DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Penjelasan Istilah ... 5
C. Rumusan Masalah ... 5
D. Pembatasan Masalah ... 6
E. Tujuan Penelitian ... 7
F. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10
A. Metode Praktikum ... 10
B. Metode Praktikum dalam Pembelajaran Kimia SMP... 11
C. Metode Praktikum Kimia Skala Kecil ... 12
D. Penuntun Praktikum ... 14
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 21
A. Lokasi dan Objek Penelitian ... 21
B. Metode Penelitian ... 21
C. Alur Penelitian ... 22
1. Studi Pendahuluan ... 2. Penyusunan Penuntun Praktikum dan Instrumen ... 3. Uji Coba Penuntun Praktikum ... 25 26 26 D. Instrumen Penelitian ... 27
1. Angket ... 27
2. Lembar Optimasi Penuntun Praktikum ... 28
3. Lembar Observasi ... 28
E. Prosedur Pengolahan Data ... 29
1. Angket ... 29
2. Lembar Optimasi Penuntun Praktikum ... 29
3. Lembar Observasi ... 30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 31
A. Hasil Studi Pendahuluan ... 31
1. Hasil Analisis Kurikulum KTSP ... 32
2. Hasil Analisis Penuntun Praktikum ... 33
3. Hasil Survei Ketersediaan Bahan ... 35
1. Pengembangan Penuntun Praktikum ... 37
2. Hasil Uji Coba Terbatas Penuntun Praktikum ... 46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 59
A. Kesimpulan ... 59
B. Saran ... 60
DAFTAR PUSTAKA ... 61
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 63
DAFTAR TABEL
Tabel
2.1 Indikator asam basa alami beserta perubahannya ... 20
3.1 Skor angket skala Likert ... 27
3.2 Contoh tabel pengamatan pada Lembar Observasi Optimasi Penuntun Praktikum ... 28
3.3 Skor lembar observasi keterlaksanaan praktikum ... 28
3.4 Kategori rentang skor menurut Arikunto ... 29
4.1 Bahasan kimia di SMP menurut kurikulum KTSP ... 32
4.2 Buku yang memiliki penuntun praktikum pembuatan indikator asam basa alami ... 33
4.3 Data pengamatan optimasi identifikasi bahan alam ... 39
4.4 Data pengamatan optimasi pengukuran waktu pelaksanaan penuntun praktikum.. ... 45
4.5 Data pengamatan keterlaksanaan penuntun praktikum ... 47
4.6 Poin penuntun praktikum kimia skala kecil pada angket respon siswa 51 4.7 Pernyataan mengenai pengantar percobaan pada penuntun praktikum 52 4.8 Pernyataan mengenai alat dan bahan pada penuntun praktikum ... 53
4.9 Pernyataan mengenai langkah kerja pada penuntun praktikum ... 54
4.10 Pernyataan mengenai gambar pada penuntun praktikum ... 54
4.11 Pernyataan mengenai tabel pengamatan pada penuntun praktikum ... 55
DAFTAR GAMBAR
Gambar
3.1 Langkah-langkah penggunaan metode R&D ... 22
3.2 Alur penelitian ... 24
4.1 Bahan dan alat yang digunakan untuk membuat indikator asam basa
alami ... 38
4.2 Warna ekstrak bunga pacar air merah pada larutan asam dan basa 41
4.3 Warna ekstrak bunga tapak dara ungu pada larutan asam dan basa 42
4.4 Warna ekstrak bunga anggrek tanah pada larutan asam dan basa ... 42
4.5 Warna ekstrak daun rhoeo pada larutan asam dan basa ... 43
4.6 Warna ekstrak kunyit pada larutan asam dan basa... 44
4.7 Hasil optimasi menggunakan pelarut alkohol 96% ... 44
4.8 Grafik persentase respon siswa terhadap penuntun praktikum kimia
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat izin penelitian ... 63
Lampiran 2. Kurikulum KTSP IPA untuk SMP/MTs ... 65
Lampiran 3. Hasil wawancara guru mengenai praktikum pada subtopik indikator asam basa alami ... 71
Lampiran 4. Lembar optimasi penuntun praktikum ... 74
Lampiran 5. Hasil optimasi ... 76
Lampiran 6. Penuntun yang tersedia pada kit praktikum kimia skala kecil .... 102
Lampiran 7. Penuntun praktikum kimia skala kecil hasil pengembangan ... 105
Lampiran 8. Penuntun praktikum kimia skala kecil revisi ... 108
Lampiran 9. Angket respon siswa dan guru ... 111
Lampiran 10. Hasil pengolahan data angket respon siswa dan guru ... 115
Lampiran 11. Lembar observasi keterlaksanaan penuntun praktikum ... 118
Lampiran 12. Rubrik observasi keterlaksanaan penuntun praktikum ... 119
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seiring dengan perkembangan teknologi, berbagai metode maupun
model dalam pembelajaran pun dikembangkan agar dapat lebih menarik minat,
meningkatkan kreativitas serta meningkatkan pemahaman siswa. Berdasarkan
PP No. 19 Thn 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 19 ayat (1):
Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreatifitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik
serta psikologis peserta didik.
