• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Kegiatan Hasil Magang 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan Kegiatan Hasil Magang 1"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Visi Misi Sekolah

1. Visi Sekolah

SMA Negeri 1 Bontomarannu memilih visi ini untuk tujuan jangka pendek, menengah dan panjang. Visi ini menjiwai warga sekolah, untuk selalu mewujudkannya setiap saat dan berkelanjutan dalam mencapai tujuan sekolah. Adapun Visi dari SMA Negeri 1 Bontomarannu adalah “Teladan dalam perilaku, cerdas dalam IPTEK, unggul dalam prestasi berdasarkan iman dan takwa”

Adapun indikator dari visi tersebut adalah : 1. Meningkatkan keimanan dan ketakwaan. 2. Ungggul dalam prestasi.

3. Berkembangnya kreatifitas, dedikasi, disiplin dan rasa tanggung jawab.

4. Terciptanya rasa kekeluargaan yang harmonis.

5. Memiliki sarana dan prasarana lengkap dalam lingkungan sekolah yang nyaman dan kondusif.

2. Misi Sekolah

Untuk mencapai visi tersebut diatas, diperlukakn suatu misi yang merupakan kegiatan jangka pendek dengan arah yang jelas. Berikut ini misi yang dirumuskan berdasarkan visi di atas :

(2)

2. Meningkatkan komitmen seluruh warga sekolah terhadap tugas pokok masing-masing.

3. Mewujukan lingkungan seluruh warga sekolah yang bersih indah dan hijau.

4. Melaksanakan pembelajaran secara intensif dan efisien berdasarkan prinsip pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM).

5. Mendorong siswa mengembangkan potensinya di bidang teknologi, informasi, dan komunikasi melalui pelatihan TIK.

6. Menumbuhkan semangat berkompetensi secara sehat terhadap seluruh siswa dalam bidang akademik, olahraga, dan seni.

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan, visi dan misi tersebut diatas disusun berdasarkan hasil musyawarah demokratis oleh kepala sekolah, komite sekolah dan pemangku kepentingan sekolah lainnya. Walaupun visi & misi sekolah terpampang jelas di lorong masuk sekolah, namun yang mengetahui garis besarnya hanya kepala sekolah, sebagian guru, pemangku kepentingan sekolah dan hanya beberapa dan bahkan tidak ada siswa yang mengetahui visi & misi sekolah tersebut.

B. Profil Sekolah 1. Sejarah Sekolah

(3)

Tuhan Yang Maha Esa. Selama ini, kenyataan menunjukkan bahwa mutu pendidikkan belum merata. Menyikapi kondisi tersebut, pada tanggal 13 Juni 2003, Pemerintah Daerah Kabupaten Gowa melakukan pembangunan sekolah yang peletakan batu pertama oleh Bupati Gowa dan Menteri Otoda saat itu, kemudian dibuka secara resmi oleh bapak Syahrul Yasin Limpo selaku Bupati Kabupaten gowa pada tahun 2005.

Sebenarnya, sejak tahun sebelumnya SMA Negeri 1 Bontomarannu telah menerima siswa, tetapi masih dititipkan di SMA Negeri 1 Sungguminasa karena sarana untuk proses belajar mengajar belum sepenuhnya selesai. Baru pada tahun itulah siswa mulai menempuh pendidikan di SMA Negeri 1 Bontomarannu.

2. Data Sekolah

Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Bontomarannu Nomor Statistik Sekolah : 301190307001

Nomor Pokok Sekolah Nasional : 40301074

Status Sekolah : Negeri

Akreditasi Sekolah : B

Alamat Sekolah : Jalan Poros Malino KM.08

Kelurahan : Romanglompoa

Kabupaten : Gowa

Provinsi : Sulawesi-Selatan

(4)

E-mail : sma1bontomarannu@yahoo.co.id Nama Kepala Sekolah : Drs. Muh. Arsyad S., M.Pd

NIP : 19630421 199103 1 015

Pendidikan Terakhir : Magister (S-2)

3. Sarana dan Prasarana Sekolah

Secara umum sarana fisik yang dimiliki SMA Negeri 1 Bontomarannu adalah sebagai berikut :

 Bangunan sekolah/SMA

Lingkungan SMA Negeri 1 Bontomarannu cukup bersih dan terjaga baik lingkungan dalam maupun luar sekolah. Pekarangan sekolah yang ditanami oleh berbagai jenis pohon membuat suasana sekolah menjadi rindang dan sejuk.

 Lapangan sekolah

Lapangan Sekolah berukuran sekitar 10 x 12 M. Lapangannya datar dan telah dipaving. Lapangan ini dilakukan untuk berbagai keperluan seperti upacara penaikan bendera yang dilaksanakan secara rutin pada hari senin, kegiatan olahraga, senam dan lain-lain.

 Perpustakaan

(5)

 Kantin Sekolah

Kantin SMA Negeri 1 Bontomarannu terletak di sudut dalam sekolah. Kantin tersebut dikelola oleh masyarakat sekitar dengan pengawasan dari pihak sekolah. Terdapat sekitar 8 lapak kantin sekolah yang cukup bersih.

 WC/Toilet Sekolah

Toilet sekolah terbagi dua yaitu toilet untuk siswa dan toilet untuk guru. Kebersihannya cukup terjaga pada toilet guru tetapi pada toilet siswa sudah tidak layak dijadikan sebagai toilet.

 Tempat Pembuangan Sampah

Letak tempat pembuangan sampah yang cukup bagus. Tempat sampah juga terletak di depan tiap ruang kelas berupa pembuangan untuk sampah basah, sampah kering dan sampah organik yang dapat didaur ulang. Tempat pembuangan sampahnya berfungsi dengan baik dan terawat kebersihannya.

 Ruang Kelas

Luas masing-masing ruang kelas berukuran sekitar 4x4 m yang cukup bersih dan rapi. Di dalam kelas terdapat bangku dan kursi belajar untuk siswa, papan tulis putih, dan tata tertib kelas. Di SMA Ngeri 1 Bontomarannu ini terdapat 27 ruang kelas yang bersistem ruangan MIPA dan IPS, sesuai dengan kemampuan dan minat siswa masing-masing.

(6)

Ruang guru SMA Negeri 1 Bontomarannu terletak dibagian depan sudut kanan sekolah, berdekatan dengan pintu masuk sekolah. Pada ruang guru ini, digunakan untuk semua guru, baik guru PNS maupun yang masih berstatus Honorer.

Ruangan ini biasanya digunakan oleh guru pada saat jam istirahat untuk melakukan aktivitasnya seperti memeriksa hasil ualangan, duduk-duduk, maupun sekedar bercanda dengan sesama guru.

 Tata Tertib

Tata tertib kelas disusun dan disepakati bersama oleh semua siswa dan guru. Sebagian besar (75-90%) warga sekolah menaati tata tertib. Setiap poin pelanggaran tata tertib yang dilakukan oleh siswa akan dicatat oleh guru BK.

 Mushallah

Mushallah SMA Negeri 1 Bontomarannu berukuran sekitar 8x8 m dan diberi nama Masjid Nurul Tarbiyah. Masjid ini digunakan untuk keperluan beribadah siswa dan guru seperti shalat dan Jum’at ibadah yang rutin dilaksanakan setiap hari jum’at. Perayaan hari besar islam juga dilaksakan di masjid Nurul Tarbiyah. Selain itu, masjid ini juga digunakan untuk keperluan proses belajar mengajar (PBM).

Sarana dan prasarana lain SMA Negeri 1 Bonromarannu adalah jaringan Wi-Fi, tempat parkir guru dan siswa, pos satpam dan gudang. 4. Laboratorium

(7)

Pengawas : Kasmawaty, S.Si

Laboratorium komputer adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun pelatihan ilmiah yang berhubungan dengan ilmu komputer dan memiliki beberapa komputer dalam satu jaringan untuk penggunaan oleh kalangan tertentu. Berbeda dengan warung internet (warnet) yang dalam penggunaannya lebih ditujukan untuk umum, lab komputer biasa dijumpai di sekolah-sekolah, perkantoran, dan badan peneliti ilmiah. Lab komputer juga umumnya memiliki perangkat tambahan seperti pencetak dan pemindai untuk menunjang kebutuhan.

