BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Poros roda merupakan salah satu komponen yang sangat penting dari sebuah sepeda motor karena poros berfungsi untuk menopang body, beban kendaraan itu sendiri maupun, beban luar pada kendaraan dalam hal ini manusia atau barang muatan pada sepeda motor. Sehingga diperlukan poros yang baik untuk mencapai fungsi dari poros diatas.
Dengan banyaknya produk-produk industri yang beredar di pasaran membuat orang mampu memanipulasi antara produk asli dan imitasi, produk yang palsu akan di jual dengan harga yang lebih murah dan mempunyai kualitas yang rendah tapi banyak diminati oleh pemakai produk-produk tersebut. Produk-produk industri tersebut yang berupa suku cadang sepeda motor dalam hal ini poros roda belakang sepeda motor khususnya pada sepeda motor Supra X.
Sebagai wilayah yang memiliki penduduk yang cukup banyak dalam penggunaan barang industri seperti sepeda motor dan tidak memiliki keterampilan dalam memilih suku cadang yang bagus, masyarakat NTT dapat dijadikan sebagai sumber penghasilan bagi produsen suku cadang. Salah satu tempat yang mempunyai masyarakat dengan pemahaman yang kurang tentang penggunaan suku cadang adalah di Asuulun, Kelurahan Fatukbot, Kabupaten Belu, NTT.
Di daerah ini masyarakat sering menggunaan poros sepeda motor tanpa mempedulikan mana yang sesuai dengan sepeda motornya, karena suku cadang yang asli sangat mahal tapi memiliki kualitas yang baik maka masyarakat berinisisatif untuk menggunakan suku cadang yang imitasi dan mempunyai harga yang terjanngkau tetapi kualitasnya belum tentu bagus.
tugas akhir dengan judul : Analisa Kekuatan Bengkok Poros Roda Belakang (Genuine Dan Non Genuine) Pada Sepeda Motor Supra X.
1.2. Perumusan Masalah a. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka dirumuskan permasalahan dalam penulisan proposal tugas akhir ini adalah seberapa besar perbedaan kekuatan bengkok dari tiap-tiap jenis poros roda belakang (genuine dan non genuine) pada sepeda motor Supra X.
b. Batasan Masalah
Adapun yang menjadi batasan masalah yang ada dalam proposal adalah sebagai berikut:
1. Menghitung defleksi dan elastisitas poros roda sepeda motor.
2. Menguji kekuatan bengkok poros roda genuine dan non genuine yang masih baru. (Honda Genuine Parts, JW Parts dan Tzeng)
1.3. Tujuan Dan Manfaat Penelitian a. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui seberapa besar perbedaan kekuatan bengkok poros roda yang genuine dan non genuine pada roda belakang motor Supra X.
2. Untuk mengetahui apakah harga suatu poros roda belakang berbanding lurus dengan kekuatan suatu bahan
b. Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis agar mengetahui perbandingan kekuatan bahan pada tiap-tiap merek poros roda belakang sepeda motor.
2. Bagi pengguna sepeda motor sebagai informasi tentang kekutan bahan dari suku cadang yang akan dibeli.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Poros
2.1.1. Pengertian Poros
Poros adalah suatu bagian stasioner yang beputar, biasanya berpenampang bulat dimana terpasang elemen-elemen seperti roda gigi, puli, roda gila, engkol, sprocket dan elemen pemindah lainnya. Poros bisa menerima beban lenturan, beban tarikan, beban tekan atau beban puntiran yang bekerja sendiri-sendiri atau berupa gabungan satu dengan lainnya. (Josep Edward Shigley, 1983).
Poros banyak kita jumpai pada kendaraan-kendaraan bermotor diantaranya pada sepeda motor, yang akan dibahas penulis ialah penggunaan poros roda pada kendaraan bermotor yaitu sepeda motor Supra X.
2.1.2. Bahan Poros
Poros untuk sepeda motor dibuat dari baja batang yang ditarik dingin dan difinis, baja karbon konstruksi mesin yang dihasilkan dari ingot yang dideoksidasikan dengan ferrosilikon dan di cor. Meskipun demikian, bahan ini kelurusannya agak kurang tepat dan dapat mengalami deformasi karena tegangan yang kurang seimbang misalnya bila diberi alur pasak, karena ada tegangan sisa didalam poros. Tetapi penarikan dingin membuat permukaan poros menjadi keras dan kekuatannya bertambah besar.
