PERAN ERGONOMI TERHADAP DESAIN SEPEDA MOTOR
Akbar Alfarisi
Program Studi S1 Desain Produk, Fakultas Industri Kreatif, Universitas Telkom
akbaral.060@gmail.com
Abstrak
Alat transportasi sekarang ini merupakan kebutuhan yang sangat penting sehingga tanpa alat transportasi banyak kegiatan yang tidak dapat berjalan dengan semestinya bahkan berhenti total. Salah satu alat transportasi yang banyak digunakan oleh masyarakat adalah sepeda motor. Seiring dengan berkembangnya alat transportasi maka banyak perusahaan otomotif yang berusaha menyempurnakan produk–produk yang sudah ada menjadi lebih baik dari yang sebelumnya, yaitu perbaikan dari segi harga, akselerasi, penyediaan suku cadang, model, warna dan yang paling penting lagi yaitu dari segi ergonomis (kenyamanan). Saat mengendarai kendaraan roda dua, hal pertama yang dirasakan adalah ergonomi. Aspek ergonomi dalam desain sepeda motor adalah bagaimana posisi pengendara dalam mengendarai sepeda motor tersebut (riding position). Pertimbangan ergonomi itu sendiri, dimulai saat kita memulai menaiki motor, hingga ke 3 titik yang dikenal sebagai segitiga ergonomi. Segitiga ergonomi sepeda motor dibangun oleh 3 titik yang dikenal sebagai segitiga ergonomi yakni Stang (handlebar), Jok atau tempat duduk, dan bagaimana tumpuan kaki.
Kata Kunci
Ergonomi, Motor, Transportasi, Kendaraan.
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Alat transportasi sekarang ini merupakan kebutuhan yang sangat penting sehingga tanpa alat transportasi banyak kegiatan yang tidak dapat berjalan dengan semestinya bahkan berhenti total. Salah satu alat transportasi yang banyak digunakan oleh masyarakat adalah sepeda motor. Seiring dengan berkembangnya alat transportasi maka banyak perusahaan otomotif yang berusaha menyempurnakan produk–produk yang sudah ada menjadi lebih baik dari yang sebelumnya, yaitu perbaikan dari segi harga, akselerasi, penyediaan suku cadang, model, warna dan yang paling penting lagi yaitu dari segi ergonomis (kenyamanan).
Sepeda motor merupakan kendaraan roda dua yang sangat amat begitu terkenal di negeri kita Indonesia, bahkan juga di negara-negara lain. Sepeda motor bisa dikatakan sudah menjadi bagian dari budaya dan hidup masyarakat Indonesia, maka sudah pasti desainnya harus baik dan ergonomis karena benda ini merupakan alat transportasi utama.
Transportasi merupakan hal yang sangat riskan terhadap kecelakaan sehingga transportasi merupakan salah satu bidang yang sangat penting terhadap keselamatan. Keselamatan yang dimaksud tidak hanya keselamatan di jalan tapi juga keselamatan kerja karena alat transportasi ini banyak digunakan bagi masyarakat untuk berangkat dan pulang kerja. Dampak negatif yang paling mencolok dari alat transportasi adalah kecelakaan lalu lintas yang banyak memakan korban. Kecelakaan dapat terjadi disebabkan oleh 4 faktor yaitu : perilaku manusia (human behavior), lingkungan (environment), kendaraan (vehicle) & gabungan ketiga faktor diatas. Contoh dari faktor perilaku manusia yaitu kelelahan yang merupakan salah satu penyebab kecelakaan. Kelelahan ini terjadi dapat disebabkan karena perancangan alat transportasi yang kurang ergonomis, hal ini merupakan penyebab kecelakaan dari faktor kendaraan yaitu sepeda motor yang digunakan.
1.2 Tujuan
Mengetahui keterkaitan antara aspek ergonomi dengan interaksi manusia saat mengendara motor.
Mengetahui bagaimana mendapatkan kenyamanan pengendara saat mengendarai motor.
1.3 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis mengidentifikasi masalah keterkaitan interaksi antara manusia saat mengendarai motor dalam aspek ergonomi.
Belum ergonomisnya sepeda motor yang ada di pasaran saat ini. Penyebabnya adalah karena tidak dirancangnya secara khusus sepeda motor jenis bebek dengan menggunakan data antropometri orang Indonesia.
Perlu adanya perancangan yang memperhatikan segi ergonomis dalam merancang sepeda motor sehingga dapat memberikan kenyamanan dan juga keselamatan selama pengendara
mengoperasikan kendaraan.
1.4 Metode Penelitian
Mengumpulkan data-data yang sudah melakukan penelitian sebelumnya dari jurnal, buku dan internet.
