• Tidak ada hasil yang ditemukan

filsafat Sarana Berpikir Ilmiah docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "filsafat Sarana Berpikir Ilmiah docx"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

FILSAFAT ILMU

SARANA BERPIKIR ILMIAH

Dr. SUPADI, M.Pd

ARY BAYU NUGRAHA, S.Pd., M.Pd

OLEH

INDAH NURAINI PUTRI 1445160523

MUHAMMAD FIQLI FATURRAHMAN 1445162575

NABILAH SALSABILA 1445162631

NOVIA LISTIANI 1445160698

RIZKY FEBIANTI 1445163193

Manajemen Pendidikan B 2016 FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

(2)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan

Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang

berjudul “Sarana Berpikir Ilmiah” untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat

Imu.

Terima kasih kami ucapkan kepada Bapak Supadi selaku dosen

pembimbing mata kuliah Filsafat Ilmu. Kami juga berterima kasih kepada orang

tua dan teman-teman yang sudah mendukung kami dalam menyelesaikan tugas

ini.

Karena pembuatan makalah ini terbilang singkat, maka kami menyadari

banyaknya kekeliruan dalam makalah ini. Untuk itu, kami mohon kritik serta

saran dari pembaca agar menjadi masukan bagi pembuatan makalah

selanjutnya. Terima kasih.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Jakarta, 1 Mei 2017

(3)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar... i

Daftar Isi... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Rumusan Masalah... 1

1.3 Tujuan... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Berpikir Ilmiah... 3

2.2 Sarana Berpikir Ilmiah... 3

2.3 Bahasa sebagai Sarana Berpikir Ilmiah... 5

2.4 Matematika sebagai Sarana Berpikir Deduktif... 5

2.5 Statistika sebagai Sarana Berpikir Induktif... 6

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan... 7

3.2 Saran... 7

DAFTAR PUSTAKA

8

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna. Selain itu, manusia dilengkapi dengan akal untuk berpikir dan hati sebagai pengontrol perbuatan.

Manusia juga merupakan makhluk sosial sehingga dia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Karakteristik manusia inilah yang menyebabkan peradabannya berkembang. Dengan pikirannya, dia telah mengubah wajah dunia dan dirinya sendiri. Manusia mempunyai otak yang bekerja seperti jantung, tidak pernah berhenti sampai ajal tiba.

Roger Sperry dalam penelitiannya menemukan bahwa otak manusia terdiri dari dua bagian, yakni otak kanan dan otak kiri yang memiliki fungsi berbeda. Daya ingat pada otak kiri bersifat ingatan jangka pendek (short term memory), cara berpikirnya bersifat rasional, linier, logis, dan sekuensial. Cara berpikir otak kiri sesuai untuk tugas-tugas teratur ekspresi verbal, asosiasi auditorial, menempatkan detail dan fakta, membaca dan menulis, serta simbolisme. Sedangkan daya ingat pada otak kanan bersifat ingatan jangka panjang (long term memory), cara berpikirnya bersifat holistik, acak, tidak teratur, dan intuitif. Cara berpikir otak kanan ini sesuai dengan cara-cara untuk mengetahui hal-hal yang bersifat nonverbal, seperti perasaan dan emosi, kesadaran spasial, pengenalan bentuk dan pola, musik, seni, kreativitas, visualisasi, dan kepekaan warna.1

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu berpikir ilmiah? 2. Apa itu sarana berpikir ilmiah?

(5)

2

6.

1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengertian berpikir ilmiah

2. Menegetahui pengertian sarana berpikir ilmiah

(6)

7.

