• Tidak ada hasil yang ditemukan

Arah Kebijakan Nasional dan Prioritas JABAR Rancangan Awal RKP 2018 V01

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Arah Kebijakan Nasional dan Prioritas JABAR Rancangan Awal RKP 2018 V01"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

REPUBLIK INDONESIA

Arah Kebijakan Pembangunan Nasional dan

Prioritas Nasional di Provinsi Jawa Barat

Dalam Rancangan Awal RKP 2018

Disampaikan dalam Pembukaan Rangkaian Musrenbang Provinsi Jawa Barat

(2)

Kerangka Paparan

2

Pengantar

Pengantar

Kerangka Makro dan Wilayah

Kerangka Makro dan Wilayah

Rancangan Tema, Prioritas Nasional, dan Program Prioritas

Rancangan Tema, Prioritas Nasional, dan Program Prioritas

Kebijakan Penyelarasan RKPD dengan RKP Tahun 2018

Kebijakan Penyelarasan RKPD dengan RKP Tahun 2018

Prioritas Nasional Rancangan Awal RKP 2018 di Provinsi Jawa

Barat

Prioritas Nasional Rancangan Awal RKP 2018 di Provinsi Jawa

Barat

Penutup

Penutup

Lampiran

(3)

3

Pengantar

Pengantar

(4)

Pengantar

1. Pendekatan Penyusunan RKP 2018 dilakukan dengan Perkuatan

Pelaksanaan Kebijakan

Money Follow Program

.

2. Penguatan tsb dilaksanakan dengan Pendekatan

Holistik-Tematik,

Integratif dan Spasial

dengan memperhatikan pada:

Pengendalian perencanaan

Perkuatan perencanaan dan penganggaran untuk RKP 2018

Perkuatan perencanaan berbasis kewilayahan

Perkuatan integrasi sumber pendanaan.

(5)

Perkuatan Implementasi

Money Follow Program

RK

P

201

8

RK

P

201

8

Menajamkan

Prioritas Nasional

Memastikan

pelaksanaan

program

Menajamkan

Integrasi Sumber

Pendanaan

10 PN dan 30

Program

Prioritas

10 PN dan 30

Program

Prioritas

Pengendalian

dilakukan sampai

ke level proyek

(satuan 3)

Pengendalian

dilakukan sampai

ke level proyek

(satuan 3)

Belanja K/L, Belanja

Non K/L, Belanja

Transfer ke Daerah,

PHLN, BUMN, PINA

dan Swasta

Belanja K/L, Belanja

Non K/L, Belanja

Transfer ke Daerah,

PHLN, BUMN, PINA

dan Swasta

(6)

Perkuatan Perencanaan dan Penganggaran RKP 2018

Melanjutkan implementasi

Money Follow Program

Melanjutkan implementasi

Money Follow Program

1. Integrasi sumber pendanaan

untuk pencapaian sasaran

pembangunan

(Belanja K/L –

Subsidi/PSO – Dana Transfer

Khusus – Dana Desa – PMN

BUMN – KPBU - PINA)

2. Menyusun proyek prioritas

nasional (“satuan 3”)

3. Menyusun skala prioritas

proyek sebagai dasar alokasi

anggaran

Memperkuat koordinasi

antar K/L dan Pusat-

Daerah

Memperkuat koordinasi

antar K/L dan Pusat-

Daerah

1. Mengintegrasikan proyek

prioritas nasional untuk

sasaran pembangunan

2. Memastikan kesiapan

proyek prioritas nasional

3. Memastikan penganggaran

proyek prioritas nasional

4. Meningkatkan koordinasi

KemKeu - Bappenas

(belanja operasional –

belanja prioritas)

Memperkuat kendali

program

Memperkuat kendali

program

1. Pengalokasian anggaran dan

revisi proyek prioritas nasional

harus mendapat persetujuan

Bappenas dan KemKeu

2. Menyempurnakan format

RKP-RKAKL-DIPA untuk

meningkatkan kendali program

3. Melaksanakan data

sharing

(Bappenas-KemKeu-Menko)

untuk pengendalian dan monev

4. Bappenas melakukan

pengendalian sumber

pendanaan

SINKRONISASI PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

SINKRONISASI PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

Agar penyusunan RKP hingga pengamanan alokasinya di RAPBN 2018 dapat

berjalan efektif, langkah-langkah sinkronisasi perencanaan dan penganggaran

perlu dilakukan

(7)

Pengendalian Perencanaan

PRIORITAS NASIONAL

Pengembangan Dunia Usaha

dan Pariwisata

PRIORITAS NASIONAL

Pengembangan Dunia Usaha

dan Pariwisata

PROGRAM PRIORITAS

Pengembangan 3 Kawasan Pariwisata

PROGRAM PRIORITAS

Pengembangan 3 Kawasan Pariwisata

KEGIATAN PRIORITAS

1. Pembangunan Sarpras

Transportasi

2. Pembangunan Fasilitas

Umum dalam Kawasan

3. Penyiapan Daya Tarik

Wisata

KEGIATAN PRIORITAS

1. Pembangunan Sarpras

Transportasi

2. Pembangunan Fasilitas

Umum dalam Kawasan

3. Penyiapan Daya Tarik

Wisata

SASARAN, LOKASI DAN

PAGU

SASARAN, LOKASI DAN

PAGU

KEMENTERIAN/LEMBAGA

Target

(Rp M)

Lokasi

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

Pengerukan alur masuk Pelabuhan Tanjung

Mas

Reaktivasi Jalur KA Magelang – Yogyakarta

Pembangunan Jalur Ganda Kroya – Kutoarjo

Jalur KA menuju Bandara Adisumarmo

1 paket

28,07

200,00

895,00

3,00

Kota Semarang

Kab. Magelang

Kab.Kutoarjo

Kota Solo

BUMN

Pengembangan Bandar Udara Kulon Progo

1 paket

Kab. Kulon Progo

KEMENTERIAN PARIWISATA

Proyek Promosi produk destinasi wisata

Borobudur dskt melalui media elektronik,

ruang, cetak, dan digital di Eropa dan

Timur Tengah

Proyek Pemberdayaan Masyarakat melalui

peningkatan daya saing produk UKM sektor

Pariwisata

4 paket

840

orang

10,7

1,58

Luar Negeri

Provinsi Jawa

Tengah

PROYEK PRIORITAS NASIONAL : Pengembangan Wisata Borobudur dan Sekitarnya

Pengendalian akan dilakukan hingga tingkat “satuan 3” / proyek untuk

memastikan rencana dijalankan dengan baik

(8)

PROYEK PRIORITAS disusun hingga berbasis

kewilayahan :

KSPN Borobudur dan Sekitarnya

8

Pengembangan Pelabuhan Tanjung

Emas

Reaktivasi Jalur KA menuju

Pelabuhan Tanjung Emas

Pembangunan Jalur

Ganda Kroya - Kutoarjo

Pembangunan

Jalur KA Jogja -

Solo

Reaktivasi Jalur KA

Magelang – Yogyakarta

Jalur KA

Kedungjati –

Tuntang

Pembangunan Jalur KA

menuju Bandara Kulon

Progo

Pembangunan Jalur KA

menuju Bandara

Adisumarmo

Pelabuhan Tanjung Emas

Bandara Internasional

Ahmad Yani Semarang

Bandara Internasional Adi

Sumarmo Solo

Bandara Internasional Adi

Sucipto

(9)

Pengembanga

n Dunia

Usaha dan

Pariwisata

Pengembanga

n 3 Kawasan

Pariwisata

(Borobudur

dskt)

Pengembanga

n 3 Kawasan

Industri (KI)

(Sei Mangkei)

Pengembanga

n 5 Kawasan

Ekonomi

Khusus (KEK)

KEK Maloy

Batuta

Trans-Kalimantan

(MBTK)

Pengerukan alur masuk Pelabuhan Tanjung Mas

Reaktivasi Jalur KA Magelang – Yogyakarta

Pembangunan Jalur Ganda Kroya – Kutoarjo

Jalur KA menuju Bandara Adisumarmo

Perkuatan Integrasi Sumber Pendanaan

Belanja

KL

BUMN

Pemerintah Daerah

Pembangunan PLTU Jawa 8 KSPN Borobudur

1000 MW

Peningkatan kapasitas dan kualitas Bandara

Adi Sucipto

Dana Alokasi Khusus (Penugasan)

