• Tidak ada hasil yang ditemukan

KODE ETIK HAKIM ETIK HAKIM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KODE ETIK HAKIM ETIK HAKIM"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

KODE ETIK HAKIM DAN PENEGAKANNYA

OLEH MAHKAMAH AGUNG RI

DAN KOMISI YUDISIAL RI

Disampaikan Pada Seminar Nasional Etika Profesi Hukum

Fakultas Hukum Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” Jawa Timur, Surabaya, 11 Juni 2014

Oleh :

DR. GAZALBA SALEH, S.H.,M.H.

(2)

A. PENDAHULUAN (1)

Dewasa ini muncul kecenderungan untuk menegakkan

kode etik profesi khususnya profesi hakim.

Hal ini dipicu dengan munculnya kasus-kasus yang

berkaitan dengan pelanggaran kode etik hakim.

Apabila hakim yang melanggar kode etik tidak ditindak

maka dikwatirkan tidak menimbulkan efek jera bagi

pelaku dan hakim lainnya serta dapat menurunkan

wibawa profesi hakim dan peradilan itu sendiri.

Dari segi formal, MA dan KY merupakan dua lembaga

(3)

A. PENDAHULUAN (2)

Dari segi sosiologis, masyarakat merupakan pihak

pemberi input utama dalam menindaklanjuti ada

pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh hakim.

Masyarakat

berkepentingan

mengungkap

pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh hakim

karena masyarakatlah yang pertama dirugikan dari

adanya pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh

hakim.

Dengan semakin ditegakkannya kode etik profesi

(4)

B. PENGERTIAN PROFESI

(HAKIM)

DAN KODE ETIK (HAKIM) (1)

1.

Pengertian Profesi (Hakim)

Istilah profesi dikalangan masyarakat umum sering

kali diartikan sebagai pekerjaan yang dilakukan

oleh seseorang.

Secara teori, profesi diartikan sebagai suatu

pekerjaan dilandasi oleh pendidikan dan atau

keahlian tertentu. Contoh : hakim, dokter, arsitek,

pilot, bidan, dll.

Profesional adalah orang yang memiliki keahlian

(5)

B. PENGERTIAN PROFESI

(HAKIM)

DAN KODE ETIK (HAKIM) (2)

Jadi Profesi hakim adalah pekerjaan yang

dilakukan oleh seseorang dalam memeriksa,

mengadili

dan

memutus

perkara

di

pengadilan berdasarkan atas keahlian dan

disiplin ilmu yang dipelajarinya.

2.

Pengertian Kode Etik Profesi Hakim

(6)

C. SEJARAH KODE ETIK (HAKIM)

(1)

Menurut sejarahnya, tradisi membangun

etika positif berupa prinsip-prinsip etika

dan perilaku yang dirumuskan sebagai

standar yang diidealkan bagi para anggota

suatu komunitas profesi atau jabatan

tertentu yang membutuhkan kepercayaan

publik, pada mulanya muncul dalam

praktik

di

Inggeris,

dan

kemudian

(7)

C. SEJARAH KODE ETIK (HAKIM)

(2)

SUMPAH HIPOKRATES, yang dipandang sebagai

kode etik pertama untuk profesi dokter.

Profesi kedua yang tercatat paling awal

membangun sistem etika profesi ini adalah

profesi akuntan. Dalam ilmu akuntansi, yang

biasa

dianggap

sebagai

‘the

father

of

accounting’ adalah Luca Pacioli yang menulis

buku tentang etika akuntansi pertama kali pada

tahun 1494, yaitu buku “

Summa de Arthmetica,

(8)

C. SEJARAH KODE ETIK (HAKIM)

(3)

Profesi ketiga yang membentuk kode etik profesi ini

adalah profesi hukum. Pada tahun 1854, Hakim

George Sharswood menulis essai berjudul

“Legal

Ethics

”. Dari buku ini muncul ide untuk menyusun

kode etik hukum di pelbagai negara bagian. Negara

bagian pertama Amerika Serikat yang menyusun

dan mengesahkan kode etik ini adalah Alabama,

yaitu pada tahun 1887. Pada tahun 1854,

American

Bar Association

(ABA) didirikan, dan baru pada

tahun 1908 atau 54 tahun kemudian menyusun dan

mengsahkan berlakunya kode etika professional

yang disebut pertama kali sebagai “

Canons of

Professional Ethics”

. Kode Etik American Bar ini juga

(9)

C. SEJARAH KODE ETIK (HAKIM)

(4)

Sejarah Kode etik Hakim Indonesia dimulai ketika diadakan

Kongres IV Luar Biasa IKAHI pada Tahun 1966 di Semarang.

