32 BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantiatif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi dan keadaan menurut apa adanya pada saat penelitian (Arikunto, 2010). Sedangkan penelitian deskriptif menurut (Sukmadinata, 2011) yaitu mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah atau rekayasa manusia. Menurut Sugiyono (2009) penelitian kuantitatif bertujuan untuk menjelaskan angka-angka data analisis mengunakan statistik.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di tempat Pembibitan Bunga Krisan “D’Salvia Florist” yang berlokasi di Jalan Cemara Kipas No. 36, Sidomulyo Kota Batu.
Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Juni 2017.
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi
33 3.3.2 Sampel
Menurut Margono (2004) menyatakan bahwa sampel adalah sebagai bagian dari populasi. Sampel dari penelitian ini adalah delapan varietas dari spesies Chrysanthemum morifolium.
Varietas tersebut meliputi: C. morifolium var reagen orange
C. morifolium var remix red
C. morifolium var pasopati
C. morifolium var towntalk
C. morifolium var tiger
C. morifolium var jaguar red
C. morifolium var puma white
C. morifolium var pasopati
3.3.3 Teknik Sampling
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2010). Pertimbangan tersebut yaitu jenis bunga krisan yang digunakan dalam penelitian harus memiliki kriteria sesuai dengan parameter yang akan digunakan untuk melihat hubungan kekerabatan.
3.4 Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian dalam penelitian ini ada dua tahapan, yaitu: tahap persiapan, dan tahap pelaksanaan.
34 Alat tulis
Penggaris
Kamera Kertas label
Berbagai Varietas Krisan Spesies Chrysanthemum morifolium
3.4.2 Tahap pelaksanaan
Langkah kerja dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menentukan objek studi STO (Satuan Taksonomi Operasional) yang akan diteliti di kebun D’Salvia Floris Sidomulyo Batu
2. Mengidentifikasi ciri morfologi dari masing-masing STO.
3. Menentukan ciri morfologi yang akan dijadikan parameter penelitian.
4. Menyusun ciri/karakter parameter penelitian tersebut ke dalam tabel karakter STO untuk memudahkan pengamatan objek studi.
5. Membandingkan ciri pada masing-masing STO dengan ciri pada parameter penelitian. Karakter yang sesuai diberi keterangan masing-masing parameter pengukuran yang digunakan.
6. Membuat matriks jumlah pasangan STO yang sesuai dan tidak sesuai. 7. Menghitung koefisien asosiasi, analisis kelompok (cluster analysis), dan
analisis diskriminasi menggunakan program SPSS 21. 3.5 Teknik Pengumpulan Data
3.5.1 Tahapan Pengumpulan Data
35
a. Observasi lapangan, yaitu pengamatan secara langsung ke tempat penelitian untuk mendapatkan data berupa ciri-ciri morfologi atau karakterisasi krisan yang menjadi obyek penelitian.
b. Pencocokan ciri masing-masing menggunakan kunci determinasi
c. Studi literatur, yaitu mempelajari berbagai literatur yang berkaitan dengan penelitian yang meliputi buku, jurnal, dan laporan hasil penelitian yang membahas karakter morfologi bunga krisan, metode taksimetri dan hubungan kekerabatan sebagai acuan dalam penelitian ini.
3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data sebagai berikut.
