• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI MATERI DEVISA Penelitian Dilaksanakan pada Siswa Kelas IX A SMP Negeri 1 Dukun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI MATERI DEVISA Penelitian Dilaksanakan pada Siswa Kelas IX A SMP Negeri 1 Dukun"

Copied!
281
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS-GAMES-TOURNAMENT (TGT) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI

MATERI DEVISA

Penelitian Dilaksanakan pada Siswa Kelas IX A SMP Negeri 1 Dukun

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh: Tri Hartati NIM: 081334083

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv   

PERSEMBAHAN

Saya bersyukur dan berterima kasih kepada Allah SWT, Malaikat dan

Nabi Muhammad SAW..

Dikaruniai kembali kesempatan yang indah...

Skripsi ini Kupersembahkan untuk :

• My Beloved Mom (Wasiyem) and Dad (Darmadi)

Kedua orang tua yang tiada henti berusaha dan berjuang

memberikan yang terbaik demi membesarkan, membimbing, dan

melindungi aku supaya aku maju selangkah dan hidupku selangkah

berada di depan kalian.

Lewat karya sederhana ini, aku ingin kalian yakin bahwa tidak ada

yang sia-sia dari perjuangan kalian, dan ini adalah awal bagi

hidupku untuk membalas semua yang telah kalian berikan.

Terima kasih untuk kesempatan yang teramat mahal ini, aku

mencintai kalian sungguh..Ibu, semoga Engkau tersenyum bahagia

di surga sana..Amin

• My Sister (Sher, Yetha)

Semoga karya sederhana ini berguna bagi kita untuk dapat memulai

semua usaha demi kebahagiaan Bapak dan Ibu (di surga), dan kita

semua..

• Public Relation USD

Kuman-kuman Staf PMB & Staf Humas 2010-2012...

• Mitra PUSD 2011-2012

Mitra-Mitri perpustakaan, kawand disaat galau...

• Sengkoloners, ndembikwati..susah dan senang dilalui bersama...

• Almamater Accounting Education of Sanata Dharma University...

(5)

v

 

MOTTO

Harapan adalah rak tempatkan menggantungkan impian..

Hati-hati aku menempatkannya..

Sepotong bagian masa depan pada harapan..

Perlahan-lahan kataku kepada diri sendiri..

Jadilah manusia baru dalam perbuatan dan pikiran..

Tapi, majulah selangkah demi selangkah..

(Jean Jacques Rousseau)

Teruslah berusaha selagi masih mampu dan masih mau untuk

memperjuangkan..

Kejarlah cita-citamu untuk memperoleh apapun yang kamu inginkan..

Jangan takut untuk mencoba dan jangan takut akan kegagalan yang

menghadang..

Karena kegagalan bukanlah akhir dari segalanya untuk dapat sukses..

Tetap sejuk di tempat yang panas..

Tetap manis di tempat yang begitu pahit..

Tetap merasa kecil meskipun telah menjadi besar..

Tetap tenang ditengah badai yang paling hebat..

(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 15 Agustus 2012

(7)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Tri Hartati

Nomor Mahasiswa : 081334083

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS- GAMES-TOURNAMENT (TGT) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI

MATERI DEVISA

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,

mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan

data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau

media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya

maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya

sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 15 Agustus 2012

(8)

viii   

ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS-GAMES-TOURNAMENT (TGT) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI

MATERI DEVISA

Penelitian Dilaksanakan pada Siswa Kelas IX A SMP Negeri 1 Dukun Magelang

Tri Hartati

Universitas Sanata Dharma 2012

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peningkatan prestasi belajar siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Dukun dalam pembelajaran ekonomi

materi devisa melalui penerapan metode kooperatif tipe

Teams-Games-Tournament.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2011 di SMP Negeri 1 Dukun Magelang. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Dukun tahun ajaran 2011/2012 yang terdiri dari 32 siswa. Komponen-komponen utama dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah presentasi materi, pembagian kelompok,

games, turnamen, dan penghargaan kepada kelompok. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam satu siklus yang terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar observasi kegiatan guru, lembar observasi kegiatan siswa, lembar observasi kegiatan kelas, lembar observasi kegiatan guru dalam proses pembelajaran, instrumen pengamatan kelas, lembar observasi kegiatan belajar siswa dalam kelompok, dan instrumen refleksi. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis komparatif.

(9)

ix  

ABSTRACT

AN APPLICATION OF COOPERATIVE LEARNING TYPE TEAMS-GAMES-TOURNAMENT (TGT) TO INCREASE STUDENTS’

LEARNING ACHIEVEMENT

IN LEARNING ECONOMICS WITH THE MAIN TOPIC: FOREIGN EXCHANGE A Case Study on IX A Grade Students One State Dukun Junior High School Magelang

Tri Hartati

Sanata Dharma University Yogyakarta

This research aims to know how the achievement of the students in learning economics with the main topic of Foreign Exchange through the implementation of cooperative learning type Teams-Games-Tournament (TGT).

This research is a classroom action research. The participants of this research were 32 students of IX A Grade Students One State Dukun Junior High School Magelang. There was one cycle of this research. The main components of the cooperative learning type TGT were material presentation, group sharing, games, tournament, and the appreciation to the group. The implementation of this classroom action research was done in one cycle which consisted of four stages, namely planning, action, observation, and reflection. The data collection were done by using observation sheets of the teachers’ activities, observation sheets of the students, observation sheets of the class activities, observation sheets of the teachers’ activities in teaching-learning process, the instruments of the class observation, observation sheets of the students’ activities on the group, and the instruments of reflection. The data which were obtained were analyzed by using descriptive and comparative analysis.

Based on the analysis, the result of the research in the first cycle can be concluded as follows: the implementation of the cooperative learning type TGT

(10)

x

 

KATA PENGANTAR

“Ya Allah, Jika Engkau telah menyediakan jalan untuk memulai, Engkau

pasti akan bersetia untuk menemani dalam segala proses dan membuat semuanya

berhasil”. Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada penulis sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik. Skripsi yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Teams-Games-Tournament (TGT) Sebagai Upaya Meningkatkan

Prestasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ekonomi Materi Devisa Pada Siswa

Kelas IX A SMP Negeri 1 Dukun ditulis sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana Pendidikan Akuntansi di Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

Sebuah perjalanan skripsi telah ditempuh dan diselesaikan dengan baik.

Pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak

yang telah bersama dan mendukung saya dalam berproses.

1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah

(11)

xi

 

serta pengarahan kepada penulis, dan yang selalu sabar membimbing penulis

dalam proses penyusunan skripsi ini sampai selesai.

4. Seluruh dosen Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan ilmunya selama

penulis menjadi mahasiswa Pendidikan Akuntansi.

5. Bapak Sumarno, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Dukun yang

telah memberikan ijin agar penulis dapat melaksanakan penelitian di SMP

Negeri 1 Dukun.

6. Ibu Murti Indriyah selaku guru mata pelajaran Ekonomi SMP Negeri 1 Dukun

yang berkenan menjadi mitra penulis dalam membantu melakukan penelitian

tindakan kelas ini di kelas IX A SMP Negeri 1 Dukun.

7. Para siswa-siswi kelas IX A SMP Negeri 1 Dukun yang telah bersedia

meluangkan waktu dan bersedia bekerja sama membantu peneliti untuk

penelitian.

8. Sekretariat Program Studi Pendidikan Akuntansi dan Pendidikan Ekonomi

(Mbak Aris dan Mbak Titin) yang telah membantu dan melayani berbagai

macam urusan administrasi dan penelitian skripsi sampai selesai.

9. Kedua orang tuaku, Bapak Darmadi dan Ibu Wasiyem (Alm) tercinta yang

melahirkanku, tiada kata dari anakmu ini yang mampu membalas semua

perhatian, nasehat, bimbingan, serta doa yang tiada henti dipanjatkan setiap

waktu sehingga aku bisa menyelesaikan studiku. Terima kasih, sujud dan

syukur kupanjatkan untuk Bapak dan Ibu (di Surga) sekalian.

10.Kakak dan adikku: Sri Sugiarti, Yeti Puji Lestari, yang selalu memberi doa

(12)

xii

 

11.Motor Beat’ku yang selalu setia menemani dalam hari-hariku laju di atas roda,

dimanapun dan kapanpun.

