• Tidak ada hasil yang ditemukan

INOVASI TEKNOLOGI DI DAERAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "INOVASI TEKNOLOGI DI DAERAH"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

MONTHLY REPORT INI BERISI LAPORAN REKAMAN KEGIATAN BULAN SEBELUMNYA DAN PENGUMUMAN/AGENDA KEGIATAN PII BULAN BERJALAN.

MEDIA INI DIPERUNTUKKAN KHUSUS BAGI KALANGAN INTERNAL JAJARAN PENGURUS PUSAT PII BERIKUT DEWAN PENASEHAT, DEWAN INSINYUR, DEWAN PAKAR, MAJELIS KEHORMATAN INSINYUR DAN PENGURUS INTI BADAN KEJURUAN (BK), DAN PENGURUS CABANG. DISIAPKAN OLEH DIREKTUR EKSEKUTIF (DE) Isi Sepenuhnya Menjadi Tanggung-jawab DE . KONTAK:

DIREKTUR EKSEKUTIF, RUDIANTO HANDOJO WAKIL DIREKTUR EKSEKUTIF, HERRY SUGIHARTO SEKRETARIAT:

JL. HALIMUN 39 JAKARTA SELATAN 12980 TELP. 62-21 8352180-81, FAKS. 62-21 83700663 WEBSITES : www.pii.or.id

EMAIL : sekretariatpii@yahoo.co.id info@pii.or.id Binjai dahulu dikenal sebagai salah satu pemasok lada internasional. Sekarang daerah ini menonjol di industri pengolahan bubuk kopi, kerupuk, jagung giling, anyaman mebel bambu dan kayu.

Industri kecil di kota Binjai yang luasnya 90,23 kilometer persegi dengan jumlah penduduk 213.187 jiwa berdampak besar bagi penyerapan tenaga kerja. Terbukti puluhan ribu orang terserap di sektor industri anyaman dan mebel bambu, konfeksi, sepatu, mebel kayu, dan lain-lain.

Namun demikian, pengusaha yang berdiri di belakang usaha ini masih saja belum bisa lepas dari kesulitan.

Daerah lain. Dengan luas wilayah 1.975,86 kilometer persegi, kabupaten Grobogan memiliki luas lahan sawah 62.115 hektar, sedangkan lahan

- hal 2

hal 3

-JUNI 2010 | No. 42 | ENGINEER MONTHLY

INOVASI

TEKNOLOGI

DI DAERAH

- hal 5

- hal 8

- hal 12

- hal 16

ANIMASI MERAH

PUTIH

INFRASTRUKTUR

YANG TERTINGGAL

TIDAK PERLU?

JA-NGAN JADI ANGGOTA

GALERI

Ekspor animasi wayang atau

animasi si cepot pada 2020, mungkinkah?

Ekonomi Indonesia tertinggal akibat lemahnya pembangunan infrastruktur.

Wawancara dengan Ketua Biro Keanggotaan PII

MAU MAJU?

PAKAI TEKNOLOGI

(2)

keringnya seluas 135.470 hektar. Dari luas lahan sawah tersebut, Grobogan merupakan daerah penanaman padi terluas ketiga di Jawa Tengah.

Pada tahun 2008, produksi padi di Kabupaten Grobogan adalah 654.312 ton. Jagung berjumlah 723.749 ton. Dan kedelai mencapai 74.970 ton.

Namun daerah ini memiliki kendala klasik yang menimpa petani, banjir tahunan dan serangan hama.

Beruntung sejak tahun 1990-an untuk menyiasati kegagalan panen akibat banjir tahunan atau serangan hama, petani Grobogan menggiatkan tanaman kapas.

Sehabis panen raya petani memanfaatkan lahan sawahnya menanam kapas. Bermula dari harapan dapat menuai di musim kemarau, petani Grobogan ternyata berhasil mengembangkan tanaman kapas dan menjadi penghasil kapas terbesar di Jawa Tengah.

Pengusaha industri kecil di Binjai yang kesulitan mengembangkan produknya. Banjir tahunan dan serangan hama yang menyerang petani Grobogan. Keduanya hanyalah contoh kecil dari kasus yang selalu berulang di masyarakat.

Contoh lainnya, setiap musim penghujan Bulog selalu menolak gabah karena tidak cukup kering. Kondisi yang berulang setiap tahun. Pertanyaannya adalah memangnya tidak bisa di atasi? Siapa yang bisa meneliti hal ini?

PII melihat hal ini sebagai peluang. Jika selama ini masyarakat tidak secara langsung berhubungan dengan insinyur saat bermasalah dengan teknologi atau teknik, saat ini terbuka peluang untuk berinteraksi secara langsung dengan masyarakat.

PII harus menjalin kerjasama dengan perguruan tinggi di daerah yang mengalami masalah penolakan gabah itu. Menggandeng pemerintah daerah setempat dan industri yang berkepentingan. Kemudian menciptakan mesin pengering misalnya. Sukur dengan biaya murah, 5 juta sudah jadi. Hasilnya kemudian diumumkan dan diperbanyak.

Ada 12 bidang yang diminta menjadin kerjasama untuk menghasilkan output seperti itu. Jika terjadi, maka akan banyak inovasi teknologi dihasilkan. Andai saja

kemudian di Binjai ditemukan teknologi untuk membantu industri-industri kecil disana untuk meningkatkan produksinya, tentu akan memilki dampak ekonomi yang besar. Kondisi saat ini saja sudah menyerap begitu banyak tenaga kerja. Bayangkan saat inovasi ditemukan, tentu penyerapan tenaga kerja juga akan meningkat signifi kan.

Setiap daerah memiliki masalah berbeda. Masalah di Binjai, Grobogan tentunya berbeda dengan Gorontalo. Sekarang tinggal bagaimana PII membangun jaringan kerjasama dengan pemerintah daerah dan industri. Membuat terobosan untuk mendorong masalah-masalah di setiap daerah menjadi keunggulan daerah. Dari tertinggal menjadi pusat pembangunan[]

advert orial

[

SALAM

]

(3)

JUNI 2010 | No. 42 | ENGINEER MONTHLY | 3

[

LAPORAN UTAMA

]

Persatuan Insinyur Indonesia (PII) mendorong pemerintah segera merealisasikan Dewan Inovasi Nasional. Hal itu di sampaikan Said Didu di Rapimnas PII beberapa waktu lalu. Banyak negara yang menawarkan teknologinya ke Indonesia, sayangnya dari teknologi yang ditawarkan itu banyak yang sudah masuk dalam kategori teknologi usang. Dewan Inovasi Nasional inilah yang nantinya bisa menjadi saringan bagi teknologi yang masuk ke Indonesa. “PII siap menjadi bagian dari Dewan Inovasi ini,” katanya.

Menurut Said, sudah ada beberapa pemerintah daerah yang selama ini menjalin kerja sama dengan PII untuk mengkaji teknologi yang digunakan di wilayah tertentu. Mekanisme ini memungkinkan pelaku usaha dari daerah bersangkutan bisa terhindar dari kerugian akibat salah penggunaan teknologi.

