• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRAKTIKUM 1 KONVERSI ENERGI SDA Pra Stud

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PRAKTIKUM 1 KONVERSI ENERGI SDA Pra Stud"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM

KONVERSI ENERGI SUMBER DAYA AIR

(2. Prinsip Pembangkitan Tenaga Air Skala Kecil dan Penentuan Komponen)

Oleh :

Kelompok/Shift : 1 (Satu) / Shift 1 TTA Hari, Tanggal Praktikum : Jumat, 16 Maret 2018

Nama (NPM) : 1. Rusydah Ulfa D (240110150016) 2. Rizal Hadyan F (240110150021) 3. Siti Hana Nur S (240110150039) Asisten Praktikum : 1. Akbar Anugrah, S.TP.

2. Novan Hermawan

LABORATORIUM KONSERVASI TANAH DAN AIR DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSRI PERTANIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

2018

(2)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu pemanfaatan air yang cukup cerdas adalah dibentuknya pembangkit listrik tenaga air. Manfaat air yang cukup besar dan berpengaruh terhadap kehidupan manusia secara keseluruhan ini harusnya diimbangi dengan kesadaran menjaga sumber air yang ada di bumi. Pemanfaatan air untuk digunakan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air akan jauh lebih berguna bagi kehidupan. Air dan listrik menjadi dua kebutuhan yang tidak bisa digantikan oleh apapun. Mikrohidro atau yang dimaksud dengan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) adalah suatu pembangkit listrik skala kecil yang menggunakan tenaga air sebagai tenaga penggeraknya seperti, saluran irigasi, sungai atau air terjun alam dengan cara memanfaatkan tinggi terjunan (head) dan jumlah debit air.

Proses perencanaan sistem PLTMH terdiri dari beberapa tahap. Pra- feasibility study dilakukan untuk menentukan lokasi yang cocok dan paling memenuhi syarat (teknis dan non teknis) dari beberapa lokasi yang diusulkan, yang nantinya akan dibutuhkan pengembangan dan investigasi lebih lanjut. Oleh karena itu penilaian pada tahap awal akan di tinjau ulang dan dikerjakan dengan lebih detail. Beberapa pilihan diberikan, kemudian mengadakan peninjauan dan rekomendasi pilihan yang mana yang harus ditindaklanjuti lebih jauh ketingkat Feasibility Study (Studi Kelayakan).

1.2 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut:

1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari pembangkit listrik tenaga air. 2. Mahasiswa dapat mendeskripsikan konsep pembangkit listrik tenaga air. 3. Mahasiswa dapat mengetahui komponen pembangkit listrik tenaga air. 4. Mahasiswa dapat mengidentifikasi studi kelayakan (teknis dan non teknis). 5. Mahasiswa dapat mendeskripsikan tahapan pra-studi kelayakan

(3)

1.3 Metodologi Pengamatan dan Pengukuran 1.3.1 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut: A. Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah alat tulis. B. Bahan

Bahan yang digunakan pada praktikum adalah sebagai berikut: 1. Bagan Studi kelayakan

2. Kriteria Pra-Studi Kelayakan 3. Modul Praktikum

1.3.2 Metode Pelaksanaan

Adapun prosedur dalam melaksanakan praktikum kali ini diantaranya : 1. Praktikan memahami konsep PLTMH.

2. Melakukan analisis terhadap komponen teknis dan non-teknis dalam studi kelayakan PLTMH.

(4)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH)

Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH), adalah suatu pembangkit listrik skala kecil yang menggunakan tenaga air sebagai tenaga penggeraknya, seperti: saluran irigasi, sungai atau air terjun alam dengan cara memanfaatkan tinggi terjunan (head) dan jumlah debit air. Mikrohidro merupakan sebuah istilah yang terdiri dari kata mikro yang berarti kecil dan hidro yang berarti air. Secara teknis, mikrohidro memiliki tiga komponen utama yaitu air (sebagai sumber energi), turbin dan generator. Mikrohidro mendapatkan energi dari aliran air yang memiliki perbedaan ketinggian tertentu. Pada dasarnya, mikrohidro memanfaatkan energi potensial jatuhan air (head). (Kusdiana, 2008)