Lab komputer di sekolah ini digunakan oleh siswa dalam proses pembelajaran komputer. Dimana setiap siswa melakukan praktik komputer didalam lab tersebut. Lab ini dibuat untuk menunjang proses pembelajaran di sekolah ini agar lebih baik lagi. Lab ini juga digunakan untuk melakukan proses ujian yang diberikan oleh guru kepada siswa mengenai pembelajaran komputer.

2. Laboratorium IPA

Pengawas : Dra. Hijrah S.

(8)

sekolah ini digunakan sebagai suatu tempat untuk mengadakan percobaan, penyelidikan, dan sebagainya yang berhubungan dengan ilmu fisika, kimia, dan biologi. Tempat ini merupakan salah satu ruangan disekolah ini yang didalamnya terdapat alat-alat praktikum.

Lab ini digunakan oleh guru mata pelajaran IPA dan para siswa untuk melakukan sebuah percobaan yang menyangkut tentang mata pelajaran yang diajarkan. Tanpa adanya lab ini, maka proses pembelajaran tidak mungkin akan efektif. Dengan adanya lab ini, maka siswa akan lebih mampu menguasai pelajaran IPA. Para siswa sangat terbantu dengan adanya lab ini. 5. Jumlah dan Kualifikasi Guru/Pegawai

Daftar nama guru di SMA Negeri 1 Bontomarannu adalah sebagai berikut :

No NAMA DAN NIP JK PANGKAT GOL./

RUANG KET.

19621005 198903 1 023 L Pembina IV/a

PNS/ tersertifikasi 4 Drs. H. Muadin

19661231 199203 1 075 L Pembina IV/a

PNS/ tersertifikasi 5 Dra. Hj. Rakhmawati

19670527 1992032 009 P Pembina IV/a

PNS/ tersertifikasi 6 Dra. Siti Kaksum

19620315 198403 2 008 P Pembina IV/a

(9)

7 Abd. Rachman Herman, S.Pd

19580503 198103 1 022 L Pembina IV/a

PNS/ tersertifikasi 8 Dra. Haerani

19680609 199303 2 007 P Pembina IV/a

PNS/ tersertifikasi 9 Dra. Andi Azrini

19670324 199203 2 005 P Pembina IV/a

PNS/ tersertifikasi 10 Drs. Tajuddin Nur

19680512 199412 1 004 L Pembina IV/a

PNS/ tersertifikasi 11 Rahman, S.Pd.,M.Si

19680917 199203 1 013 L Pembina IV/a

PNS/ tersertifikasi 12 Siti Nurhayati, S.Pd

19620627 198903 2 007 P Pembina IV/a

PNS/ tersertifikasi 13 Alwi

19660202 199203 1 009 L Pembina IV/a

PNS/ tersertifikasi 14 Hj. Rahmawati Rahim, S.Pd

19671231 199203 2 052 P Pembina IV/a

PNS/ tersertifikasi 15 Drs. Suharto, MM

19690102 199512 1 004 L Pembina IV/a

PNS/ tersertifikasi 16 Bungamawar, S.Pd

19721231 1996022 001 P Pembina IV/a

PNS/ tersertifikasi 17 Diyah Marlina, S.Pd

19681009 1998022 002 P Pembina IV/a

PNS/ tersertifikasi 18 Sitti Alang, S.Pd

19710815 199803 2 008 P Pembina IV/a

PNS/ tersertifikasi 19 Hasiah, S.Pd

19710525 1994122 003 P Pembina IV/a

PNS/ tersertifikasi 20 Sitti Rachmawati, S.Pd

19731219 200003 2 003 P Pembina IV/a

PNS/ tersertifikasi 21 Rahmah Radjab Bakri, S.Pd

19720416 199505 2 001 P Pembina IV/a

PNS/ tersertifikasi 22 Muh. Safri, S.Pd.,M.Pd

19601210 199303 1 002 L Pembina IV/a

PNS/ tersertifikasi 23 Baharuddin Goccang, S.Pd

19670513 200012 1 006 L Pembina IV/a

(10)

26 Andi Apriwati, S.Pd

19810704 2005022 004 P Penata III/c PNS 27 Kasmawaty, S.Si

19770311 2005022 004 P Penata III/c PNS 28 Megawati, S.Pd

19720818 200604 2 027 P Penata III/c

PNS/ tersertifikasi 29 Arsidah, S.Pd

19740825 200604 2004 P Penata III/c PNS 30 Emy Abd. Salam, S.Pd.,M.Pd

19760223 200604 2 015 P Penata III/c

PNS/ tersertifikasi 31 Andi Takhmi, S.Pd.,M.Pd

19820713 200701 2 010 P Penata III/c PNS 32 Hasnawiyah, S.Pd

38 Andri Rahayu, S.Pd P Non PNS/

tersertifikasi

39 Dra. Hasnah P Non PNS/

tersertifikasi

40 St. Rahmini, S.Ag P Non PNS

41 Rahman, S.Pd.I L Non PNS

42 Era Dachri, S.Si P Non PNS

43 Rahmawati, S.Pd P Non PNS

44 Natsrah Yunus, S.Pd P Non PNS

45 Indrayani, S.Pd P Non PNS

(11)

47 Nasmirawati, S.Pd P Non PNS

48 Alqadri, S.Sos L Non PNS

49 Marhama, S.Pd P Non PNS

50 Irfayanti, S.Pd P Non PNS

51 Ami Triwardiana, S.Pd P Non PNS

52 Reski, S.Pd P Non PNS

53 Suryani, S.Pd.,S.Or P Non PNS

54 Hardianti, S.Pd P Non PNS

55 A. Anggung Setyawati, S.pd P Non PNS

56 Emiwati Jalil, S.Si P Non PNS

57 Djusman Iring, S.Sos L PNS/

Tambah Jam

6. Unit Kegiatan Siswa (UKS)

Unit Kegiatan Siswa (UKS) merupakan serangkaian kegiatan yang didirikan oleh pihak sekolah itu sendiri dan dijalankan oleh siswa (i) yang ada didalamnya. Unit kegiatan siswa ini bertujuan untuk melatih bakat para siswa-siswi yang nantinya dapat diperlombakan, baik ditingkat regional maupun nasional.

Adapun jenis Unit Kegiatan Siswa di SMA Negeri 1 Bontomarannu, yaitu sebagai berikut.

1. OSIS (Organisasi Intra Sekolah) Pembina : Rahmatan Ras, S.Pd

(12)

yang memiliki suatu sistem pokok yaitu berorientasi pada tujuan, memiliki susunan kehidupan berkelompok, memiliki sejumlah peranan, terkoordinasi, dan berkelanjutan dalam waktu tertentu .

Awal terbentuknya OSIS SMA Negeri 1 Bontomarannu yaitu pada tahun ajaran 2005/2006 dan diketuai oleh Agus Salim dan setiap tahunnya diganti melalui proses pemilihan umum sekolah. Rahmatan Ras, S.Pd.

2. Pramuka Pembina :

Pramuka (Praja Muda Karana) adalah sebuah organisasi atau gerakan kepanduan yang berproses pada pendidikan kepramukaan yang dilaksanakan di Indonesia.

3. PMR (Palang Merah Remaja) Pembina : Rahman, S.Pd.I

PMR (Palang Merah Remaja) adalah suatu organisasi kepemudaan binaan dari palang merah indonesia yang berpusat pada sekolah-sekolah atau kelompok-kelompok masyarakat dan bertujuan memberitahukan pengetahuan dasar kepada siswa sekolah dalam bidang yang berhubungan dengan kegiatan kemanusiaan. Palang Merah Remaja SMA Negeri 1 Bontomarannu ini terbentuk dan dibina oleh Rahman, S. Pd. I.