2.1.3. Efek Getaran Terhadap Material Poros
Defleksi adalah perubahan bentuk pada poros dalam arah y akibat adanya pembebanan vertikal yang diberikan pada poros. Sumbu sebuah poros akan terdeteksi dari kedudukannya semula bila benda dibawah pengaruh gaya terpakai. Dengan kata lain suatu poros akan mengalami pembebanan, baik itu beban terpusat maupun terbagi merata akan mengalami defleksi. (Soemono, dkk 1989)
Jika putaran mesin dinaikkan maka terjadi getaran yang luar biasa besarnya. Putaran ini disebut putaran kritis. Karena getaran memberikan efek beban yang berulang-ulang yang menyebabkan terjadinya defleksi pada poros yang menyebabkan poros menjadi tidak lurus lagi akibat material mengalami kelelahan akibat pembebanan yang terjadi terus menerus (fatik), di dukung dengan panas yang di akibatkan gesekan antar bearing yang menyebabkan material berubah struktur namun itu hanya berpengaruh kecil karena panas tidak meningkat akibat adanya pendinginan secara alami yaitu melalui udara. Sebaliknya apabila poros tidak lurus lagi maka memberikan efek getaran yang lebih besar lagi yang mengakibatkan kerugian energi dan bisa menyebabkan kerusakan.
2.1.4. Beban Yang Terjadi Pada Poros Roda Sepeda Motor
Ada beberapa beban yang terjadi pada poros sepeda motor yaitu beban puntir dan beban tekan, yang akan dibahas disini adalah beban tekan.
Gambar .1. Gaya atau beban-beban yang diterima poros roda
F F
Pada poros sepeda motor, poros menerima beban dari atas dan juga dari bawah, beban dari atas biasanya terjadi pada kedua ujung poros yang menjadi tumpuan, sedangkan dari bawah ialah pada saat roda mendapat beban dari atas diteruskan ke roda, karena roda disini terhubung melalui poros maka, beban akan terjadi melalui bagian bawah poros karena roda akan memantul ke aspal sehingga memberikan gaya dorong dari bawah tepat kebagian tengah poros.
2.2. Baja
2.2.1. Pengertian Baja
Baja adalah logam paduan dengan besi sebagai unsur dasar dan karbon sebagai unsur paduan utamanya. Kandungan karbon dalam baja berkisar antara 0.2% hingga 2.1% berat sesuai grade-nya. Fungsi karbon dalam baja adalah sebagai unsur pengeras dengan mencegah diskolasi bergeser pada kisi kristal (crystal lattice) atom besi.
Unsur paduan lain yang biasa ditambahkan selain karbon adalah mangan (manganese), krom (chromium), vanadium, dan tungsten. Dengan memvariasikan kandungan karbon dan unsur paduan lainnya, berbagai jenis kualitas baja bisa didapatkan. Penambahan kandungan karbon pada baja dapat meningkatkan kekerasan (hardness) dan kekuatan tariknya (tensile strength), namun di sisi lain membuatnya menjadi getas (brittle) serta menurunkan keuletannya (ductility). 2.2.2. Klasifikasi Baja
Ada beberapa macam pengelompokan baja diantaranya :
1. Baja Mangan (10% - 18%Mn) bersifat keras, kuat, dan awet sering digunakan untuk rel kereta api, lapis kendaraan perang dan mesin penghancur batu.
2. Baja Silikon (1% - 5% Si) bersifat keras, kuat dan mempunyai gaya magnet kuat sering digunakan untuk bahan pembuat magnet.
3. Durion (12% - 15% Si) bersifat tahan karat dan asam sering digunakan untuk pipa, ketel dan kondensor.
5. Baja kromium vanadium (1% - 10% Cr) bersifat kuat dan tahan tekanan/beban digunakan untuk poros kendaraan.
6. Baja tahan karat/Stainless steels (14% - 18% Cr,7% - 9% Ni) bersifat tahan karat untuk alat pemotong dan perkakas dapur.