Semakin tinggi jatuhan air maka semakin besar energi potensial air yang dapat diubah menjadi energi listrik. Di samping faktor geografis (tata letak sungai), tinggi jatuhan air dapat pula diperoleh dengan membendung aliran air sehingga permukaan air menjadi tinggi. Air dialirkan melalui sebuah pipa pesat ke dalam rumah pembangkit yang pada umumnya di bagian tepi sungai untuk menggerakkan turbin atau kincir air mikrohidro. Energi mekanik yang berasal dari putaran poros turbin akan diubah menjadi energi listrik oleh sebuah generator. Mikrohidro bisa memanfaatkan ketinggian air yang tidak terlalu besar, misalnya dengan ketinggian air 2.5 meter dapat dihasilkan listrik 400 W. Beberapa keuntungan yang terdapat pada pembangkit listrik tenaga mikro hidro adalah sebagai berikut:

1. Dibandingkan dengan pembangkit listrik jenis yang lain, PLTMH ini cukup murah karena menggunakan energi alam;

2. Memiliki konstruksi yang sederhana dan dapat dioperasikan di daerah terpencil dengan tenaga terampil penduduk daerah setempat dengan sedikit latihan; 3. Tidak menimbulkan pencemaran;

4. Dapat dipadukan dengan program lainnya seperti irigasi dan perikanan. 5. Dapat mendorong masyarakat agar dapat menjaga kelestarian hutan sehingga

(5)

2.1.1 Klasifikasi Pembangkit Listrik Tenaga Air

Klasifikasi dari pembangkit listrik tenaga air perlu ditentukan terlebih dahulu untuk mengetahui karakteristik tipe/ jenis pembangkit listrik. Mengklasifikasikan sistem pembangkit listrik perlu dilakukan terkait dengan sistem distribusi energi listrik. Klasifikasi pembangkit listrik dapat ditentukan dari beberapa faktor yakni:

1. Berdasarkan tinggi jatuh (head) a. Rendah (< 50 m)

b. Menegah (antara 50 m dan 250 m) c. Tinggi (> 250 m)

2. Berdasarkan tipe eksploitasi

a. Dengan regulasi aliran air (tipe waduk) b. Tanpa regulasi aliran air (tipe run off river) 3. Berdasarkan sistem pembawa air

a. Sistem bertekanan (pipa tekan)

b. Sirkuit campuran (pipa tekan dan saluran) 4. Berdasarkan penempatan rumah pembangkit

a. Rumah pembangkit pada bendungan

b. Rumah pembangkit pada skema pengalihan 5. Berdasarkan metode konversi energi

a. Pemakaian turbin

b. Pemompaan dan pemakaian turbin terbalik 6. Berdasarkan tipe turbin

b. Mini (antara 100 kW dan 500 Kw) c. Kecil (antara 500 kW dan 10 MW) 8. Berdasarkan debit desain tiap turbin

a. Mikro (Q < 0,4 m3/dt)

(6)

c. Kecil (Q > 12,8 m3/dt)

(Arismunandar dan Kuwahara, 2014)

2.1.2 Bagian dan Komponen PLTMH

Pembangkit listrik tenaga mikro hidro dapat dipetakan sebagai suatu sistem yang terdiri dari beberapa komponen bangunan sipil serta komponen elektrikal dan mekanikal, sebagai berikut:

1. Bendungan (Weir). Bendungan (weir) atau waduk dapat adalah bangunan yang berada melintang sungai yang berfungsi untuk membelokkan arah aliran air. Konstruksi bendungan (weir) bertujuan untuk menaikkan dan mengontrol tinggi air dalam sungai secara signifikan sehingga elevasi muka air cukup untuk dialihkan ke dalam intake pembangkit listrik tenaga mikrohidro.

