PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS-GAMES-TOURNAMENT (TGT) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI
MATERI DEVISA
Penelitian Dilaksanakan pada Siswa Kelas IX A SMP Negeri 1 Dukun
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh: Tri Hartati NIM: 081334083
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
PERSEMBAHAN
Saya bersyukur dan berterima kasih kepada Allah SWT, Malaikat dan
Nabi Muhammad SAW..
Dikaruniai kembali kesempatan yang indah...
Skripsi ini Kupersembahkan untuk :
• My Beloved Mom (Wasiyem) and Dad (Darmadi)
Kedua orang tua yang tiada henti berusaha dan berjuang
memberikan yang terbaik demi membesarkan, membimbing, dan
melindungi aku supaya aku maju selangkah dan hidupku selangkah
berada di depan kalian.
Lewat karya sederhana ini, aku ingin kalian yakin bahwa tidak ada
yang sia-sia dari perjuangan kalian, dan ini adalah awal bagi
hidupku untuk membalas semua yang telah kalian berikan.
Terima kasih untuk kesempatan yang teramat mahal ini, aku
mencintai kalian sungguh..Ibu, semoga Engkau tersenyum bahagia
di surga sana..Amin
• My Sister (Sher, Yetha)
Semoga karya sederhana ini berguna bagi kita untuk dapat memulai
semua usaha demi kebahagiaan Bapak dan Ibu (di surga), dan kita
semua..
• Public Relation USD
Kuman-kuman Staf PMB & Staf Humas 2010-2012...
• Mitra PUSD 2011-2012
Mitra-Mitri perpustakaan, kawand disaat galau...
• Sengkoloners, ndembikwati..susah dan senang dilalui bersama...
• Almamater Accounting Education of Sanata Dharma University...
v
MOTTO
Harapan adalah rak tempatkan menggantungkan impian..
Hati-hati aku menempatkannya..
Sepotong bagian masa depan pada harapan..
Perlahan-lahan kataku kepada diri sendiri..
Jadilah manusia baru dalam perbuatan dan pikiran..
Tapi, majulah selangkah demi selangkah..
(Jean Jacques Rousseau)
Teruslah berusaha selagi masih mampu dan masih mau untuk
memperjuangkan..
Kejarlah cita-citamu untuk memperoleh apapun yang kamu inginkan..
Jangan takut untuk mencoba dan jangan takut akan kegagalan yang
menghadang..
Karena kegagalan bukanlah akhir dari segalanya untuk dapat sukses..
Tetap sejuk di tempat yang panas..
Tetap manis di tempat yang begitu pahit..
Tetap merasa kecil meskipun telah menjadi besar..
Tetap tenang ditengah badai yang paling hebat..
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 15 Agustus 2012
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Tri Hartati
Nomor Mahasiswa : 081334083
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS- GAMES-TOURNAMENT (TGT) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI
MATERI DEVISA
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya
maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 15 Agustus 2012
viii
ABSTRAK
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS-GAMES-TOURNAMENT (TGT) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI
MATERI DEVISA
Penelitian Dilaksanakan pada Siswa Kelas IX A SMP Negeri 1 Dukun Magelang
Tri Hartati
Universitas Sanata Dharma 2012
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peningkatan prestasi belajar siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Dukun dalam pembelajaran ekonomi
materi devisa melalui penerapan metode kooperatif tipe
Teams-Games-Tournament.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2011 di SMP Negeri 1 Dukun Magelang. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Dukun tahun ajaran 2011/2012 yang terdiri dari 32 siswa. Komponen-komponen utama dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah presentasi materi, pembagian kelompok,
games, turnamen, dan penghargaan kepada kelompok. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam satu siklus yang terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar observasi kegiatan guru, lembar observasi kegiatan siswa, lembar observasi kegiatan kelas, lembar observasi kegiatan guru dalam proses pembelajaran, instrumen pengamatan kelas, lembar observasi kegiatan belajar siswa dalam kelompok, dan instrumen refleksi. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis komparatif.
ix
ABSTRACT
AN APPLICATION OF COOPERATIVE LEARNING TYPE TEAMS-GAMES-TOURNAMENT (TGT) TO INCREASE STUDENTS’
LEARNING ACHIEVEMENT
IN LEARNING ECONOMICS WITH THE MAIN TOPIC: FOREIGN EXCHANGE A Case Study on IX A Grade Students One State Dukun Junior High School Magelang
Tri Hartati
Sanata Dharma University Yogyakarta
This research aims to know how the achievement of the students in learning economics with the main topic of Foreign Exchange through the implementation of cooperative learning type Teams-Games-Tournament (TGT).
This research is a classroom action research. The participants of this research were 32 students of IX A Grade Students One State Dukun Junior High School Magelang. There was one cycle of this research. The main components of the cooperative learning type TGT were material presentation, group sharing, games, tournament, and the appreciation to the group. The implementation of this classroom action research was done in one cycle which consisted of four stages, namely planning, action, observation, and reflection. The data collection were done by using observation sheets of the teachers’ activities, observation sheets of the students, observation sheets of the class activities, observation sheets of the teachers’ activities in teaching-learning process, the instruments of the class observation, observation sheets of the students’ activities on the group, and the instruments of reflection. The data which were obtained were analyzed by using descriptive and comparative analysis.
Based on the analysis, the result of the research in the first cycle can be concluded as follows: the implementation of the cooperative learning type TGT
x
KATA PENGANTAR
“Ya Allah, Jika Engkau telah menyediakan jalan untuk memulai, Engkau
pasti akan bersetia untuk menemani dalam segala proses dan membuat semuanya
berhasil”. Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada penulis sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik. Skripsi yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Teams-Games-Tournament (TGT) Sebagai Upaya Meningkatkan
Prestasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ekonomi Materi Devisa Pada Siswa
Kelas IX A SMP Negeri 1 Dukun ditulis sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana Pendidikan Akuntansi di Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
Sebuah perjalanan skripsi telah ditempuh dan diselesaikan dengan baik.
Pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah bersama dan mendukung saya dalam berproses.
1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah
xi
serta pengarahan kepada penulis, dan yang selalu sabar membimbing penulis
dalam proses penyusunan skripsi ini sampai selesai.
4. Seluruh dosen Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan ilmunya selama
penulis menjadi mahasiswa Pendidikan Akuntansi.
5. Bapak Sumarno, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Dukun yang
telah memberikan ijin agar penulis dapat melaksanakan penelitian di SMP
Negeri 1 Dukun.
6. Ibu Murti Indriyah selaku guru mata pelajaran Ekonomi SMP Negeri 1 Dukun
yang berkenan menjadi mitra penulis dalam membantu melakukan penelitian
tindakan kelas ini di kelas IX A SMP Negeri 1 Dukun.
7. Para siswa-siswi kelas IX A SMP Negeri 1 Dukun yang telah bersedia
meluangkan waktu dan bersedia bekerja sama membantu peneliti untuk
penelitian.
8. Sekretariat Program Studi Pendidikan Akuntansi dan Pendidikan Ekonomi
(Mbak Aris dan Mbak Titin) yang telah membantu dan melayani berbagai
macam urusan administrasi dan penelitian skripsi sampai selesai.
9. Kedua orang tuaku, Bapak Darmadi dan Ibu Wasiyem (Alm) tercinta yang
melahirkanku, tiada kata dari anakmu ini yang mampu membalas semua
perhatian, nasehat, bimbingan, serta doa yang tiada henti dipanjatkan setiap
waktu sehingga aku bisa menyelesaikan studiku. Terima kasih, sujud dan
syukur kupanjatkan untuk Bapak dan Ibu (di Surga) sekalian.
10.Kakak dan adikku: Sri Sugiarti, Yeti Puji Lestari, yang selalu memberi doa
xii
11.Motor Beat’ku yang selalu setia menemani dalam hari-hariku laju di atas roda,
dimanapun dan kapanpun.
