• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL LENTERA BISNIS KEPERCAYAAN DIRI D

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "JURNAL LENTERA BISNIS KEPERCAYAAN DIRI D"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

KEPERCAYAAN DIRI DAN EFIKASI DIRI

TERHADAP KEMATANGAN KARIR MAHASISWA

DI POLITEKNIK LP3I JAKARTA

KAMPUS JAKARTA UTARA

Oleh :

Agung Edi Rustanto

Administrasi Bisnis, Politeknik LP3I Jakarta

Gedung sentra Kramat Jl. Kramat Raya No. 7-9 Jakarta Pusat 10450 Telp. 021 – 31904598 Fax. 021 - 31904599

Email :ajunk_eccy@yahoo.com

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Kepercayaan diri dan efikasi diri terhadap kematanagan karir mahasiswa Politeknik LP3I Jakarta Kampus Jakarta Utara”. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui besarnya pengaruh kepercayaan diri dan efikasi diri terhadap kematangan karir mahasiswa Politeknik LP3I Jakarta Kampus Jakarta Utara. Jenis penelitianyang digunakan dalam penelitin ini yaitu deskriptif kuantitatif. Populasi penelitian ini yaitu seluruh mahasiswa Politeknik LP3I Jakarta Kampus Jakarta Utara berjumlah 400 dan teknik sampling yang digunakan yaitu dengan simple random sampling yang merujuk pada pendapat Gay dan Diehl (1992)menghasilkan sample sebanyak 40 mahasiswa. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket dan analisis data yang digunakan yaitu regresi berganda. Hasil penelitian ini yaitu terdapat pengaruh positif dan signifikan kepercayaan diri terhadap kematangan karir mahasiswa di Politeknik LP3I Jakarta Kampus Jakarta Utara sebesar 57,5%.Terdapat pengaruh positif dan signifikan efikasi diri terhadap kematangan karir mahasiswa di Politeknik LP3I Jakarta Kampus Jakarta Utara sebesar 79,6%.Terdapat pengaruh positif dan signifikan kepercayaan diri dan efikasi diri terhadap kematangan karir mahasiswa di Politeknik LP3I Jakarta Kampus Jakarta Utara sebesar 82,3%.

Kata Kunci : Kepercayaan Diri, Efikasi Diri, Karir Mahasiswa

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Kematangan karir menjadi salah satu kendala para pencari kerja dan juga para mahasiswa yang akan menghadapi dunia kerja. Mahasiswa sebagai calon pekerja setelah lulus diharapkan akan dengan cepat mendapatkan pekerjaan akan tetapi justru jumlah pengangguran dengan latar belakang pendidikan yang sudah memasuki perguruan tinggi masih terbilang tinggi. Biro Pusat Statistik,

jumlah pengangguran pada Februari 2010 mencapai 8,59 juta orang atau 7,41 % dari total angkatan kerja., pengangguran terbuka yang terbesar berasal dari lulusan diploma I/II/III sebesar 15,71 %, diikuti lulusan Universitas (S1) sebesar 14,24 %. (Badan Pusat Statistik, 2010).

(2)

2 sebatas bertanya kepada teman, dan

pengambilan keputusan tentang pekerjaan apa yang akan difokuskan untuk diraih masih belum jelas. Mahasiswa cenderung menjalani perkembangan karirnya dengan pasrah atau dapat dikatakan apapun yang terjadi besok tidak mereka rencanakan. Mahasiswa mengaku masih belum secara proaktif mengumpulkan informasi terkait dunia kerja secara up to date.

Fenomena di atas menjelaskan bahwa kematangan karir yang dimiliki mahasiswa masih sangat kurang. Kematangan karir dipengaruhi oleh banyak faktor yang diantaranya yaitu efikasi diri (self-efficacy) dan motivasi kerja mahasiswa. Asumsi dari hubungan antar variabel tersebut adalah efikasi diri dan motivasi kerja mahasiswa masih kurang. Efikasi diri berdasarkan pendapat para ahli dapat diartikan sebagai keyakinan seseorang mengenai kemampuannya dalam mengatasi beraneka ragam situasi yang muncul dalam hidupnya.Motivasi kerja hasil dari pendapat para ahli dapat disimpulkan sebagai sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja.