4. Paskibraka

(13)

Paskibraka (Pasukan Pengibar bendera Pusaka) memiliki tugas utama yaitu mengibarkan duplikat bendera pusaka dalam peringatan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Para siswa dipilih dan dilatih langsung oleh anggota TNI dan Polri yang nantinya akan melaksanakan pengibaran bendera di Kecamatan Bontomarannu dan di Kabupaten Gowa setiap tanggal 17 Agustus.

BAB II

PROSEDUR PELAKSANAAN

A. Jumlah Siswa, Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang 1 1. Jumlah Siswa

NO KELAS MIPA IPS

TOTAL

L P JUMLA

H

L P JUMLAH

(14)

4 TOTAL 315 390 705 273 239 512 1182

2. Tempat Pelaksanaan Magang

Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Bontomarannu

Alamat Sekolah : Jalan Poros Malino Km. 08, Kelurahan Romanglompoa, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa, Sulawesi-Selatan

3. Waktu Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan magang 1 ini dilaksanakan saat libur semester dengan durasi waktu 4 (empat) minggu terhitung dari tanggal 04-30 Agustus 2014.

4. Langkah-Langkah Melakukan Pengamatan

Observasi/pengamatan ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tahap-tahap pengamatan yang terdiri dari :

1. Tahap persiapan yaitu : pengamatan awal, menyusun rencana pengamatan, perizinan dan persiapan pengumpulan data,

2. Proses di lapangan yaitu : eksplorasi awal, eksplorasi mendalam, dan mengecek serta mengonfirmasi hasil penelitian.

Pengamatan ini dilakukan di SMA Negeri 1 Bontomarannu Kabupaten Gowa. Subyek pengamatan ini adalah terdiri dari dua unsur, yaitu :

(15)

Kedua, Pihak Komite sekolah yang meliputi ketua komite beserta struktur kepengurusan yang terllibat dalam kegiatan Komite sekolah. Adapun langkah-langkah pengamatan adalah sebagai berikut :

1. Mengajukan surat permohonan izin magang kepada kepala Dinas Pendidikan dan Olahraga Kab. Gowa dan kepala SMA Negeri 1 Bontomarannu.

2. Melakukan pengamatan langsung tentang kultur sekolah. 3. Wawancara bersama guru.

4. Memilih salah satu guru mata pelajaran bahasa inggris yang ada di sekolah untuk diikuti nantinya dan melihat secara langsung proses pembelajaran yang dilakukan didalam kelas bersama dengan guru tersebut.

5. Melakukan pengamatan untuk membangun kompetensi dasar pedagogik, kepribadian dan sosial.

6. Melakukan pengamatan untuk memperkuat pemahaman peserta didik.

(16)

BAB III

PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PELAKSANAAN

A.1. Deskripsi Hasil Pengamatan Lansung Kultur Sekolah

(17)

dengan bagaimana ketercapaian dan kondisi sekolah, serta rutin dilaporkan kepada pemangku kepentingan sekolah. RKS memuat rencana pemeliharaan sekolah dengan anggaran dan kegiatan pemeliharaan yang sesuai dengan kebutuhan sekolah yang ketercapaiannya telah mencapai 75% - 100%.

Selain Rencana Kegiatan Skolah (RKS) dan Rencana Kegiatan dan Anggara Seklah (RKAS) SMA Negeri 1 Bontomarannu juga memiliki data inventaris, data ketenagaan dan siswa sekolah yang diperbaharui secara regular dan sistematis.

Kepala sekolah selalu secara rutin terlibat dalam kegiatan Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS) dan selalu membagi pengalamannya di sekolah dalam rangka pembinaan guru. Guru juga selalu meningkatkan kemampuan profesionalnya karena semua guru terlibat aktif dalam kegiatan rutin Kelompok Kerja Guru (KKG)/Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) serta melaksanakan semua hasilnya untuk peningkatan PAKEM.

a. Program Kerja Sekolah

(18)

yang tertuang dalam rencana kerja jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek.

Maksud penyusunan program kerja ini adalah : 1) memberikan gambaran yang jelas tentang hasil-hasil yang telah dicapai, program-program yang akan dilaksanakan serta masalah-masalah yang dihadapi sekolah untuk waktu 8 tahun (jangka panjang), 4 tahun (jangka menengah), dan tahun pelajaran 2014/2015 (jangka pendek), dan 2) sebagai pedoman kerja semua personil sekolah dalam melaksanakan tugas mengajar, mengelola dan membina kegiatan pembelajaran tahun pelajaran 2014/2015.

Tujuan dari penyusunan program kerja SMA Negeri 1 Bontomarannu adalah : 1) memberikan landasan dan arah yang jelas dalam melaksanakan tugas selama kegiatan pendidikan berlangsung, 2) sebagai alat kontrol pelaksanaan kegiatan sekolah, 3) sebagai tolak ukur dalam menilai hasil kerja, dan 4) sebagai sumber data dan informasi bagi penentuan kebijakan dan keputusan pimpinan.

Adapun program kerja SMA Negeri 1 Bontomarannu adalah sebagai berikut :

1) Program Jangka Pendek (Tahun Ajaran 2014/2015)

Program jangka pendek merupakan bagian yang harus dilaksanakan tahun pertama oleh sekolah pada Tahun Ajaran 2014/2015. Adapun program jangka pendek SMA Negeri 1 Bontomarannu adalah sebagai berikut :

(19)

Bidang Kurikulum SMA Negeri 1 Bontomarannu memiliki fungsi untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas kegiatan belajar mengajar (PBM) dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Meningkatkan pemehaman dan penguasaan guru terhadap adanya perubahan kurikulum dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan menjadi Kurikulum 2013. 2. Meningkatkan keterampilan guru dalam Proses Belajar

Mengajar (PBM) di kelas

3. Menyusun pelaksanaan ekstra/UAS/UAN.

4. Menyusun jadwal evaluasi belajar, jadwal pembelajaran dan pembagian tugas guru.

5. Melengkapi buku-buku sumber pelajaran baik untuk pegangan guru maupun untuk pegangan siswa.

6. Meningkatkan kegiatan supervisi kelas baik secara kualitas maupun kuantitas.

b) Bidang Kesiswaa

Bidang Kesiswaan mempunyai tugas membantu Kepala Sekolah dalam kegiatan – kegiatan sebagai berikut :

1. Menyusun program pembinaan kesiswaan / OSIS. 2. Melaksanakan bimbingan, pengarahan, dan

(20)

3. Membina dan mengadakan koordinasi keamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan, kekeluargaan, kerindangan dan kesehatan.

4. Memberikan pengarahan dalam pemilihan pengurus OSIS.

5. Melakukan pembinaan pengurus OSIS dalam keorganisasian.

6. Menyusun program jadwal dan pembinaan siswa secara berkala dan isidental.

7. Melakukan pemilihan calon siswa, pemilihan siswa penerima beasiswa.

8. Mengadakan pemilihan siswa untuk mewakili kegiatan di luar sekolah.

c) Bidang Humas

Bidang Humas mempunyai tugas membantu Kepala Sekolah dalam kegiatan – kegiatan sebagai berikut :

1. Mengatur dan menyelenggarakan hubungan sekolah dengan orang tua / wali siswa.

2. Membina hubungan yang harmonis antara sekolah dengan komite sekolah.

(21)

4. Membina pengembangan hubungan antara sekolah dengan instansi pemerintah, baik instansi vertikal maupun horisontal.

5. Membina pengembangan hubungan dalam rangka menjalani kerjasama dengan alumni.

6. Membuat catatan tentang pengaduan, keluhan, masukkan, kritik dan saran dari orang tua / wali siswa dan masyarakat.

7. Menyusun program dan membuat laporan pelaksanaan hubungan masyarakat secara berkala maupun insidentil kepada kepala sekolah.