Dalam kongres tersebut berhasil disepakati Kode Etik Hakim

Indonesia yang kemudian disempurnakan dalam Munas XIII

IKAHI Tahun 2000 di Bandung.

Selanjutnya pada Rapat Kerja MA Tahun 2002 di Surabaya,

berhasil dirumuskan 10 prinsip Pedoman Perilaku Hakim.

Kemudian MA menerbitkan Pedoman Perilaku Hakim melalui

SK KMA No : KAM/104A/SK/XII/2006 tanggal 22 Desember 2006

tentang Pedoman Prilaku Hakim dan SK KMA No : 215/KMA/SK/

XII/2007 tanggal 19 Desember 2007 tentang Petunjuk

Pelaksanaan Pedoman Perilaku Hakim.

Dengan adanya KY berdasarkan Pasal 24B UUD 1945 maka

(10)

D. POKOK-POKOK KODE ETIK DAN PEDOMAN PERILAKU

HAKIM (DETIKMANKUKIM) (1)

Detikmankukim yang dibuat antara MA dan KY terdiri dari 10

prinsip yakni :

(1) Berperilaku Adil,

(2) Berperilaku jujur,

(3) Berperilaku Arif dan Bijaksana,

(4) Bersikap Mandiri,

(5) Berintegrasi Tinggi,

(6) Bertanggung Jawab,

(7) Menjunjung Tinggi Harga Diri,

(8) Berdisiplin Tinggi,

(11)

D. POKOK-POKOK KODE ETIK DAN PEDOMAN PERILAKU

HAKIM (DETIKMANKUKIM) (2)

(1)

BERPERILAKU ADIL

Adil bermakna menempatkan sesuatu pada tempatnya dan

memberikan yang menjadi haknya, yang didasarkan pada

suatu prinsip bahwa semua orang sama kedudukannya di

depan hukum.

(2) BERPERILAKU JUJUR

Kejujuran bermakna dapat dan berani menyatakan bahwa yang

benar adalah benar dan yang salah adalah salah. Kejujuran

mendorong

terbentuknya

pribadi

yang

kuat

dan

(12)

D. POKOK-POKOK KODE ETIK DAN PEDOMAN PERILAKU

HAKIM (DETIKMANKUKIM) (3)

(3) BERPERILAKU ARIF DAN BIJAKSANA

Arif dan bijaksana bermakna mampu bertindak sesuai dengan

norma-norma yang hidup dalam masyarakat baik norma-norma-norma-norma hukum,

norma-norma keagamaan, kebiasaan-kebiasaan maupun kesusilaan

dengan memperhatikan situasi dan kondisi pada saat itu, serta

mampu memperhitungkan akibat dari tindakannya.

4) BERSIKAP MANDIRI

(13)

D. POKOK-POKOK KODE ETIK DAN PEDOMAN PERILAKU

HAKIM (DETIKMANKUKIM) (4)

5. BERINTEGRITAS TINGGI

Integritas bermakna sikap dan kepribadian

yang utuh, berwibawa, jujur, dan tidak

tergoyahkan.

Integritas

tinggi

pada

hakekatnya terwujud pada sikap setia dan

tangguh berpegang pada nilai-nilai atau

norma-norma

yang

berlaku

dalam

(14)

D. POKOK-POKOK KODE ETIK DAN PEDOMAN PERILAKU

HAKIM (DETIKMANKUKIM) (5)

6. BERTANGGUNGJAWAB

(15)

D. POKOK-POKOK KODE ETIK DAN PEDOMAN PERILAKU

HAKIM (DETIKMANKUKIM) (6)

7. MENJUNJUNG TINGGI HARGA DIRI

Harga diri bermakna bahwa pada diri manusia melekat martabat

dan kehormatan yang harus dipertahankan dan dijunjung tinggi

oleh setiap orang. Prinsip menjunjung tinggi harga diri, khususnya

Hakim, akan mendorong dan membentuk pribadi yang kuat dan

tangguh, sehingga terbentuk pribadi yang senantiasa menjaga

kehormatan dan martabat sebagai aparatur Peradilan.