BAB II

8. PEMBAHASAN

9. 2.1 Pengertian Berpikir Ilmiah

10. Berpikir ilmiah adalah berpikir yang logis dan empiris. Logis adalah masuk akal, dan empiris adalah dibahas secara mendalam berdasarkan fakta yang dapat dipertanggung jawabkan, selain itu menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan, memutuskan, dan mengembangkan. Berpikir merupakan sebuah proses yang membuahkan pengetahuan. Proses ini merupakan serangkaian gerak pemikiran dalam mengikuti jalan pemikiran tertentu yang akhirnya sampai pada sebuah kesimpulan yang berupa pengetahuan. Berpikir ilmiah adalah kegiatan akal yang menggabungkan induksi dan deduksi. Induksi adalah cara berpikir yang di dalamnya kesimpulan yang bersifat umum ditarik dari pernyataan-pernyataan atau kasus-kasus yang bersifat khusus sedangkan deduksi ialah cara berpikir yang di dalamnya kesimpulan yang bersifat khusus ditarik dari pernyataan-pernyataan yang bersifat umum.

11.

12. 2.2 Sarana Berpikir Ilmiah

13. Sarana berpikir ilmiah merupakan alat yang membantu kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempuh. Tanpa penguasaan sarana berpikir ilmiah kita tidak akan dapat melaksanakan kegiatan berpikir ilmiah yang baik. Mempunyai metode tersendiri yang berbeda dengan metode ilmiah dalam mendapatkan pengetahuannya sebab fungsi sarana berpikir ilmiah adalah membantu proses metode ilmiah.

14. Pengertian Sarana Berpikir Ilmiah menurut para ahli :

1. Menurut Salam (1997:139): Berpikir ilmiah adalah proses atau aktivitas manusia untuk menemukan/mendapatkan ilmu. Berpikir ilmiah adalah proses berpikir untuk sampai pada suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan.

2. Menurut Jujun S.Suriasumantri. Berpikir merupakan kegiatan akal untuk memperoleh pengetahuan yang benar. Berpikir ilmiah adalah kegiatan akal yang menggabungkan induksi dan deduksi.

(7)

4

15.

4. Menurut Eman Sulaeman. Berpikir ilmiah merupakan proses berpikir/pengembangan pikiran yang tersusun secara sistematis yang berdasarkan pengetahuan-pengetahuan ilmiah yang sudah ada.

16. Ilmu pengetahuan telah didefenisikan dengan beberapa cara dan defenisi untuk operasional. Berpikir secara ilmiah adalah upaya untuk menemukan kenyataan dan ide yang belum diketahui sebelumnya. Ilmu merupakan proses kegiatan mencari pengetahuan melalui pengamatan berdasarkan teori dan atau generalisasi. Ilmu berusaha memahami alam sebagaimana adanya dan selanjutnya hasil kegiatan keilmuan merupakan alat untuk meramalkan dan mengendalikan gejala alam. Adapun pengetahuan adalah keseluruhan hal yang diketahui, yang membentuk persepsi tentang kebenaran atau fakta. Ilmu adalah bagian dari pengetahuan, sebaliknya setiap pengetahuan belum tentu ilmu. Untuk dapat melakukan kegiatan berpikir ilmiah dengan baik maka diperlukan sarana berpikir ilmiah yaitu bahasa, matematika, dan statistika.. Matematika mempunyai peranan yang penting dalam berpikir deduktif. Statistika mempunyai peranan penting dalam berpikir induktif. Salah satu langkah kearah penguasaan adalah mengetahui dengan benar peranan masing-masing sarana berpikir dalam keseluruhan proses berpikir ilmiah. Untuk itu terdapat syarat-syarat yang membedakan ilmu (science), dengan pengetahuan (knowledge), antara lain :

a. Menurut Prof. Dr.Prajudi Atmosudiro, Adm. Dan Management Umum 1982. Ilmu harus memiliki obyek, terminologi, metodologinya, filosofi dan teorinya yang khas. b. Menurut Prof. DR.Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial 1985. Ilmu

juga harus memiliki objek, metode, sistematika dan mesti bersifat universal. 17. Sumber-sumber pengetahuan manusia dikelompokkan atas:

18. 1. Pengalaman. 19. 2. Otoritas .

20. 3. Cara berpikir deduktif. 21. 4. Cara berpikir induktif .

22. 5. Berpikir ilmiah (pendekatan ilmiah).