8. Mensosialisasikan visi, misi, tujuan dan program sekolah kepada masyarakat atau kepala sekolah

d) Bidang Sarana dan Prasarana

Bidang Sarana dan Prasarana mempunyai tugas membantu Kepala Sekolah dalam kegiatan – kegiatan sebagai berikut :

1. Mendata sarana dan prasarana.

2. Memelihara dan mengawasi sarana dan prasarana sekolah.

3. Merencanakan pengadaan dan perawatan sarana prasarana.

(22)

5. Mengawasi dan mengecek sarana dan prasarana yang mengalami kerusakan dan segera mengadakan perbaikan / koordinasi sebagaimana mestinya.

6. Menyediakan / menyimpan alat-alat / bahan untuk meengganti / memperbaiki saran dan prasarana yang rusak / memerlukan perbaikan.

7. Membuat dan menyusun laporan keadaan sarana prasarana sekolah setiap semester / tahunan kepada Kepala Sekolah.

8. Tidak diperkenankan meminjamkan sarana dan prasarana sekolah tanpa seijin dari Kepala Sekolah / ketua Komite

e) Bidang Keuangan

Bidang keuangan SMA Negeri 1 Bontomarannu, dalam perannya untuk meningkatkan kelanncaran pengelolaan keuangan operasional sekolah sehingga pendistribusiannya dapat memperlancar kegiatan pendidikan di sekolah dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Pembenahan petugas pengelola keuangan, dan

2. Mengusahakan penambahan dan perbaikan sarana dan prasarana sekolah.

f) Bidang Ketatausahaan

(23)

pendidikan melalui peningkatan kegiatan pengadministrasian meliputi langkah-langkah sebagai berikut :

1. Penyusunan program Tata Usaha sekolah, 2. Menyusun administrasi keuangan sekolah,

3. Pembinaan dan pengembangan karir Tata Usaha sekolah,

4. Menyusun administrasi sekolah, 5. Penyajian data/statistik sekolah, dan

6. Menyususn laporan dan pelaksanaan kegiatan pengurus ketata usahaan sekolah secara berkala.

g) Wali Kelas

Wali kelas mempunyai tugas membantu Kepala Sekolah dalam kegiatan – kegiatan sebagai berikut :

1. Pengelolaan kelas.

2. Penyelenggaraan administrasi kelas meliputi :

 Denah temoat duduk siswa

 Papan Absensi siswa

 Daftar pelajaran Siswa

 Daftar piket kelas

 Buku absensi siswa

 Buku kegiatan belajar mengajar

(24)

5. Pembagian buku pendidikan (raport).

6. Mengadakan pengawasan dan pembinaan siswa.

7. Melakukan pengawasan dan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan 7K di kelas dan di lingkungannya. 8. Membuat laporan secara berkala tentang perkembangan kelasnya (jurnal kelas dan daftar hadir siswa) kepada Kepala Urusan Kurikulum / kesiswaan.

9. Melakukan kunjungan rumah atau mengadakan pemanggilan orang tua / wali terhadap siswa yang mengalami masalah

h) Bimbingan Konseling (BK)

Koordinator BK mempunyai tugas membantu Kepala Sekolah dalam kegiatan – kegiatan sebagai berikut : 1. Menyusun program dan pelaksanaan BK.

2. Koordinasi dengan wali kelas dalam rangka mengatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh siswa tentang kesulitan belajar.

3. Memberikan layanan bimbingan kepada siswa agar lebih berprestasi dalam kegiatan belajar.

4. Memberikan saran dan pertimbangan kepada siswa dalam memperoleh gambaran tentang lanjutan pendidikan dan lapangan pekerjaan yang sesuai.

5. Menyusun statistik hasil penilaian BK.

(25)

7. Menyusun dan melaksanakan program tindak lanjut BK.

8. Menyusun laporan pelaksanaan BK

2) Program Kerja Jangka Menengah dan Panjang

Prioritas progra kegiatan jangka menengah dan panjang SMA Negeri 1 Bontomarannu pada tahun 2014/2014 dititik beratkan pada peningkatan mutu, meliputi :

a. Menyusun strategi pelaksanaan pengembangan profesional guru dan tata usaha melalui penataran, diklat, seminar maupun pendidikan jalur strata,

b. Melengkapi dokumen serta melaksanakan kurikulum 2013 secara lengkap dan menyeluruh,

c. Mengembangkan model pembelajaran dalam kelas,

d. Merencanakan dan melaksanakan Ujian Nasional (UN) dan dapat mengatasi permasalahan yang timbul pada tahap proses kelulusan,

e. Mengembangkan sistem evaluasi terhadap pelaksanaan manajemen sekolah dan melakukan evaluasi diri,

(26)

g. Pemberantasan program inovasi dan kreativitas siswa serta program pemberantasan narkoba dan seks bebas,

h. Melengkapi dan menata ruangan sekolah, dan

i. Mengembangkan administrasi sekolah melalui komputerisasi data.

b. Sitem Pengelolaan Keuangan Sekolah

Pengelolaan keuangan sekolah adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggung jawaban, dan pengawasan keuangan sekolah. Adapun azas pengelolaan keuangan sekolah dapat diuraikan sebagai berikut :

Keuangan sekolah dikelola secara tertib taat pada aturan perundang-undangan, efektif, efisien, ekonomis, transparan dan bertanggungjawab dengan memperhatikan azas keadilan kepatutan dan manfaat untuk masyarakat. Yang dimaksud dengan secara tertib adalah bahwa keuangan sekolah dikelola secara tepat waktu dan tepat guna yang didukung dengan bukti-bukti administrasi yang dapat dipertanggungjawabkan.

Adapun yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan keuangan di SMA Negeri 1 Bontomarannu adalah Tasim SE sebagai kepala urusan keuangan, dengan proses pengelolaan keuangan adalah sebagai berikut :

1. Perancangan Anggaran

(27)

kepentingan sekolah lainnya, yang dilaksanakan dan diperbaharui setiap triwulan tahun.

2. Sumber Dana Sekolah

Sumber dana SMA Negeri 1 Bontomarannu adalah dari Bantuan Operasional Sekolah (Pusat/APBN) dan dari dana Pendidikan Gratis (APBD).

3. Penggunaan Keuangan Sekolah

Penggunaan keuangan SMA Negeri 1 Bontomarannu adalah untuk keperluan pengadaan dan pemeliharaan opersional dan sarana dan prasarana penunjang proses belajar mengajar serta intensif guru.

4. Pengawasan dan Evaluasi Anggaran

Pengawasan dan evaluasi anggaran dititik beratkan kepada kepala sekolah dan ketua komite SMA Negeri 1 Bontomarannu.

5. Pertanggung Jawaban

Pertanggung jawaban anggaran dan penggunaan keuangan sekolah dilakukan setiap akhir semester didepan para guru.

c. Sistem Pembelajaran

(28)

“mind mapping” untuk menulis, mencatat, dan meringkas, serta media dan fasilitas belajar..

SMA Negeri 1 Bontomarannu menempatkan siswa sebagai subyek utama dalam proses belajar mengajar. Siswa diajak menjadi pembelajar yang mandiri, aktif, dan kooperatif yang mengetahui untuk apa mereka belajar dan untuk apa ilmu pengetahuan dipelajari (kemampuan reflektif). Sejatinya tidak ada murid atau peserta didik yang bodoh. Justru fenomena yang mengemuka pada proses kegiatan mengajar adalah kemampuan daya tangkap murid yang berbeda-beda dalam menerima mata pelajaran dari guru. Kemampuan daya tangkap murid, ada yang lemah, sedang dan kuat. Bagi murid yang memiliki kemampuan daya tangkap lemah dan sedang menjadi tugas ekstra guru untuk melakukan pengayaan dan remedial pada mata pelajaran tertentu lebih intens lagi. Pandangan tersebut yang menginspirasi SMA Negeri 1 Bontomarannu untuk menjalankan program SKTB (Sistem Kelas Tuntas Berkelanjutan) yang dicanangkan oleh Bupati Kab. Gowa Ichsan Yasin Limpo, SH., MH. Pada tahun 2011.