8. BERDISIPLIN TINGGI

(16)

D. POKOK-POKOK KODE ETIK DAN PEDOMAN PERILAKU

HAKIM (DETIKMANKUKIM) (7)

9. BERPERILAKU RENDAH HATI

Rendah hati bermakna kesadaran akan keterbatasan kemampuan

diri, jauh dari kesempurnaan dan terhindar dari setiap bentuk

keangkuhan. Rendah hati akan mendorong terbentuknya sikap

realistis, mau membuka diri untuk terus belajar, menghargai

pendapat orang lain, menumbuh kembangkan sikap tenggang

rasa, serta mewujudkan kesederhanaan, penuh rasa syukur dan

ikhlas di dalam mengemban tugas.

10. BERSIKAP PROFESIONAL

(17)

E. MA DAN KY SEBAGAI LEMBAGA

PENEGAK KODE ETIK HAKIM (KEH)

(1)

Sebelum ada Komisi Yudisial (KY) maka yang menegakkan

KEH adalah Mahkamah Agung (MA) melalui pembentukan

Majelis Kehormatan Hakim (MKH) namun setelah KY dibentuk

(berdasarkan Pasal 24 B UUD 1945) maka penegakan KEH

dilakukan bersama-sama dengan KY.

KY sebagai salah satu lembaga penegak KEH karena sesuai

dengan wewenangnya antara lain untuk menjaga kehormatan

dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat serta

perilaku hakim.

Agar tercipta koordinasi yang baik dalam menegakkan KEH

(18)

E. MA DAN KY SEBAGAI LEMBAGA

PENEGAK KODE ETIK HAKIM (KEH)

(2)

Dalam PB tersebut diatur bahwa MKH adalah forum

pembelaan diri bagi hakim yang berdasarkan pemeriksaan

dinyatakan terbukti melanggar peraturan

perundang-undangan dan diusulkan dijatuhi sanksi berat berupa

pemberhentian.

Pemberhentian dapat berupa dengan hormat atau tidak

dengan hormat. Tidak dengan hormat tidak dapat uang

pensiun.

MKH tidak tetap, dibentuk berdasarkan penetapan KMA

dan Ketua KY 14 setelah usulan perberhentian diterima.

Keanggotaan MKH terdiri dari : 3 orang hakim agung dan 4

(19)

F. TATA CARA SIDANG MAJELIS KEHORMATAN HAKIM (MKH)

Ketua MKH Membuka Sidang

Terlapor Memasuki Ruang Sidang

Jika pemeriksaan Terlapor dianggap cukup maka ketua

MKH mengskorsing sidang untuk musyawarah. Terlapor

dipersilahkan meninggalkan ruang sidang

Selesai musyawarah, Terlapor dipanggil masuk ke ruang

sidang

Ketua MKH membacakan keputusan MKH

Ketua MKH menanyakan identitas , menjelaskan pokok2

pemeriksaan dan mempersilahkan Terlapor membela

(20)

G.KASUS-KASUS PELANGGARAN KODE ETIK

HAKIM YANG PERNAH DIPUTUS OLEH MA DAN

KY (1)

Majelis Kehormatan Hakim (MKH) menjatuhkan sanksi pemecatan secara tidak hormat

kepada hakim ad hoc tipikor, Asmadinata. Sanksi berat diberikan kepada Asmadinata karena

hakim ini telah menemui seorang ‘broker’ atau makelar kasus. Alasan pemecatan menurut

Pimpinan sidang MKH, I Made Tara, ialah karena Asmadinata telah terbukti melanggar kode

etik dan pedoman perilaku hakim.

Kasus Asmadinata berawal dari kasus korupsi Ketua DPRD Grobogan yang ditangani oleh

Asmadinata –dan beberapa hakim lainnya- di Pengadilan Tipikor Semarang. Asmadinata

dihubungi oleh Kartini Marpaung (seorang hakim ad hoc) untuk bertemu dengan Heru

Krisbandono (hakim ad hoc tipikor Pontianak).

Pada pertemuan pertama, Heru meminta tolong kepada Asmadinata untuk membebaskan tersangka kasus korupsi yang ditanganinya. Namun, Asmadinata mengaku menolak

permintaan ini. Setelah itu, terjadi pertemuan kedua di sebuah hotel. Pada pertemuan itu, Asmadinata tak segera menghindar dari Heru. Padahal, dalam pertemuan pertama, dia sudah mengetahui bahwa Heru adalah sebuah broker (makelar) kasus untuk perkara DPRD

Grobogan.