Peningkatan jalan

Magelang-Salaman-Borobudur

Peningkatan jalan

Borobudur-Bigalan-Suroloyo

APBD

Pembangunan jalan prov/kab/kota

Belanja

KL

Preservasi jalan Lintas Timur

Sumatera

Pembangunan Fly Over

Seimangke, Pembangunan Jalan

KA antara Bandar Tinggi - Kuala

Tanjung (

SBSN

)

KPBU

Pengembangan

Pelabuhan Hub Kuala

Tanjung

Belanja

KL

Pembangunan

Jalan Akses KEK

Maloy

Pembangunan

Tangki Timbun

CPO

BUMN

Pembangunan Pembangkit

Listrik Tenaga Uap (PLTU)

Kaltim

9

Swasta

Pengadaan Fasilitas MICE

Swasta

Pembangunan Pabrik

(10)

10

Rancangan Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik Tahun 2018

Terdapat

penambahan 4 bidang

DAK Reguler baru

yaitu

Air

Minum dan Sanitasi

untuk

mendukung pemenuhan target

pelayanan dasar (SPM) serta

Pasar

dan Jalan

untuk mendukung

ketersediaan sarpras dalam

mendukung pencapaian Program

Presiden Ekonomi Berkeadilan.

Terdapat penambahan

3 bidang

DAK Afrmasi baru yaitu

Pendidikan, Air Minum, dan

Sanitasi

, untuk menunjang

pelayanan dasar di wilayah

afrmasi, menu dimungkinkan sama

dengan DAK Reguler, tetapi

lokasinya dikunci.

Selain 8 bidang DAK Penugasan

Eksisting Tahun 2017, terdapat

penambahan

1 bidang DAK dari

Kementerian Lingkungan Hidup

dan Kehutanan yang

sebelumnya berada di bawah

Bidang DAK Penugasan Irigasi

dan Sanitasi Tahun 2017.

Pemisahan bidang DAK dilakukan

agar implementasi kegiatan dapat

berlangsung lebih baik

dibandingkan tahun 2017.

Terdapat bidang – bidang yang

kemungkinan sama atau

terdapat di lebih dari 2 jenis

DAK, namun berbeda dalam

fokus menu kegiatan dan

lokasinya

.

RANCANGAN BIDANG DAK FISIK TA 2018

DAK REGULER

DAK AFIRMASI

DAK PENUGASAN

Tujuan: Untuk penyediaan

pelayanan dasar sesuai UU No.

23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah dengan

target

pemenuhan Standar

Pelayanan Minimal (SPM)

dan

mendukung

ketersediaan

sarana dan prasarana untuk

pencapaian Program

Presiden Ekonomi

Berkeadilan

Tujuan: Mempercepat

pembangunan infrastruktur dan

pelayanan dasar

yang fokus

pada Lokasi Prioritas

(Kecamatan) pada Kab/Kota

yang termasuk kategori daerah

perbatasan, kepulauan,

tertinggal, dan transmigrasi

(

Area/Spatial Based

).

Tujuan: Mendukung

Pencapaian Prioritas Nasional

Tahun 2018 yang menjadi

kewenangan Daerah dengan

lingkup kegiatan yang spesifk

serta lokasi prioritas tertentu.

1.

Pendidikan

10.

Pariwisata

1. Kesehatan

(Puskesmas)

1. Pendidikan (SMK)

2.

Kesehatan

dan

KB

11. Jalan

2. Perumahan dan

Permukiman

2. Kesehatan (RS

Rujukan dan RS

Pratama)

3. Air Minum

3. Transportasi

3. Air Minum

4. Sanitasi

4. Pendidikan

4. Sanitasi

5.

Perumahan

dan

Permukiman

5. Air Minum

5. Jalan

6. Pasar

6. Sanitasi

6. Irigasi

7. IKM

7. Pasar

8. Pertanian

8. Energi Skala Kecil

9. Kelautan

dan

Perikanan

(11)

Kerangka Makro dan

Wilayah

Kerangka Makro dan

Wilayah

2

(12)

Asumsi Ekonomi Makro 2018

INDIKATOR EKONOMI

Skenario 2018

Pertumbuhan Ekonomi (%)

5,4-6,1

Inflasi (%): average

3,5

1

Nilai Tukar (USD/IDR): average

13.600 – 13.900

ICP (USD/Barrel)

55

Lifting Minyak (ribu barrel/hari)

800

Lifting Gas (BOE/hari)

1.200

Resiko

Asumsi ekonomi makro 2018 disusun dengan asumsi terjadi perbaikan

pada pertumbuhan ekonomi dan volume perdagangan dunia.

Harga minyak dunia yang lebih tinggi dapat berdampak positif terhadap

penerimaan. Namun dapat berdampak juga pada kenaikan inflasi

(13)

Target Pertumbuhan Ekonomi 2018: Sisi

Produksi

Sumber: Hasil Simulasi Bappenas

6

Sektor utama yang memiliki sumbangan terbesar

terhadap pertumbuhan adalah:

Industri

pengolahan,

terutama nonmigas

Pertanian

Perdagangan

Konstruksi

Informasi

dan

Komunikas

i

3

Sektor prioritas yang akan ditingkatkan peranannya

terhadap pertumbuhan dan penciptaan lapangan

pekerjaan adalah:

Pariwisata

Jasa

Keuang

an

13

Industri pengolahan

Pertanian

Komponen Sisi

Produksi

Pertum-buhan

(%)

Share

(%)

PDB

5,4- 6,1

100

- Industri

Pengolahan

5,1-5,7

20,8-21,0

- Konstruksi

7,7-8,4

11,3-11,4

-

Perdagangan

5,6-6,3

13,2-13,2

-

Informasi dan

Komunikasi

10,5-11,9

3,7-3,8

-

Jasa Keuangan

10,6-11,5

4,4-4,5

-

Pertanian

3,6-4,0

12,8-12,9

-

Transportasi

8,3-9,2

5,6-5,6

(14)

Komponen Sisi

Pengeluaran

Pertumbuhan

Tahun 2018

(%)

Baseli

ne

Skenar

io

PDB

5.2

6.1

- Konsumsi RT

5.2

5.4

- Konsumsi LNPRT

8.2

9.0

- Konsumsi Pemerintah

4.6

4.4

-

Investasi (PMTB)

5.5

8.0

- Ekspor

1.3

2.0

- Impor

1.5

2.5

Target Pertumbuhan Ekonomi 2018: Sisi Pengeluaran

Target Pertumbuhan Ekonomi

6,1 Persen

Pengeluaran

Konsumsi RT

5,5%

Konsumsi LNPRT

9,8%

Konsumsi Pem.

5,0%

PMTB

8,0%

Ekspor

2,7%

Impor

2,8%

Konsumsi dan investasi

harus menjadi pendorong

pertumbuhan

Kebutuhan Investasi: Rp 5.082 T

Kinerja ekspor masih terbatas seiring dengan lemahnya ekonomi global dan stagnannya

harga komoditas. Namun ekspor jasa akan meningkat, terutama didorong oleh peningkatan

pariwisata

Impor akan tumbuh lebih cepat dari ekspor, seiring dengan peningkatan pertumbuhan

ekonomi dan permintaan domestik

Konsumsi pemerintah akan relatif

terbatas seiring ruang fskal yang

sempit, dan prioritas pada alokasi

belanja modal

Sumber: Hasil Simulasi Bappenas

Komponen Sisi

Pengeluaran

Pertumbuhan

Tahun 2018

- Konsumsi RT

5,2

5,3-5,4

- Konsumsi LNPRT

8,5

8,6-8,7

- Konsumsi Pemerintah

4,6

4,0-4,7

-

Investasi (PMTB)

5,6

6,2-8,0

- Ekspor

1,8

2,8-3,8

- Impor

1,9

3,2-4,0

14

Target Pertumbuhan Ekonomi

5,4 - 6,1 Persen

Konsumsi dan investasi

harus menjadi pendorong

pertumbuhan

(15)