2. Saluran Penyadap (Intake). Saluran penyadap adalah bagian dari konstruksi sipil yang digunakan untuk masuknya air dari sungai menuju saluran pembawa dengan dilengkapi penghalang sampah.

3. Saluran Pembawa (Headrace). Saluran pembawa berfungsi untuk mengalirkan air dari intake sampai ke kolam penenang. Selain itu, saluran ini juga berfungsi untuk mempertahankan kestabilan debit air. Saluran air untuk sebuah pembangkit skala kecil cenderung untuk memiliki bangunan yang terbuka. 4. Saluran Pelimpah (Spillway). Saluran pelimpah berfungsi untuk mengurangi

kelebihan air pada saluran pembawa.

5. Kolam Penenang (Forebay). Kolam penenang berfungsi untuk mengendapkan dan menyaring kembali air agar kotoran tidak masuk dan merusak turbin. 6. Pipa Pesat (Penstock). Pipa pesat (penstock) adalah pipa yang yang berfungsi

untuk mengalirkan air dari kolam penenang (forebay) menuju turbin air.

7. Rumah Pembangkit (Power House). Pada rumah pembangkit ini terdapat turbin, generator dan peralatan lainnya. Bangunan ini menyerupai rumah dan diberi atap untuk melindungi peralatan dari hujan dan gangguan-gangguan lainnya.

(7)

9. Turbin. Turbin berfungsi untuk mengubah energi potensial menjadi energi mekanik. Air akan memukul sudu-sudu dari turbin sehingga turbin berputar. Perputaran turbin ini dihubungkan ke generator. Turbin terdiri dari berbagai jenis seperti turbin Francis, Kaplan, Pelton, dan lain-lain.

10. Generator. Generator dihubungkan ke turbin dengan bantuan poros dan gearbox, memanfaatkan perputaran turbin untuk memutar kumparan magnet di dalam generator sehingga terjadi pergerakan elektron yang membangkitkan arus AC.

11. Sistem Kontrol. Sistem kontrol berfungsi untuk menyeimbangkan energi input dan energi output dengan cara mengatur input (flow) atau mengatur output (listrik) sehingga sistem akan seimbang.

12. Panel Hubung dan Lemari Hubung. Jenis dan pengaturan suatu panel hubung (switch board) ditentukan dengan memperhatikan jumlah unit peralatan, jumlah rangkaian saluran transmisi, sistem kontrol, jumlah petugas kerja (operating personel) serta skala dan pentingnya pusat listrik yang bersangkutan.

13. Jaringan Distribusi. Jaringan distribusi terdiri dari kawat penghantar, tiang, isolator, dan transformator. Jaringan tersebut dapat menggunakan kawat penghantar berbahan aluminium atau bahan campuran lain. (Riadi, 2016)

Gambar 1. Skema PLTMH (Sumber: Dimyati, 2010) 2.2 Studi Kelayakan

(8)

suatu proyek dijalankan, ditunda, atau tidak dijalankan. Studi kelayakan dibutuhkan oleh banyak kalangan, terutama bagi para investor, bank selaku pemberi kredit, dan pemerintah yang memberikan fasilitas tata peraturan hukum dan perundang-undangan, yang tentunya kepentingan semuanya itu berbeda satu sama lainya.

Studi Kelayakan dapat dilakukan untuk menilai kelayakan investasi baik pada suatu proyek maupun bisnis yang sedang berjalan. Studi kelayakan yang dilakukan untuk menilai kelayakan sebuah proyek yang akan dijalankan disebut studi kelayakan proyek, sedangkan studi kelayakan yang dilakukan untuk menilai kelayakan dalam pengembangan sebuah usaha disebut studi kelayakan bisnis. Maksud layak atau tidak layak disini adalah perkiraan bahwa proyek yang akan dapat atau tidak dapat menghasilkan keuntungan yang layak bila telah dioperasionalkan. (Chen, 2011)

