• Tidak ada hasil yang ditemukan

Revolusi Industri Inggris pelopor revolusi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Revolusi Industri Inggris pelopor revolusi"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Revolusi Industri Inggris

Gerakan Menuju Perubahan Pola Ekonomi Dunia

A. Pendahuluan

Pada abad ke 18, dunia mengalami perubahan besar-besaran terhadap sistem ekonomi. Tatanan sistem ekonomi dunia yang agraris berubah menjadi industri. Kejadian besar yang memengaruhi perubahan besar-besaran ini adalah revolusi industri di Inggris.1

Sebelum revolusi, masyarakat Eropa banyak mendirikan home industry, dimana rumah menjadi pusat produksi barang. Kemuian para pemilik modal membuat gedung besar yang dilengkapi oleh alat kerja. Proses pengerajannya masih dikerjakan oleh manusia, manufaktur. Akibatnya, para pemilik home industry tergeser oleh adanya sistem manufaktur seperti ini. Kebutuhan akan alat-alat manufaktur membuat orang-orang berpikir untuk mencari solusi dan membuka gerbang kepada revolusi industri.

Ketika keadaan masyarakat semakin membutuhkan alat untuk memajukan perusahaan manufaktur mereka, Eropa sedang mengalami renaisans, masa pencerahan dimana rasio dan manusia diangkat setinggi-tingginya. Maka muncullah pemikiran-pemikiran pendorong revolusi industri yang menjadi pondasi-pondasi dalam cara berpikir masyarakat Eropa ketika itu untuk menciptakan perubahan besar pada Eropa bahkan dunia yang pengaruhnya bisa kita rasakan hingga hari ini.

B. Pengertian

Revolusi adalah perubahan mendasar dalam kekuasaan atau organisasi struktur yang terjadi dalam waktu yang relatif singkat.2 Revolusi bisa mencangkup semua bagian, politik, ekonomi, sosial dan budaya. Revolusi mengakibatkan perubahan besar pada banyak aspek kehidupan yang bisa menyebar ke seluruh dunia hingga menciptakan transisi peradaban. Sedangkan pengertian Revolusi Industri yaitu perubahan yang cepat di bidang ekonomi yaitu dari kegiatan ekonomi agraris ke ekonomi industri yang

1 Celina Tri Siwi Kristiyanti, Hukum Perlindungan Konsumen (Jakarta:Sinar Grafika, 2009), hlm. 3.

(2)

menggunakan mesin dalam mengolah bahan mentah menjadi bahan siap pakai. Revolusi Industri telah mengubah cara kerja manusia dari penggunaan tangan menjadi menggunakan mesin. Istilah "Revolusi Industri" diperkenalkan oleh Friedrich Engels dan Louis-Auguste Blanqui di pertengahan abad ke-19.

C. Landasan Pemikiran Menuju Revolusi Industri Inggris a. Antroposentris

Antroposentris atau manusia sebagai pusat adalah kesadaran baru modern yang menggerakkan manusia di zaman itu untuk terus maju. Pada abad pertengahan manusia kurang dihargai sebagai manusia, manusia dianggap sebagai perusak, penghancur dan penuh dosa. Tetapi setelah memasuki renaisans, kesadaran antroposentrisme mulai tertanam pada jiwa masyarakat yaitu bahwa manusia adalah makhluk yang luar biasa, bahwa seluruh alam semesta yang ada di dunia adalah diciptakan untuk manusia untuk menciptakan dunianya.3 Segi pandang manusia adalah subyek-obyek, manusia sebagai pusat, yakni bahwa segala sesuatu harus diukur sesuai dengan manusia. Mereka meninggalkan metafisika, mereka tidak percaya pada hal-hal mistis seperti pada abad pertengahan.4 Pada akhirnya pandangan manusia terhadap alam adalah untuk memanfaatkan sebaik-baiknya untuk menuai keuntungan yang besar dengan usaha yang kecil.

b. Subyektifitas

Manusia adalah makhluk yang istimewa. Semua dikembalikan pada pandangan masing-masing. Manusia berubah posisi menjadi subyek dari obyek. Pada abad pertengahan manusia sering dijadikan obyek, obyek dari Tuhan yang mengatur manusia. Manusia harus melakukan segala sesuatu yang diatur oleh Tuhan seakan-akan hidup ini telah diatur dan tidak bisa dirubah. Tapi begitu kesadaran subyektifitas muncul yang dipelopori oleh Rene Descartes yang menjadi tokoh utama rasionalisme, dengan jargonnya, cogito ergo sum, aku berpikir maka itu aku ada.5 manusia mulai memandang dirinya sebagai subyek, yakni bahwa manusia adalah penentu jalan hidupnya, jika