(29)

tanggung jawabnya terhadap Pencipta, diri dan lingkungannya (alam dan masyarakat).

Siswa yang belum tuntas akan dibekali dengan program remedial, sementara siswa yang sudah tuntas akan memperoleh program pengayaan. Di samping itu, sekolah ini juga mengadakan program peminatan/penjurusan di kelas X semester I atau II melalui kegiatan tes potensi akademik, minat dan bakat. Program jurusan yang ada adalah program MIPA dan IPS. Sekolah inipun memfasilitasi kebutuhan siswa-siswi kelas XII yang akan melanjutkan studinya ke perguruan tinggi negeri dengan meningkatkan kuantitas dan intensitas pembelajaran siswa yang dianggap mampu untuk bersaing . Singkatnya, pendidikan di SMA kami menitikberatkan aspek proses belajar, tidak hanya pada aspek hasil akhir yang menuntut siswa untuk menguasai (menghafal) materi pelajaran dan lulus ujian.

d. Partisipasi Masysrakat terhadap Sekolah (Komite)

Partisipasi masyarakat terhadap pendidikan adalah suatu bentuk kerja sama yang erat antara perencana dan masyarakat dalam merencanakan, melaksanakan, melestarikan dan mengembangkan pendidikan. Untuk menampung dan menyalurkan partisipassi masyarakat dalam pendidikan maka perlu dibentuk suatu wadah yang diberi nama Komite Sekolah.

(30)

sekolah, jalur pendidikan sekolah maupun jalur pendidikan luar sekolah.

Komite Sekolah SMA Negeri 1 Bontomarannu dibentuk berdasarkan musyawarah yang demokratis oleh kepala sekolah, guru-guru bersama perwakilan tokoh masyarakat, tokoh pemuda, tokoh penndidik, tokoh agama, pers, usahawan dan perwakilan dari pemerintah, dan diperbaharui setiap empat tahun masa jabatan.

Adapun Ketua Komite SMA Negeri 1 Bontomarannu dari beberapa periode adalah sebagai berikut :

1. Tajuddin Pawallang : 2003-2008 (SK:049/DPN-GB/SMAN1. BTN/2004)

2. Tajuddin Pawallang : 2008-2012 (107/DPN-GB/SMAN1. BTN/2008)

3. Tajuddin Pawallang : 2012-2016 (196/DPN-GB/SMAN1. BTN/2012)

Komite SMA Negeri 1 Bontomarannu telah menjalankan fungsi-fungsi pokok sebagai komite sekolah seperti :

1. Advisor/pemberi pertimbangan, yaitu memberikan masukan atau saran dalam kegiatan pembelajaran maupun kegiatan ekstrakurikuler serta dalam sarana dan prasarana sekolah. 2. Supporting/pendukung, yaitu berupa tindakan nyata dari

(31)

3. Controlling/pengontrol, yaitu dengan melakukan pengawasan sejauh mana pelaksanaan program, kurikulum, proses belajar mengajar dan kegiatan-kegiatan lainnya yang dilaksanakan di sekolah.

4. Mediator, yakni komite sekolah berperan sebagai mediator antara orang tua dengan guru. Semua kritik, saran dan masukan yang diterima oleh komite sekolah disampaikan kembali kepada pihak sekolah.

Dalam menjalankan tugasnya, komite SMA Negeri 1 Bontomarannu menyusun sebuah program kerja hasil musyawarah bersama oleh para pemangku kepentingan di sekolah. Adapun persentase keterlaksanaan program komite sekolah adalah sekita 75% hingga 100%”kata ketua komite SMA Negeri 1 Bontomarannu, Tajuddin Pawallang.

Pada setiap periode kepengurusan, komite sekolah menyusun laporan secara tertuis kepada sekolah terkait kegiatan sekolah serta sudah seberapa terealisasinya semua program yang telah dijalankan.

(32)

A.2. Deskripsi Hasil Pengamatan untuk Membangun Kompetensi Dasar Pedagogik , Kepribadian, Sosial dan Profesional

Untuk dapat menjalankan tugasnya sebagai pendidik, seorang seharusnya memiliki empat kompetensi guru seperti yang tercantum pada permendiknas RI nomor 16 tahun 2007. Didalamnya termaktub standar kompetensi yang seyogyanya dimiliki oleh setiap guru, baik guru TK/PAUD/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, maupun guru SMK/MAK. Kompetensi tersebut adlah kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Keempat kompetensi tersebut merupakan seperangkat kecerdasan yang dapat dimanfaatkan guru dalam menjalankan perannya sebagai pendidik.

a. Kompetensi Dasar Pedagogik

Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didiknya. Kompetensi seorang guru dalam mengelola pembelajaran sangatlah penting, karena ditangan merekalah murid atau peserta didik mendapatkan transfer ilmu pengetahuan dan keterampilan, sebagai bekal kehidupannya pada masa yang akan datang. Tentu saja dalam melakukan pembelajaran, sebaiknya hubungan guru dengan murid dapat berjalan dengan baik serta menggunajan beberapa metode/stretegi pembelajaran yang efektif. Kompetensi paedagogik meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan

pembelajaran, evaluasi dan hasil belajar dan pengembangan peserta

(33)

Secara lebih rinci, Marsigit (2008) menjelaskan bahwa kompetensi

paedagogik guru meliputi:

1) Penguasaan karakteristik peserta didik dan aspek fisik, moral, spiritual, social, kultural, emosional dan intelektual;

2) Penguasaan teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik;

3) Pengembangan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu;

4) Menyelenggarakan pembelejaran yang mendidik;

5) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran;

6) Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktulisasikan berbagai potensi yang dimiliki;

7) Berkomunikasi secara efektif, empiric dan santun kepada peserta didik;

8) Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi, proses dan hasil belajar;

9) Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran;

10)Melakukan tindakan reflektif untuk kepentingan kualitas pembelajaran.

(34)

hasilnya menunjukkan bahwa guru telah memahami dan menguasai keempat kompetensi seperti yang telah disebutkan di atas. Misalnya pada kompetensi pedadogik, guru telah memahami dan menghayati peran pedagogiknya. Guru telah bijaksana ketika menyampaikan materi pelajaran, sesuai dengan tingkat perkembangan jiwa siswa yang dididik. Kompetensi pedagogik ini merupakan hal yang sangat penting dalam pendidikan usia dini,sekolah dasar dan bahkan sekolah menengah. Karena pada level pendidikan dasar dan menengah, seorang anak sangat membutuhkan bimbingan, contoh, keteladanan dan perhatian dari pendidiknya baik orang tua di rumah maupun guru di sekolah. b. Kompetensi Dasar Kepribadian

(35)

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan terhadap siswa, berkenaan dengan hal-hal yang menyenangkan dari seorang guru adalah diantaranya, guru tersebut ramah, murah senyum, tidak cepat marah, bijaksana, perhatian, adil terhadap semua siswa, baik sikapnya dan tidak pilih kasih.seorang anak didik atau siswa yang pada kesan pertama sudah nyaman bersama gurunya, biasanya relatif senang belajar dan mudah mengikuti pelajaran berikutnya. Melalui kompetensi personal atau kepribadiannya, seorang guru dapat berkontribusi bagi peningkatan mutu pendidikan dan pembelajaran dengan menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan, saling menghargai santun dan nyaman. Terlebih jika dilandasi aspek spiritualistas berupa ketulusan dan keikhlasan. c. Kompetensi Dasar Sosial

Yang dimaksud dengan kompetensi sosial bagi seorang guru adalah kemempuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali siswa, dan masyarakat sekitar.

