• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelayanan Konseling Untuk Anak Usia Dini (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pelayanan Konseling Untuk Anak Usia Dini (1)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PElAYANAN KONSELING UNTUK ANAK USIA DINI

Oleh:

M.Ferdiansyah, M.Pd.,Kons Mferdiansyah34@yahoo.com

Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Univ PGRI Palembang

ABSTRAK

Dewasa ini profesi bimbingan dan konseling telah semakin berkembang, hal ini dilandasi oleh niat para petugas bimbingan dan konseling untuk membantu individu atau kelompak dalam mencegah permasalahan yang akan muncul dimasa remaja serta diharapkan mengembangkan segenap potensi yang dimiliki oleh individu. Pada awal sejarah perkembangan profesi bimbingan dan konseling tahun 1909 dimana pakar bimbingan dan konseling Frank Parsons cenderung fokus pada kegiatan bimbingan karir. Ini berarti bahwa bimbingan dan konseling hanya fokus melayani orang dewasa dan remaja saja, namun sering dengan lahirnya para pakar bimbingan dan konseling. Profesi bimbingan dan konseling menjadi suatu kegiatan yang mampu melayani berbagai bidang pelayanan yang terjadi di masyarakat, tidak terlepas pada anak usia dini pun menjadi sasaran dalam pelayanan bimbingan dan konseling. Anak usia dini memiliki karakteristik yag berbeda dengan orang dewasa, karena anak usia dini tumbuh dan berkembang dengan banyak cara dan berbeda. Sofia Hartati (2005: 8-9) menjelaskan bahwa anak usia dini memeiliki karakter sebagai berikut: 1) memiliki rasa ingin tahu yang besar, 2) merupakan pribadi yang unik, 3) suka berfantasi dan berimajinasi, 4) masa potensial untuk belajar, 5) memiliki sikap egosentris, 6)memiliki rentan daya konsentrasi yang pendek, 7) merupakan bagian dari mahluk sosial. Merujuk pada karakteristik anak usia dini tersebut maka, pelayanan bimbingan dan konseling untuk anak usia dini merupakan kegiatan yang sangat penting dalam mencegah munculnya permasalahan peserta didik di masa depannya.

(2)

A. Pendahuluan

Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentan usia 0-6 tahun (Undang-undang Sisdiknas tahun 2003) dan 0-8 tahun menurut para pakar pendidikan anak. Menurut Mansur (2005: 88) anak usia dini adalah kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik. Mereka memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan yang khusus sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya.

Sesuai dengan Undang-undang Sisdiknas tahun 2003 pasal 1 ayat 14, upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak usia 0-6 tahun tersebut dilakukan melalui Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Pendidikan anak usia dini dapat dilaksanakan melalui pendidikan formal, nonformal dan informal. Pendidikan anak usia dini jalur formal berbentuk taman kanak-kanak (TK) dan Raudatul Athfal (RA) dan bentuk lain yang sederajat. Pendidikan anak usia dini jalur nonformal berbentuk kelompok bermain (KB), taman penitipan anak (TPA), sedangkan PAUD pada jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan lingkungan seperti bina keluarga balita dan posyandu yang terintegrasi PAUD atau yang kita kenal dengan satuan PAUD sejenis (SPS).

Anak usia dini memiliki karakteristik yag berbeda dengan orang dewasa, karena anak usia dini tumbuh dan berkembang dengan banyak cara dan berbeda. Sofia Hartati (2005: 8-9) menjelaskan bahwa anak usia dini memeiliki karakter sebagai berikut: 1) memiliki rasa ingin tahu yang besar, 2) merupakan pribadi yang unik, 3) suka berfantasi dan berimajinasi, 4) masa potensial untuk belajar, 5) memiliki sikap egosentris, 6)memiliki rentan daya konsentrasi yang pendek, 7) merupakan bagian dari mahluk sosial.