Semangat Rapimnas kali ini adalah penumbuhan inovasi teknologi di daerah. PII menyadari selama ini banyak hasil riset teknologi yang belum bisa di terapkan dalam industri ataupun kehidupan masyarakat, terutama di daerah. Pemanfaatan teknologi tepat guna untuk daerah diyakini akan mampu memberi nilai tambah dalam pembangunan.

Menurut Said Didu selama ini pemerintah hanya berfokus membangun wilayah tertinggal. “Kalau kami (PII) sebaliknya, jadikan daerah-daerah itu sebagai pusat kebangkitan pembangunan. Pemanfaatkan teknologi atas keunggulan daerah adalah kata kuncinya,” ujarnya.

Selanjutnya PII akan mulai melakukan identifi kasi terhadap potensi keunggulan setiap daerah, lembaga-lembaga riset, dan perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Darinya akan diupayakan kerjasama

antara pemerintah daerah, industri serta lembaga riset/perguruan tinggi. Kerjasama ini harus melibatkan industri untuk menjamin keberlanjutannya terutama dari sisi pendanaan. Hasil dari kerjasama nantinya berupa teknologi terapan yang dapat disebarluaskan untuk masyarakat luas.

Mengawali kerjasama, dalam Rapimnas yang dibuka Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik ini, PII meneken kerja sama dengan Telkom dan Ototec GmBH. Telkom mengembangkan konten multimedia budaya. Ototec GmBH dalam hal pengembangan aplikasi umum standar penerapan pemrosesan mineral dan logam.

Jero Wacik membuka pintu untuk menindaklanjuti kerjasama PII, Telkom dan Ototec GmBH ini. “Segera atur waktu pertemuan dengan saya,” tandasnya.

Rapimnas berlangsung di Hotel Borobudur. Peserta yang hadir selain dari PII daerah, tidak ketinggalan wakil-wakil persatuan insinyur dunia seperti AFEO, FEIAP, AAET. Dalam kesempatan ini Persatuan Insinyur Indonesia (PII) memberi penghargaan pada tiga insinyur Indonesia. Penghargaan diberikan untuk pencapaian mengagumkan penerapan etika dan tata laku profesi kesinsinyuran. Ketiganya dinilai telah berkarya terus-menerus di bidangnya dengan penuh integritas. Penghargaan tersebut diberikan pada Ir Iman Taufi k untuk karya-karya di industri lepas laut (off shore), Ir Tjetje Sjamsu untuk karya-karya di industri pertahanan, dan Ir Triharyo Soesilo MChE untuk karya-karya di industri migas dan petrokimia.

Kegiatan Rapimnas sekaligus merupakan rangkaian dari agenda kegiatan internasional keinsinyuran. Dimana Indonesia menjadi tuan rumah bagi 3 pertemuan sekaligus. AFEO Midterm Meeting, FEIAP Exco Meeting, dan AAET Council Meeting. Penyatuan acara-acara tersebut selain dimaksudkan karena faktor efi siensi, juga untuk memberikan titik temu pada rekan-rekan insinyur dari seluruh daerah dengan mitra PII se ASEAN dan Asia Pasifi k. [em]

MAU MAJU?

Pakai Teknologi

(4)

[

LAPORAN UTAMA

]

Persatuan Insinyur Indonesia (PII)

menandatangani nota kesepahaman dalam pengembangan aplikasi umum standar penerapan teknologi pemrosesan mineral dan logam di Indonesia.

Kerjasama ini merupakan langkah antisipasi menyusul telah diberlakukannya kewajiban perusahaan tambang untuk melakuan pengolahan dan pemurnian mineral sesuai dengan ketentuan UU Minerba No.4/2009. Penandatangan yang dilakukan di sela-sela RAPIMNAS PII 2010 ini diwakili oleh Alwinsyah Loebis selaku ketua bidang

pertambangan dan sumberdaya mineral PII dan Tony Parthasarathy, Senior Director- Turnkey Project South East Asia and Pacific (EAP) Outotec dengan disaksikan oleh Ketua Umum PII Said Didu dan Penasehat PII yang juga Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Jero Wacik.

”Kerjasama ini mengarah kepada bagaimana proses yg baik untuk produk pertambangan khususnya mineral dan logam bagi bangsa ini” ujar Alwinsyah Loebis di Hotel Borobudur, Jakarta 14 Juni 2010. Menurut alwin, hasil akhir studi ini akan

disampaikan kepada pemerintah sebagai bahan penyusunan kebijakan nilai tambah mineral serta sebagai referensi bagi indutri pertambangan mineral logam di Indonesia dalam melakukan investasi.

Adapun Tim studi akan dibentuk dari unsur PII pusat dan Badan Kejuruan Tambang PII, Outotec, Pemerintah ,universitas serta tenaga ahli metalurgi di Indonesia, pungkas Alwin yang juga menjabat sebagai Direktur Utama Aneka Tambang ini. [Taufieq]

(5)

JUNI 2010 | No. 42 | ENGINEER MONTHLY | 5

Kita tentu ingat nama-nama artis se-perti Mulan Djamila, Agnes Monica, atau Maia Estyanti dan pasangan duetnya. Mereka kerap berdandan ‘aneh’ misalnya mengenakan rok mini dipadukan de-ngan celana ketat sedengkul, stocking bolong-bolong ditambah rambut dicat warna-warni. Di Jakarta banyak juga anak muda yang berdandan seperti itu. Gaya ini dikenal dengan nama Harajuku. Salah satu produk budaya yang sukses diimpor Jepang ke berbagai negara.

Tren bergaya Sailormoon, Kenshin, De-tektif Conan, dan karakter kartun Jepang lainnya tersebut hadir bersamaan de-ngan masuknya komik-komik dan fi lm-fi lm animasi negeri matahari terbit ke Indonesia dan negara-negara lainnya. Komik-komik Jepang (manga) dan fi lm-fi lm animasi Jepang (anime) terbukti memiliki pasar konsumen yang sangat besar, tidak hanya di negerinya sendiri. Pada tahun 2002 saja, estimasi nilai tran-saksi produk-produk anime di Amerika Serikat mencapai 4.3 miliar US dolar, nilai yang bahkan empat kali lebih besar dari nilai ekspor baja Jepang ke negeri Paman Sam.

Menurut Denny A. Djoenaid, Ketua Aso-siasi Industri Animasi dan Konten Indo-nesia (AINAKI), kekuatan Jepang dalam hal animasi terletak pada unsur kebu-dayaannya. Para animator negara sakura tersebut selalu menampilkan tradisi ke-budayaan mereka yang memang ber-beda dengan negara Asia lainnya. Denny mencontohkan gaya dandan dan berpa-kaian anak muda Jepang yang banyak ditiru oleh para remaja di Indonesia.

INDONESIA

Di Indonesia sendiri, tren animasi lokal sudah mulai terlihat. Ada paling tidak tiga judul fi lm animasi buatan anak ne-geri yang sempat tayang di bioskop, yaitu Janus Prajurit Terakhir, Homeland dan Meraih Mimpi. Sedangkan untuk se-rial televisi lokal dan nasional, ada Kaba-yan Liplap, Aku Tahu, Zedi, Kumbang Ci-lik serta Petualangan Tupi dan Pingping. Ada pula fi lm animasi pendek tentang superhero asal Tasikmalaya, Hebring. Namun menurut Denny, karya-karya ani-masi lokal ini ani-masih terganjal pada dua hal, minimnya tayangan di televisi dan

Sumber Daya Manusia (SDM) itu sendiri.