Kontribusi Pembangunan Wilayah Per Pulau Tahun 2018

Untuk Mendukung Pertumbuhan Nasional 5,4-6,1 Persen

Wilayah Sumatera

Laju Pertumbuhan

Ekonomi

5,35

Tingkat Kemiskinan

10,25

Tingkat Pengangguran

Terbuka

4,80

Wilayah Kalimantan

Laju Pertumbuhan

Ekonomi

3,59

Tingkat Kemiskinan

5,40

Tingkat Pengangguran

Terbuka

5,10

Wilayah Sulawesi

Laju Pertumbuhan

Ekonomi

7,83

Tingkat Kemiskinan

9,96

Tingkat Pengangguran

Terbuka

Wilayah Papua

4,00

Laju Pertumbuhan

Ekonomi

6,81

Tingkat Kemiskinan

25,85

Tingkat Pengangguran

Terbuka

3,60

Wilayah Maluku

Laju Pertumbuhan

Ekonomi

6,10

Tingkat Kemiskinan

12,52

Tingkat Pengangguran

Terbuka

4,90

Wilayah Bali Nusa Tenggara

Laju Pertumbuhan

Ekonomi

6,22

Tingkat Kemiskinan

13,87

Tingkat Pengangguran

Terbuka

2,80

Wilayah Jawa

Laju Pertumbuhan

Ekonomi

5,63

Tingkat Kemiskinan

9,45

Tingkat Pengangguran

Terbuka

5,90

Sumber: Hasil Simulasi Kedeputian Bidang Pengembangan Regional dan Kedeputian Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan, Bappenas

(16)

Peranan Pemerintah untuk Mendorong 5,4 - 6,1

Persen

UPAYA PEMERINTAH

Investasi

Pemerintah

secara selektif

Investasi

Pemerintah

secara selektif

Fasilitasi Kebijakan untuk

mendorong Pertumbuhan

Ekonomi

Fasilitasi Kebijakan untuk

mendorong Pertumbuhan

Ekonomi

Ruang untuk peningkatan terbatas,

tetapi tetap dijaga

dengan

merealokasi belanja non

produktif ke belanja investasi

Fokus pada proyek yang

mendorong produktivitas dan

peningkatan aktivitas sektor

swasta

a. Infrastruktur listrik

:

b. Infrastruktur transportasi dan logistik

Pelabuhan (penurunan

dwelling

time

)

Pergudangan

Jalan

untuk mendukung

konektivitas

Peningkatan Investasi Swasta

Perlu fokus untuk menghapuskan hambatan

berkembangnya swasta di 6 sektor utama

(industri

pengolahan nonmigas, pertanian, perdagangan,

konstruksi, informasi telekomunikasi, dan jasa keuangan)

Deregulasi peraturan investasi (peningkatan kemudahan

berusaha, EoDB menuju peringkat 40)

Pembenahan Iklim investasi di daerah

Fasilitasi masalah investasi

(RTRW, infrastruktur,

penguatan data potensi investasi, penyelesaian

pengaduan masalah investasi)

Pemanfaatan dan penyaluran

dana repatriasi untuk

investasi

Perbaikan

iklim ketenagakerjaan

: penyempurnaan UU

ketenagakerjaan (harmonisasi UU 13/2003 dengan SJSN)

Menjaga Daya Beli Masyarakat

Reformasi Struktural

16

(17)

Target Penurunan Tingkat Kemiskinan dan

Pengangguran Tahun 2018

Jumlah penduduk

berdasarkan SUPAS 2015 =

255,18 juta jiwa

Jumlah penduduk

berdasarkan proyeksi =

265,02 juta jiwa

TARGET PEMBANGUNAN 2018

Target tingkat kemiskinan: 9-10%

Target tingkat pengangguran terbuka:

5,3-5,5%

Target rasio gini: 0,38

Jumlah penduduk

miskin sekitar 27,8

juta jiwa

(Sumber: BPS, Sept

2016)

Dibutuhkan penambahan kesempatan kerja > 2 juta dalam

setahun

TAHUN 2018

Penduduk Bukan Usia

Produktif (0-14): 70,5

juta

Penduduk Usia

Produktif

(15+):

194,5 juta

Angkatan

Kerja: 129,4

juta

Tingkat Partisipasi Angkatan

Kerja (TPAK) diperkirakan 67%

TAHUN 2016

2015

2016

2017

2018

2019

0

50,000,000

100,000,000

150,000,000

200,000,000

250,000,000

300,000,000

Bukan Angkatan Kerja Penganggur Pekerja Penduduk Bukan Usia Produktif (0-14)

(18)

Rencana Pengembangan Wilayah Jawa

Tahun 2018

Bandara Kertajati

• Peningkatan struktur jalan dari Semarang - Magelang – Yogyakarta

•Pembangunan Jalan Lintas Pantai Selatan Jawa (Temon-Bugel-Girijati-Baron-Jepitu-Jerukwudel)

•Peningkatan kapasitas dan kualitas Bandara Kulon Progo

Wilayah Jawa 2018

Sasaran Laju Pertumbuhan

Ekonomi

6,23

Sasaran Tingkat Kemiskinan

9,45

Sasaran Tingkat

Pengangguran Terbuka

5,90

Pelabuhan Tanjung Priok

Pelabuhan Tanjung Emas

Pelabuhan Tanjung Perak

KEK TANJUNG

LESUNG

Kab. Pandeglang, Banten

Pariwisata

Borobudur dan

sekitranya

Kab. Magelang, Jawa

Tengah

Pariwisata

Bromo-Semeru

Jawa Timur

KI Kendal

Kab. Kendal, Jawa Tengah

Pariwisata

Kep.Seribu

Kab. Kep.Seribu, DKI Jakarta

KI Gresik

Kab. Gresik, Jawa Timur

Sektor-sektor penggerak perekonomian 1. Industri Pengolahan

2. Perdagangan besar dan eceran 3. Konstruksi

4. Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

Lokasi prioritas penurunan tingkat

kemiskinan :

1. Provinsi D.I Yogyakarta

2. Provinsi Jawa Tengah

3. Provinsi Jawa Timur

4. Provinsi Jawa Barat

Lokasi prioritas penurunan tingkat

pengangguran tebuka :

1. Provinsi Jawa Barat

2. Provinsi Banten

TOL SOLO-KERTOSONO

TOL PEMBANGUNAN JALAN TOL CILEUNYI - SUMEDANG - DAWUAN

PHASE II DAN III TOL PEMBANGUNAN JALAN

AKSES TOL CIMANGGIS - NAGRAK

PEMBANGUNAN JALUR GANDA KA ANTARA MAJA-RANGKAS BITUNG (SBSN)

REAKTIVASI JALUR KA MAGELANG – YOGYAKARTA

JALUR KA MENUJU BANDARA KULONPROGO

JALUR KA MENUJU PELABUHAN TANJUNG PERAK

JALUR KA MENUJU PELABUHAN TANJUNG EMAS

JALUR KA MENUJU BANDARA KERTAJATI

JALUR GANDA KA MADIUN JOMBANG (SBSN)

KEDUNGBANTENG-MADIUN (SBSN)

Kawasan Strategis Prioritas Nasional 2018

Kawasan Strategis Prioritas RPJMN 2015-2019

18

•Modernisasi Jaringan Irigasi DI. Rentang

•Normalisasi dan Perkuatan Tanggul Kali Bekasi, Kali Cikeas, Kali Cileungsi, Kali Cisadane

•Pembangunan Bendung DI. Kamijoro Kab. Bantul

•Pembangunan Bendungan: Bener, Ciawi, Cipanas, Leuwikeris, Sukamahi, Sindang Heula, Way Sekampung, Bendo, Gondang, Pidekso, Tukul

•Pembangunan DI. Progo Pistan Kab. Temanggung

•Pembangunan Pengaman Pantai di Jakarta Tahap 2

(19)