Kimia merupakan suatu ilmu pengetahuan yang berawal dari fakta
berdasarkan penemuan para ilmuwan yang dijadikan suatu teori. Teori-teori
tersebut akan jatuh bila munculnya teori baru yang lebih kuat. Salah satu cara
untuk membuktikan teori-teori tersebut yang dapat dilakukan saat ini ialah
dengan merancang ulang sebuah fenomena atau cara kerja yang dilakukan oleh
ilmuwan tersebut. Ternyata cara tersebut bukan hanya untuk membuktikan fakta,
namun dapat pula menimbulkan motivasi siswa untuk menarik minat serta
mengembangkan sebuah keterampilan proses yang sering disebut dengan
keterampilan proses IPA. “Untuk menimbulkan motivasi siswa dalam
konsep-konsep, maka setiap siswa diperkenalkan dengan cara para ilmuwan
bekerja untuk mendapatkan teorinya. Cara kerja para ilmuwan ini dikenal
sebagai metode ilmiah yang meliputi langkah-langkah yang disebut
keterampilan proses IPA” (Dahar, et al,1986.
Oleh sebab itu, tidak sedikit para peneliti di bidang pendidikan terus
mengembangkan metode serta model pembelajaran. Salah satunya ialah metode
praktikum yang banyak dikembangkan dalam pembelajaran kimia. Seperti yang
telah dilakukan oleh Heinz Neber dan Michael Anton mengenai pertanyaan
epistemic dalam kegiatan pre-eksperimental (2008), Ian Abrahamsa dan Robin
Millar mengenai studi keefektifan praktikum sebagai metode belajar dan
pembelajaran (2008), Mulyono HAM mengenai model praktikum berwawasan
lingkungan/praktikum kimia skala kecil (2002), atau Susiwi et al, mengenai
keterampilan proses sains siswa SMA pada model pembelajaran praktikum
diskriptif-empiris-induktif-hipotesis dedukatif (MPP D-E-H) (2009), serta masih
banyak peneliti lainnya yang melakukan penelitian mengenai metode praktikum
di berbagai negara.
Berdasarkan paparan di atas, metode eksperimen atau praktikum menjadi
salah satu metode yang menjadi sorotan banyak peneliti. Namun sebagian besar
orang beranggapan bahwa praktikum membutuhkan keterampilan yang tinggi,
dan tidak sedikit pula yang tersandung oleh biaya dalam pelaksanaan praktikum.
Hal tersebut sebenarnya tidak sepenuhnya benar. Praktikum hanyalah rangkaian
dari kegiatan yang telah kita kenal sebagai keterampilan-keterampilan proses
menggunakan alat dan bahan, menerapkan konsep, merencanakan penelitian,
berkomunikasi, mengajukan pertanyaan (Dahar et al, 1986).
Pada kurikulum KTSP 2006 untuk SMP/MTs kompetensi dasar 2.1,
salah satu kegiatan pembelajarannya ialah melakukan percobaan sederhana
untuk menentukan sifat asam dan basa. Berdasarkan survei pada empat SMP di
kota Bandung, percobaan yang banyak dilakukan ialah mengenai indikator asam
basa alami. Salah satunya ialah pembuatan indikator asam basa alami dengan
bahan yang banyak digunakan ialah kembang sepatu, kunyit dan kol ungu.
