• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL EKONOMI KOPERASI dalam memberdayakan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "JURNAL EKONOMI KOPERASI dalam memberdayakan "

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

RESUME JURNAL EKONOMI KOPERASI

“MEMBANGUN KOPERASI BERBASIS ANGGOTA DALAM RANGKA PENGEMBANGAN EKONOMI RAKYAT”

ABSTRAK

Ketika krisis ekonomi melanda Indonesia kegiatan koperasi mengalami guncangan yang sangat hebat, karena pada saat itu keuangan Negara mengalami inflasi sebagai akibatnya banyak organisasi serta bidang usaha yang harus mengalami gulung tikar karena banyak mengalami kerugian. Kondisi ini berhubungan erat dengan aspek hukum koperasi yang tidak berkembang sepesat badan usaha perorangan. Disamping itu karakteristik koperasi tampaknya kurang terakomodasi dalam berbagai peraturan perundang-undangan yang menyangkut badan usaha selain undang-undangtentang koperasi sendiri. Atau pun mengembangan jaringan kerjasama dan keterkaitan usahaantar koperasi. Hal ini juga sebenarnya telah menjadi kebutuhan diantara banyak koperasi,karena banyak peluang usaha yang tidak dapat dipenuhi oleh koperasi secara individual.

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

(2)

2. Perumusan Masalah

Pengembangan koperasi pada masa Orde Baru yang bias pada dominasi peran pemerintah, sertakondisi krisis ekonomi yang melanda Indonesia, timbul pertanyaan bagaimana sebenarnya perankoperasi dalam masyarakat Indonesia, bagaimana prospeknya dan bagaimana strategi pengembangan yang harus dilakukan pada masa yang akan datang. Melihat sifat dan kondisikrisis ekonomi saat ini serta berbagai pemikiran mengenai usaha untuk dapat keluar dari krisistersebut.

3. Tujuan

Melihat sifat dan kondisi krisis ekonomi saat ini, maka di butuhkan jalan keluar dari kondisitersebut. Untuk itu makalah ini di buat dengan tujuan sebagai berikut:

1) Mengetahui seberapa besar peran koperasi dalam masyarakat Indonesia

2) prospeknya dan strategi pengembangan yang dilakukan pada masa yang akan datang.

3) spemikiran mengenai usaha untuk dapat keluar dari krisis tersebut

4. Metode Penelitian 1.4.1 Lokasi

Studi ini dilakukan di Indonesia khususnya di daerah Otonomi dan Desa. 1.4.2 Metode Studi

Tehnik pengumpulan data diperoleh dari studi pustaka, Dinas Koperasi dan UKM serta instansiterkait baik tingkat propinsi maupun kabupaten berupa publikasi, dokumen, laporan kegiatan.

1.4.3 Pengolahan Analisis Data

(3)

BAB II

PEMBAHASAN

1. KONDISI KOPERASI (PERBANDINGAN KUD DAN KOPERASIKREDIT/KOPDIT) Ada 3 tingkat bentuk eksistensi koperasi bagi masyarakat (PSP-IPB, 1999) :

1) Koperasi dipandang sebagai lembaga yang menjalankan suatu kegiatan usaha tertentu,dan kegiatan usaha tersebut diperlukan oleh masyarakat. Kegiatan usaha dimaksud dapat berupa pelayanan kebutuhan keuangan atau perkreditan, atau kegiatan pemasaran, ataukegiatan lain. Pada tingkatan ini biasanya koperasi penyediakan pelayanan kegiatanusaha yang tidak diberikan oleh lembaga usaha lain. Hal ini dapat dilihat pada peran beberapa Koperasi Kredit dalam menyediaan dana yang relatif mudah bagi anggotanyadibandingkan dengan prosedur yang harus ditempuh untuk memperoleh dana dari bank.

2) Koperasi merupakan alternatif bagi lembaga usaha lain. Masyarakat telah merasakan bahwa manfaat dan peran koperasi lebih baik dibandingkan dengan lembaga lain.Keterlibatan anggota (atau juga bukan anggota) dengan koperasi adalah karena pertimbangan rasional yang melihat koperasi mampu memberikan pelayanan yang lebih baik.