2.2.1 Studi Kelayakan Teknis dan Non Teknis

Studi kelayakan teknis merupakan studi identifikasi potensi berdasarkan barometer (parameter) kuantitatif teknis yang dapat menentukan apakah lokasi potensi tersebut memenuhi kriteria-kriteria persyaratan (standar) layak secara aspek teknis. Berdasarkan persyaratan (standar) layak tersebut, suatu rencana pembangunan PLTMH yang diajukan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dapat dievaluasi sehingga dapat dinyatakan kelayakannya secara aspek teknis. Bagian yang termasuk kedalam studi kelayakan teknis adalah studi kelayakan aspek hidrologi, sipil dan mekanikal elektrikal. Sedangkan studi kelayakan non-teknis merupakan parameter (kualitatif) yang menentukan apakah lokasi potensi dapat memenuhi kriteria-kriteria persyaratan (standar) secara aspek non teknis. Bagian yang termasuk kedalam studi kelayakan non teknis adalah studi kelayakan aspek ekonomi, sosial budaya, lingkungan dan keberlanjutan. (Damanik dkk, 2008)

2.3 Pra Studi Kelayakan

(9)

dapat memberikan informasi dan data tentang mungkin tidaknya suatu sungai yang ada tersebut untuk dipakai sebagai sumber energi pembangkit suatu PLTMH. Kegiatan ini dikenal juga dengan kegiatan Pra-FS. Dengan diadakannya survey awal ini, studi potensi PLTMH dapat diputuskan untuk dilanjutkan atau tidak. Waktu pelaksanaan kegiatan Studi Potensi/Pra FS adalah 4 minggu yang meliputi :

a. Desk Study/Study Peta; b. Analisa hidrologi awal; c. Site Head Survey; d. Consep Design;

e. Estimasi Biaya Proyek Awal;

(10)

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Praktikum 3.1.1 Pra Feasibility Study

1. Total panjang jaringan jaringan transmisi / distribusi dan jarak pembangkit terhadap penerima daya / titik beban terjauh untuk sistem off- grid atau jarak pembangkit terhadap titik interkoneksi untuk sistem on–grid masih memungkinkan.

2. Jumlah calon konsumen (orang, KK, penduduk, rumah tangga) tersedia. 3. Potensi daya listrik terbangkit mencukupi.

4. Kontinuitas ketersediaan air.

5. Tidak menurunkan fungsi sitem yang ada.

6. Lokasi pembangkit tidak berada dikawasan cagar alam / budaya yang melarang pembangunan fisik permanen dilokasi tersebut.

7. Adanya potensi SDM atau instruksi lokal yang dapat dikembangkan sebagai pengelola PLTMH.

(11)

3.1.2 Bagan Studi Kelayakan (FS)

Gambar 2. Bagan Studi Kelayakan Berdasarkan Kriteria Pra-FS

studi kelayakan (FS)

FS Ekonomi / finace

FS sosial

budaya FS hidrologi FS sipil

(12)

3.2 Pembahasan

Pra-FS atau pra-feasibility study (studi kelayakan) merupakan langkah atau penjajakan awal yang dapat memberikan informasi dan data tentang layak tidaknya suatu sungai yang ada pada lokasi tertentu untuk dipakai sebagai sumber energi pembangkit suatu Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH), dimana PLTMH adalah suatu sistem pembangkit listrik tenaga air dengan kapasitas kecil yang umumnya sesuai untuk pengguna atau penduduk yang tinggal terpisah dari jarak listrik komersial. Pra-FS menjadi tolak ukur mendasar yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan dilanjutkan atau tidaknya pembangunan PLTMH. Berdasarkan pada bagan studi kelayakan (Gambar 1) yakni lingkup studi kelayakan pembangunan PLTMH secara teknis meliputi FS hidrologi, FS sipil, FS mekanikal elektrikal. Sedangkan studi kelayakan non teknis pada pembangunan PLTMH meliputi aspek ekonomi atau finansial, sosial budaya, lingkungan, dan keberlanjutan.