Namun, praktikum pembuatan indikator alami asam basa yang terlaksana pada
umumnya membutuhkan waktu yang cukup banyak, sedangkan waktu yang
tersedia hanya sedikit. Selain itu, keterbatasan alat dan bahan di laboratorium
sekolah menyebabkan beberapa guru memberikan penugasan pada siswa untuk
membuat ekstrak indikator asam basa alami tersebut di rumah. Sedangkan
kegiatan praktikum di sekolah hanya sebatas pengujian pada larutan asam dan
basa. “Hal ini menunjukkan bahwa metode praktikum memerlukan berbagai
fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan kadangkala
mahal” (Sastradinata, 2009). Salah satu cara untuk mengantisipasi berbagai
kendala tersebut ialah dengan melaksanakan praktikum kimia skala kecil.
Dengan praktikum kimia skala kecil, berbagai kendala tersebut dapat
teratasi. Praktikum kimia skala kecil mampu memecahkan permasalahan
mengenai jumlah alat dan bahan, serta fasilitas yang mengacu pada biaya.
Kelebihan lainnya ialah efektivitas waktu yang digunakan dalam percobaan.
bahan yang digunakan untuk percobaan berkurang, karena alat-alat tersebut
hanya mampu menampung bahan dalam jumlah yang sedikit. Hal ini
mempengaruhi biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli bahan. Kelebihan
lainya ialah kit praktikum kimia skala kecil yang praktis dan tidak memerlukan
tempat luas untuk penyimpanan. Oleh sebab itu model praktikum kimia skala
kecil ini dapat menjadi sebuah alternatif dalam penggunaan metode praktikum.
Dalam pelaksanaan sebuah metode praktikum, salah satu hal yang
penting untuk dipersiapkan adalah penuntun praktikum. Setiap percobaan
memiliki penuntun praktikum masing-masing. Begitu pula pada praktikum kimia
skala kecil pada subtopik pembuatan indikator asam basa alami. Menurut survei,
pada percobaan pembuatan indikator asam basa alami, guru memperoleh
penuntun praktikum atau berupa lembar kerja siswa, berasal dari buku teks.
Namun selain dari buku teks, adapula guru yang membuat sendiri dengan buku
teks sebagai acuan. Penuntun ini tidak dapat digunakan untuk praktikum kimia
skala kecil.
Menurut survei dari 10 buku teks yang beredar di kalangan SMP, hanya
ada 6 buku yang di dalamnya terdapat penuntun praktikum pembuatan indikator
asam basa alami. Dari keenam penuntun tersebut, tidak ada satu pun buku yang
menyediakan untuk model praktikum kimia skala kecil. Penuntun praktikum
kimia skala kecil pada subtopik pembuatan indikator asam basa alami yang
menggunakan kit praktikum kimia skala kecil hasil pengembangan Mulyono
HAM sudah tersedia, namun masih terdapat beberapa kekurangan (akan dibahas
lebih lanjut. Oleh sebab itu, penulis melakukan penelitian yang berjudul
“Pengembangan Penuntun Praktikum Kimia Skala Kecil pada Subtopik
Pembuatan Indikator Asam Basa Alami untuk SMP/MTs”.
B. Penjelasan Istilah
1. Pengembangan berarti memperdalam dan memperluas pengetahuan yang
telah ada (Sugiyono, 2010).
2. Penuntun praktikum merupakan instruksi atau informasi yang disajikan
dalam bentuk tulisan dengan maksud agar peserta didik (praktikan) dapat
bekerja mandiri (individual atau berkelompok) dalam melangsungkan
prosedur percobaan (eksperimen) untuk mencapai tujuan percobaan
(Manan, 2010).
3. Praktikum kimia skala kecil merupakan praktikum kimia sederhana
berwawasan lingkungan dengan jumlah bahan yang lebih sedikit, serta
dengan memodifikasi teknik, alat-alat, dan instruksi (Delta College, 2000).
4. Indikator asam basa alami adalah zat yang dapat menunjukkan sifat atau
derajat keasaman/kebasaan suatu senyawa, yang berasal dari bahan alam
(Manan, 2009).
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan
pengembangan penuntun praktikum kimia skala kecil pada subtopik pembuatan
indikator asam basa alami di SMP/MTs?“.
Namun rumusan masalah yang dipaparkan di atas masih bersifat umum.
Oleh sebab itu, untuk memperjelas penelitian maka dirumuskan
masalah-masalah yang lebih spesifik, yaitu:
1. Bahan alam apa sajakah yang baik untuk digunakan sebagai indikator asam
basa alami?
2. Jenis pelarut apakah yang dapat memberikan hasil optimal dalam pembuatan
indikator asam basa alami?