19

Perbaikan Pertumbuhan Ekonomi Spasial

FEEDER PORT MALAHAYAT

TANJUNG EMAS

KARIANGAU BALIKPAPAN

PALARAN SAMARINDA

PANTOLOA N

KENDARI

TERNATE

AMBON JAYAPURA

TRAYEK FEEDER HUB PORT

TANJUNG PRIOK

TANJUNG PERAK

MAKASAR

BITUNG BELAWAN/

KUALA TANJUNG

TRAYEK HUB TOL LAUT

INDES LINES INDES LINES

Pendulum

Sumber: BPS

Pertumbuhan

Ekonomi

BATAM

SORONG

“Untuk mengurangi ketimpangan dan penurunan biaya logistik, diperlukan pengembangan kawasan-kawasan industri

pengolahan dan meningkatkan produktivitas daerah-daerah potensial terutama di Kawasan Timur (Sulawesi yang memiliki

pertumbuhan >> rata-rata nasional) yang terintegrasi dengan tol laut sebagai tulang punggung distribusi logistik”

(20)

Rancangan Tema, Prioritas

Nasional, dan Program

Prioritas

Rancangan Tema, Prioritas

Nasional, dan Program

Prioritas

3

(21)

Rancangan Tema RKP 2018

TEMA RENCANA KERJA PEMERINTAH 2018 :

“Memacu Investasi dan Infrastruktur Untuk Pertumbuhan dan Pemerataan”

Upaya Menjaga Pertumbuhan Ekonomi 2017 dan

Mendorong Pertumbuhan Ekonomi 2018

Memperbaiki

Kualitas Belanja

.

Peningkatan

iklim usaha dan iklim investasi

yang lebih

kondusif

Peningkatan

daya saing

dan

nilai tambah

industri

Peningkatan

peran swasta

dalam pembiayaan dan

pembangunan infrastruktur

Memprioritaskan Belanja

Pemerintah

Untuk Pencapaian Sasaran

Prioritas Nasional

Peningkatan Kualitas

Money Follow Program

dengan pendekatan Holistik, Tematik,

Integratif dan Spasial

RKP 2015*)

RKP 2015*)

Melanjutkan Reformasi Bagi

Percepatan Pembangunan Ekonomi Yang

Berkeadilan

RKP 2016

RKP 2016

Mempercepat Pembangunan Infrastruktur Untuk Memperkuat Fondasi

Pembangunan Yang Berkualitas Mempercepat Pembangunan Infrastruktur Untuk Memperkuat Fondasi

Pembangunan Yang Berkualitas

RKP 2017

RKP 2017

Memacu Pembangunan Infrastruktur Dan

Ekonomi Untuk Meningkatkan Kesempatan Kerja Serta Mengurangi Kemiskinan

Dan Kesenjangan Antarwilayah

RKP 2018

RKP 2018

MEMACU INVESTASI DAN INFRASTRUKTUR UNTUK PERTUMBUHAN

DAN PEMERATAAN

RKP 2019

RKP 2019

Ditentukan dalam

proses

penyusunan RKP

2019

(22)

Penajaman Prioritas Nasional

URAIAN

RKP 2017

RANCANGAN RKP

2018

Prioritas Nasional

23

10

Program Prioritas

88

30

Prioritas yang semakin tajam menjadi dasar dari upaya

penajaman alokasi anggaran pembangunan

Disamping itu disusun pula skala prioritas dari masing-masing

program prioritas yang akan digunakan jika terdapat kenaikan/

penurunan anggaran

(23)

Contoh Penajaman Program Prioritas:

Prioritas Nasional Pendidikan

RKP 2017

Rancangan RKP 2018

23

Peningkatan Akses, Kualitas,

Relevansi dan Daya Saing Pendidikan

Penyediaan Guru dan Dosen yang Berkualitas dan

Penempatan

yang Merata Peningkatan dan Penjaminan

Mutu Pendidikan

Pengemb. Pembelajaran

yang Berkualitas

Peningkatan Pendidikan Agama dan Pendidikan Karakter

Penyediaan Bantuan Pendidikan yang Efektif

Peningkatan Ketersediaan Sarana dan

Prasarana yang Berkualitas

Penguatan Kelembagaan

Perguruan Tinggi

Peningk. Kapasitas Iptek, Inovasi,

dan Daya Saing Perguruan

Tinggi

Peningkatan Relevansi Pendidikan

Peningkatan Akses, Kualitas,

Relevansi dan Daya Saing Pendidikan Penyediaan

Guru dan Dosen yang Berkualitas dan

Penempatan

yang Merata Peningkatan dan

Penjaminan Mutu Pendidikan

Pengemb. Pembelajaran

yang Berkualitas

Peningkatan Pendidikan Agama dan Pendidikan Karakter

Penyediaan Bantuan Pendidikan yang Efektif

Peningkatan Ketersediaan Sarana dan

Prasarana yang Berkualitas

Penguatan Kelembagaan

Perguruan Tinggi

Peningk. Kapasitas Iptek, Inovasi,

dan Daya Saing Perguruan

Tinggi

(24)

24

Revolusi Mental

Revolusi Mental

Kesetaraan Gender

Kesetaraan Gender

Perubahan Iklim

Perubahan Iklim

Tata kelola Pemerintahan

yang Baik

Tata kelola Pemerintahan

yang Baik

Pemerataan

Pemerataan

X. POLITIK, HUKUM, PERTAHANAN & KEAMANAN

27. Penguatan Pertahanan 29, Kepastian Hukum

28. Stabilitas Politik dan Keamanan 30. Reformasi Birokrasi

IV. PENGEMBANGAN DUNIA USAHA DAN PARIWISATA

8. Pengembangan 3 Kawasan Pariwisata (dari 10)

9. Pengembangan 5 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) (dari 10)

10. Pengembangan 3 Kawasan Industri (KI) (dari 14)

11. Perbaikan Iklim Investasi dan Penciptaan Lapangan Kerja 12. Peningkatan Ekspor Barang

dan Jasa Bernilai Tambah Tinggi

V. KETAHANAN ENERGI

13. EBT dan Konservasi Energi 14. Pemenuhan Kebutuhan Energi

VI. KETAHANAN PANGAN

15. Peningkatan Produksi pangan 16. Pembangunan sarana dan

prasarana pertanian (termasuk irigasi)

I. PENDIDIKAN

1. Pendidikan Vokasi 2. Peningkatan kualitas

guru

II. KESEHATAN

3. Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak

4. Pencegahan dan

Penanggulangan Penyakit 5. Preventif dan Promotif

(Gerakan Masyarakat Hidup Sehat)

III. PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

6. Penyediaan Perumahan Layak

7. Air Bersih dan Sanitasi

VII. PENANGGULANGAN KEMISKINAN

17. Jaminan dan Bantuan Sosial Tepat Sasaran

18. Pemenuhan Kebutuhan Dasar 19. Perluasan Akses Usaha Mikro,

Kecil, dan Koperasi

VIII.INFRASTRUKTUR, KONEKTIVITAS, DAN KEMARITIMAN

20. Pengembangan Sarana dan Prasarana Transportasi (darat, laut, udara, dan inter-moda) 21. Pengembangan Telekomunikasi

dan Informatika

IX. PEMBANGUNAN WILAYAH

22. Pembangunan Wilayah Perbatasan dan Daerah Tertinggal

23. Pembangunan Perdesaan 24. Reforma Agraria

25. Pencegahan dan

Penanggulangan Bencana (a.l Kebakaran Hutan)

26. Percepatan Pembangunan Papua

PRIORITAS KHUSUS

Asian Games dan Asian Para Games

Tema RKP 2018 “Memacu Investasi dan Infrastruktur untuk Pertumbuhan dan Pemerataan”

Rancangan Prioritas Nasional dan Program Prioritas 2018

= Highlight prioritas pada slide selanjutnya

(25)

PROGRAM PRIORITAS PENGEMBANGAN 3 KAWASAN PARIWISATA

KEGIATAN PRIORITAS

Pengembangan Danau Toba

KEGIATAN PRIORITAS

Pengembangan Borobudur dan Sekitarnya

KEGIATAN PRIORITAS

Pengembangan Mandalika

KEGIATAN PRIORITAS

Dukungan Pengembangan Destinasi Prioritas*

PROYEK PRIORITAS

Percepatan Pembangunan Infrastruktur Dasar

Pembentukan Kelembagaan Destinasi

Peningkatan Aksesibilitas Pariwisata

Penumbuhan Inovasi Produk dan Kapasitas Daya Tarik Pariwisata

Peningkatan Citra Pariwisata Indonesia di dalam dan luar Negeri

(branding)