Berdasarkan kondisi di atas maka peneliti ingin mengetahui seberapa besar pengaruh efikasi diri dan motivasi kerja mempengaruhi kematangan karir mahasiswa di Politeknik LP3I Jakarta Kampus Jakarta Utara dengan melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Efikasi Diri dan Motivasi Kerja terhadap Kematangan Karir Mahasiswa di Politeknik LP3I Jakarta Kampus Jakarta Utara”.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan latarbelakang masalah diatas, dapat diidentifikasi masalahnya sebagai berikut:

1. Kematangan karir yang kurang menyebabkan banyak pengangguran 2. Kematangan karir mahasiswa

Politeknik LP3I Jakarta Kampus Jakarta Utara masih kurang.

3. Motivasi kerja yang rendah dapat menyebabkan kematangan karir mahasiswa kurang

4. Efikasi dirimempengaruhi kematangan karir mahasiswa Politeknik LP3I Jakarta Kampus Jakarta Utara.

5. Motivasi kerja berpengaruh terhadap kematangan karir mahasiswa Politeknik LP3I Jakarta Kampus Jakarta Utara.

Batasan Masalah

Berdasarkan latarbelakang masalah diatas, peneliti membatasi masalah yang dibahas dalam penelitian sebagai berikut:

1. Efikasi dirimempengaruhi kematangan karir mahasiswa Politeknik LP3I Jakarta Kampus Jakarta Utara.

2. Motivasi kerjaberpengaruh terhadap kematangan karir mahasiswa Politeknik LP3I Jakarta Kampus Jakarta Utara.

3. Efikasi diri dan motivasi kerja terhadap kematangan karir mahasiswa Politeknik LP3I Jakarta Kampus Jakarta Utara.

Perumusan masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas, perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Seberapa besar pengaruh efikasi diri

terhadap kematangan

karirmahasiswa Politeknik LP3I Jakarta Kampus Jakarta Utara. 2. Seberapa besar pengaruh motivasi

kerja terhadap kematangan karir mahasiswa Politeknik LP3I Jakarta Kampus Jakarta Utara.

(3)

3

Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui besarnya pengaruh efikasi diri terhadap minat wirausaha mahasiswa Politeknik LP3I Jakarta Kampus Jakarta Utara.

2. Mengetahui besarnya pengaruh motivasi kerja terhadap minat wirausaha mahasiswa Politeknik LP3I Jakarta Kampus Jakarta Utara.

3. Mengetahui besarnya pengaruh efikasi diridan motivasi kerja terhadap minat wirausaha mahasiswa Politeknik LP3I Jakarta Kampus Jakarta Utara.

Kegunaan Penelitian

Penelitian ilmiah yang akan dilakukan penulis ini mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi penulis sendiri maupun pihak-pihak lain yang berkepentingan. Kegunaan penelitian secara akademis dan dalam implementasi adalah:

1. Manfaat akademis

Penelitian ini berguna dalam memberikan pengetahuan untuk mengetahui besarnya pengaruh efikasi diri dan motivasi kerja terhadap kematangan karir mahasiswa.

2. Manfaat dalam implementasi Penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar dalam meningkatkan kematangan karir mahasiswa melalui peningkatan efikasi diri dan motivasi kerja mahasiswa.

LANDASAN TEORI

Kajian Pustaka

Percaya Diri

Thursan Hakim (2005: 6) menyatakan pengertian rasa percaya diri

merupakan keyakinan seseorang terhadap segala aspek kelebihan yang dimilikinya dan keyakinan tersebut membuatnya merasa mampu untuk bisa mencapai berbagai tujuan di dalam hidupnya.. Sedangkan Yusuf Luxory (2004: 4) menyatakan bahwa, percaya diri adalah hasil dari percampuran antara pikiran dan perasaan yang melahirkan perasaan rela terhadap diri sendiri.

Berdasarkan uraian di atas secara umum dapat disimpulkan bahwasannya percaya diri adalah sikap percaya dan yakin akan kemampuan yang dimiliki, yang dapat membantu seseorang untuk memandang dirinya dengan positif dan realistis sehingga ia mampu bersosialisasi secara baik dengan orang lain. Percaya diri seseorang juga banyak dipengaruhi oleh tingkat dan keterampilan yang dimiliki..