3 Harry Hamersma. (1992). Tokoh-tokoh filsafat barat modern. Jakarta: Gramedia, hlm. 3 4 K. Bertens. (1998). Ringkasan sejarah filsafat. Yogyakarta: Kanisius, hlm. 44-45

(3)

mereka tidak menaikkan level hidupnya maka kehidupannya tidak akan maju. Mereka mulai meninggalkan hal-hal spiritual karena menurut mereka itu adalah omong kosong yang tidak berguna. Manusia jika ingin kaya harus bekerja, jika ingin pintar belajar bukan berdo’a dan memohon pada Tuhan karena itu tidak akan merubah apapun. Manusia sebagai subyek yang terus bergerak, yang harus disesuaikan dengan segala kondisi bukan menyesuaikan kondisinya dengan alam atau hal-hal metafisis yang lain. c. Kritik dan Kemajuan

Kehidupan Eropa pada abad pertengahan sangat religius dan sangat terikat dengan aturan gereja, gereja pada waktu itu menjadi anti kritik, barangsiapa yang mengkritik gereja maka akan dihukum mati atau barang siapa yang tidka sejalan dengan gereja akan dihukum mati. Semua serba keras, tidak ada kemajuan, manusia memandang ke belakang karena maju dengan rasio berarti melanggar petuah gereja dan barangsiapa yang melanggar akan dikenakan hukuman mati. Tapi ketika memasuki era modern, kesadaran modern menjadi semangat peradaban Eropa waktu itu, mereka memusatkan perhatian pada kemajuan. Kehidupan ini terus bergerak, hidup tidak bisa diam, maka karena hidup ini terus bergerak harus ada pergerakan kemajuan bukannya kemunduran. Di kesadaran baru tersebut masyarakat membuka diri selebar-lebarnya untuk menerima kritik karena kritik adalah langkah menuju kemajuan. Jika orang merasa benar, tak ada kritik yang boleh menyerangnya maka bisa dipastikan ia akan mundur dan takkan berkembang. Dari sini masyarakat mulai memiliki kesadaran evolutif bahwa segala sesuatu berubah maka dari itu watu harus dimanfaatkan sebaik-baiknya.

d.Humanisme

(4)

diberi oleh Humanisme, Humanisme juga mengharuskan seseorang agar bertanggungjawab atas perbuatannya, tanggungjawab bukan hanya untuk dirinya tapi untuk orang lain agar tetap terjaga keharmonisan.6

D. Faktor-Faktor Revolusi Industri Inggris

Menurut Joel Mokyr, kemunculan perubahan besar-besaran ini adalah sebuah estimasi dari perubahan cara pandang peran dari inovasi, teknologi dan kreatifitas di sektor manufaktur.7 Berkembangnya ilmu pengetahuan dan juga ditunjangnya dengan

adanya hak paten dan lembaga riset dalam ilmu pengetahuan dan teknologi ikut mendorong masyarakat untuk melakukan revolusi industri seperti Royal Society of England (1662) dan Royal Society for Improving Natural Knowledge. Di samping itu keamanan dan politik dalam negeri yang kuat, daerah jajahan Inggris yang melimpah, munculnya perdagangan bebas dan liberal serta berkembangnya kegiatan wiraswasta dari masyarakat kaya dan pemilikmodal sehingga memunculkan minat masyarakat pada industri manufaktur juga ikut memengaruhi terwujudnya revolusi industri ini.

E. Wujud Revolusi Industri

Revolusi industri ditandai dengan keberhasilan penggunaan mesin dan teknologi dalam meningkatkan ekonomi.8 Dari tahun 1760 sampai 1870 muncul

penemuan-penemuan teknologi untuk meningkatkan kualitas ekonomi. Dari penemuan-penemuan ini, sistem pabrik muncul. Sebab, mesin pemintal benang, kerangka air, penggulung benang dan lainnya adalah mesin besar dan berat yang tidak bisa dipasang di kedai yang dioperasionalkan oleh seorang pekerja. Lahan dan dana yang besar dibutuhkan disini.. Untuk itulah, maka pada pertama kalinya, tahun 1771, Ricard A, penemu mesin

6 Corlis Lammont. (1997).The Philosophy of Humanism. New York: Humanist Press USA. Hlm. 84

7 Lihat, in particular, Joel Mokyr, The Lever of Riches. Technological Creativity and Economic Progress (Oxford, 1990); Joel Mokyr, ‘Technological Change, 1700-1830’, in R Floud and D McCloskey, eds., The Economic History of Britain since 1700 (Cambridge, 2nd edn. 1994), Hal. 13.