12.My Handphone, Little Samsung Mini “GT-5570”, yang selalu setia menemani

dan melancarkan komunikasiku dengan semua mahluk Allah yang paling

sempurna. Kamu “begitu mungil begitu hebat” !!!

13.Ndembikwati, Sengkoloners, X-BEMU 2010-2011, Staf Humas USD, Mitra

PUSD. Walaupun susah dan senang kita tetap kumpul, mari bersama-sama

kita raih kesuksesan. Good Luck For You All.

14.Kost Morob (Gang Bromo 2b &2c), saya ucapkan terima kasih atas semangat,

dorongan dan doanya.

15.Teman-temanku seperjuangan: Yustina Dwi Riyanti, Stevani Elia, Puri

Ratnasari, Florentina Sita, Margaretta Yunita, Noviana Sitarusmi, dan

Sarawati Ika Nugraheni terima kasih atas bantuan-bantuan yang kalian

berikan, kebersamaan kita sungguh mengajarkan kepedulian dan mengajarkan

banyak hal.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih banyak kekurangan dan

jauh dari sempurna. Penulis berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi

pembaca.

Yogyakarta, 15 Agustus 2012

(13)

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... . i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 3

C. Rumusan Masalah ... 3

D. Tujuan Penelitian ... 4

(14)

xiv BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Tindakan Kelas ... 6

B. Model Teams-Games-Tournament (TGT). ... 9

C. Prestasi Belajar ... 14

D. Devisa ... 17

E. Kerangka Teoritik ... 19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 22

B. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan ... 22

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 23

D. Prosedur Penelitian ... 23

E. Instrumen Penelitian ... 30

F. Teknik Pengumpulan Data ... 33

G. Teknik Analisis Data ... 36

BAB IV GAMBARAN UMUM A. Latar Belakang ... 38

B. Landasan Penyusunan Kurikulum SMP N 1 Dukun ... 39

C. Tujuan Penyusunan Kurikulum SMP N 1 Dukun ... 41

D. Prinsip Pengembangan Kurikulum SMP N 1 Dukun ... 42

E. Tujuan Pendidikan ... 44

F. Visi ... 45

(15)

xv

B. Analisis Komparasi Prestasi Belajar Siswa Sebelum dan

Sesudah Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe TGT ... 113

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 121

B. Keterbatasan Penelitian ... 122

C. Saran ... 123

DAFTAR PUSTAKA ... 124

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Tes ... 31

Tabel 4.1 Kelompok Mata Pelajaran ... 49

Tabel 4.2 Struktur Kurikulum SMP Negeri 1 Dukun ... 51

Tabel 4.3 Jenis Muatan Lokal ... 62

Tabel 4.4 Kegiatan Pengembangan Diri secara terprogram ... 62

Tabel 4.5 Kegiatan Pengembangan Diri secara tidak terprogram ... 63

Tabel 4.6 Jenis Pengembangan Diri yang ditetapkan SMP ... 64

Tabel 4.7 Pengaturan Beban Belajar ... 66

Tabel 4.8 Penetapan KKM ... 67

Tabel 4.9 Kalender Pendidikan ... 78

Tabel 5.1 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Guru sebelum penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT ... 87

Tabel 5.2 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Siswa di Kelas sebelum penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT ... 90

Tabel 5.3 Hasil Observasi Terhadap Kondisi Kelas sebelum penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT ... 92

Tabel 5.4 Analisis Prestasi Belajar Siswa sebelum penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT ... 101

(17)

xvii

Tabel 5.6 Hasil Observasi Siswa selamapenerapan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe TGT ... 107

Tabel 5.7 Hasil Observasi Kelas Selama Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe TGT ... 108

Tabel 5.8 Instrumen Refleksi Kesan Guru Mitra Terhadap Perangkat

Pembelajaran dan Model TGT………... 110

Tabel 5.9 Instrumen Refleksi Siswa Terhadap Komponen Pembelajaran

dan Model TGT ... 112

Tabel 5.10 Analisis Prestasi Belajar Siswa Sesudah Penerapan

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT ... 114

Tabel 5.11 Nilai Pre-test dan Post-test ... 115

Tabel 5.12 Analisis Komparatif Tingkat Prestasi Belajar Siswa ... 116

Tabel 5.13 Pengujian Normalitas berdasarkan One-Sample

Kolmogorov-Smirnov Test ... 117

(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Observasi Aktivitas Guru di Kelas ... 127

Lampiran 2 Lembar Observasi Aktivitas Siswa di Kelas ... 128

Lampiran 3 Lembar Observasi Aktivitas di Kelas ... 129

Lampiran 4

Lembar Observasi Aktivitas Guru

...

130

Lampiran 5 Lembar Observasi Pengamatan Kelas ... 132

Lampiran 6

Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa ... 133

Lampiran 7

Instrumen Refleksi Guru Mitra Terhadap Perangkat Pembelajaran dan

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

TGT

... 134

Lampiran 8

Instrumen Refleksi Siswa Terhadap Perangkat Pembelajaran dan

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

TGT ...

135

Lampiran 9

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 136

Lampiran 10 Soal

Pre Test

dan

Post Test ...

146

Lampiran 1a Lembar Observasi Aktivitas Guru ... 152

Lampiran 2a Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 154

Lampiran 3a Lembar Observasi Aktivitas di Kelas ... 156

Lampiran 4a Lembar Observasi Aktivitas Guru Sebelum Penerapan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe

TGT

... 158

Lampiran 5a Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Siswa di Kelas Selama

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

TGT

... 160

Lampiran 6a Hasil Observasi Terhadap Kondisi Kelas Sebelum Penerapan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe

TGT ...

162

Lampiran 7a Instrumen Refleksi Guru Mitra Terhadap Perangkat Pembelajaran

dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

TGT

... ... 163

Lampiran 8a Instrumen Refleksi Siswa Terhadap Perangkat Pembelajaran dan

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

TGT ...

164

Lampiran 1b Lembar Observasi Aktivitas Guru di Kelas ... 165

(19)

xix

Lampiran 3b Lembar Observasi Aktivitas di Kelas ... 169

Lampiran 4b Hasil Observasi Aktivitas Guru Selama Penerapan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe

TGT

... 171

Lampiran 5b Hasil Observasi Aktivitas Siswa Selama Penerapan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe

TGT

... 173

Lampiran 6b Hasil Observasi Kelas Selama Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe

TGT

... 174

Lampiran 11 Hasil Wawancara dengan Guru Terkait dengan Model Pembelajaran

Yang Biasa Dilakukan oleh Guru ... 175

Lampiran 12 Hasil Wawancara Peneliti dengan Siswa Tentang Keadaan Kelas

Selama Pembelajaran ... 176

Lampiran 13 Hasil Wawancara dengan Guru Tentang Keadaan Kelas ... 177

Lampiran 14 Hasil Wawancara dengan Guru Terkait Prestasi Belajar Siswa ... 178

Lampiran 15 Hasil Wawancara Peneliti dengan Siswa Tentang Keadaan Kelas

Selama Pembelajaran ... 179

Lampiran 21 Hasil

One-Sample Kolmogorov-Smirnov

... 194

Lampiran 22 Hasil

Paired Samples Test

... 195

Lampiran 23 Hasil

Pre-Test

Siswa ... 196

Lampiran 24 Hasil

Post-Test

Siswa ... 221

Lampiran 25 Hasil Refleksi Guru Mitra Terhadap Perangkat Pembelajaran dan

Model

TGT

... 246

Lampiran 26 Hasil Refleksi Siswa Terhadap Perangkat Pembelajaran dan Model

TGT ...

247

(20)

1

 

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Mata pelajaran ekonomi merupakan salah satu pelajaran utama di

kelas IPS. Salah satu materi pembelajaran ekonomi adalah devisa. Devisa

adalah semua alat pembayaran yang diterima di dunia internasional sebagai

alat pembayaran. Materi devisa penting dikuasai para siswa agar para siswa

mengetahui perekonomian negara dalam kaitannya dengan pembayaran luar

negeri. Mengingat materi devisa sangat penting bagi siswa, guru seharusnya

menerapkan strategi pembelajaran yang tepat dan memudahkan bagi siswa,

sesuai dengan materi yang diajarkan serta dengan tingkat usia anak didik.