Peningkatan Akses Informasi dan Pemasaran Produk Wisata

(Advertising dan Selling) Peningkatan Jumlah dan Kualitas

SDM Pariwisata

Pemberdayaan Masyarakat melalui Peningkatan Daya Saing Produk dan

Jasa UMKM (Homestay dan Desa Wisata)

Penciptaan Destinasi Wisata Bersih, Sehat dan Berkelanjutan

Mitigasi Bencana dan Risiko lain di Destinasi Wisata

Penciptaan Destinasi Wisata yang Aman dan Tertib

Highlight

Proyek Prioritas Terintegrasi:

Pengembangan 3 Kawasan Pariwisata

PROYEK PRIORITAS

Peningkatan Aksesibilitas Pariwisata

Penyusunan Masterplan Terpadu dan Rencana Rinci Tata Ruang

Penumbuhan Inovasi Produk dan Kapasitas Daya Tarik Pariwisata

Peningkatan Citra Pariwisata Indonesia di dalam dan luar Negeri

(branding)

Peningkatan Akses Informasi dan Pemasaran Produk Wisata

(Advertising dan Selling) Pemberdayaan Masyarakat melalui Peningkatan Daya Saing Produk dan

Jasa UMKM (Homestay dan Desa Wisata)

Penciptaan Destinasi Wisata Bersih, Sehat dan Berkelanjutan

Mitigasi Bencana dan Risiko lain di Destinasi Wisata

Penciptaan Destinasi Wisata yang Aman dan Tertib

PROYEK PRIORITAS

Percepatan Pembangunan Infrastruktur Dasar

Peningkatan Aksesibilitas Pariwisata

Penumbuhan Inovasi Produk dan Kapasitas Daya Tarik Pariwisata

Peningkatan Citra Pariwisata Indonesia di dalam dan luar Negeri

(branding)

Peningkatan Akses Informasi dan Pemasaran Produk Wisata

(Advertising dan Selling) Peningkatan Jumlah dan Kualitas

SDM Pariwisata

Pemberdayaan Masyarakat melalui Peningkatan Daya Saing Produk dan

Jasa UMKM (Homestay dan Desa Wisata)

Penciptaan Destinasi Wisata Bersih, Sehat dan Berkelanjutan

Mitigasi Bencana dan Risiko lain di Destinasi Wisata

Penciptaan Destinasi Wisata yang Aman dan Tertib

PROYEK PRIORITAS

25

Pembentukan Kelembagaan Destinasi

Penyusunan Masterplan Terpadu dan Rencana Rinci Tata Ruang

Penumbuhan Inovasi Produk dan Kapasitas Daya Tarik Pariwisata

Peningkatan Citra Pariwisata Indonesia di dalam dan luar Negeri

(branding)

Pemberdayaan masyarakat melalui peningkatan dayasaing produk UKM sektor pariwisata (desa wisata dan

homestay)

Peningkatan Jumlah dan Kualitas SDM Pariwisata

Penyediaan Regulasi dan Fasilitasi untuk Mendorong Investasi di

Destinasi Pariwisata

Penyediaan regulasi dan fasilitasi untuk mendorong investasi di

destinasi pariwisata

Peningkatan aksesibilitas pariwisata (penyediaan sistem dan sarana

transportasi darat, laut, udara terintegrasi)

*7 destinasi prioritas lainnya yaitu Bromo-Tengger-Semeru, Labuan Bajo, Wakatobi, Kepulauan Seribu,

Pulau Morotai, Tanjung Kelayang, Tanjung Lesung

Pelaksana:

Kementerian

Pariwisata,

Kemenkeu,

KemenPUPR,

Kemenhub,

KemenKomin

fo,

(26)

Highlight

Kebijakan Prioritas Nasional:

Penanggulangan Kemiskinan

PKH bagi 6 juta

Keluarga Termiskin

Bantuan pendidikan

bagi 19.7 juta anak

usia sekolah bagi

keluarga sangat miskin

dan miskin

Rastra/Bantuan Pangan

Non-Tunai bagi keluarga

sangat miskin, miskin

dan rentan

Bantuan iuaran

kesehatan bagi 94.4

juta penduduk miskin

dan rentan (termasuk

bayi baru lahir)

Subsidi energi bagi

masyarakat sangat

miskin, miskin dan rentan

Perluasan

kepersetaan Jaminan

Kesehatan dan

Jaminan Sosial

Ketenagakerjaan

Jaminan dan Bantuan

Sosial Tepat Sasaran

Pemenuhan

Kebutuhan Dasar

Mikro, Kecil, dan Koperasi

Perluasan Akses Usaha

Percepatan

kepemili-kan identitas hukum

(akta kelahiran, NIK)

Penyediaan infrastruktur

dasar: sanitasi, air minum,

jalan, jembatan

Bantuan

pembiayaan

KPR swadaya,

sejahtera tapak,

dan satuan rumah

susun

Penyediaan rumah

bagi masyarakat

berpenghasilan

rendah

UMKM dan Koperasi sebagai penggerak

Ekonomi rakyat

Pengembangan sarana

dan prasarana usaha

bagi UMKM

Fasilitasi sertifkasi,

standardisasi, merek,

dan pengemasan

Akses UMKM

untuk mendapat kredit

Perbaikan tata kelola

dan

kelembagaan koperasi

Registrasi usaha skala

mikro

dan kecil

Penyaluran bantuan sosial

kartu kombo untuk

mendukung inklusi

keuangan

Penajaman target wilayah

(prioritas kantong-kantong

kemiskinan)

Mendorong usaha mikro

dan kecil “ naik kelas”

Terfasilitasinya

akses terhadap

pelayanan

kesehatan untuk

mengurangi

angka stunting

(27)

Rasio

Elektrifkasi

96.6%

Akses

Sanitasi

100%

Akes

Perumahan

Layak Huni

Aksesibilita

s

Perbatasan

&

Tertinggal

Penyediaan

Pelayanan

Dasar

Infrastruktur

Mendukung Sektor

Unggulan

Pembangunan TIK:

Palapa Ring

Rencana pita lebar: government,

pendidikan, Kesehatan, commerce,

E-logistik, E-pengadaan

Pembangunan Energi 35 GW

Sasaran 1.200 kWh/Kap. di 2019 (saat ini

Vietnam 1.300 kWh/Kap, Malaysia 4.400 kWh/

Kap.)

Sektor

Unggul

Industri

Pengolah

an

Infrastruktur

Perkotaan

Prioritas Pembangunan Infrastruktur:

Mendukung Keseluruhan Prioritas Nasional

Keamanana

n dan

Keselamata

n

Transportasi

Membangun Angkutan Massal

Berbasis Jalan , Rel &

Intermoda

Meningkatkan kapasitas dan

kualitas jaringan jalan

perkotaan

Mengemban

gkan

transportasi

perkotaan

yang

berkelanjuta

n

Shift

Improv

e

Jaringan

yang

Mendukung

Efsiensi

Perjalanan

Peningkatan

Pangsa

Angkutan

Umum

Konsep Pengembangan Transportasi

Perkotaan

Avoid

27

Energi

untuk

(28)

Kebijakan Penyelarasan RKPD

dengan RKP Tahun 2018

Kebijakan Penyelarasan RKPD

dengan RKP Tahun 2018

4

(29)

29

Dasar Hukum Yang Mendukung Perlunya

Sinergi Perencanaan Pusat dan Daerah

1.

UU No.23 Tahun 2014, Pasal 258 ayat 3 mengamanatkan bahwa

kementerian

atau

lembaga

pemerintah

non

kementerian

berdasarkan pemetaan Urusan Pemerintahan Wajib yang tidak

berkaitan dengan Pelayanan Dasar dan Urusan Pemerintahan

Pilihan melakukan sinkronisasi dan harmonisasi dengan Daerah

untuk mencapai target pembangunan nasional.

