• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan On Job Training. docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan On Job Training. docx"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan On Job Training ( OJT )

Line Maintenance

LEADING EDGE FLAP BOEING 737 (300/400/500)

Di susun :

Nama :

ODI MARTIN

Nit : 1401017

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI KEDIRGANTARAAN YOGYAKARTA

(2)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan Laporan Praktek Kerja Lapangan (On Job Training) yang berjudul “Leading Edge Flap” Pada Pesawat Boeing 737-Series” tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan ini masih jauh dari

sempurna. Oleh karena itu, penulis dengan senang hati menerima masukan, saran, dan

kritikan yang konstruktif untuk dijadikan perbaikan dalam penulisan Laporan Praktek Kerja

Lapangan (On Job Training).

Tak lupa penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya atas bantuan

dan kerja sama dalam penyusunan Laporan Praktek Kerja Lapangan ini kepada:

1. Allah SWT tuhan yang maha ESA.

2. Bapak Marsda (pun) TNI Udin Kurniadi, SE selaku Ketua Sekolah Tinggi

Teknologi Kedirgantaraan Yogyakarta.

3. Bapak Sukirman HD selaku Kaprodi Aeronautika Sekolah Tinggi Teknologi

Kedirgantaraan Yogyakarta.

4. Ibu Indreswari Suroso S.T M.T , selaku Sekprodi Aeronautika Sekolah Tinggi

Teknologi Kedirgantaraan Yogyakarta.

5. Manager Teknik dan seluruh Crew D PT. Nam Air Bandara Adisutjipto Yogyakarta, yang telah memberikan waktu, tempat dan penjelasan pada saat

melaksanakan Praktek Kerja Lapangan.

6. Orang tua tercinta yang selalu mendoakan dan selalu memberi dukungan baik dari

(3)

Atas perhatiannya, penulis mengucapkan terima kasih. Besar harapan penulis bahwa

Laporan Praktek Kerja Lapangan ini dapat menjadi sumbangan pengetahuan yang cukup

berarti bagi pembaca.

Yogyakarta, September 2016

(4)

DAFTAR ISI 2.2 Visi dan misi PT. Nam Air... 2.3 Lambang dan logo perusahaan...

BAB III LANDASAN TEORI...

(5)

BAB IV PEMBAHASAN...

4.1 Leading edge flap... 4.2 Cara kerja leading edge flap... 4.3 Leading edge flap position sensor and indication...

BAB V PENUTUP...

5.1 Kesimpulan...

(6)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Negara Indonesia adalah negara yang terdiri dari beribu-ribu pulau yang dipisahkan

oleh laut yang sangat luas. Oleh karena itu, sarana transportasi menjadi hal yang sangat

penting untuk menghubungkan umat manusia, hewan dan hasil pertanian dari satu tempat ke

tempat lainnya. Indonesia memiliki tiga jenis sarana transportasi umum yaitu transportasi

darat, transportasi udara dan transportasi laut. Ketiga jenis transportasi tersebut

masing-masing memiliki kemajuan teknologi yang pesat yang bermanfaat untuk memudahkan dalam

pengoperasiannya demi terciptanya kenyamanan dan keamanan transportasi. Sarana

transportasi udara (pesawat udara) selama ini sangat penting untuk diperhatikan khususnya

tentang penerapan berbagai macam teknologi untuk menjamin kelancaran operasional,

kegunaan dan keselamatan penerbangan.

Namun dalam edisi ini hanya akan membicarakan mengenai teknologi kedirgantaraan

yang terus mengalami perkembangan dan peningkatan yang cukup baik. Untuk dapat mampu

mendukung hal tersebut bisa terjadi maka diperlukan sumber daya manusia yang mampu dan

mengauasai teknologi dengan baik.