1. Aspek-Aspek Percaya Diri

Menurut Lauster (dalam Fasikhah, 1994: 4), terdapat beberapa aspek- aspek untuk menilai self confidence dalam diri individu, diantaranya:

a. Percaya kepada kemampuan sendiri

Suatu keyakinan atas diri sendiri terhadap segala fenomena yang terjadi yang ber-hubungan dengan kemampuan individu untuk mengevaluasi serta mengatasi fenomena yang terjadi tersebut. b. Bertindak mandiri dalam

mengambil keputusan

Dapat bertindak dalam mengambil keputusan terhadap apa yang dilakukan secara mandiri tanpa adanya keterlibatan orang lain. Selain itu, mempunyai kemampuan untuk meyakini tindakan yang diambilnya tersebut.

(4)

4 d. Berani mengungkapkan pendapat

Adanya suatu sikap untuk mampu mengutarakan sesuatu dalam diri yang ingin diungkapkan pada orang lain tanpa ada paksaan atau hal yang dapat menghambat mengungkapkan perasaan tersebut.

Efikasi Diri (Self Efficacy)

Efikasi diri memberikan dasar bagi motivasi manusia, kesejahteraan, dan prestasi pribadi (Dede Rahmat Hidayat, 2011:156) Self-Efficacy merupakan salah satu faktor personal yang menjadi perantara atau mediator dalam interaksi antara faktor perilaku dan faktor lingkungan. Self-Efficacy dapat menjadi penentu keberhasilan performansi dan pelaksanaan pekerjaan. Self-Efficacy juga sangat mempengaruhi pola pikir, reaksi emosional, dalam membuat keputusan (Mujiadi, 2003:86).

Pengertian-pengertian tersebut memberikan pemahaman kepada peneliti bahwa Self-Efficacy adalah sebuah keyakinan subjektif individu untuk mampu mengatasi permasalahan-permasalan atau tugas, serta melalukan tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Komponen Efikasi Diri

Bandura (1986:78) mengungkapkan bahwa perbedaan Self-Efficacy pada setiap individu terletak pada tiga komponen, yaitu magnitude, strength dan generality. Masing-masing mempunyai implikasi penting di dalam performansi, yang secara lebih jelas dapat diuraikan sebagai berikut:

Pertama, Magnitude (tingkat kesulitan tugas), yaitu masalah yang berkaitan dengan derajat kesulitan tugas individu. Komponen ini berimplikasi pada pemilihan perilaku yang akan dicoba individu berdasar ekspektasi efikasi pada tingkat kesulitan tugas. Individu akan berupaya melakukan tugas tertentu yang ia persepsikan dapat dilaksanakannya dan ia akan menghindari situasi dan perilaku yang ia persepsikan di luar batas kemampuannya. Kedua, Strength (kekuatan keyakinan), yaitu berkaitan dengan kekuatan pada keyakinan individu

atas kemampuannya. Pengharapan yang kuat dan mantap pada individu akan mendorong untuk gigih dalam berupaya mencapai tujuan, walaupun mungkin belum memiliki pengalaman–pengalaman yang menunjang.Ketiga, Generality (generalitas), yaitu hal yang berkaitan cakupan luas bidang tingkah laku di mana individu merasa yakin terhadap kemampuannya. Individu dapat merasa yakin terhadap kemampuan dirinya, tergantung pada pemahaman kemampuan dirinya yang terbatas pada suatu aktivitas dan situasi tertentu atau pada serangkaian aktivitas dan situasi yang lebih luas dan bervariasi.

Kematangan Karir

Kematangan karir merupakan aspek yang perlu dimiliki siswa untuk menunjang karir dimasa depan. Pengertian kematangan karir yang diungkapkan oleh B. Hasan (2006: 127), menyatakan bahwa Kematangan karir yaitu sikap dan kompetensi yang berperan untuk pengambilan keputusan karir. Super berpendapat bahwa keberhasilan dan kesiapan remaja untuk memenuhi tugas-tugas yang terorganisir yang terdapat dalam setiap tahapan perkembangan karir disebut sebagai kematangan karir (Gonzales, 2008: 749). Kematangan karir seseorang juga dipengaruhi oleh usia, menurut (Gonzales, 2008: 749). Kesesuaian dengan usia yang dimaksudkan dalam definisi ini, adalah berdasarkan teori Life-Span, Life-Space dari Super, yang mengatakan bahwa setiap individu pada jenjang usia tertentu mempunyai peran yang harus dijalankan sesuai dengan tahapan perkembangannya.