(5)

kerangka air, mendirikan sebuah pabrik .Perkembangan selanjutnya ditemukan mesin uap yang bisa dipergunakan sebagai penggerak mesin berat, sistem pabrik menjadi semakin berkembang. Sistem kerja mesin-mesin dalam pabrik ini kemudian melahirkan temuan-temuan mesin baru yang mendorong lahirnya industri-industri besar berikutnya.9

Ada beberapa tahap yang diperlu dilalui unutk mencapai pada sistem pabrik, yang pertama adalah sistem kerajinan rumah tangga. Pengrajin memproduksi barang di rumah sendiri secara manual dan hasil dijual kepada pengusaha. Lalu selanjutnya adalah industry manufaktur. Rumah majikan dijadikan tempat untuk bekerja dengan mesin sederhana yang masih digerakkan oleh manusia. RUmah majikan sebagai tempat tinggal, bekerja dan berjualan. Lalu sistem pabrik. Barang diproduksi secara missal, mnggunakan mesin, rumah pemilik dan pabrik terpisah.

F. Dampak Revolusi Industri

Dampak revolusi industri bagi umat manusia adalah munuclnya industri dalam jumlah besar. Kehidupan manusia menjadi lebih dinamis karena manusia bisa menciptakan barang sendiri unutk memenuhi kebutuhannya. Ketika barang-barang sudah menjadi banyak, harga-harga menjadi murah dengan kemudahan yang didapatkan. Dari sini keapitalisme modern mulai berkembang dan mendesak pemerintah unutk menjalankan imperialisme modern. Di samping perkembangan teknologi yang pesat, upah buruh atau pekerja tergolong rendah sehingga menciptakan kesenjangan.

Untuk memperbaiki nasib buruh dan pekerja, maka undang-undang tentang kemanusiaan pun bermunculan.

1. Abolition Bill (1833) berisi penghapusan system perbudakan di daerah jajahan Inggris.

2. Factory Act (1833) yang menetapkan:

(6)

a. Anak-anak berusia 9 tahun tidak boleh dipekerjakan sebagai buruh perusahaan dan tambang.

3. Poor Law (1834) berisi pendirian rumah-rumah bagi pengemis dan penganggur agar tidak berkeliaran. Bantuan bagi yang berusia lanjut serta perawatan bagi penganggur dan pengemis yang cacat atau sakit.

G. Penutup

(7)

Daftar Pustaka

Anton Bakker. (1986). Metode-metode filsafat. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Celina Tri Siwi Kristiyanti, Hukum Perlindungan Konsumen (Jakarta:Sinar Grafika, 2009) Corlis Lammont. (1997).The Philosophy of Humanism. New York: Humanist Press USA. Friedrich Engels, The Condition of the Working Class in England. Ed. with introduction, David

McLellan (Oxford, 1993)

Harry Hamersma. (1992). Tokoh-tokoh filsafat barat modern. Jakarta: Gramedia

J. J. Fazy, Principes d'organisation industrielle pour le développement des richesses en France (Paris, 1830)

Joel Mokyr, ‘Technological Change, 1700-1830’, in R Floud and D McCloskey, eds., The Economic History of Britain since 1700 (Cambridge, 2nd edn. 1994), Hal. 13. K. Bertens. (1998). Ringkasan sejarah filsafat. Yogyakarta: Kanisius

Referensi

Dokumen terkait

Hal pertama yang dilakukan adalah mengubah tabel pengelompokan setiap lima belas menit menjadi tabel pengolahan baru untuk setiap rentang lima belas menit untuk

Kutipan langsung pendek (< 40 kata) ditulis di dalam kalimat dengan menggunakan tanda petik dan menyertakan sumber kutipan berupa nama belakang penulis, tahun dan no- mor

Angkutan kota merupakan salah satu bentuk dari angkutan umum yang mempunyai fungsi sebagai sarana pergerakan manusia untuk berpindah dari suatu tempat ketempat lain,

dalam dalam persidangan persidangan masa itu masa itu [[ Pasal 20 (3)*] Pasal 20 (3)*] Pembentukan Undang-Undang Pembentukan Undang-Undang Presiden Presiden berhak berhak

Dalam hal ini, ketika ketiga subyek agraria bisa mengalihfungsikan lahan untuk pertanian dengan pola kemitraan yang sesuai maka akan timbul hubungan mutualisme, akan tetapi

Landsat memiliki banyak saluran (multispektral) yang mampu membedakan vegetasi mangrove dan bukan mangrove berdasarkan karakteristik spektralnya. Tujuan dari penelitian ini

The traditional method assigns or allocates the factory's indirect costs to the items manufactured on the basis of volume such as the number of units produced, the

Proses pembangunan yang dimaksud yaitu proses perubahan kearah yang sesuai dengan tujuan awal yaitu mensejahterakan masyarakat dari segi pelestarian kebudayaan sehingga budaya yang