2.2.3. Sifat Baja
Baja mempunyai sejumlah sifat yang membuatnya menjadi bahan industri yang sangat berharga. Beberapa sifat baja yang penting adalah: kekuatan, kelenturan, keuletan, kekerasan dan ketahanan terhadap korosi. (Lawrance H. Van Vlack,1981)
1. Kekuatan (strength)
Baja mempunyai kemampuan tarik, lengkung, dan tekan yang sangat besar. Pada setiap pabrikan baja menandai beberapa besar daya kekuatan baja itu misalnya, memasukan satu baja batangan dan mencatumkan pada baja itu ST 37. di sini ST menunjukan bahwa baja itu menunjukkan daya kekuatan (minimum) tarikan atau daya tarik baja itu. Yang dimaksud dengan istilah tersebut adalah gaya tarik N yang dapat dilakukan baja bergaris tengah 1 mm2 sebelum baja itu menjadi patah.
Dalam hal ini kekuatan tarik itu adalah 3700 N/mm2. dahulu kita mencantumkan kekuatan tarik baja itu ST 37, karena kekuatan tariknya adalah 37 kgf/mm2. Karna smengandung sedikit kadar karbon, maka semua jenis baja mempunyai kekuatan tarik yang kuat. Oleh karna kekuatan tarik baja yang kuat maka baja dapat menahan berbagai tegangan, seperti tegangan lentur.
2. Ketangguhan Baja (toughness) adalah hubungan antara jumlah energi yang dapat diserap oleh baja sampai baja tersebut putus. Semakin kecil energi yang diserap oleh baja, maka baja tersebut makin rapuh dan makin kecil ketangguhannya. Cara ujinya dengan cara memberi pukulan mendadak (impact/pukul takik).
Keuletan ini juga berhubungan dengan sifat dapat dikerjakan pada baja. Cara ujinya berupa uji tarik.
4. Kekerasan
Baja itu sangat keras sekali sehingga sebagai bahan konstruksi, baja mungkin saja untuk digunakan berbagai tujuan. Apabila untuk produk-produk baja tertentu ada suatu keharusan, maka bisa saja baja itu, dengan cara dipanaskan,dibuat luar biasa kerasnya.
5. ketahanan terhadap korosi
Tanpa perlindungan, baja sangat cepat berkarat. Maka baja diberikan perlindungan yang sangat efektif dengan berbagai cara.
2.3. Pengujian Bengkok 2.3.1. Pengertian Uji Bengkok
Pengujian bengkok adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan deformasi dan modulus elestisitas dari suatu benda atau bahan uji, dalam hal ini poros roda sepeda motor Supra X yang dibutuhkan menurut fungsinya. Tujuan pengujian bengkok adalah mengetahui ketahanan bengkok suatu bahan. Pengujian dapat dilakukan terhadap logam keras/getas seperti besi cor atau terhadap logam liat/ulet.
2.3.2. Rumus Perhitungan Uji Bengkok
Menurut ilmu gaya yang dipakai, defleksi (y) dapat dihitung berdasarkan rumus :
Untuk posisi pembebanan terletak ditengah-tengah
F
a = ½ L b = ½ L L
Gambar 2. Posisi Pembebanan Pada Poros
a = b = 1
F = Besarnya beban (N)
L = jarak antara titik tumpu (mm) I = Momen inersia (mm4)
= 1 2F ∑ FY = 0
RA + ½ F – F = 0 RA - 1
2 F = 0 RA = 1
2 F………..(Thimoshenko, 1988) Untuk mencari defleksi yang terjadi, dicari degan metode bidang momen (Timoshenko, 1988)
∑ MA = ∑MB = 0
∑ MC = RA . ½ L – RB . ½ L = ½ F . ½ L – ½ F . ½ L = ¼ FL – ¼ FL
∑ MC = 0
Bila bidang momen diatas dianggap sebagai beban khayal ( G ) maka:
G = 14 FL x 12 x 12 L ……… (Thimoshenko 1988)
= 161 FL2
½ L ½ L
¼ L F
B A
C
A1 B1
G
Sehingga beban khayal total : RB’)dengan cara seperti mencari reaksi tumpuan yang sebenarnya yaitu RA dan RB . momen khayal dititik C’ sebagai berikut :
MC’ = YC = 1
Dengan perhitungan ini kita dapat menggunakan beberapa rumus untuk momen inersia dari penampang batang uji antara lain :
Penampang bulat
Ix = Iy = I
I = π 64 d
4
x
Gambar 4. Penampang poros
Momen tahanan (ω ) :
ω = 2x π 64 d
3
ω = π 32d
3 y
x
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Dan Waktu Pelaksanaan
1. Lokasi penelitian:
Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium pengujian bahan Politeknik Negeri Kupang dengan pertimbangan, laboratorium politeknik negeri kupang memiliki sumber daya yang cukup lengkap, untuk melakukan penelitian dan terdapat instruktur-instruktur yang ahli dalam bidang pengujian bahan yang siap mendampingi dalam pelaksanaan penilitian.