Hal demikian bertujuan agar pembelajaran dapat dicapai dengan mudah oleh

para siswa.

Dalam praktik pembelajaran di kelas, umumnya guru cenderung

menggunakan sistem pembelajaran yang lebih bersifat teacher centered,

yaitu pembelajaran yang lebih didominasi oleh guru. Hal yang sama terjadi

pada pembelajaran ekonomi di SMP Negeri 1 Dukun. Menurut pendapat Ibu

Murti Indriyah, guru ekonomi di SMP Negeri 1 Dukun, penerapan sistem

pembelajaran tersebut dirasakan sudah dapat memudahkan siswa untuk

memahami materi pembelajaran ekonomi khususnya materi devisa. Namun,

keadaan yang dirasakan guru tersebut tampaknya berbeda dengan apa yang

(21)

banyak siswa di kelas kurang bersemangat dalam mengikuti mata pelajaran

ekonomi. Siswa tampaknya kurang tertarik mengikuti pelajaran ekonomi,

mereka lebih senang jika ada jam kosong dan mempunyai keinginan untuk

membolos pada jam pelajaran ekonomi. Rendahnya partisipasi dan motivasi

berdampak pada hasil prestasi belajar yang rendah. Di SMP Negeri 1 Dukun

kelas IX A, penulis menemukan bahwa dari hasil ulangan harian terdapat 23

siswa dari 32 siswa (72%) mendapat nilai kurang dari batas minimal nilai

ketuntasan yang telah ditetapkan sekolah yaitu 75.

Peneliti berpendapat ada beberapa sebab yang mempengaruhi

rendahnya prestasi siswa di SMP Negeri 1 Dukun. Beberapa sebab tersebut

adalah kemampuan siswa yang kurang dalam mengikuti pelajaran ekonomi,

siswa kurang dapat mengekspresikan diri dan mempunyai keterbatasan

dalam berpartisipasi di kelas. Guru cenderung lebih aktif di kelas, sementara

siswa menerima saja materi ajar yang telah dipersiapkan oleh guru

sebelumnya. Namun demikian, siswa tampak kesulitan untuk

menghubungkan materi pelajaran dengan dunia nyata. Kesulitan siswa

tersebut berdampak pada prestasi belajar siswa kurang memuaskan.

Peningkatan kualitas pembelajaran Ekonomi dapat dilakukan guru

dengan menerapkan pembelajaran yang aktif. Model

teams-games-tournament (TGT) merupakan salah satu model pembelajaran yang lebih

menekankan keaktifan siswa melalui permainan antar berbagai kelompok

siswa dalam kelas. Pembelajaran akan mendorong siswa memahami materi

(22)

dalam pembelajaran ekonomi materi devisa. Tujuannya adalah agar para

siswa semakin termotivasi dan terlibat aktif dalam proses pembelajaran,

sehingga dapat meningkatkan prestasi belajarnya.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka peneliti

bermaksud menerapkan pembelajaran model kooperatif tipe

teams-games-tournament (TGT) untuk memperbaiki prestasi belajar siswa. Judul

penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams-Games-Tournament (TGT) Sebagai Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ekonomi Materi Devisa”. Penelitian ini dilaksanakan pada kelas IX A di SMP Negeri 1 Dukun.

B. Batasan Masalah

Model-model pembelajaran yang dapat meningkatkan prestasi

belajar siswa pada pembelajaran ekonomi cukup bervariasi. Namun tidak

semua model pembelajaran tepat diterapkan pada setiap materi

pembelajaran. Dalam penelitian ini peneliti memfokuskan pada penerapan

model pembelajaran kooperatif teams-games-tournament(TGT) pada materi

pembelajaran devisa di kelas IX A SMP Negeri 1 Dukun.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana diuraikan di atas,

(23)

pembelajaran tipe teams-games-tournament (TGT) sebagai upaya

meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran ekonomi materi

devisa di kelas IX A SMP Negeri 1 Dukun?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan

prestasi belajar siswa pada pembelajaran ekonomi materi devisa di SMP

Negeri 1 Dukun kelas IX A melalui penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe teams-games-tournament(TGT).

E. Manfaat Penelitian

Penulis mengharapkan dengan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi:

1. Bagi Siswa

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

kepada siswa dalam meningkatkan prestasi belajarnya pada mata

pelajaran ekonomi mengenai materi devisa.

2. Bagi Guru

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan

bagi guru untuk menyelenggarakan pembelajaran aktif yang sesuai

dengan materi pembelajaran. Di samping itu, manfaat penelitian ini

diharapkan memberikan manfaat bagi guru dalam menyusun Karya

(24)

3. Bagi Sekolah

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi sekolah

yaitu dapat meningkatkan mutu pembelajaran guru-guru di sekolah.

4. Bagi Perguruan Tinggi

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan

bagi Universitas Sanata Dharma yaitu sebagai implementasi salah satu

tugas perguruan tinggi di bidang penelitian, maka dengan implementasi

tersebut masyarakat dapat mengambil manfaat dari penelitian tersebut,

perguruan tinggi sendiri dapat merefleksikan hal-hal apa saja yang perlu

dikoreksi dalam hal penelitian.

5. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu

referensi bagi peneliti selanjutnya dengan tujuan lebih dapat

(25)

6  

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Tindakan Kelas

1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

PTK adalah penelitian tindakan (action research) yang

dilaksanakan oleh guru di dalam kelas. Pada hakikatnya PTK merupakan

rangkaian “riset-tindakan-riset-tindakan-riset-tindakan”, yang dilakukan

dalam rangkaian guna memecahkan masalah. Berikut ini disajikan

beberapa pengertian tentang PTK:

a. Suharsimi Arikunto (2006:2-3) menjelaskan bahwa pengertian PTK

adalah:

1) Penelitian adalah mengacu pada suatu kegiatan mencermati

suatu obyek dengan menggunakan cara atau aturan metodologi tertentu untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

2) Tindakan adalah mengacu pada suatu gerak kegiatan yang

sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu.

3) Kelas adalah mengacu pada pengertian yang tidak terikat pada ruang kelas, tetapi pada pengertian yang lebih spesifik.

b. Sarwiji Suwandi (2010:11) menyatakan bahwa pengertian PTK

adalah tindakan nyata (action) yang dilakukan guru (dan bersama

pihak lain) untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses

belajar mengajar.

c. Rochiati Wiraatmadja (2007:11) menyatakan bahwa penelitian

(26)

   

mengorganisasikan kondisi praktik pembelajaran mereka, dan belajar

dari pengalaman mereka sendiri.

d. Masnur Muslich (2009:14) menyatakan bahwa:

PTK adalah jenis penelitian yang memunculkan adanya tindakan tertentu untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas. Tindakan-tindakan tertentu tersebut dapat berupa penggunaan model pembelajaran tertentu, penerapan strategi pembelajaran tertentu, pemakaian media dan sumber belajar tertentu, jenis pengelolaan kelas tertentu, atau hal-hal yang bersifat inovatif lainnya.

e. Susilo (2007:16) menyatakan bahwa:

PTK adalah penelitian tindakan kelas atau sering disebut dengan

classroom action research (CAR) dalam bahasa Inggris. Yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas atau di sekolah tempat mengajar, dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan praktik dan proses dalam pembelajaran.

f. Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama (2010:9) menyatakan bahwa:

PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara: (1) merencanakan, (2) melaksanakan, dan (3) merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

Dari beberapa pengertian PTK di atas, dapat ditarik kesimpulan

bahwa PTK sesungguhnya merupakan implementasi dari kreativitas dan

kekritisan guru terhadap apa yang sehari-hari diamati dan dialaminya

sehubungan dengan profesinya untuk menghasilkan kualitas

pembelajaran yang lebih baik sehingga mencapai hasil yang optimal.