Kriteria pertama dari Pra-FS yakni total panjang jaringan transmisi atau distribusi dan jarak pembangkit terhadap penerima daya atau titik beban terjauh untuk sistem off-grid atau jarak pembangkit terhadap titik interkoneksi untuk sistem on-grid masih memungkinkan, kriteria pertama tersebut termasuk dalam studi kelayakan teknis: FS sipil, FS mekanika elektrikal, FS ekonomi dan FS lingkungan. FS sipil dimaksudkan bahwa secara teknis sipil program pembangunan mikrohidro yang akan dilaksanakan tersebut layak atau sesuai untuk menopang terbangunnya PLTMH dengan sistem off grid dan on-grid untuk setiap titik bebannya masing-masing. Berikutnya FS mekanika elektrikal yang mana mengumpulkan dan menganalisa data total panjang jaringan transmisi, distribusi dan jarak pembangkit sesuai dengan titik beban yang berbeda. Kemudian FS ekonomi Studi ini dimaksudkan untuk mengetahui biaya pembangunan PLTMH misalnya panjang kabel yang dibutuhkan untuk jaringan transmisi. Terakhir, FS lingkungan yang dimaksudkan untuk memberikan gambaran kepada instansi terkait serta masyarakat setempat, bahwa tidak ada dampak yang serius terhadap kerusakan lingkungan sehubungan dengan akan dibangunnya PLTMH di lokasi tersebut.

Kriteria kedua adalah Jumlah calon konsumen (orang, rumah, kepala keluarga) tersedia dimana kriteria ini masuk kedalam studi kelayakan teknis FS sosial budaya dimana menunjukkan dengan melakukan pendekatan kepada

(13)

masyarakat dan konsumen dilakukan mulai dari tahap penyusunan program atau data. Metode yang digunakan mengacu pada wawancara dan melakukan survei lapangan. Kriteria pra-FS yang ketiga adalah potensi daya listrik terbangkit mencukupi, termasuk kedalam FS mekanika elektrikal dimana menentukan potensi daya listrik terbangkit tersebut dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan data spesifikasi komponen mekanikal elektrikal yang sesuai kebutuhan. Kriteria keempat yakni kontinuitas ketersediaan air dimana sudah jelas dengan kata kuncinya yaitu air, termasuk kedalam FS hidrologi. Studi tersebut dapat dilakukan dengan cara survei lokasi dengan melakukan perhitungan debit minimumnya. Adapula kriteria selanjutnya yakni tidak menurunkan fungsi sistem keairan yang ada, kriteria tersebut termasuk kedalam FS hidrologi dan FS lingkungan yang dimaksudkan fungsi dari sungai atau air yang terdapat pada aliran sungai tersebut tidak berkurang jumlah maupun kualitasnya sebagaimana saat awal sebelum akan dibangun PLTMH. Untuk kriteria pra-FS ke enam masuk kedalam FS lingkungan, FS sosial budaya dan FS sipil. Studi kelayakan teknis dan non teknis tersebut berhubungan dimana lokasi pembangkit listrik tidak berada dikawasan cagar alam dengan melakukan wawancara dan survei lokasi dalam waktu yang berskala.

(14)

3.2 Pembahasan

Praktikum kali ini membahas mengenai studi kelayakan (feasibility study) yang dikaitkan dengan proses perencanaan pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH). Studi kelayakan perlu dilakukan agar suatu perencanaan pembangunan PLTMH ini dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang telah di tetapkan dengan mempertimbangkan berbagai aspek seperti ekonomi, teknis, sosial budaya, lingkungan dan aspek keberlanjutan.

Sebelum melakukan studi kelayakan (FS) alangkah lebih baiknya melakukan pra studi kelayakan (pra FS). Pra FS ini merupakan auatu kajian umum atau melakukan pra FS terlebih dahulu, maka dikhawatirkan akan terjadi pemborosan dana jika ternyata proyek tersebut kurang layak untuk dilaksanakan.