“Kesempatan untuk memperlihatkan hasil animasi lokal di televisi masih kalah dengan penayangan kartun-kartun dari luar negeri karena daya beli mereka lebih murah (membeli lisesi produk jadinya saja-red). Sedangkan produksi animasi lokal ‘kan proses pra produksi sampai pasca produksi dikerjakan sendiri, jadi biaya hak siarnya pun lebih mahal,” jelas pria berkacamata ini.

Animasi di tanah air memang masih jauh dibandingkan industri anime. Namun melihat potensi yang kita miliki, sangat mungkin animasi lokal berjaya. Ragam kebudayaan Indonesia jelas jauh lebih banyak, setiap daerah punya pahlawan, legenda, dan budaya masing-masing. Selain Jepang, China dan Korea menge-mbangkan animasi dengan modal kebu-dayaannya, sangat tepat jika kebudayaan kita pun menjadi modal utama.

Studio Kasat Mata, Red Rocket Animation, dan Bajing Loncat Studio adalah contoh perusahaan-perusahaan animasi asli dalam negeri. Dan tentu masih banyak lagi studio-studio animasi yang berkuali-tas. Soal kualitas tidak perlu diragukan, beberapa studio animasi lokal secara rutin mengerjakan orderan animasi dari perusahaan-perusahaan animasi dunia sekelas Walt Disney. Ini modal berikut-nya.

Modal lain adalah tumbuh dan berkem-bangnya berbagai media untuk etalase

produk-produk animasi. Selain televisi nasional, kini setiap daerah punya tv-tv lokal. Jangan lupakan juga telepon se-luler (ponsel), beragam animasi dapat ditampilkan di sini baik berupa klip fi lm, games, atau pelajaran interaktif. 100 juta pengguna ponsel yang diprediksikan ada di Indonesia pada tahun 2010, tentu sebuah pasar luar biasa.

Dengan modal-modal tersebut, yang perlu dilakukan adalah sebuah program bersama yang visioner dan konsisten. Ketika China mulai mengembangkan in-dustri animasi secara serius pada tahun 2000, lebih dari 100 kampus membuka program pendidikan animasi. Bahkan sejak September 2006, pemerintahnya melarang penayangan animasi impor pada prime time, sebagai upaya melin-dungi animator lokal.

Seandainya kita berani pasang target untuk mengekspor animasi wayang atau animasi si cepot pada 2020, maka ban-yak upaya yang harus dilakukan bersama mulai sekarang. Penyediaan perangkat lunak dengan harga terjangkau, televisi dan operator seluler membuka pintu sebesar-besarnya untuk animator lokal. Para animator secara kreatif mengangkat budaya menjadi animasi yang menarik dengan berbagai upaya. Dengannya bu-daya Indonesia akan menjadi identitas dalam negeri, syukur bisa berdampak global. Lainnya, animasi memang tidak nyata tetapi keuntungan yang dihasilkan sangat nyata. [em]

ANIMASI

MERAH

PUTIH

(6)

[

LAPORAN UTAMA

]

kerjasama

PII dan PT Telkom saat menandatangani kerjasama untuk

pengembangan konten multimedia Budaya

CREATIVE CENTER PERTAMA

DI INDONESIA

Belum lama, sebuah Creative Center yang terletak di Lantai 2 Mall of Indonesia dibuka oleh Dirut Telkom, Rinaldi Firmansyah. Creative Center pertama di Indonesia yang diberi nama Digital Lounge (DI.LO) ini; merupakan Creative Center yang menyediakan akses digital terpadu dengan gadget store, library dan entertainment (music, games, video, fi lm, animasi). Dimana secara fi sik, layanan yang tersedia mulai dari Big Screen sebagai sarana pembelajaran (seminar atau workshop) serta dilengkapi sarana meeting point, hiburan dan cafe."

Creative Center DI.LO dilengkapi fasilitas yang nyaman dan berkelas seperti 190 PC/console station, 13 private room, 3 VIP room, 2 function room, serta lounge dengan big screen 3 projector, library, dan sebuah gadget store. Termasuk pembelajaran yang berkaitan industri kreatif animasi dengan membuka kelas pembelajaran berupa 3D animation, Java programmer, Mobile programmer, professional illustrator, design for kids, comic animation for kids, professional comic artist, Manga class. []

WIKIBUDAYA

Bidang Infokom pii berencana membuat Wikibudaya. Seperti wikipedia yang kita kenal, wikibudaya diharapkan menjadi platform bagi keanekaragaman seni budaya Indonesia. Informasi di dalamnya berupa data multimedia yang kaya dan lengkap tentang seni budaya yang ada di Indonesia.

Kegiatan ini dirancang untuk melestarikan budaya kita. Sekaligus juga diharapkan menjadi lokomotif bagi keberadaan PII khususnya di bidang ICT secara real di masyarakat. Caranya dengan mengikutsertakan partisipasi masyarakat secara luas sebagai stakeholder budaya Indonesia.

Adapun lingkup kegiatannya sendiri dimulai dari mengarsipkan dan menjadikannya sebagai database seni dan budaya yang mudah diakses. Melibatkan masyarakat secara langsung untuk mengisi, mengedit , sampai mempromosikannya.

(7)

JUNI 2010 | No. 42 | ENGINEER MONTHLY | 7

Sejatinya ada dua pendekatan pembangunan infrastruktur: memenuhi kebutuhan dasar rakyat dan mengejar pertumbuhan ekonomi.

Pendekatan pertama sejalan dengan hak-hak positif yang wajib dilakukan negara. Memiliki tempat tinggal, mengakses air bersih dan sanitasi, bepergian dengan aman, mendapat aliran listrik, berkomunikasi dan mendapat informasi adalah hak dasar manusia modern. Dengan infrastruktur, rakyat selanjutnya dapat berwirausaha secara berdaya saing melalui usaha kecil dan menengah hingga industri besar dan BUMN, untuk ikut mendorong pertumbuhan ekonomi. Pendekatan kedua lebih menonjol di Indonesia. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010-2014 menyebutkan, untuk mendukung pertumbuhan ekonomi 7 persen di tahun 2014 diperlukan investasi infrastruktur 5 persen GDP atau setara dengan Rp 2.000 triliun dalam 5 tahun. Hal ini berarti infrastruktur hanya ditempatkan sebagai turunan kedua dari ekonomi.

Akibatnya, infrastruktur selalu dalam posisi untuk mengatasi kemacetan pertumbuhan ekonomi (debottlenecking). Pendekatan ini membuat infrastruktur selalu tertinggal dan menjadi constraint pertumbuhan. Posisi sebagai fi re fi ghter

membuat pembangunan infrastruktur menjadi parsial, tidak terkoordinasi, dan tanpa strategi jangka panjang.