3. Berapakah jumlah pelarut yang optimal untuk digunakan dalam melarutkan
ekstrak bahan alam pada pembuatan indikator asam basa alami?
4. Bagaimanakah keterbacaan penuntun praktikum kimia skala kecil pada
subtopik pembuatan indikator alami asam basa di SMP?
5. Bagaimanakah penilaian guru terhadap penuntun praktikum kimia skala kecil
pada subtopik pembuatan indikator asam basa alami?
D. Pembatasan Masalah
1. Bahan alam berasal dari tumbuh-tumbuhan di lingkungan sekitar dan
dipilih berdasarkan kesamaan jumlah yang digunakan untuk membuat
indikator asam basa alami. Selain itu, bahan alam dimasukkan ke dalam
kategori baik untuk digunakan sebagai indikator asam basa alami bila
2. Pelarut yang digunakan ialah pelarut yang memberikan hasil optimal,
dengan data awal ialah yang biasa digunakan dalam penuntun praktikum.
3. Penuntun praktikum kimia skala kecil ini hanya dikembangkan hingga
tahap uji coba terbatas untuk mengetahui keterbacaan penuntun
praktikum.
4. Keterbacaan penuntun praktikum dilihat dari dua aspek, yaitu
keterlaksanaan penuntun serta respon siswa terhadap penuntun.
Keterlaksanaan diperoleh melalui lembar observasi selama uji coba
terbatas. Respon siswa diperoleh melalui angket setelah pelaksanaan uji
coba terbatas.
5. Tanggapan guru terhadap penuntun praktikum kimia skala kecil pada
subtopik pembuatan indikator asam basa alami diperoleh melalui angket
respon guru secara terbatas.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh penuntun praktikum
yang dapat digunakan untuk praktikum kimia skala kecil pada subtopik
pembuatan indikator asam basa alami di SMP/MTs.
F. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi banyak manfaat,
1. Bagi Sekolah
a. Mengurangi pengeluaran biaya untuk bahan-bahan yang digunakan
b. Tidak memerlukan tempat yang luas untuk penyimpanan kit praktikum
kimia skala kecil
c. Kit praktikum kimia skala kecil praktis untuk dibawa ke dalam kelas,
bila di sekolah tersebut belum memiliki laboratorium.
2. Bagi Guru
a. Sebagai bahan pertimbangan guru IPA SMP untuk menggunakan
penuntun praktikum kimia skala kecil
b. Efisiensi waktu, baik dalam hal persiapan sebelum praktikum maupun
selama kegiatan praktikum berlangsung, namun tujuan dari penggunaan
metode ini tetap dapat tercapai
c. Mengurangi resiko kecelakaan selama pelaksanaan praktikum.
3. Bagi Siswa
a. Memberikan pengalaman belajar mengenai kegiatan praktikum dalam
ruang lingkup kimia
b. Melatih siswa agar memiliki kemampuan keterampilan proses sains,
dan lebih mandiri
c. Melatih siswa untuk tanggap dan lebih peduli terhadap lingkungan
d. Memperkenalkan siswa terhadap bahan kimia yang terdapat pada
kehidupan sehari-hari
e. Meningkatkan motivasi siswa untuk menyukai mata pelajaran IPA
4. Bagi Peneliti Lainnya
Diharapkan menjadi suatu acuan bagi peneliti selanjutnya dalam membuat
suatu penuntun praktikum kimia skala kecil baik pada subtopik yang sama
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah penuntun praktikum kimia skala kecil
pada subtopik pembuatan indikator asam basa alami. Optimasi dilakukan di
Laboratorium Pembelajaran Kimia UPI. Sedangkan pengujian penuntun
praktikum dilakukan pada salah satu SMP Negeri di Kota Bandung. Subjek
pengujian penuntun praktikum ialah siswa kelas VII semester 1 yang sedang
mempelajari subtopik Indikator Asam dan Basa. Jumlah siswa sebanyak 37
orang, pembagian kelompok beranggotakan 4-5 orang secara acak.