Berangkat dari hal tersebut maka Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan (STTKD)

adalah salah satu perguruan tinggi penerbangan yang berpotensi untuk mendidik, melatih, dan

mengasah sumber daya manusia dalam bidang kedirgantaraan dengan konsentrai jurusan

jenjang DIII dan DI, salah satu jurusan yang tersaji di Sekolah Tinggi Teknologi

Kedirgantaraan ini adalah DIII Aeronautika yang dimana potensinya untuk mendidik,

(7)

engineering. Salah satu program dari STTKD untuk memenuhi dan mewujudkan hal tersebut

di atas tadi adalah dengan mengadakan beberapa praktek yang dilakukan di dalam dan di luar

kampus seperti line maintenance di bandara dan base maintenance di hangar.

1.2 Tujuan On Job Training

On Job Training (OJT) ini memiliki tujuan sebagai berikut :

1. Siswa dapat mengaplikasikan materi yang didapatkan selama perkuliahan tentang

perawatan pesawat terbang.

2. Menambah pengetahuan tentang pekerjaan perawatan pesawat terbang.

3. Menghasilkan tenaga kerja siap pakai.

4. Melatih kedisiplinan siswa dalam bekerja.

On Job Training (OJT) dan penyusunan laporan ini sangat bermanfaat bagi beberapa kalangan, baik penulis sendiri, kalangan pembaca, dan juga beberapa pihak lain seperti

kampus. Manfaat yang dimaksud tersebut adalah sebagi berikut:

1. Penulis dapat mengaplikasikan ilmu teori yang didapatkan di kampus selama

mengikuti perkuliahan.

2. Penulis dapat mengenali dunia kerja secara langsung.

1.3 Tujuan Pembuatan Laporan

Adapun tujuan pembuatan laporan On Job Training ini adalah sebagai berikut : 1. Merangkum segala kegiatan yang dilaksanakan selama kerja praktek kedalam

bentuk laporan.

2. Untuk mengetahui kemampuan, keterampilan dan pengetahuan taruna/taruni

mengenai ilmu yang telah didapat dari hasil kerja praktek yang dapat dilihat dari

(8)

3. Membiasakan taruna/taruni dalam meulis suatu laporan, khususnya dalam

menyusun pembuatan laporan on job training.

1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

On Job Training (OJT) ini di laksanakan dari tanggal 01 Agustus 2016 sampai dengan tanggal 30 September 2016. Dilaksanakan di PT.Nam air bertempat di Bandara Internasional

(9)

BAB II

SEJARAH PT. NAM AIR

2.1 Sejarah Singkat PT. NAM Air

Pada awal mulanya, NAM Air diproyeksikan sebagai Full Service Carrier dari

Sriwijaya Air yang ditujukan untuk menyaingi Garuda Indonesia dan Batik Air. Dalam

perkembangan selanjutnya, NAM Air akhirnya ditujukan sebagai Feeder(pengumpan) bagi

Sriwijaya Air dengan rencana Sriwijaya Air akan melayani rute utama,sementara NAM Air

akan melayani rute lanjutan. Hal ini serupa dengan yang dilakukan oleh Lion Air dengan

Wings Air dan Garuda Indonesia dengan Merpati di era 80-90an.

Pada 26 September 2013, NAM Air resmi diperkenalkan ke publik dan direncanakan

penerbangan perdananya dilakukan pada bulan Oktober 2013. Penerbangan perdana ini terus

tertunda dikarenakan belum kunjung mendapatkan AOC dari Kementrian Perhubungan.

Hingga pada 29 November 2013, maskapai ini akhirnya mendapatkan AOC, kemudian

melaksanakan penerbangan perdananya dari Jakarta menuju Pangkalpinang pada 11

Desember 2013. Penerbangan perdana ini kemudian disusul oleh Penerbangan Komersial

Berjadwal Pertama pada 19 Desember 2013 dengan rute Jakarta menuju Pontianak dan

Pontianak menuju Yogyakarta.

Asal usul nama NAM Air seperti yang diutarakan oleh CEO Sriwijaya Air Chandra

Lie adalah berasal dari Nama Ayahanda dari Chandra Lie, dan penggunaan nama tersebut

didedikasikan sebagai penghargaan terhadap jasa Ayahandanya yang bernama Lo Kui Nam.