Fasilitas infrastruktur baru dibangun karena jalan macet, pelabuhan atau bandara melampaui kapasitas, listrik mati, krisis air bersih, dan seterusnya. Sebuah praktik pembangunan infrastruktur yang kuratif, semata mengejar ketertinggalan.

Untuk menumbuhkan perekonomian seharusnya infrastruktur dibangun sebagai bagian integral dari ekonomi. Perencanaan infrastruktur harus menjadi bagian integral perencanaan ekonomi. Infrastruktur berfungsi sebagai generator ekonomi baru ataupun mengarahkan pertumbuhan ekonomi sesuai dengan strategi pembangunan nasional.

China adalah contoh terkini, infrastruktur dibangun hingga pelosok yang menurut ukuran kita "belum" perlu infrastruktur. Perencanaan infrastruktur yang berpadu dengan strategi industri membuat produk China begitu murah. Beberapa kluster industri ditempatkan berjejer tepat di sisi pelabuhan sehingga biaya transportasi yang sudah murah masih di-share lagi oleh beberapa kluster industri tadi.

Di Sumatera dan Kalimantan, pembangunan jalan mestinya dilakukan dalam kesatuan dengan strategi industri perkebunan dan pertambangan. Nyatanya, jaringan yang ada tidak sinkron dan kapasitasnya tidak memadai. Sejumlah jalan setempat bahkan dilarang dilalui truk pengangkut hasil kebun dan tambang, tanpa disediakan jalan alternatif. Swasta terpaksa berkreasi sendiri membangun jalan dan pelabuhan kecil. Tak heran bila industri pengolahan SDA tidak tumbuh. Pemerintah harusnya sudah membangun jalan dan pelabuhan sebagai bagian dari grand scenario pembangunan industri pertambangan dan perkebunan jangka panjang.

Kelistrikan nasional memperlihatkan gejala yang sama. Kapasitas daya terpasang saat ini sekitar 30.000 megawatt, diperkirakan kebutuhan kapasitas terpasang tahun 2014 sekitar 56.000 MW. Bila semua berjalan lancar, proyek

pembangkit 10.000 MW tahap 1 dan tahap 2 hanya nyaris mampu mengejar ketertinggalan hingga 2014. Faktanya, kemampuan pemerintah hanya 18 persen dari total kebutuhan dana, sementara tingkat kesuksesan proyek IPP swasta generasi II (2005-2009) hanya 14 persen.

Kita selayaknya harus sudah mempunyai proyek pembangkit hingga tahun 2025 sehingga terdapat jaminan pasokan listrik jangka panjang. Hanya dengan ini, industri dan investasi yang memiliki life time 15-20 tahun dapat tumbuh karena direncanakan bersama infrastrukturnya.

Kini, jaringan infrastruktur domestik merupakan bagian dari jaringan infrastruktur global, karenanya kompatibilitas jaringan domestik dengan standar jaringan global menjadi syarat mutlak. Ketiadaan atau tidak kompatibelnya infrastruktur berakibat teralienasinya kita dari persaingan dunia, bahkan nantinya dari peradaban dan pergaulan dunia.

Nihilnya tujuan bernegara

Kasus paling mutakhir adalah implementasi ACFTA Januari tahun ini. Lima tahun sejak ditandatangani, kita baru ribut soal pembangunan infrastruktur untuk mengatasi rendahnya daya saing sektor manufaktur. Apa yang kita harapkan dengan pembangunan infrastruktur industri manufaktur lima tahun ke depan? Apakah kita tiba-tiba akan mampu bersaing dengan China?

Bayangkan apa yang mampu dihasilkan China (raksasa pengekspor nomor satu dunia senilai 1,2 triliun dollar AS, pemilik cadangan devisa terbesar dunia 2,4 triliun dollar AS, sekaligus pelaku unfair trading sedunia) dalam lima tahun ke depan untuk memenangi industri manufakturnya. Sejauh apa penetrasi produk China di Indonesia bila saat ini saja sudah mencapai 50 persen.

Semua ini hanya menunjukkan kita telah kehilangan satu hal, yaitu tujuan bernegara. Thailand ingin jadi dapur dunia, Singapura ingin jadi negara kota dunia. Sejak era Zhou Enlai tahun 1975, China merencanakan empat modernisasi jangka panjang yang dilaksanakan secara persisten, terukur, dan diestafetkan antar kepemimpinan dengan satu tujuan: menjadikan China sebuah kekuatan besar ekonomi dunia abad ke-21. Tujuan negara kita telah direduksi jadi angka semata. Apa sesungguhnya yang mau kita capai dengan pembangunan infrastruktur beranggaran Rp 2.000 triliun? Siapa sih yang peduli dengan angka pertumbuhan 7 persen. Pembangunan infrastruktur gaya "tiba saat tiba akal ala Indonesia" ini tidak memungkinkan kita dapat bertahan da-lam liberalisasi kompetisi global. Dada-lam kompetisi global siapa yang menjadi trend setter dialah yang memimpin persaingan, siapa yang menjadi pengikut dia ada di belakang. Pengikut tanpa peralatan bertanding yang memadai, dia tentu terseok-seok di urutan belakang. Tidak ada pilihan, terobosan dan loncatan pembangunan infrastruktur harus dirancang dan direalisasikan dengan sangat serius untuk tujuan yang jauh lebih bermakna. Pendekatan mengejar-ngejar ketertinggalan tidak saja melelahkan, melainkan juga mengkalahkan.

Heru Dewanto Sekretaris Jenderal Persatuan Insinyur Indonesia (PII); Founding Fellow ASEAN Academy of Engineering and Technology (AAET), [Kompas, 10/05/10]

(8)

I

INFRAS

NFRASTRUKTUR

TRUKTUR

YANG TERTINGGAL

YANG TERTINGGAL

(9)

JUNI 2010 | No. 42 | ENGINEER MONTHLY | 9

Semakin kurangnya pengeluaran terhadap infrastruktur membuat dengan sendirinya cakupan dan mutu pelayanan infrastruktur menjadi rendah. Contohnya, dalam hal jalan, jalan raya masih sangat terbatas yang hanya 1,7 km per 1000 penduduk, dan hampir 50% dalam kondisi buruk karena sangat kurangnya pemeliharaan yang baik, terutama di jaringan jalan kabupaten. Hal ini menambah kemacetan lalu lintas setiap tahun, sementara kapasitas jalan yang ditambahkan sedikit. Pengeluaran pemerintah di subsektor ini terus menurun, dari 22% tahun 1993 ke 11% dari anggaran pemerintah tahun 2000. Jika hal ini terus berlangsung, tidak mustahil kondisi jalan raya yang buruk atau kurangnya sarana jalan raya bisa menjadi penghambat serius pertumbuhan investasi.

Di Asia Timur, peringkat ketersediaan dan kualitas infrastruktur fi sik Indonesia jauh tertinggal. Begitu juga dari negara Asia Tenggara seperti Thailand, Filipina, dan Malaysia, kita kalah di semua indikator. Bahkan lebih rendah dibandingkan Vietnam. Untuk indeks total, kita sedikit lebih baik dalam hal pelabuhan udara, jalan kereta api, dan listrik, namun kalah dalam hal jalan, pelabuhan, dan telepon (ADB. 2007).