Kesimpulan kematangan karir dari beberapa pendapat tersebut adalah sikap dan kompetensi individu dalam menentukan keputusan karir yang ditunjang oleh faktor kognitif dan afektif dengan meningkatkan pengetahuan dan keahlian.

Faktor-faktor Kematangan Karir

(5)

5 a. Perencanaan karir (career planning).

Aspek perencanaan karir menurut Super (Sharf, 1992: 156), merupakan aktivitas pencarian informasi dan seberapa besar keterlibatan individu dalam proses tersebut.

b. Eksplorasi karir (career exploration). Menurut Super (Sharf, 1992:157) merupakan kemampuan individu untuk melakukan pencarian informasi karir dari berbagai sumber karir, seperti kepada orang tua, saudara, kerabat, teman, guru bidang studi, konselor sekolah, dan sebagainya.

c. Pengetahuan tentang membuat keputusan karir (decision making). Aspek ini menurut Super (Sharf, 1992: 157) adalah kemampuan siswa dalam menggunakan pengetahuan dan pemikiran dalam membuat perencanaan karir.

d. Pengetahuan (informasi) tentang dunia kerja (world of work information). Aspek ini terdiri dari dua komponen menurut Super (Sharf, 1992: 158), yakni terkait dengan tugas perkembangan, yaitu individu harus tahu minat dan kemampuan diri, mengetahui cara orang lain mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan dan mengetahui alasan orang berganti pekerjaan.

e. Pengetahuan tentang kelompok pekerjaan yang lebih disukai (knowledge of preferred occupational group). Aspek ini menurut Super (Sharf, 1992: 158) adalah siswa diberi kesempatan untuk memilih satu dari beberapa pilihan pekerjaan, dan kemudian ditanyai mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut.

f. Realisasi keputusan karir (realisation). Realisasi keputusan karir adalah perbandingan antara kemampuan individu dengan pilihan karir pekerjaan secara realistis. Aspek ini menurut Super (Sharf, 1992: 159), antara lain: memiliki pemahaman yang baik tentang kekuatan dan kelemahan diri berhubungan dengan pekerjaan yang diinginkan, mampu melihat

faktor-faktor yang mendukung dan menghambat karir yang diinginkan, mampu mengambil manfaat membuat keputusan karir yang realistik Individu yang memiliki kematangan karir yang baik berarti telah memiliki orientasi karir (career orientation).

Kerangka Pemikiran

Dari penjelasan di atas dan penelitian terdahulu, maka dapat dirumuskan kerangkan pemikiran teoritis bahwa kematangan karir dipengaruhi oleh kepercayaan diri dan efikasi diri mahasiswa di Politeknik LP3I Jakarta Kampus Jakarta Utara.

Dari penjelasan diatas, maka dapat ilustrasikan dalam bentuk gambar kerangka pemikiran teoritis sebagai berikut:

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

Hipotesis

1. Kepercayaan diri berpengaruh positif dan signifikan terhadap kematangan karir mahasiswa di Politeknik LP3I Jakrta Kampus Jakarta Utara.

2. Efikasi diri berpengaruh positif dan signifikan terhadap kematangan karir mahasiswa di Politeknik LP3I Jakrta Kampus Jakarta Utara.

3. Kepercayaan diri dan Efikasi diri berpengaruh positif dan signifikan terhadap kematangan karir mahasiswa di Politeknik LP3I Jakrta Kampus Jakarta Utara.

METODE PENELITIAN

(6)

6 Penelitian ini menggunakan

penedekatan penelitian kuantitatif karena data yang dianalisis berupa data angka yang kemudian dideskripsikan. Metode penelitan yang digunakan yaitu metode penelitian deskriptif.

2. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa LP3I Jakarta Kampus Jakarta Utara yang ditentukan dengan teknik random sampling Sampel pada penelitian ini dipilih dengan menggunakan teknik random sampling berdasarkan pendapat Gay dan Diehl (1992) yang berpendapat bahwa :

1) Jika penelitian bersifat deskriptif maka sampel minimum adalah 10% dari populasi

2) Jika penelitiannya korelasional, sampel minimumnya adalah 30 subyek

3) Apabila penelitian kausal perbandingan, sampelnya sebanyak 30 subjek per group

4) Apabila penelitian eksperimental, sampel minimumnya adalah 15 subjek per group

Berdasarkan Pendapat di atas, dalam penelitian ini menggunakan sample dengan jumlah 40 subyek/mahasiswa.

3. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kampus LP3I Jakarta Kampus Jakarta Utara.

Pengukuran variabel 1. Instrumen penelitian

Tabel 1 Kisi-kisi angket

2. Validitas dan Reliabilitas

a. Uji validitas instrumen

Saifuddin Azwar mengemukakan bahwa menyeleksi item sebagai kriteria pemilihan item berdasarkan korelasi item total, biasanya digunakan batasan r ≥0,30.

b. Uji Reliabilitas instrumen

Reliabilitas menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat diandalkan sebagai alat pengumpul dataUntuk uji reliabilitas instrumen, digunakan rumus Alpha dari Cronbach (Burhan Nurdiyanto, dkk. 2003:350) sebagai berikut :

Keterangan:

r11= reliabilitas instrumen Σ i 2

= Jumlah varian butir k = Banyaknya butir pertanyaan

2

= Varian total

Teknik Analisis Data 1. Analisis deskriptif

a. Analisis data statistik deskriptif

(7)

7 diteliti, sehingga karakteristik yang

dimiliki oleh data tersebut dan gambaran empiris tentang variabel yang diteliti dapat dipahami.

b. Uji Persyaratan Analisis

Dalam penelitian ini sebelum dilakukan analisis dengan regresi, dilakukan uji persyaratan analisis dahulu.Uji persyaratan dilakukan untuk pengujian hipotesis dapat dilanjutkan atau tidak.

2. Pengujian Kriteria Statistik

Uji signifikansi dalam penelitian ini bertujuan untuk menguji kebenaran dan kesalahan dari hasil hipotesis dari sampel. Uji statistik ini terdiri :

a. Analisis regresi linear berganda Tujuan digunakannya analisis regresi linier berganda ini adalah untuk mengetahui apakah variabel bebas secara bersama-sama mempengaruhi variabel terikat

Y = b1X1+ b2X2 + e

Dimana :

Y = Kematangan Karir Mahasiswa b1 = Koefisien regresi Kepercayaan Diri b2 = Koefisien regresi Efikasi Diri X1 = Motivasi Kepercayaan Diri X2 = Metode Efikasi Diri

e = Varians pengganggu

3. Uji Hipotesis

a. Uji statistik t

Pengambilan keputusan dengan tingkat signifikansi (α) = 0,05 ditentukan sebagai berikut:

1) Jika tingkat signifikansi t hitung > 0,05 atau t hitung < t tabel, maka H0 diterima. 2) Jika tingkat signifikansi t

hitung < 0,05 atau t hitung > t tabel, maka H0 ditolak.

b. Uji Statistik F

Tujuan dari uji statistik F ini pada dasarnya adalah menunjukkan apakah

semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat atau untuk menguji apakah model regresi yang dihasilkan signifikan atau tidak. Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji adalah apakah semua parameter dalam model sama dengan nol atau H0 : β1 = β2 = ……= βk = 0 yang artinya adalah semua variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.

Hipotesis alternatifnya (Ha), tidak semua parameter simultan sama dengan nol, atau H0 : β1 ≠ β2 ≠……≠ βk ≠ 0 yang artinya adalah semua variabel independen secara simultan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen (Kuncoro, 2001).

Kriteria pengujian :

1) Jika tingkat signifikansi F > 0,05

c. Koefisien Determinasi

Koefisien Determinasi(R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel atau seberapa besar pengaruh variabel independent terhadap dependen. Nilai koefisien determinasi ada diantara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas.