2. Waktu pelaksanaan penilitian adalah:
Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 10 Oktober 2012.
3.2. Variabel Yang Diamati
Penelitian ini merupakan penelitian komparatif, yaitu membandingkan 2 (dua) hal atau objek secara langsung untuk mencari yang terbaik.
Adapun variabel penelitian ini adalah :
3.3. Spesifikasi Jenis Poros Roda Sepeda Motor Supra X
Adapun spesifikasi dari jenis-jenis poros roda sepeda motor Supra X adalah: 1. Poros roda merek Honda Genuine Parts
P = 20 Cm
D = 12 Mm
B = 2 Ons JU = 16
H = Rp. 65.000,00 2. Poros roda merek JW Parts
P = 20 Cm
D = 12 Mm
B = 2 Ons JU = 18
H = Rp. 35.000,00 3. Poros roda merek Tzeng
P = 20 Cm
Adapun alat dan bahan yang diperlukan sebelum penelitian : 1. Alat
a. 1 unit universal machine dan perlengkapannya b. Jangka sorong
d. Dinamo meter (pengukur gaya) 2. Bahan
a. 1 buah poros roda sepeda motor Supra X dengan merek Honda genuine parts.
b. 1 buah poros roda sepeda motor Supra X dengan merek JW Parts. c. 1 buah poros roda sepeda motor Supra X dengan merek Tzeng.
Gambar 5. Jenis-jenis poros roda belakang sepeda motor Supra X
3.5. Prosedur Penelitian
Data yang dirancang untuk penelitian ini adalah data yang bersifat kuantitatif yang bersumber dari serangkaian eksperimen, yaitu hasil pengukuran jumlah Defleksi dan Elastisitas poros roda selama pembebanan berlangsung.
Hal ini dilakukan dengan 3 (tiga) jenis eksperimen. Eksperimen I adalah pengujian menggunakan poros pada roda belakang motor Supra X, dengan merek poros Honda Genuine Parts, eksperimen II adalah pengujian menggunakan poros roda belakang motor Supra X, dengan merek JW Parts dan eksperimen III adalah dengan menggunakan poros roda belakang supra X, dengan merek Tzeng.
Dalam eksperimen ini pengukuran dilakukan dengan kondisi poros roda sepeda motor yang masih baru dan ukuran pembebanan yang bervariasi. Pengaturan pembebanan poros roda sepeda motor pada 200 N s/d 1800 N dilakukan dengan cara menyetel ukuran pembebanan agar tetap beraturan dengan menggunakan dinamo meter atau pengukur gaya.
Agar pengukuran poros sepeda motor dapat dikontrol dengan baik, maka diperlukan pengawasan atau ketelitian ekstra agar tidak terjadi kesalahan dalam menyetel beban atau gaya yang akan diberikan pada benda uji.
Ket :
1. JW Parts 2. Tzeng
Pada saat melakukan eksperimen terjadi kejadian diluar perencanaan, misalnya listrik padam ataupun gaya atau pembebanan yang diberikan melebihi batas yang telah ditentukan.
Langkah – langkah eksperimen melalui 2 (dua) tahapan, yaitu tahap persiapan dan tahap pengujian :
1. Tahap Persiapan
a) Menggunakan rumus untuk menghitung titik pembebanan pada titik pusat poros roda.
b) Memasang poros pada roda penumpu dengan posisi a = b. c) Menyiapkan pengukur gaya dengan perhitungan dari awal.
d) Menyiapkan dial indikator dengan arah jarum jamnya dari 0 μm (nol). 2. Tahap Pengujian
a) Menghidupkan mesin universal, lalu setel ukuran pembebanan sesuai dengan yang dinginkan untuk dilakukan pengujian dan selanjutnya dilakukan perhitungan dengan menggunakan dial indikator untuk melihat pembengkokan yang terjadi.
b) Menggerakkan mesin sehingga benda uji menyentuh penekan. Catat kenaikan bebannya (beban awal 200 N).
c) Menaikkan beban setiap 200 N secara bertahap.
d) Menghitung defleksi dan elastisitas poros yang di uji dengan rumus yang ada.
e) Menyetel kembali semua alat ukur ke ukuran semula, barulah dilakukan eksperimen berikut.
f) Pengujian tersebut dilakukan selama 1 (satu) kali percobaan untuk tiap-tiap poros.