Melakukan wawancara dengan beberapa pengendara motor, bertujuan untuk mendapatkan informasi secara langsung
2. Dasar Teori/Material Dan Metodologi/Perancangan
A. Pengertian Ergonomi
Ergonomi berasal dari dua kata bahasa Yunani: ergon dan nomos: ergon berarti kerja, dan nomos berarti aturan, kaidah, atau prinsip. Pendapat lain diungkapkan oleh Sutalaksana (1979): ergonomi adalah ilmu atau kaidah yang mempelajari manusia sebagai komponen dari suatu sistem kerja mencakup karakteristik fisik maupun nirfisik, keterbatasan manusia, dan kemampuannya dalam rangka merancang suatu sistem yang efektif, aman, sehat, nyaman, dan efisien.
Ergonomi dapat disebut juga suatu kajian terhadap interaksi antara manusia dengan mesin yang digunakannya, beserta faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi tersebut. Tujuan dari ergonomi adalah untuk meningkatkan performa dari sistem dengan meningkatkan kualitas hubungan antara hubungan manusia dengan mesin yang digunakan. Implementasi ilmu ergonomi dalam desain sistem seharusnya membuat suatu sistem bekerja lebih baik dengan megeliminasi aspek-aspek yang tidak diinginkan, seperti: Ketidakefieienan, insiden, cedera, kesalahan, kesulitan dalam penggunaan dan lainnya.
Rasa tidak nyaman berpengaruh kepada seluruh tubuh melalui perubahan fungsional. Lingkungan yang terlampau panas akan menyebabkan rasa kantuk dan lelah, menurunnya penampilan serta kemungkinan tingkat kesalahan semakin besar. Sebaliknya bila lingkungan terlampau dingin, akan merangsang munculnya rasa tidak tenang, terganggunya konsentrasi terutama untuk kegiatan mental. Dari hal tersebut jelas bahwa manusia sangat membutuhkan suatu lingkungan yang nyaman agar tetap sehat dan mampu berprestasi (Grandjean, 1993; Manuaba, 1993).
Alexander dan pulat menyatakan beberapa akibat yang akan terjadi apabila ergonomi tidak diterapkan (Alexander dan Pulat,1985), yaitu berkurangnya output produksi, meningkatkan waktu hilang, meningkatkan biaya kesehatan dan material, meningkatkan ketidakhadiran pekerja, rendahnya kualitas pekerjaan, cidera dan ketegangan, meningkatnya kemungkinan terjadinya kecelakaan, meningkatkan turnover pekerja, berkurangnya kapasitas kerja dalam menghadapi hal darurat.
B. Ruang Lingkup Ergonomi
Ergonomi adalah ilmu dari pembelajaran multidisiplin ilmu lain yang menjembatani beberapa disiplin ilmu dan professional, serta merangkum informasi, temuan, dan prinsip dari masing-masing keilmuan tersebut. Keilmuan yang dimaksud antara lain ilmu faal, anatomi, psikologi faal, fisika, dan teknik.
Imu faal dan anatomi memberikan gambaran bentuk tubuh manusia, kemampuan tubuh atau anggota gerak untuk mengangkat atau ketahanan terhadap suatu gaya yang diterimanya. lmu psikologi faal memberikan gambaran terhadap fungsi otak dan sistem persyarafan dalam kaitannya dengan tingkah laku, sementara eksperimental mencoba memahami suatu cara bagaimana mengambil sikap, memahami, mempelajari, mengingat, serta mengendalikan proses motorik. Sedangkan ilmu fisika dan teknik memberikan informasi yang sama untuk desain lingkungan kerja dimana pekerja terlibat.
pengenalan dan pemahaman terhadap tugasyang diberikan serta untuk meningkatkan kenyamanan dan kepuasan pekerja.
C. Penerapan Ergonomi
Penerapan ergonomi pada umumnya dipakai untuk aktifitas rancang bangun (desain) dan juga rancang ulang (re-desain) yang digunakan pada masyarakat tertentu tanpa mengakibatkan resiko bagi penggunanya. Penerapan ergonomi biasanya meliputi :
1. Perkakas kerja (tools)
2. Pegangan alat kerja (worksholder) 3. Perabot (furniture)
4. Bangku kerja 5. Jalan masuk 6. Lingkungan kerja 7. Perancangan suatu mesin
8. Perancangan perangkat lunak computer
D. Tujuan Ergonomi
Secara umum tujuan penerapan ergonomi menurut Tarwaka, antara lain:
1. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cidera dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental, mengupayakan promosi dan kepuansan kerja.
2. Meningkatkan kesejahteraan social melalui peningkatan kualitas kontak social dan mengkoordinasi kerja secara tepat, guna meningkatkan jaminan sosial.
