• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASPEK SOSIAL DAN BUDAYA MARITIM (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ASPEK SOSIAL DAN BUDAYA MARITIM (1)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ASPEK SOSIAL DAN BUDAYA MARITIM MASYARAKAT PESISIR

KELOMPOK VI OLEH:

1. IRFAN KARIMU : H1A117082 6. IWING PRATIWI : H1A117084 2. IIN NADILA : H1A117078 7. A. AHMAD AFIFI : H1A117001 3. JENNY.ME.AWA: H1A117086 8. IYUT CANTIKA : H1A117085 4. RANO KASMAN : H1A116214 9. INDAH FEBRIANTI : H1A117079 5. ISWAN HAIDIR : H1A117083 10. IZZUL IHSA ISLAMY : H1A117 086

JURUSAN ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS HALU OLEO

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. atas berkat rahmatnya dan hidayahNya sehingga kami bias menyelesaikan makalah yang berjudul “ ASPEK SOSIAL DAN BUDAYA MARITIM MASYARAKAT PESISIR”. Dalam penyusunan makalah ini, kami telah berusaha semaksimal mungkin sesui dengan kemampuan kami. Namun sebagai manusia biasa, kami tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan baik dari segi tehnik penulisan maupun tata bahasa. Tetapi walaupun demikian kami sebisa mungkin menyelesaikan makalah ini meskipun tersusun sangat sederhana.Untuk itu kami meminta kerjasama antara dosen dengan teman-teman agar dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi kami demi tersusunnya makalah ini. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada pihak tersebut diatas yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan saran demi kelancaran penyusunan makalah ini. Demikian, semoga makalah ini bermanfaat bagi kami dan para pembaca pada umumnya. Kami mengharapkan saran serta kritik dari berbagai pihak yang bersifat membangun.

Kendari, 7 April 2018

(3)

DAFTAR ISI

Halaman Judul………...……….i Kata Pengantar……….………ii Daftar Isi……….……….iii BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………... B. Rumusan Masalah………….………... C. Tujuan Penulisan……….... D. Manfaat penulisan... BAB II PEMBAHASAN

A. Peradaban Maritim di Indonesia………... B. Sumber Daya Manusia………... C. Masyarakat Pesisir………... BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan………..………... B. Saran………..……… DAFTAR PUSTAKA

(4)

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Sebagai Negara kepulauan terbesar di dunia, dengan luas wilayah 5,8 juta per segi dan panjang garis pantai 95.181 km, sudah sepatutnya Indonesia memiliki strategi maritime yang baik. Hal tersebut mencakup aspek ekonomi, social, budaya, politik, keamanan dan pertahanan. Jika di petakan belahan bumi lain, luas wilayah nusantara sama dengan jarak antara Irak hingga Inggris ( Timur-Barat ) atau Jerman hingga Aljazair ( Utara-Selatan ). Letaknya yang seksi, di topang sumber daya alam yang melimpah, membuat Negara-negara yang berkepentingan tergoda menguasai kekayaan alam bumi khatulistiwa. Tak heran, ancaman dan gangguan terus menerpa Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dalam mengatasi tantangan tersebut, seluruh komponen bangsa harus segera membangkitkan maritime domain awareness, atau kesadaran lingkungan maritime. Hal itu dibutuhkan karena bangsa Indonesia sekarang tidak lagi memiliki budaya bahari. Sehingga, perlu di bangun kembali upaya penyadaran. Upaya ini harus sampai pada penyadaran efektif terhadap segala sesuatu yang menyangkut lingkungan maritime merupakan hal vital bagi keamanan, keselamatan, ekonomi dan lingkungan hidup bangsa Indonesia, serta menunjang upaya menegakkan harga diri bangsa. Dari aspek social dan budaya sejarah menunjukkkan bansa Indonesia pada masa lalu memiliki pengaruh besar di wilayah Asia Tenggara. Terutama melalui kekuatan maritime di bawah Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit. Tak heran, wilayah laut Indonesia dengan luas dua pertiga Nusantara di warnai banyak prguluman kehidupan di laut

.

B. RumusanMasalah

1. Bagaimana Peradaban Maritim di Indonesia.

2. Bagaimana Keberadaan Sumber Daya Manusia Terhadap Aspek Sosial dan Budaya Maritim.

3. Bagaimana Masyarakat Pesisir di Indonesia. B. Tujuan

1. Untuk mengetahui peradaban maritime di Indonesia. 2. Untuk mengetahui sumber daya maritime di Indonesia. 3. Untuk mengetahui masyarakat pesisir maritime di Indonrsia.