12.My Handphone, Little Samsung Mini “GT-5570”, yang selalu setia menemani
dan melancarkan komunikasiku dengan semua mahluk Allah yang paling
sempurna. Kamu “begitu mungil begitu hebat” !!!
13.Ndembikwati, Sengkoloners, X-BEMU 2010-2011, Staf Humas USD, Mitra
PUSD. Walaupun susah dan senang kita tetap kumpul, mari bersama-sama
kita raih kesuksesan. Good Luck For You All.
14.Kost Morob (Gang Bromo 2b &2c), saya ucapkan terima kasih atas semangat,
dorongan dan doanya.
15.Teman-temanku seperjuangan: Yustina Dwi Riyanti, Stevani Elia, Puri
Ratnasari, Florentina Sita, Margaretta Yunita, Noviana Sitarusmi, dan
Sarawati Ika Nugraheni terima kasih atas bantuan-bantuan yang kalian
berikan, kebersamaan kita sungguh mengajarkan kepedulian dan mengajarkan
banyak hal.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih banyak kekurangan dan
jauh dari sempurna. Penulis berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.
Yogyakarta, 15 Agustus 2012
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... . i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Batasan Masalah ... 3
C. Rumusan Masalah ... 3
D. Tujuan Penelitian ... 4
xiv BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Tindakan Kelas ... 6
B. Model Teams-Games-Tournament (TGT). ... 9
C. Prestasi Belajar ... 14
D. Devisa ... 17
E. Kerangka Teoritik ... 19
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 22
B. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan ... 22
C. Subjek dan Objek Penelitian ... 23
D. Prosedur Penelitian ... 23
E. Instrumen Penelitian ... 30
F. Teknik Pengumpulan Data ... 33
G. Teknik Analisis Data ... 36
BAB IV GAMBARAN UMUM A. Latar Belakang ... 38
B. Landasan Penyusunan Kurikulum SMP N 1 Dukun ... 39
C. Tujuan Penyusunan Kurikulum SMP N 1 Dukun ... 41
D. Prinsip Pengembangan Kurikulum SMP N 1 Dukun ... 42
E. Tujuan Pendidikan ... 44
F. Visi ... 45
xv
B. Analisis Komparasi Prestasi Belajar Siswa Sebelum dan
Sesudah Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe TGT ... 113
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 121
B. Keterbatasan Penelitian ... 122
C. Saran ... 123
DAFTAR PUSTAKA ... 124
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Tes ... 31
Tabel 4.1 Kelompok Mata Pelajaran ... 49
Tabel 4.2 Struktur Kurikulum SMP Negeri 1 Dukun ... 51
Tabel 4.3 Jenis Muatan Lokal ... 62
Tabel 4.4 Kegiatan Pengembangan Diri secara terprogram ... 62
Tabel 4.5 Kegiatan Pengembangan Diri secara tidak terprogram ... 63
Tabel 4.6 Jenis Pengembangan Diri yang ditetapkan SMP ... 64
Tabel 4.7 Pengaturan Beban Belajar ... 66
Tabel 4.8 Penetapan KKM ... 67
Tabel 4.9 Kalender Pendidikan ... 78
Tabel 5.1 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Guru sebelum penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT ... 87
Tabel 5.2 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Siswa di Kelas sebelum penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT ... 90
Tabel 5.3 Hasil Observasi Terhadap Kondisi Kelas sebelum penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT ... 92
Tabel 5.4 Analisis Prestasi Belajar Siswa sebelum penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT ... 101
xvii
Tabel 5.6 Hasil Observasi Siswa selamapenerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe TGT ... 107
Tabel 5.7 Hasil Observasi Kelas Selama Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe TGT ... 108
Tabel 5.8 Instrumen Refleksi Kesan Guru Mitra Terhadap Perangkat
Pembelajaran dan Model TGT………... 110
Tabel 5.9 Instrumen Refleksi Siswa Terhadap Komponen Pembelajaran
dan Model TGT ... 112
Tabel 5.10 Analisis Prestasi Belajar Siswa Sesudah Penerapan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT ... 114
Tabel 5.11 Nilai Pre-test dan Post-test ... 115
Tabel 5.12 Analisis Komparatif Tingkat Prestasi Belajar Siswa ... 116
Tabel 5.13 Pengujian Normalitas berdasarkan One-Sample
Kolmogorov-Smirnov Test ... 117
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Observasi Aktivitas Guru di Kelas ... 127
Lampiran 2 Lembar Observasi Aktivitas Siswa di Kelas ... 128
Lampiran 3 Lembar Observasi Aktivitas di Kelas ... 129
Lampiran 4
Lembar Observasi Aktivitas Guru
...
130
Lampiran 5 Lembar Observasi Pengamatan Kelas ... 132
Lampiran 6
Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa ... 133
Lampiran 7
Instrumen Refleksi Guru Mitra Terhadap Perangkat Pembelajaran dan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
TGT
... 134
Lampiran 8
Instrumen Refleksi Siswa Terhadap Perangkat Pembelajaran dan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
TGT ...
135
Lampiran 9
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 136
Lampiran 10 Soal
Pre Test
dan
Post Test ...
146
Lampiran 1a Lembar Observasi Aktivitas Guru ... 152
Lampiran 2a Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 154
Lampiran 3a Lembar Observasi Aktivitas di Kelas ... 156
Lampiran 4a Lembar Observasi Aktivitas Guru Sebelum Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe
TGT
... 158
Lampiran 5a Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Siswa di Kelas Selama
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
TGT
... 160
Lampiran 6a Hasil Observasi Terhadap Kondisi Kelas Sebelum Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe
TGT ...
162
Lampiran 7a Instrumen Refleksi Guru Mitra Terhadap Perangkat Pembelajaran
dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
TGT
... ... 163
Lampiran 8a Instrumen Refleksi Siswa Terhadap Perangkat Pembelajaran dan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
TGT ...
164
Lampiran 1b Lembar Observasi Aktivitas Guru di Kelas ... 165
xix
Lampiran 3b Lembar Observasi Aktivitas di Kelas ... 169
Lampiran 4b Hasil Observasi Aktivitas Guru Selama Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe
TGT
... 171
Lampiran 5b Hasil Observasi Aktivitas Siswa Selama Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe
TGT
... 173
Lampiran 6b Hasil Observasi Kelas Selama Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe
TGT
... 174
Lampiran 11 Hasil Wawancara dengan Guru Terkait dengan Model Pembelajaran
Yang Biasa Dilakukan oleh Guru ... 175
Lampiran 12 Hasil Wawancara Peneliti dengan Siswa Tentang Keadaan Kelas
Selama Pembelajaran ... 176
Lampiran 13 Hasil Wawancara dengan Guru Tentang Keadaan Kelas ... 177
Lampiran 14 Hasil Wawancara dengan Guru Terkait Prestasi Belajar Siswa ... 178
Lampiran 15 Hasil Wawancara Peneliti dengan Siswa Tentang Keadaan Kelas
Selama Pembelajaran ... 179
Lampiran 21 Hasil
One-Sample Kolmogorov-Smirnov
... 194
Lampiran 22 Hasil
Paired Samples Test
... 195
Lampiran 23 Hasil
Pre-Test
Siswa ... 196
Lampiran 24 Hasil
Post-Test
Siswa ... 221
Lampiran 25 Hasil Refleksi Guru Mitra Terhadap Perangkat Pembelajaran dan
Model
TGT
... 246
Lampiran 26 Hasil Refleksi Siswa Terhadap Perangkat Pembelajaran dan Model
TGT ...
247
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mata pelajaran ekonomi merupakan salah satu pelajaran utama di
kelas IPS. Salah satu materi pembelajaran ekonomi adalah devisa. Devisa
adalah semua alat pembayaran yang diterima di dunia internasional sebagai
alat pembayaran. Materi devisa penting dikuasai para siswa agar para siswa
mengetahui perekonomian negara dalam kaitannya dengan pembayaran luar
negeri. Mengingat materi devisa sangat penting bagi siswa, guru seharusnya
menerapkan strategi pembelajaran yang tepat dan memudahkan bagi siswa,
sesuai dengan materi yang diajarkan serta dengan tingkat usia anak didik.