2.

UU No.23 Tahun 2014, Pasal 259 ayat 1 mengamanatkan bahwa

untuk mencapai target pembangunan nasional dilakukan

koordinasi teknis pembangunan

antara kementerian atau

lembaga pemerintah non kementerian dan Daerah.

3.

UU No.23 Tahun 2014, Pasal 259 ayat 2 mengamanatkan bahwa

koordinasi teknis pembangunan antara kementerian atau

lembaga

pemerintah

nonkementerian

dan

Daerah

dikoordinasikan oleh Menteri dengan menteri yang

menyelenggarakan

urusan

pemerintahan

bidang

perencanaan pembangunan.

(30)

Dalam UU No.25 Tahun 2004, disebutkan bahwa Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional antara lain bertujuan untuk :

Mendukung

koordinasi antarpelaku pembangunan

Menjamin

terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi antar

fungsi pemerintahan dan sinergi pusat dan daerah.

Pencapaian

sasaran dan prioritas pembangunan nasional

,

Kewenangan hanya oleh Pemerintah Pusat, seperti pertahanan,

keamanan, politik luar negeri.

Kewenangan oleh semua tingkat pemerintahan sesuai dengan

kewenangan, spt pertumbuhan ekonomi, angka kematian ibu dan bayi,

angka partisipasi murni, dll.

Dalam kerangka pencapaian tujuan tersebut, maka

sasaran prioritas

pembangunan nasional

harus dijabarkan ke semua tingkat dan fungsi

pemerintahan sesuai dengan kewenangan.

Saat ini,

Sinergi dan integrasi perencanaan antar pusat dan daerah belum

sepenuhnya terwujud, karena tidak seluruh perencanaan yang disusun

oleh Pemerintah Pusat mencerminkan kebutuhan di tiap-tiap daerah.

Disisi lain, perencanaan pembangunan di daerah yang perlu dukungan

pemeritah pusat masih belum disusun berdasarkan isu strategis daerah

yang sinergi dengan Prioritas Nasional.

Tahapan Penyelarasan RKPD dan RKP 2018

(31)

31

Tahapan Penyelarasan RKPD dan RKP 2018

(2/2)

Penyusunan RKP 2018 didasarkan pada kebijakan

money follows

program

yang dilaksanakan melalui pendekatan perencanaan

Tematik,

Holistik, Integratif

dan

Spasial.

Pendekatan perencanaan tersebut perlu diperkuat dengan

peran Pemerintah Provinsi

sebagai wakil pemerintah pusat di

daerah

dari awal penyusunan perencanaan tahunan

nasional

yang ditujukan untuk :

Integrasi perencanaan antara pusat (RKP) dan daerah (RKPD);

Integrasi penganggaran antara pusat (APBN) dan daerah (APBD);

Penguatan perencanaan spasial (kesiapan dan keakuratan lokasi

pembangunan).

Rapat Koordinasi Teknis Pusat dan Daerah

forum antara pusat dan

daerah (pembahasan Prioritas Nasional)

sebagai masukan dalam

penyusunan Rancangan Awal RKP,

Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional

forum antara

pusat dan daerah (pembahasan Prioritas Nasional)

sebagai masukan

(32)

Penyelarasan RKPD - RKP

32

Proyek Prioritas Nasional dan Dukungan Integrasi

Perencanaan dan Penganggaran Pusat – Swasta - Daerah

APLIKASI

Aplikasi SIMU

RKP

Rencana Kerja

Pemerintah

(RKP)

Tema RKP

Prioritas Nasional (PN)

Program Prioritas (PP)

e

-Planning

KemenPPN/Bappenas

Sasaran PN

Kegiatan

Prioritas (KP)

Sasaran KP

Indikator KP

Proyek PN

Proyek KL

Proyek Non KL

Proyek Daerah

Kegiatan Prioritas (KP)

Sasaran KP

Indikator KP

Proyek PN

Proyek KL

TATA KELOLA, PROSES, ISI SUBSTANSI DAN KETERKAITAN

Sumber

Pendanaan :

APBN

Sumber

Pendanaan :

APBN

Sumber

Pendanaan :

SWASTA

Sumber

Pendanaan :

SWASTA

Sumber

Pendanaan :

APBD

Sumber

Pendanaan :

APBD

SIMLARAS

RKP

SIMLARAS

(33)

Prioritas Nasional Rancangan Awal

RKP 2018 di Provinsi Jawa Barat

Prioritas Nasional Rancangan Awal

RKP 2018 di Provinsi Jawa Barat

5

(34)

34

Arah Kebijakan Makro Provinsi Jawa Barat

Untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun 2018 sebesar 5,4 - 6,1

persen, maka pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat diharapkan dapat tumbuh sebesar

5,46 - 5,75 persen, dengan tingkat kemiskinan 8,32 persen dan tingkat pengangguran

7,70 persen

*)

.

Keterangan: *) Proyeksi Bappenas dalam Rancangan Awal RKP 2018

Pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Barat didukung oleh sektor Pengolahan, sektor Perdagangan Besar & Eceran, dan sektor Pertanian, Kehutanan & Perikanan dengan kontribusi total sebesar 66,95 persen. Pemerintah daerah perlu menjaga pertumbuhan keempat sektor tersebut agar dapat mendukung pertumbuhan ekonomi Jawa Barat.

Keterangan: *) Realisasi angka kemiskinan BPS bulan September **) Proyeksi Direktorat Penanggulangan Kemiskinan Bappenas

N

o Provinsi

Tingkat Kemiskinan

Jumlah Kabupaten dengan kemiskinan >=

10% tahun 2015 Realisasi*) Proyeksi Target**)

2015 2016 2017 2018

1 DKI Jakarta 3,61 3,75 3,50 3,23 1 2 Jawa Barat 9,57 8,77 8,68 8,32 14 3 Jawa Tengah 13,32 13,19 12,52 12,10 26

4 DI Yogyakarta 13,16 13,1 13,80 13,63 3 5 Jawa Timur 12,28 11,85 11,49 11,06 25 6 Banten 5,75 5,36 5,42 5,11 1

Provinsi Jawa Barat Share ADHB

  Sektor 2010 2011 2012 2013 2014 2015

1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 9,83 9,34 8,93 9,06 8,74 8,71 2 Pertambangan dan Penggalian 3,32 3,80 3,27 2,77 2,43 1,70 3 Industri Pengolahan 44,5

1

4 Pengadaan Listrik dan Gas 0,59 0,63 0,69 0,70 0,79 0,73 5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,

Limbah

0,08 0,08 0,07 0,08 0,07 0,07

6 Konstruksi 6,96 7,23 7,80 7,87 8,12 8,25 7 Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi

Mobil dan Sepeda Motor 15,41 15,46 15,91 15,86 15,2515,21 8 Transportasi dan Pergudangan 4,12 4,15 4,20 4,50 4,80 5,54 9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 2,39 2,32 2,35 2,39 2,43 2,50 1

0

Informasi dan Komunikasi 2,29 2,47 2,47 2,40 2,46 2,60

1 1

Jasa Keuangan dan Asuransi 2,23 2,23 2,42 2,57 2,56 2,61

1 2

Real Estat 1,09 1,11 1,10 1,09 1,04 1,01

1 3

Jasa Perusahaan 0,35 0,38 0,39 0,39 0,39 0,40

1

4Adm. Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 2,60 2,48 2,55 2,40 2,32 2,41 1

5Jasa Pendidikan 1,98 2,08 2,27 2,35 2,55 2,66 1

6Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,59 0,58 0,59 0,57 0,63 0,70 1

7Jasa lainnya 1,66 1,76 1,76 1,77 1,82 1,85

  Total 100,00

Growth ADHK

201

0,790,03 4,50 0,58 0,12

-3,396,50-1,25-1,57 0,54 5,60 4,57 7,19 5,11 4,42

-3,91

8,69 8,15 4,79 -8,14 5,51 7,15 6,50 5,95 5,88 13,6

9 13,2

1

8,15 5,45 5,98

8,18 11,8 0

5,21 3,31 3,66

11,5

89,75 4,91 7,78 9,58 7,03 6,94 4,75 6,00 8,10 22,1

010,709,10 17,4716,31 6,55 8,67 12,4

24,36 7,36 11,5

38,41 5,41 4,46 5,46 14,2

3

7,65 7,79 6,92 8,15

-2,82

4,19 -1,39

0,46 5,38

14,6 7

14,6 2

8,93 14,4 3

10,1 9 8,69 8,87 6,61 15,7

814,14

4.504.78 5.03

6.226.176.03

5.56

5.02

4.795.02

Laju PDRB Provinsi Jawa Barat Vs. PDB (dalam persen)

Sumber : Badan Pusat Statistik, Kalkulasi Direktorat Pengembangan Wilayah Bappenas

Prov. Jawa Barat

(35)

35

Beberapa Proyek Prioritas Nasional di Provinsi Jawa Barat

Untuk mendukung kegiatan

prioritas konektivitas nasional,

transportasi perkotaan dan

berbagai rencana indikatif

pembangunan infrastuktur

lainnya yang diharapkan dapat

mengatasi permasalahan

pembangunan di Provinsi Jawa

Barat.

