini
menggunakan rancangan cross sectional yaitu rancangan penelitian yang dalam melakukan pengukuran atau pengamatan pada waktu yang sama (sekali waktu)
antara variabel independen (tingkat pengetahuan) dan variabel dependen
(perkembangan sosial balita). Menurut sifat dasar penelitian, penelitian ini
termasuk jenis Survay analitik. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu murid di RA Al Iman Banaran, Gunungpati, Semarang Tahun 2009 yang berumur
4-5 tahun berjumlah 30 anak. Sampel diambil dengan menggunakan sampel jenuh
yaitu semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Analisa Univariat
a. Tingkat Pengetahuan Ibu
Tabel 1 Tingkat Pengetahuan Ibu
Tingkat Pengetahuan
Ibu
Frekuensi (f) Presentase (%)
Baik 14 46,7
Cukup 7 23,3
Jumlah 30 100
Berdasarkan tabel 1 maka dapat diketahui bahwa tingkat
pengetahuan responden tentang perkembangan sosial balita umur
4-5 tahun yaitu responden dalam tingkat pengetahuan baik
sebanyak 14 responden (46,7%) dan responden dengan tingkat
pengetahuan kurang sebanyak 9 responden (30%) dan responden
dengan tingkat pengetahuan cukup sebanyak 7 responden (23,3%).
b. Perkembangan Sosial Balita
Tabel 2 Perkembangan sosial balita
Perkembangan Sosial
balita
Frekuensi (f) Presentase (%)
Rendah 10 33,3
Sedang 9 30,0
Tinggi 11 36,7
Jumlah 30 100,0
Dari tabel 2 tentang perkembangan balita, dapat dilihat
sebagian besar responden dalam tingkat perkembangan sosial
kategori tinggi yaitu 11 anak (36,7%), tingkat perkembangan sosial
kategori rendah yaitu 10 anak (33,3%) dan tingkat perkembangan
sosial kategori sedang yaitu 9 anak (30%).
Tabel 3 Hasil tabulasi silang dan pengujian hubungan tingkat
pengetahuan dengan perkembangan sosial balita umur 4-5 tahun di
RA Al-Iman Sekaran Gunungpati Semarang.
Tingkat
Pengetahuan
Ibu
Perkembangan Sosial Balita
Total
Rendah Sedang Tinggi
f % f % f % f %
Baik
Cukup
Kurang
2 20 3 33.33 9 81.82 14 44.67
1 10 5 55.56 1 9.09 7 23.33
7 70 1 11.11 1 9.09 9 30
Total 10 100 9 100 11 100 30 100
Chi square = 18,509, p value = 0,001
Tabel 3 menyatakan bahwa dari 30 responden terdapat 14
responden (44,67%) mempunyai tingkat pengetahuan yang baik.
Dari 14 responden yang mempunyai tingkat pengetahuan baik
tersebut terdapat 9 balita (81,82%) mempunyai perkembangan
sosial tinggi dan 2 balita (20%) termasuk dalam kategori
perkembangan sosial rendah.
Hasil uji statistik denganChi Square yang digunakan untuk mencari hubungan tingkat pengetahuan ibu dan perkembangan
sosial balita di RA Al-Iman Semarang, diperoleh hasil Chi Square
sebesar 18,509 dengan p value sebesar 0,001. nilai p value lebih kecil dari 0,05 (0,001<0,05), sehingga Ha diterima dan Ho ditolak,
hal ini berarti bahwa “ada hubungan tingkat pengetahuan Ibu
dengan Perkembangan Sosial balita umur 4-5 tahun di RA Al-Iman
Pembahasan
Hasil penelitian ini akan dibahas secara bertahap dari deskriptif sampai
analitik diantaranya :
1. Tingkat Pengetahuan Ibu
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada 30 responden pada ibu
yang memiliki balita umur 4-5 tahun yang bersekolah di RA Al-Iman
Banaran Gunungpati Semarang, menunjukan pengetahuan ibu yang
memiliki pengetahuan baik sebanyak 14 responden (46,7%), ini
menunjukan bahwa tingkat pengetahuan responden tentang tahapan
perkembangan sosial balita termasuk dalam kategori baik, yang meliputi
perkembangan motorik kasar, motorik halus, bahasa maupun
kematangan sosial.
Pengetahuan yang diperoleh ibu tentang perkembangan sosial
balita usia 4-5 tahun dapat diperoleh lewat pendidikan, media masa
maupun dari tenaga kesehatan pernyataan tersebut sesuai dengan
pendapat Notoatmodjo (2003)knowladge atau pengetahuan dipengeruhi oleh beberapa faktor dan salah satu faktor tersebut adalah tingkat
pendidikan serta Soekamto (2002) mengemukakan bahwa pengetahuan
juga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, informasi, budaya,
pengalaman dan sosial budaya. Semakin tinggi tingkat pendidikan
seseorang maka akan lebih mengerti tentang perkembangan balita
khususnya perkembangan sosial balita.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada 30 responden
menunjuknan tingkat perkembangan sosial balita dalam kategori tinggi
dengan proporsi balita yang perkembangan tinggi sebanyak 11 anak
(36,7%) lebih besar dibanding dengan perkembangan balita yang
kategori sedang dan rendah. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar
pada proses perkembangan baik berarti bahwa balita usia 4-5 tahun
tersebut sudah mulai dapat melakukan kegiatan yang biasa dilakukan
seorang balita, misal dapat naik turun tangga tanpa bantuan, memakai
pakaian sendiri, bermain dengan teman sebaya. Anak dengan
perkembangan sosial yang baik dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu
faktor internal dan eksternal. Pada faktor internal dipengaruhi oleh faktor
gen dan hormon. Faktor genetik dapat berasal dari perbedaan ras, etnik
pengaruh keluarga, umur, jenis kelamin dan gizi sedangkan faktor
eksternal dapat berasal dari faktor prenatal, faktor kelahiran dan faktor
post natal (Hurlock, 1999).