Hal demikian bertujuan agar pembelajaran dapat dicapai dengan mudah oleh
para siswa.
Dalam praktik pembelajaran di kelas, umumnya guru cenderung
menggunakan sistem pembelajaran yang lebih bersifat teacher centered,
yaitu pembelajaran yang lebih didominasi oleh guru. Hal yang sama terjadi
pada pembelajaran ekonomi di SMP Negeri 1 Dukun. Menurut pendapat Ibu
Murti Indriyah, guru ekonomi di SMP Negeri 1 Dukun, penerapan sistem
pembelajaran tersebut dirasakan sudah dapat memudahkan siswa untuk
memahami materi pembelajaran ekonomi khususnya materi devisa. Namun,
keadaan yang dirasakan guru tersebut tampaknya berbeda dengan apa yang
banyak siswa di kelas kurang bersemangat dalam mengikuti mata pelajaran
ekonomi. Siswa tampaknya kurang tertarik mengikuti pelajaran ekonomi,
mereka lebih senang jika ada jam kosong dan mempunyai keinginan untuk
membolos pada jam pelajaran ekonomi. Rendahnya partisipasi dan motivasi
berdampak pada hasil prestasi belajar yang rendah. Di SMP Negeri 1 Dukun
kelas IX A, penulis menemukan bahwa dari hasil ulangan harian terdapat 23
siswa dari 32 siswa (72%) mendapat nilai kurang dari batas minimal nilai
ketuntasan yang telah ditetapkan sekolah yaitu 75.
Peneliti berpendapat ada beberapa sebab yang mempengaruhi
rendahnya prestasi siswa di SMP Negeri 1 Dukun. Beberapa sebab tersebut
adalah kemampuan siswa yang kurang dalam mengikuti pelajaran ekonomi,
siswa kurang dapat mengekspresikan diri dan mempunyai keterbatasan
dalam berpartisipasi di kelas. Guru cenderung lebih aktif di kelas, sementara
siswa menerima saja materi ajar yang telah dipersiapkan oleh guru
sebelumnya. Namun demikian, siswa tampak kesulitan untuk
menghubungkan materi pelajaran dengan dunia nyata. Kesulitan siswa
tersebut berdampak pada prestasi belajar siswa kurang memuaskan.
Peningkatan kualitas pembelajaran Ekonomi dapat dilakukan guru
dengan menerapkan pembelajaran yang aktif. Model
teams-games-tournament (TGT) merupakan salah satu model pembelajaran yang lebih
menekankan keaktifan siswa melalui permainan antar berbagai kelompok
siswa dalam kelas. Pembelajaran akan mendorong siswa memahami materi
dalam pembelajaran ekonomi materi devisa. Tujuannya adalah agar para
siswa semakin termotivasi dan terlibat aktif dalam proses pembelajaran,
sehingga dapat meningkatkan prestasi belajarnya.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka peneliti
bermaksud menerapkan pembelajaran model kooperatif tipe
teams-games-tournament (TGT) untuk memperbaiki prestasi belajar siswa. Judul
penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams-Games-Tournament (TGT) Sebagai Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ekonomi Materi Devisa”. Penelitian ini dilaksanakan pada kelas IX A di SMP Negeri 1 Dukun.
B. Batasan Masalah
Model-model pembelajaran yang dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa pada pembelajaran ekonomi cukup bervariasi. Namun tidak
semua model pembelajaran tepat diterapkan pada setiap materi
pembelajaran. Dalam penelitian ini peneliti memfokuskan pada penerapan
model pembelajaran kooperatif teams-games-tournament(TGT) pada materi
pembelajaran devisa di kelas IX A SMP Negeri 1 Dukun.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana diuraikan di atas,
pembelajaran tipe teams-games-tournament (TGT) sebagai upaya
meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran ekonomi materi
devisa di kelas IX A SMP Negeri 1 Dukun?
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan
prestasi belajar siswa pada pembelajaran ekonomi materi devisa di SMP
Negeri 1 Dukun kelas IX A melalui penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe teams-games-tournament(TGT).
E. Manfaat Penelitian
Penulis mengharapkan dengan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi:
1. Bagi Siswa
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
kepada siswa dalam meningkatkan prestasi belajarnya pada mata
pelajaran ekonomi mengenai materi devisa.
2. Bagi Guru
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan
bagi guru untuk menyelenggarakan pembelajaran aktif yang sesuai
dengan materi pembelajaran. Di samping itu, manfaat penelitian ini
diharapkan memberikan manfaat bagi guru dalam menyusun Karya
3. Bagi Sekolah
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi sekolah
yaitu dapat meningkatkan mutu pembelajaran guru-guru di sekolah.
4. Bagi Perguruan Tinggi
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan
bagi Universitas Sanata Dharma yaitu sebagai implementasi salah satu
tugas perguruan tinggi di bidang penelitian, maka dengan implementasi
tersebut masyarakat dapat mengambil manfaat dari penelitian tersebut,
perguruan tinggi sendiri dapat merefleksikan hal-hal apa saja yang perlu
dikoreksi dalam hal penelitian.
5. Bagi Peneliti Selanjutnya
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu
referensi bagi peneliti selanjutnya dengan tujuan lebih dapat
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Tindakan Kelas
1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
PTK adalah penelitian tindakan (action research) yang
dilaksanakan oleh guru di dalam kelas. Pada hakikatnya PTK merupakan
rangkaian “riset-tindakan-riset-tindakan-riset-tindakan”, yang dilakukan
dalam rangkaian guna memecahkan masalah. Berikut ini disajikan
beberapa pengertian tentang PTK:
a. Suharsimi Arikunto (2006:2-3) menjelaskan bahwa pengertian PTK
adalah:
1) Penelitian adalah mengacu pada suatu kegiatan mencermati
suatu obyek dengan menggunakan cara atau aturan metodologi tertentu untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
2) Tindakan adalah mengacu pada suatu gerak kegiatan yang
sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu.
3) Kelas adalah mengacu pada pengertian yang tidak terikat pada ruang kelas, tetapi pada pengertian yang lebih spesifik.
b. Sarwiji Suwandi (2010:11) menyatakan bahwa pengertian PTK
adalah tindakan nyata (action) yang dilakukan guru (dan bersama
pihak lain) untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses
belajar mengajar.
c. Rochiati Wiraatmadja (2007:11) menyatakan bahwa penelitian
mengorganisasikan kondisi praktik pembelajaran mereka, dan belajar
dari pengalaman mereka sendiri.
d. Masnur Muslich (2009:14) menyatakan bahwa:
PTK adalah jenis penelitian yang memunculkan adanya tindakan tertentu untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas. Tindakan-tindakan tertentu tersebut dapat berupa penggunaan model pembelajaran tertentu, penerapan strategi pembelajaran tertentu, pemakaian media dan sumber belajar tertentu, jenis pengelolaan kelas tertentu, atau hal-hal yang bersifat inovatif lainnya.
e. Susilo (2007:16) menyatakan bahwa:
PTK adalah penelitian tindakan kelas atau sering disebut dengan
classroom action research (CAR) dalam bahasa Inggris. Yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas atau di sekolah tempat mengajar, dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan praktik dan proses dalam pembelajaran.
f. Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama (2010:9) menyatakan bahwa:
PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara: (1) merencanakan, (2) melaksanakan, dan (3) merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.
Dari beberapa pengertian PTK di atas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa PTK sesungguhnya merupakan implementasi dari kreativitas dan
kekritisan guru terhadap apa yang sehari-hari diamati dan dialaminya
sehubungan dengan profesinya untuk menghasilkan kualitas
pembelajaran yang lebih baik sehingga mencapai hasil yang optimal.