C. Manfaat penulisan

(5)

BAB II PEMBAHASAN

A. PERADABAN MARITIM DI INDONESIA

Sejarah mencatat bangsa Indonesia telah berlayar jauh dengan kapal bercadik. Dengan alat navigasi seadanya, mereka telah mampu berlayar ke utara, lalu ke barat memotong lautan Hindia hingga Madagaskar dan berlanjut ke timur hingga pulau Paskah. Dengan kian ramainya arus pengangkutan komoditas perdagangan melalui laut, mendorong munculnya kerajaan-kerajaan di Nusantara yang bercorak Maritim dan memiliki armada laut yang besar. Memasuki masa kerajaan Sriwijaya, Majapahit hingga Demak, Nusantara adalah Negara besar yang di segani di kawasan Asia maupundi seluruh dunia. Sebagai kerajaan maritime yang kuat di Asia Tenggara, Sriwijaya (683-1030 M) telah mendasarkan politik kerajaannya pada penguasaan alur pelayaran dan jalur perdagangan serta menguasai wilayah-wilayah strategis yang di gunakan sebagai pangkalan kekuatan lautnya. Tidak hanya itu, ketangguhan maritime kita juga ditunjukkan oleh Singasari di bawah pemerintahan Kertanegara pada abad ke-13. Dengan kekuatan armada laut yang tiada tandingannya, pada tahun 1275 Kertanegara mengirimkan ekspedisi bahari kekerajaan Melayu dan Campa untuk menjalin persahabatan agar bersama-sama dapat menghambat gerak maju Kerajaan Mongol ke Asia Tenggara. Tahun 1284, ia menaklukan Bali dalam ekspedisi laut ke timur. Puncak kejayaan maritime Nusantara terjadi pada masa Kerajaan Majapahit (1293-1478 M). Di bawah pimpinan Raden wijaya, Hayam wuruk dan Patih Gaja Mada, Majapahit berhasil menguasai dan mempersatukan Nusantara.

(6)

budaya maritim baru datang 400 tahun sesudah masehi, bangsa Indonesia sudah lebih daulu berlayar keluar. Itu di buktikan dengan adanya pelabuhan syahbandar. Bisa dikatakan bahwa karakter maritim bangsa Indonesia sudah kuat sejak dahulu sebelum kebudayaan Eropa.

B. Sumber daya manusia

Sebagai Negara kepulauan terbesar di dunia dengan sumber daya alam yang melimpah, bangsa Indonesia belum mampu memanfaatkan potensi yang dimilikinya. Kondisi ini terjadi karena rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang maritim. Salah satunya, Indonesia masih kekurangan tenaga pelaut. Krisis tenaga pelaut di Tanah Air hingga kini masih menjadi masalah serius. Jumlah lulusan pendidikan tersebut belum seimbang dengan kebutuhan di bidang pelayaran. Di sector angkatan laut minim tenaga pelaut. Para lulusan pelaut tingkat perwira hamper 75% memilih bekerja di kapal asing atau berbendera asing ketimbang mengabdikan diri untuk perusahaan pelayaran nasional dengan alas an yang masuk akal yakni penghasilan yang lebih besar.

Kondisi ini seperti membuat miris dan menjadi perhatian penuh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementrian Perhubungan. Lima tahun kedepan, kebutuhan pelau nasional mencapai 43.806 atau 8.600 orang setiap tahunnya, yang terdiri dari 18.774 pelaut kelas perwira dan 25.032 pelaut kelas dasar. Namun, suplai pelaut saat ini di Tanah Air baru mencapai 3.000 orang pertahun karena kapasitasnya yang belum mencukupi. Namun begitu, jumlah tersebut bias segera bertambah dengan peningkatan jumlah sekolah yang akan di realisasikan dua tahun mendatang. Rendahnya SDM bangsa ini karena focus pembangunan pemerintah masih berrientasi pada sector darat atau agraris. Pemerintah tidak berupaya mengubah arah pembangunan sesui kondisi geografis yang dimiliki bangsa ini. Berpijak pada sejarah bangsa Indonesia yang pernah Berjaya di masa Kerjaan Sriwijaya dan Majapahit menggambarkan bahwa masyarakat ini maju sebagai Negara maritime, bukan Negara agraris. Selama ini kebudayaan di Indonesia di konsep dengan format kebudayaan agraris, yang cenderung terpaku pada alam,kekuatan adikodrati, feodalistik, yang membagi masyarakat pada sastra-sastra kekuasaan.