Proyek Pendukung

Konektivitas

Pembangunan Bandar Udara Kertajati

Pembangunan Pelabuhan Patimban

Pembangunan Jalan Akses Bandara Kertajati

Pembangunan Jalan Tol Cileunyi - Sumedang - Dawuan Phase

II Dan III

Proyek Pendukung

Transportasi Perkotaan

Bandung Urban Railway Transport Development,

Electrifcation Padalarang-Cicalengka Line (PHLN-Prancis)

Pembangunan Jalur Ganda KA Padalarang – Cicalengka

Pembangunan Fly Over Buah Batu

Pembangunan Fly Over Kopo

Proyek Pendukung

Pembangunan dan

Rehabilitasi Bendungan dan Embung

Pembangunan Bendungan Ciawi

Pembangunan Bendungan Sukamahi

Pembangunan Bendungan Cipanas

Pembangunan Bendungan Sadawarna

(36)

36

Jatim:

1. Rehab D.I. Pacal (Kab. Bojonegoro) 2. Rehab D.I. Prijetan (Kab. Lamongan) 3. Rehab D.I. Gondang (Kab. Lamongan)

4. Pembangunan Lumbung Air Sukodono (Kab. Gresik)

5. Rehab D.I. Delta Brantas (Kab. Sidoarjo) 6. Rehab D.I. Baru (Kab. Banyuwangi, 15.910 Ha) 7. Rehab D.I. Sampean Baru (Kab. Bondowoso) 8. Rehab Bendung Sungkur

9. Rehabilitasi DI Sampean Lama (Kab. Situbondo)

Jabar:

1. Pembangunan D.I. Rengrang (Kab. Sumedang) 2. Modernisasi Jaringan Irigasi Sekunder D.I.

Rentang (Kab. Majalengka, Cirebon dan Indramayu)

3. Pembangunan DI. Leuwigoong (Kab. Garut) 4. Rehab D.I. Manganti (SI. Lakbok Selatan 4600

Ha)

5. Rehab DI Cikunten I dan II

Jateng:

1. Rehab D.I. Sidorejo (Kab. Grobogan) 2. Rehab D.I. Klambu (Kab. Demak) 3. Rehab D.I. Sedadi (Kab. Grobogan) 4. Rehabilitasi DI. Pemali (27.482 ha) 5. Rehab DI Colo

6. Rehab Drainase Sistem DI. Kalibawang 7. Rehab DI Kedung Puteri (Purworejo)

8. Rehab DI Grogek /Sungapan (Pemalang 7.064 ha) 9. Pembangunan tampungan air suplesi DI Dumpil

(Grobogan)

Sulsel:

1. Pembangunan Bendung D.I. Baliase (Kab. Luwu Utara)

2. Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Baliase Kanan 2 dan Baliase Kiri (Kab. Luwu Utara) 3. Rehab D.I. Kaleana I,II,III (Kab. Luwu Timur) 4. Rehab D.I Palakka (Kab. Bone)

5. Rehab D.I Pattiro (Kab. Bone) 6. Rehab D.I Pamukkulu (Kab. Takalar)

Sumsel:

1. Pembangunan D.I. Lematang (Kota Pagar Alam)

2. Pembangunan D.I. Komering (Kab. OKU Timur, 3.112 ha)

3. Review Desain, AMDAL, LARAP sistem interkoneksi DI Bumi Agung dan Tulung Mas (7.299 ha)

Sumut:

1. Pembangunan Bendung D.I. Sei Wampu (Kab. Langkat) 2. Rehab D.I. Sei Ular (Kab. Deli Serdang dan Serdang Bedagai)

3. Pembangunan Bendung DI Sittakurak (Tapanuli Tengah, 1000 ha)

4. Pembangunan Bendung DI Sidilanitano

5. Pembangunan Bendung Sei Padang Lampung:

1. Pembangunan dan SS D.I. Jabung

2. Pembanguhnan SS Way Besai Kab Way Kanan (7.500 ha)

Sumbar:

1. Pembangunan D.I. Batang Sinamar (Kab. Tanah Datar)

2. Pembangunan DI Kawasan Sawah Laweh Tarusan (3.723 ha)

Aceh:

1. Pembangunan Bendung dan Saluran Penyambung DI. Kr.Pase (Aceh Utara, 9.000 ha)

2. Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Jambo Aye Kanan (3.028 Ha di Kab. Aceh Utara dan Aceh Timur)

3. Pembangunan DI Lhok Guci (Aceh Barat 1000ha)

Banten:

1. Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I. Pamarayan Utara

Kalsel:

1. Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Batang Alai 2. Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Pitap

3. Pembangunan DI Amandit (Kab. Hulu Sungai Selatan)

Sulteng:

1. Rehab D.I. Gumbasa Kab.Sigi

2. Rehab D.I. Sausu Atas Kab.Parigi Moutong

KEGIATAN PRIORITAS IRIGASI PADA SENTRA PRODUKSI

PADI TAHUN 2018

Sumber: diolah dari workshop internal ketahanan pangan, 2016

Selesai 2018

ditunjukkan dengan

warna merah

(37)

37

BENDO,

GONGSENG,

TUKUL, TUGU,

SEMANTOK

RENCANA PEMBANGUNAN WADUK TAHUN 2018

KEUREUTO

, RUKOH,

TIRO

KARIAN,

SINDANGHEULA

LOGUNG, BENER,

RANDUGUNTING, GONDANG,

PIDEKSO

SEI GOONG

TAPIN, RIAM

KIWA

ROTIKLOD,

NAPUNGGETE, TEMEF,

MBAY, MANIKIN

LOLAK,

KUWIL

PASSELORENG,

PAMUKKULU, KARALLOE

BINTANG

BANO,

MENINTING

CIAWI, SUKAMAHI,

CIPANAS,

LEUWIKERIS,

SADAWARNA,

KUNINGAN

SUKOHARJO,

SUKARAJA III

LADON

GI,

KOMERING

II

LAUSIME

ME

SIDAN, TELAGA

WAJA

WAY APU

BALIEM

BOLANGO

HULU

2018

0 5 10 15 20 25 30 7

28 11

Selesai On Going Groundbreaking

Selesai 2017:

Marangkayu, Raknamo,

Tanju, Mila

Selesai 2018: Kuningan, Tugu,

Logung, Gondang, Rotiklod, Bintang

Bano, Sei Gong*

*) Sei Gong diupayakan percepatan

selesai 2017

(38)

38

KEGIATAN PRIORITAS PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BENCANA

TAHUN 2018

Pemb. Pengendali Banjir S. Krueng Singkil (Aceh Singkil) & S. Lawe Alas (Aceh Tenggara); Pemb. Pengaman Pantai Pelangi (Pidie) dan Kota Meulaboh (Aceh Barat)

Pemb.