Masalah PTK harus berawal dari guru itu sendiri yang berkeinginan
memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajarannya di sekolah dalam
2. Prinsip Dasar PTK
PTK mempunyai beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh
guru di sekolah. Prinsip tersebut diantaranya (Wijaya Kusumah dan Dedi
Dwitagama, 2009:17):
a. Tidak mengganggu pekerjaan utama guru yaitu mengajar.
b. Model pengumpulan data tidak menuntut model yang berlebihan
sehingga mengganggu proses pembelajaran.
c. Metodologi yang digunakan harus cukup reliable sehingga hipotesis yang dirumuskan ikut meyakinkan.
d. Masalah yang diteliti adalah masalah pembelajaran di kelas yang cukup merisaukan guru dan guru memiliki komitmen untuk mencari solusinya.
e. Guru harus konsisten terhadap etika pekerjaannya dan
mengindahkan tata krama organisasi. Masalah yang diteliti sebaiknya diketahui oleh pimpinan sekolah dan guru sejawat sehingga hasilnya cepat tersosialisasi.
f. Masalah tidak hanya berfokus pada konteks kelas, melainkan dalam perspektif misi sekolah secara keseluruhan (perlu kerja sama antara guru dan dosen).
3. Tahapan Pelaksanaan PTK
Dalam praktiknya, PTK adalah tindakan yang bermakna melalui
prosedur penelitian yang mencakup empat tahapan yaitu (Wijaya
Kusumah dan Dedi Dwitagama, 2009:25):
a. Perencanaan (Planning)
Perencanaan yang matang perlu dilakukan setelah kita mengetahui masalah dalam pembelajaran kita. Kegiatan perencanaan mencakup: identifikasi masalah, analisis penyebab adanya masalah, dan pengembangan untuk tindakan atau aksi sebagai pemecahan masalah.
b. Tindakan (Acting)
Perencanaan harus diwujudkan dengan adanya tindakan atau acting
dari guru berupa solusi tindakan sebelumnya. c. Pengamatan (Observing)
Selanjutnya diadakan pengamatan atau observing yang diteliti terhadap proses pelaksanaannya.
d. Refleksi (Reflecting)
Setelah diamati, barulah guru dapat melakukan refleksi atau
4. Tujuan PTK dilakukan
Secara umum, Mulyasa (2009:89-90) menyatakan bahwa tujuan
penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:
a. Memperbaiki dan meningkatkan kondisi-kondisi belajar serta
kualitas pembelajaran.
b. Meningkatkan layanan profesional dalam konteks pembelajaran,
khususnya layanan kepada peserta didik sehingga tercipta layanan prima.
c. Memberikan kesempatan kepada guru berimprovisasi dalam
melakukan tindakan pembelajaran yang direncanakan secara tepat waktu dan sasarannya.
d. Memberikan kesempatan kepada guru mengadakan pengkajian
secara bertahap terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan sehingga tercipta perbaikan yang berkesinambungan.
e. Membiasakan guru mengembangkan sikap ilmiah, terbuka, dan jujur dalam pembelajaran.
5. Manfaat yang bisa diperoleh dari PTK
Manfaat PTK menurut Sarwiji dan Suwandi (2010:16) adalah:
a. Guru dapat melakukan inovasi pembelajaran.
b. Guru dapat meningkatkan kemampuan reflektifnya dan mampu
memecahkan permasalahan pembelajaran yang muncul.
c. Melalui PTK guru akan terlatih untuk mengembangkan secara
kreatif kurikulum di kelas atau sekolah.
d. Kemampuan reflektif guru serta keterlibatan guru yang dalam
terhadap upaya inovasi dan pengembangan kurikulum pada akhirnya akan bermuara pada tercapainya peningkatan kemampuan profesionalisme guru.
B. Model Teams-Games-Tournament (TGT) 1. Tipe pembelajaran kooperatif
Model pembelajaran kooperatif adalah kegiatan pembelajaran
dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu
mengkontruksi konsep, menyelesaikan persoalan, atau inkuiri. Menurut
anggota kelompok terdiri atas 4-5 orang, siswa heterogen (kemampuan,
gender, karakter), ada kontrol dan fasilitas, dan meminta tanggung jawab
hasil kelompok berupa laporan atau presentasi. Langkah-langkah
pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut (Suyatno, 2009:51-52):
a. Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa. b. Menyajikan informasi.
c. Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar. d. Membimbing kelompok belajar dan bekerja.
e. Evaluasi.
f. Memberikan penghargaan.
Model pembelajaran kooperatif mempunyai beberapa tipe
dengan langkah yang berbeda-beda. Tipe model pembelajaran kooperatif
adalah sebagai berikut (Suyatno, 2009:52-57):
a. Tipe STAD (StudentTeams Achievement Division)
Tipe STAD adalah model pembelajaran kooperatif untuk pengelompokan kemampuan campur yang melibatkan pengakuan tim dan tanggung jawab kelompok untuk pembelajaran individu anggota. Keanggotaan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku.
Ciri-ciri pembelajaran tipe STAD, yaitu kelas terbagi dalam kelompok-kelompok kecil, tiap kelompok terdiri dari 4-5 anggota yang heterogen, dan belajar dengan model pembelajaran kooperatif dan prosedur kuis. STAD adalah salah satu model pembelajaran kooperatif dengan langkah-langkah berikut:
1) Mengarahkan siswa untuk bergabung ke dalam kelompok. 2) Membuat kelompok heterogen (4-5 orang).
3) Mendiskusikan bahan belajar-LKS-modul secara kolaboratif. 4) Mempresentasikan hasil kerja kelompok sehingga terjadi diskusi
kelas.
5) Mengadakan kuis individual dan buat skor perkembangan tiap siswa atau kelompok.
6) Mengumumkan rekor tim dan individual.
7) Memberikan penghargaan.
b. Tipe NHT (Numbered Head Together)
Tipe NHT adalah salah satu tipe dari pembelajaran
kooperatif dengan langkah sebagai berikut:
1) Mengarahkan.
2) Membuat kelompok heterogen dan tiap siswa memiliki nomor
tertentu.
3) Memberikan persoalan materi bahan ajar (untuk tiap kelompok sama tapi untuk tiap siswa tidak sama sesuai dengan nomor siswa, tiap siswa dengan nomor sama mendapat tugas yang sama) kemudian bekerja kelompok.
4) Mempresentasikan hasil kerja kelompok dengan nomor siswa
yang sama sesuai tugas masing-masing sehingga terjadi diskusi kelas.
5) Mengadakan kuis individual dan membuat skor perkembangan
tiap siswa.
6) Mengumumkan hasil kuis dan memberikan reward.
c. Tipe Jigsaw
Tipe jigsaw termasuk pembelajaran kooperatif dengan
sintak seperti berikut ini. Pengarahan, informasi bahan ajar (LKS) yang terdiri dari beberapa bagian sesuai dengan banyak siswa dalam kelompok. Tiap anggota kelompok bertugas membahas bagian tertentu, bahan belajar tiap kelompok adalah sama. Buat kelompok ahli sesuai bagian bahan ajar yang sama sehingga terjadi kerja sama dan diskusi. Kembali ke kelompok asal, pelaksana tutorial pada kelompok asal oleh anggota kelompok ahli, penyimpulan dan evaluasi, refleksi.
Model pembelajaran kooperatif dimana siswa ditempatkan ke dalam tim beranggota enam orang untuk mempelajari materi akademik yang telah dipecah menjadi bagian-bagian untuk tiap anggota.