C. Masyarakat pesisir

1. PengertianMasyarakat

Menurut Soegianto, pesisir merupakan daerah pertemuan antara daratan dan laut, kearah darat meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air, yang masih di pengaruhi sifat-sifat laut seperti pasang surut, angin laut dan perembesan air asin. Sedangkan kearah laut meliputi bagian laut yang masih di pengaruhi oleh proses-proses alami yang terjadi di darat seperti sedimentasi dan aliran air tawar, maupun yang di sebabkan oleh kegiatan manusia di darat seperti penggundulan hutan dan pencemaran.

(7)

2. Pengertian Pesisir

Menurut Peter L.Belger, masyarakat adalah keseluruhan kompleks hubungan manusia yang luas sifatnya. Keseluruhan yang kompleks sendiri berarti bahwa keseluruhan itu terdiri atas bagian-bagian yang membentuk satu kesatuan. Sedangkan , Masyarakat pesisir adalah sekumpulan masyarakat yang hidup bersama-sama mendiami wilayah pesisir membentuk dan memiliki kebudayaan yang khas yang terkait dengan ketergantungannya pada pemanfaatan sumber daya pesisir.

Secara teoritis, masyarakat pesisir di definisikan sebagai masyarakat yang tinggal dan melakukan aktifitas sosial ekonomi yang terkait dengan sumber daya wilayah pesisir dan lautan. Dengan demikian, secara sempit masyarakat pesisir memiliki ketergantungan yang cukup tinggi dengan potensi dan kondisi sumber daya pesisir dan lautan. Namun demikian, secara luas masyarakat pesisir dapat pula di definisikan sebagai masyarakat yang tinggal secara spasial di wilayah pesisir tanpa mempertimbangkan apakah mereka memiliki aktifitas sosial ekonomi yang terkait dengan potensi dan kondisi sumberdaya pesisir dan lautan.

D. Karakteristik Masyarakat Pesisir

Ekonomi Lokal Sumber Daya Laut adalah potensi utama yang menggerakkan kegiatan perekonomian desa. Secara umum kegiatan perekonomian tinggi rendahnya produktifitas perikanan. Jika produktifitas tinggi, tingkat penghasilan nelayan akan meningkat sehingga aya beli masyarakat yang semakin besar nelayan juga akan meningkat. Sebaliknya, jika produktifitas rendah, tingkat penghasilan nelayan akan menurun sehingga tingkat daya beli masyarakat semakin rendah. Kondisi demikian sangat mempengaruhi kuat lemahnya kegiatan perekonomian desa khususnya pada masyarakat pesisir.

E. Budaya Tradisi Sedeka h Laut Masyarakat Pesisir

Maksud dan tujuan pokok dari tradisi sedekah laut adalah memberikan persembahan dan penghormatan yang berupa sesaji yang ditujukan kepada roh-roh para leluhur dan penguasa laut yang dianggap telah menjaga dirinya dan bumi pertiwi yang ditempati dalam keadaan aman, tentram, sejahtera jauh dari segala macam persoalan-persoalan dan masalah.Nilai-nilai filosofis yang menarik untuk dipelajari antara lain nilai solidaritas, etis, estetis, kultural, dan religius yang terungkap dalam ekspresi simbolis dari upacara-upacara yang disajikan melalui bentuk tari-tarian, nyanyian, doa-doa, dan ritual-ritual lainnya. Pemahaman terhadap nilai-nilai itudapat ditransformasikan dalam membangun kehidupan masyarakat kelautan ketaraf yang lebih maju dan lebih baik-baik dari sisi pendidikan, ekonomi maupun solidaritas sosial budaya.

(8)

watak dan karakter yang keras. Larung Sesaji juga merupakan salah satu kekayaan budaya dan estetika simbolis masyarakat yang berakar pada nilai dan norma sosial kultural antara manusia dan Sang Pencipta yang menyimpan nilai mulia. Larung Sesaji terus dilakukan setiap tahunnya guna melestarikan budaya nenek moyang serta nilai-nilai spiritual yang telah ada sejak dahulu dan hampir punah. Di dalam ritual Larung Sesaji juga tersimpan nilai-nilai leluhur di dalamnya. Larung Sesaji juga merupakan bentuk selametan untuk keselamatan dan keseimbangan terhadap alam.