(36)

Menerapkan prinsip-prinsip persaudaraan sejati dan semangat kebersamaan.

Sebagai seorang makhluk sosial, tentu saja guru tidak pernah terlepas dari kehidupan sosial yang ada di masyarakat dan lingkungan sekitar. Kompetensi sosial tersebut dangat berguna untuk bertanggung jawab, berdisiplin, berwibawa dan mandiri.

Berdasarkan pengamatan terhadap guru di SMA Negeri 1 Bontomarannu, hasilnya Guru tersebut telah mantap dan lebih sabar dalam menghadapi kondisi kelasnya dengan sangat kondusif, aktif dan kreatif, walaupun maksimal. Dengan adanya kompetensi sosial ini yang dimiliki oleh guru maka dengan mudah melakukan interaksi dan komunikasi yang timbal balik antar guru dan siswanya.

d. Kompetensi Dasar Profesional

(37)

maka diharapkan siswa dapat lebih mengerti dan memahami bidang studi yang bersangkutan.

Berdasarkan hasil pengamatan kami terhadap guru, kami belum melihat guru telah menguasai dan menguasai kompetensi ini. Terutama pada penguasaan terhadap teknologi dan informasi. Padahal dengan kemampuan profesional, seorang guru akan mampu membangun susana pembelajaran yang menyenangkan bagi murid-muridnya sekaligus memberdayakan potensi dan talentanya. Melalui kemampuan profesional pula seorang guru akan mampu menyusun bahan ajar, memilih metode pembelajran yang sesuai dan mengendalikan suasana kelas yang nyaman serta menyenangkan.

A.3. Deskripsi Hasil Pengamatan untuk Memperkuat Pemahaman Peserta Didik

A.4. Deskripsi Hasil Pengamatan Langsung Proses Pembelajaran di Kelas Guru yang diammati : Dra. Siti Kalsum

Kelas : X MIPA 1 dan X MIPA 2 Jumlah Siswa : X MIPA 1 = 40 Orang

(38)

Berdasarkan pengamatan langsung Proses Belajar Mengajar (PBM) yang dilakukan oleh guru di dalam kelas dalam lima kali pengamatan, hasilnya adalah sebagai berikut :

1. Pertemuan I ( Kamis, 07 Agustus 2014)  Pendahuluan

 Mempersiapkan kelas dalam pembelajaran (absensi, kebersihan kelas, dan lain-lain)

 Memberi motivasi kepada peserta didik guna dalam proses belajar mengajar selama 1 semester berjalan dengan lancar dan baik.

 Kegiatan Inti

 Karena pertemuan pertama guru dengan peserta didik, guru hanya memperkenalkan diri dan menjelaskan sistem penilaian yang akan dilakukan selama satu semester.

 Guru menjelaskan poin-poin materi yang akan diajarkan dalam satu semester kedepan,

 Menyuruh peserta didik untuk mencari informasi yang luas dan dalam, tentang topik/tema materi yang akan dipelajari selama satu semester dari berbagai sumber pembelajaran.

 Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan penutup, yang dilakukan guru adalah :

(39)

 Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

2. Pertemuan II (Sabtu, 09 Agustus 2014)  Pendahuluan

 Mempersiapkan kelas dalam pembelajaran (absensi, kebersihan kelas, dan lain-lain),

 Melakukan penjajakan kesiapan belajar siswa dengan memberikan pertanyaan/masalah tentang materi yang akan diajarkan,

 Menginformasikan kompetensi dan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.

 Kegiatan Inti

Dalam kegiatan inti, yang dilakukan guru adalah adalah:

 Terlebih dahulu, guru menjelaskan tentang materi yang diajarkan dalam pertemuan ini,

 Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran baik dengan bertanya maupun dengan menjawab tugas yang diberikan oleh guru,

 Menjelaskan penjelasan konsep secara umum tentang materi/topik yang diajarkan.

 Guru memberikan tugas individu kepada peserta didik untuk

lebih memperdalam materi yang telah diajarkan,

(40)

 Peserta didik tampil di depan kelas untuk menyajikan hasil kerjanya di papan tulis lalu menjelaskannya kepada teman-teman kelasnya yang lain.

 Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan penutup, yang dilakukan guru adalah :

 Guru memberikan tugas/pekerjaan rumah kepada peserta didik untuk lebih memperdalam materi yang telah diajarkan. 3. Pertemuan III (Kamis, 14 Agustus 2014)

 Pendahuluan

Mempersiapkan kelas dalam pembelajaran (absensi, kebersihan kelas, dan lain-lain)

 Apersepsi

 Pemeriksaan tugas yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya,

 Melakukan penjajakan kesiapan belajar siswa dengan memberikan pertanyaan/masalah tentang materi yang diajarkan pada pertemuan sebelumnya, lalu mengaitkannya dengan materi yang akan diajarkan pada pertemuan ini,

 Kegiatan Inti

Dalam kegiatan inti, yang dilakukan guru adalah adalah:

(41)

 Guru memberi kesempatan kepada muri untuk bertanya jika ada penjelasan yanng belum dipahami dengan baik,

 Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok,

 Masing-masing kelompok diberi tugas terkait dengan materi yang telah diajarkan,

 Peserta didik tampil di depan kelas untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.

 Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan penutup, yang dilakukan guru adalah :

 Menyampaikan materi baru yang akan diajarkan pada pertemuan berikutnya.

4. Pertemuan IV (Sabtu, 16 Agustus 2014)  Pendahuluan

 Mempersiapkan kelas dalam pembelajaran (absensi, kebersihan kelas, dan lain-lain),

 Melakukan penjajakan kesiapan belajar siswa dengan memberikan pertanyaan/masalah tentang materi yang diajarkan,

 Menginformasikan kompetensi dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

 Kegiatan Inti

(42)

Dalam kegiatan penutup, yang dilakukan guru adalah :

 Guru selesai menjelaskan dan menyampaikan kepada peserta didik untuk terus mengingat pelajaran yang telah diberikan. 5. Pertemuan V (Kamis, 21 Agustus 2014)

 Pendahuluan

Guru mempersiapkan kelas dalam pembelajaran (absensi, kebersihan kelas, dan lain-lain)

 Apersepsi

 Melakukan penjajakan kesiapan belajar siswa dengan memberikan pertanyaan/masalah tentang materi yang diajarkan pada pertemuan sebelumnya, lalu mengaitkan dengan pengetahuan materi yang akan diajarkan,

 Kegiatan Inti

Dalam kegiatan inti, yang dilakukan guru adalah adalah :

 Guru menjelaskan tentang materi yang diajarkan dalam pertemuan ini, yang belum disampaikan pada pertemuan sebelumnya,

 Guru memberi kesempatan kepada muri untuk bertanya jika ada penjelasan yanng belum dipahami dengan baik,

 Peserta didik diberi tugas terkait dengan materi yang telah diajarkan,

 Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan penutup, yang dilakukan guru adalah :

(43)

 Menyampaikan pion-poin materi yang akan diajarkan pada pertemuan berikutnya.

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara mengenai proses pembelajaran, hasilnya adalah guru mengawali mengawali materi pelajaran dengan memberikan sebuah masalah/soal baik itu tentang materi yang telah diajarkan maupun materi yang akan diajarkan. Hal itu dilakukan untuk memancing siswa berpikir lebih aktif dan mengeluarkan sebuah ide baru. Kemudian setelah itu, guru menjelaskan materi dengan metode ceramah yang diselingi proses tanya jawab kepada siswa yang berkaitan pada materi sehingga menghasilkan interaksi multiarah antara guru dengan siswa maupun antara siswa dengann siswa. Proses tanya jawab ini memancing siswa untuk mengajukan pertanyaan. Hal ini membuat siswa sebagian besar aktif terutama siswa perempuan yang cenderung lebih aktif dibanding siswa laki-laki.