Ciri-ciri pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, yaitu: (1) setiap anggota tim terdiri dari 5-6 orang yang disebut kelompok asal, (2) kelompok asal tersebut dibagi lagi menjadi kelompok ahli, (3) kelompok ahli dari masing-masing kelompok asal berdiskusi sesuai keahliannya, dan (4) kelompok ahli kembali ke kelompok asal untuk saling bertukar informasi.
d. Tipe TGT (Teams-Games-Tournament)
TGT merupakan model yang berkaitan dengan STAD,
dimana siswa memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh tambahan point untuk skor tim mereka.
dan kompak serta tumbuh rasa kompetisi antar kelompok, suasana diskusi nyaman dan menyenangkan seperti dalam kondisi permainan (games), yaitu dengan cara guru bersikap terbuka, ramah, santun dan ada sajian bodoran. Setelah selesai kerja kelompok sehingga terjadi diskusi kelas.
Jika waktunya memungkinkan TGT bisa dilaksanakan
dalam beberapa pertemuan, atau dalam rangka mengisi waktu sesudah UAS menjelang pembagian rapor. Sintaknya adalah sebagai berikut;
1) Buat kelompok siswa heterogen 4-5 orang kelompok kemudian
berikan informasi pokok materi dan mekanisme kegiatan.
2) Siapkan meja tournament secukupnya, misal 10 meja untuk tiap meja ditempati 4-5 siswa yang berkemampuan setara, meja 1 diisi oleh siswa dengan level tertinggi dari tiap kelompok dan seterusnya sampai meja ke-x ditempati oleh siswa yang levelnya paling rendah. Penentuan tiap siswa yang duduk pada meja tertentu adalah hasil kesepakatan kelompok.
3) Selanjutnya adalah pelaksanaan tournament, setiap siswa
mengambil kartu soal yang telah disediakan pada tiap meja dan mengerjakannya untuk jangka waktu tertentu (misalnya 3 menit). Siswa bisa mengerjakan lebih dari satu soal dan hasilnya diperiksa dan dinilai, sehingga diperoleh skor kelompok asal.
Siswa pada tiap meja tournament sesuai dengan skor yang
diperolehnya diberikan sebutan (gelar) superior, very good,
good, medium.
4) Bumping, pada tournament kedua (begitu juga untuk
tournament ketiga, keempat, dan seterusnya), dilakukan pergeseran tempat duduk pada meja tournament yang sama, begitu pula untuk meja tournament yang lainnya diisi oleh siswa dengan gelar yang sama.
5) Setelah selesai, hitunglah skor untuk tiap kelompok asal dan skor individual, berikan penghargaan kelompok dan individual.
e. Role Playing
2. Pembelajaran tipe Teams-Games-Tournament(TGT)
Secara umum TGT sama dengan STAD kecuali satu hal: TGT
menggunakan tournament akademik, dan menggunakan kuis-kuis dan
sistem skor kemajuan individu, di mana para siswa berlomba sebagai
wakil tim mereka dengan anggota tim lain yang kinerja akademik
sebelumnya setara seperti mereka. TGT sangat sering digunakan dan
dikombinasikan dengan STAD, dengan menambahkan tertentu pada
struktur STAD yang biasanya. Ada 5 komponen utama dalam komponen
TGT yaitu (Slavin, 2008:166-174):
a. Penyajian kelas
Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas, biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah, diskusi yang dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas ini siswa harus benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat
games karena skor games akan menentukan skor kelompok. b. Kelompok (teams)
Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin dan ras atau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat games.
c. Permainan
Games terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan
belajar kelompok. Kebanyakan games terdiri dari
pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan siswa untuk turnamen mingguan.
d. Turnamen
dikelompokkan pada meja I, tiga siswa selanjutnya pada meja II dan seterusnya.
e. Penghargaan hadiah
Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing team akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang ditentukan. Team mendapat julukan “Super Team” jika rata-rata skor 45 atau lebih, “Great Team” apabila rata-rata mencapai 40-45 dan “Good Team” apabila rata-ratanya 30-40.
C. Prestasi Belajar 1. Belajar
Dalam pengertian yang umum atau populer, belajar adalah
mengumpulkan sejumlah pengetahuan. Pengetahuan tersebut diperoleh
dari seseorang yang lebih tahu atau yang sekarang ini dikenal dengan guru.
Dalam pandangan psikologis, ada empat pandangan mengenai belajar (Ali
Imron, 1996:3-5). Pertama, pandangan yang berasal dari aliran psikologi
behavioristik. Menurut pandangan ini, belajar dilaksanakan dengan kontrol
instrumental dari lingkungan. Guru mengkondisikan sedemikian sehingga
pembelajar atau siswa mau belajar. Mengajar, dengan demikian
dilaksanakan dengan kondisioning, pembiasaan dan peniruan. Kedua,
pandangan yang berasal dari psikologi humanistik. Dalam pandangan ini,
belajar dilakukan sendiri oleh siswa. Dalam belajar demikian, siswa
senantiasa menemukan sendiri mengenai sesuatu tanpa banyak campur
tangan dari guru. Peranan guru dalam mengajar dan belajar relatif rendah.
Kedaulatan siswa dalam belajar demikian relatif tinggi, sementara
kedaulatan guru relatif rendah. Ketiga, pandangan yang berasal dari
dari usaha pribadi dengan kontrol instrumen yang berasal dari lingkungan.
Keempat, dari pandangan gestalt, belajar adalah usaha yang bersifat
totalitas dari individu, oleh karena totalitas lebih bermakna dengan
sebagian-sebagian.
Setiap proses belajar mengajar keberhasilannya diukur dari
seberapa jauh hasil belajar yang dicapai siswa. Belajar adalah kegiatan
yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam
penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan (Muhibbin Syah,
2003:63). Ini berarti, berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan
itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa baik ketika ia
berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.
W.S. Winkel (1991:36) menyatakan bahwa belajar adalah suatu
aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,
pemahaman, keterampilan, dan nilai-nilai sikap. Perubahan itu secara
relatif konstan dan berbekas. Sedangkan menurut Abu Ahmadi dan
Widodo Supriyono (1991:121), belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri
dalam interaksi dengan lingkungan.
Dari pengertian belajar menurut beberapa ahli, maka belajar dapat
disimpulkan sebagai perubahan pada individu yang terjadi melalui
2. Prestasi belajar
Setiap siswa diwarisi untuk mempunyai intelegensi, namun
kemampuan yang dimiliki siswa adalah tidak sama, kemampuan berpikir
siswa ada yang tinggi dan ada yang rendah. Dalam kenyataan
kadang-kadang siswa mempunyai kemampuan yang kurang pada saat tertentu
dapat memperoleh hasil yang baik terhadap prestasi belajarnya dan ada
siswa yang memiliki kemampuan tinggi pada saat tertentu namun
memperoleh hasil yang tidak baik terhadap prestasi belajarnya. Pada diri
siswa terdapat prestasi yang berbeda-beda. Prestasi tersebut dapat
diperoleh siswa dari proses pembelajaran yang sudah dilakukan olehnya
pada kurun waktu tertentu.
Pada prinsipnya, pengungkapan hasil belajar ideal meliputi
segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan
proses belajar siswa. Namun demikian, pengungkapan perubahan tingkah
laku seluruh ranah itu, khususnya ranah rasa murid sangat sulit. Hal ini
disebabkan perubahan hasil belajar itu ada yang bersifat intangible (tak
dapat diraba). Oleh karena itu yang dapat dilakukan guru dalam hal ini
adalah hanya mengambil cuplikan perubahan tingkah laku yang dianggap
penting dan diharapkan dapat mencerminkan perubahan yang terjadi
sebagai hasil belajar siswa, baik yang berdimensi cipta dan rasa maupun
yang berdimensi karsa (Muhibbin Syah, 2003:216).
Mengenai prestasi belajar, Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono
Prestasi belajar yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar (faktor eksternal) individu. Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu murid dalam mencapai prestasi belajar yang sebaik-baiknya.