Merujuk pada karakteristik anak usia dini tersebut oleh karena itulah pelayanan konseling untuk anak usia dini sangat diperlukan, sebagaimana kita ketahui bahwa guru BK atau konselor sekolah merupakan salah satu ujung tombak pelaksana pendidikan, yang bertugas membantu mengembangkan segenap potensi yang ada pada peserta didik seperti kecerdasan, bakat, minat dan kecendrungan umum setiap peserta didik. Merujuk pada pernyataan tersebut maka, guru BK memiliki peranan penting dalam membantu peserta didik baik di tingkat TK, SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi agar memiliki kemampuan dalam mengembangkan setiap potensi yang terdapat di dalam dirinya.

Keberadaan bimbingan dan konseling di lingkungan anak usia dini sangat diperlukan, karena banyak perilaku bermasalah muncul pada peserta didik saat dewasa di akibatkan oleh masa lalunya di waktu kecil. Hal ini menunjukkan bahwa masa-masa awal anak telah kecolongan dalam tindakan pencegahan terhadap muculnya perilaku bermasalah di masa depan, dengan memperhatikan permasalahan tersebut maka pelayanan konseling untuk anak usia dini sangat diperlukan dalam pencegahan dan pengembangan perilaku peserta didik sejak usia dini.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka, masalah yang menjadi fokus dalam kajian makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana pentingnya pelayanan konseling untuk anak usia dini?

(3)

C. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dalam penulisan makalah ini adalah ;

1. Menambah wawasan, pengetahuan. keterampilan nilai dan sikap guru BK dan konselor dalam menjalankan tugas profesionalnya

2. Sebagai masukan kepada guru BK dan konselor dalam memberikan pelayanan pada anak usia dini

3. Memperjelas langkah kerja arah pelayanan guru BK dan konselor di tingkat pendidikan anak usia dini

4. Membantu guru BK dan konselor dalam mendapatkan referensi mengenai pelayanan konseling untuk anak usia dini

D. Pembahasan

Anak usia dini berada pada masa emas atau golden age, karena anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat dan tidak tergantikan pada masa mendatang. Menurut berbagai penelitian di bidang neurologi terbukti bahwa 50% kecerdasan anak terbentuk dalam kurun waktu 4 tahun pertama. Setelah anak berusia 8 tahun perkembangan otaknya mencapai 80% dan pada usia 18 tahun mencapai 100% (Slamet Suyanto, 2005: 6).

Pada rentang usia 0-6 tahun anak sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat, sehingga diperlukan stimulasi yang tepat agar dapat tumbuh dan berkembang dengan maksimal. Pemberian stimulasi tersebut harus diberikan melalui lingkungan keluarga, TK, RA dan Guru BK dan konselor harus mampu memberikan pelayanan yang mampu mencegah permasalah yang akan muncul pada anak usia dini serta mampu mengembangkan segenap potensi yang ada pada anak usia dini. Adapun penulis merangkum dari berbagai sumber masalah yang sering muncul pada anak usia dini adalah:

1. Pola pikir anak a. Berpikir irasional b. Pikiran negatif

c. Suka menyalahkan orang lain (merasa paling benar) d. Malas masuk sekolah

e. Tidak mau belajar

f. Sulit menghapal kata dan nama benda g. Terlambat berpikir

h. Pelupa

(4)

4. Moral keagamaan a. Anak nakal

b. Anak yang sombong

c. Anak yang suka berbohong d. Keras kepala

e. Sulit diajak belajar beribadah.

Melihat permasalahan yang mungkin muncul pada anak usia dini tersebut, oleh sebab itu pengampu profesi konseling harus siap dengan berbagai pergeseran kerja. Senada dengan pernyataan tersebut Surya (2009) menyatakan bahwa ”Lahan kerja konseling mengalami pergeseran dari situasi isolasi kepada keterkaitan dengan berbagai aspek kehidupan” hal tersebut sesuai dengan pola konseling komprehensif yaitu layanan konseling mencakup semua aspek kehidupan.