B. Metode Penelitian
Pada penelitian ini digunakan metode penelitian dan pengembangan atau
R&D (Research and Development). Menurut Sukmadinata (2010) penelitian dan
pengembangan merupakan pendekatan penelitian untuk menghasilkan produk
baru atau penyempurnaan produk yang telah ada. Sedangkan menurut Sugiyono
(2010), metode penelitian dan pengembangan adalah metode yang digunakan
untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian dan pengembangan menurut
Gambar 3.1. Langkah-langkah Penggunaan Metode R&D
Pendekatan R&D tepat digunakan dalam penelitian ini. Hal tersebut
ditunjang berdasarkan langkah-langkah yang dilakukan dalam metode R&D
bertujuan untuk mengembangkan suatu produk baru atau untuk
menyempurnakan produk yang telah ada. Metode R&D yang digunakan dalam
penelitian ini ialah menurut Sugiyono.
C. Alur Penelitian
Menurut Sugiyono (2010), tahapan yang dilakukan dalam metode R&D
ialah:
1. Potensi dan Masalah
Potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki
nilai tambah. Masalah adalah penyimpangan antara yang diharapkan
dengan yang terjadi. Namun masalah juga dapat dijadikan sebagai
potensi, apabila dapat didayagunakan. Potensi dan Masalah Pengumpulan Data Desain Produk Validasi Desain Revisi Produk Ujicoba Produk Revisi Desain Ujicoba Pemakaian Revisi
Produk Produksi Masal
2. Mengumpulkan Informasi
Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukkan secara faktual dan aktual,
maka selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi yang dapat
digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk tertentu yang
diharapkan dapat mengatasi masalah.
3. Desain Produk
Produk yang dihasilkan dalam R&D bermacam-macam. Dalam bidang
pendidikan, produk-produk yang dihasilkan diharapkan dapat
meningkatkan produktivitas pendidikan.
4. Validasi Desain
Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah
rancangan produk akan lebih efektif dari yang lama atau tidak.
5. Perbaikan Desain
Setelah desain produk divalidasi, maka akan diketahui kelemahannya.
Kelemahan tersebut selanjutnya dikurangi dengan cara memperbaiki
desain.
6. Uji Coba Produk
Pada uji coba produk, terjadi siklus yaitu tahap uji coba produk, dan
revisi produk yang selanjutnya dilakukan produksi secara masal bila
sudah tidak ada lagi revisi. Untuk memperjelas alur dalam penelitian ini,
Studi Pendahuluan
Gambar 3.2. Alur Penelitian
dilakukan survei lapangan dianalisis
Buku Teks yang Beredar di SMP
Praktikum Indikator Asam Basa Alami Subtopik Indikator Asam Basa
SK dan KD KTSP di SMP/MTs
dianalisis
Penyusunan Penuntun Praktikum dan Instrumen
Instrumen Pengujian Penuntun Praktikum
Hasil Validasi Instrumen Pengujian Penuntun dioptimasi
dan validasi
Perbaikan
Penuntun Praktikum
Hasil Optimasi dan Validasi Penuntun Praktikum
diuji Penuntun Praktikum
Temuan Penelitian, Analisis Data dan Pembahasan
Kesimpulan Pengembangan Produk
Langkah-langkah dalam penelitian pengembangan yang telah dilakukan ialah
sebagai berikut:
1. Studi Pendahuluan
a. Analisis standar kompetensi dan kompetensi dasar KTSP
SMP/MTs dan subtopik indikator asam basa alami
Langkah ini berfungsi untuk mengetahui topik kimia yang
dipelajari di SMP/MTs. Kemudian setelah dipilih topik asam dan
basa, diperkirakan waktu pembelajaran topik ini. Jumlah pertemuan
pada topik asam dan basa ditentukan, serta menentukan alokasi
waktu pada pertemuan yang menggunakan metode praktikum
untuk subtopik indikator asam basa alami.
b. Pengumpulan informasi
Pengumpulan informasi ini berupa survei lapangan mengenai
pelaksanaan praktikum pada bahasan indikator asam basa alami di
SMP, serta studi kepustakaan mengenai lks atau penuntun
praktikum yang terdapat dalam buku teks IPA SMP. Selain itu
informasi mengenai indikator alami asam basa dari berbagai
sumber pun dikumpulkan, sehingga didapatkan referensi untuk
2. Penyusunan Penuntun Praktikum dan Instrumen
a. Penuntun Praktikum
Penuntun praktikum disusun berdasarkan data yang diperoleh pada
studi pendahuluan. Penyusunan penuntun yang dilakukan ialah
identifikasi bahan alam, serta identifikasi jenis dan jumlah pelarut.