Dalam hal daya saing versi MD World Competitiveness Yearbook 2009, meski indeks total Indonesia naik hampir di seluruh indikator (performa ekonomi, efi siensi pemerintahan, dan efi siensi bisnis), dalam hal infrastruktur justru menurun dalam 5 tahun terakhir.Itu wajar, mengingat proporsi alokasi dana untuk infrastruktur terhadap PDB hanya sekitar 4% dibandingkan dengan China, Thailand, dan Vietnam yang di atas 7%.

Meski demikian, alokasi APBN untuk infrastruktur terus naik. Pada 2009 alokasi anggaran dua kali lipat dibandingkan dengan 2005 dengan total anggaran Rp 321,8 triliun pada 2005-2009 (Kemenko Perekonomian, 2009). Alokasi anggaran infrastruktur dari pusat ke daerah melalui instrumen dana alokasi khusus juga melonjak, misalnya untuk jalan, irigasi, dan air minum dari semula sedikit di atas Rp 1 triliun pada 2004 menjadi hampir Rp7 triliun pada 2008, meski turun jadi Rp 6 triliun pada 2009 (Kemenkeu, 2009).

Dari sisi alokasi anggaran, memang sudah ada peningkatan anggaran, tetapi itu masih kurang, sebagaimana ilustrasi

dengan mengambil basis hitungan atas 300.000 km jaringan jalan dengan 40% di antaranya rusak berat dan ringan, diperlukan anggaran 1,5-17 kali lipat dari anggaran saat ini (Danang Parikesit, 2009).

Di sisi lain, masalah infrastruktur bukan hanya soal anggaran. Persoalannya langsung terkait dengan tata ruang wilayah, pertanahan, pembiayaan, dan tata kelola pemerintahan. Dimensinya pun tak hanya dalam ranah pemerintahan, tetapi juga mengait persoalan sosial kemasyarakatan.

Konteks pentingnya infrastruktur untuk peningkatan aktivitas ekonomi juga merupakan perhatian daerah. Besarnya alokasi anggaran di atas mencerminkan hal itu. Di daerah peran infrastruktur juga dipahami sebagai mandat penyediaan pelayanan dasar, yang erat terkait dengan peningkatan akses anak terhadap pendidikan, peningkatan kesehatan ibu, dan penurunan angka kematian (Shakoor et al 2007 dalam Danang Parikesit 2009).

Namun, pengaruh infrastruktur berbeda di setiap wilayah. Karenanyalah sudah menjadi tugas pemda dan pemerintah pusat untuk menentukan intervensi pembangunan jenis infrastruktur yang paling tepat untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang secara

spesifi k berbeda setiap daerah. Itu

tak sederhana, mengingat luasnya Indonesia, dana terbatas, otonomi daerah dengan kewenangan luas untuk

menentukan arah pembangunan daerah masing-masing-yang mungkin berbeda dengan prioritas nasional-, serta berbagai tantangan efektivitas dan efi siensi pemerintahan berikut peluang penyalahgunaan kekuasaan yang menyertainya.

Pilihan Kota Solo fokus memperbaiki dan mempercantik jalan-disertai pembenahan pasar tradisional dan objek seni budaya-untuk menjadikan daerahnya sebagai tujuan wisata seni-budaya dan meeting-incentive-conference-exhibition (MICE) tentu punya tujuan dan implikasi berbeda dengan fokus daerah tetangga dekatnya Sragen dalam membenahi infrastruktur perdesaan dan information and communication technology.

Di tingkat nasional, meski Kementerian PU mengelola anggaran terbesar untuk infrastruktur, penentuan prioritas harus berdasar kepentingan nasional yang melibatkan kementerian lembaga terkait (Bappenas, Kemenhut, Kementerian ESDM, Kemendagri, dll.), dan pemda. Mekanisme musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) dan infstructure summit mestinya mampu menghasilkan sinergi pembangunan sektoral dan kewilayahan. Di sisi lain, pemda mestinya meningkatkan kapasitasnya dalam menentukan fokus pembangunan infrastruktur daerahnya, berikut ragam bentuk dan kualitas implementasinya. [em]

(10)

[

PENGURUS PII

]

Jakarta macet. Kuala Lumpur juga macet dan perlu polisi untuk mengurai kema-cetan. Bedanya Malaysia punya light rail transit (LRT). Sebuah transportasi mas-sal seperti KRL yang kita miliki. Di setiap emplasement stasiun puluhan bahkan ratusan orang juga berbaur menunggu kereta. Pemandangan sama bisa kita lihat di stasiun-stasiun kereta sepanjang Jabo-detabek. Bedanya lagi, LRT lebih canggih. Melaju tanpa masinis, seperti kereta antar terminal di Bandara Changi, Singapura, atau Bandara Barajas di Madrid, Spanyol.

Di Indonesia manajemen PT Kereta Api (PT KA) menghentikan pengoperasian KA Parahyangan tujuan Jakarta-Bandung dan Bogor-Sukabumi. Hal yang dinilai sebagian besar pengamat sebagai bukti buruknya aspek pemeliharaan infrastruk-tur jaringan rel kereta api.

Dato’ Ismail bin Md Salleh, Direktur Jen-deral Lembaga Lebuhraya Malaysia me-ngatakan, "Karena sering macet, kami setuju transportasi di Kuala Lumpur tak mungkin lagi tol, tetapi transportasi mas-sal seperti LRT. Jalan tol lebih untuk lintas

antarnegara bagian."

Pengalaman Seoul (Korea Selatan) dan Boston (Amerika Serikat) melahirkan hipotesis yang serupa ”hancurkan jalan tol dan bangun lebih banyak transpor-tasi massal di sebuah perkotaan”. Seperti Kuala Lumpur, dua kota itu melihat tol tak mampu mengurai kemacetan.

Sementara itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta semakin getol menuntaskan enam ruas tol dalam kota, yakni Kema-yoran- Kampung Melayu (9,646 km), Duri Pulo-Tomang-Kampung Melayu (11,38 km), Rawa Buaya-Sunter (22,8 km), Sunt-er-Pulo Gebang (10,8 km), Pasar Minggu-Casablanca (9,55 km), dan Ulujami-Tanah Abang (8,26 km).

Mengapa? Sekretaris Jenderal MTI Da-nang Parikesit mengatakan, ”Tak ada kebijakan koheren, tidak ada prioritisasi. Bangun transportasi massal iya, bangun jalan juga iya.”

Pakar lingkungan Fakultas Teknik Univer-sitas Indonesia, Dr Firdaus Ali, Msc, pada Desember 2009 mengatakan, kemacetan

di seluruh pelosok Jakarta mengakibatkan kerugian seluruh warga mencapai Rp 28,1 triliun per tahun. Dari total kerugian itu, kerugian akibat bahan bakar minyak yang terbuang percuma mencapai Rp 10,7 triliun, waktu produktif yang hilang Rp 9,7 triliun, kerugian pemilik angkutan umum Rp 1,9 triliun, dan kerugian ke-sehatan Rp 5,8 triliun.

Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) memprediksi, kemacetan total tidak ha-nya di Jakarta. Namun, juga Ban dung, Surabaya, Makassar, Medan, dan Se-marang satu per satu macet total ta-hun 2015-2025. Dan, menurut Danang kemacetan total di sejumlah kota besar mengancam perekonomian dengan po-tensi kerugian yang tidak sedikit. Band-ung pernah merugi Rp 4,91 triliun akibat macet.

Jadi, kota macam apa yang ingin kita miliki? Kota dengan transpor-tasi massal yang mumpuni sehingga kota-kota menjadi ”ramah”, atau kon-sep ”usang” yang memprioritaskan pembangunan tol dalam kota? [em]

Hancurkan Jalan Tol

Perancang Metro atau subway Washington DC, Warren Quenstedt, pada tahun 1960 mulai membangun jaringan transportasi dengan pertanyaan, ”Kota macam apa yang ingin kita miliki?”

(11)

JUNI 2010 | No. 42 | ENGINEER MONTHLY | 11

Paradigma pertumbuhan ekonomi bergeser. Pertumbuhan yang mengan-dalkan keunggulan alam dan tenaga kerja sebagai basisnya berubah dengan menitikberatkan kepada teknologi. Kini, tinggal menunggu waktu saja saat per-tumbuhan ekonomi harus mendasarkan diri pada innovation driven economy.

Melihat dari keunggulan faktor (factor driven), pertambangan memiliki jumlah sumberdaya dan cadangan mineral yang besar. Lihat tabel.

Rasio cadangan terhadap sumberdaya menunjukkan sumberdaya yang berhasil dieksplorasi masih di bawah 50%. Hanya pada mineral tertentu yang di atas 50%. Kondisi ini memerlukan peningkatan inovasi.

Kalau tinjauannya adalah produksi, se-pertinya kita akan cenderung menga-takan bahwa teknologi tidak bermasalah. Namun untuk jangka panjang inovasi teknologi untuk penambangan bawah tanah, deep sea mining serta perlunya penerapan teknologi pertambangan un-tuk proyek medium pertambangan yang cadangannya relatif kecil.

Tinjauan dari sudut pengolahan dapat dilihat kekosongan mata rantai industri logam di Indonesia. Kevakuman industri yang ada harus segera diisi dengan ino-vasi teknologi pengolahan dan pemur-nian. Karenanya BK Tambang PII bermak-sud untuk:

Melakukan kajian ketersediaan sumber-daya dan cadangan mineral Indonesia. Melihat unjuk kerja ekploitasi nyaserta upaya upaya inovasi teknologi di pasar global yang dapat diadopsi.

Melakukan kajian kemungkinan pen-erapan teknologi eksploitasi tambang

bawah tanah, deep sea mining dan ke-mungkinan penerapan inovasi teknologi yang tersedia di pasar global.

Melakukan kajian peningkatan nilai tam-bah mineral baik melalui upaya mineral processing, peleburan, pemurnian untuk m e n i n g k a t k a n output produksi hilir, serta mengisi kekosongan yang

pada bencmark

internasional ter-utama dalam efi siensi, produktifi tas, kon-servasi energi, emisi dan polusi.

Melakukan kajian atas potensi pertum-buhan ekonomi dalam kaitannya dengan upaya perbaikan industri dengan ino-vasi teknologi termasuk dalam kebijakan yang harus diberikan pemerintah [em]

[

BK TAMBANG

]

Tambang dan SDM Mineral

Penghargaan Konstruksi

Produk konstruksi bermutu dan berkualitas tentunya memberi manfaat bagi masyarakat luas, memiliki nilai tambah dan menjadi model pembangunan konstruksi, sebuah kondisi yang tentunya patut untuk diberikan apresiasi.

Kementerian Pekerjaan Umum, dalam rangka Hari Konstruksi Indonesia, mengundang insinyur-insinyur Indonesia mengirimkan karya terbaik mereka, baik perorangan, kelompok dan badan usaha. Karya konstruksi yang dinilai adalah produk konstruksi yang memiliki unsur-unsur seperti: (1) metode konstruksi yang digunakan, (2) penemuan teknis yang memiliki manfaat khusus dan sudah diterapkan dalam produk konstruksi yang di ajukan, (3) karya rancang bangun yang kreatif dan inovatif dan (4) teknologi tepat guna.

Adapun ketentuan penilaian akan menitikberatkan pada (a) keaslian karya,

(b) inovasi, (c) inspiratif, (d) keunggulannya, (e) dampak positifnya, (f ) landasan teori yang relevan dan rasional, (g) memilki kebenaran secara teknis dan ilmu pengetahuan, (h) sudah diterapkan di lapangan dan teruji, (i) ramah lingkungan, dan (j) memenuhi aspek K3 konstruksi.

Beberapa peraih penghargaan ini sebelumnya adalah PT Wijaya Karya dengan Metode Shoring pada tanah Lunak

yang mampu mempercepat pelaksanaan pekerjaan. Efi siensi waktu pengerjaan pier head menjadi 4 hari lebih cepat. Memanfaatkan pilecap sebagai tumpuan perancah untuk pengecoran pier head sambil mengatasi masalah tanah lembek (bekas sampah) dan kemacetan.

Selain itu ada juga Ratna Hidayat yang mengolah air selokan (grey water) untuk membangun ecotech garden, dan lain-lain dengan karya berbeda.

(12)

[ WAWANCARA ]

TIDAK PERLU?

JANGAN JADI ANGGOTA!

Beberapa waktu lalu EM mewawancarai Ketua Biro Keanggotaan, Istanto Oerip, berikut kutipannya,

PII tidak seperti kebanyakan organisasi yang member minded,

PII chairman minded. Artinya lembaga ini tidak mengandalkan

iuran anggota untuk membiayai kegiatannya, namun lebih kepada

kemampuan pengelolanya untuk menghimpun dana. Sehingga

sertifi kasi buat PII bukan merupakan income. PII lebih banyak memfasilitasi anggotanya.

Apa saja target Biro Keanggotaan?

Meningkatkan jumlah anggota menjadi 20.000 orang. Meningkatkan anggota yang membayar iuran. Selama ini, banyak anggota yang membayar hanya pada saat perpanjangan SKA setelah itu menghilang. Sekarang setiap cabang minimal memiliki 25 orang anggota yang semuanya harus bayar. Kalau mereka tidak bayar mau bikin (kegiatan-red) apa?

Kalau ada pertanyaan, apa yang saya dapat dengan

membayar iuran ini?

Pertanyaannya jangan dibalik. Itu yang menyusahkan orang. Anda perlu PII tidak? Kalau tidak ya jangan masuk. Kalau anda masuk berarti memang merasa perlu PII. Di luar negeri juga tidak ada yang bertanya seperti itu. Mereka sadar kalau masuk ke asosiasi ya berarti butuh asosiasi itu.

Target lainnya?

