• Tidak ada hasil yang ditemukan

T2__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Inventori Kematangan Karier Untuk Siswa SMK Negeri 1 Sayung Di Kabupaten Demak T2 BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T2__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Inventori Kematangan Karier Untuk Siswa SMK Negeri 1 Sayung Di Kabupaten Demak T2 BAB I"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai bagian dari Pendidikan Menengah dalam Sistem Pendidikan Nasional mempunyai tujuan utama yaitu menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja, mengembangkan sikap professional, mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan industri, serta menjadi produktif, adaptif, dan kreatif dengan kompetensi keahliannya. (Permendikbud, Nomor 111,2014).

Produktif dalam arti mampu menghasilkan sesuatu sesuai dengan bidang keahliannya, adaptif dimaksudkan dapat menyesuaikan diri dengan keadaan atau perkembangan yang ada, dan kreatif memiliki kemampuan untuk mengembangkan ide, desain dan produk sesuai dengan standar mutu.

(2)

Permasalahan kerja dan penganguran menjadi kajian kehidupan karier manusia. Karena keputusan karier sering dikaitkan dengan kematangan karir seseorang. kematangan karir individu ditentukan pada berhasil atau tidaknya seseorang melakukan tugas dalam tahap perkembangan karir . Setiap tahapan perkembangan karir menuntut penyesuaian tugas-tugas yang spesifik agar seseorang sukses memasuki tahap perkembangan selanjutnya.

Sharf, (2006:119) menyatakan Mempersiapkan masa depan, terutama karier merupakan salah satu tugas remaja dalam tahap perkembangannya, menyatakan bahwa yang terpenting dari masa usia sekolah menengah pada remaja, 14-20 tahun adalah perkembangan karier. Dan dalam teori perkembangan karir konsep karier individu akan mencul pada tahap eksplorasi saat individu berusia 14- 24 tahun. Konsep kematangan karier akan mempengaruhi tingkat kematangan karier individu. Dan Kematangan karier individu dapat dikembangkan melalui pola-pola pemikiran yang terencana dan terarah.

(3)

SMK sebagai salah satu satuan lembaga pendidikan formal yang menghasilkan siswa yang berkompeten dan siap bekerja secara professional harus didukung dengan program yang sesuai. Penerapan Manajeman pendidikan dalam sekolah yang mencakup: perencanan (planning), Pengorganisasian, (organizing), penggerakan (actuating) dan pengawasan (controlling) merupakan satu kesatuan dalam mencapai tujuan sekolah.(Tery,Gr & Rue, LW, 1982) Dengan visi dan misi serta program yang direncanakan harus mendukung siswa dalam menyelesaikan tugas dan tahapan perkembangan, sehingga dapat berhasil secara maksimal dalam tujuan yang hendak dicapai siswa.

National Career Development Guideliness (1992) membantu konselor sekolah yang professional mengidentifikasi tujuan perkembangan karier dan intervensi sepanjang hidup. Salah satu kompetensi perkembangan karier yang harus dicapai adalah perencanaan karier dengan individu harus mempunyai ketrampilan mengambil keputusan, mengerti hubungan peran hidup, memahami peran sebagai laki-laki dan wanita dan ketrampilan merencanakan karier. Salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang dalam perencanaan karier, memilih karier, dan membuat keputusan adalah kematangan karier.

(4)

sistem yang menunjang dalam manajeman SMK Negeri 1 Sayung, yaitu, bagian administrasi dan kepemimpinan, Bidang pengajaran, Bidang pembinaan siswa, layanan khusus yang bersifat psiko edukatif melalui layanan bimbingan dan konseling. Ketiga sub ini bekerjasama menurut fungsinya masing- masing dalam tujuan pendidikan yang ada di SMK N 1 Sayung.

Manajemen bimbingan konseling memuat aktivitas program dan kegiatan serta layanan yang mengupayakan siswa untuk mengembangkan potensi dan kompetensi hidup yang efektif serta memfasilitasi mereka secara sistematik, terprogram, dan kolaboratif agar siswa betul-betul mencapai kompetensi perkembangan atau pola perilaku yang diharapkan.

Layanan Bimbingan dan konseling dalam manajemen sekolah dilaksanakan guru bimbingan dan konseling sesuai dengan tugas pokoknya dalam upaya membantu tercapainya tujuan pendidikan nasional dan khususnya membantu peserta didik dalam tujuan akhir pendidikannya, pada tingkat SMK tujuan akhir pendidikan siswa adalah kesiapan dalam kelanjutan karier.