Kemudian dilakukan optimasi serta validasi secara berulang
sehingga dihasilkan produk yang dapat diuji coba. Setelah itu akan
dilakukan revisi terhadap penuntun praktikum setelah tahap uji
coba.
b. Instrumen Penelitian
Instrumen disusun untuk mengamati uji coba (optimasi) di
laboratorium, mengetahui keterlaksanaan penuntun praktikum
kimia skala kecil serta respon siswa dan guru terhadap penuntun
praktikum hasil optimasi. Setelah instrumen divalidasi, serta
penuntun praktikum awal telah siap digunakan, maka dilakukan uji
coba terbatas kepada siswa SMP kelas VII. Mengenai instrumen
penelitian akan dibahas lebih lanjut di halaman 26.
3. Uji Coba Penuntun Praktikum
Uji coba penuntun praktikum berupa uji coba terbatas yang dilaksanakan
menggunakan satu kelas. Temuan yang muncul selama pengujian ini
kemudian dianalisis hingga mencapai suatu kesimpulan. Pada uji coba
kecil, lalu dilihat respon siswa dan guru terhadap penuntun praktikum.
Setelah diketahui kelemahannya, penuntun praktikum diperbaiki sesuai
dengan kekurangan yang didapatkan dari temuan tersebut, sehingga di
akhir penelitian diperoleh penuntun praktikum yang lebih baik.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ialah sebagai berikut:
1. Angket
Pedoman angket digunakan untuk mengetahui respon siswa dan guru
(lampiran 9), terhadap penuntun praktikum kimia skala kecil. Skala yang
digunakan adalah Likert scales dengan pernyataan positif (Dhindsa and
Chung 1999; Menis 1983) yang dimodifikasi menggunakan empat
jawaban. Jawaban tersebut ialah sangat setuju (SS), setuju (S), tidak
setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS) dengan keterangan skor
masing-masing pada tabel 3.1.
Tabel 3.1 Skor angket skala Likert Jawaban Item Instrumen Skor
Sangat Setuju 4
Setuju 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
Data yang diperoleh dari angket berupa skor, kemudian dicari rata-rata
2. Lembar Optimasi Penuntun Praktikum
Lembar optimasi penuntun praktikum (lampiran 3) ialah lembar yang
digunakan untuk pengamatan selama optimasi penuntun praktikum.
Bahan :
Perlakuan awal :
Data Pengamatan :
Tabel 3.2. Contoh Tabel Pengamatan pada Lembar Observasi Optimasi Penuntun Praktikum
Pelarut Warna Ekstrak
Warna Ekstrak pada Larutan Uji Intensitas Warna pada Larutan Uji Asam Kuat Basa Kuat Asam Lemah Basa
Lemah Garam
Pada lembar optimasi penuntun praktikum, data yang diperoleh ialah
jenis serta jumlah bahan alam dan pelarut. Data ini akan digunakan untuk
penyusunan penuntun praktikum.
3. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengamati keterlaksanaan penuntun
praktikum (lampiran 11). Lembar observasi ini menggunakan nilai
sebagai pengukur tingkat keterlaksanaan praktikum. Keterangan skor
yang diberikan terdapat dalam tabel 3.3.
Tabel 3.3. Skor lembar observasi keterlaksanaan praktikum Jawaban Item Instrumen Skor
Dilakukan dengan benar 2
Dilakukan dengan kurang benar 1
Kriteria nilai pada lembar observasi lebih jelasnya pada rubrik observasi
(lampiran 12). Skor yang diperoleh diubah menjadi persentase skor untuk
mengukur sejauh mana penuntun praktikum dapat terlaksana.
E. Prosedur Pengolahan Data
1. Angket
Untuk menarik kesimpulan pada angket respon siswa maupun guru, skor
yang didapatkan pada angket dicari rata-rata dari seluruh butir
pernyataan. Kemudian diubah menjadi persentase skor. Selanjutnya
persentase skor dimasukkan ke dalam kategori menurut Arikunto (2009)
pada tabel 3.4.