Pembenahan sistem manajemen keanggotaan. PII harus memberikan pelayanan yang terbaik untuk anggotanya. Kalau kita memiliki data keanggotaan yang benar dan terhubung hal itu akan lebih cepat dan baik. Kelemahan saat ini, data dari masing-masing biro terpisah. Tetapi sekarang sedang dibuat sistem

databasenya.

Bagaimana biayanya?

Sebenarnya tidak terlalu besar seperti yang di bayangkan.

Dan paling tidak sampai saat ini, PII masih sanggup untuk menghimpun dana. Malahan tidak hanya data keanggotaan, sistem sertifi kasi keinsinyuran juga akan dibenahi. Tidak sekedar menyediakan formulir, namun sekaligus bisa diakses sampai nantinya dinilai dengan cepat.

Banyak anggota yang tidak aktif, apa karena tidak ada program

menarik?

Mungkin juga. Kita saat ini sedang mengupayakan

menyusun proposal, membuat presentasi dll. Banyak dari kita-kita yang senior ini merasa yang kaya gitu kan otomatis langsung bisa. Ternyata tidak. Ada yang tahu dan bisa, tetapi banyak juga yang tidak tahu dan tidak bisa.

Apakah efektif?

Begini. Ambil contoh PII cabang Semarang. Pengurusnya aktif mengadakan kegiatan. Hasilnya anggotanya juga bertambah cukup signifi kan. Jadi wajar saja kalau mereka ditetapkan sebagai pengurus terbaik.

Ada lagi yang membuat PII Semarang menjadi yang terbaik?

Ada. Selain jumlah kegiatan yang bervariasi, pengurus PII cabang Semarang bahkan mengadakan upacara untuk pengambilan SKA. Menyanyikan lagu Indonesia Raya, pembacaan kode etik Insinyur dan intinya itu adalah acara yang didesain khusus ketika ada anggota yang mengambil SKA. Tidak seperti KTP yang istilahnya bayar lalu pergi. Mereka mencoba membubuhkan makna bahwa SKA bukan hanya secarik kertas, tetapi lebih jauh dari itu SKA adalah sesuatu yang memiliki arti yang spesial.

Kalau di tempat lain?

(13)

JUNI 2010 | No. 42 | ENGINEER MONTHLY | 13

upacaranya, tetapi entah mengapa hal itu hilang.

Perlu diadakan lagi?

Mestinya perlulah. Bagaimanapun, hal itu adalah pengakuan terhadap pencapaian seseorang. Coba lihat di sd atau taman kanak-kanak, mereka melakukan inagurasi ketika anak-anak didiknya dianggap sudah mencapai tahapan tertentu. Mereka bangga lho!

Bagaimana kalau pengurus daerahnya adem-adem saja?

Setiap daerah memiliki kekhususannya masing-masing. Tidak bisa di samakan antara satu daerah dengan daerah lain. Hal ini menjadikan inovasi insinyur di setiap daerah pasti berbeda. Pada titik inilah sebenarnya pengurus PII di daerah-daerah dituntut untuk lebih kreatif.

Dibubarkan saja maksudnya?

Kalo itu menjadikannya lebih baik ya bubarkan saja. Mudah kok bikin baru. [em]

Istanto Oerip juga menyinggung tentang apa yang harus dilakukan setiap cabang menyambut hasil Rapimnas beberapa waktu lalu. Insinyur sesuai sifat pekerjaannya tidak bisa secara langsung

berhubungan dengan masyarakat. Beda dengan dokter. Setiap kali masyarakat sakit mereka berhubungan langsung dengan dokter. Kalau masyarakat memiliki masalah teknis atau teknologi? Mereka tidak lantas mencari seorang insinyur.

Karenanya insinyur harus

meningkatkan kerjasama terutama dengan lembaga yang erat berhubungan dengan masyarakat. UMKM misalnya. JIka PII membantu UMKM dengan teknologi-teknologi tepat guna, peranan insinyur akan lebih terlihat nyata di masyarakat. “Misalnya Jawa Tengah sebagai propinsi dengan UMKM terbesar terutama di bidang pertanian. Kalau pengurus PII cabang daerahnya tidak memiliki kiat-kiat atau produk yang mendorong pertanian sebagai media untuk ketemu rakyat ya susah,” katanya.

Apa perbedaan insinyur, dokter dan ad-vokat? Ilustrasinya kalau masyarakat sakit mereka berhubungan secara langsung dengan dokter. Begitupula saat memi-liki masalah hukum mereka berhubu-ngan secara langsung deberhubu-ngan advokat. Bagaimana Insinyur? Pak Is sapaan akrab Istanto Oerip mengatakan ketika masya-rakat memiliki masalah teknik atau tek-nologi mereka tidak berkonsultasi lang-sung dengan insinyur. Itulah bedanya.

Insinyur tidak bisa langsung memberikan service seperti dokter ataupun advokat. Karenanya insinyur harus meningkatkan kerjasama terutama dengan lembaga yang erat berhubungan dengan masya-rakat. Misalnya UKM atau UMKM bukan hanya perusahaan-perusahaan besar saja. Kalau PII membantu sebut saja PT. Chevron, walaupun hasilnya dinikmati

masyarakat tetapi peran insinyur di-situ tidak nampak secara langsung oleh masyarakat. Beda halnya kalau kemudian PII membantu UMKM dengan teknologi-teknologi tepat guna, peranan insinyur akan lebih mudah terlihat dan diingat masyarakat.

“Misalnya gorontalo yang memiliki ke-unggulan sebagai daerah penghasil ja-gung. Kalau pengurus PII cabang daerah-nya tidak memiliki kiat-kiat atau produk yang mendorong jagung sebagai media untuk ketemu rakyat ya susah.

Selain itu inovasi teknologi yang dikem-bangkan harus bankable. Bekerjasama dengan pemerintah setempat dan in-dustri yang berkepentingan. Hal ini un-tuk memastikan proyeknya terus berja-lan, “ kata Pak Is. [em]

Beda Insinyur & Dokter

Apa beda UKM — usaha kecil dan menengah — dengan UMKM —usaha mikro, kecil dan menengah. Sebutan ini kadang membingungkan. Tetapi, sebagai gambaran, defi nisi UMKM yang sering dipakai kalangan perbankan memang lebih detail, karena menunjuk pada usaha yang paling kecil yang bisa dijalankan masyarakat.

Bank agaknya berusaha memotret kegiatan usaha yang dilakukan masyarakat kecil, seperti misalnya mereka yang berjualan gorengan atau

penjual gudeg di pasar, di kampung. Usaha macam ini jumlahnya ribuan di Yogyakarta. Dari segi pekerja mungkin hanya perorangan dalam pengertian yang sebenarnya. Hanya satu orang Baja bisa jalan dan jelas tak ada badan tak ada badan hukum. Mereka luwes berganti dagangan. Sehari yang lalu berjualan gorengan, karena tak laku ganti jualan kolak, misalnya. Dari segi permodalan, jauh di bawah Rp 1 juta.

Bukan hanya di Yogyakarta, di Aceh Utara juga ada. Nyak sebutan untuk para wanita yang berjualan di kaki lima. Mereka ada konon sejak Kerajaan Aceh tempo doeloe. Sehabis sholat Subuh, wanita-wanita itu sudah membawa dagangannya dengan labi-labi, angkutan kota yang bisa mengangkut 14 penumpang.