(9)

A. Kesimpulan

1. Mengenai Peradaban Maritim di Indonesia

Dari penjelasan di atasdapat di simpulkan bahwa, bukti kebesaran bangsa Indonesia sebagai Negara maritime yang kuat di ungkapkan oleh ahli sejarah dari Universitas Indonesia, Ali Akbar. Menurutnya, sejarah kekuatan maritime di Tanah Air sudah ada sejak zaman dahulu, dan sentralnya berada di wilayah pesisir dan laut. Namun, namun banyak juga kerajaan yang berdiri dengan kerajaan maritimnya seprti Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit. Selain itu ada juga kerajaan yang yang berdiri dan hidup diwilayah pedalaman yaitu Kerajaan Banten selain kekuasaannya di daratan juga memiliki maritime yang kuat.

2. Mengenai Sumber Daya Manusia

Dapat di ambil kesimpulan, bahwa Indonesia sebagai Negara kepulauan terbesar didunia dengan sumber daya alam berlimpah, bangsa Indonesia belum mampu memanfaatkan potensi yang dimilikinya. Kondisi ini terjadi karena rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang maritime. Salah satunya Indonesia masih kekurangan tenaga pelaut.

3. Mengenai Masyarakat Pesisir

Masyarakat pesisir adalah sekumpulan masyarakat yang hidup bersama-sama mendiami wilayah pesisir membentuk dan memiliki kebudayaan yang khas yang terkait dengan ketergantungannya pada pemanfaatan sumber daya pesisir.

B. Saran

Ditinjau dari sudut kepulauanya Indonesia mempunyai banyak gugusan pulau-pulau mulai dari yang terkecil sampai terbesar. Maka dari itu pemerintah , terutama yang menjaga keutuhan NKRI ( TNI ) harus lebih teliti lagi menjaga keutuhanya negara, dan tak lupa pula bahwa indonesia memiliki banyak potensi kekayaan alamnya mulai dari sumber daya manusia maupun sumberdaya alamnya yang melimpah ruah. Maka kita sebagai warga, masyarakat Indonesia mari kita gunakan kekayaan ini untuk membangun bangsa dan negara. Akhirulqalam kami dari tim kelompok (Vl) enam mengucapkan terimakasih banyak, lebih dan kurangnya mohon di maafkan kiranya kami hanyalah manusia biasa.

(10)

Sumber dari :

Schrool, Pim. Sejarah Maritim Indonesia. Cet. Djambatan, 2003

Akbar, Muhammad Amin Idrus. Aspek sosial Budaya Masyarakat Pesisir. Jakarta, 1969.

Ali Akbar. Perekonomian dan Sumber Daya Laut. Cet, 2010.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa masyarakat desa adalah sekumpulan orang yang hidup bersama di wilayah tertentu dan memiliki hubungan yang satu

Kebiasaan hidup ini menjadi budaya dan ciri khas suku masing-masing hingga membentuk suatu keragaman budaya... Tabel Beberapa Suku Bangsa

Masyarakat merupakan sekumpulan orang yang mendiami suatu tempat atau wilayah tertentu. Dalam mempertahankan hidupnya, masyarakat membutuhkan interaksi dan komunikasi

Masyarakat merupakan sekumpulan manusia yang mendiami suatu tempat tertentu. Mereka memiliki kebudayaannya sendiri yang membedakannya dari masyarakat lain. Kebudayaan itu

Masalah yang timbul selanjutnya adalah bagaimana sesungguhnya problematika kehidupan yang saat ini melanda masyarakat nelayan Takalar, khususnya terkait dengan kemiskinan

Jadi masyarakat adalah sekelompok orang yang hidup bersama antar individu satu dengan lainnya yang mendiami suatu wilayah tertentu. Pada makalah ini kita akan membahas lebih rinci

Unsur-unsur transformasi kebudayaan adalah nilai-nilai budaya, adat-istiadat masyarakat, pandangan mengenai hidup serta berbagai konsep hidup lainnya yang ada di

Berawal dari kehidupannya yang sebagian besar hidup dari hasil menangkap ikan yang sangat tergantung dan terikat pada laut, mereka mendiami wilayah tertentu dan nelayan yang memiliki