Studi Kelayakan (FS) memiliki dua komponen yakni teknis dan non teknis. Perbedaan studi kelayakan teknis dan non teknis terletak pada parameternya, studi kelayakan teknis memiliki parameter secara kuantitatif, yakni parameter yang dapat diukur dengan angka. Seperti pada aspek hidrologi yang dapat dihitung nilai debit air, aspek sipil yang berhubungan dengan pembangunan, dan kondisi fisik alam, serta aspek mekanikal elektrikal yang berhubungan dengan komponen penghasil listrik seperti turbin dan dinamo. Komponen studi kelayakan non teknis memiliki parameter secara kualitatif, yang biasanya menjelaskan karakteristik atau sifat. Contohnya seperti aspek ekonomi/ finansial yang berkaitan dengan pemeliharaan dan pendapatan masyarakat sekitar, aspek sosial budaya yang berkaitan dengan kebiasaan masyarakat sekitar, aspek lingkungan yang berkaitan dengan dampak yang akan ditimbulkan dari pembuatan proyek, serta aspek keberlanjutan yang berkaitan dengan keberlanjutan proyek PLTMH tersebut yang mencakup kesiapan dari seluruh aspek studi kelayakan.

(15)

Berdasarkan pada bab hasil mengenai kriteria pra FS agar dapat melanjutkan kepada kegiatan studi kelayakan, poin pra fs nomor satu termasuk kedalam kategori FS sipil dan FS ekonomi. Termasuk FS sipil karena pembuatan jaringan transmisi pembangkit merupakan ranah dari sipil yang berhubungan dengan konstruksi dan keadaan topografi dari suatu wilayah. Termasuk kedalam FS ekonomi karena panjang pendeknya pembuatan jaringan transmisi akan berpengaruh pula terhadap ekonomi/ biaya yang digunakan. Poin kedua pada kriteria kelayakan potensi yang menyebutkan “Jumlah calon konsumen (orang, rumah, kepala keluarga) tersedia” termasuk kedalam FS sosial budaya karena berkaitan dengan kondisi masyarakat yang ada di sekitar lokasi pembuatan PLTMH tersebut. Poin ketiga mengenai potensi listrik, termasuk kedalam FS mekanikal elektrikal dan FS hidrologi. Termasuk pada FS mekanikal elektrik karena daya listrik berhubungan dengan turbin yang berhubungan dengan hal elektrik, termasuk pada FS hidrologi karena potensi listrik untuk pembuatan PLTMH berasal dari air, yang artinya berhubungan dengan hidrologi. Poin keempat yaitu “Kontinuitas ketersediaan air.” Termasuk pada FS hidrologi dan FS lingkungan. Karena kontinuitas ketersediaan air juga berpengaruh pada keadaan lingkungan sekitar. Fungsi sistem keairan yang ada termasuk pada FS hidrologi dan lingkungan.

(16)

3.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dan hasil diskusi tentang studi kelayakan dari suatu pembangkit tenaga air skala kecil didapatkan dari point pertama mengenai total panjang jaringan transmisi / distribusi dan jarak pembangkit terhadap penerima daya/titik beban terjauh untuk sistem off – grid atau jarak pembangkit terhadap titik interkoneksi untuk sistem on- grid masih memungkinkan termasuk kedalam studi kelayakan sipil karena studi kelayakan ini dimaksudkan untuk meyakinkan beberapa pihak yang terkait dalam pembangunan suatu PLTMH layak atau tidak untuk pembangunan konstruksi PLTMH dan rencana teknis yang dilakukan sesuai dengan pedoman dan kriteria yang berlaku. dengan metode survei lokasi serta memperhitungkan perencanaan pembangunan PLTMH tersebut. Selanjutnya untuk point nomer dua menegnai jumlah calon konsumen termasuk kedalam studi kelayakan (FS) sosial budaya karena FS ini dimaksudkan agar pembanguan PLTMH ini sesuai dengan sosial dan budaya didaerah tempat pembangunan PLTMH agar pembanguan PLTMH ini tidak menggangu sosial dan budaya setempat begitu pun sebaliknya dengan mempertimbangkan jumlah calon konsumen yang akan terlibat.