Faktor-faktor internal tersebut adalah:
1. Faktor jasmaniah (fisiologis) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya.
2. Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh yang terdiri atas:
a. Faktor intelektif yang meliputi:
1) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat.
2) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki. b. Faktor non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu
seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, dan penyesuaian diri.
3. Faktor kematangan fisik maupun psikis.
Sedangkan, faktor-faktor eksternal adalah: 1. Faktor sosial yang terdiri atas:
a. Lingkungan keluarga; b. Lingkungan sekolah; c. Lingkungan masyarakat;
d. Lingkungan kelompok.
2. Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian.
3. Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, dan iklim.
4. Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.
Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi secara langsung ataupun tidak langsung dalam mencapai prestasi belajar.
D. Devisa
1. Pengertian devisa
Devisa adalah kekayaan suatu negara dalam bentuk mata uang
asing yang berguna sebagai alat pembayaran internasional (Ritonga dan
biasanya dinilai dalam dollar Amerika (USD). Menurut Deliarnov
(2007:48) secara sederhana devisa adalah alat pembayaran internasional.
Dalam artian lebih luas, devisa adalah semua barang yang dapat digunakan
sebagai alat pembayaran internasional dan dapat diterima di dunia
internasional.
2. Macam-macam devisa
Devisa dapat dibedakan atas devisa umum dan devisa kredit.
Devisa umum diperoleh dari perdagangan antarnegara, antara lain dari
hasil penjualan ekspor barang, transaksi jasa, dan transfer uang dari luar
negeri. Devisa kredit diperoleh dari luar negeri berupa pinjaman, hibah,
dan bantuan dari luar negeri dan harus dikembalikan pada waktu yang
telah ditetapkan.
3. Wujud devisa
a. Uang asing
b. Wesel asing
c. Emas
d. Piutang (Tagih) Luar Negeri
4. Fungsi dan tujuan penggunaan devisa adalah sebagai berikut:
a. Untuk menghitung kemampuan membayar pembayaran internasional.
b. Untuk mengetahui kondisi moneter pada saat itu.
c. Untuk menstabilkan nilai mata uang rupiah.
d. Sumber pembiayaan untuk mendorong pembangunan ekonomi.
f. Untuk membayar utang luar negeri.
g. Sebagai alat pembayaran luar negeri, dan sebagai alat untuk mengatasi
kesulitan perekonomian negara dalam kaitannya dengan pembayaran
luar negeri.
h. Impor barang dan impor jasa.
i. Membuka perwakilan luar negeri.
j. Mengirim misi kesenian dan kontingen olahraga ke luar negeri.
5. Sumber devisa
a. Ekspor barang.
b. Ekspor jasa.
c. Turisme (pariwisata).
d. Grants.
e. Pinjaman luar negeri.
f. Kiriman uang asing dari orang indonesia di luar negeri kepada
saudaranya di Indonesia.
E. Kerangka Teoritik
Pendekatan kooperatif tipe TGT menurut Slavin (2008:166-174)
adalah penyajian kelas (class precentation), belajar dalam kelompok (teams),
permainan (games), pertandingan (tournament), dan penghargaan kelompok
(team recognition). Menurut Rusman (2011:224), TGT adalah satu tipe
kelompok-
kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa yang memiliki
kemampuan, jenis kelamin dan suku kata atau ras yang berbeda.
TGT memiliki banyak kesamaan dinamika dengan STAD, tetapi di
dalam TGT menambahkan dimensi kegembiraan yang diperoleh dari
penggunaan permainan. Teman satu tim akan membantu dalam
mempersiapkan diri untuk permainan dengan mempelajari lembar kegiatan
dan menjelaskan masalah-masalah satu sama lain, tetapi sewaktu siswa
sedang bermain dalam games temannya tidak boleh membantu, memastikan
telah terjadi tanggung jawab individual. Materi yang sama yang digunakan
dalam STAD digunakan sebagai games dalam TGT.
Penerapan model TGT sangat besar pengaruhnya terhadap hasil
belajar ekonomi yang meliputi aspek kognitif dan afektif. Hal ini disebabkan
siswa lebih aktif dan lebih senang dalam mengikuti proses pembelajaran.
Siswa yang mempunyai hasil belajar aspek kognitif baik, belum tentu
mempunyai hasil belajar afektif baik. Melalui pembelajaran kooperatif model
TGT, siswa akan dapat meningkatkan kerja sama dengan teman, saling
membantu, berani bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru atau dari
teman sejawat mengenai suatu materi yang dipelajari serta dapat
meningkatkan kemampuan siswa yang lain, sehingga pembelajaran tidak
hanya dilihat dari peningkatan dari aspek kognitif saja, akan tetapi juga
dilihat dari aspek afektif.
Penggunaan model pembelajaran kooperatif menunjukkan efektivitas
pengaruhnya terhadap penguasaan materi pelajaran maupun dilihat dari
pengembangan dan pelatihan sikap serta keterampilan-keterampilan sosial
yang sangat bermanfaat bagi siswa dalam kehidupannya di masyarakat.
Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan di kelas X3 SMA Negeri 2
Yogyakarta oleh Danu Eri Setiawan (2011) menunjukkan bahwa penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dapat
meningkatkan pemahaman siswa kelas X3 SMA Negeri 2 Yogyakarta pada
materi pembelajaran ekonomi pokok bahasan kebijakan pemerintah dalam
bidang ekonomi. Hasil pengujian statistik menunjukkan bahwa nilai sig.
(2-tailed) = 0,000 < α = 0,05, artinya terdapat perbedaan pemahaman siswa setelah diterapkan model pembelajaran TGT. Berdasarkan uraian tersebut,
dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis:
Ha : terdapat perbedaan prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah
diterapkannya model pembelajaran TGT pada pembelajaran ekonomi
22
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dan bentuk
penelitian adalah penelitian tindakan kelas (PTK), yaitu merupakan suatu
upaya untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta didik dengan
memberikan sebuah tindakan (treatment) yang sengaja dimunculkan.
Tindakan tersebut dilakukan oleh guru bersama-sama dengan peserta didik,
atau oleh peserta didik di bawah bimbingan dan arahan guru, dengan maksud
untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran (Mulyasa,
2009:11). Dalam penelitian ini PTK diterapkan dengan tujuan meningkatkan
prestasi belajar siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Dukun pada pembelajaran
ekonomi materi devisa.
B. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan 1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah SMP Negeri 1 Dukun, Jln. Dukun Magelang
56482.
2. Waktu Penelitian
C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 1 Dukun kelas IX A.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah peningkatan prestasi belajar siswa melalui
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe teams-games-tournament
(TGT) pada materi devisa.
D. Prosedur Penelitian 1. Kegiatan Pra Penelitian
Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti terlebih dahulu
mengawali dengan kegiatan pra-penelitian. Hal ini untuk mengetahui
keadaan di kelas, situasi pembelajaran, model pembelajaran guru.
Kegiatan ini dilakukan terhadap pembelajaran di kelas sebelum
menggunakan model TGT. Kegiatan yang dilakukan yaitu peneliti
melakukan observasi terhadap situasi di kelas yang mencakup observasi
aktivitas guru, observasi kelas maupun observasi terhadap siswa. Di
samping melakukan observasi, peneliti juga melakukan wawancara
terhadap guru dan siswa. Setelah mengadakan kegiatan pra penelitian,
peneliti mengadakan penelitian di dalam kelas dengan menggunakan
model kooperatif tipe TGT sebagai model yang diimplementasikan untuk
2. Kegiatan Penelitian
Penelitian akan dilakukan melalui dua siklus. Masing-masing siklus
terdiri dari empat langkah, sebagai berikut:
a. Siklus pertama
Kegiatan dalam siklus pertama dilaksanakan dalam satu kali tatap
muka di kelas yang meliputi:
1) Perencanaan
Pada tahap ini, dilakukan penyusunan rencana tindakan berupa
penyiapan pembelajaran kooperatif tipe TGT, yang meliputi
sebagai berikut:
a) Pada tahap ini, peneliti menyiapkan beberapa instrumen
penelitian berupa: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT.
b) Peneliti dan guru menggali data awal karakteristik siswa
untuk memetakan para siswa berdasarkan kemampuannya
dan membagi siswa secara heterogen menjadi
kelompok-kelompok yang beranggotakan 5-6 orang.
c) Peneliti menyusun instrumen untuk pengumpulan data,
meliputi:
(1) Lembar observasi aktivitas guru (lampiran 4 halaman
130).