Masalah PTK harus berawal dari guru itu sendiri yang berkeinginan

memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajarannya di sekolah dalam

(27)

   

2. Prinsip Dasar PTK

PTK mempunyai beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh

guru di sekolah. Prinsip tersebut diantaranya (Wijaya Kusumah dan Dedi

Dwitagama, 2009:17):

a. Tidak mengganggu pekerjaan utama guru yaitu mengajar.

b. Model pengumpulan data tidak menuntut model yang berlebihan

sehingga mengganggu proses pembelajaran.

c. Metodologi yang digunakan harus cukup reliable sehingga hipotesis yang dirumuskan ikut meyakinkan.

d. Masalah yang diteliti adalah masalah pembelajaran di kelas yang cukup merisaukan guru dan guru memiliki komitmen untuk mencari solusinya.

e. Guru harus konsisten terhadap etika pekerjaannya dan

mengindahkan tata krama organisasi. Masalah yang diteliti sebaiknya diketahui oleh pimpinan sekolah dan guru sejawat sehingga hasilnya cepat tersosialisasi.

f. Masalah tidak hanya berfokus pada konteks kelas, melainkan dalam perspektif misi sekolah secara keseluruhan (perlu kerja sama antara guru dan dosen).

3. Tahapan Pelaksanaan PTK

Dalam praktiknya, PTK adalah tindakan yang bermakna melalui

prosedur penelitian yang mencakup empat tahapan yaitu (Wijaya

Kusumah dan Dedi Dwitagama, 2009:25):

a. Perencanaan (Planning)

Perencanaan yang matang perlu dilakukan setelah kita mengetahui masalah dalam pembelajaran kita. Kegiatan perencanaan mencakup: identifikasi masalah, analisis penyebab adanya masalah, dan pengembangan untuk tindakan atau aksi sebagai pemecahan masalah.

b. Tindakan (Acting)

Perencanaan harus diwujudkan dengan adanya tindakan atau acting

dari guru berupa solusi tindakan sebelumnya. c. Pengamatan (Observing)

Selanjutnya diadakan pengamatan atau observing yang diteliti terhadap proses pelaksanaannya.

d. Refleksi (Reflecting)

Setelah diamati, barulah guru dapat melakukan refleksi atau

(28)

   

4. Tujuan PTK dilakukan

Secara umum, Mulyasa (2009:89-90) menyatakan bahwa tujuan

penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:

a. Memperbaiki dan meningkatkan kondisi-kondisi belajar serta

kualitas pembelajaran.

b. Meningkatkan layanan profesional dalam konteks pembelajaran,

khususnya layanan kepada peserta didik sehingga tercipta layanan prima.

c. Memberikan kesempatan kepada guru berimprovisasi dalam

melakukan tindakan pembelajaran yang direncanakan secara tepat waktu dan sasarannya.

d. Memberikan kesempatan kepada guru mengadakan pengkajian

secara bertahap terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan sehingga tercipta perbaikan yang berkesinambungan.

e. Membiasakan guru mengembangkan sikap ilmiah, terbuka, dan jujur dalam pembelajaran.

5. Manfaat yang bisa diperoleh dari PTK

Manfaat PTK menurut Sarwiji dan Suwandi (2010:16) adalah:

a. Guru dapat melakukan inovasi pembelajaran.

b. Guru dapat meningkatkan kemampuan reflektifnya dan mampu

memecahkan permasalahan pembelajaran yang muncul.

c. Melalui PTK guru akan terlatih untuk mengembangkan secara

kreatif kurikulum di kelas atau sekolah.

d. Kemampuan reflektif guru serta keterlibatan guru yang dalam

terhadap upaya inovasi dan pengembangan kurikulum pada akhirnya akan bermuara pada tercapainya peningkatan kemampuan profesionalisme guru.

B. Model Teams-Games-Tournament (TGT) 1. Tipe pembelajaran kooperatif

Model pembelajaran kooperatif adalah kegiatan pembelajaran

dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu

mengkontruksi konsep, menyelesaikan persoalan, atau inkuiri. Menurut

(29)

   

anggota kelompok terdiri atas 4-5 orang, siswa heterogen (kemampuan,

gender, karakter), ada kontrol dan fasilitas, dan meminta tanggung jawab

hasil kelompok berupa laporan atau presentasi. Langkah-langkah

pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut (Suyatno, 2009:51-52):

a. Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa. b. Menyajikan informasi.

c. Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar. d. Membimbing kelompok belajar dan bekerja.

e. Evaluasi.

f. Memberikan penghargaan.

Model pembelajaran kooperatif mempunyai beberapa tipe

dengan langkah yang berbeda-beda. Tipe model pembelajaran kooperatif

adalah sebagai berikut (Suyatno, 2009:52-57):

a. Tipe STAD (StudentTeams Achievement Division)

Tipe STAD adalah model pembelajaran kooperatif untuk pengelompokan kemampuan campur yang melibatkan pengakuan tim dan tanggung jawab kelompok untuk pembelajaran individu anggota. Keanggotaan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku.

Ciri-ciri pembelajaran tipe STAD, yaitu kelas terbagi dalam kelompok-kelompok kecil, tiap kelompok terdiri dari 4-5 anggota yang heterogen, dan belajar dengan model pembelajaran kooperatif dan prosedur kuis. STAD adalah salah satu model pembelajaran kooperatif dengan langkah-langkah berikut:

1) Mengarahkan siswa untuk bergabung ke dalam kelompok. 2) Membuat kelompok heterogen (4-5 orang).

3) Mendiskusikan bahan belajar-LKS-modul secara kolaboratif. 4) Mempresentasikan hasil kerja kelompok sehingga terjadi diskusi

kelas.

5) Mengadakan kuis individual dan buat skor perkembangan tiap siswa atau kelompok.

6) Mengumumkan rekor tim dan individual.

7) Memberikan penghargaan.

(30)

   

b. Tipe NHT (Numbered Head Together)

Tipe NHT adalah salah satu tipe dari pembelajaran

kooperatif dengan langkah sebagai berikut:

1) Mengarahkan.

2) Membuat kelompok heterogen dan tiap siswa memiliki nomor

tertentu.

3) Memberikan persoalan materi bahan ajar (untuk tiap kelompok sama tapi untuk tiap siswa tidak sama sesuai dengan nomor siswa, tiap siswa dengan nomor sama mendapat tugas yang sama) kemudian bekerja kelompok.

4) Mempresentasikan hasil kerja kelompok dengan nomor siswa

yang sama sesuai tugas masing-masing sehingga terjadi diskusi kelas.

5) Mengadakan kuis individual dan membuat skor perkembangan

tiap siswa.

6) Mengumumkan hasil kuis dan memberikan reward.

c. Tipe Jigsaw

Tipe jigsaw termasuk pembelajaran kooperatif dengan

sintak seperti berikut ini. Pengarahan, informasi bahan ajar (LKS) yang terdiri dari beberapa bagian sesuai dengan banyak siswa dalam kelompok. Tiap anggota kelompok bertugas membahas bagian tertentu, bahan belajar tiap kelompok adalah sama. Buat kelompok ahli sesuai bagian bahan ajar yang sama sehingga terjadi kerja sama dan diskusi. Kembali ke kelompok asal, pelaksana tutorial pada kelompok asal oleh anggota kelompok ahli, penyimpulan dan evaluasi, refleksi.

Model pembelajaran kooperatif dimana siswa ditempatkan ke dalam tim beranggota enam orang untuk mempelajari materi akademik yang telah dipecah menjadi bagian-bagian untuk tiap anggota.

Ciri-ciri pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, yaitu: (1) setiap anggota tim terdiri dari 5-6 orang yang disebut kelompok asal, (2) kelompok asal tersebut dibagi lagi menjadi kelompok ahli, (3) kelompok ahli dari masing-masing kelompok asal berdiskusi sesuai keahliannya, dan (4) kelompok ahli kembali ke kelompok asal untuk saling bertukar informasi.

d. Tipe TGT (Teams-Games-Tournament)

TGT merupakan model yang berkaitan dengan STAD,

dimana siswa memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh tambahan point untuk skor tim mereka.

(31)

   

dan kompak serta tumbuh rasa kompetisi antar kelompok, suasana diskusi nyaman dan menyenangkan seperti dalam kondisi permainan (games), yaitu dengan cara guru bersikap terbuka, ramah, santun dan ada sajian bodoran. Setelah selesai kerja kelompok sehingga terjadi diskusi kelas.