Sebelumnya penggunaan kata "NAM" sebagai singkatan juga telah digunakan di group

Sriwijaya Air lainnya, yaitu National Aviation Management (Sekolah penerbangan), National

Aircrew Management (Pusat pelatihan awak kabin), National Aircraft Maintenance

(10)

Sementara untuk makna livery yang digunakan adalah selain sama dengan makna livery

Sriwijaya Air, juga menandakan keberanian, kejujuran, dan simbolisasi keberadaan NAM Air

yang selalu mengudara di angkasa.

Direktur Sriwijaya Air Chandra Lie mengaku NAM Air diambil dari nama orang

tuanya. Pemberian nama ini, menurut dia, sebagai wujud terima kasih kepada kedua

orang yang telah melahirkan dan membesarkannya tersebut.

2. LOGO

"NAM" yaitu National Aviation Management (Sekolah penerbangan),

National Aircrew Management (Pusat pelatihan awak kabin), National Aircraft

Maintenance (Perawatan Pesawat Terbang) dan Nusantara Aksara Mandiri (In-flight

(11)

Gambar 2.1 Logo Nam Air

3. WARNA a. Warna Putih

Melambangkan Keberadaan NAM yang selalu

mengudara di Angkasa

b. Warna Biru

Melambangkan Kejujuran

c. Warna Merah

(12)

BAB III LANDASAN TEORI

3.1 Leading Edge Flaps Actuator

Leading edge flaps actuator berfungsi untuk mengkonversi energy tekanan

hydaraulic menjadi energy mekanik untuk pergerakan leading edge flaps pada posisi retract

dan extrends. Setiap leading edge flaps actuator dipasang dengan self-aligning bearing

diantara wing front spar dan fitting pada leading egde flaps. Pada actuator housing terdapat dua blocking valve, piston dan rod assembly.

Gambar 3.1.

Leading edge flaps actuator

(13)

Leading edge flap mechanism berfungsi untuk ketepatan posisi dari leading edge flap.

Mechanism ini dihubungkan diantara sisi bagian bawah wing structure dan flap.

Flaps 1 dan 4 memiliki tiga gooseneck hinge serta flaps 2 dan 3 memiliki lima

gooseneck hinge yang dipasangkan atau disematkan pada fitting di leading edge dari wing. Fitting juga disediakan pada setiap flap untuk menghubungkan pada hydraulic actuator.

Gambar 3.2.

Leading edge flaps mechanism

(14)

Leading edge flap standby drive shutoff valve digunakan untuk kontrol pada saat

alternate operation. Shutoff valve berada pada sisi kanan dari standby hydraulic module yang dipasang pada main wheel well aft wall di atas keel beam.

Shutoff valve bekerja dengan power 28 volt dc, dan terdapat dua posisi valve dalam

standby pressure line untuk leading edge flap dan slat actuator. Shutoff valve normalnya posisi close. Shutoff valve open dan membiarkan standby pressure untuk flap extend dan slats fully extend pada saat alternate flap master switch posisi ARM dan alternate flap control switch digerakan ke posisi down. Standby drive shutoff valve dapat dilihat pada gambar 3.3.

Gambar 3.3.

Leading edge standby drive shutoff valve.

3.4 Leading Edge Flaps dan Slats Control Valve

Tiga posisi control valve mengatur operasi dari leading edge flaps dan slats. Control valve dipasang pada trailing edge flap follow-up mechanism di tempatkan dalam wheel well

sebelah kanan. Valve terdiri dari sliding piston ditutup oleh sebuah valve housing.

Gambar 3.4

(15)

Alternate Flaps Master Switch

Alternate flaps master switch adalah switch yang digunakan untuk membuka leading edge standby drive shutoff valve, switch ini digunakan selama operasi alternate. Alternate flaps master switch dapat dilihat pada gambar 3.5.

Gambar 3.5

Alternate flaps master switch

3.6 Flap

Lever

Flap control

(16)

untuk mengatur pergerakan posisi trailing edge flap menggunakan hydraulic power. Flap control lever berada di cockpit tepatnya disisi kanan bagian atas dari control stand.

Gambar 3.6

Flap control lever

(17)

4.1 Leading edge flap

Leading edge flap adalah komponen penambah gaya angkat yang termasuk ke dalam

leading edge devices dan penggunaannya dikombinasikan dengan trailing edge flap agar pesawat beroperasi dengan runway yang pendek. Penggunaan dari leading edge devices

memberikan perubahan dalam wing chamber yang berguna untuk menambah gaya angkat. Tiga leading edge slat dipasang sebelah luar dari engine dan dua leading edge flaps

dipasang sebelah dalam dari engine pada setiap wing. Flap dan slat diberi nomor dari kiri ke kanan seperti pada gambar 4.1. Operasi mormal leading edge devices yaitu menggunakan

hydraulic system B dan dikontrol dengan control valve pada flap control unit diposisikan oleh

follow-up cable dari flap power unit.

Gambar 4.1

Leading edge flap dan slat

Dua Krueger type leading edge flap dipasang pada setiap wing, di sebelah dalam dari

engine. Dua posisi hydraulic actuator yang digunakan untuk extend dan retract setiap flap

yang dipasang pada wing spar bagian depan dengan setiap ujung rod dihubungkan ke

(18)

Tiga posisi hydraulic actuator, digunakan untuk extend dan retract setiap slat, dipasang pada

wing spar bagian depan dengan ujung rod dihubungkan pada respective leading edge slat

dan komponen pengontrol ditempatkan dalam main gear wheel well.

Leading edge flap terdiri dari dua posisi yaitu extend dan retract. Flaps di beri engsel ke leading edge wing dan di retract ke sisi bagian bawah wing. Melipat bagian nose dan bergerak berputar serta disimpan disisi bawah wing ketika flap di retract.Leading edge slat

terdiri dari tiga posisi yaitu retract, extend (intermediate) dan full extend. Slat berfungsi sebagai wing leading edge ketika di retract.

Extention dan retraction dari leading edge devices diprogram pada posisi dari trailing edge flap. Operasi normal hydraulic untuk leading edge flap dan slats dikontrol oleh trailing edge flap follow-up system yang mengoperasikan control valve pada flap control unit.

4.2Cara kerja leading edge flap

Operasi normal dari leading edge flap devices yaitu oleh hydraulic system B. Retract pressure diarahkan pada actuator, kedua extend dan full extend pressure yaitu memalui

leading edge devices control valve. Kontrol dari rangkaian extend dan retract yaitu oleh

trailing edge flaps system. Alternate extention dari leading edge devices yaitu oleh standby system pressure melalui leading edge standby drive shutoff valve, kontrolnya yaitu dengan

alternate flaps master switch dan alternate flap control switch. Standby pressure hanya bisa posisi extend untuk leading edge flap dan full extend untuk leading edge slats.

Sistem B pressure dikirim secara langsung pada retact port dari semua leading edge devices actuator. Dengan trailing edge flaps di-retract, kedua extend membuka untuk return

(19)

kedua solenoid valve di autoslat control valve. Trailing edge flap begerak antara 5 dan 10 unit, flap follow-up system position control valve ke port pressure melalui ditutupnya

autoslat control valve sampai menggerakan slats ke full extend. Untuk rangkaian retraction

yaitu kebalikan dari siklus extention.

Gambar 4.2

Leading edge flap dan slat system

Alternate extendtion pada leading egde flap devices yaitu oleh standby pressure

melalui leading edge standby drive shutoff valve. Se/lama operasi normal shutoff valve close

(20)

untuk relay setelah control switch dilepas dari down. Master switch harus dikembalikan ke

OFF untuk menutup shutoff valve.

(21)

Leading edge flap position sensor bertujuan untuk memberikan signal dari pengoperasian flap position indicator. Dua proximity sensor yaitu retract dan extend dipasang pada wing leading edge structure di atas setiap flap. Retract actuator dipasang pada satu

moveable hinges pada setiap flap. Extend actuator dipasang pada satu link assemblies yang mengoperasikan setiap flaps nose fairing.

Dua proximity sensor pengoperasiannya dengan switch di leading edge flap dan slat indicating module M229. Sensor-sensor ini dikontrol oleh proximity atau lack pada actuator.

Proximity pada sensor dan actuator terjadi ketika flap pada posisi itu, baik posisi extend atau

retract. Lack pada proximity menunjukan flap tidak pada posisi itu. Tiga possible flap position yaitu retract, extend atau transit.

Gambar 4.4

Leading edge flap position sensor

2. Leading Edge Flap Device Indication

(22)

yang terpasang di annunciator module pada after overhead panel. Dua master annunciator light yaitu berwarna amber dan berwarna green, terpasang pada pilot center instrument panel.

Leading edge flap dan slat indication module, M229 dipasang pada baris ke-2 pada E3 rack

di electronic equipment compartment.

Leading edge flap dan slat indicating module berisi switch dan logic card yang mengatur lampu-lampu untuk indikasi. Dalam annunciator panel pada P5 terdapat satu

amber transit light dan satu green extend light untuk setiap pergerakan leading edge flap dan

slat, selanjutnya satu lampu yang berwarna green digunakan untuk menunjukan posisi slat

pada saat full extend.

M229 module mendapatkan power 28 volt dc dari bus 1. Lampu-lampu ini diberikan

power oleh 28 volt dc dari master dim. Semua lampu-lampu dimmable.

Semua lampu dimatikan ketika leading edge flaps dan slat pada saat posisi up atau posisi retract. Master amber light, leading edge flaps transit, menyala ketika trailing edge flaps bergerak antara 0 dan 1. Amber light pada annunciator panel menyala ketika masing-masing device menjauhi posisi retract. Pada saat setiap device mencapai posisi extend, individual amber light mati dan green light menyala. Master annunciator light pada pilot center panel switch dari amber ke green ketika semua devices pada posisi extend dan trailing edge flap switch menunjukan not up dan tidak ≥ 10 unit dan ketika trailing edge flap bergerak antara 5 dan 10 unit master amber light pada P-2 menyala. Individual amber light pada P-5 menyala, ketika slat bergerak dari posisi extend ke posisi full extend. Individual amber light

mati dan green light menyala ketika slat mencapai full extend. Master ambet light pada P2 tetap menyala sampai slat full extend dan trailing edge flap switch menunjukan 10 unit atau lebih dan not up. Kemudian amber light mati dan green, LEADING EDGE FLAP EXT light

(23)

Master amber light pada pilot center panel menyala ketika terjadi ke tidak cocokan diantara trailing edge flap position dan posisi dari leading edge flap atau slat, dan lampu-lampu ini berfungsi sebagai reverse pada reaction.

BAB V PENUTUP

5. 1 Kesimpulan

Praktek kerja yang dilakukan di LINE MAINTENANCE PT.NAM AIR selama dua bulan tentunya sangat menambah pengalaman kerja dan pengetahuan yang bermanfaat bagi

proses pembelajaran khususnya mengenai Leading Edge Flap pada pesawat Boeing 737-Series yang telah disesuaikan antara materi yang harus di bahas dan waktu yang tersedia

untuk mempelajarinya.

Pesawat Boeing 737-Series memiliki emapat Krueger type leading edge flap yang yang terpasang pada kedua wing, dua pada wing kanan dan dua pada wing kiri. Krueger type leading edge flap ini sangat berguna untuk menambah gaya angkat agar pesawat dapat beroperasi dengan runway yang pendek.

Leading edge flap memiliki beberapa komponen utama yaitu leading edge flap actuator, leading edge flap mechanism, leading edge standby drive shutoff valve, power transfer unit, flow limiting valve, hydraulic fuse system B, hydraulic fuse standby system, leading edge flap dan slat control valve dan alternate master switch.

(24)

DAFTAR PUSTAKA

www.ilmuterbang.com

www.wikipedia.com

1984, Aircraft Maintenance Manual Boeing 737-Series, Boeing Company. Amerika.

1986, Aircraft Training Manual Boeing 737-Series, Boeing Company. Amerika.

Gambar

Gambar 2.1Logo Nam Air
Gambar 3.1.Leading edge flaps actuator
Gambar 3.2.Leading edge flaps mechanism
Gambar 3.3.Leading edge standby drive shutoff valve.
+7

Referensi

Dokumen terkait