Secara ringkas prosedur penelitian dapat dilihat pada diagram alir berikut :
Gambar 6. Diagram alir rencana penelitian 3.6. Teknik Pengumpulan Data
1. Studi Kepustakaan (Literatur)
Studi kepustakaan yang dilakukan dengan cara mengumpulkan literatur tentang prinsip dasar, konsep – konsep dasar dan spesifikasi yang relevan dengan masalah yang diteliti.
2. Studi Deskripsi (Pengumpulan Data)
Suatu studi yang menghasilkan sejumlah besar informasi mengenai berbagai keadaan yang terjadi dilapangan dengan cara menanyakan langsung kepada mekanik atau bengkel-bengkel.
3. Studi Eksperimen
Pada metode ini penulis mengambil data dengan cara mengadakan penelitian pada tiap-tiap jenis poros roda belakang sepeda motor.
3.7. Teknik Analisis Data
Melakukan pengujian di lokasi (laboratorium perawatan dan perbaikan)
Layak
Ya Tidak
Pemilihan jenis poros sepeda motor Supra X
Mempersiapkan fasilitas dan lokasi penelitian
Data hasil pengujian
Analisa Data
Untuk memperoleh data yang spesifik maka dilakukan 1 (satu) kali percobaan untuk setiap poros roda, selanjutnya data-data hasil pengujian dihitung. Analisa data penelitian dilakukan secara teknik statistik (analisa komperatif) yaitu dengan membandingkan hasil pengukuran untuk tiap-tiap jenis poros sepeda motor Supra X dengan cara membandingkan grafik gaya Vs defleksi dan gaya Vs modulus elastisittas.
BAB IV PEMBAHASAN
4.1. Data Pengujian Bengkok
4.1.1. Pengujian Bengkok Poros Roda Belakang JW Parts
Dari pengujian yang dilakukan, pada poros roda belakang JW Parts di peroleh data pengujian sebagai berikut:
Tabel 1. Hasil Pengujian Bengkok Poros dengan merek JW Parts No Gaya F (N) Defleksi Y (mm) x (10
-2)
1 0 0
2 200 28
3 400 44
6 1000 73
4.1.2. Pengujian Bengkok Poros Roda Belakang Honda Genuine Parts
Dari pengujian yang dilakukan, pada poros roda belakang Honda Genuine Parts di peroleh data pengujian sebagai berikut:
18 3400 190
4.1.3. Pengujian Bengkok Poros Roda Belakang Tzeng
Dari pengujian yang dilakukan, pada poros roda belakang Tzeng di peroleh data pengujian sebagai berikut:
15 2800 165
16 3000 177
17 3200 190
18 3400 207
19 3600 224
20 3800 243
21 4000 263
22 4200 287
23 4400 320
24 4600 353
25 4800 392
26 5000 450
27 5200 516
28 5400 604
29 5600 760
30 5800 974
4.2. Contoh Perhitungan Data Pengujian
Data perhitungan yang diambil berdasarkan data nomor 2 s/d 6 pada poros JW Parts dimana :
Diketahui :
D = 12 mm
L = 160 mm (Panjang tumpuan) Ditanya E =…?
1. Mencari momen inersia I = 3,1464 124 = 3,14
64 20736 I = 1017,36 mm4 2. Mencari modulus elastisitas
= 4096000000 35648,2944
= 114900,3078 N/mm2 3. Mencari momen tahanan
ω = π 32d
3
ω = 3,14 32 12
3
ω = 3,1432 1728 ω = 0,098125 x 1728 ω = 169,56 mm3
‘
4.3. Hasil Perhitungan
4.3.1. Hasil Perhitungan Poros JW Parts
Dari hasil perhitungan data pengujian diperoleh data sebagai berikut : Tabel 4. Hasil perhitungan data pengujian poros merek JW Parts No Gaya F (N) Defleksi Y (mm) Modulus Elastisitas E
(N/mm2)
1 0 0 0
2 200 0,28 59912,30337
3 400 0,44 76252,02247
5 800 0,66 101669,3633
6 1000 0,73 114900,3078
7 1200 0,84 119824,6067
8 1400 0,94 124923,5262
9 1600 1,04 129041,8842
10 1800 1,14 132437,7232
11 2000 1,25 134203,5595
12 2200 1,36 135683,7459
13 2400 1,45 138831,2685
14 2600 1,57 138904,9581
15 2800 1,7 138150,7231
16 3000 1,86 135285,8463
17 3200 2,08 129041,8842
18 3400 2,34 121872,8906
19 3600 2,75 109802,9124
20 3800 3,99 79883,07115
21 4000 5,3 63303,56582
Momen Tahanan = 169, 56
0 1 2 3 4 5 6 0
500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500
Defleksi Y (mm)
G
ay
a
(F
)
Gambar 7. Grafik Gaya (F) Vs Defleksi (Y) Poros JW Parts
Dari grafik dapat disimpulkan bahwa dari gaya yang diberikan pada permulaan grafik yakni dari gaya sebesar 200 N s/d 3600 N terjadi daerah proporsional, dimana pertambahan gaya berbanding lurus dengan defleksi yang terjadi, atau gaya yang diberikan tidak banyak mempengaruhi poros, dimana defleksi yang terjadi masih diambang batas normal atau masih ada momen tahanan balik, setelah gaya dinaikkan hingga mencapai 3600 N poros mengalami defleksi yang besar yang menyebabkan poros kehilangan momen tahanan balik sehingga, walaupun gaya tidak dinaikkan lagi tetapi, poros akan terus mengalami defleksi.
0 20000 40000 60000 80000 100000120000140000160000 0
500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500
2800
Modulus Elastisitas E (N/mm 2)
G
ay
a
F
(
N
)
Gambar 8. Grafik Gaya (F) Vs Modulus Elastisitas (E) Poros JW Parts
Dari grafik Gaya vs Modulus Elastisitas dapat disimpulkan bahwa, kemampuan modulus elastisitas poros JW Parts bisa menerima gaya hingga 2600 N (138904,9581 N/mm2) atau setara dengan 260 kg bila gaya yang diberikan melebihi 2600 N maka, poros akan mengalami deformasi plastis atau bengkok permanen yang menyebabkan poros tidak bisa kembali kebentuk semula
Dari hasil perhitungan data pengujian diperoleh daa sebagai berikut : Table 5. Hasil perhitungan data pengujian bengkok poros Honda Genuine Parts
No Gaya F (N) Defleksi Y (mm) Modulus Elastisitas E (N/mm2)
1 0 0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 0
1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000
Defleksi Y (mm)
G
ay
a
F
(
N
)
Gambar 9. Grafik Gaya (F) Vs Defleksi (Y) Poros Honda Genuine Parts
Dari grafik dapat disimpulkan bahwa dari gaya yang diberikan pada permulaan grafik yakni dari gaya sebesar 200 N s/d 6800 N terjadi daerah proporsional, dimana pertambahan gaya berbanding lurus dengan defleksi yang terjadi, atau gaya yang diberikan tidak banyak mempengaruhi poros, dimana defleksi yang terjadi masih diambang batas normal atau masih ada momen tahanan balik, setelah gaya dinaikkan hingga mencapai 6800 N poros mengalami defleksi yang besar yang menyebabkan poros kehilangan momen tahanan balik sehingga, walaupun gaya tidak dinaikkan lagi tetapi poros akan terus mengalami defleksi.
60000 80000 100000 120000 140000 160000 180000 0
1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000
5200
Modulus Elastisitas E (N/Mm2)
G
ay
a
F
(
N
)
Gambar 10. Grafik Gaya (F) Vs Modulus Elastisitas (E) Honda Genuine Parts
Dari grafik Gaya vs Modulus Elastisitas dapat disimpulkan bahwa, kemampuan modulus elastisitas poros Honda genuine parts bisa menerima gaya hingga 5000 N (158858,3801 N/mm2) atau setara dengan 500 kg bila gaya yang diberikan melebihi 5000 N maka, poros akan mengalami deformasi plastis atau bengkok permanen yang menyebabkan poros tidak bisa kembali kebentuk semula.