Adapun kerangka pikir pola (Spektrum) pelayanan bimbingan dan konseling, dalam membantu mengatasi permasalahan maupun dan mengembangkan potensi anak usia dini adalah sebagai berikut;

Bimbingan dan Konseling di PAUD

Bimbingan Pribadi

Bimbingan Sosial

Bimbingan Karier Bimbingan

Belajar

Materi Bimbingan dan Konseling

Kegiatan Bimbingan dan Konseling 1. Layanan BK

2. Kegiatan Pendukung

(5)

Dengan pola pelayanan tersebut maka anak usia dini diharapkan semuannya mendapatkan pelayanan dari guru BK atau konselor untuk mengembangkan segenap potensi yang dimilikinya. Merujuk pada karakteristik yang dimiliki oleh anak usia dini tersebut,tampak jelas sekali bahwa anak usia dini rentan sekali menghadapi permasalahan. Oleh karena itu apabila melayani anak usia dini yang bermasalah guru BK atau konselor harus menerima anak apa adanya, memperlakukan anak dengan kasih sayang, tidak menuntut anak untuk menunjukkan perubahan perilaku dengan segara dan tidak memaksa anak untuk memenuhi keinginan guru.

Lebih jauh dengan kepribadian guru BK atau konselor yang sabar, penuh kasih sayang, ramah, penuh kehangatan, menghargai anak, pemaaf dan empati dapat memberikan nilai plus dalam keberhasilan pelayanan konseling untuk anak usia dini.

E. Kesimpulan

Berdasarkan pada uraian tersebut dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut;

1. Melalui program kerja yang kreatif dan aplikatif guru BK dapat diharapkan dapat memberikan motivasi kepada anak usia dini menjalani proses pembelajaran dalam suasana yang dinamis, kondusif dan kompetitif dalam rangka mengembangkan kemampuan kognitif, motorik, sosial dan spritual.

2. Melalui program pelayanan konseling untuk anak usia dini konselor dan guru BK dapat berdiskusi dengan orangtua dalam menghadapi dan menyelesaikan permasalahan anak, serta guru BK dan konselor dapat bekerjasama dengan guru PAUD dalam rangka memberikan permainan yang dapat mengembangkan kemampuan kognitif, sosial, spritual, motorik dan psikomotorik anak

(6)

F. Daftar Pustaka

Hartati, Sofia. 2005. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta

Mansur. 2005. Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam. Bandung: Pustaka Pelajar

Undang-undang Sisdiknas no. 20 tahun 2003

Surya, Mohammad. 2009. Peluang dan Tantangan Global Profesi Bimbingan dan Konseling. Makalah disampaikan dalam kuliah umum di UPI.

Referensi

Dokumen terkait

Scanned by CamScanner... Scanned

tersebut wilayah yang tidak layak dijadikan lokasi TPA yaitu berada di sebagian. besar Kecamatan Batang dan sebagian kecil daerah pesisir di

Misalnya, iri hati adalah sebuah emosi yang terjadi ketika Anda membenci seseorang karena memiliki sesuatu yang tidak Anda miliki tetapi sangat Anda inginkan,

Menciptakan sumber daya manusia yang berdaya saing, memiliki integritas dalam berbangsa dan bernegara, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berkompetensi tinggi

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c serta untuk melaksanakan ketentuan Pasal 36 ayat (2) Undang-Undang Nomor

Metode kelompok yaitu mengumpulkan individu atau orang dalam hal ini adalah petani pada suatu tempat tertentu untuk menyampaikan informasi atau memberikan penyuluhan, kelebihan

Tidak akan mungkin sebuah perusahaan dapat berjalan jika tidak ada pegawai yang mengoperasikannya, demikian juga dengan sekolah atau tempat kursus lainnya juga membutuhkan

EFEKTIVITAS TEKNIK PERMAINAN SPRACHBAUKASTEN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENGKONJUGASIKAN VERBA.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |