TUGAS PERENCANAAN DAN EVALUASI PROGRAM KESEHATAN METODE NGT (Nominal Group Technique)
OLEH ALIH JENIS KELAS B KELOMPOK 8
1. AGUSTINA ZAHROTUN NISA’ 101111301 2. BASTIAN S. DHARMAWAN 101111308
3. DEWI PUTRI ARLADIN 101111315
4. NUR CHOLILAH 101111319
5. HARNILA PURWINDASARI 101111326 6. TRI PUTRI YUNDIARTI 101111343
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA 2012
1.1 Latar Belakang
Meningkatkan kinerja dan mutu perencanaan program kesehatan, diperlukan suatu proses perencanaan yang akan menghasilkan suatu rencana yang menyeluruh (komprehensif dan holistik). Perencanaan kesehatan adalah kegiatan yang perlu dilakukan di masa yang akan datang dan jelas tujuannya. Langkah-langkah perencanaan sebetulnya bersifat generik yaitu sama dengan alur pikir siklus pemecahan masalah, langkah-langkah pokok yang perlu dilakukan adalah :
1. Analisis situasi
2. Identifikasi masalah dan menetapkan prioritas 3. Menetapkan tujuan
4. Melakukan analisis untuk memilih alternatif kegiatan terbaik 5. Menyusun rencana operasional.
Kelima langkah pokok di atas harus dilaksanakan secara berurutan (sistematis). Setiap langkah yang dilakukan memiliki tujuan sendiri. Analisis situasi sebagai langkah awal dalam perencanaan harus dilakukan sebaik mungkin, sehingga dapat diperoleh gambaran tentang masalah kesehatan yang ada serta faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan tersebut, yang merupakan tujuan dari analisis ini, pada akhirnya akan diperoleh hasil dari analisis ini yang merupakan titik tolak perencanaan kesehatan terpadu dan dalam langkah selanjutnya diikuti oleh kegiatan untuk merumuskan masalah secara jelas, sekaligus menentukan prioritas masalah-masalah tersebut.
Yang dimaksud dengan masalah dalam perencanaan kesehatan tidak terbatas pada masalah gangguan kesehatan saja, akan tetapi meliputi semua faktor yang mempengaruhi kesehatan penduduk (lingkungan, perilaku, kependudukan dan pelayanan kesehatan).
Menurut Abraham. L, masalah adalah terdapatnya kesenjangan (gap) antara harapan dengan kenyataan. Oleh sebab itu, cara perumusan masalah yang baik yaitu jika rumusan tersebut jelas menyatakan adanya kesenjangan. Kesenjangan tersebut dikemukakan secara kualitatif dan dapat pula secara kuantitatif.
termasuk masyarakat. Sehingga masalah yang ditetapkan untuk ditanggulangi betul-betul merupakan masalah dari masyarakat, sehingga dalam pelaksanaan kegiatan untuk menanggulangi masalah kesehatan yang ada, masyarakat dapat berperan aktif didalamnya.
Menetapkan prioritas dari sekian banyak masalah kesehatan di masyarakat saat ini merupakan tugas yang penting dan semakin sulit. Manager kesehatan masyarakat sering dihadapkan pada masalah yang semakin menekan dengan sumber daya yang semakin terbatas. Metode untuk menetapkan prioritas secara adil, masuk akal, dan mudah dihitung merupakan perangkat manajemen yang penting. Oleh karena itu perlu diketahui teknik-teknik analisis prioritas masalah sehingga petugas kesehatan dapat menentukan masalah apa yang paling utama diantara masalah-masalah yang ada.
Menurut Amrulloh (2011) ada banyak metode yang dapat digunakan dalam penentuan prioritas masalah, namun metode yang lazim digunakan oleh puskesmas atau instansi lain dalam menyusun program tahunan antara lain: Metode Hanlon, Metode MCUA (Multi Criteria Utility Assesment), Metode USG (Urgency, Seriousness, and Growth), Metode CARL(Capability, Accesability, Readiness & Leverage) dan Metode NGT (Nominal Group Technique).
Diantara metode-metode yang tersebut di atas, tentu mempunyai kelemahan dan kelebihan masing-masing. Dalam makalah ini tidak semua metode tersebut akan dijelaskan, namun hanya metode NGT yang akan dibahas lebih lanjut. Metode NGT merupakan salah satu cara menetapkan prioritas penyelesaian masalah dengan metode teknik scoring. Proses untuk metode NGT dilaksanakan dengan memperhatikan urgensi dari masalah, keseriusan maslah yang dihadapi, serta kemungkinan bekembangnya masalah tersebut semakin besar.
1.2 Rumusan Masalah
2. Bagaiman Langkah – langkah cara menentukan masalah mengunakan metode NGT?
3. Bagaimanakah implementasi dari metode NGT prioritas penyelesaian masalah?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mempelajari pengertian metode USG
2. Mempelajari langkah-langkah cara menentukan masalah menggunakan metode USG
3. Mengetahui implementasi dari metode USG dari penentuan prioritas masalah.
BAB II
2.1 Definisi NGT
Suatu keterampilan pokok yang harus dimiliki oleh para perencana kesehatan ialah kemampuan memimpin proses dinamika kelompok untuk identifikasi dan penentuan prioritas masalah dan urutan pemecahan masalah. Salah satu proses dinamika kelompok yang harus dikuasai adalah Delbecq Technique atau Nominal Group Technique (NGT) yang dilaksanakan melalui suatu forum pertemuan dari para ahli, yaitu para ahli kesehatan dan kelompok perencana.
Nominal Group Technique (NGT) adalah salah satu quality tools yang bermanfaat dalam mengambil keputusan terbaik. Dalam quality management, metode ini dapat digunakan untuk berbagai hal, mulai dari mencari solusi permasalahan, hingga memilih ide pengembangan produk baru. NGT adalah suatu metode untuk mencapai konsensus dalam suatu kelompok, dengan cara mengumpulkan ide-ide dari tiap peserta, yang kemudian memberikan voting dan ranking terhadap ide-ide yang mereka pilih. Ide yang dipilih adalah yang paling banyak skor-nya, yang berarti merupakan konsensus bersama. Metode ini dapat menjadi alternatif brainstorming, hanya saja konsensus dapat tercapai lebih cepat. Teknik ini awalnya dikembangkan oleh Delbecq dan VandeVen, yang kemudian diaplikasikan untuk perencanaan program pendidikan untuk orang dewasa oleh Vedros.
Tujuan NGT yaitu :
1. Identifikasi masalah dan penentuan prioritas (Need Identification and Priority Setting)
2. Pemilihan alternatif pemecahan masalah dan penentuan prioritas (Action Definition and Priority Setting)
3. Melibatkan personel pada semua tingkatan organisasi dalam pengambilan keputusan final
Teknik ini terdiri dari serangkaian aktivitas yang berurutan yaitu :
1. Menuliskan masalah atau pemecahan masalahnya, sesuai dengan tujuan forum, tanpa diskusi atau tanya jawab (silent generation of ideas in writing) 2. Membuat daftar atau melakukan listing hasil masalah yang telah ditulis oleh
3. Mendiskusikan daftar masalah yang telah disusun 4. Membuat daftar dan pra-penentuan prioritas
5. Mendiskusikan hasil daftar dan pra-penentuan prioritas yang telah disusun 6. Penentuan prioritas berdasarkan hasil diskusi forum.
2.2 Langkah-langkah NGT
2.2.1 Langkah-langkah persiapan NGT Langkah-langkah NGT adalah sebagai berikut: 1. Persiapan gugus tugas
Lakukan pembagian tugas sebelum pertemuan dimulai. Tentukan: a. Pimpinan proses NGT
b. Penulis di flipchart c. Pencatat skor d. Pembaca hasil
2. Persiapan ruang pertemuan
Meja dan tempat duduk diatur seperti huruf U yang terbuka ujungnya (round table) dimana pada ujung meja yang terbuka ditempatkan flipchart atau papan tulis. 3. Persiapan sarana atau peralatan
a. Daftar hadir atau absensi
b. Kertas flipchart atau papan tulis lengkap dengan alat tulisnya c. Alat tulis di masing-masing meja
d. Kalkulator (jika perlu) 4. Persiapan peserta
a. Tentukan siapa saja orang yang akan diundang atau dilibatkan untuk melaksanakan NGT.
b. Untuk tingkat Dinkes kabupaten yang harus dilibatkan antara lain para Kasubdin dan Kasie.
c. Untuk tingkat Puskesmas yan harus dilibatkan antara lain Kepala Puskesmas, dokter puskesmas, bidan, dan perawat.
d. Jumlah peserta 7-10 orang.
1. Silent Generation of Ideas in Writing
Fasilitator mengutarakan pertanyaan atau masalah ke kelompok dalam bentuk tertulis di kertas. Selanjutnya, masing-masing peserta diminta untuk menuliskan seluruh ide yang muncul di kepalanya. Para peserta diminta untuk bekerja secara independen, tanpa berdiskusi sama sekali dengan peserta lain. Tahap ini membutuhkan sekitar 10 menit.
2. Recorded Round Robbin Procedure
Selanjutnya, fasilitator meminta peserta untuk berbagi ide-ide yang sebelumnya sudah mereka tuliskan di kertas. Sang moderator menuliskan ide-ide dari tiap peserta pada papan tulis, supaya semuanya dapat melihat. Ide yang sama tidak disertakan, namun jika ada perspektif atau penekanan yang berbeda, dapat dimasukkan. Lanjutkan proses ini hingga seluruh ide dari tiap peserta dapat terdokumentasi. Pada tahap ini tidak ada diskusi atau debat, dan peserta boleh menuliskan ide-ide baru yang muncul sepanjang proses. Tahap ini membutuhkan sekitar 15-30 menit.
3. Serial Discussion of Ideas
Selanjutnya, peserta diminta untuk memberikan penjelasan yang lebih detail mengenai ide-ide yang telah dikemukakan. Setiap peserta boleh mengajukan komentar ataupun pertanyaan mengenai ide-ide tersebut, dan yang menjawab tidak harus orang yang mengajukan ide tersebut. Intinya, fasilitator bertugas untuk memastikan bahwa tiap peserta dapat memberikan kontribusi pada diskusi, serta menjaga proses tetap netral, tanpa ada judgement atau serangan ke pihak tertentu. Fasilitator juga bertugas supaya seluruh ide dapat dibahas secara menyeluruh, dan tidak terpaku pada beberapa ide saja Tahap ini membutuhkan waktu sekitar 30-45 menit.
4. Voting Priority
tinggi merupakan ide yang paling disukai dan disepakati bersama oleh kelompok.
5. Discussion of Vote
Pada tahapan ini, didiskusikan lagi urutan prioritas masalah yang dihasilkan dari langkah 4, unutk mendapatkan komentar dan masukan guna mencapai kesepakatan bersama. Apabila masih ada yang kurang puas, maka langkah nomer 4 bisa diulang kembali. Apabila urutan prioritas sudah disepakati, maka proses NGT selesai dan hasil kesepakatan tersebut menjadi kepuasan final. 6. Silent Rerank and Rate of Priorities
Langkah ini merupakan langkah cadangan yang dipergunakan apabila hasil langkah nomer 4 masih belum ada kesepakatan. Menetapkan urutan prioritas pada langkah ini adalah final.
2.2.3 Menentukan prioritas masalah dengan metode NGT 2.2.4 Kelebihan dan kekurangan metode NGT
1. Keunggulan
a. menghasilkan ide yang lebih banyak dibandingkan dengan diskusi biasa b. menyeimbangkan peran masing-masing individu, membatasi dominasi dari
orang yang punya pengaruh dalam kelompok
c. menghilangkan `persaingan` dalam kelompok juga tekanan untuk `konformitas`
d. mendorong peserta untuk menyelesaikan masalah dengan constructive problem solving
e. tiap peserta dapat memberikan prioritas idenya secara independent dan tertutup
2. Kelemahan
a. Membutuhkan persiapan
b. hanya memfasilitasi untuk pencapaian satu tujuan saja. Satu pertemuan hanya membahas satu topic
3.1 Gambaran Umum Puskesmas Kalirungkut Surabaya 3.1.1 Geografis, Administrasi, Batas Wilayah dan Iklim
Puskesmas Kalirungkut terletak di Kecamatan Rungkut Kelurahan Kalirungkut, dengan batas disebelah utara kecamatan Sukolilo, sebelah selatan kecamatan Gunung Anyar, sebelah barat kecamatan Tenggilis dan sebelah Timur kecamatan Penjaringan Sari. Puskesmas Kalirungkut terletak di wilayah Surabaya timur di jalan raya yang mudah dijangkau transportasi umum. Luas wilayah kerja Puskesmas Kalirungkut adalah 511,461 Ha yang terbagi dalam 3 kelurahan yaitu Kelurahan Kalirungkut, Kelurahan Rungkut Kidul dan Kelurahan Kedung Baruk. 3.1.2 Demografi
Berdasarkan jumlah penduduk Riil di wilayah kerja Puskesmas Kalirungkut tahun 2010 yaitu 52.087 jiwa yang terdiri dari laki-laki 26.147 jiwa dan perempuan 25.940 jiwa.
3.1.3 Visi dan Misi 3.1.3.1 Visi
Visi dari Puskesmas Kalirungkut adalah “Menjadikan Puskesmas Kalirungkut sebagai pusat pelayanan kesehatan dasar yang bermutu”
3.1.3.2 Misi
Untuk mendukung terwujudnya visi tersebut di atas, maka Puskesmas kalirungkutmenetapkan misi puskesmas sebagai berikut :
1. Meningkatkan pelayanan kesehatan demi kepuasan masyarakat 2. Meningkatkan jangkauan program dan jangkauan wilayah 3. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia
4. Meningkatkan sarana dan prasarana yang memadai, demi kelancaran pelayanan kepada masyarakat
3.1.4 Tujuan Puskesmas Kalirungkut
Tujuan yang ingin dicapai di Puskesmas Kalirungkut :
4. Terpenuhinya sarana dan prasarana yang memadai, demi kelancaran pelayanan kepada masyarakat.
3.2 Analisis Situasi
Jumlah sarana kesehatan tahun 2010 di wilayah kerja Puskesmas Kalirungkut adalah sebagai berikut : puskesmas pembantu 1, posyandu balita 51 posyandu, posyandu Usila 6 posyandu
1. Input
Input dalam pendekatan sistem meliputi 6M 2T 1I (Man, Money, Material, Methode, Machine, Market, Technology, Time, Informasi)
2. Proses
Proses analisis situasi menggunakan pendekatan SWOT :
O
Kategori Bobot (B) Nilai (N) Bobot
Faktor Internal Strength
Tingkat Pendidikan 5/53=0,09 1 0,09
Kompetensi SDM 5/53=0,09 1 0,09
Mesin lengkap 5/53=0,09 2 0,18
Teknologi komputerisasi 4/53=0,07 2 0,14
Kecanggihan Alat Kesehatan 4/53=0,07 2 0,14
Informasi yang jelas dalam Pelayanan 4/53=0,07 1 0,07
Jumlah SDM 4/53=0,07 1 0,07
Jumlah 0,78
Weakness
Ketersediaan obat dan BHP Pendukung 3/53=0,05 -1 -0,05
Kontrol dan Pengawasan 3/53=0,05 -1 -0,05
Sistem Pencatatan dan Pelaporan 4/53=0,07 -1 -0,07
Subsidi biaya 3/53=0,05 -1 -0,05
Beban kerja tinggi dan Overlapping 2/53=0,03 -2 -0,06
Motivasi Kerja 3/53=0,05 -1 -0,05
Gaji 4/53=0,07 -1 -0,07
Jumlah =53 -0,40
S+W = 0,78+(-0,40)= 0,38 Faktor Eksternal
Opportunity
Kebijakan/peraturan 5/44=0,11 2 0,22
Letak strategis 5/44=0,11 2 0,22
Akses mudah 5/44=0,11 1 0,11
Dekat tempat rujukan 5/44=0,11 2 0,22
Banyak fasilitas kesehatan didaerah/luar 3/44=0,07 2 0,14
Kemudahan Mengakses Info Promkes 4/44=0,09 2 0,18
Tidak ada masyarakat yang buta huruf 4/44=0,09 2 0,18
Jumlah 1,27
Treath
Pengetahuan Pasien 4/44=0,09 -1 -0,09
Banyak fasilitas kesehatan didaerah/luar 5/44=0,11 -2 -0,22
Adanya penduduk musiman 4/44=0,09 -2 -0,18
Jumlah=44 -0,49
O+T=1,27+(-0,49)=0,78
Penjelasan:
Dari Kurva analisis SWOT diatas menggambarkan situasi bahwa puskesmas Kalirungkut berada pada kuadran I yakni merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Organisasi tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang dan kekuatan yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth oriented strategy).
3. Output
Dari hasil analisis situasi ditemukan output berupa masalah yang ada di organisasi, meliputi :
Nama Program Tahun
2010 2011
populasi populasi bayi mendapat
ASI eksklusif
2430 75 % 0 1129 80 % 0.78 %
jumlah bumil yang mendapat 90 tablet Fe
1314 85 % 13.97 % 785 90 % 14.81 %
jumlah Kunjungan Neonatus
1196 90 % 24.71 % 1129 88 % 28.99 %
jumlah
kunjungan bayi
2430 90 % 40.74 % 1289 82 % 32.28 %
jumlah bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A 100.000 SI 1x pertahun
1196 85 % 73.97 % 1129 85 % 68.88 %
3.3 Penentuan Prioritas Masalah
Dari permasalahan diatas akan dilakukan penentuan prioritas masalah
menggunakan teknik USG (Urgency, Seriousness, Growth) yang dilakukan oleh
anggota kelompok.
Data Pengambilan Prioritas Masalah
NO MASALAH NILAI KRITERIA TOTAL
(UxSxG)
1. Rendahnya Bayi mendapat ASI eksklusif
2. Rendahnya Jumlah
bumil yang mendapat 90 tablet Fe 100.000 SI 1x pertahun
Langkah-langkah :
1. Membuat kode pada masalah
A = Rendahnya Bayi mendapat ASI eksklusif
B = Rendahnya Jumlah bumil yang mendapat 90 tablet Fe C = Rendahnya Jumlah Kunjungan Neonatus
D = Rendahnya Jumlah kunjungan bayi
E = Rendahnya Jumlah bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A 100.000 SI 1x pertahun
2. Perbandingan
U (Urgent) S (Serious) G (Growth)
B/E = E
Variabel U S G Total
A
1 = Rendahnya Jumlah bumil yang mendapat 90 tablet Fe
2 = Rendahnya Jumlah bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A 100.000 SI 1x
3 = Rendahnya Jumlah Kunjungan Neonatus 4 = Rendahnya Jumlah kunjungan bayi 5 = Rendahnya Bayi mendapat ASI eksklusif
3.5 Penentuan Prioritas Penyebab Masalah
Setelah diketahui prioritas masalah yang ada, selanjutnya melakukan identifikasi penyebab timbulnya masalah yang terjadi pada rendahnya Jumlah bumil yang mendapat 90 tablet Fe menggunakan metode diagram tulang ikan.
Langkah menggunakan diagram tulang ikan, meliputi :
1. Mengumpulkan beberapa orang yang mempunyai pengalaman dan keahlian memadai mengenai masalah yang terjadi.
Tulang utama diagram ini berisi faktor penyebab masalah, misalnya faktor manusia, faktor bahan dan alat kesehatan, faktor metode/teknologi, faktor masyarakat/pasien dan faktor lingkungan kerja. Berikut uraian kemungkinan penyebab masalah yang menimbulkan rendahnya jumlah bumil yang mendapat 90 tablet Fe
Berdasarkan penentuan penyebab masalah yang telah diuraikan, diketahui penyebab masalah yang menimbulkan rendahnya jumlah bumil yang mendapat 90 tablet Fe, antara lain :
1. Man:
a. Di Puskesmas terdapat banyak tenaga kerja baru sehingga kurang pengalaman tentang masalah rendahnya jumlah bumil yang mendapat 90 tablet Fe yang ada di wilayah Puskesmas. b. Peran kader yang kurang dalam menangani masalah
pemberian 90 tablet Fe pada bumil. 2. Methods
a. Metode promosi yang disampaikan kurang menarik, dapat disebabkan kurangnya ketrampilan yang dimiliki yang disebabkan tidak adanya kegiatan pelatihan mengenai promosi kesehatan tenaga kerja.
b. Komunikasi dalam penyampaian informasi tentang pentingnya tablet Fe bagi bumil kurang jelas.
3. Money
a. Kurangnya kerja sama dengan pihak sponsor.
Man
Banyak Petugas Baru
Peralatan promkes yg
terbatas Bahasa yang
digunakan terlalu
kurang Peran kader kurang
kurangnya pengetahuan kader tentang pentingnya tablet Fe bagi bumil
Gambar 2.6 Diagram Fish Bone pada Rendahnya Jumlah Bumil yang Mendapat 90 Tablet Fe di Puskesmas Kalirungkut Surabaya
Berdasarkan diagram Fish Bone dapat diketahui akar penyebab dari masalah rendahnya jumlah bumil yang mendapat 90 tablet Fe di Puskesmas Kalirungkut Surabaya a ntara lain :
1. Man
a. Informasi dari petugas kesehatan yang kurang mengenai pemberian 90 tablet Fe di Puskesmas Kalirungkut.
b. Kurangnya Pengetahuan dari kader tentang pentingnya pemberian 90 tablet Fe di Puskesmas Kalirungkut.
2. Methods
a. Peralatan promosi kesehatan yang terbatas 3. Money
a. Komunikasi dengan pihak sponsor yang kurang komunikatif. 3.6 Pelaksanaan NGT untuk pemecahan masalah
Langkah-langkah NGT adalah sebagai berikut: 1. Persiapan
a. Persiapan gugus tugas
Melakukan pembagian tugas sebelum pertemuan dimulai.
1) Pimpinan NGT : Harnila Purwindasari
2) Petugas pembagi kertas : Agustina Z. Nisa
3) Personil yang bertugas sebagai notulis : Dewi Putri A.
b. Persiapan ruang pertemuan
Mathods Money
Kurangnya kerjasama dengan pihak sponsor luar Media promosi kurang
menarik
Meja dan tempat duduk diatur seperti huruf U yang terbuka ujungnya (round table) dimana pada ujung meja yang terbuka ditempatkan flipchart atau papan tulis. Ruang pertemuan di
c. Persiapan sarana atau peralatan 1) Daftar hadir atau absensi 2) Kertas kosong
3) Papan tulis lengkap dengan alat tulisnya 4) Alat tulis di masing-masing meja 5) Kalkulator (jika perlu)
6) Persiapan peserta d. Jumlah Peserta
Jumlah peserta 10 orang yang mewakili masing-masing kelompok. 2. Langkah inti Persiapan NGT (Nominal Group Technique)
a. Silent Generation of Ideas in Writing
1) Membagikan lembar kertas kepada setiap peserta NGT yang hadir masing-masing 5 lembar.
2) Menuliskan pemecahan masalah sebanyak-banyaknya pada kertas yang dibagikan tersebut dalam waktu 10 menit.
3) Menuliskan pemecahan masalah dalam kalimat yang singkat (pendek dan jelas).
4) Mengerjakan sendiri dengan tenang dan bebas tanpa saling mempengaruhi satu sama lain.
b. Recorded Round Robbin Procedure
1) Membacakan ide dari peserta yang telah ditulis pada kertas. Pada putaran pertama membacakan ide nomer satu yang ditulis oleh peserta, pada putaran kedua membacakan ide nomer dua, dan seterusnya, selanjutnya akan dicatat oleh tugas pencatat pada lembar flipchart.
3) Menghindari terjadinya diskusi dari ide yang ditulis. c. Serial Discussion of Ideas
Mendiskusikan ide-ide yang sudah tertulis di papan, dengan menghidari penggabungan atau penghilangan salah satu ide, jika tidak terlalu mendesak. Penggabungan atau pengurangan hanya boleh dilakukan dengan persetujuan peserta yang mempunyai ide tersebut. d. Voting Priority
1) Membuat daftar ide (bentuk tabel taily) yang paling penting dari yang sudah ada pada papan tulis, dengan cukup menuliskan nomor dari ide yang dimaksud, sebaiknya tiap peserta memilih 2-3 ide saja.
2) Membagikan kertas kepada peserta, kemudian peserta memilih ide-ide yang paling penting dari ide-ide yang telah dituliskan di papan tulis atau flipchart.
3) Kemudian kertas dikumpulkan untuk ditulis pada tabel tally.
Contoh tabel tally
No. Pemecahan Masalah Frekuensi (turus) 1.
4) Mendaftar list hasil pemecahan masalah hasil tabel tally berdasarkan nomor urut penyelesaian masalahnya. Daftar masalah inilah yang akan diprioritaskan oleh masing-masing peserta.
5) Lakukan ranking dari ide yang dipilih menurut urutan prioritas. Langkah ini dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
Tahap 1 : ide yang paling penting diberi nilai tertinggi 5 dan ide yang paling tidak penting diberi nilai terendah 1.
Tahap 2 : sisa ide yang masih ada 3 buah, pilih yang terpenting dan diberi nilai 4, kemudian yang paling tidak penting diberi nilai 2.
Tahap 3 : sisa ide masih 1 buah lalu beri ide tersebut nilai 3.
Contoh hasil skoring peserta Penyelesaian
Masalah
Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3
1
7) Penyelesaian masalah dengan total nilai terbesar adalah penyelesaian masalah yang paling penting (paling diprioritaskan) dan masalah dengan total nilai terendah adalah penyelesaian masalah yang paling tidak penting (paling tidak diprioritaskan).
e. Discus kemudian sion of Vote
Pada tahapan ini, didiskusikan lagi urutan prioritas masalah yang dihasilkan dari langkah 4, unutk mendapatkan komentar dan masukan guna mencapai kesepakatan bersama. Apabila masih ada yang kurang puas, maka langkah nomer 4 bisa diulang kembali. Apabila urutan prioritas sudah disepakati, maka proses NGT selesai dan hasil kesepakatan tersebut menjadi kepuasan final.
f. Silent Rerank and Rate of Priorities