Point selanjutnya yaitu potensi daya listrik pembangkit mencukupi termasuk pada FS mekanical electric yang tujuanya untuk memilih suatu turbin serta komponen listrik yang sesuai dengan kriteria sehingga PLTMH dapat dioprasikan dengan baik. Studi yang dilakukan dengan metode survei lapangan serta mengumpulkan dan menganalisa data spesifikasi komponen mekanikalelektrikal yang sesuai kebutuhan dan rencana pembangunan PLTMH. Point ke empat yaitu kontinuitas ketersediaaan air dengan studi kelayakan hidrologi dengan mengetahui debit minimum air mengalir , debit pada saat banjir serta kemarau. Point ke lima yaitu tidak menurunkan fungsi sistem keairan yang ada , point ini termasuk kedalam FS lingkungan dan hidrologi, apabila pembangunan PLTMH ini tidak menggangu sistem perairan di lingkungan tersebut seperti tidak menggangunya pemberian irigasi pada suatu pertanian didaerah tersebut. Studi yang dilakukan yaitu dengan metode survei lapangan

(17)
(18)

BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan pada praktikum Konversi Energi Sumber Daya Air adalah sebegai berikut :

1. Pra-FS atau pra-feasibility study (studi kelayakan) merupakan langkah atau penjajakan awal yang dapat memberikan informasi dan data tentang layak tidaknya suatu sungai yang ada pada lokasi untuk dibangun PLTMH.

2. PLTMH adalah suatu sistem pembangkit listrik tenaga air dengan kapasitas kecil yang umumnya sesuai untuk pengguna atau penduduk yang tinggal terpisah dari jarak listrik komersial.

3. Studi kelayakan secara teknis meliputi FS hidrologi, FS sipil, FS mekanikal elektrikal dan non teknis meliputi aspek ekonomi atau finansial, sosial budaya, lingkungan, dan keberlanjutan.

4. Metode yang dilakukan dari seluruh aspek teknis dan non teknis studi kelayakan pada kriteria Pra-FS yaitu: survei lapangan, perhitungan lapangan, studi literatur, wawancara, dan mencari/mengumpulkan data.

5. Tambahan untuk kriteria Pra-FS dapat difokuskan dari sumber dana untuk pembangunan PLTMH, kemudian dampak yang ditimbulkan pada saat berjalannya pembangunan PLTMH.

4.2 Saran

Adapun saran dari praktikum Konversi Energi Sumber Daya Air adalah sebagai berikut :

1. Praktikan membaca materi yang akan dibahas sebelum praktikum dimulai. 2. Praktikan kondusif saat asisten sedang menjelaskan materi praktikum.

(19)

4.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari Praktikum kali ini adalah:

1.

Studi Kelayakan (Feasibility Study) adalah kajian yang dilihat dari berbagai segi aspek baik aspek legalitas, aspek teknis, pemasaran, sosial ekonomi maupun manajemen dan keuangan, yang hasilnya digunakan untuk mengambil keputusan suatu proyek dijalankan, ditunda, atau tidak dijalankan;

2.

Pra studi kelayakan diadakan untuk mengetahui bahwa suatu studi potensi PLTMH dapat diputuskan untuk dilanjutkan atau tidak;

3. Proses dari studi kelayakan terdiri dari tiga tahap yakni pra-studi kelayakan (pra FS), studi kelayakan (FS), dan penyusunan laporan studi kelayakan; 4. Studi kelayakan terdiri dari dua jenis yakni teknis dan non-teknis;

5. Studi kelayakan non teknis terdiri dari FS ekonomi, FS sosial budaya, FS lingkungan, dan FS keberlanjutan;

6. Studi kelayakan teknis terdiri dari FS hidrologi, FS sipil, dan FS ME (Mekanikal Elektrikal);

7. Berdasarkan daya yang dihasilkan, PLTA terdiri dari lima jenis yakni PLTA pico hydro, micro hydro, mini hydro, small hydro, dan full-scale (large) hydro.