3) Koperasi menjadi organisasi yang dimiliki oleh anggotanya. Rasa memilki ini dinilaitelah menjadi faktor utama yang menyebabkan koperasi mampu bertahan pada berbagaikondisi sulit, yaitu dengan mengandalkan loyalitas anggota dan kesediaan anggota untuk bersama-sama koperasi menghadapi kesulitan tersebut.

2. FAKTOR FUNDAMENTAL EKSISTENSI DAN PERAN KOPERASI

Berikut ini adalah faktor pembeda antara koperasi yang tetap eksis dan berkembangdengan koperasi-koperasi yang telah tidak berfungsi :

1) Koperasi akan eksis jika terdapat kebutuhan kolektif untuk memperbaiki ekonomi secaramandiri.

2) Koperasi akan berkembang jika terdapat kebebasan (independensi) dan otonomi untuk berorganisasi.

3) berorientasi pada pemberian pelayanan bagi anggota,

4) biaya transaksi antara koperasi dan anggota mampu ditekan lebih kecil dari biayatransaksi non-koperasi, dan mampu mengembangkan modal yang ada didalam kegiatan koperasi dan anggota sendiri

(4)

6) Koperasi akan semakin dirasakan peran dan manfaatnya bagi anggota dan masyarakat pada umumnya jika terdapat kesadaran dan kejelasan dalam hal keanggotaan koperasi.

7) Koperasi akan eksis jika mampu mengembangkan kegiatan usaha yang :

3. PERKEMBANGAN KOPERASI DI INDONESIA

 PERKEMBANGAN KOPERASI DALAM SISTEM EKONOMI TERPIMPIN Peraturan konsep pengembangan koperasi secara misal dan seragam dan dikeluarkan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :

1) Menyesuaikan fungsi koperasi dengan jiwa dan semangat UUD 1945 dan Manipol RI tanggal 17 Agustus 1959, dimana koperasi diberi peranan sedemikian rupa sehingga kegiatan dan penyelenggaraannya benar-benar dapat merupakan alat untuk melaksanakan ekonomi terpimpin berdasarkan sosialisme ala Indonesia, sendi kehidupan ekonomi bangsa Indonesia dan dasar untuk mengatur perekonomian rakyat guna mencapai taraf hidup yang layak dalam susunan masyarakat adil dan makmur yang demokratis. 2) Bahwa pemerintah wajib mengambil sikap yang aktif dalam membina

Gerakan Koperasi berdasarkan azas-azas demokrasi terpimpin, yaitu menumbuhkan, mendorong, membimbing, melindungi dan mengawasi perkembangan Gerakan Koperasi.

3) Bahwa dengan menyerahkan penyelenggaraan koperasi kepada inisiatif Gerakan Koperasi sendiri dalam taraf sekarang bukan saja tidakk mencapai tujuan untuk membendung arus kapitalisme dan liberalism, tetapi juga tidak menjamin bentuk organisasi dan cara bekerja yang sehat sesuai dengan azas-azas koperasi yang sebenarnya.

 PERKEMBANGAN KOPERASI PADA MASA ORDE BARU

Semangat Orde Baru yang dimulai titik awalnya 11 Maret 1996 segera setelah itu pada tanggal 18 Desember 1967 telah dilahirkan Undang-Undang Koperasi yang baru yakni dikenal dengan UU No. 12/1967 tentang Pokok-pokok Perkoperasian. Konsideran UU No. 12/1967 tersebut adalah sebagai berikut ;

1) Bahwa Undang-Undang No. 14 Tahun 1965 tentang Perkoperasian mengandung pikiran-pikiran yang nyata-nyata hendak :

a) menempatkan fungsi dan peranan koperasi sebagai abdi langsung daripada politik. Sehingga mengabaikan koperasi sebagai wadah perjuangan ekonomi rakyat.

b) menyelewengkan landasan-landasan, azas-azas dan sendi-sendi dasar koperasi dari kemrniannya.