Lalu, pada 9 Agustus 2012, setelah dua kali pertemuan dengan Heru, digelar rapat

permusyawaratan hakim untuk kasus Ketua DPRD Grobogan. Pada rapat ini majelis hakim telah sepakat menghukum sang Ketua DPRD. Namun, begitu rapat selesai, Asmadinata

mengajukan dissenting opinion (DO) atau pendapat berbeda. Asmadinata berpendapat bahwa terdakwa seharusnya bebas.

(Dikutiip langsung dari sumber ttp://nakimsanwirja.wordpress.com/2014/01/06/inilah-6-hakim-pelanggar-kode-etik-sepanjang-tahun-2013

(21)

G.KASUS-KASUS PELANGGARAN KODE ETIK

HAKIM YANG PERNAH DIPUTUS OLEH MA DAN

KY (2)

Majelis Kehormatan Hakim (MKH) akhirnya memutuskan menjatuhkan sanksi pemberhentian secara hormat dengan hak pensiun terhadap Hakim PN Jombang, Vica Natalia. Vica Natalia dinilai terbukti melanggar Keputusan

Bersama Mahkamah

Agung (MA) dan Komisi Yudisial Tahun 2009 tentang Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim (KEPPH), dan Peraturan Bersama (PB) MA dan KY Tahun 2012 tentang Panduan Penegakan KEPPH gara-gara berselingkuh dengan seorang hakim dan advokat.

MKH berkesimpulan hakim terlapor terbukti beberapa kali menerima Gali

Dewangga (advokat) di rumahnya pada malam hari, keduanya juga

bertemu di Bali pada jam kerja tanpa izin atasannya, dan Vica menulis

surat cinta kepada Dewangga. Selain itu Vica Juga bertemu Agung

Wijaksono (hakim) di Hotel Borobudur dan berfoto bersama.

.

2. Vica Natalia

(22)

G.KASUS-KASUS PELANGGARAN KODE ETIK

HAKIM YANG PERNAH DIPUTUS OLEH MA DAN

KY (3)

Acep Sugiana harus rela melepaskan profesi impiannya sejak dia kuliah yakni hakim. Majelis

Kehormatan Hakim yang terdiri dari unsur Mahkamah Agung (MA) dan Komisi Yudisial

(KY) baru saja memecat Hakim Pengadilan Negeri Singkawang itu dengan hormat sebagai

hakim.

Menurut pimpinan sidang MKH Suparman Marzuki di Gedung MA, terlapor terbukti

melanggar kode etik hakim. Terlapor dijatuhi sanksi pemberhentian tetap dengan hak pensiun

(dengan hormat).

Suparman menjelaskan pemberian hak pensiun kepada Acep karena majelis

mempertimbangkan beberapa pembelaan yang disampaikan oleh Acep. Di antaranya, dia masih memiliki anak-anak yang kecil. Acep juga mengaku masih menjadi tulang punggung keluarga, karena ayahnya hanya seorang supir angkot.

Acep dinilai telah melanggar kode etik dan pedoman perilaku hakim karena berselingkuh

dengan perempuan lain bernama Thu Fu Liang. Istri Acep, bernama Erna, melaporkan

perselingkuhan ini ke KY.

(23)

G. KASUS-KASUS PELANGGARAN KODE ETIK

HAKIM YANG PERNAH DIPUTUS OLEH MA DAN

KY (4)

Hakim yang juga sekaligus Ketua Pengadilan Negeri Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah ini

dijatuhi sanksi non palu alias tidak boleh bersidang selama 2 tahun. Dalam masa itu pula

Nuril tidak akan diberikan tunjangan apapun dan hanya akan mendapat gaji pokok sebagai

hakim.

Hakim yang juga sekaligus Ketua Pengadilan Negeri Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah ini

dijatuhi sanksi non palu alias tidak boleh bersidang selama 2 tahun. Dalam masa itu pula

Nuril tidak akan diberikan tunjangan apapun dan hanya akan mendapat gaji pokok sebagai

hakim.

Hukuman itu dijatuhkan setelah Majelis Kehormatan Hakim (MKH) menyatakan Nuril

terbukti menerima uang Rp20 juta dari seorang advokat yang perkaranya disidangkan oleh

Nuril. Menurut MKH, perbuatan Nuril itu sudah termasuk pelanggaran kode etik. Hukuman

yang dijatuhkan MKH ini lebih ringan ketimbang rekomendasi Komisi Yudisial agar Nuril

diberhentikan secara tetap dengan tetap memperoleh pensiun.