Jika waktunya memungkinkan TGT bisa dilaksanakan

dalam beberapa pertemuan, atau dalam rangka mengisi waktu sesudah UAS menjelang pembagian rapor. Sintaknya adalah sebagai berikut;

1) Buat kelompok siswa heterogen 4-5 orang kelompok kemudian

berikan informasi pokok materi dan mekanisme kegiatan.

2) Siapkan meja tournament secukupnya, misal 10 meja untuk tiap meja ditempati 4-5 siswa yang berkemampuan setara, meja 1 diisi oleh siswa dengan level tertinggi dari tiap kelompok dan seterusnya sampai meja ke-x ditempati oleh siswa yang levelnya paling rendah. Penentuan tiap siswa yang duduk pada meja tertentu adalah hasil kesepakatan kelompok.

3) Selanjutnya adalah pelaksanaan tournament, setiap siswa

mengambil kartu soal yang telah disediakan pada tiap meja dan mengerjakannya untuk jangka waktu tertentu (misalnya 3 menit). Siswa bisa mengerjakan lebih dari satu soal dan hasilnya diperiksa dan dinilai, sehingga diperoleh skor kelompok asal.

Siswa pada tiap meja tournament sesuai dengan skor yang

diperolehnya diberikan sebutan (gelar) superior, very good,

good, medium.

4) Bumping, pada tournament kedua (begitu juga untuk

tournament ketiga, keempat, dan seterusnya), dilakukan pergeseran tempat duduk pada meja tournament yang sama, begitu pula untuk meja tournament yang lainnya diisi oleh siswa dengan gelar yang sama.

5) Setelah selesai, hitunglah skor untuk tiap kelompok asal dan skor individual, berikan penghargaan kelompok dan individual.

e. Role Playing

(32)

   

2. Pembelajaran tipe Teams-Games-Tournament(TGT)

Secara umum TGT sama dengan STAD kecuali satu hal: TGT

menggunakan tournament akademik, dan menggunakan kuis-kuis dan

sistem skor kemajuan individu, di mana para siswa berlomba sebagai

wakil tim mereka dengan anggota tim lain yang kinerja akademik

sebelumnya setara seperti mereka. TGT sangat sering digunakan dan

dikombinasikan dengan STAD, dengan menambahkan tertentu pada

struktur STAD yang biasanya. Ada 5 komponen utama dalam komponen

TGT yaitu (Slavin, 2008:166-174):

a. Penyajian kelas

Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas, biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah, diskusi yang dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas ini siswa harus benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat

games karena skor games akan menentukan skor kelompok. b. Kelompok (teams)

Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin dan ras atau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat games.

c. Permainan

Games terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan

belajar kelompok. Kebanyakan games terdiri dari

pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan siswa untuk turnamen mingguan.

d. Turnamen

(33)

   

dikelompokkan pada meja I, tiga siswa selanjutnya pada meja II dan seterusnya.

e. Penghargaan hadiah

Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing team akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang ditentukan. Team mendapat julukan “Super Team” jika rata-rata skor 45 atau lebih, “Great Team” apabila rata-rata mencapai 40-45 dan “Good Team” apabila rata-ratanya 30-40.

C. Prestasi Belajar 1. Belajar

Dalam pengertian yang umum atau populer, belajar adalah

mengumpulkan sejumlah pengetahuan. Pengetahuan tersebut diperoleh

dari seseorang yang lebih tahu atau yang sekarang ini dikenal dengan guru.

Dalam pandangan psikologis, ada empat pandangan mengenai belajar (Ali

Imron, 1996:3-5). Pertama, pandangan yang berasal dari aliran psikologi

behavioristik. Menurut pandangan ini, belajar dilaksanakan dengan kontrol

instrumental dari lingkungan. Guru mengkondisikan sedemikian sehingga

pembelajar atau siswa mau belajar. Mengajar, dengan demikian

dilaksanakan dengan kondisioning, pembiasaan dan peniruan. Kedua,

pandangan yang berasal dari psikologi humanistik. Dalam pandangan ini,

belajar dilakukan sendiri oleh siswa. Dalam belajar demikian, siswa

senantiasa menemukan sendiri mengenai sesuatu tanpa banyak campur

tangan dari guru. Peranan guru dalam mengajar dan belajar relatif rendah.

Kedaulatan siswa dalam belajar demikian relatif tinggi, sementara

kedaulatan guru relatif rendah. Ketiga, pandangan yang berasal dari

(34)

   

dari usaha pribadi dengan kontrol instrumen yang berasal dari lingkungan.

Keempat, dari pandangan gestalt, belajar adalah usaha yang bersifat

totalitas dari individu, oleh karena totalitas lebih bermakna dengan

sebagian-sebagian.

Setiap proses belajar mengajar keberhasilannya diukur dari

seberapa jauh hasil belajar yang dicapai siswa. Belajar adalah kegiatan

yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam

penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan (Muhibbin Syah,

2003:63). Ini berarti, berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan

itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa baik ketika ia

berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.

W.S. Winkel (1991:36) menyatakan bahwa belajar adalah suatu

aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan

lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,

pemahaman, keterampilan, dan nilai-nilai sikap. Perubahan itu secara

relatif konstan dan berbekas. Sedangkan menurut Abu Ahmadi dan

Widodo Supriyono (1991:121), belajar adalah suatu proses usaha yang

dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang

baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri

dalam interaksi dengan lingkungan.

Dari pengertian belajar menurut beberapa ahli, maka belajar dapat

disimpulkan sebagai perubahan pada individu yang terjadi melalui

(35)

   

2. Prestasi belajar

Setiap siswa diwarisi untuk mempunyai intelegensi, namun

kemampuan yang dimiliki siswa adalah tidak sama, kemampuan berpikir

siswa ada yang tinggi dan ada yang rendah. Dalam kenyataan

kadang-kadang siswa mempunyai kemampuan yang kurang pada saat tertentu

dapat memperoleh hasil yang baik terhadap prestasi belajarnya dan ada

siswa yang memiliki kemampuan tinggi pada saat tertentu namun

memperoleh hasil yang tidak baik terhadap prestasi belajarnya. Pada diri

siswa terdapat prestasi yang berbeda-beda. Prestasi tersebut dapat

diperoleh siswa dari proses pembelajaran yang sudah dilakukan olehnya

pada kurun waktu tertentu.

Pada prinsipnya, pengungkapan hasil belajar ideal meliputi

segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan

proses belajar siswa. Namun demikian, pengungkapan perubahan tingkah

laku seluruh ranah itu, khususnya ranah rasa murid sangat sulit. Hal ini

disebabkan perubahan hasil belajar itu ada yang bersifat intangible (tak

dapat diraba). Oleh karena itu yang dapat dilakukan guru dalam hal ini

adalah hanya mengambil cuplikan perubahan tingkah laku yang dianggap

penting dan diharapkan dapat mencerminkan perubahan yang terjadi

sebagai hasil belajar siswa, baik yang berdimensi cipta dan rasa maupun

yang berdimensi karsa (Muhibbin Syah, 2003:216).

Mengenai prestasi belajar, Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono

(36)

   

Prestasi belajar yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar (faktor eksternal) individu. Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu murid dalam mencapai prestasi belajar yang sebaik-baiknya.

Faktor-faktor internal tersebut adalah:

1. Faktor jasmaniah (fisiologis) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya.

2. Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh yang terdiri atas:

a. Faktor intelektif yang meliputi:

1) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat.

2) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki. b. Faktor non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu

seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, dan penyesuaian diri.

3. Faktor kematangan fisik maupun psikis.

Sedangkan, faktor-faktor eksternal adalah: 1. Faktor sosial yang terdiri atas:

a. Lingkungan keluarga; b. Lingkungan sekolah; c. Lingkungan masyarakat;

d. Lingkungan kelompok.

2. Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian.

3. Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, dan iklim.

4. Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.

Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi secara langsung ataupun tidak langsung dalam mencapai prestasi belajar.

D. Devisa

1. Pengertian devisa

Devisa adalah kekayaan suatu negara dalam bentuk mata uang

asing yang berguna sebagai alat pembayaran internasional (Ritonga dan

(37)

   

biasanya dinilai dalam dollar Amerika (USD). Menurut Deliarnov

(2007:48) secara sederhana devisa adalah alat pembayaran internasional.