(2) Lembar observasi aktivitas belajar siswa (lampiran 6
(3) Lembar observasi pengamatan kelas (lampiran 5
halaman 132).
(4) Instrumen refleksi (lampiran 7 dan 8 halaman 134 dan
135).
2) Tindakan
Pada tahap ini dilakukan implementasi pembelajaran kooperatif
tipe TGT sesuai dengan rencana awal, adapun
langkah-langkahnya sebagai berikut:
a) Penyajian kelas
Sebelum melakukan games, dalam awal pembelajaran akan
diawali guru menjelaskan materi. Penjelasan materi ini
dapat dilakukan dengan model ceramah, diskusi atau model
yang lainnya. Yang harus ditekankan dalam penyajian kelas
ini adalah siswa harus benar–benar memahami materi
devisa yang disampaikan oleh guru. Penguasaan materi ini
akan membantu siswa untuk bekerja dalam kelompok
nantinya.
b) Kelompok (teams)
Di dalam kegiatan kelompok masing-masing anggota
kelompok bertugas mempelajari materi atau menyelesaikan
tugas yang diberikan oleh guru pada lembar latihan dan
membantu teman satu kelompok menguasai materi
dimulai, guru terlebih dahulu menjelaskan beberapa sikap
yang harus diperhatikan siswa agar kerja sama dalam
kelompok berjalan dengan lancar. Pada saat diskusi
berlangsung, seluruh anggota sebaiknya berbicara dengan
suara yang pelan, tidak boleh meninggalkan tugas selama
bekerja dalam kelompok, mendiskusikan tugas secara
bersama-sama, jika ada suatu pertanyaan di dalam
kelompok tersebut, sebaiknya jangan ditanyakan dahulu
kepada guru karena mungkin dari salah satu teman
kelompok ada yang bisa menjawab pertanyaan tersebut.
Setelah itu, jika pertanyaan tidak bisa terjawabkan oleh
salah satu teman kelompok, baru bisa meminta penjelasan
dari guru. Kelompok biasanya terdiri dari 5 sampai 6 orang
siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi, jenis
kelamin dan ras atau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk
lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan
lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar
bekerja dengan baik dan optimal pada saat games atau
tournament.
c) Permainan
Permainan ini dirancang untuk mengetahui pemahaman
siswa setelah mengikuti presentasi kelas dan belajar
bernomor yang dirancang oleh guru untuk mengetahui
sejauh mana penguasaan materi oleh siswa sesuai dengan
materi yang diajarkan. Siswa dapat mengambil salah satu
pertanyaan bernomor dan menjawabnya sesuai dengan
kemampuan masing-masing dan teman di dalam
kelompoknya diperkenankan untuk membantu anggota
kelompok yang sedang mengerjakan. Jawaban siswa yang
benar akan diberikan poin.
d) Turnamen
Turnamen biasanya dilakukan pada akhir materi
pembelajaran yang sedang dibahas dan setelah siswa
melakukan belajar dalam kelompok. Turnamen ini
berfungsi untuk mengetahui kelompok mana yang bisa
mendapatkan nilai yang terbaik. Turnamen di sini
merupakan suatu pertandingan antar kelompok-kelompok
yang berbeda. Kegiatan ini berlangsung sebagai berikut:
(1) Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok,
masing-masing kelompok akan diberi modal awal sebesar
5000, besarnya investasi minimal 1000 maksimal 2000.
(2) Urutan pemilihan kotak ditentukan dengan diundi
sebelum permainan dimulai. Sebelum salah satu
kelompok memilih kotak soal, 5 kelompok yang lain
dengan batas maksimal Rp 2.000, dan batas minimal
Rp 1.000.
(3) Jika soal dapat dijawab dengan benar, maka akan
mendapat uang sebesar total investasi dari kelima
kelompok lainnya. Namun jika jawaban salah, akan
mendapat pengurangan setengah dari total investasi dari
kelima kelompok lainnya.
(4) Guru bersama siswa membahas soal tournamen.
e) Penghargaan kelompok
Guru akan mengumumkan kelompok yang menang dalam
permainan dan turnamen, dan masing–masing team akan
mendapatkan skor apabila memenuhi standar yang
ditentukan. Pemberian penghargaan tiap kelompok dapat
ditentukan berdasarkan skor kelompok yang didapatkan
dengan cara menjumlahkan poin pada skor lembar
permainan setiap anggotanya, ditambah dari poin turnamen
dan kemudian dicari skor rata-ratanya.
Yang harus ditekankan dalam pemberian penghargaan di
sini bukan mendorong siswa untuk bersaing secara tidak
sehat, akan tetapi pemberian penghargaan tersebut adalah
untuk memotivasi belajar siswa agar prestasi belajarnya
3) Observasi
Tahap ini, dilaksanakan bersamaan dengan tahap tindakan. Di
dalam tahap ini peneliti mengadakan pengamatan atas dampak
dan hasil dari pelaksanaan tindakan, yaitu meliputi bagaimana
proses pembelajaran itu berlangsung, keterlibatan dan interaksi
siswa dalam kegiatan pembelajaran, dan bagaimana kondisi
kelas. Untuk dapat mengetahui adanya peningkatan prestasi
belajar siswa dapat dilihat dari hasil pekerjaan siswa setelah
TGT selesai diterapkan. Pengamatan juga direkam dengan
menggunakan video camcorder.
4) Refleksi
Pada tahap ini, dilaksanakan analisis, pemaknaan dan
penyimpulan hasil observasi terhadap hasil prestasi belajar
siswa. Refleksi dilakukan sekali, pada saat berakhirnya post-test.
Hal ini dilakukan untuk mengidentifikasi
kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran dan pemecahannya untuk
perbaikan dalam pertemuan berikutnya, serta untuk mengetahui
apakah target yang ditetapkan sesuai dengan indikator
keberhasilan tindakan telah tercapai. Secara teknis, peneliti
melakukan self-reflection dahulu terkait dengan keterampilan
kooperatif siswa dalam kegiatan masing-masing fase, kemudian
penyempurnaan tindakan pada pertemuan berikutnya bila
diperlukan.
b. Siklus kedua
Tahap-tahap dan kegiatan-kegiatan pada siklus kedua pada dasarnya
sama dengan siklus pertama, hanya yang membedakan adalah
tindakannya. Pada siklus kedua ini tindakan ditentukan berdasarkan
hasil refleksi siklus pertama.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang diperlukan untuk penelitian adalah sebagai berikut:
1. Instrumen pra penelitian
a. Pengamatan terhadap aktivitas guru di kelas (observing teachers)
Catatan anekdotal dapat dilengkapi sambil melakukan pengamatan
terhadap segala kejadian yang dilakukan oleh guru di dalam kelas.