(24)

G.KASUS-KASUS PELANGGARAN KODE ETIK

HAKIM YANG PERNAH DIPUTUS OLEH MA DAN

KY (5)

5. Lumban Tobing

Majelis Kehormatan Hakim (MKH) menjatuhkan sanksi pemberhentian secara hormat

dengan hak pensiun terhadap Hakim PN Binjai Raja MG Lumban Tobing. Lumban Tobing

dinyatakan terbukti melanggar SKB Ketua MA dan Ketua KY Tahun 2009 tentang Kode Etik

dan Pedoman Perilaku Hakim (KEPPH) lantaran diketahui sebagai pengguna narkoba dan

pernah bertemu dengan pihak yang berperkara.

Lumban Tobing terima uang sebesar Rp 8 juta dan sabu dari terdakwa narkoba melalui

rekannya bernama Yuwono. Pemberian itu ditujukan meringankan vonis terdakwa menjadi 2 tahun penjara yang ditangani Lumban Tobing.

Sidang pleno KY diputuskan, Lumban Tobing terbukti melanggar SKB Ketua MA dan Ketua KY tentang KEPPH, khususnya melanggar prinsip berlaku adil terkait larangan

(25)

KASUS-KASUS PELANGGARAN KODE ETIK HAKIM

YANG PERNAH DIPUTUS OLEH MA DAN KY (6)

6. Achmad Yamanie

Mantan Hakim Agung Achmad Yamanie resmi diberhentikansecara tidak hormat alias

dipecat lantaran terbukti mengubah draf putusan PK, terpidana narkoba Hengky Gunawan.

Surat pemberhentian tersebut diteken Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 10

Januari 2013 lalu.

Sebagaimana di lansir di hukumonline.com, dalam sidang Majelis Kehormatan Hakim (MKH) yang diketuai Prof Paulus Efendi Lotulung memutuskan untuk memberhentikan

secara tidak hormat. Yamanie dianggap terbukti melanggar Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim lantaran mengubah draf putusan PK, terpidana narkoba Hengky Gunawan. Yamanie mengubah amar putusan Hengky dari 15 tahun menjadi 12 tahun penjara.

Itu tadi 6 hakim yang telah dikenai sanksi oleh Majelis Kehormatan Hakim. Sebenarnya masih banyak hakim lain yang dikenai sanksi. Jadi kalo anda mengetahui kasus-kasus pelanggaran kode etik hakim lainnya, silahkan diperkenankan di share dengan mengisi di kolom comment.

(26)

H. PENUTUP

Banyaknya kasus-kasus pelanggaran Kode Etik Hakim yang telah

diputus oleh MA dan KY memperlihatkan bahwa kedua lembaga

negara tersebut sangat serius dalam menegakkan Kode Etik Hakim.

Ini memperlihatkan bahwa Kode Etik Hakim tidak hanya sekedar

menjadi kesepatan bersama secara diatas kertas semata antara MA

dan KY tetapi juga telah menjadi komitmen untuk mengakkannya.

Semakin tegasnya MA dan KY dalam menegakkan Kode Etik Hakim

maka diharapkan hakim semakin hati-hati dalam menjalankan

tugasnya dalam memeriksa, mengadili dan memutus perkara serta

dalam kesehari-hariannya di lingkungan masyarakat.

Dengan taatnya hakim pada kode etik dan pedoman prilaku hakim

(27)

SEKIAN

DAN

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini dikeranakan hasil penjualan yang diperoleh tidak selalu sesuai dengan harapan, tetapi agar perusahaan dapat terus berjalan dengan baik maka sebaiknya hal

Pendekatan Religi Pendekatan sosial budaya yang berdasarkan agama terletak dari kesadaran bahwa pada hakekatnya seburuk apapun, yang bernama manusia pasti memiliki tuhan.Agama

Driven by her curiousity to know more about vagueness in the writing of news, the researcher formulated two questions, "What kinds of vagueness are found in

Apabilakemudianterbuktibahwasayamelanggarpernyataantersebut di atas, saya bersedia menerima sangsi sesuai peraturan yang berlaku di Fakultas Ilmu Sosial dan

Sekolah Menengah Atas yang selanjuinya disebut SMA adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang pendidikan

"Barang siapa menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan tanpa izin dari Pimpinan Bank Indonesia sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 16, diancam dengan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut (1) penerapan pembelajaran dengan metode Tutorial and Drill memiliki

Angka ekivalen menurut Manual Perkerasan Jalan dengan Alat Benkelman Beam (Bina Marga, 1983) yang telah menetapkan berat kosong dan berat maksimum pada tiap