Dalam artian lebih luas, devisa adalah semua barang yang dapat digunakan

sebagai alat pembayaran internasional dan dapat diterima di dunia

internasional.

2. Macam-macam devisa

Devisa dapat dibedakan atas devisa umum dan devisa kredit.

Devisa umum diperoleh dari perdagangan antarnegara, antara lain dari

hasil penjualan ekspor barang, transaksi jasa, dan transfer uang dari luar

negeri. Devisa kredit diperoleh dari luar negeri berupa pinjaman, hibah,

dan bantuan dari luar negeri dan harus dikembalikan pada waktu yang

telah ditetapkan.

3. Wujud devisa

a. Uang asing

b. Wesel asing

c. Emas

d. Piutang (Tagih) Luar Negeri

4. Fungsi dan tujuan penggunaan devisa adalah sebagai berikut:

a. Untuk menghitung kemampuan membayar pembayaran internasional.

b. Untuk mengetahui kondisi moneter pada saat itu.

c. Untuk menstabilkan nilai mata uang rupiah.

d. Sumber pembiayaan untuk mendorong pembangunan ekonomi.

(38)

   

f. Untuk membayar utang luar negeri.

g. Sebagai alat pembayaran luar negeri, dan sebagai alat untuk mengatasi

kesulitan perekonomian negara dalam kaitannya dengan pembayaran

luar negeri.

h. Impor barang dan impor jasa.

i. Membuka perwakilan luar negeri.

j. Mengirim misi kesenian dan kontingen olahraga ke luar negeri.

5. Sumber devisa

a. Ekspor barang.

b. Ekspor jasa.

c. Turisme (pariwisata).

d. Grants.

e. Pinjaman luar negeri.

f. Kiriman uang asing dari orang indonesia di luar negeri kepada

saudaranya di Indonesia.

E. Kerangka Teoritik

Pendekatan kooperatif tipe TGT menurut Slavin (2008:166-174)

adalah penyajian kelas (class precentation), belajar dalam kelompok (teams),

permainan (games), pertandingan (tournament), dan penghargaan kelompok

(team recognition). Menurut Rusman (2011:224), TGT adalah satu tipe

(39)

kelompok-   

kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa yang memiliki

kemampuan, jenis kelamin dan suku kata atau ras yang berbeda.

TGT memiliki banyak kesamaan dinamika dengan STAD, tetapi di

dalam TGT menambahkan dimensi kegembiraan yang diperoleh dari

penggunaan permainan. Teman satu tim akan membantu dalam

mempersiapkan diri untuk permainan dengan mempelajari lembar kegiatan

dan menjelaskan masalah-masalah satu sama lain, tetapi sewaktu siswa

sedang bermain dalam games temannya tidak boleh membantu, memastikan

telah terjadi tanggung jawab individual. Materi yang sama yang digunakan

dalam STAD digunakan sebagai games dalam TGT.

Penerapan model TGT sangat besar pengaruhnya terhadap hasil

belajar ekonomi yang meliputi aspek kognitif dan afektif. Hal ini disebabkan

siswa lebih aktif dan lebih senang dalam mengikuti proses pembelajaran.

Siswa yang mempunyai hasil belajar aspek kognitif baik, belum tentu

mempunyai hasil belajar afektif baik. Melalui pembelajaran kooperatif model

TGT, siswa akan dapat meningkatkan kerja sama dengan teman, saling

membantu, berani bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru atau dari

teman sejawat mengenai suatu materi yang dipelajari serta dapat

meningkatkan kemampuan siswa yang lain, sehingga pembelajaran tidak

hanya dilihat dari peningkatan dari aspek kognitif saja, akan tetapi juga

dilihat dari aspek afektif.

Penggunaan model pembelajaran kooperatif menunjukkan efektivitas

(40)

   

pengaruhnya terhadap penguasaan materi pelajaran maupun dilihat dari

pengembangan dan pelatihan sikap serta keterampilan-keterampilan sosial

yang sangat bermanfaat bagi siswa dalam kehidupannya di masyarakat.

Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan di kelas X3 SMA Negeri 2

Yogyakarta oleh Danu Eri Setiawan (2011) menunjukkan bahwa penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dapat

meningkatkan pemahaman siswa kelas X3 SMA Negeri 2 Yogyakarta pada

materi pembelajaran ekonomi pokok bahasan kebijakan pemerintah dalam

bidang ekonomi. Hasil pengujian statistik menunjukkan bahwa nilai sig.

(2-tailed) = 0,000 < α = 0,05, artinya terdapat perbedaan pemahaman siswa setelah diterapkan model pembelajaran TGT. Berdasarkan uraian tersebut,

dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis:

Ha : terdapat perbedaan prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah

diterapkannya model pembelajaran TGT pada pembelajaran ekonomi

(41)

22  

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dan bentuk

penelitian adalah penelitian tindakan kelas (PTK), yaitu merupakan suatu

upaya untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta didik dengan

memberikan sebuah tindakan (treatment) yang sengaja dimunculkan.

Tindakan tersebut dilakukan oleh guru bersama-sama dengan peserta didik,

atau oleh peserta didik di bawah bimbingan dan arahan guru, dengan maksud

untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran (Mulyasa,

2009:11). Dalam penelitian ini PTK diterapkan dengan tujuan meningkatkan

prestasi belajar siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Dukun pada pembelajaran

ekonomi materi devisa.

B. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah SMP Negeri 1 Dukun, Jln. Dukun Magelang

56482.

2. Waktu Penelitian

(42)

   

C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 1 Dukun kelas IX A.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah peningkatan prestasi belajar siswa melalui

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe teams-games-tournament

(TGT) pada materi devisa.

D. Prosedur Penelitian 1. Kegiatan Pra Penelitian

Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti terlebih dahulu

mengawali dengan kegiatan pra-penelitian. Hal ini untuk mengetahui

keadaan di kelas, situasi pembelajaran, model pembelajaran guru.

Kegiatan ini dilakukan terhadap pembelajaran di kelas sebelum

menggunakan model TGT. Kegiatan yang dilakukan yaitu peneliti

melakukan observasi terhadap situasi di kelas yang mencakup observasi

aktivitas guru, observasi kelas maupun observasi terhadap siswa. Di

samping melakukan observasi, peneliti juga melakukan wawancara

terhadap guru dan siswa. Setelah mengadakan kegiatan pra penelitian,

peneliti mengadakan penelitian di dalam kelas dengan menggunakan

model kooperatif tipe TGT sebagai model yang diimplementasikan untuk

(43)

   

2. Kegiatan Penelitian

Penelitian akan dilakukan melalui dua siklus. Masing-masing siklus

terdiri dari empat langkah, sebagai berikut:

a. Siklus pertama

Kegiatan dalam siklus pertama dilaksanakan dalam satu kali tatap

muka di kelas yang meliputi:

1) Perencanaan

Pada tahap ini, dilakukan penyusunan rencana tindakan berupa

penyiapan pembelajaran kooperatif tipe TGT, yang meliputi

sebagai berikut:

a) Pada tahap ini, peneliti menyiapkan beberapa instrumen

penelitian berupa: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT.

b) Peneliti dan guru menggali data awal karakteristik siswa

untuk memetakan para siswa berdasarkan kemampuannya

dan membagi siswa secara heterogen menjadi

kelompok-kelompok yang beranggotakan 5-6 orang.

c) Peneliti menyusun instrumen untuk pengumpulan data,

meliputi:

(1) Lembar observasi aktivitas guru (lampiran 4 halaman

130).

(2) Lembar observasi aktivitas belajar siswa (lampiran 6

(44)

   

(3) Lembar observasi pengamatan kelas (lampiran 5

halaman 132).

(4) Instrumen refleksi (lampiran 7 dan 8 halaman 134 dan

135).