Tabel 1. Karakter Parameter Penelitian STO (Satuan Taksonomi Operasional) delapan Varietas Krisan
No Ciri-ciri Karakteristik
Spesies Jumlah
A B C D E F G H
X1 Sistem Akar 1 Serabut 2. Tunggang X2 Warna akar 1. Coklat 2 Hitam X3 Jenis batang 1. Berkayu 2. Basah 3. Rumput X4 Kenampakan
36 2. Sejati
X5 Bentuk batang 1. Bulat
2. Bersegi 3. Pipih X6 Permukaan
batang 1. Beralur 2. Licin 3. Berusuk X7 Arah tumbuh 1. Tegak lurus 2. Menjulur 3. Berbaring X8 Warna batang 1. Hijau tua 2. Hijau muda 3. Coklat X10 Bagian daun 1. Tangkai Helai 2. Upih helai 3. Helaian saja X11 Jenis daun 1. Tunggal 2. Majemuk X12 Bentuk ujung
37 3. Membulat
X13 Sistem
pertulangan daun 1. Menjari
2. Menyirip 3. Sejajar X14 Tepi daun
1. Berlekuk menjari 2. Bercangap
menjari
3. Berbagai menjari X15 Bentuk daun 1. Bulat
2. Lonjong 3. Oval
X16 Susunan daun 1. Berseling 2. Berputar X17 Warna daun 1. Hijau tua 2. Hijau muda X18 Jumlah daun 1. 20-30 2. >30 3. >35
38 X20 Lebar daun
1 1-2 cm 2. 2.3-2.5 cm 3. 2.9 cm X21 Panjang daun
3.5-4 cm 5-6 cm >6cm X22 Jenis bunga
Spray Standart X23 Letak bunga
Ujung batang Ketiak daun X24 Warna mahkota
Merah Putih Orange Kuning Merahkuning X25 Bentuk bunga
Tunggal Anemone Pompom X26 Panjang bunga
39 >2.5 cm
X27 Lebar bunga pita 0.5 – 0.8 cm 1 – 1.5 cm > 1.5 cm X28 Bentuk bunga
Pita Lonjong Oval Bulat telur X29 Jumlah bunga 1
tangkai 1 9-15 16-20 >20
X30 Aroma bunga Beraroma Tidak beraroma X31 Jumlah lapisan
bunga pita 1
>1
X32 Tinggi tanaman 90 cm
40 X33 Diameter Bunga
5.6 – 6 cm 6.1 – 6.6 cm 6.7 – 7 cm 3.6 – 5 cm X34 Lama kesegaran
10 hari 12 hari 13 hari 16 hari X35 Warna ujung
bunga pita Kuning Merah Putih
X36 Warna bunga tabung Hijau Kuning
Hijau kekuningan X37 Jumlah bunga
tabung 35-40 100-120 150-200 >200 X38 Tipe jumlah
41 3.6 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang dilakukan dalam metode taksimetri menggunakan program komputer SPSS (Statistical Product and Service Solutions) 17 dilakukan dengan menghitung:
1. Koefisien Asosiasi
Analisis koefisien asosiasi bertujuan untuk menunjukkan kemiripan secara sederhana pada masing- masing STO (Wijayanti et. al., 2015). Setelah membandingkan ciri pada masing-masing STO dengan ciri/ karakter pada parameter penelitian, kemudian karakter yang sesuai diberi kode (+) dan karakter yang tidak sesuai diberi kode (-). Selanjutnya, data tersebut dimasukkan dalam program SPSS 20 dan dihitung menggunakan frequencies untuk mendapatkan distribusi frekuensi sesuai kategori atau data awal dan kemudian variabel dibuat data baru yang berjumlah dua, yaitu distribusi frekuensi data binner. Data binner tersebut kemudian dihitung dengan program SPSS 21 menggunakan Simple Matching Measure sehingga akan didapatkan matriks koefisien asosiasi.
2. Analisis Kelompok (Cluster Analysis)
Matriks koefisien asosiasi yang telah diperoleh kemudian digunakan untuk mendapatkan data analisis kelompok. Analisis kelompok dilakukan dengan cara mengelompokan dan membandingkan pasangan STO yang memiliki hubungan kekerabatan paling dekat yaitu pasangan STO yang
42
memiliki nilai koefisien asosiasi tertinggi berdasarkan matriks koefisien asosiasi. Hasil dari analisis kelompok disajikan dalam bentuk diagram dendrogram yang menunjukkan jauh dekatnya hubungan kekerabatan antar spesies tersebut.
3. Diskriminasi atau Pembeda