Catatan anekdotal merupakan catatan terperinci yang dilakukan
untuk mengamati aktivitas guru. Misalnya, pada saat guru memulai
pelajaran mengucapkan salam atau tidak, mengabsen siswa atau
tidak, menyiapkan materi dengan baik atau tidak dan sebagainya
(lampiran 1 halaman 127).
b. Pengamatan terhadap aktivitas siswa di kelas (observing students)
Pengamatan dilakukan terhadap siswa tentang kejadian atau perilaku
yang dilakukan siswa ketika proses belajar sedang berlangsung. Saat
samping mengajar, guru juga mengamati perilaku siswa di dalam
kelas (lampiran 2 halaman 128).
c. Pengamatan terhadap aktivitas di kelas (observing classroom)
Pengamatan merupakan alat yang paling terbukti efektif untuk
mempelajari model dan strategi untuk diimplementasikan di dalam
kelas, misalnya: tentang organisasi kelas, respon siswa ketika
mengikuti proses belajar. Adapun alat yang digunakan dalam
pengamatan yaitu berupa catatan anekdotal yang berupa catatan rinci
dan lugas (lampiran 3 hal 129).
d. Soal pre-test
Sebelum penelitian di lakukan dan sekaligus untuk menguji
kemampuan siswa, peneliti memberikan soal pre-test yang sesuai
dengan materi yang diajarkan guru sebelumnya (lampiran 10
halaman 146).
Berikut kisi-kisi tes yang digunakan dalam penelitian ini
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Tes
Indikator Pertanyaan Nomor
Pilihan Ganda Uraian
a. Siswa mampu mendeskripsikan
pengertian devisa 6 1, 3
b. Siswa mampu mendeskripsikan
macam devisa 10 4, 5
c. Siswa mampu mendeskripsikan
wujud devisa 14
d. Siswa mampu mendeskripsikan
fungsi devisa 2, 4, 9, 12
e. Siswa mampu mendeskripsikan
sumber-sumber devisa 7, 6, 7, 8, 9
f. Siswa mampu mendeskripsikan
tujuan penggunaan devisa 3, 8, 11, 13 10
g. Siswa mampu mendeskripsikan
2. Instrumen pelaksanaan tindakan
a. Perencanaan (planning)
Dalam tahap perencanaan dilakukan penyusunan rencana tindakan
yang berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP ini
disusun oleh peneliti dan guru mitra untuk menetapkan
langkah-langkah apa saja yang akan dilakukan guru dan siswa dalam
pembelajaran (lampiran 9 halaman 136).
b. Tindakan (acting)
Tindakan ini merupakan penerapan dari perencanaan yang telah di
rencanakan sebelumnya. Tindakan merupakan pelaksanaan dari
model kooperatif tipe TGT. Kegiatan yang diimplementasikan oleh
guru, antara lain guru mengajarkan materi yang sudah dipersiapkan,
strategi pembelajaran, dan guru menerapkan model yang digunakan.
Instrumen yang dibutuhkan di dalam tindakan ini adalah penilaian
yang digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa. Selain itu,
guru dibantu oleh fasilitator membagikan soal post-test yang
digunakan untuk mengukur prestasi siswa setelah melaksanakan
tindakan dengan menggunakan model TGT (lampiran 10 halaman
c. Observasi (observing)
Pengamatan dilakukan oleh peneliti sendiri di dalam mengamati
kegiatan yang berlangsung. Adapun objek yang diamati seperti
tindakan guru saat melakukan pembelajaran di kelas (lampiran 1a
halaman 152), situasi di dalam kelas saat pembelajaran berlangsung
(lampiran 3a halaman 156), dan perilaku siswa saat mengikuti proses
pembelajaran (lampiran 2a halaman 154).
d. Refleksi (reflection)
Kegiatan refleksi dilakukan sesudah pelaksanaan pembelajaran.
Sebelum kegiatan refleksi, dilakukan evaluasi terhadap pembelajaran
yang telah dilaksanakan. Kegiatan refleksi dimaksudkan untuk
melihatkebermaknaan pelaksanaan pembelajaran. Jika masih banyak
kekurangan, maka perlu dilakukan perbaikan-perbaikan penelitian
lanjutan (siklus tahap kedua), tetapi jika pembelajaran telah
mencapai tujuan pembelajaran maka penelitian tidak perlu dilakukan
upaya lanjutan. Instrumen refleksi tersaji pada lembar refleksi guru
dan lembar refleksi siswa (lampiran 7a dan 8a halaman 163 dan
164).
F. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan penelitian yang bersifat
kualitatif. Kegiatan yang diamati dalam penelitian kualitatif adalah
tersebut digunakan naluri dan perasaan. Teknik pengumpulan data dalam
penelitian kualitatif tidak jauh berbeda dengan teknik pengumpulan data
dalam penelitian kuantitatif. Berikut ini beberapa teknik pengumpulan data
yang akan peneliti terapkan dalam penelitian :
1. Observasi (observing)
Kegiatan observasi terdiri atas pengamatan dan pencatatan setiap kejadian
secara mendetail. Observasi dilakukan sendiri oleh peneliti sebagai mitra
guru untuk mengetahui secara langsung kondisi kelas dan proses belajar.
Observasi dilakukan dengan menggunakan evaluasi non tes berupa lembar
observasi. Lembar observasi ini terdiri dari:
a. Lembar observasi keterlaksanaan model TGT. Tujuannya adalah untuk
mengetahui tingkat keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe
TGT.
b. Lembar observasi aktivitas siswa secara individu. Lembar observasi
tersebut berguna untuk menginventarisasi data tentang aktivitas siswa
dalam kegiatan pembelajaran selama menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe TGT.
c. Lembar observasi aktivitas siswa dalam kelompok. Lembar observasi
tersebut berguna untuk mengetahui data tentang aktivitas siswa dalam
kelompok selama kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran
d. Lembar observasi pengamatan kondisi kelas. Lembar observasi tersebut
berguna untuk mengetahui kondisi kelas selama kegiatan pembelajaran
dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT.
2. Wawancara (interview)
Pengumpulan data dengan metode wawancara hanyalah sebagai pelengkap
informasi yang belum didapat melalui kegiatan observasi. Seperti kegiatan
mencari informasi yang hanya diketahui oleh guru, siswa, dan kepala
sekolah. Wawancara dapat dilakukan dengan terstruktur dan dapat pula
dilakukan dengan bebas. Wawancara terstruktur artinya terdapat pedoman
wawancara yang jelas dan terarah untuk mendapatkan sebuah informasi.
Wawancara bebas artinya wawancara yang tidak formal dan tidak terpaku
pada pedoman pertanyaan yang dibuat. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan wawancara terstruktur yang digunakan untuk mengetahui
permasalahan pembelajaran yang ada di dalam kelas.
3. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah suatu metode untuk mengungkap data yang
bersifat historis. Data diperoleh dari dokumen yang diyakini
kebenarannya. Dokumentasi dilakukan untuk memperkuat data yang
diperoleh dari observasi. Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan
data-data yang diperlukan seperti data siswa, data sekolah, hasil belajar
siswa serta dengan digunakan dokumentasi foto dapat memberikan
gambaran secara lebih nyata mengenai kegiatan siswa dalam kelompok
kooperatif tipe TGT. Selain dokumentasi dalam bentuk seperti di atas,
proses pembelajaran didokumentasikan dalam video recorder.
G. Teknik Analisis Data
1. Analisis deskriptif, yaitu analisis dengan merinci dan menjelaskan secara
panjang lebar keterkaitan data penelitian dalam bentuk kalimat. Data
tersebut biasanya tercantum dalam bentuk tabel dan analisis didasarkan
pada tabel tersebut.
2. Analisis komparatif
Analisis komparatif dilakukan untuk mengukur:
a. Prestasi belajar peserta didik sebelum dan sesudah adanya
implementasi TGT terhadap materi devisa dengan cara memberikan
soal pre-test dan soal post-test.
b. Sebelum dilakukan uji beda mean, dilakukan uji normalitas data. Uji
normalitas data digunakan untuk menguji normal tidaknya data hasil
pengukuran. Apabila data yang terjaring berdistribusi normal, maka
analisis untuk menguji hipotesis dapat dilakukan. Untuk mengetahui
hal tersebut maka akan digunakan rumus Kolmogorov-Smirnov
(Algifari, 2003:297):
D = Maks │Fe – Fo│ Keterangan :
D = Deviasi absolut yang tertinggi Fe = Frekuensi harapan