(5)

berhadapan dengan seorang konseli, guru bimbingan konseling harus memperhatikan taraf kematangan karier yang telah dicapai siswa.

Hal ini harus didukung dengan program dari Bimbingan konseling yaitu dengan memberikan layanan bimbingan karier. Melalui bimbingan karier siswa akan dapat menyesuaikan pertumbuhan, perkembangan, eksplorasi, aspirasi dan pengambilan karier sepanjang rentang hidupnya secara rasional dan realistik berdasarkan informasi potensi diri dan kesempatan yang tersedia dilingkungan hidupnya sehingga mencapai kesuksesan dalam hidupnya.

(6)

peran-peran yang sesuai dengan minat, membentuk pola-pola karier, mengenal ketrampilan kemampuan dan minat, memiliki kemampuan atau kematangan karier dalam perkembangan karier untuk keputusan kariernya.

Akan tetapi yang menjadi permasalahan dalam pelaksanaannya Bimbingan dan konseling karier belum memadai atau berjalan kurang efektif sehingga tujuan dari bimbingan karier di SMK belum maksimal. Program dari Bimbingan karier yang ada di SMK Negeri 1 Sayung baru terfokus pada layanan informasi tentang karier saja dan belum didukung dengan aplikasi instrumentasi yang berisi data dan keterangan siswa yang meliputi hasil analisis instrumen karier. Aplikasi instrumentasi berupa hasil tes dan non tes dalam program karier sangat diperlukan oleh seorang guru Bimbingan dan konseling membantu fungsi pemahaman diri siswa, pencegahan dalam berbagai permasalahan karier yang, pengentasan permasalahan karir siswa dalam karier serta perencanaan dan pengembangan karier siswa.

(7)

proses transfer informasi karier saja tanpa mengkaitkan rencana dan potensi karier siswa.

Dalam rangka mewujudkan Bimbingan karier yang efektif maka dibutuhkan peran aktif seorang guru Bimbingan dan konseling yang professional dan berkompeten sehingga dapat mengoptimalkan layanan bimbingan karier, sedangkan salah satu ciri guru pembimbing yang berkompeten adalah mampu menggunakan, mengembangkan dan membuat instrumen layanan untuk membantu melengkapi mendalami pemahaman tentang siswa serta permasalahannya secara optimal (Prayitno dan Erman Amti, 2004 : 21).

Untuk mengoptimalkan layanan bimbingan karier di SMK termasuk permasalahan tentang kematangan karier guru bimbingan dan konseling diharapkan dapat mengembangkan atau menggunakan instrumen yang dapat mengungkap berbagai data untuk mengetahui kematangan karier siswa. Dengan adanya instrumen tersebut akan membantu guru Bimbingan dan konseling dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling karier yang tepat dan sesuai, seperti diungkap Prayitno dan Erman Amti (2004: 31)

bahwa hasil tes dapat digunakan oleh pembimbing untuk memperoleh gambaran tentang kecakapan, kemampuan, ketrampilan seseorang siswa, sehingga membantu dalam proses layanan bimbingan .

(8)

Dalam kenyataan yang ditemukan di sekolah belum ada inventori yang secara khusus dapat mengukur atau mengungkap kematangan karier yang sesuai dengan kondisi dan program sekolah di SMK. Guru Bimbingan dan konseling masih memiliki keterbatasan kemampuan dalam membuat alat atau instrumen yang standar (sahih dan reliabel).

Fungsi inventori adalah mengumpulkan data dalam rangka memahami individu dan fungsi data dalam bimbingan dan konseling sangat sentral karena data merupakan potret atau gambaran lengkap tentang seseorang.

Penelitian ini bertujuan mengembangkan inventori yang dapat digunakan untuk mengungkap secara spesifik dan menghasilkan data tentang kematangan karier.

Kematangan karir sebagai tugas perkembangan yang dapat diukur. McDivitt dalam Zunker, VG (2006) menyarankan bahwa inventori kematangan karier dapat digunakan membantu klien dalam proses pembuatan keputusan karier. Inventori ini merupakan alat diagnosis untuk mengembangkan prosedur individu atau kelompok, bisa juga menghasilkan pengukuran orientasi perencanaan, kesiapan untuk eksplorasi, informasi dan pembuatan keputusan karier.