2) Tindakan

Pada tahap ini dilakukan implementasi pembelajaran kooperatif

tipe TGT sesuai dengan rencana awal, adapun

langkah-langkahnya sebagai berikut:

a) Penyajian kelas

Sebelum melakukan games, dalam awal pembelajaran akan

diawali guru menjelaskan materi. Penjelasan materi ini

dapat dilakukan dengan model ceramah, diskusi atau model

yang lainnya. Yang harus ditekankan dalam penyajian kelas

ini adalah siswa harus benar–benar memahami materi

devisa yang disampaikan oleh guru. Penguasaan materi ini

akan membantu siswa untuk bekerja dalam kelompok

nantinya.

b) Kelompok (teams)

Di dalam kegiatan kelompok masing-masing anggota

kelompok bertugas mempelajari materi atau menyelesaikan

tugas yang diberikan oleh guru pada lembar latihan dan

membantu teman satu kelompok menguasai materi

(45)

   

dimulai, guru terlebih dahulu menjelaskan beberapa sikap

yang harus diperhatikan siswa agar kerja sama dalam

kelompok berjalan dengan lancar. Pada saat diskusi

berlangsung, seluruh anggota sebaiknya berbicara dengan

suara yang pelan, tidak boleh meninggalkan tugas selama

bekerja dalam kelompok, mendiskusikan tugas secara

bersama-sama, jika ada suatu pertanyaan di dalam

kelompok tersebut, sebaiknya jangan ditanyakan dahulu

kepada guru karena mungkin dari salah satu teman

kelompok ada yang bisa menjawab pertanyaan tersebut.

Setelah itu, jika pertanyaan tidak bisa terjawabkan oleh

salah satu teman kelompok, baru bisa meminta penjelasan

dari guru. Kelompok biasanya terdiri dari 5 sampai 6 orang

siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi, jenis

kelamin dan ras atau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk

lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan

lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar

bekerja dengan baik dan optimal pada saat games atau

tournament.

c) Permainan

Permainan ini dirancang untuk mengetahui pemahaman

siswa setelah mengikuti presentasi kelas dan belajar

(46)

   

bernomor yang dirancang oleh guru untuk mengetahui

sejauh mana penguasaan materi oleh siswa sesuai dengan

materi yang diajarkan. Siswa dapat mengambil salah satu

pertanyaan bernomor dan menjawabnya sesuai dengan

kemampuan masing-masing dan teman di dalam

kelompoknya diperkenankan untuk membantu anggota

kelompok yang sedang mengerjakan. Jawaban siswa yang

benar akan diberikan poin.

d) Turnamen

Turnamen biasanya dilakukan pada akhir materi

pembelajaran yang sedang dibahas dan setelah siswa

melakukan belajar dalam kelompok. Turnamen ini

berfungsi untuk mengetahui kelompok mana yang bisa

mendapatkan nilai yang terbaik. Turnamen di sini

merupakan suatu pertandingan antar kelompok-kelompok

yang berbeda. Kegiatan ini berlangsung sebagai berikut:

(1) Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok,

masing-masing kelompok akan diberi modal awal sebesar

5000, besarnya investasi minimal 1000 maksimal 2000.

(2) Urutan pemilihan kotak ditentukan dengan diundi

sebelum permainan dimulai. Sebelum salah satu

kelompok memilih kotak soal, 5 kelompok yang lain

(47)

   

dengan batas maksimal Rp 2.000, dan batas minimal

Rp 1.000.

(3) Jika soal dapat dijawab dengan benar, maka akan

mendapat uang sebesar total investasi dari kelima

kelompok lainnya. Namun jika jawaban salah, akan

mendapat pengurangan setengah dari total investasi dari

kelima kelompok lainnya.

(4) Guru bersama siswa membahas soal tournamen.

e) Penghargaan kelompok

Guru akan mengumumkan kelompok yang menang dalam

permainan dan turnamen, dan masing–masing team akan

mendapatkan skor apabila memenuhi standar yang

ditentukan. Pemberian penghargaan tiap kelompok dapat

ditentukan berdasarkan skor kelompok yang didapatkan

dengan cara menjumlahkan poin pada skor lembar

permainan setiap anggotanya, ditambah dari poin turnamen

dan kemudian dicari skor rata-ratanya.

Yang harus ditekankan dalam pemberian penghargaan di

sini bukan mendorong siswa untuk bersaing secara tidak

sehat, akan tetapi pemberian penghargaan tersebut adalah

untuk memotivasi belajar siswa agar prestasi belajarnya

(48)

   

3) Observasi

Tahap ini, dilaksanakan bersamaan dengan tahap tindakan. Di

dalam tahap ini peneliti mengadakan pengamatan atas dampak

dan hasil dari pelaksanaan tindakan, yaitu meliputi bagaimana

proses pembelajaran itu berlangsung, keterlibatan dan interaksi

siswa dalam kegiatan pembelajaran, dan bagaimana kondisi

kelas. Untuk dapat mengetahui adanya peningkatan prestasi

belajar siswa dapat dilihat dari hasil pekerjaan siswa setelah

TGT selesai diterapkan. Pengamatan juga direkam dengan

menggunakan video camcorder.

4) Refleksi

Pada tahap ini, dilaksanakan analisis, pemaknaan dan

penyimpulan hasil observasi terhadap hasil prestasi belajar

siswa. Refleksi dilakukan sekali, pada saat berakhirnya post-test.

Hal ini dilakukan untuk mengidentifikasi

kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran dan pemecahannya untuk

perbaikan dalam pertemuan berikutnya, serta untuk mengetahui

apakah target yang ditetapkan sesuai dengan indikator

keberhasilan tindakan telah tercapai. Secara teknis, peneliti

melakukan self-reflection dahulu terkait dengan keterampilan

kooperatif siswa dalam kegiatan masing-masing fase, kemudian

(49)

   

penyempurnaan tindakan pada pertemuan berikutnya bila

diperlukan.

b. Siklus kedua

Tahap-tahap dan kegiatan-kegiatan pada siklus kedua pada dasarnya

sama dengan siklus pertama, hanya yang membedakan adalah

tindakannya. Pada siklus kedua ini tindakan ditentukan berdasarkan

hasil refleksi siklus pertama.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang diperlukan untuk penelitian adalah sebagai berikut:

1. Instrumen pra penelitian

a. Pengamatan terhadap aktivitas guru di kelas (observing teachers)

Catatan anekdotal dapat dilengkapi sambil melakukan pengamatan

terhadap segala kejadian yang dilakukan oleh guru di dalam kelas.

Catatan anekdotal merupakan catatan terperinci yang dilakukan

untuk mengamati aktivitas guru. Misalnya, pada saat guru memulai

pelajaran mengucapkan salam atau tidak, mengabsen siswa atau

tidak, menyiapkan materi dengan baik atau tidak dan sebagainya

(lampiran 1 halaman 127).

b. Pengamatan terhadap aktivitas siswa di kelas (observing students)

Pengamatan dilakukan terhadap siswa tentang kejadian atau perilaku

yang dilakukan siswa ketika proses belajar sedang berlangsung. Saat

(50)

   

samping mengajar, guru juga mengamati perilaku siswa di dalam

kelas (lampiran 2 halaman 128).

c. Pengamatan terhadap aktivitas di kelas (observing classroom)

Pengamatan merupakan alat yang paling terbukti efektif untuk

mempelajari model dan strategi untuk diimplementasikan di dalam

kelas, misalnya: tentang organisasi kelas, respon siswa ketika

mengikuti proses belajar. Adapun alat yang digunakan dalam

pengamatan yaitu berupa catatan anekdotal yang berupa catatan rinci

dan lugas (lampiran 3 hal 129).

d. Soal pre-test

Sebelum penelitian di lakukan dan sekaligus untuk menguji

kemampuan siswa, peneliti memberikan soal pre-test yang sesuai

dengan materi yang diajarkan guru sebelumnya (lampiran 10

halaman 146).

Berikut kisi-kisi tes yang digunakan dalam penelitian ini

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Tes

Indikator Pertanyaan Nomor

Pilihan Ganda Uraian

a. Siswa mampu mendeskripsikan

pengertian devisa 6 1, 3

b. Siswa mampu mendeskripsikan

macam devisa 10 4, 5

c. Siswa mampu mendeskripsikan

wujud devisa 14

d. Siswa mampu mendeskripsikan

fungsi devisa 2, 4, 9, 12

e. Siswa mampu mendeskripsikan

sumber-sumber devisa 7, 6, 7, 8, 9

f. Siswa mampu mendeskripsikan

tujuan penggunaan devisa 3, 8, 11, 13 10

g. Siswa mampu mendeskripsikan

(51)

   

2. Instrumen pelaksanaan tindakan

a. Perencanaan (planning)

Dalam tahap perencanaan dilakukan penyusunan rencana tindakan

yang berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP ini

disusun oleh peneliti dan guru mitra untuk menetapkan

langkah-langkah apa saja yang akan dilakukan guru dan siswa dalam

pembelajaran (lampiran 9 halaman 136).

b. Tindakan (acting)

Tindakan ini merupakan penerapan dari perencanaan yang telah di

rencanakan sebelumnya. Tindakan merupakan pelaksanaan dari

model kooperatif tipe TGT. Kegiatan yang diimplementasikan oleh

guru, antara lain guru mengajarkan materi yang sudah dipersiapkan,

strategi pembelajaran, dan guru menerapkan model yang digunakan.