(44)

Berdasarkan pengamatan, proses pengeloaan siswa yang dilakukan oleh guru bervariasi, kadang berkelompok, berpasangan dengan teman sebangku, maupun individu, sesuai dengan materi pelajarang dan tingkat kesulitannya. Hal ini dapat memancing para siswa untuk lebih aktif lagi.

Pada akhir pelajaran, guru meminta siswa untuk melakukan refleksi setelah mempelajari suatu materi/konsep yang telah diberikan. Dan hasilnya akan dijadikan pedoman dalam pembelajaran selanjutnya.

b) Penilaian

Berdasarkan hasil wawancara, penilaian dilakukan dengan melihat berbagai instrumen seperti tes tetulis (MID dan UAS), penilan kineraj/keaktifan dari siswa, hasil kerja siswa (tugas/PR) dan penilaian diri/sikap. Guru menggunakan penilaian proses dan hasil, serta memanfaatkannya untuk kegiatan tindak lanjut. Guru juga menggunakan penilaian proses dan hasil untuk memantau kemajuan belajar siswa, seberapa besar pemahaman siswa terhadap materi.

(45)

A.5. Refleksi Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran a. Proses Pembelajaran

Pendidikan merupakan proses yang sistematik, setiap komponen berada di dalamnya merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkandan saling berkaitan (interdenpensi). Tetapi inti dari proses pendidikan adalah bagaimana terjadinya proses pembelajaran yang efektif, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Terciptanya susana yang menyenangkan dan memberdayakan peserta didik adalah merupakan hal yang sangat mendasar. Ketika siswa senang dan nyaman belajar serta tergali seluruh potensinya, maka pribadinya akan teraktualisasikan dengan optimal. Masalahnya adalah, bagaimana menciptakan susana pembelajaran yang menyenangkan dan mampu menggali potensi serta memberdayakannya.

Hal yang paling mendasar yang harus ada dalam proses pembelajaran adalah peserta didi atau siswa, guru atau pendidik, bahan pelajaran, media pembelajaran dan lain-lain. Kehadiran seorang gurulah yang paling mendasar dalam menciptakan suasana menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM).

(46)

Peran lain seorang guru yang harus lebih dikedepankan saat ini adalah sebagai fasilitator, mediator, motivator, eksplorator dan trsansformator.

Seharusnya sosok seorang guru harus menguasai empat kompetensi dasar guru yang meliputi 1) pengenalan peserta didik secara utuh dan mendalam, 2) penguasaan bidang studi baik disiplin ilmu maupun bahan ajar dalam kurikulum sekolah 3) penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik yang meliputi perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi proses dan hasil belajar, serta tindak lanjut untuk perbaikan dan pengayaan, dan 4) pengembangan kepribadian dan profesionalitas secara berkelanjutan. Guru yang memiliki kompetensi seperti yang disebutkan diatas, akan dapat melaksanakan tugasnya secara profesional.

Menciptakan susana menyenangkan sekaligus memberdayakan potensi siswa adalah sesuatu yang harus terjaddidalam membangun pendidikan yang bermutu. Karena mutu pendidikan akan sangat ditentukan pada tataran yang lebih kesil di lingkungan sekolah yaitu proses pembelajran. Dan untuk membangun proses pembelajaran yang bermutu, maka peran dan fungsi seorang guru tidak mungkin diabaikan.

b. Partisipasi Masyarakat terhadap Pendidikan (Komite)

(47)

partisipasi tersebut dapat berupa kontribusi material maupun nonmaterial, keikutsertaan secara aktif maupun pasif. Partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan perlu ditampung dan disalurkan melalui sebuah badan mandiri yang disebut Komite Sekolah. Peran yang dijalankan Komite Sekolah harus bertumpu pada landasan partisipasi masyarakat dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan hasil pendidikan di sekolah.

Penghambat timbulnya partisipasi masyarakat terhadap peningkatan kualitas pendidikan di sekolah adalah terjadinya jurang pemisah antara pihak sekolah dengan orang tua murid atau masyarakat. Hendaknya pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara pihak sekolah dengan masyarakat yang melakukan aktivitas bersama dalam mewujudkan perbaikan kualitas pendidikan.

Akhir-akhir ini pendidikan nasional menunjukkan banyaknya terjadi problematika yang harus diselesaikan, dan hal tersebut sangat memerlukan partisipasi masyarakat dalam upaya penyelesaian masalah-masalah tersebut. Hal ini terbukti dalam hasil pengamatan di SMA Negeri 1 Bontomarannu bahwa partisipasi masyarakat dapat meningkatkan kualitas pendidikan, baik itu dari hal-hal yang bersifat kebijakan dan program hingga yang bersifat fisik seperti bangunan, alat peraga, dan semua bahan penunjang pendidikan.

(48)

penyelenggaraan pendidikan di SMA Negeri 1 Bontomarannu perlu ditingkatkan lagi, walaupun telah diberlakukannya program pendidikan gratis oleh Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Gowa. Karena partisipasi masyarakat sangat berperan penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Dan kepada Komite Sekolah hendaknya lebih menampung aspirasi masyarakat dan menyalurkannya untuk peningkatan kualitas pendidikan di SMA Negeri 1 Bontomarannu. Selain itu, Komite Sekolah seharusnya memberikan motivasi dan penghargaan kepada tenaga pendidik atau kepada seseorang yang berjasa pada sekoah secara profesional sesuai dengan kaidah profesional guru atau tenaga administrasi sekolah.

B. PEMBAHASAN

I. Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) 1. Sejarah MBS

(49)

Berdasarkan visi, misi, dan tujuan pendidikan tersebut, sekolah menetapkan berbagai program dan kegiatan untuk mencapai tujuan dengan memanfaatkan berbagai potensi yang tersedia dan dapat digali di sekolah dan masyarakat sekitar sekolah. Dalam sistem MBS, semua kebijakan diprogram sekolah ditetapkan oleh suatu dewan sekolah yang disebut “Scholl Board atau School Council”. Badan ini merupakan lembaga yang ditetapkan berdasarkan musyawarah dari para anggota yang terdiri dari pejabat pendidikan daerah, kepala sekolah, guru-guru, perwakilan orang tua siswa, tokoh masyarakat, dan pejabat daerah dimana sekolah itu berada. Dewan sekolah inilah yang menetapkan segala kebijakan sekolah berdasarkan ketentuan-ketentuan tentang pendidikan yang berlaku di negara bagian atau daerah dimana sekolah itu berada. Selanjutnya, dewan sekolah ini merumuskan dan menetapkan visi, misi, dan tujuan sekolah dengan berbagai impliksainya terhadap program-program kegiatan operasional untuk mencapai tujuan sekolah.

(50)

Community Association”. Dengan konsep-konsep yang dicobakan ini harapan akhir yang selama ini selalu menjadi pembicaran banyak orang, bahwa pendidikan kita pada masa yang akan datang akan setara dengan pendidikan yang diselenggarakan oleh negara lain, dan memberikan sumbangan yang berarti bagi peningkatan kehidupan kebangsaan Indonesia.

2. SBM (School Based Management) for High Performance School Manajemen mengandung arti optimalisasi sumber-sumber daya atau pengelolaan dan pengendalian. Persoalannya adalah pengelolaan dan pengendalian seperti apa yang kini dibutuhkan oleh sekolah ? Beberapa alasan pokok yang menuntut terjadinya perubahan kebijakan dalam pengelolaan sekolah, antara lain ; tuntutan kebutuhan masyarakat terhadap hasil pendidikan yang disebabkan adanya perubahan perkembangan kebijakan sosial politik, ekonomi, dan budaya.

(51)

melalui perubahan dan peningkatan dalam pengelolaan atau manajemen pendidikan di sekolah.