Pengendali Banjir Tukad Mati di Kab. Badung Pembangunan Pengaman

Pantai Desa Pasar Ipuh (Mukomuko), dan Pantai Penyak (Bangka Tengah)

Pemb. Pengendali Banjir S. Asahan (Asahan); Pemb. Pengendali Lahar Gn. Sinabung (Karo)

Pengendali Banjir S. Warmare di Kab.

Manokwari

Pemb. Pengendali Banjir S.

Batang Bangko (Solok Sel) & Batang Agam (Agam); Pemb. Pengaman Pantai Pantai Tiku (Agam)

Pemb. Pengendali Banjir S.

Motamasin Kab. Malaka

Pengendali Banjir S. Palu, Tanggul Pengaman Pantai Buol

Pemb. Kolam Regulasi Nipa-Nipa (Bantaeng),

Pengendali Sedimen Bawakaraeng S. Jeneberang Kab. Gowa

Pemb. Pengendali Banjir Kota

Merauke Pemb. Sudetan

Ciliwung-KBT,

Normalisasi Ciliwung, Pemb. Pengaman Pantai Jakarta Tahap 2

Pengendali Lahar Gunung Gamalama

Pemb. Pengendali Sedimen S. Matakabo; Pembangunan

Pengaman Pantai Kec. Namrole Kab. Buru Selatan

Pengendali Banjir S. Konaweha Kab. Konawe

Pengamanan Pantai Jongor Pandeglang

Pengendali Banjir S. Mamasa (Mamasa)

Pengendali Banjir Way Ketibung Way Sulan,

Pengaman Pantai Karya Tani

Pembangunan

Pengaman Pantai Pulau Nongsa (Batam)

Pemb. Floodway Cisangkuy &

Kolam Retensi Cieunteng Kab. Bandung, Perbaikan Tebing Tanggul Kritis S. Citarum di Karawang & Kab. Bekasi, Rehab Sal. Tarum Barat Ruas Bekasi-Cawang (MYC) Normalisasi & Perkuatan Tanggul K. Bekasi, K. Cikeas, K. Cileungsi

Pemb. Bendung Gerak Bojonegoro, Pengendali Banjir K. Sadar Kab & Kota Mojokerto Rehab

Terowongan Puncak Gn. Kelud & Jalan Inspeksi Kab. Kediri

Pengendali Banjir Sistem S. Jragung (Demak) Rehab & rekonstruksi sabo dam Merapi K. Woro, Rehab Pengendali Banjir S Bogowonto (Purworejo) Rehab Pengendali Banjir S. Wawar, S. Cokroyasan (Kebumen & Purworejo),

Penanganan Banjir Kota Surakarta, Pemb. Pengendali Banjir Kanal Timur Semarang, Pemb. Pengendali Banjir S. Progo

Pembangunan Pompa Pengendali Banjir Sub DAS Bendung Kota Palembang

Pemb. Pengendali Banjir S. Bolango (Kota Gorontalo) & S. Tilamuta (Kab. Boalemo)

Pemb. Pengaman Pantai Miangas, & Pantai Marore (Kepulauan Talaud)

Selesai 2018

ditunjukkan dengan

warna merah

(39)

Penutup

Penutup

6

(40)

Tahapan Penyusunan RKP 2018

(Desember 2016 – Juli 2017)

40

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Sidang Kabinet

(RKP)

Rangkaian

Musrenbang

Provinsi

Pengesahan Perpres RKP

2018

Musrenbang

Nasional

Pembahasan

Pendahuluan di

DPR

(41)

41

Proses Utama Penyusunan RKP 2018 sampai

Bulan April

Workshop

Internal

Arah Kebijakan

Presiden

Workshop

Internal

Arah Kebijakan

Presiden

Koordina

si

dengan

Mitra K/

L

Koordina

si

dengan

Mitra K/

L

Rancangan Awal RKP & Pagu

Indikatif

Rakorbangpus

Multilateral & Bilateral

Meeting

Rancangan Awal RKP & Pagu

Indikatif

Rakorbangpus

Multilateral & Bilateral

Meeting

Rakortek

K/L dengan

Daerah

Rakortek

K/L dengan

Daerah

Musrenban

g Provinsi

Musrenban

g Provinsi

Musrenban

g Nasional

Musrenban

g Nasional

e-Planning

SIMU

e-Planning

SIMU

e-Musrenbang

(42)

42

Musrenbang sebagai Forum Penyelarasan RKP dan

RKPD

10

PRIORITAS

NASIONAL

Sasaran Prioritas

Indikator Sasaran

Kewenangan:

Pusat (K/L)

Provinsi

Kab/Kota

Pendanaan:

K/L

DAK (Penugasan)

PNM

KPBU

APBD

Musrenbang

Provinsi

1. Prioritas Daerah dan

Nasional

2. Sasaran Daerah dan

Nasional

3. Kewenangan

Pusat

Provinsi

4. Pendanaan

APBD

DAK

Penugasan

K/L

Musrenbang

Kab/Kota

1. Prioritas Daerah

2. Sasaran Daerah

3. Kewenangan

Pusat

Provinsi

Kab/Kota

4. Pendanaan

APBD

DAK

K/L

Musrenbang

Nasional

1. Prioritas Nasional

2. Sasaran Nasional

3. Kewenangan

Pusat

Provinsi

4. Pendanaan

K/L

DAK

BUMN

KPBU

PINA

Readiness

criteria

(43)

Penutup

43

Sasaran

dan

Prioritas Pembangunan Nasional

adalah alat untuk mencapai tujuan bernegara

di semua tingkat pemerintahan. Dalam

pencapaian sasaran

dan

prioritas pembangunan

nasional

, bisa hanya dilakukan oleh Pemerintah Pusat, seperti pertahanan, keamanan, politik

luar negeri, dll. Selain itu juga bisa dilakukan oleh semua tingkat pemerintahan sesuai dengan

kewenangan. Dalam kerangka pencapaian tujuan bernegara tsb, maka

sasaran prioritas

pembangunan nasional harus dijabarkan ke semua tingkat pemerintahan sesuai

dengan kewenangan

.

Pelaksanaan rangkaian Musrenbang di Provinsi Jawa Barat perlu difokuskan pada pelaksanaan

pertemuan multi sektor dan kewilayahan untuk mendukung upaya sinergi perencanaan antara

pusat dan daerah. Dalam pembahasan dengan masing-masing Kabupaten/Kota perlu

diperhatikan:

Pendetailan perencanaan yang lebih fokus dan terintegrasi dengan program/kegiatan

prioritas nasional (lokus kegiatan/proyek berikut kesiapan yang diperlukan)

Perkuatan DAK penugasan dengan lebih meningkatkan keterkaitan alokasi DAK dengan

pencapaian sasaran-sasaran program/proyek prioritas nasional

(44)

Lampiran

7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam strategi pengembangan TOGA perlu dilakukan analisis spesies tumbuhan obat yang bisa dikembangkan dengan kriteria sebagai berikut : spesies tumbuhan obat yang ada di desa

Uji homogenitas dengan tidak terdapatnya partikel-partikel kecil pada seluruh sediaan krim, uji pH dengan nilai pH 6 yang masih dalam interval pH kulit yaitu 4,5-8,0 dan uji

Anggaran yuran keseluruhan program akademik KUIS dan juga anggaran jumlah pinjaman PTPTN (untuk Warganegara Malaysia sahaja) atau Tabung Tajaan Khas KUIS (TKK) dalam dokumen

Luas total lahan kering 144,5 juta ha dan yang sesuai untuk pertanian seluas 99,6 juta ha yang pada umumnya telah digunakan untuk pertanian eksisting baik tanaman pangan

Dari hasil penelitian dan data-data yang telah diuraikan di atas, maka secara umum keadaan sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di SD

Pada sebuah konflik, tujuan pihak yang terlibat konflik biasanya.. memiliki peranan yang sangat penting bagi mereka, sehingga jika

1) Access Divide atau kesenjangan digital tahap awal yang merujuk pada kesenjangan antara masyarakat yang memiliki akses dan yang tidak memiliki akses terhadap TIK,

Sisa – sisa gas klorin yang dihasilkan dari berbagai sumber di caustic soda plant dikirim dan ditarik ke dua buah Hypo Absorption Tower (C. 810) yang ada, dimana gas-gas