3. Menciptakan keseimbangan rasional antara aspek teknis, ekonomis, dan antropologis dari setiap sistem kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas kerja dan hidup yang tinggi.
3. Pembahasan
3.1 Aspek ergonomi dalam mengendarai motor
Saat mengendarai kendaraan roda dua, hal pertama yang dirasakan adalah ergonomi. Aspek ergonomi dalam desain sepeda motor adalah bagaimana posisi pengendara dalam mengendarai sepeda motor tersebut (riding position). Pertimbangan ergonomi itu sendiri, dimulai saat kita memulai menaiki motor, hingga ke 3 titik yang dikenal sebagai segitiga ergonomi. Segitiga ergonomi sepeda motor dibangun oleh 3 titik yang dikenal sebagai segitiga ergonomi yakni stang (handlebar), jok atau tempat duduk dan bagaimana tumpuan kaki.
Salah satu pertanda desain sepeda motor yang tidak ergonomi adalah pengendara cepat merasa pegal di pinggang setelah menggunakannya. Salah satu dimensi antropometri yang harus diperhatikan adalah agar lutut pengendara (ukuran orang Indonesia) tidak menyentuh dek, selain itu juga harus memperhatikan lebar jok.
Gambar 1. Segitiga ergonomi dalam mengendarai motor
3.2 Komponen-komponen motor yang berhubungan dengan aspek ergonomi
A. Stang (handlebar)
lampu-lampu, penunjuk kecepatan, klakson, dan sebagainya. Mekanisme sistem kemudi terdiri atas stang kemudi, batang kemudi, dan Garpu atau fork.
Stang motor yang digunakan yaitu stang lurus dikarenakan nantinya dapat memberikan kenyamanan dan aman saat melakukan aktivitasnya tersebut sehingga tidak berpotensi menimbulkan cedera dan tidak akan berdampak pula terhadap kesehatan pengendara. Disamping itu diperkuat pula oleh pernyataan Timoshenko dan Gere bahwa Stang motor dirancang sebagai penopang shock absorber pada sistem kemudi dan roda depan, agar nantinya dapat berfungsi dengan optimum rancangan stang motor harus memperhitungkan keamanan, kenyamanan, penampilan dan kualitas guna kepuasan pengguna sepeda motor tersebut.
B. Tempat duduk atau Jok
Jok motor berguna untuk kita duduki saat berkendara, peran jok saat berkendara sangat vital terhadap tubuh kita. Kalau jok motor yang kita pakai tidak sesuai dengan ergonominya bisa jadi badan kita yang terkena pegal pegal karena posisi jok. Adapun jok yang didesain untuk santai dan untuk touring, di desain demikian supaya penggunaannya nyaman saat di pakai.
C. footstep
Tempat injakan kaki berfungsi untuk menopang dan memberi pijakan pada rem atau gigi, pijakan kaki harus sesuai dengan ergonomi, tidak boleh di buat terlalu lebar dan juga terlalu kecil
3.3 Mengendarai motor dengan benar
Gambar 2. Berkendara dengan benar
1. Pandangan
Pandangan kita harus melihat kedepan dan bisa mencakup jarak minimal 5 meter
2. Posisi Tangan
Saat kita berkendara posisi tangan harus selalu memegang grip stang agar kita sigap dalam mengatur kopling ataupun rem.
3. Posisi Badan
Posisi badan harus rileks tidak usah terlalu kaku agar tidak cepat pegal saat berkendara
4. Posisi Dengkul
Saat berkendara dengkul harus rapat untuk menghindari benturan terhadap mobil atau motor yang di belakang kita
5. Posisi Kaki
6. Kesimpulan
Setiap kendaraan yang kita naiki atau kita kendarai tidak luput dari faktor psikologi, sosiologi, antropologi, linguistik, ergonomi, dll. Seperti halnya berkendara kita juga harus memperhatikan tingkat kenyamanan supaya terhindar dari hal seperti pegal pegal. Posisi kita dalam berkendara , jok , stang , footstep dan yang lainya berpengaruh dalam aspek ergonomi
Dan ada baiknya sebelum kita berkendara bacalah dan pelajari tentang caranya terlebih dahulu.
Daftar Pustaka :
http://ergonomi-fit.blogspot.co.id/2011/11/ergonomi-sepeda-motor.html
http://ridertua.com/2011/09/20/ergonomi-sebuah-sepeda-motor-apa-itu/
http://www.motorsiana.com/tips-mengendarai-motor-yang-kerap-terlupakan/
PERANCANGAN SEPEDA MOTOR JENIS BEBEK YANG ERGONOMIS DENGAN
MENGGUNAKAN DATA ANTROPOMETRI ORANG INDONESIA ,
Tekun Chandra
1
,
Wawan Yudiantyo
2