Instrumen yang dibutuhkan di dalam tindakan ini adalah penilaian

yang digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa. Selain itu,

guru dibantu oleh fasilitator membagikan soal post-test yang

digunakan untuk mengukur prestasi siswa setelah melaksanakan

tindakan dengan menggunakan model TGT (lampiran 10 halaman

(52)

   

c. Observasi (observing)

Pengamatan dilakukan oleh peneliti sendiri di dalam mengamati

kegiatan yang berlangsung. Adapun objek yang diamati seperti

tindakan guru saat melakukan pembelajaran di kelas (lampiran 1a

halaman 152), situasi di dalam kelas saat pembelajaran berlangsung

(lampiran 3a halaman 156), dan perilaku siswa saat mengikuti proses

pembelajaran (lampiran 2a halaman 154).

d. Refleksi (reflection)

Kegiatan refleksi dilakukan sesudah pelaksanaan pembelajaran.

Sebelum kegiatan refleksi, dilakukan evaluasi terhadap pembelajaran

yang telah dilaksanakan. Kegiatan refleksi dimaksudkan untuk

melihatkebermaknaan pelaksanaan pembelajaran. Jika masih banyak

kekurangan, maka perlu dilakukan perbaikan-perbaikan penelitian

lanjutan (siklus tahap kedua), tetapi jika pembelajaran telah

mencapai tujuan pembelajaran maka penelitian tidak perlu dilakukan

upaya lanjutan. Instrumen refleksi tersaji pada lembar refleksi guru

dan lembar refleksi siswa (lampiran 7a dan 8a halaman 163 dan

164).

F. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan penelitian yang bersifat

kualitatif. Kegiatan yang diamati dalam penelitian kualitatif adalah

(53)

   

tersebut digunakan naluri dan perasaan. Teknik pengumpulan data dalam

penelitian kualitatif tidak jauh berbeda dengan teknik pengumpulan data

dalam penelitian kuantitatif. Berikut ini beberapa teknik pengumpulan data

yang akan peneliti terapkan dalam penelitian :

1. Observasi (observing)

Kegiatan observasi terdiri atas pengamatan dan pencatatan setiap kejadian

secara mendetail. Observasi dilakukan sendiri oleh peneliti sebagai mitra

guru untuk mengetahui secara langsung kondisi kelas dan proses belajar.

Observasi dilakukan dengan menggunakan evaluasi non tes berupa lembar

observasi. Lembar observasi ini terdiri dari:

a. Lembar observasi keterlaksanaan model TGT. Tujuannya adalah untuk

mengetahui tingkat keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe

TGT.

b. Lembar observasi aktivitas siswa secara individu. Lembar observasi

tersebut berguna untuk menginventarisasi data tentang aktivitas siswa

dalam kegiatan pembelajaran selama menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe TGT.

c. Lembar observasi aktivitas siswa dalam kelompok. Lembar observasi

tersebut berguna untuk mengetahui data tentang aktivitas siswa dalam

kelompok selama kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran

(54)

   

d. Lembar observasi pengamatan kondisi kelas. Lembar observasi tersebut

berguna untuk mengetahui kondisi kelas selama kegiatan pembelajaran

dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT.

2. Wawancara (interview)

Pengumpulan data dengan metode wawancara hanyalah sebagai pelengkap

informasi yang belum didapat melalui kegiatan observasi. Seperti kegiatan

mencari informasi yang hanya diketahui oleh guru, siswa, dan kepala

sekolah. Wawancara dapat dilakukan dengan terstruktur dan dapat pula

dilakukan dengan bebas. Wawancara terstruktur artinya terdapat pedoman

wawancara yang jelas dan terarah untuk mendapatkan sebuah informasi.

Wawancara bebas artinya wawancara yang tidak formal dan tidak terpaku

pada pedoman pertanyaan yang dibuat. Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan wawancara terstruktur yang digunakan untuk mengetahui

permasalahan pembelajaran yang ada di dalam kelas.

3. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah suatu metode untuk mengungkap data yang

bersifat historis. Data diperoleh dari dokumen yang diyakini

kebenarannya. Dokumentasi dilakukan untuk memperkuat data yang

diperoleh dari observasi. Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan

data-data yang diperlukan seperti data siswa, data sekolah, hasil belajar

siswa serta dengan digunakan dokumentasi foto dapat memberikan

gambaran secara lebih nyata mengenai kegiatan siswa dalam kelompok

(55)

   

kooperatif tipe TGT. Selain dokumentasi dalam bentuk seperti di atas,

proses pembelajaran didokumentasikan dalam video recorder.

G. Teknik Analisis Data

1. Analisis deskriptif, yaitu analisis dengan merinci dan menjelaskan secara

panjang lebar keterkaitan data penelitian dalam bentuk kalimat. Data

tersebut biasanya tercantum dalam bentuk tabel dan analisis didasarkan

pada tabel tersebut.

2. Analisis komparatif

Analisis komparatif dilakukan untuk mengukur:

a. Prestasi belajar peserta didik sebelum dan sesudah adanya

implementasi TGT terhadap materi devisa dengan cara memberikan

soal pre-test dan soal post-test.

b. Sebelum dilakukan uji beda mean, dilakukan uji normalitas data. Uji

normalitas data digunakan untuk menguji normal tidaknya data hasil

pengukuran. Apabila data yang terjaring berdistribusi normal, maka

analisis untuk menguji hipotesis dapat dilakukan. Untuk mengetahui

hal tersebut maka akan digunakan rumus Kolmogorov-Smirnov

(Algifari, 2003:297):

D = Maks │Fe – Fo│ Keterangan :

D = Deviasi absolut yang tertinggi Fe = Frekuensi harapan

Gambar

Tabel 5.6 Hasil Observasi Siswa selama penerapan Model Pembelajaran
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Tes
Tabel 4.1 Kelompok Mata Pelajaran
Tabel 4.2 Struktur Kurikulum SMP Negeri 1 Dukun
+7

Referensi

Dokumen terkait

A teacher training program, named Model-Supported Scientific Inquiry Training Program (MSSITP) has been successfully developed to improve the inquiry skills of Indonesian

Dalam penelitian ini dilakukan proses remediasi minyak bumi dengan pasokan nutrisi campuran N dan P yang akan mempercepat proses biodegradasi hidrokarbon minyak bumi dan

Gambar proses penggergajian dan pemesinan kayu kemenyan bulu ( Styrax benzoine Var Hiliferum), toba( Styrax Paralleloneurum. PERK) dan durame ( Styrax benzoine

PT PLN &amp;#8213; Penelitian dan pengembangan Ketenagalistrikan (PT PLN &amp;#8213; LITBANG) merupakan salah satu badan di bawah PT PLN yang mempunyai wewenang untuk menguji

Contoh keputusan dalam manajemen valuta asing adalah penjualan asset valuta asing dan menaikkan dana valas; sedangkan contoh kebijakan manajemen valuta asing antara lain

2015 dengan membawa dokumen asli yang sesuai dengan yang saudara uploud pada SPSE dan apabila tidak hadir peserta dianggap mengundurkan diri, yang akan dilaksanakan pada :..

Memandangkan kajian ini yang lebih spasefik terhadap otot tangan menerusi latihan bebanan, pengkaji telah menjadikan ujian 25 meter speed swimm sebagai kayu ukur dalam

Terhadap calon penyedia yang mendaftar pada paket Pengadaan Makan Satwa K-9 Dit Sabhara Polda Sumsel Ta.2015, tidak ada yang mengupload / memasukan penawaran sehingga