(5)

a) Bahwa berhubung dengan itu perlu dibentuk Undang-Undang baru yang sesuai dengan semangat dan jiwa Orde Baru sebagaimana dituangkan dalam Ketepatan-ketepatan MPRS Sidang ke IV dan Sidang Istimewa untuk memungkinkan bagi koperasi mendapatkan kedudukan hokum dan tempat yang semestinya sebagai wadah organisasi perjuangan ekonomi rakyat yang berwatak sosial dan sebagai alat pendemokrasian ekonomi nasional.

b) Bahwa koperasi bersama-sama dengan sector ekonomi Negara dan swasta bergerak di segala sektor ekonomi Negara dan swasta bergerak di segala kegiatan dan kehidupan ekonomi bangsa dalam rangka memampukan dirinya bagi usaha-usaha untuk mewujudkan masyarakat Sosialisme Indonesia berdasarkan Panvcasila yang adil dan makmur di ridhoi Tuhan Yang Maha Esa.

3) Bahwa berhubungan dengan itu, maka Undang-Undang No. 14 tahun 1965 perlu dicabut dan perlu mencerminkan jiwa, serta cita-cita yang terkandung dalam jelas menyatakan, bahwa perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas azas kekeluargaan dan koperasi adalah satu bangunan usaha yang sesuai dengan susunan perekonomian yang dimaksud itu. Berdasarkan pada ketentuan itu dan untuk mencapai cita-cita tersebut Pemerintah mempunyai kewajiban membimbing dan membina perkoperasian Indonesia dengan sikap

(6)

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN

Koperasi di Indonesia dipandang sebagai lembaga yang menjalankan suatu kegiatan usaha tertentu, dan kegiatan usaha tersebut diperlukan oleh masyarakat. Selain itu koperasi juga telah menjadi alternatif bagi lembaga usaha lain serta koperasi telah menjadi kegiatan dalam suatu organisasi yang dimiliki oleh anggotanya. Pada masa mendatang koperasi masih sangat dibutuhkan oleh masyarakat . Alasan lain adalah karena adanya peluang untuk mengembangkan potensi usaha tertentu. Didirikannya koperasi itu untuk memenuhi kebutuhan anggotanya dengan harga yang relatif lebih murah, memberikan kemudahan bagi anggotanya yang membutuhkan modal usaha, memberikan keuntungan bagi anggotanya. Jadi kesimpulan dari materi ini, bahwa pentingnya koperasi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan Rakyat Indonesia maupun kesejahteraan rakyat di seluruh negara. Hal ini diperoleh dengan adanya pembagian Sisa Hasil Usaha(SHU) kepada para anggotanya.

DAFTAR PUSTAKA

1) http://www.ekonomirakyat.org/edisi_4/artikel_4.html

2) http://ekasubali41.blogspot.co.id/2012/10/jurnal-ekonomi-koperasi.html 3) http://www.scribd.com/doc/82762644/JURNAL-EKONOMI-KOPERASI 4)

Referensi

Dokumen terkait

Meningkatkan peran Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah sebagai pusat perumusan kebijakan ekonomi kerakyatan dan memberdayakan Koperasi dan UMKM untuk

Setiap badan usaha termasuk juga koperasi, dalam usahanya tentu menginginkan suatu keuntungan. Untuk mencapai keuntungan yang optimal, koperasi harus menjalankan usahanya secara

lumpur yang terbentuk pada saat air laut surut dengan membentuk kelompok saat makan di dekat garis pantai. Makin jauh dari garis pantai maka burung-burung air ini akan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan wawasan peneliti dalam melakukan penelitian yang berkaitan dengan hubungan tingkat pengetahuan perawat post

(2011) menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara stres kerja terhadap kinerja karyawan. Berdasarkan data dan research gap yang diperoleh, maka tujuan penelitian

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Rumpun Pendidikan dan Pelatihan Teknis

Secara kumulatif besaran PDRB Jawa Tengah hingga triwulan III tahun 2008 dibandingkan dengan PDRB pada periode yang sama tahun 2007 menunjukkan kenaikan sebesar 6,0 persen,

Akomodasi, Konsumsi dan Tranportasi OL 45.000.000 Pengadaan Langsung Jamuan Makan & Minum untuk Peserta,. oanitia dan