% � = � �ℎ �� � � ℎ
� � ��� ×� �ℎ × 100%
Tabel 3.4. Kategori rentang skor menurut Arikunto Rentang Persentase Skor Kategori
81-100% Baik sekali
61-80% Baik
41-60% Cukup
21-40% Kurang
< 21% Kurang sekali
2. Lembar Optimasi Penuntun Praktikum
Dari lembar optimasi penuntun praktikum, diambil hasil optimasi yang
optimum. Hal ini dilakukan dengan mempertimbangkan intensitas warna
yang dihasilkan setelah ekstrak yang telah diencerkan diuji pada larutan
asam maupun basa, serta waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
3. Lembar Observasi
Skor yang diperoleh setiap pernyataannya diubah terlebih dahulu menjadi
persentase skor.
% � = � �ℎ �� � � ℎ
� � ��� ×� �ℎ × 100%
Setelah diperoleh persentase skor, diambil kesimpulan mengenai
keterlaksanaan praktikum, mengacu pada kategori skor menurut Arikunto
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penuntun praktikum kimia skala kecil pada subtopik indikator asam basa
alami yang diperoleh setelah melalui tahap optimasi, menggunakan bahan alami
berupa bunga anggrek tanah, bunga pacar air, bunga tapak dara (sebagai
alternatif), umbi kunyit dan daun rhoeo. Pelarut yang digunakan ialah alkohol
96%. Hasil pengukuran waktu yang digunakan peneliti untuk melakukan
praktikum ialah 17-17,5 menit.
Keterbacaan penuntun praktikum dapat dilihat dari keterlaksanaan
penuntun dan respon siswa. Penuntun praktikum yang diperoleh dari optimasi
setelah diuji cobakan secara terbatas kepada 37 orang siswa memiliki
keterlaksanaan yang sangat baik. Respon siswa terhadap penuntun praktikum
juga termasuk dalam kategori sangat baik. Berdasarkan kedua data hasil uji coba
terbatas, maka keterbacaan penuntun praktikum termasuk ke dalam kategori
sangat baik. Respon guru terhadap penuntun praktikum tergolong dalam kategori
sangat baik karena berada pada rentang 81-100%.
Adapun revisi yang dilakukan terhadap penuntun praktikum setelah tahap
uji coba penuntun ialah penambahan poin pengecekan alat pada langkah kerja,
serta penambahan gambar bahan alam yang akan dijadikan indikator asam basa
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, adapun saran yang dapat peneliti sampaikan
adalah sebagai berikut:
1. Dilakukan pengembangan penuntun praktikum pada subtopik indikator
asam basa alami menggunakan bahan alami lainnya, sehingga pengetahuan
mengenai bahan indikator alami lebih luas.
2. Perlu dilakukan uji coba lebih luas sebagai pengembangan dari penuntun
praktikum hasil penelitian ini dengan menggunakan metode R&D agar
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, M., et al. (2003). Strategi Belajar Mengajar Kimia. Common Textbook
(Edisi Revisi). Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.
Arikunto, S. (2009). Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman Teoritis Bagi
Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Bhowmik, P.K., et al. (2009). Advances in Biotechnology. Sharjah: Bentham Science Publishers.
Cahyadi, W. (2006). Analisis & Aspek Kesehatan: Bahan Tambahan Pangan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Dahar, R.W., et al. (1986). Pengelolaan Pengajaran Kimia. Jakarta: Universitas Terbuka, Depdikbud.
Lohachoompol, V., et al. (2004). “The Change of Total Anthocyanins in Blueberries and Their Antioxidant Effect After Drying and Freezing”.
Journal of Biomedicine and Biotechnology. 248–252
Manan, MHA. (2002). Pengembangan dan Implementasi Model Praktikum
Kimia Berwawasan Lingkungan Tempat Tinggal Siswa Pada SMU di Bandung. Laporan Penelitian: tidak diterbitkan.
. (2010). Media Pembelajaran Kimia. Hand-out perkuliahan: tidak diterbitkan.
. (2009). Kamus Kimia. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Mujanugraha, A. (2008). Analisis Kemampuan Kognitif Siswa SMP Kelas IX
dalam Pembelajaran Materi Asam Basa Melalui Praktikum Skala Kecil. Skripsi Sarjana Jurusan Pendidikan Kimia: tidak diterbitkan.
Onslow, M.W. (1916). The Anthocyanin Pigments of Plant. Cambridge: Cambridge University Press.
. (1920). Practical Plant Biochemistry. Cambridge: Cambridge University Press.
Silberberg, M.S. (2007). Principles of general chemistry (1st Edition). New
York: McGraw-Hill.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Taiz, L. dan Zeiger, E. (2010). Plant Physiology (5th Edition). Sunderland:
Sinauer Associates.