Perubahan suasana politik di Indonesia yang muncul dari adanya krisis ekonomi kemudian berkembang menjadi krisis sosial politik berimplikasi kepada perubahan dalam berbagai bidang antara lain bidang pendidikan. Isu sentralisasi menjadi desentralisasi yang sebelumnya telah dimunculkan sebagai upaya pemberdayaan daerah telah terjadi. Terdorong oleh suasana perubahan politik kenegaraan, semakin diyakini bahwa salah satu upaya penting yang harus dilakukan dalam peningkatan kualitas pendidikan, adalah dengan pemberdayaan sekolah melalui Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), yang intinya memberikan kewenangan dan pendelegasian kewenangan (delegation of authority) kepada sekolah untuk melakukan perbaikan dan peningkatan kualitas secara berkelanjutan (quality continuous improvement).

(52)

dalam keputusan dari pemerintah tingkat Pusat ke tingkat Sekolah, diharapkan sekolah akan lebih mandiri dan mampu menentukan arah pengembangan yang sesuai dengan kondisi dan tuntutan lingkungan masyarakatnya. Pada pelaksanannya disadari bahwa mengimplementasikan pemberian kewenangan kepala sekolah melalui pendekatan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) memerlukan proses dan waktu.

(53)

Manajemen Berbasis Sekolah telah membawa dampak positif seperti yang dialami oleh sekolah-sekolah di beberapa negara antara lain di Selandia Baru, dan Chile. Bagi sekolah-sekolah di Indonesia, ide dan pemahaman tentang MBS pada saat ini, merupakan momen yang tepat, pada saat munculnya perubahan politik pemerintah.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memahami konsep MBS:

1. Pengkajian konsep MBS terutama yang menyangkut kekuatan desentralisasi , kekuasaan atau kewenangan di tingkat sekolah. Dalam sistem keputusan, hal ini dikaitkan dengan program dan kemampuannya dalam meningkatkan kinerja sekolah.

2. Penelitian tentang program MBS berkenaan dengan desentralisasi kekuasaan dan program peningkatan partisipasi Local Stakeholders . Pendelegasian otoritas pengambilan keputusan dalam kaitannya dengan pemberdayaan sekolah, perlu dihubungkan dengan efektivitas program.

(54)

menentukan efektivitas program MBS dalam meningkatkan kinerja sekolah.

Berdasarkan pelaksanaan MBS di negara maju, maka secara konseptual dan praktis, indikator keberhasilan MBS didukung oleh karakteristik-karakteristik dasar sebagai berikut :

1. Pemberian otonomi yang luas kepada sekolah.

Dalam MBS, sekolah sebagai institusi pendidikan anak diberi kewenangan dan kekuasaan yang luas unuk mengembangkan program-program kurikulum dan pembelajaran sesuai dengan kondisi dan kebutuhan siswa serta tuntutan masyarakat setempat. Untuk mendukung keberhasilan program-program ini, sekolah memiliki kekuasaan dan kewenangan mengelola dan memanfaatkan berbagai sumber daya yang tersedia di masyarakat dan lingkungan sekitar sekolah. Selain itu, sekolah juga diberikan kewenangan untuk menggali dan mengelola sumber dana sesuai dengan prioritas kebutuhan sekolah. Dengan adanya otonomi yang luas ini, sekolah dapat meningkatkan kinerja staf dengan menawarkan partisipasi aktif mereka dalam pengambilan keputusan bersama daan bertangungjawab bersama dalam pelaksanaan keputusan yang diambil sesuai dengan posisi masing-masing (Patterson, 1993). 2. Partisipasi masyarakat dan orang tua siswa yang tinggi.

(55)

yang tinggi. Orang tua siswa dan masyarakat tidak hanya mendukung sekolah melalui bantuan keuangan, tetapi bersama atau melalui “school council” merumuskan dan mengembangkan program-program yang dapat meningkatkan kualitas sekolah secara umum. Masyarakat dan orang tua menyediakan diri untuk membantu sekolah sebagai nara sumber atau organisator kegiatan sekolah yang dapat meningkatkan kualitas hasil belajar siswa dan prestise sekolah secara keseluruhan. Orang tua dan masyarakat juga secara aktif terlibat dalam proses kontrol kualitas hasil belajar siswa dan pengelolaan sekolah secara umum.

3. Kepemimpinan sekolah yang demokratis dan profesional.

(56)

tanggungjawab terhadap keputusan yang diambil dan proses pelaksanaan keputusan tersebut.

4. Adanya “team-work” yang tinggi dan profesional.

Dalam MBS, keberhasilan program-program sekolah didukung oleh adanya kinerja “team-work” yang tinggi dan profesional dari berbagai pihak yang terlibat dalam pendidikan di sekolah. Dalam dewan sekolah, misalnya pihak-pihak yang terlibat berkerja sama secara harmonis sesuai dengan posisinya masing-masing untuk mewujudkan suaatu “sekolah yang dapat dibanggakan” oleh semua pihak yang terlibat. Mereka tidak saling menunjukan kuasa atau paling bejasa, tetapi masing-masing berkontribusi terhadap upaya peningkatan mutu kinerja sekolah secara keseluruhan. Pada pelaksanaan program sekolah, misalnya, pihak-pihak yang terlibat dalam program sekolah bekerjasama secara profesional untuk mencapai tujuan-tujuan atau target dari adanya “team-work” yang tinggi dan profesional dari berbagai pihak yang terlibat dalam proses pendidikan anak.

BAB IV

(57)

A. SIMPULAN B. SARAN

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. 1996. Pengelolaan Kelas dan Siswa. Jakarta :Rajawali Pers

http://dityaairawansport.wordpress.com/pembelajaran-yang-menyenangkan-dan-memberdayakan.html (diakse pada tanggal 20 Agustus 2014)

http://ibnufajar75.wordpress.com/empat-kompetensi-yang-harus-dimiliki-seorang-guru-profesional.html (diakse pada tanggal 20 Agustus 2014)

(58)

Yaumi, Muhammad. 2013. Prinsip-prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group

http://www.lpmpjateng.go.id/web/index.php/arsip/artikel/846-dra-erwinroosilawati-mpd (diakses tanggal 4 September 2014)

widyastudi, Farida. 2012. Strategi Meraih Score Tinggi Lolos Sertifikasi Guru. Yogyakarta: Media Pressindo

Referensi

Dokumen terkait

Sikap mahasiswa dari ketiga universitas berafiliasi agama menunjukkan persentase sikap responden yang beragam. Responden dari perguruan tinggi berafiliasi agama Islam dan

Dengan demikian metode deskriftif ini sesuai dengan masalah yang ingin diteliti penulis yaitu mengenai faktor penyebab perilaku menyimpang siswa di SMP Negeri

Integrasi metode pencarian tabu ini dengan model TSK diharapkan dapat mengefektifkan proses eksplorasi jadwal tebangan untuk mendapatkan jadwal tebangan yang lebih

Bagaimana pengetahuan dasar kecantikan kulit yang meliputi : anatomi kulit, fungsi kulit, warna kulit, faktor yang mempengaruhi jenis kulit, mendiagnosa wajah, dan

Berdasarkan hasil literature terhadap 13 jurnal tentang pemberian media audiovisual pada anak dapat disimpulkan bahawa pemberian media audiovisual memiliki pengaruh

Hasil klasifikasi ulang ke dalam empat kelompok umur panen buah melon menggunakan fungsi diskriminan kuadratik menunjukkan sejumlah 67.27% sampel buah dapat

Proses streaming secara live diperlukan sekarang ini agar dapat menghubungkan pengguna itu melakukan interaksi meski tidak berada di tempat yang sama. Maka dibuat

ie. Pengurangan regangan, menggunakan penyambungan 100 %. Bagaimanapun juga, modulus karet adalah sebuah yang tidak konstan, seperti dalam masalah baja.. pembangunan praktek,