23. Hal-hal yang perlu diperhatikan dari sarana berpikir ilmiah adalah :

1. Sarana berpikir ilmiah bukanlah ilmu melainkan kumpulan pengetahuan yang didapatkan berdasarkan metode ilmu.

(8)

5

24. Sarana berpikir ilmiah pada dasarnya ada tiga, yaitu : bahasa ilmiah, logika dan matematika, serta logika dan statistika. Bahasa ilmiah berfungsi sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran seluruh proses berpikir ilmiah. Logika dan matematika mempunyai peranan penting dalam berpikir deduktif sehingga mudah diikuti dan mudah dilacak kembali kebenarannya. Sedang logika dan statistika mempunyai peranan penting dalam berpikir induktif dan mencari konsep-konsep yang berlaku umum.

25.

2.3 Bahasa sebagai Sarana Berpikir Ilmiah

26. Ada dua hal yang harus diperhatikan masalah sarana ilmiah, yaitu pertama, sarana ilmiah itu merupakan ilmu dalam pengertian bahwa ia merupakan kumpulan pengetahuan yang didapatkan berdasarkan metode ilmiah, seperti menggunakan pola berpikir induktif dan deduktif dalam mendapatkan pengetahuan. Kedua, tujuan mempelajari sarana ilmiah adalah agar dapat melakukan penelaahan ilmiah secara baik.

27. Bahasa sebagai alat komunikasi verbal yang digunakan dalam proses berpikir ilmiah dimana bahasa merupakan alat berpikir dan alat komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran tersebut kepada orang lain, baik pikiran yang berlandaskan logika induktif maupun deduktif. Dengan kata lain, kegiatan berpikir imiah ini sangat berkaitan erat dengan bahasa. Menggunakan bahasa yang baik dalam berpikir belum tentu mendapatkan kesimpulan yang benar apalagi dengan bahasa yang tidak baik dan benar. Premis yang salah akan menghasilkan kesimpulan yang salah juga. Semua itu tidak terlepas dari fungsi bahasa itu sendiri sebagai sarana berpikir.

28.

2.4 Matematika sebagai Sarana Berpikir Deduktif

29. Nama ilmu deduktif diperoleh karena penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi tidak didasari atas pengalaman seperti halnya yang terdapat di dalam ilmu-ilmu empirik, melainkan didasarkan atas deduksi (penjabaran).

(9)

6

dilakukannya ternyata dapat dipertanggungjawabkan. Cara berpikir yang dilakukan di sini adalah deduksi. Seperti pada contoh di atas, dalam semua pemikiran deduktif, maka kesimpulan yang ditarik merupakan konsekuensi logis dari fakta-fakta yang sebelumnya telah diketahui. Di sini, seperti juga pada fakta-fakta yang mendasarinya, maka kesimpulan yang ditarik tak usah diragukan lagi.

31. Secara deduktif, matematika menemukan pengetahuan yang baru berdasarkan premis-premis tertentu, walaupun pengetahuan yang ditemukan ini sebenarnya bukanlah konsekuensi dari pernyataan-pernyataan ilmiah yang kita telah temukan sebelumnya. Meskipun “tak pernah ada kejutan dalam logika” (Ludwig Wittgenstein), namun pengetahuan yang didapatkan secara deduktif sangat berguna dan memberikan kejutan yang sangat menyenangkan. Dari beberapa premis yang kita telah ketahui, kebenarannya dapat diketemukan pengetahuan-pengetahuan lainnya yang memperkaya perbendaharaan ilmiah kita.

32.

2.5 Statistik sebagai Sarana Berpikir Induktif

33. Penalaran induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataan-pernyataan yang mempunyai ruang lingkup yang khas dan terbatas untuk menyusun argumentasi yang diakhiri pernyataan yang bersifat umum, umpamanya kita mempunyai fakta bahwa kerbau mempunyai mata, lembu mempunyai mata, harimau mempunyai mata, dan gajah mempunyai mata. Dari pernyataan tersebut dapat ditarik bahwa semua binatang mempunyai mata. Statistik mempunyai peranan yang penting dalam berpikir induktif.

(10)

35.

BAB III

PENUTUP

36. 3.1 Kesimpulan

37. Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa seseorang dikatakan berpikir ilmiah jika dia dapat berpikir secara logis dan empiris. Logis adalah masuk akal, dan empiris adalah dibahas secara mendalam berdasarkan fakta yang dapat dipertanggungjawabkan, serta menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan, memutuskan, dan mengembangkannya. Sarana berpikir ilmiah ialah alat yang membantu kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus dapat melaksanakan kegiatan berpikir ilmiah yang baik. Sarana yang digunakan dalam berpikir ilmiah yaitu bahasa, matematika dan stasistika. Peranan bahasa dalam berpikir imiah adalah dengan menggunakan bahasa yang baik kita akan mendapatkan kesimpulan yang benar meskipun terkadang kesimpulan yang diambil adalah salah. Peranan matematika dalam berpikir ilmiah adalah menjadi untuk pengembang kemampuan berkomunikasi, orang dapat menyampaikan informasi dengan bahasa matematika, misalnya menyajikan persoalan atau masalah ke dalam model matematika yang dapat berupa diagram, persamaan matematika, grafik, ataupun tabel dan mengomunikasikan gagasan dengan bahasa matematika justru lebih praktis, sistematis, dan efisien sedangkan peranan statistika terhadap berpikir ilmiah adalah statistika memberikan jalan bagaimana kita menarik kesimpulan yang bersifat umum dari contoh suatu hal dengan tingkat peluang dan kekeliruannya sehingga untuk mendapatkan suatu hasil tidak perlu dengan mengambil atau mewawancara populasi cukup sampelnya saja. 38.

39. 3.2 Saran

40. Adapun saran yang diberikan adalah sebagai berikut:

1. Dalam menggunakan bahasa haruslah menggunakan bahasa yang baik dan benar agar tidak menimbulkan kesalahan yang lain di kemudian hari.

2. Menggunakan matematika dan statistika sebagai salah satu metode penyelesaian suatu masalah diperbolehkan. Nmun, harus mengetahui jenis masalah dan metode apa yang harus digunakan untuk memecahkannya.

41.

(11)

43.DAFTAR PUSTAKA

44.

45. Suriasumantri, Jujun S. 2003. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka

46. Sinar Harapan. 47.

48. Bakhtiar, Amsal. 2010. Filsafat ilmu. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 49.

50. http://strata2.blogspot.co.id/2016/01/sarana-berfikir-ilmiah-yaitu-bahasa.html

Referensi

Dokumen terkait

Bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai dalam seluruh proses berpikir ilimiah dimana bahasa merupakan alat berpikir dan alat komunikasi untuk menyampaikan jalan

Pengumpulan data dilakukan menggunakan tes kemampuan berpikir ilmiah yang terdiri dari 25 item soal yang mengandung aspek berpikir ilmiah yaitu: ( 1 ) inquiry ; (2) analisis;

Pembelajaran dengan Pohon Matematika yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa adalah pembelajaran dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) menyajikan

Bahasa sebagai alat komunikasi verbal dalam proses berpikir ilmiah di mana bahasa merupakan alat berpikir dan alat komunikasi untuk menyampaikan jalan

Keeratan hubungan antara variabel penguasaan tata bahasa dan berpikir logik terhadap kemampuan menulis artikel ilmiah, tercermin pada besarnya nilai koefisien korelasi (r)

Keeratan hubungan antara variabel penguasaan tata bahasa dan berpikir logik terhadap kemampuan menulis artikel ilmiah, tercermin pada besarnya nilai koefisien korelasi (r)

Pembelajaran dengan pendekatan terpadu Integrated Approach dapat memancing berpikir kreatif sehingga meningkatkan kemampuan berkomunikasi ilmiah peserta didik, karena dihadapkan dengan

Pembelajaran dengan pendekatan terpadu Integrated Approach dapat memancing berpikir kreatif sehingga meningkatkan kemampuan berkomunikasi ilmiah peserta didik, karena dihadapkan dengan