Table 6. Hasil perhitungan pengujian bengkok poros merek Tzeng No Gaya F (N) Defleksi Y (mm) Modulus Elastisitas E
(N/mm2)
0 2 4 6 8 10 12 0
1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000
Defleksi Y (mm)
G
ay
a
F
(
N
)
Gambar 11. Grafik Gaya (F) Vs Defleksi (Y) Poros Merek Tzeng
Dari grafik dapat disimpulkan bahwa dari gaya yang diberikan pada permulaan grafik yakni dari gaya sebesar 200 N s/d 5400 N terjadi daerah proporsional, dimana pertambahan gaya berbanding lurus dengan defleksi yang terjadi, atau gaya yang diberikan tidak banyak mempengaruhi poros, dimana defleksi yang terjadi masih diambang batas normal atau masih ada momen tahanan balik, setelah gaya dinaikkan hingga mencapai 5400 N poros mengalami defleksi yang besar yang menyebabkan poros kehilangan momen tahanan balik sehingga, walaupun gaya tidak dinaikkan lagi tetapi poros akan terus mengalami defleksi.
0
Modulus Elastisitas E (N/mm 2)
G
Gambar 12. Grafik Gaya (F) Vs Modulus Elastisitas poros merek Tzeng
Dari grafik Gaya vs Modulus Elastisitas dapat disimpulkan bahwa, kemampuan modulus elastisitas poros Tzeng bisa menerima gaya hingga 2200 N (152993,8255 N/mm2) atau setara dengan 220 kg bila gaya yang diberikan melebihi 2200 N maka, poros akan mengalami deformasi plastis atau bengkok permanen yang menyebabkan poros tidak bisa kembali kebentuk semula.
4.4. Pembahasan
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000
Gambar 12. Grafik Perbandingan Gaya Vs Defleksi Poros Roda Belakang Honda Genuine Parts,Tzeng dan JW Parts
Pada poros Honda genuine parts gaya terbesar yang diberikan pada poros ialah 7200 N, tetapi pada saat itu poros tidak ada momen tahanan balik lagi, sehingga batas tahanan balik poros Honda genuine parts hanya mencapai 6800 N, sehingga dapat disimpulkan bahwa, dari ketiga poros tersebut poros Honda genuine parts memilliki kekuatan bengkok yang lebih besar yakni 7200 N. Sedangkan poros merek Tzeng mampu menerima beban hingga 5800 N dan yang memiliki kemampuan menerima beban yang paling kecil ialah poros dengan merek ZW Parts.
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000
Gambar 13. Grafik Perbandingan Gaya Vs Modulus Elastisitas Poros Roda Belakang Honda Genuine Parts, Tzeng dan JW Parts
Dari grafik ketiga poros tersebut dapat disimpulkan bahwa, poros dengan merek Honda genuine parts memiliki modulus elastisitas yang paling besar yakni 5000 N (158858,3801 N/mm2) atau setara dengan 500 Kg, bila gaya yang diberikan melebihi 5000 N maka, poros akan mengalami deformasi plastis atau bengkok permanen yang menyebabkan poros tidak bisa kembali kebentuk semula, sedangkan poros dengan merek Tzeng memiliki batas modulus elastisitas 2200 N (152993,8255 N/mm2) dan poros JW Parts memiliki batas modulus elastisitas 2600 N (138904,9581 N/mm2) yang membuat poros JW Parts memilki kemampuan modulus elastisitas melebihi poros merek Tzeng.
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dengan melihat hasil penelitian dari ketiga poros tersebut, dapat disimpulkan bahwa :
1. Perbandingan dari hasil pengujian membuktikan bahwa poros roda belakang genuine parts lebih kuat dari non genuine dengan perbedaan kekuatan bengkok poros genuine 7200 N dengan batas modulus elastisitas 158858,3801 N/mm2, sedangkan non genuine merek JW parts kekuatan bengkoknya 4000 N dengan batas modulus elastisitas 138831,2685 N/mm2 dan poros non genuine merek Tzeng kekuatan bengkoknya 5800 N dengan batas modulus elastisitas 152993,8255 N/mm2.
2. Poros roda belakang non genuine merek Tzeng lebih kuat dari merek JW parts karena kekuatan bengkoknya 5800 N sedangkan JW parts 4000 N walaupun harganya lebih murah.
3. Untuk poros roda belakang non genuine harga tidak berbanding lurus dengan kekuatan bahan terbukti merek Tzeng yang harganya lebih murah mempunyai kekuatan bahan yang kuat dibandingkan dengan merek JW parts yang relatif lebih mahal
5.2. Saran
Adapun saran yang dapat penulis berikan adalah sebagai berikut :
1. Masih terbuka kemungkinan penelitian lanjutan untuk menguji kekuatan tarik dan puntir poros roda belakang.