(14)

MAJU DAN BERKEMBANG BERSAMA MASYARAKAT

PT. TAMBANG BATUBARA BUKIT ASAM (Persero) Tbk merupakan salah satu produsen batubara terbesar di Indonesia.

 PTBA menghasilkan batubara yang berkualitas dan

terkenal di seluruh dunia

 PTBA menerapkan mutu kerja dan produk

ber-dasarkan standar internasional

 PTBA memiliki 3.000 karyawan berketerampilan

tinggi dan ahli di bidang batubara

 PTBA secara serius menerapkan prinsip-prinsip tata

kelola perusahaan yang baik

PTBA berkomitmen untuk maju dan berkembang ber-sama masyarakat, mengelola sumber daya batubara dan memelihara lingkungan untuk meningkatkan kesejahteraan bersama dan menumbuhkan kegiatan ekonomi masyarakat.

BERITA MITRA

PT INCO:

The Larger Lateritic Operation In the Word

PT Inco’s major strengths

Prepare itself to response to market requests for nickel supply

Large nickel ore resources to provides secure, long term feed

Low-cost hydroelectric power – no link to grid Option to production expansion with relatively low-cost Aggressively pursuing cost and productivity improvements

Returning post-mining areas to their original ecosystems

Nursery has a capacity to rehabilitate 700 hectares of land annually;

Revegetated 150 hectares of post-mining area in 2007; PT Inco restored 37 native types of vegetation to 100 hectares of rehabilitated, post-mining land

Emissions type

(15)

JUNI 2010 | No. 42 | ENGINEER MONTHLY | 15

[ WILAYAH / CABANG ] PII SEMARANG

INSINYUR, MASUK KEKUASAAN!

Seperti di daerah lain di Indonesia, masyarakat di Semarang juga memiliki masalah dengan teknik/teknologi. Seperti bagaimana mengatasi pengaruh back water dari laut, kerusakan jalan, kebakaran akibar korsleting, sampah, penyediaan air bersih dan lain-lain.

Sayangnya kinerja keinsinyuran masih diwarnai sekedar mendapatkan proyek. Hal ini memberi kesan kinerja keinsinyuran belum profesional. Walaupun analisanya secara garis besar, potensi SDM keinsinyuran Semarang masih sanggup menyelesaikan permasalahan di lingkungannya. Namun tidak dapat dipungkiri, bahwa pembangunan ‘tidak

hanya’ ditentukan kualitas dan kuantitas SDM keinsinyuran saja, tetapi juga Political Will pemerintahan. Karenanya pengurus menganjurkan para anggota dapat bergerak juga memasuki ranah kekuasaan.

Dengan anggota sebanyak 3800 anggota, Semarang adalah salah satu cabang dengan anggota terbanyak. Berbagai masalah berkaitan dengan anggota juga muncul. Sedikitnya jumlah anggota yang membayar iuran, waktu pengurusan SKA yang lama, sampai tantangan mengelola jumlah anggota yang besar. Terkait masalah ini, Semarang memberi usulan perlunya semacam SOP sehingga

bisa ditentukan waktu yang diperlukan untuk mengurus SKA. Disamping juga mengkritisi angka 25 untuk pembentukan sebuah cabang.

Untuk melayani anggotanya, pengurus PII Semarang selalu mengadakan kegiatan berlanjut. Ada program yang digulirkan Biro Sertifi kasi pengurus pusat, pelaksanakan KPPIJK dan Workshop Pengisian FAIP, sampai pada angkatan ke 38 dengan peserta setiap angkatan berjumlah rata-rata 40 orang. Sosialisasi sertifi kasi kepada mahasiswa dan juga melakukan penelitian bekerjasama dengan lembaga riset, perguruan tinggi dan LPJKD. [em]

PII BIAK

BUKA CABANG KAMI

Kebutuhan insinyur teknik di Kabupaten Biak Numfor sangat besar. Hal ini mengingat keterbatasan tenaga teknik / insinyur baik di Pemerintahan maupun swasta. Sebagian besar tenaga teknik yang ada di Biak, bekerja sebagai PNS atau pegawai pada perusahan perusahaan Jasa Konstruksi.

Jumlah Insinyur di Biak Numfor saat ini diperkirakan 150 orang. Itupun terdiri dari berbagai bidang ilmu keteknikan, terutama Teknik Sipil, Teknik Arsitektur dan Teknik Elektro. Dan belum satupun insinyur yang mengantongi IPP/IPM.

Tidak ada Perguruan Tinggi Teknik di Biak. Direncanakan akan dibentuk perguruan Tinggi Teknik dalam jangka waktu 3 tahun ke depan. Cikalnya adalah akademi teknik Biak. Sehingga pada umumnya insinyur teknik di Biak Numfor berasal dari Jayapura (Sekolah Tinggi Teknik Jayapura) dan dari luar Provinsi Papua.

Kegiatan

Status Biak Numfor belum dikukuhkan sebagai Cabang sampai saat ini. Karenanya PII Biak Numfor hanya mengikuti kegiatan yang dilakukan PP PII. Beberapa waktu lalu tepatnya 7 Maret 2010, di adakan pertemuan sarjana teknik se-Kabupaten Biak Numfor. Hasilnya disepakati untuk

membentuk PII Cabang Biak Numfor.

Dengan tantangan pembangunan yang semakin besar -diperkirakan permasalahan di bidang sdm,

(16)

16 | ENGINEER MONTHLY | No. 42 | JUNI 2010

pembukaan

Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Ir. Jero Wacik sesaat sesudah

Galeri

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini akan menjelaskan tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi loyalitas pelanggan PT.PNE dengan tujuan penelitian adalah untuk mengetahui apakah Hubungan

Penelitian Studi Komparasi Keanekaragaman Makrozoobentos di Perairan Haranggaol, Danau Toba, Sumatera Utara telah dilakukan untuk membandingkan. keanekaragaman makrozoobentos

Data primer meliputi (1) sosial ekonomi responden, umur, jenis kelamin, pendidikan, jumlah anak, pendapatan dan pengeluaran per-bulan (2) aktifitas fisik (kemampuan

Judul Skripsi : Gambaran tingkat depresi pada lansia yang tinggal di panti griya sehat bahagia palur karanganyar.. Menyatakan dengan sebenarnya bahwa dalam penulisan

Berfikir kritis adalah pemikiran yang masuk akal dan reflektif yang berfokus untuk. memutuskan apa yang mesti dipercaya atau dilakukan (lihat Norris and

Bila debit air meningkat, aliran air dapat naik dan menutupi endapan sungai yang di dalam alur, tetapi air sungai tidak melewati tebing sungai dan keluar dari alur sungai.. Di

As stated earlier, it was predicted that employees who received neither OFJT nor refresher training and possessed more education would be more satisfied, paid higher

Penempatan Ulang Mesin dan Operator Dengan Metode Time Study Untuk Mencapai Target Produksi di Line 8 Pada Style Kemeja Lengan Panjang Onev. Pocket di PT Ameya Living