4.2 Saran

Saran praktikum ini yakni:

1. Sebaiknya praktikan diberi contoh jenis jenis penyusunan laporan studi kelayakan suatu PLTMH;

(20)

4.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan pada praktikum kali ini sebagai berikut :

1. Sebelum melakukan pembangunan PLTMH diharuskan melakukan studi kelayakan pada perencanaan tersebut agar sesuai dengan pedoman perencanaan.

2. Studi kelayakan pada PLTMH diantaranya FS sipil, FS ekonomi, FS mekanikal electric, FS sosial budaya, dan FS keberlanjututan.

3. Metode yang dilakukan pada setiap perencanaan yaitu metode survei lokasi dan perhitungan perencanaan.

4. Studi kelayakan ini dimaksudkan untuk meyakinkan beberapa pihak yang terkait dalam pembangunan suatu PLTMH layak atau tidak untuk pembangunan konstruksi PLTMH dan rencana teknis yang dilakukan sesuai dengan pedoman dan kriteria yang berlaku.

4.2 Saran

Adapun saran pada praktikum kali ini sebagai berikut :

1. Sebaiknya praktikan memahami materi sebelum melaksanakan praktikum 2. Praktikan tidak bercanda saat berlangsungnya praktikum

3. Praktikan lebih memperhatikan materi pada saat melakukan praktikum.

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Arismunandar A. dan Kuwahara S. 2004. Buku Pegangan Teknik Tenaga Listrik. Jakarta : PT Pradnya Paramita.

Damanik, dkk. 2008. Pedoman Studi Kelayakan PLTMH. Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi. Departemen Energi Dan Sumber Daya Mineral.

Dimyati, Ari. 2010. Studi Kelayakan Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro di Desa Setren Kecamatan Slogoimo Kabupaten Wonogiri. Jurnal Emitor Vol. 15 No. 02.

Kusdiana, D. 2008. Pedoman Teknis Standardisasi Peralatan dan Komponen Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH). Jakarta: Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral.

Brawisi. 2016. Studi Potensi/ Pra FS. Terdapat pada: http://brawisi-energy.com/services/study-potensipra-fs. (Diakses pada Kamis, 22 Maret 2018 pukul 23.30 WIB)

Chen, Albert. 2011. Studi Kelayakan. Terdapat pada : http://penilai.co.id/studi-kelayakan/. (Diakses pada hari Kamis, 22 Maret 2018 pukul 23.00 WIB)

Gambar

Gambar 1. Skema PLTMH
Gambar 2. Bagan Studi Kelayakan Berdasarkan Kriteria Pra-FS

Referensi

Dokumen terkait

Rekomendasi dari hasil penelitian ini untuk sekolah diharapkan dapat memberikan gambaran perbandingan efisiensi antara praktikum kimia skala kecil dan skala besar

kimia skala kecil pada subtopik pembuatan indikator asam basa alami yang.. menggunakan kit praktikum kimia skala kecil hasil pengembangan

bahwa untuk mendorong pembelian tenaga listrik dari pembangkit tenaga listrik yang menggunakan energi terbarukan skala kecil dan menengah atau kelebihan tenaga listrik (excess

PLN (Persero)dari Pembangkit Tenaga Listrik Yang Menggunakan Energi Terbarukan Skala Kecil dan Menengah atau Kelebihan Tenaga Listrik.. Bangun

Adanya pemanfaatan potensi energi panas bumi di kabupaten Ende ini dengan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi atau PLTP skala kecil berpotensi

Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro atau biasa disebut PLTMH merupakan pembangkit listrik skala kecil yang memanfaatkan aliran air sebagai tenaga (resources) untuk

PLTMH atau Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro adalah suatu pembangkit listrik skala kecil yang menggunakan tenaga air di bawah kapasitas 1 MW yang dapat berasal

Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro adalah PLTA dengan skala atau ukuran yang paling kecil (mikro) baik dari segi daya maupun kebutuhan debit aliran air. Pembangkit Listrik