(9)

bimbingan karier, evaluasi dan penelitian (Super, 1995). Dalam konseling individual, hasil inventori kematangan karier ini dapat digunakan untuk mendiagnosis dan memprediksi. Sedangkan dalam perencanaan program bimbingan dapat digunakan sebagai instrumen survey dalam mengidentifikasi kebutuhan program bimbingan karier, dalam evaluasi dan penelitian, hasil inventori dapat mengevaluasi efektifitas program bimbingan karier.

Dalam layanan Bimbingan Karier di SMK Negeri 1 Sayung belum tersedia Inventori kematangan karier yang memiliki validitas dan reliabilitas yang memadai, sehingga perlu dikembangakan Inventori Kematangan karir yang mempunyai validitas dan reliabilitas yang memadai dan sesuai standar. Inventori yang digunakan mengadopsi dari luar negeri dan diterjemahkan ke bahasa Indonesia yang belum diadaptasikan kondisi yang ada sesuai dengan peserta didik SMK Negeri 1 Sayung. Selain itu terkait dengan aplikasi budaya, suatu alat tes tidak dapat digeneralisasikan dinegara-negara lain, validitas dan reliabilitas harus dibuat untuk setiap inventori karena suatu alat tes yang mempunyai validitas dan reliabilitas yang tinggi belum tentu dinegara lain menunjukkan hal yang sama (Zunker & Osborn, 2006).

(10)

alat ukur yang standar. Penelitian ini berjudul Pengembangan Inventori Kematangan Karier Untuk Siswa SMK Negeri 1 Sayung di Kabupaten Demak .

1.2 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah pada penelitian ini adalah belum adanya alat ukur kematangan karier yang teruji valid dan reliabel yang dapat digunakan di SMK Negeri 1 Sayung, maka diperlukan pengembangan Inventori kematangan karier untuk siswa SMK Negeri 1 Sayung

1.3 Rumusan Masalah

Permasalahan pada penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: Apakah pengembangan Inventori kematangan karier yang dihasilkan teruji secara valid dan reliabel sebagai alat ukur kematangan karier ?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah membuat inventori kematangan karier yang teruji valid dan reliabel sebagai alat ukur kematangan karier.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Secara Teoritis

(11)

pemahaman dan wawasan mengenai konsep dan konstruk teori mengenai kematangan karier, apabila dihasilkan Inventori kematangan karir yang teruji valid dan reliabel akan menambah perbendaharaan alat ukur bimbingan karier di Indonesia.

1.5.2 Manfaat Secara Praktis

Inventori kematangan karier ini diharapkan dapat digunakan oleh, guru bimbingan dan konseling, kepala sekolah serta kepala diknas sebagai need assesmen dalam merencanakan dan menyusun program bimbingan karier yang sesuai dengan kebutuhan dan tugas perkembangan karier siswa.

1.6 Sistematika Penulisan

Bab I, pendahuluan terdiri dari latar belakang, Identifikasi masalah, tujuan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, sistematika penelitian.

Bab II Tinjauan pustaka terdiri dari teori kematangan karier, Inventori kematangan karier, penelitian yang relevan, Kerangka pemikiran.

Bab III Metode penelitian terdiri Metode penelitian, tahap penelitian, subyek penelitian, Jenis data penelitian, teknik analisa data

Referensi

Dokumen terkait

Profil Kreativitas Peserta Didik dan Implikasinya bagi Layanan Dasar Bimbingan dan Konseling.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan hasil observasi di kelas dan wawancara dengan guru mata pelajaran maupun murid, praktikan dapat menyimpulkan bahwa: kekuatan dalam setiap mata

Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara, misalnya sebagai laporan

[r]

Konseli mampu menangkap pesan yang diterima dan memberikan respon dengan jelas yang menunjukan memperhatikan menjadi pendengar yang aktif. Jurnal harian, Teks drama

T arget costing dihitung dengan menggunakan informasi tentang harga jual atau penjualan dan target profit untuk produk. Penjualan ditentukan berdasarkan informasi dari

Meningkatkan mutu dan kualitas lulusan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) merupakan suatu prioritas utama dalam rangka melaksanakan pembangunan di

Dengan menggunakan metode NPV yang mencari selisih antara PV of Outlays dengan PV of Procceds setelah didiskontokan atas dasar biaya modal yang memberikan hasil positif