Jadwal Penenelitian 1. Jadwal Penelitian

(8)

8

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Deskriptif, Histogram, dan Frekuensi Kepercayaan Diri

a. Analisis Deskriptif Kepercayaan Diri

Dalam analisis deskriptif kepercayaan diri mahasiswa dapat diketahui mean, standar deviasi, skor maksimum dan skor minimum seperti yang ditunjukan pada tabel sebagai berikut:

Tabel. 3.

Analisis Deskriptif Kepercayaan Diri

Dari data di atas terlihat bahwa rata-rata data kepercayaan dirisebesar 83,3500, standar deviasinya sebesar 10,20947dengan nilai maksimum sebesar 100,00dan nilai minimum sebesar 62,00.

b. Histogram Kepercayaan Diri

Dari gambar histogram kepercayaan diridapat diketahui normal atau tidaknya data kepercayaan diriseperti yang ditunjukan pada gambar berikut :

Gambar 2

HistogramKepercayaan Diri

Dari gambar di tas terlihat data kepercayaan dirimenyebar mendekati normal.

Analisis Deskriptif, Histogram, dan Frekuensi Efikasi Diri

a. Analisis Deskriptif Efikasi Diri

Dalam analisis deskriptif efikasi diri mahasiswa dapat diketahui mean, standar deviasi, skor maksimum dan skor minimum seperti yang ditunjukan pada tabel sebagai berikut :

Tabel. 4

Analisis Deskriptif Efikasi Diri

Dari data di atas terlihat bahwa rata-rata data efikasi dirisebesar 81,2250, standar deviasinya sebesar 12,70269dengan nilai maksimum sebesar 100,00dan nilai minimum sebesar 50,00.

b. Histogram Efikasi Diri

Dari gambar histogram efikasi diridapat diketahui normal atau tidaknya data efikasi diriseperti yang ditunjukan pada gambar berikut :

Gambar 3. HistogramEfikasi Diri

(9)

9

Analisis Deskriptif, Histogram, dan Frekuensi Kematangan Karir

a. Analisis Deskriptif Kematangan Karir

Dalam analisis deskriptif kematangan karir mahasiswa dapat diketahui mean, standar deviasi, skor maksimum dan skor minimum seperti yang ditunjukan pada tabel sebagai berikut :

Tabel. 5.

Analisis Deskriptif Kematangan Karir

Dari data di atas terlihat bahwa rata-rata data kematangan karirsebesar 82,9000, standar deviasinya sebesar 13,08709dengan nilai maksimum sebesar 100,00dan nilai minimum sebesar 55,00.

b. Histogram Kematangan Karir

Dari gambar histogram kematangan karirdapat diketahui normal atau tidaknya data kematangan karirseperti yang ditunjukan pada gambar berikut :

Gambar 4.

HistogramKematangan Karir

Dari gambar di tas terlihat data kematangan karir menyebar mendekati normal.

Hasil Uji Asumsi Klasik

Uji Asumsi Klasik dilakukan untuk mengetahui apakah model regresi yang dibuat dapat digunakan sebagai alat prediksi yang baik. Uji asumsi klasik yang akan dilakukan adalah uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji normalitas.

Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel terikat dan variabel bebas dalam model regresi mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Jika Responden 50 maka yang digunakan adalah tabel Shapiro-Wilk dan data dikatakan memiliki distribusi normal jika p 0,05 pada tabel tests of normality. Dengan demikian untuk dapat mengetahui normalitas data, perlu mengacu pada tabel tersebut. Berikut tabel tests of normality:

Tabel. 6. Tests of Normality

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa p atau (sig) pada tabel Shapiro-Wilk yaitu secara keseluruhan lebih dari 0.05 sehingga data pada ketiga variabel dikatakan memiliki distribusi normal.

DAFTAR PUSTAKA

Abraham H. Maslow. 1993. Motivasi dan Kepribadian. Jakarta: PT. Pustaka Binawan Presindo

(10)

10 Bandura, A. (1997). Self efficacy: The

exercise of control. New York: Freeman.

Bimo Walgito. 1994. Psikologi Sosial Suatu Pengantar. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM.

Dede Rahmat Hidayat. 2005. Teori Dan Aplikasi Psikologi Kepribadian dalam Konseling. Yogyakarta: Ghalia Indonesia

Fasikhah, S.S. 1994. Peranan kompetensi sosial pada T.L koping remaja akhir. Tesis. Yogyakarta: Program P.S UGM Yogyakarta.