3. Hubungan tentang pengetahuan dengan perkembangan sosial balita umur
4-5 tahun di RA Al-Iman Sekaran Gunungpati Semarang.
Dari hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan tingkat
pengetahuan dengan perkembangan sosial balita umur 4-5 tahun di RA
Al-Iman Sekaran Gunungpati Semarang. Di peroleh hasil p value
sebesar 0,001 (p value < 0,05). Karena nilai p value < 0,05 maka Ha diterima , ini berarti bahwa ada hubungan tingkat pengetahuan ibu
Responden yang mempunyai tingkat pengetahuan baik, proporsi
perkembangan balita yang tinggi sebanyak 9 responden (81,82%),
pengetahuan responden yang baik memiliki kecenderungan pada
perkembangan balita umur 4-5 tahun yang tinggi sedangkan pada
pengetahuan ibu yang kurang memiliki kecenderungan balita memiliki
tingkat perkembangan yang rendah.
Ibu dengan tingkat pengetahuan yang baik, tentunya seorang ibu
akan selalu memperhatikan perkembangan anaknya karena telah
mengetahui bagaimana tahapan perkembangan balita. Menurut
Soetjiningsih (2002) bahwa 4 aspek perkembangan balita yaitu
perkembangan sosial, motorik halus, motorik kasar, bahasa. Anak balita
dengan tingkat perkembangan tinggi maka 4 aspek tersebut akan
berjalan dengan baik dan sebaliknya, maka dengan mengetahui
aspek-aspek perkembangan anak khususnya perkembangan sosial pada balita
usia 4-5 tahun tersebut dapat mengetahui apakah perkembangannya baik
atau tidak.
Ibu yang mempunyai tingkat pengetahuan yang baik akan
memberikan stimulasi yang sesuai dengan tingkat perkembangan
anaknya sehingga anak bisa tanggap dan cepat menyerap stimulasi apa
yang diberikan sehingga perkembangan anak bisa optimal. Selain itu
dengan distimulasi dengan cara yang tepat juga dapat memperbanyak
syaraf-syaraf otak sehingga balita bisa mempunyai kecerdasan yang luar
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa seorang
dengan tingkat pengetahuan yang baik akan selalu memperhatikan
perkembangan balita.agar tumbuh dan berkembang dengan baik.
KESIMPULAN
Tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai balita usia 4-5 tahun di
RA Al-Iman Sekaran Gunungpati Semarang sebagian besar memiliki
pengetahuan yang baik yaitu sebanyak 14 responden (46,7%).
Perkembangan balita usia 4-5 tahun di RA Al-Iman Sekaran
Gunungpati Semarang sebagian besar masuk dalam tingkat perkembangan
sosial yang tinggi yaitu sebanyak 11 balita (36,7%).
Ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan
perkembangan balita usia 4-5 tahun di RA Al-Iman Sekaran
Gunungpati Semarang, dengan p value sebesar 0,001.
KEPUSTAKAAN
Administrator.Membentuk Kepribadian Matang Pada Masa Balita. (http://zairahaes.wordpress.com). 02 September 2009.
Andi yudianto.Perkembangan Psikososial Erikson (http://bayoesmartboy .blogspot.com).21 April 2008.
Arikunto, S. 2006. Prosedur penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.
Dariyono Agus. 2007. Perkembangan anak 3 tahun pertama (Psikologi atama).
Bandung: PT. Rafika Aditama.
Depkes RI dan IDAI.2005. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, deteksi,dan intervensi Dini Tumbang Anak Ditingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta : Depkes RI.
Hurlock. 2004. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan sepanjang retang kehidupan.Jakarta: Erlangga.
Indriana,F.Kesehatn Bayi(http://www.healthchildren.com.).20 Desember 2009 Notoatmodjo, S. 2002.Metodologi Penelitian.Jakarta: Rineka Cipta
Notoatmodjo, S.2005. Metodologi Penelitian Kesehatan (Edisi Revisi). Jakarta : Rineka Cipta.
Riyadi Sujono, Sukarmin. 2009. Asuhan keperawatan pada anak. Yogyakarta: Graha Ilmu
Rusdiana.Peranan Pendidikan Nonformal Dalam Pendidikan Anak Usia Dini
(http://elearn.bpplsp-reg5.go.id).16 September 2008
Fitriani. Tumbuh kembang balita (http://elearn.bpplsp-reg5.go.id). 22 Februari 2009).
Sastro Asmoro.2007.Membina Tumbang Bayi Dan Balita. Jakarta : EGC. Soetjiningsih,dr.DSAK.2002.Tumbuh Kembang Anak. . Jakarta : EGC. Sunartyo.2000. Pemantauan Pertumbuhan Balia. Jakarta : EGC.
Syamsul Maarif. 2007.Perkembangan Psikologi Anak Umur 1-3 Tahun. Bandung : PT Remaja Rosdakarya offset-1.
Widyastuti.2002.Panduan Perkembangan Anak. Jakarta : Puspa Swara.
Yusuf, Syamsul.2008.Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : PT Remaja Rosdakarya offset-1.