Gonzalez, Manuel Alvarez. 2008. Career Maturity: A Priority for Secondary Education. Electronic Journal of Research in Educatonal Psychologi

(No. 16 Vol. 6 (3). 2008). p. 749-772.

Hasan, B. 2006. Career Maturity of Indians Adolescents as A Function of Self Concept, Vocational Aspiration and Gender. Journal of the

IndianAcademy of Applied

Psychology (No. 2 Vol. 32 February 2006). p. 127-134.

Hurlock, Elizabeth, B. 1993.

Perkembangan Anak, Erlangga. Jakarta: Erlangga.

Iswidharmanjaya, Derry, dkk. 2004. Suatu Hari Menjadi Lebih Percaya Diri. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Lauster, Peter. 2008. Tes Kepribadian. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Levinson, Edward M et. al. 1998. Six Approaches to the Assessment of Career Maturity. Journal of Counseling and Development

(Vol.76 Iss.4 Fall 1998). p. 475.

Luxory, Yusuf. 2004. Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri anak. Jakarta: Media Kompitindo.

Mujiadi. 2003. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Paul, J. Centi. 1993. Mengapa Rendah Diri?. Yogyakarta: Kanisus

Peale, Norman V. 2006. Bila Anda Fikir Bisa Anda Pasti Bisa”. Jakarta: Gunungjati.

Powell, Darrell F and Luzzo, Darrell Anthony. 1998. Evaluating Factors Associated with the Career Maturity of High School Students. The Career Development Quarterly (Vol. 47 Iss. 2 December 1998). p. 145.

Reivich & Shatté. 2002. The Resilience Factor: 7 Essential Skills for

OvercomingLife’s Inevitable

Obstacles. New York City: Broadway Books.

Richard, George, et.al. 2007. Career Maturity of Students in Accelerated Versus Traditional Programs. The Career Development Quarterly (Vol. 56 Iss. 2 December 2007). p. 171.

Sharf, Richard S. 1992. Applying Career Development Theory To Counseling. California: Books/Cole Publishing Company.

Smedley, et. al. 2003. Differences in Career Maturity among Adjudicated and Nonadjudicated Male Students with and without Disabilities.

Journal of Employment Counseling

(September 01, 2003). p. 110.

(11)

11 Thantaway. 2005. Kamus Bimbingan dan

Konseling. Jakarta: Grasindo.

Thursan hakim. 2005. Belajar Secara Efektif. Jakarta: puspa swara.

Tri Muji Ingarianti. 2009. Hubungan Antara Adversity Quotient Dengan

Kematangan Karir Pada Remaja. Laporan Penelitian. UMM Malang.

Gambar

Tabel 1 Kisi-kisi angket
Tabel. 3. Tabel. 4
Tabel. 5.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian di atas perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui hubungan antara peningkatan ketinggian suhu, lama pembakaran, dan jenis bahan pembentuk campuran beton

Pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan Model pembelajaran Creative Problem Solving. Pada siklus I pertemuan satu yang diajarkan adalah pokok bahasan pembangunan

1) Model APT signifikan dalam menjelaskan kinerja saham sektor pertambangan. 2) Variabel makroekonomi yaitu: Inflasi, Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, Tingkat

Hasil penelitian ini sama dengan Diani et al., (2013) yang menyatakan menunjukan terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan kepatuhan dalam

Model hipotetik meliputi: (1) Rasional, (2) Konsep Kunci, (3) Visi Misi bimbingan kelompok berbasis Islami, (4) Tujuan Model Bimbingan Kelompok Berbasis Islami, (5) Sasaran/

Agama islam adalah wahyu dari Allah yang diturunkan pada rosul-Nya sebagai suatu sistem keyakinan dan tata aturan yang mengatur segala pri kehidupan dan kehidupan manusia

Dari Gambar 1, dapat diketahui bahwa rata-rata nilai kuat tarik yang tertinggi terdapat pada komposisi yaitu 2 mL gliserol dengan waktu pengadukan selama 25

Pesantren memainkan peran sebagai respon dari dinamika sosial, politik, budaya dan ekonomi global sehingga mereka (pesantren) menjadi pemain dengan multi talenta